Cara seseorang agar bisa fokus kepada persiapan pernikahan dan juga tidak terganggu
oleh godaan-godaan sebelum menikah:
1. Harus mempersiapkan kondisi menjelang pernikahan untuk mengurangi interaksi
dengan orang-orang yang tidak diperlukan.
Misalnya, para mantan, ataulaki-lakiyang bukan mukhrim. Dengan tetap
memperluas interaksi ada peluang-peluang orang tertarik kepada Anda. Jadi,
kondisikan bahwa menjelang pernikahan itu justru Anda menyedikitkan
interaksi.Tidak banyak bergaul dengan orang-orang yang bisa jadi itu akan
menggoyahkan niatan Anda atau menggoyahkan keputusan Anda.
2. Tetap memantapkan tujuan pernikahannya.
Motivasi pernikahannya adalah bagian dari ibadah yang ikhlas dengannya,
bersyukur dengan pilihannya. Kemudian, berusaha menjaga interaksinya, adab-
adab interaksinya, dan prosesnya menuju pernikahan itu sesuai dengan tuntunan
Allah dan Rasulnya. Jangan sampai seperti orang-orang barat.Mereka punya pesta
para lajang, kemudian kadang-kadang menghabiskan waktu dengan mantannya,
karena nanti sudah tidak bisa lagi macam-macam ketika sudah menikah.Ini jauh
dari tuntunan-tuntunan yang diberikan oleh Allah.
Kalau orang Jawa punya tradisi pingitan, dimana perempuan yang akan
menikah tidak boleh kemana-mana, tidak boleh bergaul dengan
siapapun.Barangkali mereka punya filosofi bahwa dengan begitu bisa lebih fokus
pada persiapan pernikahannya. Mungkin jaman sekarangdianggap tidak tepat
kalau menerapkan model pingitan.
3. Mulai menjalin hubungan dengan orang-orang yang akan berhubungan dengan
Anda.
Berhubungandengan keluargan sendiri, keluarga calon suami atau calon istri
dengan tetap memperhatikan adab-adab interaksi antara laki-laki dan perempuan.
Diperbolehkan juga berinteraksi dengan calon pasangan hidup agar semakin
mengenal, tetapi tetap dalam koridor syar’i.Apa itu dalam koridor syar’i? Ketika
melakukan pembicaraan, tidak boleh membicarakan apa saja karena statusnya
belum suami istri. Ta’aruf bagus, tetapi ada hal-hal yang kemudian disimpan
didalam ta’aruf yaitu aib-aib masa lalu.Tidak boleh seseorang yang akan menikah
itu kemudian menceritakan apa-apa yang pernah dia lakukan, mungkin masa lalu
merupakan aib.Tidak boleh menceritakan siapa saja yang pernah bergaul dengan
dia atau pernah pacaran dengan dia. Itupun harus simpan.
Seperti yang saya sampaikan, kalau seseorang mungkin dimasa lalunya
pernah melakukan satu perbuatan yang buruk seperti hubungan pra nikah sampai
pada tingkat hubungan seksual,itu harus dia simpan dari calon pasangannya.
Kalau mereka bertanya-tanya,bagaimana nanti kalau calon saya tahu saya pernah
begini begitu. Anda harus yakin bahwa bagi seseorang yang telah bertaubat
taubatan nasuha kepada Allah, maka Allah akan menutup semua aib-
aibnya.Kalau, misalnya, ada seseorang yang akhirnya tahu,Anda tunjukan bahwa
anda telah berubah, anda telah menjadi pribadi baru, pribadi yang ingin
membersihkan diri, yang setia, yang memberikan cinta sepenuhnya, dan hidupnya
untuk keluarganya, maka itu pastilah menutup hal-hal telah lalu.
4. Menghindari godaan-godaan dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Tingkatkanlah ibadah dan banyak berdoa,insyaallah,semoga Allah jaga juga
hubungan atau proses yang baik itu.Sehingga sampai nanti ke jenjang pernikahan
dapat berjalan dengan mulus dan baik tanpa gangguan-gangguan pihak lain yang
tidak dikehendaki dan dijauhkan dari berbagai macam ujian atau bala cobaan.