Anda di halaman 1dari 4

GODAAN-GODAAN DI DALAM PERNIKAHAN

Oleh: Ustadzah Ida Nur Laila

Banyak ditemui situasi pertanyaan-pertanyaan atau keraguan-keraguan ketika


seseorang akan memasuki proses pernikahan. Calon pengantin laki-laki dan calon
pengantin perempuan, kemudian mereka bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apakah
memang dia adalah pasangan yang tepat untukku? Apakah dia adalah calon yang
tepat untukku? Semua itu terjadi karena datangnya godaan-godaan kepada calon
pengantin laki-laki dan calon pengantin perempuan.
Laki-laki yang akan menikah, menjelang pernikahannya, ada saja perempuan-
perempuan yang mendekat dan seseolah-olah memberikan perhatian kepada laki-laki
itu. Bahkan ada yang sampai menjelang akad nikahnya pun, perempuan-perempuan
ini terus saja mengejarnya dan membuat laki-laki ini berpikir serta membandingkan
antara perempuan yang datang dengan calon istrinya. Apakah dia lebih baik? Apakah
dia lebih cantik? Apakah dia lebih tepat? Itu pertanyaan-pertanyaan yang membuat
gelisah.
Demikian pula seorang perempuan, calon pengantin yang bahagiaakan nampak aura
kebahagiaannya, menjadikan dia lebih cantik danmenarik.Ternyata, itu justru
mengundang para laki-laki untuk tertarik padanya,menyatakan cinta kepadanya,
mengejar-ngejarnya, atau bahkan mantannya pun kembali dan mempertanyakannya.
Mungkinsaja, hal-haltersebutmembuat siperempuan timbul perasaan ragu-ragu.
Ketika seseorang memutuskan untuk menikah atau memilih pasangan hidupnya,
mungkiniaakanmendapatpertanyaan-pertanyaan dari beberapa orangterdekatnya, baik
oleh orangtuanya, saudaranya, maupuntemannya.Benar kamu mau memilih
dia?Yakin kamu mau menikah dengannya?Pertanyaan-pertanyaansepertiitumembuat
dia juga bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apakah tepat keputusanku untuk
menikah sekarang? Apakah tepat keputusanku untuk menikah dengan orang itu? Ini
adalah godaan-godaan, kalau dia tidak benar-benar yakin, dia bahkan bisa saja
memutuskan untuk berhenti, tidak melanjutkan.Kejadiansepertiini sangat mungkin
sekali terjadi dan banyak yang mengalaminya.
Ada seorang laki-laki yang mengaku tidak tau mengapa ketika dia memutuskan untuk
menikah, katanya, tiba-tiba saja malah banyak datang perempuan-perempuan yang
menarik hati.Kemarin-kemarin biasa saja dan kemudian menyatakan cintanya untuk
meningkatkan hubungan dan itu membuat dia kemudian berpikir apakah
tepat?Kemudian dia memutuskan dengan perempuan tertentu.
Jika memang sudah memutuskan untuk menikah, maka harus yakin dengan pilihan
yang telahdiambil. Walaupun,memang tidak ada kata terlambat, tapi kalau memang
keraguan itu begitu kuat datang kepada Anda, maka boleh saja membatalkan
pernikahan daripada sudah menikah kemudian membatalkannya. Ada juga yang
menyesal pada malam pertama, malam kedua dan seterusnya. Akan lebih baik jika
sudah memutuskan menerima pinangan maka terimalah pinangan itu.
Ada seorang teman yang menceritakan pengalaman yang cukup berkesan bagi saya,
teman saya ini,perempuan yang tergolong cantik, berasal dari keluarga yang mapan
dan berpendidikan. Kemudian, ketika dia dilamar oleh seorang laki-laki, yang
penampilannya biasa saja, wajahnya biasa saja, dari keluarga biasa saja, bahkan dia
belum lulus S1. Kemudian ibunya bertanya kepada teman saya ini,“Nduk, kamu
sudah yakin dengan pilihan kamu?” Ibusempat berpesan begini, “Sebelum kamu
memilihkan memutuskan menerima pinangan seseorang, bukalah matamu lebar-
lebar.Lihatlah orang-orang yang ada di sekitarmu, siapa yang kira-kira layak untuk
menjadi pendamping hidupmu, layak menjadi imammu. Jika kamu sudah
memutuskan menerima pinangan seseorang, maka tutuplah matamu dan anggaplah
bahwa pilihanmu itu adalah pilihan terbaik bahwa suamimu adalah yang paling
bagus, yang paling cakep, yang cocok untukmu dan jangan pernah melihat-lihat
kepada pihak-pihak yang lain, karena itu bisa menggoda hatimu.”
Ketika sudah memutuskan, pastikan bahwa Anda telah yakin dengan pilihan Anda
dan tidak mudah tergoda, karena godaan-godaan menjelang pernikahan itu datang
begitu gencarnya dan bisa menggoyahkan keyakinan Anda.

Cara seseorang agar bisa fokus kepada persiapan pernikahan dan juga tidak terganggu
oleh godaan-godaan sebelum menikah:
1. Harus mempersiapkan kondisi menjelang pernikahan untuk mengurangi interaksi
dengan orang-orang yang tidak diperlukan.
Misalnya, para mantan, ataulaki-lakiyang bukan mukhrim. Dengan tetap
memperluas interaksi ada peluang-peluang orang tertarik kepada Anda. Jadi,
kondisikan bahwa menjelang pernikahan itu justru Anda menyedikitkan
interaksi.Tidak banyak bergaul dengan orang-orang yang bisa jadi itu akan
menggoyahkan niatan Anda atau menggoyahkan keputusan Anda.
2. Tetap memantapkan tujuan pernikahannya.
Motivasi pernikahannya adalah bagian dari ibadah yang ikhlas dengannya,
bersyukur dengan pilihannya. Kemudian, berusaha menjaga interaksinya, adab-
adab interaksinya, dan prosesnya menuju pernikahan itu sesuai dengan tuntunan
Allah dan Rasulnya. Jangan sampai seperti orang-orang barat.Mereka punya pesta
para lajang, kemudian kadang-kadang menghabiskan waktu dengan mantannya,
karena nanti sudah tidak bisa lagi macam-macam ketika sudah menikah.Ini jauh
dari tuntunan-tuntunan yang diberikan oleh Allah.
Kalau orang Jawa punya tradisi pingitan, dimana perempuan yang akan
menikah tidak boleh kemana-mana, tidak boleh bergaul dengan
siapapun.Barangkali mereka punya filosofi bahwa dengan begitu bisa lebih fokus
pada persiapan pernikahannya. Mungkin jaman sekarangdianggap tidak tepat
kalau menerapkan model pingitan.
3. Mulai menjalin hubungan dengan orang-orang yang akan berhubungan dengan
Anda.
Berhubungandengan keluargan sendiri, keluarga calon suami atau calon istri
dengan tetap memperhatikan adab-adab interaksi antara laki-laki dan perempuan.
Diperbolehkan juga berinteraksi dengan calon pasangan hidup agar semakin
mengenal, tetapi tetap dalam koridor syar’i.Apa itu dalam koridor syar’i? Ketika
melakukan pembicaraan, tidak boleh membicarakan apa saja karena statusnya
belum suami istri. Ta’aruf bagus, tetapi ada hal-hal yang kemudian disimpan
didalam ta’aruf yaitu aib-aib masa lalu.Tidak boleh seseorang yang akan menikah
itu kemudian menceritakan apa-apa yang pernah dia lakukan, mungkin masa lalu
merupakan aib.Tidak boleh menceritakan siapa saja yang pernah bergaul dengan
dia atau pernah pacaran dengan dia. Itupun harus simpan.
Seperti yang saya sampaikan, kalau seseorang mungkin dimasa lalunya
pernah melakukan satu perbuatan yang buruk seperti hubungan pra nikah sampai
pada tingkat hubungan seksual,itu harus dia simpan dari calon pasangannya.
Kalau mereka bertanya-tanya,bagaimana nanti kalau calon saya tahu saya pernah
begini begitu. Anda harus yakin bahwa bagi seseorang yang telah bertaubat
taubatan nasuha kepada Allah, maka Allah akan menutup semua aib-
aibnya.Kalau, misalnya, ada seseorang yang akhirnya tahu,Anda tunjukan bahwa
anda telah berubah, anda telah menjadi pribadi baru, pribadi yang ingin
membersihkan diri, yang setia, yang memberikan cinta sepenuhnya, dan hidupnya
untuk keluarganya, maka itu pastilah menutup hal-hal telah lalu.
4. Menghindari godaan-godaan dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Tingkatkanlah ibadah dan banyak berdoa,insyaallah,semoga Allah jaga juga
hubungan atau proses yang baik itu.Sehingga sampai nanti ke jenjang pernikahan
dapat berjalan dengan mulus dan baik tanpa gangguan-gangguan pihak lain yang
tidak dikehendaki dan dijauhkan dari berbagai macam ujian atau bala cobaan.

Anda mungkin juga menyukai