Anda di halaman 1dari 3

Jodoh Adalah Cerminan Diri

Oleh : Lila Adelia Anam Sari

Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabaraakatu

Sebagai hamba Allah yang beriman marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan kekuatan kesehatan lahir dan batin kepada kita semua, sehingga kita dapat
berkumpul di tempat ini dalam rangka menghambakan diri kepada Allah SWT. Shalawat dan salam
tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita nabi Allah Muhammad SAW yang telah mengantarkan
umat manusia dari peradaban hidup yang jahiliyah menuju pada peradaban hidup islamiyah yang penuh
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan pada saat ini. Semoga kita
semua termasuk hambanya yang taat, yang berhak mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak.
Perkenankanlah saya pada kesempatan ini untuk menyampaikan topik yang berjudul jodoh adalah
cerminan diri.

Ada kalanya seseorang yang datang di kehidupan kita adalah sebuah ujian bagi diri kita dan
mungkin menjadi sejarah yang tak pernah terlupakan. Bahasanya disebut dengan ‘pacaran’. Akan tetapi
bukan itu yang menjadi pokok dalam mencari jodoh. Sama halnya dengan lawan jenis yang terkadang
pernah singgah di hati kita walaupun kita tidak bisa mengatakannya kalau hanya sekedar memadu kasih
tanpa ikatan suci pernikahan. Tak sedikit juga, lawan jenis yang kita sukai membuat sebuah ‘rasa yang
manis’ yang sesekali muncul di dalam kehidupan kita. Sebagian lawan jenis yang kita temui da n yang
kita sempat memiliki, hanyalah gambaran pasangan hidup yang nantinya kita akan memiliki salah
satunya. Tidak peduli berapa banyak lawan jenis yang kita sukai, namun hanya sedikit pasangan yang
serius untuk menikah yang pada akhirnya membangun rumah tangga. Mencari jodoh bukan ajang untuk
coba-coba atau perlombaan bergengsi.Mungkin ada banyak orang yang mencari pasangan dengan
berpacaran agar dapat menemukan pasangan yang pas bagi dirinya. Salah satu alasannya adalah saling
menyukai satu sama lain. Tapi efek dari pacaran akan menimbulkan kecanduan dan rasa tidak kepada
pasangan di kemudian hari. Pada kenyataannya, banyak pasangan yang memilih metode pacaran namun
gagal pada akhirnya. Rasa yang tertinggal hanya kekecewaan dan berharap semuanya tidak pernah
terjadi. Kerap kali pacaran hanya mempertemukan bukan untuk mempersatukan. Tak sedikit mereka
yang berpacaran berakhir diantaranya menjadi tamu diacara pernikahan masing-masing. Maka dari itu
marilah kita belajar untuk menjadi orang yang selalu menjaga diri agar menjadi orang yang lebih baik
dari orang-orang yang pernah hadir di hidup kita. Buatlah dirimu pantas dinikahi bukan untuk dipacari.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an :

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang
dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”[QS.An-Nisaa:1]

Kebayaakan remaja sekarang sudah kelewat gaul sehingga hilang rasa malunya. Ada orang tua
yang kurang membekali nilai-nilai agama, sopan santun, cara menilai teman yang harus dijadikan teman
atau dijauhi dan pengendalian diri anak-anaknya sewaktu kecil. Padahal orang tua harus berbagi
pengalaman hidupnya untuk pembelajaran bagi masa depan anaknya.

Banyak yang bilang fisik itu lebih utama dalam mencari jodoh. Tapi tidak bagi orang-orang
yang sudah menemukan jodohnya lalu segera menikah. Meskipun belum menikah tapi belajarlah dari
pengalaman orang lain yang sudah menikah dan mempunyai keluarga, Jangan sampai kita terjebak
dalam hal sulit dalam membangun rumah tangga.Mereka yang pernah pacaran lama atau sering berganti
pasangan kemudian pasanagn tersebut menikah, terkadang akan lebih banyak ‘acuh’ terhadap pasangan
ketimbangan mereka yang memulai hubungan hanya sebentar atau ta’aruf dan langsung segera
menikah. Akan terasa bedanya yang pacaran lama dibandingan pasangan yang langsung menikah karna
niat untuk menjadi pasangan yang baik di mata Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka istilah yang pas
adalah “Nikah Dulu Baru Pacaran”.

Banyak waktu berharga yang akan terbuang atau terlewat sia-sia hanya untuk mendapatkan
pasangan terbaik tapi justru kita berhubungan dengan orang yang salah hanya karna terbawa perasaan
suka. Alangka baiknya, semua waktu yang akan digunakan untuk berpacaran diberikan kepada jodoh
yang ditakdirkan untuk kita memilikinya sepanjang hidup kita. Bila sudah terjadi anggaplah itu suatu
pembelajaran agar kita tidak mengulangi kesalahan yang mungkin bisa fatal di kemudian hari. Pokok
utama mencari jodoh yang baik adalah mempersiapkan diri jauh lebih baik dari orang-orang yang ada
disekitar kita. Dalam hidup ini kita tidak diminta berlebihan dalam hal berhubungan kecuali dengan
pasangan hidup kita yang sah dimata Allah SWT dan keluarga kita.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an :

“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik
adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang
baik untuk wanita yang baik.”[Qs. An Nur:26]

Seharusnya bila jodoh kita belum begitu jelas ada baiknya kita mengontrol diri kita dengan
mengisi hal-hal yang positif mengigqt waktu yang begitu singkatnya hidup kita di dunia. Aktivitas bisa
dilakukan seperti memperbanyak membaca dan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an serta memahami
maknanya. Perbanyak melatih kemampuan diri yang mungkin bisa menghasiakan karya yang berharga.
Daripada kita hanya mencari pasangan hanya untuk main-main saja. Dalam memilih jodoh, yang dicari
buka persamaan tapi perbedaan untuk saling melengkapi satu sama lain. Bila sudah memiliki jodoh dan
sudah siap lahir serta batin maka segeralah menikah agar tidak terjadi fitnah bagi keduanya.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Apabila datang kepada kalian siapa yang kalian ridhai akhlak dan agama nya, maka
nikahkanlah ia. Jika tidak kalian lakukan, niscaya akan menjadi fitnah dan muka bumi dan kerusakan
yang luas.”[HR. Al-Hakim]

Dalam memilih pasangan, pililah karna agamanya terlebih dahulu, kemudian ibadahnya dan
akhlaknya. Biarlah kita tidak pacaran, tapi kita bisa menjaga diri kita dari hal yang tidak baik serta .
ibadah kita semakin meningkat, Pacaran banyak menimbulkan keburukan dan hanya penyesalan yang
akan terus menghantui kita setiap saat.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Wanita dinikahi karena empat perkara. Pertama hartanya, kedua kedudukan statusnya,
ketiga karena kecantikannya dan keempat karena agamanya. Maka carilah wanita yang beragama
(islam) engkau akan beruntung.”[HR.Bukhori, Muslim, Al-Nasa’i, Abu Dawud Ibn Majah Ahmad Ibn
Hanbal, dan al-Darimi]

Yakinlah bila saatnya tiba jodoh kita tidak akan pernah tertukar dan jodoh kita adalah pilihan
yang terbaik dari Allah SWT. Hal yang pasti adalah jodoh kita tidak jauh beda dari diri kita sendiri.
Perbaiki kesalahan-kesalahan kita dan banyak menebar senyum kepada orang lain. Mendekatlah kepada
yang menciptakan diri kita dan jodoh kita yang paling terbaik dan Maha Terbaik yaitu Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Inn syaa Allah jodoh yang kita nanti, akan mengahapiri kita tanpa kita sadari.

Demikian ceramah agama yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dan
kurangnya mohon dimaafkan, yang benar datangnya dari Allah SWT Yang Maha Benar, dan yang
salah, khilaf, atau keliru itu datangnya dari saya pribadi sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput
dari salah, khilaf dan dosa.

Wasalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai