B. Materi
Ta'aruf itu berasal dari kata Raf. Raf itu adalah Nama
sebuah bukit di akhirat kelak. Karena nanti kalo kita di akhirat,
setelah Allah timbang amal Ibadah kita semua, ternyata amal
baik dan amal buruk seimbang maka Allah akan letakkan antum
semua di sebuh bukit, Namanya Bukit Raf. Jadi di atas itu antum
akan menunggu sampai penghisaban selesai. 1 hari bisa 1000
tahun lamanya kita menunggu. Di atas bukit itu antum akan bias
melihat orang-orang yang masuk ke dalam neraka karena
bukitnya tinggi dan antum juga bias melihat orang-orang yang
masuk kedalam surga. Ketika melihat orang yang masuk ke
dalam neraka antum itu merasa sangat ketakutan, lalu antum
berdoa kepada Allah agar untuk tidak masuk ke dalam neraka
tersebut, dan antum kelak akan bias masuk ke dalam surga itu
karena kasih sayang Allah. Kita harus menunggu saat itu tiba.
Sampai hari penghisaban selesai.
Di dalam Al-Quran itu ada surah yang Namanya A’Raf
setelah QS. Al An’nam dan sebelum QS. Al Anfal. Jumlah ayat A’Raf
ada 206 dan memiliki arti Tempat Tinggi.
Tadi asal katanya adalah Raf, jamkanya di sebut dengan
A’Raf, kalo di tambahkan huruf ‘TA’ di depannya itu merujuk
kepada sesuatu yang serius. Untuk para perempuan jangan mau
menerima lelaki kalo dia tidak serius kepada antuna.
Ta’aruf itu menunjukkan suatu tindakan yang sungguh-
sungguh dan serius dalam mendekati perempuan namun tetap
dalam koridor yang di benarkan oleh agama dan syariat islam.
Bagaimana tata cara taaruf yang baik dan benar itu?
Ta’aruf yang benar itu adalah langsung ke ayahnya. Sebab, selain
beliau adalah walinya dari si perempuan tersebut, beliau atau
ayahnya lah yang di anggap paling mengetahui semua tentang
anak perempuannya. Jadi kalau mau tanya apapun silahkan
langsung ke ayahnya. Aktivitas dia sehari-hari, perangai
buruknya, perangai baiknya, supaya jadi penilaian dalam
melamar dia kelak.
Ada kasus yang pernah kita temui dulu, seorang laki-laki
ingin melamar perempuan, mereka sudah saling mengenal satu
sama lain, si laki-laki ingin bertemu dengan ayahnya langsung
guna taaruf, tapi yang anehnya perempuan malah mengarahkan
si laki-laki kepada guru ngajinya. Ini keliru.
Kenapa harus melewati guru ngaji lagi kalau memang sudah mau
bertemu dengan orang tua nya? Jadi besok kalau kalian nih
perempuan ada yang mau melamar, dan sudah tahu satu sama
lain, katakan ‘Silahkan temui Ayah saya’. Jangan ketika dia mau
bertemu ayah kalian di rumah, kalian malah mengarahkan
kepada guru mengaji kalian.
Terus ada yang menggunakan CV apakah benar? Benar,
ini taaruf versi tingkatan ke 2. Mengapa harus menggunakan CV?
karena untuk mengetahui lebih detail tentang calon yang ingin
di nikahi. Biasanya isi cv tersebut mengenai kesehariannya
seperti hobby, sifat baik dan buruknya, riwayat penyakit dllnya
dianggap penting. Taaruf versi ini rawan, karena tidak adanya
pendamping satu sama lain mengharuskan mereka
berkomunikasi satu sama lain. Andai taarufnya berlanjut dan
satu sama lain sudah saling suka dllnya, biasanya mereka akan
rutin chat satu dan lainnya, sebagai dalih untuk menanyakan
keperluan selanjutnya yang mau dikerjakan dalam proses ini.
Memang di perbolehkan karena itu penting tapi jika seseorang
sudah saling suka akan lawan jenisnya biasanya aka nada
kecenderungan ingin rasanya WA terus menerus dengan
pasangannya. Dan yang namanya penyertaan biodata cv tidak
boleh ada yang di sembunyikan. JIka memang ada penyertaan
yang tidak baik bisa di sertakan di dalam cv tersebut. Ini berlaku
untuk keduanya yaa.
Kemudian ada taaruf versi ke 3 yaitu biasanya melaui
perantara. Bisa salah satunya perantaranya guru mengaji. Jadi
nanti antar guru mengaji si laki-laki denga guru mengaji si
perempuan akan saling memberi tahu bahwa anak murid nya ada
rasa ktertarikan satu sama lain, baru setelah itu murid membuat
cv untuk di serahkan kepada masing-masing perantara dan ini
banyak yang keliru. Semisal ada laki-laki mau kenalan dengan
perempuan A atau perempuan B, sebelum dia lapor sama gurunya
dia sudah menghubungi mereka, dia katakan ukhty bolehkah ana
taaruf sama anti? nanti guru ngaji ana yang jadi perantara. Nah
ini yang salah besar. Harusnya yang benar itu, si perempuan tidak
boleh di hubungi oleh laki-laki jika mau mengenakan perantara,
tinggal datangi ustad antum, antum katakan ustad saya ada
perasaan sama si fulanah antum tunjuk orangnya, bisakah ustad
bantu ana utnuk taaruf dengan dia? Nanti ustad antum akan
menghubungi guru ngaji si perempuan untuk menyampaikan niat
baik murid nya tadi.
Jadi kalo seandainya guru agamanya tahu tata caranya.
Antum semisal sudah menghubungi perempuan tadi dia ngga
akan mau meneruskan proses tersebut karena itu dia anggap
antum sudah berhubungan dengan akhwatnya, ini yang banyak
di salah pahami orang-orang tentang tata caranya. Kalo masalah
cv itu hanya secara global saja, tidak perlu spesifik di tulis di
sana nanti setelah keduanya klop antum lanjut ke proses kedua,
antum akan di pertemukan oleh guru agama antum masing-
masing tentunya antum tidak sendiri nanti, di damping mereka,
barulah disitu antum bebas bertanya apapun sama calon
pasangan antum termasuk hal-hal yang spesifik.
Setelah proses taaruf berjalan lancar, kedua nya sudah
klop dan sepakat untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya
maka kita masuk dalam proses khitbah. Tapi sebelum itu andai
keduanya tidak melanjutkan taaruf satu dengan yang lainnya
maka antara laki-laki dan perempuan harus menyimpan rahasia
mereka satu sama lain. Dan jalani kehidupan masing-masing
seperti biasa.
Kita masuk ke proses khitbah atau melamar. Banyak
kelurga perempuan itu salah tanggap dengan kedatangan laki-
laki yang bertanya tentang anak perempua mereka, mereka kira
itu sudah masuk dalam proses melamar, padahal masih proses
perkenalan. Dan si laki-laki juga memberi tahu kedatangan dia
kesana untuk berkenalan dengan anak perempuan mereka
sehingga terjadi miss komunikasi di sini. Yang laki-laki
menganggap kedatangan di situ belum dalam rangka melamar.
Kalo Cuma sebatas kenalan sama pihak keluarha kalian maka
jangan baper terlebih dahulu. Dan untuk laki-laki di tegaskan
untuk maksud kedatangannya, jangan nanti perempuan berharpa
banyak sama antum.
Dalam proses melamar, si laki-laki jika datang ke rumah
calon istri maka jangan sendirian, minimal mengajak ayah antum,
karena kedatangan laki-laki sendiri ke rumah perempuan walau
niatnya benar mau melamar tapi sulit di percaya sama keluarga
perempuan, tapi kalau antum bawa kedua orang tua, In syaa
Allah mereka akan percaya sama niat antum. Di dalam proses
melamar itu menentukan hari H nya mau kapan, bulannya apa
nikahnya. Dan sebaiknya setelah acara lamaran itu rentang
waktu untuk akad nikahnya tidak lama-lama. Paling cepat besok
setelah melamar, paling lama 3 bulan. Dan biasanya pasangan
yang hendak menkah itu godaan setannya sudah sangat kuat.
Contohnya ah sudah melamar juga jadi kalo japri dia tidak apa-
apa lah yaa kan dia akan jadi istri ku, pas masuk wa mulai
perempuan bergumam balas saja kali yaaa? Kan dia akan jadi
suami ku juga kelak. Dan di sini banyak yang gagal. Gagal di sini
maksudnya gagal mempertahankan kemurnian taarufnya
sehingga keberkahan itu sudah berkurang. Makanya untuk
pasangan pasca menikah itu hendaknya tidak boleh berlama-
lama menjelang akad, godaan lainnya biasanya datang dari masa
lalu pasangan masing-masing. Nanti sudah di lamar eh laki-laki
yang pernah di suka tiba-tiba wa niat mau melamar juga lalu
yang laki-laki, wanita yang dulu di sukainya juga datang
mendekati kembali menggoda imannya itu akan terus berlanjut
sampai kalian akad nikah. Karena apa? itu semua godaan setan,
setan tidak suka kalau anak Adam yang menikah. Karena
menikah itu ibadah, setan tidak suka melihat orang ibadah. Itu
semua godaan saja, semua akan hilang dengan sendirinya kalo
kalian sampai pada titik akad nikah. Dan orang yang sudah di
lamar, wanita yang sudah dilamar, tidak boleh di lamar oleh laki-
laki lain karena itu sama seperti mengambil haq saudara seiman
dia.
Setelah proses khitbah selesai, masuklah proses akad
nikah. Akad nikah itu ada 3 cara menjawabnya. Semisal Ayah nya
mengatakan Sodara Fulan, saya nikahkan engkau dengan anak
gadis saya yang bernama Fulanah binti fulan dengan mas kawin
kalung emas seberat 25 gram di bayar tunai. Cara menjawab nya:
Pertama: Saya Terima. Itu SAH. Karena si Ayah sudah
mengakadkan anak nya tadi dengan Rinci. Maka tugas laki-laki
tinggal menerima saja.
Kedua: Saya Terima Nikah dan Kawinnya Fulanah binti fulan
dengan mas kawin tersebut di bayar tunai. Ini jg SAH.
Ketiga: Seperti yang kedua. Cuma mas kawin nya di rincikan
dengan jelas. Ini juga SAH.
4. Nah ustadz kan bnyak nih ya kalo misal orang tua nih anak
nya udah tunangan trus di ajak jalan-jalan lah pergi berdua
di bilang-bilangnya lah kan udah tunangan gpp toh nanti bkl
nikah juga kan bnyk tuhh di masyarakat kek gitu gmna cara
nyikapin nya, dan soal mahar jika si suami ksih mahar
seperangkat alat sholat trus si istri tidak sholat
menggunakan pemberian suami ia lbih memilih mukenah
sendiri apakah itu termsuk dosa atau tdk?
Jawaban: Ya antuna jangan seperti itu kedepannya, karena
antuna tau itu salah. Maka jangan di lakukan. Itu sebab nya
jarak antara lamaran dgn akad nikah jangan terlalu lama.
Krna ini lah yg d takutkan.
Trus hukum mahar seperangkat Alat sholat. Maka itu sdh
menjadi tanggung jawab suami untuk bisa mengajarkan
shalat kepada Istrinya. Andai tidak bisa maka dosa. Jd
seperangkat alat shalat itu jangan di jadikan mahar, di
jadikan seserahan saja.
FOLLOW ME:
Instagram: thehuhangers
Facebook: Huha Huhangers
Twitter: @huhangers
Email: thehuhangers@gmail.com