Anda di halaman 1dari 4

Bismillahirrahmanirahim

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Heru Armansyah.

Kita mulai dari mana ya tulisan ini, ana juga bingung wkwk dari sini ajalah kali ya,maaf nih sebelumny
kalau ana nambah – nambah bahan literasi antum, tapi tak apalah manatau antum pun gabut gada
bacaan yakan ini aja baca eitss tapi jangan sampai senyum-senyum sendiri ya,ana lihat antum nih
hehe, afwan juga nih kalau ini tidak sesuai dengan ketetapan dalam mengumpulkan tugas yang
selalu diarahkan oleh dosen karna sekarang ana ngumpul tugas nya ke antum bukan ke dosen kok,
jadi jangan kasih ana nilai E yaa wkwkw

Gak terasa ya akh, ana juga ga nyangka kita bisa sedekat ini,setelah ana lihat-lihat lagi ternyata kita
udah lama berteman di facebook sampai akhirnya Instagram ana story nya antum, buka status wa
juga ada antum, lihat di kartu keluarga pun nama antum paling atas haha eh (aminkan aja ),
sehausnya tulisan ini sampai ke antum tadi malam, qadarullah nya harus memang sedikit lebih
bersabar karna data yang ana tulis ketimpa dengan nama file yang baru jadi alhasil buyar la
semuanya , saat itu pukul 02.00 dah mau pagi akhirnya ana tidur deh.

Saat ana memutuskan untuk bahas ini berarti ana sudah menganggap pembahasan kita sudah jauh
jadi agak disimak dengan bersama ehh seksama maksudnya, mungkin ini terlalu cepat bagi antum
tapi ana rasa ini sudah bisa dibuka pembahasan kita, karna kita sudah faham orang yang biasanya
berada di ranah tarbiyah itu dalam membahas masalah-masalah begini pasti udah sensitif dan
tentunya sudah bukan Bahasan yang sekedar gurauan.

Entah perasaan apa yang membawa ana untuk akhirnya buat hal macam ini,meskipun antum orang
baru di hidup ana tapi InsyaAllah ana sudah merasa yakin dan antum layak untuk mengetahui ini jika
memang ingin melanjutkan dan terus memperjuangkan hati antum untuk seseorang tapi ntah
siapapun ana gatau lah nanti ana cek google dulu siapa jodoh si heru hihi,si heru anak denai haha
kapan lah datang jodohnya la ya, denai laika pulang manabuih janji kayak gitu kan lirik nya,haha ana
tau, sedikit banyak nya ana tau lagu minang, karna memang murid les ana semua orang minang dah
faham la gimana logatnya, cemana udah capek bacanya? Antum aja capek konon lagi ana yang
ngetik ya ahha, TOLONG RAHASIAKAN SURAT INI YA,KALAU SIAP BACA LANGSUNG HAPUS JUGA
NDAK APA APA.

Ayokla kita bahas aja ya ana dah ngantuk nih, tapi dari tadi diajak muter dulu,yok kita
fokus,sebelumnya ana terimakasih dan sangat menghargai niat baik antum untuk mau memulai
percakapan deluan, walaupun sebenernya nih ana masih kurang faham sebenarnya apa tujuan
antum nge chat ana, ntahnya cuman kesepian kan, atau pada akhirnya si heru hanya sekedar
singgaha bukan sungguh dah tinggal ana duduk manis makan ayam semur, wkwkw btw ini ana gak
copas ya kalau antum rendang ana semur nya jadi beda hihi,

Mungkin kita tau dan kita sama-sama butuh yang nama nya tarbiyah, ana ingin mencari orang
tarbiyah itu karna agar bisa sama sama faham ada lingkaran cinta yang harus kita sambangi setiap
pekan,maka niat ana itu agar semua bisa dipermudah, karna tak semua orang punya pemikiran
seperti kita ini kan? Ana tak mau hal-hal yang ana anggap penting malah jadi asbab pertengkaran di
kemudian hari.
Masalah pengharapan, sejatinya bukan ke antum akh,tapi ini lebih ke ana,ana sudah faham betul,
mungkin semua orang mempunya umur yang berbeda bahkan lebih tua tetapi tak lantas membuat
dia layak disebut sebagai orang yang dewasa,itu semua tergantung cara fikir dan sikap nya dalam
menentukan sesuatu, bagaimana ia berlapang dada ketika apa yang diharahapkannya tak sesuai
dengan kenyataan, ini juga bukan pertama kalinya orang datang ke ana, jujur ini ana tulis juga guna
dalam meyakinkan niat antum lagi dalam menentukan pilihan dan tujuan antum kedepannya, sedikit
banyaknya ana rasa antum sudah harus mengetahui ana jika dalam ranah yang kita bahas juga
mengenai satu visi dan misi yang sama, pada dasarnya ana tidaklah sebaik apa yang antum lihat, se
harum apa yang natum dengar juga tak seindah apa yang antum lihat,sesungguhnya begitu besar
bangkai dosa yang sedang ana tutupi sendiri, begitu banyak keburukan yang sedang ana sembnyikan
dari antum maka antum harus berfikir kembali tentang niat antum, yang di tarbiyah juga bukan
hanya ana, banyak yang lebih layak dari ana untuk membersamai antum, ana tak pernah
menghalangi siapapun yang hendak berniat baik dalam hidup ana, tapi yang penting yang
menentukan keputusan itu pastilah ana seorang,ana faham betul apa yang sedang antum usahakan,
apa yang sedang antum cemaskan,apa yang antum mau, dan apa yang antum harapkan, dulu
sebelum antum pernah datang orang yang mendekati ana,untuk ranah aktivis juga bukan sekedar
kampus semata bahkan sudah kota medan,PUI,JPRMI, Guru tahfidz,imam masjid,khatib semua
sudah disambangi,beliau juga seorang anak perantauan dan dalam finansial serta tanggungjawab
bahkan kalau di fikir-fikir dia juga sudah bertemu dengan umi ana dengan pembahasan yang
mungkin bukan sekedar saja, dan saat ini beliau sedang S2, tapi inilah memang Allah ingin buka lebar
mata ana bahwa gelar dan harta tak ada nilainya dengan hidayah yang Allah berikan,famoes dan
gelar yang mungkin saja sudah membuat siapapun berbangga hati tetapi disitu tidak Allah berikan
rasa nikmat saat takut kepada Allah, intinya bukan itu yang ingin ana sampaikan tapi itulah hakikat
dari berharap pada manusia ‘’SAKIT’’.

Dulu nya ana juga berharap kalau bisa dapat suami yang jauh di atas ana agar tujuan dapat bisa
membimbing ana, ana takut jika sebaya masa emosional dan sifat tak mau saling mengalah itu
menjadi asbab tidak harmonisnya suatu rumah tangga,tetapi ana terlalu banyak me request ke Allah
sementara ana bukan hambanya yang baik, apa salahnya jika umur yang sebaya atau dia mungkin
berada tak jauh dari umur ana, mempunyai akhlak yang bagus,tidak emosian dan dapat
membimbing ana menjadi lebih baik why not? Tapi yang ini agak ana tekankan , ana kalau bisa dapat
orang yang tidak mengemban amanah di mana pun, ana ataupun antum sendiri juga sudah
faham,sejauh ini ana faham betul treck record seorang aktivis gimana ,ana tak ingin dia terlalu
banyak tanggungjawab setelah keluaga nya sendiri, tanggung jawab dia kepada orangtuanya,ana tak
mau dia menanggung tanggung jawab atas apa yang telah dia sampaikan kepada banyak orang
tetapi tak amalkan dalam kehidupannya, ana juga tak mau ini menjadi asbab dia dalam
membenarkan agar dapat ber interaksi dengan lawan jenisnya, cukupah ia yang bertanggungjwab
pada keluarganya dan pada orang tuanya, dan terhadap lingkaran halaqoh nya saja, gimana sejauh
ini sudah mulai tergambar la ya gimana kira-kira nya ? jangan pening ini bukan soal yang harus
diselesaikan kok wkwkw,gimana perasaan antum sekarang? Ceilahhh yang lagi mikir awas stress lo
haha, tapi ingat aja kalau sekedar hanya untuk mendapatkan orang yang tarbiyah pasti gampang
antum cari, yang sulit itu adalah bertahan pada satu pilihan atas kesadaran sepenuh hati dan tanpa
dorongan siapa pun,kalau hari ini antum menganggap chat kita berlebihan maka ana harus
menyampaikan bahwa seharusnya kita tidak dulu membahas hal ini dan itu, antum takut berharap
pada yang tak pasti padahal sejujurnya kita lah yang sedang bangun harapan itu sendiri, kita saling
memberi perthatian bersendra gurau, membahas ilmu bersama-sama tanpa antum tau kita sedang
bersama-sama membangun bukit harapan yang sedang kita tunggu untuk roboh, ana tak ingin jika
melihatmu bersedih kemudian hari…..
Heru Armansyah……

Antum takut pada Allah, begitu pun ana, jujur sebenarnya sikap ana bukan seperti ini kepada siapa
pun,ana rasa sikap ana ke antum sedikit berbeda dari yang lain,biasanya ana tak pernah pala
merespon terlalu jauh chat-chat yang gada gunanya, disini dalam artian gada guna itu ya ketika
anatara ana dan dia gadak kepentingan apa pun, bahasan yang menurut ana gak penting, dan
biasanya ana dapat membatas orang yang datang ke ana secara cepat ini gatau kenapa hari ini baru
bisa, dan itupun dengan penyampaian yang seperti ini, ana tak mau mengharapterlalu jauh ke
depan, antum juga tak bisa menentukan hati antum ke siapa, ana tau antum diposisi mau tapi tak
mampu, yaa sama di posisi ana yang memang begini, kaka ana sekarang kepala rumah tangga di
rumah ini, dia yang membiayai kami semua, dulu umi ana itu jika harus pergi liqo dan kegiatan baik
lainnya harus sembunyi-sembunyi sebab itu ana tak ,mau salah pilih suami,diposisi merindukan
seorang ayah tapi tak mampu dihalang keadaan, sama sperti antum ingin tapi masih harus terhalang
berbagai factor,harapan ana antum harus tetap semangat, jadi kalau untuk masalah luan nikah ana
juga gatau, rasanya ana menjadi orang yang egois jika harus melangkahi kakak ana yang berfikir
keras untuk membiyayai kami disini, ana dan kaka kana juga sanag berbda jauh, kalau kaka kana
pemikiran intelek, sering mc berbagai acara dulu di kampus nya, famoes,dan pandai dalam hampir
segala hal, sedangkan ana, terkadang ana lemot, suka overthinking, susah mengerti maksud
seseorang, ini juga harus antum pertimbangkan, masih ada niat baik antaum ingin menyampaikan
itu, fikirkan lagi betul-betul.

Antum ini orang baik, baik banget malahan, kunci nya sudah dapat ana kemarin kalau yang antum
bilang itu bener jika antum sudah siap secara finansial,jasmani dan rohani antum akan datang untuk
itu,semoga Allah tetapkan pilihan antum dan di istiqamahkan, itu intinya, ana tak ingin menjadi
beban antumm, ana tak ingin menjadi ujian untuk antum dalam naik tingkat keimanan, ana ndak
mau kehadiran ana menjadi asbab futur nya antum, ana tak mau sedikit noda hitam yang ada di hati
antum kian hari kian membesar dan mengalahkan kebaikan antum, jangan bilang tidak mungkin
sebab syaitan dapat menggoda kita dengan cara yang paling halus sekaliapun,ana ndak mau antum
jadi berdosa gara-gara ana, mohon sangat ya maafkannn ana, Allah itu maha hebat sekejap saja
Allah dapat membalikkan hati antum,ana gamau antum terganggu gara-gara menungu yang belum
pasti dalam saat ini, apa yang mau antum inginkan InsyaAllah ana dengarkan dan kalau bisa ana
lakukan ana lakukan kok, setelah kkn bisa saja antum memberikan kode y ajika memang hati antum
masih terjaga,kalau setelah ini banyak akhwat yang membuat antum lupa sama ana ndak apa, asal
jangan ana yang menjadi cobaan antum dalah ber hijrah sebab ana juga tak kuat menahan
akibatnya,maka dari itu tetap semangat di jalan ini, jika punya niat yang baik, jalankan pula dengan
niat yang baik Semoga Allah lihat usaha antum dan kemudian Allah mudahlan semuanya,…

Terimakasih sudah mengubah beberapa minggu ini menjadi lebih manis,bantulah ana dalam
mewujudkan cinta yang suci, cinta yang indah , dengan sederet kisah yang agung bahwa meemilih
untuk sedikit lebih terluka di jalan kebaikan dan doa yang selalu dimunajatkan hingga perjuangan
yang dilalui dengan ikhlas hingga mencapai nestapa kebahagiaan……

Anda mungkin juga menyukai