Anda di halaman 1dari 4

Judul : Kehangatan yang sirna

Nama : Ari Ratna Sari


“Sekecil apapun perhatian dan kasih sayang yang orang tua berikan untuk anak adalah
hal yang sangat berharga”
Dibelahan dunia manapun yang pertama anak cari adalah kehangatan dalam keluarga,
jika tidak ditemukan itu dalam keluarga Ia akan mencarinya keluar. Ya, seperti yang
Aku alami.
Namaku Sara. Aku terlahir didalam keluarga sederhana dan berkecukupan, yang terlihat
oleh banyak orang Kami adalah keluarga yang bisa dibilang sempurna. Namun
sebenarnya yang terjadi didalam tidak seperti yang mereka lihat, yang Aku rasakan
disini seperti awan mendung sebelum waktunya. Mungkin dari fisik aku terlihat kuat,
tapi sebenarnya aku rapuh.
Ayah dan Ibu keduanya alhamdulillah masih diberikan kesehatan sampai saat ini.
Namun sejak kecil Aku tidak pernah bisa merasakan kasih sayang dari mereka, entah
mengapa dan kenapa. Apa mungkin? karena watak keras kepala Ayahku dan sifat cuek
dari Ibuku yang membuat aku tidak bisa merasakan kehangatan dalam keluarga. Ayahku
yang sering melarang Ku untuk tidak melakukan apa yang menjadi keinginanku karena
menurutnya itu tidak baik. Dan lebih memaksakan kehendaknya yang harus dilakukan,
padahal Aku sama sekali tidak nyaman dengan ha itu. Jika tidak dituruti, Ayahku akan
memarahiku hingga aku melakukan apa yang Ia inginkan. Mulai dari saat itulah Aku
menjadi orang yang pendiam, tidak banyak interaksi, gampang insecure. Tapi seiring
waktu berlalu dengan perlahan Aku mulai bisa berinteraksi lagi dengan orang-orang
disekitar.
Perjalanan hidup menuju masa remaja, tidaklah mudah bagiku. Tidak semua orang
bersikap baik kepada orang lainnya, terkadang penolakan pun bisa membuat mental
menjadi down.
Tahun 2014 masa-masa putih abu pun dimulai. Disekolah itu ada beberapa teman lama
yang Aku kenal, satu daerah dan kebanyakan orang-orang yang baru aku temui. Setelah
masa pengenalan lingkungan sekolah selesai, Aku mulai mengikut salah satu organisasi
yang ada disekolah. Dan diluar bayanganku, didalam organisasi itu au seperti
menemukan sebagian hidupku yang hilang. Kehangatan yang tercipta disana
membuatku menjadi pribadi yang baru meskipun itu tidak sepenuhnya. Masih ada ruang
kosong seperti ruang hampa.
Ada suatu saat, organisasi yang Aku ikuti mengikuti sebuah lomba kreasi seni, yang
kebetulan Aku bisa memainkan alat musik itu. Kemudian pembimbingku
mengumpulkan beberapa orang termasuk Aku untuk mulai latihan dan persiapan untuk
lomba itu dan berkenalan satu persatu.
Kami semua sudah ada diruangan latihan. Dan salah satu pria yang duduk disebelahku
bertanya, “Kamu belajar alat musik ini dari mana?” tanya Rion. “Aku belajar alat
musik ini sendirian, dengan selalu memperhatikan kakak tingkatku disekolah
sebelumnya” jawabku. “Wah, hebat sekali dengan hanya belajar sendiri kamu bisa
memainkan alat musik ini” sambungnya.
Rion adalah salah satu kakak tingkat dikelas akhir,dan kebetulan Ia pun masih satu
daerah denganku namun beda beberapa blok dari rumahku.
Seiring bejalannya waktu Ia mulai sering menghubungiku, mulai dari sering pergi ke
sekolah bersama. Aku dan Ia sama-sama merasakan hal yang sama yaitu saling
menyukai, hingga akhirnya Kami pun menjalin hubungan pacaran. Ruang yang tadinya
terasa hampa, kini sudah terisi. Dan saat itu Aku merasa bahwa hidupku benar-benar
sempurna kasih sayang dan perhatian yang Ia berikan apa yang selama ini hilang dalam
hidupku, merasa semua hal yang saat ini menjadi milikku seutuhnya.
Tapi semua itu tidak seindah apa yang dibayangkan, mungkin karna Aku yang terlalu
tinggi dalam berharap apalagi berharap pada manusia. Semua yang Aku anggap telah
menjadi milikku seutuhnya, namun sirna begitu saja. Saat itu Aku benar-benar merasa
apakah aku tidak berhak bahagia?. Rasa kehilangan yang begitu terasa membuat
suasana hatiku down dan kembali bersikap lebih banyak diam, dan bicara hanya
seperlunya saja. Karena sebelumnya tak perna terbayangkan sama sekali bahwa ini akan
terjadi secepat ini dan sesakit ini.
Setelah hari itu, Aku mencoba meyakinkan diriku bahwa setiap yang hidup pasti
memiliki masa sedih dan masa bahagia pada waktu yang tepat. Ada beberapa orang
yang paham dengan keadaanku dan adapula bebepapa yang berpikir aku terlalu
mendramatisir keadaan.
Terlepas dari rasa kehilangan itu, sedikit terlintas dalam benakku mungkin ini cara alam
semesta membuatku berpikir lebih realistis, untuk terus berjuang dan tidak terlalu
berharap pada manusia. Memang semua hal yang terjadi sudah menjadi garis takdir dari
sang maha kuasa. Semua akan indah pada waktunya, tetapi semua itu tidak berlaku
ketika yang kita lakukan hanya berdiam diri di zona nyaman. Yang harus kita lakukan
adalah bersyukur dengan semua nikmat tuhan yang saat ini kita terima, terus berjuang
untuk semua keinginan dan harapan yang belum tercapai. Jatuh; bangkit lagi, gagal;
coba lagi.
Ini adalah salah satu Quotes yang paling Aku suka : “Kedatangan senja yang
menengelamkan matahari mengajarkan, bahwa segala sesuatu tak ada yang abadi”.
Aku tahu apa yang terjadi dimuka bumi ini tak ada yang abadi, tetapi Aku selalu lupa
dan seringkali kejadian yang sudah ku alami sebelumnya tak bisa menjadi gambaran
untukku melangkah kedepan.
Ada seseorang yang pernah mengatakan padaku, bahwa Aku termasuk orang yang
mempunyai luka batin, mental block, dan kepribdaian ganda. Setelah mendengar
pernyataan itu Aku tidak terima dan tidak mau lagi bertemu dengan orang itu.
Untuk melampiaskan dan mencoba membuktikan bahwa yang orang itu katakan tidak
benar, Aku pun mencari teman dekat disosial media dan berkenalaan dengan beberapa
orang laki-laki dan menjalin hubungan dengan satu orang dan tidak bertahan lama,
kemudian dengan mudah aku kembali menjalin hubungan dengan orang lain dan tidak
bertahan lama pula, dan terus selalu seperti itu. Hingga Aku merasa cemas,
overthinking, dan sering bertanya-tanya dalam hati “Apakah benar Aku mempunyai hal
yang dikatakan oleh orang itu?”
Namun suatu hari ada seorang laki-laki yang Aku pikir Dia orang yang tepat untukku.
Kedua pihak keluarga pun sudah saling mengenal dan bahkan akan menuju ke jenjang
yang lebih serius. “Kamu, yakin dengan orang itu?” tanya Ayahku. “Kenapa tidak, Dia
dari keluarga orang baik” jawabku. Entah apa yang ada dipikiran ayahku hingga Ia
betanya seperti itu padaku. Tapi ternyata tanpa sepengetahuanku Ayah pergi ke rumah
laki-laki itu, dan sampai saat ini pun aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan disana.
Karena posisinya pada saat itu Laki-laki itu pun sedang ada diluar kota karena urusan
pekerjaannya.
Selang beberapa hari dari saat itu, Laki-laki itu memutuskan hubungan denganku.
“Ra, hubungan kita cukup samapai disini ya. Aku minta maaf tidak ia lagi melanjutkan
hubungan denganmu.” Pesan terakhir yang Dia sampaikan lewat Email. Setelah
membaca pesan itu hatiku kembali merasakan sakit lebih dari rasa sakit yang lebih sakit
dari pada sebelumnya. “Baiklah, jika itu inginmu Aku tidak bisa memaksa seseorang
untuk tetap berada disampingku. Terima kasih untuk semua hal terbaik yang perna
kamu lakukan utukku.” Pesan balasan yang ku kirim padanya. Dan satu kali lagi Aku
kembali mengalami kegagalan dalam hubungan percintaan. Dan sampai akhirnya Aku
takut untuk membuka hati karena takut kebali terluka dan gagal.
Satu tahun berlalu, Aku merenungkan semua hal yang telah terjadi.Dan Aku berpikir
mungkin yang orang itu katakan tentang diriku memang benar tentang luka batin.
Kemudian disosial media Aku membaca artikel tentang berbagai macam luka batin, dan
benar saja semua yang tertulis diartikel tersebut semuanya ada dalam diriku. Hinga
akhirnya aku menghubungi Psikiater tanpa bantuan siapapun dan tanpa memberitahu
orang tuaku sendiri, karena aku tahu respon mereka seperti apa dan mungkin yang lebih
parah akan adanya penolakan.
Berbulan-bulan berlalu, setelah Aku bercertita tentang semua hal yang terjadi termasuk
yang terjadi di rumah. Ternyata tanpa sepengetahuanku psikiater itupun menemui kedua
orang tuaku dan menjelaskan apa yang terjadi padaku dan mengatakan bahwa orang
tuaku termasuk Toxic Parents dan dengan waktu yang cukup lama orang tuaku pun
mengerti dan menyadari bahwa apa yang dilakukan selama ini salah dan akhirnya
diriku bisa merasakan separuh jiwaku yang hilang kini hadir kembali dalam diriku,
kehangatan yang sangat aku impikan kini menjadi kenyataan dan semoga akan selalu
seperti itu dan bahagia dengan seutuhnya.
Untuk seluruh orang tua dan calon orang tua, cobalah untuk mendengarkan apa yang
buah hati inginkan selagi dijalan yang baik.Karena tubuh kembang setiap anak berbeda
cara mereka mengekspresikan diri itu berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai