“Sekecil apapun perhatian dan kasih sayang yang orang tua berikan untuk anak adalah hal yang sangat berharga” Dibelahan dunia manapun yang pertama anak cari adalah kehangatan dalam keluarga, jika tidak ditemukan itu dalam keluarga Ia akan mencarinya keluar. Ya, seperti yang Aku alami. Namaku Sara. Aku terlahir didalam keluarga sederhana dan berkecukupan, yang terlihat oleh banyak orang Kami adalah keluarga yang bisa dibilang sempurna. Namun sebenarnya yang terjadi didalam tidak seperti yang mereka lihat, yang Aku rasakan disini seperti awan mendung sebelum waktunya. Mungkin dari fisik aku terlihat kuat, tapi sebenarnya aku rapuh. Ayah dan Ibu keduanya alhamdulillah masih diberikan kesehatan sampai saat ini. Namun sejak kecil Aku tidak pernah bisa merasakan kasih sayang dari mereka, entah mengapa dan kenapa. Apa mungkin? karena watak keras kepala Ayahku dan sifat cuek dari Ibuku yang membuat aku tidak bisa merasakan kehangatan dalam keluarga. Ayahku yang sering melarang Ku untuk tidak melakukan apa yang menjadi keinginanku karena menurutnya itu tidak baik. Dan lebih memaksakan kehendaknya yang harus dilakukan, padahal Aku sama sekali tidak nyaman dengan ha itu. Jika tidak dituruti, Ayahku akan memarahiku hingga aku melakukan apa yang Ia inginkan. Mulai dari saat itulah Aku menjadi orang yang pendiam, tidak banyak interaksi, gampang insecure. Tapi seiring waktu berlalu dengan perlahan Aku mulai bisa berinteraksi lagi dengan orang-orang disekitar. Perjalanan hidup menuju masa remaja, tidaklah mudah bagiku. Tidak semua orang bersikap baik kepada orang lainnya, terkadang penolakan pun bisa membuat mental menjadi down. Tahun 2014 masa-masa putih abu pun dimulai. Disekolah itu ada beberapa teman lama yang Aku kenal, satu daerah dan kebanyakan orang-orang yang baru aku temui. Setelah masa pengenalan lingkungan sekolah selesai, Aku mulai mengikut salah satu organisasi yang ada disekolah. Dan diluar bayanganku, didalam organisasi itu au seperti menemukan sebagian hidupku yang hilang. Kehangatan yang tercipta disana membuatku menjadi pribadi yang baru meskipun itu tidak sepenuhnya. Masih ada ruang kosong seperti ruang hampa. Ada suatu saat, organisasi yang Aku ikuti mengikuti sebuah lomba kreasi seni, yang kebetulan Aku bisa memainkan alat musik itu. Kemudian pembimbingku mengumpulkan beberapa orang termasuk Aku untuk mulai latihan dan persiapan untuk lomba itu dan berkenalan satu persatu. Kami semua sudah ada diruangan latihan. Dan salah satu pria yang duduk disebelahku bertanya, “Kamu belajar alat musik ini dari mana?” tanya Rion. “Aku belajar alat musik ini sendirian, dengan selalu memperhatikan kakak tingkatku disekolah sebelumnya” jawabku. “Wah, hebat sekali dengan hanya belajar sendiri kamu bisa memainkan alat musik ini” sambungnya. Rion adalah salah satu kakak tingkat dikelas akhir,dan kebetulan Ia pun masih satu daerah denganku namun beda beberapa blok dari rumahku. Seiring bejalannya waktu Ia mulai sering menghubungiku, mulai dari sering pergi ke sekolah bersama. Aku dan Ia sama-sama merasakan hal yang sama yaitu saling menyukai, hingga akhirnya Kami pun menjalin hubungan pacaran. Ruang yang tadinya terasa hampa, kini sudah terisi. Dan saat itu Aku merasa bahwa hidupku benar-benar sempurna kasih sayang dan perhatian yang Ia berikan apa yang selama ini hilang dalam hidupku, merasa semua hal yang saat ini menjadi milikku seutuhnya. Tapi semua itu tidak seindah apa yang dibayangkan, mungkin karna Aku yang terlalu tinggi dalam berharap apalagi berharap pada manusia. Semua yang Aku anggap telah menjadi milikku seutuhnya, namun sirna begitu saja. Saat itu Aku benar-benar merasa apakah aku tidak berhak bahagia?. Rasa kehilangan yang begitu terasa membuat suasana hatiku down dan kembali bersikap lebih banyak diam, dan bicara hanya seperlunya saja. Karena sebelumnya tak perna terbayangkan sama sekali bahwa ini akan terjadi secepat ini dan sesakit ini. Setelah hari itu, Aku mencoba meyakinkan diriku bahwa setiap yang hidup pasti memiliki masa sedih dan masa bahagia pada waktu yang tepat. Ada beberapa orang yang paham dengan keadaanku dan adapula bebepapa yang berpikir aku terlalu mendramatisir keadaan. Terlepas dari rasa kehilangan itu, sedikit terlintas dalam benakku mungkin ini cara alam semesta membuatku berpikir lebih realistis, untuk terus berjuang dan tidak terlalu berharap pada manusia. Memang semua hal yang terjadi sudah menjadi garis takdir dari sang maha kuasa. Semua akan indah pada waktunya, tetapi semua itu tidak berlaku ketika yang kita lakukan hanya berdiam diri di zona nyaman. Yang harus kita lakukan adalah bersyukur dengan semua nikmat tuhan yang saat ini kita terima, terus berjuang untuk semua keinginan dan harapan yang belum tercapai. Jatuh; bangkit lagi, gagal; coba lagi. Ini adalah salah satu Quotes yang paling Aku suka : “Kedatangan senja yang menengelamkan matahari mengajarkan, bahwa segala sesuatu tak ada yang abadi”. Aku tahu apa yang terjadi dimuka bumi ini tak ada yang abadi, tetapi Aku selalu lupa dan seringkali kejadian yang sudah ku alami sebelumnya tak bisa menjadi gambaran untukku melangkah kedepan. Ada seseorang yang pernah mengatakan padaku, bahwa Aku termasuk orang yang mempunyai luka batin, mental block, dan kepribdaian ganda. Setelah mendengar pernyataan itu Aku tidak terima dan tidak mau lagi bertemu dengan orang itu. Untuk melampiaskan dan mencoba membuktikan bahwa yang orang itu katakan tidak benar, Aku pun mencari teman dekat disosial media dan berkenalaan dengan beberapa orang laki-laki dan menjalin hubungan dengan satu orang dan tidak bertahan lama, kemudian dengan mudah aku kembali menjalin hubungan dengan orang lain dan tidak bertahan lama pula, dan terus selalu seperti itu. Hingga Aku merasa cemas, overthinking, dan sering bertanya-tanya dalam hati “Apakah benar Aku mempunyai hal yang dikatakan oleh orang itu?” Namun suatu hari ada seorang laki-laki yang Aku pikir Dia orang yang tepat untukku. Kedua pihak keluarga pun sudah saling mengenal dan bahkan akan menuju ke jenjang yang lebih serius. “Kamu, yakin dengan orang itu?” tanya Ayahku. “Kenapa tidak, Dia dari keluarga orang baik” jawabku. Entah apa yang ada dipikiran ayahku hingga Ia betanya seperti itu padaku. Tapi ternyata tanpa sepengetahuanku Ayah pergi ke rumah laki-laki itu, dan sampai saat ini pun aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan disana. Karena posisinya pada saat itu Laki-laki itu pun sedang ada diluar kota karena urusan pekerjaannya. Selang beberapa hari dari saat itu, Laki-laki itu memutuskan hubungan denganku. “Ra, hubungan kita cukup samapai disini ya. Aku minta maaf tidak ia lagi melanjutkan hubungan denganmu.” Pesan terakhir yang Dia sampaikan lewat Email. Setelah membaca pesan itu hatiku kembali merasakan sakit lebih dari rasa sakit yang lebih sakit dari pada sebelumnya. “Baiklah, jika itu inginmu Aku tidak bisa memaksa seseorang untuk tetap berada disampingku. Terima kasih untuk semua hal terbaik yang perna kamu lakukan utukku.” Pesan balasan yang ku kirim padanya. Dan satu kali lagi Aku kembali mengalami kegagalan dalam hubungan percintaan. Dan sampai akhirnya Aku takut untuk membuka hati karena takut kebali terluka dan gagal. Satu tahun berlalu, Aku merenungkan semua hal yang telah terjadi.Dan Aku berpikir mungkin yang orang itu katakan tentang diriku memang benar tentang luka batin. Kemudian disosial media Aku membaca artikel tentang berbagai macam luka batin, dan benar saja semua yang tertulis diartikel tersebut semuanya ada dalam diriku. Hinga akhirnya aku menghubungi Psikiater tanpa bantuan siapapun dan tanpa memberitahu orang tuaku sendiri, karena aku tahu respon mereka seperti apa dan mungkin yang lebih parah akan adanya penolakan. Berbulan-bulan berlalu, setelah Aku bercertita tentang semua hal yang terjadi termasuk yang terjadi di rumah. Ternyata tanpa sepengetahuanku psikiater itupun menemui kedua orang tuaku dan menjelaskan apa yang terjadi padaku dan mengatakan bahwa orang tuaku termasuk Toxic Parents dan dengan waktu yang cukup lama orang tuaku pun mengerti dan menyadari bahwa apa yang dilakukan selama ini salah dan akhirnya diriku bisa merasakan separuh jiwaku yang hilang kini hadir kembali dalam diriku, kehangatan yang sangat aku impikan kini menjadi kenyataan dan semoga akan selalu seperti itu dan bahagia dengan seutuhnya. Untuk seluruh orang tua dan calon orang tua, cobalah untuk mendengarkan apa yang buah hati inginkan selagi dijalan yang baik.Karena tubuh kembang setiap anak berbeda cara mereka mengekspresikan diri itu berbeda-beda.