Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN LOKAKARYA

EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT


SINDANGKERTA

Disusun Oleh :
Rista Derista
Ari Ratna Sari
Fane fauziah
Faisal Badrujaman
Nida Adawiyah
Sinta Silvia Devi
Siti Mutmainah
Yeni Saprotul Apipah

YAYASAN PENDIDIKAN
KRIDA PRATAMA TASIKMALAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatNya laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Lokakarya dengan judul
Ekonomi, Sosial, dan Budaya Masyarakat Sindangkerta, yang dilaksanakan oleh Yayasan
Pendidikan Krida Pratama Tasikmalaya pada hari Minggu, 25 Desember 2022 bertempat di
Mes Pemda Sindangkerta. Lokakarya dihadiri oleh ±75 orang mahasiswa Prodi PAI, PGMI,
PIAUD dan Alumni Krida Pratama Tasikmalaya.
Hasil lokakarya ini masih jauh dari sempurna namun besar harapan kami hasil yang
diperoleh dapat dimanfaatkan oleh Dosen sebagai bahan pertimbangan sekaligus untuk
melengkapi SKS dan syarat untuk mengikuti ujian akhir.
Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih kepada Pimpinan Yayasan Pendidikan
Krida Pratama atas dukungan, dorongan serta fasilitas yang diberikan begitu pula kepada
semua pihak yang telah ikut berpartisipasi pada acara lokakarya ini sehingga kegiatan
lokakarya dapat berjalan dengan baik. Dalam perjalanan proses lokakarya ini sudah tentu
tiada gading yang tak retak, oleh karena itu kami memohon maaf yang sedalam-dalamnya
apabila ada kata yang kurang berkenan dalam laporan lokakarya ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................I


DAFTAR ISI ......................................................................................................................Ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Tujuan ............................................................................................................2
C. Manfaat ...........................................................................................................2
BAB II PELAKSANAAN LOKAKARYA .........................................................................3
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan .....................................................................3
B. Peserta .............................................................................................................3
C. Pelaksanaan Lokakarya ...................................................................................3
D. Hambatan ........................................................................................................
E. Penyelesaian ...................................................................................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................................
A. Kesimpulan .....................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat memiliki potensi pariwisata cukup
banyak, meliputi : wisata laut, wisata pegunungan, wisata goa, wisata danau, dan
wisata religi yang biasa digunakan untuk ziarah. Ada beberapa pantai di Tasikmalaya
yang layak untuk dikunjungi dan hamper seluruh lokasi objek wisata pantai di
Tasikmalaya berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, salah satunya Pantai
Sindangkerta terletak di Desa Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten
Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Pantai Sindangkerta yang berada di Desa
Sindangkerta berjarak ±70 km dari Kabupaten Tasikmalaya dan ±180 km dari Kota
Bandung, ibukota Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, Pantai Sindangkerta terletak
di 7˚44’15”-7˚46’45” LS dan 108˚0’45”-108˚4’46” BT.
Pantai Sindangkerta merupakan salah satu wisata bahari yang memiliki
pesona alam yang sangat memukau dan pantainya yang landau seta hamparan pasir
putih sehingga aman untuk berenang, selain itu apabila laut surut, pengunjung akan
dapat menikmati keindahan tanaman laut.

B. Tujuan
Tujuan dari Lokakarya ini adalah :
1. Menganalisis objek wisata yang berpotensi untuk pengembangan ekonomi
2. Mengidentifikasi permasalahan internal dan eksternal
3. Mengidentifikasi kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang ada di pesisir
pantai sindangkerta.

C. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari lokakarya ini :
1. Studi pariwisata tentang bagaimana kehidupan di pesisir pantai sindangkerta
2.

i
BAB II
PELAKSANAAN LOKAKARYA

A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan


Pelaksanaan kegiatan Lokakarya dilaksanakan pada :
Hari : Minggu
Tanggal : 25 desember 2022
Tempat : Mes Pemerintah Daerah

B. Peserta Lokakarya
Peserta Lokakarya melibatkan seluruh mahasiswa Prodi PAI, PGMI, dan
PIAUD.

C. Pelaksanaan Lokakarya
Menurut narasumber yang kami temui yaitu Bapak Sarkam (Pensiunan
Pegawai Dinas Pariwisata tahun 2019) dan Bapak Dadan (Petugas Tiket).
Dari segi ekonomi, sebagian besar masyarakat pesisir pantai tersebut bermata
pencaharian sebagai nelayan yang memanfaatkan sumber daya perairan sebagai
tempat untuk mencari nafkah dan juga destinasi wisata. Hasil laut yang diperoleh
bisa untuk dikonsumsi sendiri dan ada juga yang dijual. Masyarakat yang
memanfaatkan wilayah perairan baik perairan laut maupun sungai tidak bisa
terlepas dari kehidupan sosial dan budaya yang terdapat dalam masyarakat itu
sendiri. masyarakat sindangkerta meskipun wilayahnya berada tepat di pesisir
pantai tetapi mata pencahariannya tidak hanya sebagai nelayan dan pedagang,
tetapi ada juga yang bekerja serabutan bahkan mirisnya menurut pengakuan
warga kebanyakan masih menganggur. Apalagi beberapa hari yang lalu sejumlah
Warung di pesisir pantai rusak akibat angin kencang dan pemilik yang biasa
tinggal di warung itu harus mengungsi sementara akibat kejadian tersebut.
Salah satu petugas Pantai Sindangkerta, Adik Hendiana, mengatakan,
peristiwa angin kencang itu terjadi pada Kamis sore. Akibat angin kencang
tersebut, sejumlah warung yang berada di belakang Mes Pemerintah Daerah

i
rusak. "Total keseluruhan ada sekitar 10 unit warung. Asbesnya terbang terkena
angin," kata dia saat dikonfirmasi tim Republika.co.id, Jumat (23/12).
Menurut dia, warung itu juga dijadikan tempat tinggal oleh pemiliknya. Para
pemilik warung itu sementara mengungsi lantaran kondisi bangunan yang rusak
tak memungkinkan untuk ditinggali. "Sekarang masih mengungsi, kan
warungnya tidak bisa ditinggali. Kalau ada hujan, pasti kena. Namun yang
mengungsi hanya empat rumah," kata Adik Hendiana.
Di pantai sindangkerta meskipun dengan keterbatasan fasilitas pariwisata,
para pedagang menyewa tempat (warung) 300.000 per tahun yang diserahkan
kepada desa. Dan membayar Rp. 6000-, /orang ke Kompepar (Kelompok
Penggerak Pariwisata) yang dipimpin oleh Pak Edi.
Dari segi kebersihan, tidak ada petugas khusus yang digaji oleh dinas
pariwisata, melainkan inisiatif masyarakat setempat untuk membersihkan
lingkungan pantai. Adapun dana yang di peroleh yaitu dari pengunjung dan tidak
dipatok hanya seikhlasnya. Mobil kebersihan beroperasi hari sabtu dan
pengelolaan sampah organik dengan cara dikubur dan sampah non organik
dibakar.
Dari segi budaya, salah satu tradisi bahari yang masih dijalankan dalam
masyarakat nelayan ialah Kegiatan Pesta Nelayan seperti Upacara Hajat Laut.
Upacara Hajat Laut biasanya dilaksanakan setiap tahun sebagai ungkapan rasa
syukur terima kasih terhadap laut atau dalam hal ini kepercayaan terhadap
adanya Ratu Pantai Selatan atas nikmat hasil laut yang telah dilimpahkan.
Upacara Hajat Laut tersebut biasanya dikemas sedemikian rupa dengan
pertunjukan kesenian rakyat, bazar, perlombaan membuat peralatan melaut
(merajut jaring, tali pemberat) dan acapkali juga disertai dengan tabligh akbar.
Salah satu yang menarik dari upacara ini adalah prosesi menghanyutkan
jampana yang berisi kepala hewan ternak ke laut sebagai sesaji atau makanan.
Namun seiring dengan masuknya ajaran agama Islam, Upacara Hajat Laut ini
mengalami penggeseran makna. Jampana tidak lagi diisi dengan kepala hewan
ternak, melainkan dibiarkan kosong. Kemudian, prosesi menghanyutkan jampana
sebagai sesaji saat ini hanya prosesi simbolis semata. Selain perubahan makna,

i
(tujuan dari upacara ini juga mengalami perubahan) juga terdapat pergeseran
tujuan upacara. Upacara tersebut menjadi pagelaran budaya dan menjadi
destinasi wisata unggulan di Kabupaten Tasikmalaya.

D. Hambatan
a. Hambatan dalam pelaksanaan Lokakarya yang sangat dirasakan adalah
jumlah beban tugas yang diberikan cukup padat.
b. Waktu dalam menyelesaikan tugas – tugas dalam Lokakarya sangat terbatas.

E. Penyelesaian Masalah
a. menyelesaikan tugas dengan teratur agar efektif dan efisien
b. Memanfaatkan waktu dengan sebaik dan semaksimal mungkin.

i
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Pelaksanaan Lokakarya dapat disimpulkan kegiatan berjalan dengan sangat baik
b. Mendapatkan pengetahuan baru tentang kehidupan yang ada di pesisir pantai
sindangkerta.

B. SARAN
Memberikan waktu yang cukup banyak dalam menyelesaikan tugas pada
kegiatan Lokakarya.

Anda mungkin juga menyukai