Anda di halaman 1dari 9

Makam Sunan Gunung Jati terletak di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon,

Propinsi Jawa Barat, Indonesia.


Makam Sunan Gunung Jati berjarak kurang lebih 6 km ke arah utara dari Kota Cirebon. Untuk menuju
lokasi makam ini pengunjung dapat menggunakan kendaran pribadi (mobil) atau naik angkutan umum
(bus) dari Terminal Cirebon. Dari terminal ini, pengunjung naik bus jurusan Cirebon—Indramayu dan
turun di lokasi. Perjalanan dari Cirebon menuju lokasi makam ini biasanya membutuhkan waktu kurang
lebih 15 menit.
Di area makam Sunan Gunung Jati terdapat fasilitas seperti penginapan, warung makan, masjid, pendopo,
Paseban Besar (pendopo tempat penerimaan tamu), Paseban Soko (tempat untuk bermusyawarah), parkir
luas, dan alun-alun. Di lokasi ini juga terdapat pedagang kaki lima, kios cendramata, kios buah-buahan,
dan lain-lain.
[08.04, 29/7/2022] @atnasraa: WISATA RELIGI, MENGUNJUNGI MAKAM SUNAN GUNUNG
DJATI CIREBON

BHINNEKASHUTTLE.COM – Akulturasi kebudayaan Sunda di Cirebon faktanya berawal dari letak


geografis Cirebon yang merupakan gerbang masuknya perdagangan dan juga penyebaran agama islam.
Tersebutlah seorang Ulama yang cuku masyhur di tanah sunda, ia adalah Sunan Gunung Djati. Lahir pada
tahun 1450 Masehi dan merupakan anak dari Nyai Rara Santang dan seseorang yang berasal dari Gujarat,
India. Nyai Rara Santang sendiri sebenarnya adalah anak dari Prabu Siliwangi yang terkenal memiliki
kekuatan magis dan salah seorang yang sangat di hormati di tanah pasundan. Dengan begitu Sunan
Gunung Jati merupakan cucu dari Prabu Siliwangi.

Setelah dilantik menjadi Raja Cirebon oleh Pangeran Cakrabhuwana, nama syarif hidayatullah yang
merupakan nama asli Sunan Gunung Jati berubah menjadi memiliki gelar Maulana. Di tahun 1526, Syech
Maulana Jati menyebarkan agama Islam sampai ke Banten dan menjadikan Banten sebagai bagian dari
kekuasaan kerajaan Cirebon. Tahun 1533, Banten menjadi kesultanan dan mengangkat sultan Hasanuddin
sebagai sultannya yang tidak lain adalah anak dari Maulana Jati. Pada tahun 1568, ketika Syech Maulana
Jati berumur 120 tahun akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya dan berpulang ke Rahmatullah.
Syech Maulana Jati sekarang lebih dikenal sebagai Sunan Gunung jati karena tempat peristirahatan
terakhirnya berada di atas Gunung Jati.

AKSES MASUK MAKAM SUNAN GUNUNG JATI CIREBON


Makam Sunan Gunung Jati Cirebon ini terletak kira-kira sekitar 100 meter dari jalan Sunan Gunung Jati,
lokasinya sekitar 6 kilometer dari pusat kota Cirebon. Apabila Kamu hendak mengunjungi makam ini
dengan menggunakan kendaraan umum, ketika tiba di stasiun Harjamukti Cirebon dari situ Kamu dapat
menggunakan becak dengan tujuan terminal angkutan kota Dukuh Semar yang bertempat di belakang
terminal Harjamukti. Tidak terlalu jauh sebenarnya, Kamu bisa juga berjalan kaki jika berniat untuk
menekan budget. Setelah itu ada banyak pilihan tetapi sebaiknya memilih untuk menggunakan Angkot
D5 menuju pertigaan Krucuk yang berdekatan dengan kantor Telkom. Tarifnya lumayan murah sekitar
4000 rupiah. Setelah sampai di pertigaan Krucuk Kamu dapat berganti kendaraan dan melanjutkan
perjalanan dengan mobil elf yang menuju ke Indramayu dengan tarif sekitar 3000 rupiah.

Untuk Kamu yang berada di luar kota seperti Jakarta dan bandung, kamu bisa menggunakan Shuttle
Jurusan Jakarta – Cirebon maupun Shuttle Jurusan Bandung – Cirebon. Mudah bukan?

ziarah makam sunan gunung jati cirebon

DAYA TARIK WISATA MAKAM SUNAN GUNUNG JATI CIREBON

Makam Sunan Gunung Jati memiliki bangunan yang mempunyai ciri arsitektur Jawa, Cina dan Arab.
Pada desain dinding di bagian interior ruangan sangat nampak bergaya arsitektur Cina. Ini disebabkan
banyaknya hiasan porselen dan keramik. Bukan hanya pada dinding, keramik yang rata-rata berumur
ratusan tahun ini juga banyak terdapat di sepanjang jalan menuju makam. Pada dinding bangunan makam
terdapat ukiran kaligrafi yang mencirikan arsitektur dari Arab, sedangkan atap yang berbentuk limas
adalah ciri dari Jawa. Makam ini tergolong unik sebab memiliki sembilan pintu yang bersusun secara
bertingkat dan mempunyai nama yang berbeda, nama dari pintu pertama sampai terakhir adalah

Pintu Gapura
Pintu Krapyak
Pintu Pasujudan
Pintu Ratnakomala
Pintu Jinem
Pintu Rararoga
Pintu Kaca
Pintu Bacem
Pintu Kesembilan
Untuk para pengunjung dan peziarah hanya diperbolehkan sampai pada pintu kelima, karena setelah pintu
kelima itu hanya diperbolehkan untuk kalangan keturunan Sunan Gunung Jati.

KEGIATAN YANG DAPAT KAMU LAKUKAN

Tak banyak yang dapat di lakukan di sini selain berziarah ke Makam Sunan Gunung Jati, sebab memang
tempat ini dikhusukan untuk wisata religi. Ketika Kamu ke makam tersebut Kamu akan melihat ternyata
yang datang berziarah bukan hanya pribumi, tetapi juga dari etnis Tionghoa. Ini disebabkan dulunya
Sunan Gunung Jati pernah ke negeri Tiongkok untuk menyebarkan agama Islam. Sepulangnya dari sana,
anak putri dari salah satu kaisar Hong Gie jatuh cinta kepada Sunan Kalijaga dan meminta kepada
ayahnya agar dapat menyusul Sunan Gunung Jati ke Cirebon dan pada umur 23 Ong Tien Nio putri dari
kaisar Hong Gie wafat dan dimakamkan di dekat makam Sunan Gunung Jati.

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SELAMA BERADA DI MAKAM SUNAN GUNUNG JATI

Berziarah ke Makam Sunan Gunung Jati adalah salah satu keinginan banyak orang maka tempat ini akan
dipenuhi para peziarah, diharapkan agar tidak teledor atau tetap waspada. Di makam ini terdapat balai
yang bernama balai Pelayoman. Menurut warga setempat jika ada seseorang yang tertidur di balai
tersebut ketika kembali ke rumahnya maka orang tersebut akan meninggal dunia.

Makam ini memang tak pernah sepi oleh peziarah yang datang dari seluruh pelosok negeri ini. Bukan
hanya itu, beberapa peziarah juga datang dari luar negeri, di komplek pemakaman ini banyak warga yang
menjual berbagai macam kebutuhan utamanya makanan. Jadi tidak usah takut untuk menginap di tempat
ini. Toilet juga tersedia di tempat ini untuk kegiatan MCK dengan cukup dengan membayar Rp 2.000
rupiah untuk buang air kecil dan Rp 3.000 rupiah untuk mandi dan buang air besar.

Article by Transmania.id
[08.05, 29/7/2022] @atnasraa: Makam Sunan Gunung Jati, Jejak Sejarah Yang Menjadi Wisata Religi Di
Jawa Barat

Samsul Ma'arif | 20 Juni, 2021


Makam Sunan Gunung Jati merupakan satu dari sembilan makam para wali, atau disebut juga Wali
Songo yang sering dijadikan sebagai wisata religi, atau tempat untuk berziarah, sekaligus sebagai jejak
sejarah penyebaran Islam di Indonesia.
Advertisements

Makam Sunan Gunung Jati terletak di Kabupaten Cirebon, dan menjadi salah-satu tempat ziarah yang
paling sering dikunjungi di Jawa Barat.

makam sunan gunung jati


makam sunan gunung jati. google maps. sumber: DS Fashion
Simak juga: Berbagai tempat wisata di Cirebon.

Kunjungan ke Makam Sunan Gunung Jati bukan hanya didominasi oleh warga Jawa Barat saja, namun
dari berbagai daerah yang ada di Indonesia.

Selain itu, mereka yang datang bukan hanya dari kalangan umat Islam saja. Tidak sedikit dari mereka
yang beragama Buddha, dan Konghucu datang berziarah ke makam tersebut.

Tentu saja terdapat alasan kuat kenapa bisa seperti itu. Salah-satu alasannya karena di kawasan Makam
Sunan Gunung Jati terdapat makam istrinya yang bernama Putri Ong Tien Nio, yang berasal dari
keturunan Cina, tepatnya keturunan Kaisar Dinasti Ming.

Advertisements

Lokasi Dan Alamat Makam Sunan Gunung Jati

Makam Sunan Gunung Jati terletak di Jalan Alun-Alun Ciledug No. 53, Astana, Kecamatan Gunung Jati,
Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat.

fasilitas yang ada


fasilitas yang ada. google maps. sumber: naman sutarman
Rute Menuju Makam Sunan Gunung Jati
Saat ini, jalan menuju Makam Sunan Gunung Jati sangat mudah diakses dari berbagai kota, sekalipun dari
Jakarta. Karena terdapat jalan tol yang bisa memangkas waktu tempuh perjalanan.

Secara administratif, lokasi Makam Sunan Gunung Jati masuk ke dalam wilayah Kabupaten Cirebon.
Namun karena jaraknya hanya 3 kilometer dari Kota Cirebon, terkadang orang-orang menganggap
sebagai bagian dari Kota Cirebon.

Jarak Makam Sunan Gunung Jati dari alun-alun Kotamadya Cirebon sekitar 4 kilometer, dengan waktu
tempuh sekitar 15 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi.

Para pengunjung bisa menggunakan opsi menggunakan kendaraan pribadi, maupun kendaraan umum.
Bahkan tidak sedikit juga yang datang dengan menggunakan jasa bus Travel.

rute menuju makam


rute menuju makam. google maps. sumber: El-Mahyoo
Jam Buka Makam Sunan Gunung Jati

Makam Sunan Gunung Jati buka selama 24 jam.


Makam Sunan Gunung Jati buka setiap hari, dari hari Senin – hari Minggu.
Sebagai sebuah catatan tambahan, dimasa pandemi seperti saat ini, apalagi terjadi lagi lonjakan kasus
penyebaran virus Corona, biasanya banyak tempat wisata yang ditutup, termasuk tempat wisata yang ada
di Cirebon.

Advertisements

Oleh karena itu, para pengunjung disarankan untuk selalu update terlebih dahulu setiap tempat wisata
yang akan dikunjungi, karena setiap daerah berbeda – beda kebijakannya, tergantung situasi zona
pandeminya.

Harga Tiket Masuk Makam Sunan Gunung Jati


Tiket masuk Makam Sunan Gunung Jati gratis, hanya saja para pengunjung disarankan untuk memberi
infaq seikhlasnya untuk juru kunci yang ada di kawasan makam tersebut.

Selain itu, para pengunjung juga disarankan untuk menyiapkan uang bagi para pengemis yang ada di
lokasi sebelum masuk ke kawasan tersebut.

tempat wisata religi


tempat wisata religi. google maps. sumber: Abror Jogjatrip
Fasilitas Di Makam Sunan Gunung Jati

Perlu diketahui terutama bagi anda yang belum pernah ke Makam Sunan Gunung Jati, bahwa kawasan ini
merupakan objek wisata religi. Sehingga fasilitas yang disajikanpun untuk mendukung kenyamanan
wisata religi.

Dan inilah beberapa fasilitas yang ada di objek wisata Makam Sunan Gunung Jati:

Area parkir
Toilet
Warung – warung penjual makanan, minuman, dan souvenir.
Mushola
Juru Kunci yang akan emandu wisata religi pengunjung
Penginapan Di Makam Sunan Gunung Jati

Bagi anda yang mencari penginapan di dekat kawasan Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, maka
biasanya para pengunjung menginap di rumah warga yang biasa disewakan untuk para peziarah.

Namun bagi mereka yang ingin mencari hotel, bisa mencari di sekitar pusat Kota Cirebon. Jaraknya juga
hanya 4 kilometer saja menuju pusat kota.

terdapat makam yang lainnya


terdapat makam yang lainnya. google maps. sumber: Anindita amrina rasyada
Sejarah Makam Sunan Gunung Jati
Perlu diketahui bahwa Sunan Gunung Jati berasal dari keturunan Syarif Abdullah Umdatuddin, dan Nyai
Rara Santang. Rara Santang sendiri adalah putri dari Prabu Siliwangi.

Sunan Gunung Jati diperkirakan lahir antara tahun 1448 – 1450 Masehi. dan nama asli Sunan Gunung Jati
adalah Syarif Hidayatullah, atau disebut juga Sayyid Al-Kamil.

Pada tahun 1470, Sunan Gunung Jati menginjakkan kaki di Cirebon. Dan baru pada tahun 1479, beliau
diangkat sebagai Raja Cirebon ke-2, atau Kesultanan Cirebon.

Sunan Gunung Jati wafat di usia 120 tahun, tepatnya di tahun 1568 Masehi. Sunana Gunung Jati memiliki
istri yang berasal dari keturunan Cina, putri Kaisar Dinasti Ming yang bernama Putri Ong Tien Nio.

@atnasraa: Cari Menu TUTUP MENU LIVE   EDUKASI Kunjungi 5 Saja! Ini 9 Pintu Makam Sunan
Gunung Jati, Merinding Jumat, 25 Maret 2022 - 14:14 WIB Oleh : Nuvola Gloria Makam Sunan Gunung
Jati di Cirebon Sumber : VIVA.co.id/Dody Handoko Share : VIVA – Sunan Gunung Jati atau Sultan
Syarif Hidayatullah Al-Azmatkhan Al-Husaini Al-Cirbuni Shahib Jabal Jati bin Sultan Syarif Malik
Abdullah Umdatuddin Al-Azmatkhan Al-Husaini atau Sayyid Al-Kamil adalah salah seorang dari
Walisongo. Ia dilahirkan Tahun 1448 Masehi dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul
Alam dan Nyai Rara Santang, Putri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran (yang
setelah masuk Islam berganti nama menjadi Syarifah Mudaim). Syarif Hidayatullah sampai di Cirebon
pada tahun 1470 Masehi, yang kemudian dengan dukungan Kesultanan Demak dan Raden
Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana (Tumenggung Cirebon pertama sekaligus uwak Syarif
Hidayatullah dari pihak ibu), ia dinobatkan menjadi Tumenggung Cirebon ke-2 pada tahun 1479 dengan
gelar Maulana Jati. Nama Syarif Hidayatullah kemudian diabadikan menjadi nama Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di daerah Tangerang Selatan, Banten. Sedangkan nama Sunan Gunung
Jati diabadikan menjadi nama Universitas Islam negeri di Bandung, yaitu Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati, dan Korem 063/Sunan Gunung Jati di Cirebon. Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung
Jati berpulang ke rahmatullah pada tanggal 26 Rayagung tahun 891 Hijriah atau bertepatan dengan tahun
1568 Masehi. Tanggal Jawanya adalah 11 Krisnapaksa bulan Badramasa tahun 1491 Saka. Baca Juga :
Gebyok Pintu Ukir Jawa Hadiah Para Dubes untuk Sultan Hassanal Bolkiah Kiai Mas Mirah dan Kisah
Penyebaran Islam di Tanah Lombok Pembunuh Prostat Ditemukan! Minum Ini Saat Perut Kosong Sunan
Gunung Jati meninggal dalam usia 120 tahun, dimana putra dan cucunya tidak sempat memimpin Cirebon
karena meninggal terlebih dahulu, melainkan cicitnya lah yang memimpin Kesultanan Cirebon setelah
wafatnya Syarif Hidayatullah. Syekh Syarif Hidayatullah kemudian dikenal dengan Sunan Gunung Jati
karena dimakamkan di Bukit Gunung Jati. Misteri Kesaktian Sunan Kisah hilangnya istana Pakuan kuno
merupakan salah satu kisah kesaktian Sunan Gunung Jati, karena menurut naskah yang termaktub di
Caruban Kanda (1844), Babad Cerbon (1877), Wawacan Sunan Gunung Jati, Sajarah Cirebon, dan Babad
Tanah Sunda --yang ditulis pertengahan abad ke-20, masih ada kesaktian Sunan Gunung Jati yang
membuat banyak orang tercengang saat membacanya. Di naskah-naskah itulah bertebaran mitos kesaktian
Sunan Gunung Jati, diantaranya adalah bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra'
Mi'raj, lalu bertemu Rasulullah SAW, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi Sulaiman. Lalu
ada kisah, dalam persinggahannya di Cina, Syarif Hidayatullah menyebarkan Islam sambil berpraktek
sebagai tabib. Setiap yang datang berobat diajarinya berwudu dan diajak salat. Manjur, si sakit sembuh.
Dalam waktu singkat, nama Syarif Hidayatullah semerbak di kota raja. Kaisar pun kemudian tertarik
menjajal kesaktian ''sinse'' dari Tanah Pasundan itu. Syarif Hidayatullah dipanggil ke istana. Sementara
itu, Kaisar menyuruh putrinya yang masih gadis, Lie Ong Tien, mengganjal perutnya dengan baskom,
sehingga tampak seperti hamil, kemudian duduk berdampingan dengan saudarinya yang memang sedang
hamil tiga bulan. Syarif Hidayatullah disuruh menebak: mana yang bener-benar hamil. Syarif
Hidayatullah menunjuk Ong Tien. Kaisar dan para ''abdi dalem'' ketawa terkekeh. Tapi, sejurus kemudian,
istana geger. Ong Tien ternyata benar-benar hamil, sedangkan kandungan saudarinya justru lenyap.
Kaisar meminta maaf kepada Syarif Hidayatullah, dan memohon agar Ong Tien dinikahi. Sejarahwan
Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat menyangsikan cerita ini. Dalam disertasinya di Universitas Leiden,
Belanda, 1913, yang berjudul Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten, Hoesein terang-terangan
menyebutkan bahwa lawatan Syarif Hidayatullah ke negeri Cina hanya legenda. Jika dilirik dari akal
sehat kisah kesaktian Sunan Gunung Jati tak masuk akal, tetapi bagi Allah SWT tak ada yang tak
mungkin. Bisa saja jika Allah menghendaki kejadian itu memang benar adanya, apalagi jika melihat
sosok Sunan Gunung Jati yang tentunya memiliki kadar iman yang tak bisa disebut sembarangan.
Wallahu'alam Bishawab. Makam Sunan Gunung Jati Makam Sunan Gunung Jati yang terletak di bukit
Gunung Sembung hanya boleh dimasuki oleh keluarga Kraton sebagai keturunannya selain petugas
harian yang merawat sebagai Juru Kunci-nya. Selain dari orang-orang yang disebutkan itu tidak ada yang
diperkenankan untuk memasuki makam Sunan Gunung Jati. Alasannya antara lain adalah begitu
banyaknya benda-benda berharga yang perlu dijaga seperti keramik-keramik atau benda-benda porselen
lainnya yang menempel ditembok-tembok dan guci-guci yang dipajang sepanjang jalan makam. Keramik-
keramik yang menempel ditembok bangunan makam konon dibawa oleh istri Sunan Gunung Djati yang
berasal dari Cina, yaitu Putri Ong Tien. Dalam perkembangannya Gunung Sembung juga menjadi
komplek pemakaman keluarga Keraton Cirebon yang merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati. Ada
9 pintu yang terdapat dalam Makam Sunan Gunung Jati, yaitu: Pintu Gapura Pintu Krapyak Pintu
Pasujudan Pintu Ratnakomala Pintu Jinem Pintu Rararoga Pintu Kaca Pintu Bacem Pintu Teratai Para
peziarah di Makam Sunan Gunung Jati hanya diperkenankan sampai dibatas pintu serambi muka yang
pada waktu-waktu tertentu dibuka dan dijaga selama beberapa menit kalau-kalau ada yang ingin
menerobos masuk. Dari pintu yang diberi nama Selamat Tangkep itu terlihat puluhan anak tangga menuju
Makam Sunan Gunung Jati. Untuk para pengunjung dan peziarah hanya diperbolehkan sampai pada pintu
kelima, karena setelah pintu kelima itu hanya diperbolehkan untuk kalangan keturunan Sunan Gunung
Jati. Jangan lupa ya dengan peraturan ini! Kegiatan yang boleh dilakukan di sekitar makam Tak banyak
yang dapat di lakukan di sini selain berziarah ke Makam Sunan Gunung Jati, sebab memang tempat ini
dikhusukan untuk wisata religi. Ketika Kamu ke makam tersebut Kamu akan melihat ternyata yang
datang berziarah bukan hanya pribumi, tetapi juga dari etnis Tionghoa. Ini disebabkan dulunya Sunan
Gunung Jati pernah ke negeri Tiongkok untuk menyebarkan agama Islam. Sepulangnya dari sana, anak
putri dari salah satu kaisar Hong Gie jatuh cinta kepada Sunan Kalijaga dan meminta kepada ayahnya
agar dapat menyusul Sunan Gunung Jati ke Cirebon dan pada umur 23 Ong Tien Nio putri dari kaisar
Hong Gie wafat dan dimakamkan di dekat makam Sunan Gunung Jati. Hal yang perlu diperhatikan saat
berada di sekitar makam Berziarah ke Makam Sunan Gunung Jati adalah salah satu keinginan banyak
orang maka tempat ini akan dipenuhi para peziarah, diharapkan agar tidak teledor atau tetap waspada. Di
makam ini terdapat balai yang bernama balai Pelayoman. Menurut warga setempat jika ada seseorang
yang tertidur di balai tersebut ketika kembali ke rumahnya maka orang tersebut akan meninggal dunia.
Makam ini memang tak pernah sepi oleh peziarah yang datang dari seluruh pelosok negeri ini. Bukan
hanya itu, beberapa peziarah juga datang dari luar negeri, di komplek pemakaman ini banyak warga yang
menjual berbagai macam kebutuhan utamanya makanan. Jadi tidak usah takut untuk menginap di tempat
ini. Toilet juga tersedia di tempat ini untuk kegiatan MCK dengan cukup dengan membayar Rp 2.000
rupiah untuk buang air kecil dan Rp 3.000 rupiah untuk mandi dan buang air besar.
Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Jumat, 25 Maret 2022 - 14:14 WIB
Judul Artikel : Kunjungi 5 Saja! Ini 9 Pintu Makam Sunan Gunung Jati, Merinding
Link Artikel : https://www.viva.co.id/edukasi/1460901-sunan-gunung-jati
Oleh : Nuvola Gloria

Anda mungkin juga menyukai