Anda di halaman 1dari 7

Petilasan Syeh Siti Jenar di Dusun Lemahbang Desa sukarjo Kecamatan Singojuruh

Sebagai Wisata Religi

Adisti Aulia Maudidah

Programa Sudi Pendidikan Sejarah, Universitas PGRI Banyuwangi

Email: adistiaulia249@gamil.com

Abstrak

Petilasan Syeh Siti Jenar terletak di dusun Lemahbang Desa Sukarjo Kecamatan
singojuruh,Banyuwangi. Petilasan Syeh Siti Jenar memiliki potensi yang cukup besar untuk di
kembangkan menjadi destinasi wisata religi. Penelitina ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana ajaran agama islam masa penyebaran agama islam yang di lakukan Syeh Siti Jenar.
Metode yang di lakukan dalam penelitian ini meliputi: obaservasi, wawancara,dan
dokuentasi .Pengrmbangan petilasan Syeh Siti Jenar sebagai wisata religi akan menambah
jumlah destinasi wisata yang ada di Banyuwangi.

Kata Kunci : Petilasan Syeh Siti Jenar, Banyuwangi

Abstract
Petilasan Syeh Siti Jenar is located in Lemahbang hamlet, Sukarjo village, Singojuruh district,
Banyuwangi. Petilasan Syeh Siti Jenar has considerable potential to be developed into a religious
tourist destination. This research aims to find out how the teachings of Islam during the spread of
Islam by Syeh Siti Jenar. The methods used in this research include: observation, interviews, and
documentation. The development of the Syeh Siti Jenar shrine as a religious tourism destination
will increase the number of tourist destinations in Banyuwangi.

Keywords: Petilasan Syeh Siti Jenar, Banyuwangi


Pendahuluan

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang hampir
mencapai 280 juta jiwa.1 Negara ini memiliki aneka ragam budaya dan peninggalan-peninggalan
sejarah. Peninggalan sejarah merupan suatu warisan budaya yang menceritakan keluhuran dari
suatu budaya masyarakat. Dengan adanya keberagaman kebudayaan yang berbeda-beda
menimbulkan kebudayaan yang muncul di antara masyarakat.Peninggalan sejarah ada yang
berupa tulisan,benda-benda, bangunan, monumen,makam, tugu, adat istiadat dan situs.
Peninggalan sejarah merupakan suatu kekayaan budaya yang sangat berharga, sehingga harus
dijaga, di rawat dan dilestarikan keberadaannya. Peninggalan-peninggalan sejarah di Indonesia
tersebar di seluruh kepulauan Indonesia, salah satunya adalah di kabupaten Banyuwangi, Jawa
Timur.( Aris Ananta 2015)

Banyuwangi merupakan salah satu daerah yang memeiliki situd peninggalan sejarah yang
lengkap, meliputi peninggalan masa prasejarah, masa klasik, dan masa kolonial .Secara georafis
Kabupaten Banyuwangi terletak di Pulau Jawa Wilayah tersebut dpisahkan antaranya dataran
rendah berupa pantai dengan potensi pendapatan dari laut, dataran tinngi berupa pegununga..
Kabupaten ini terletak diujung timur pulau jawa,dikawasan Tapal Kuda, dan perbatasan dengan
Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali diTimur, Samudra Hindia diSelatan,serta kabupaten
Jember dan Bondowoso di Barat. Kabupaten Banyuwangi merupakan Kabupaten terluas diPulau
Jawa, dengan luas wilayah yang mencapai 5.782,50km2 . Penduduk aslinya adalah oreng suku
oseng. Kabupaten Banyuwangi yang di kenal dengan sebutan sunrise of java ini memiliki banyak
situs-situs peninggalan sejarah yang memiliki potensi besar untuk dijadikan tempat pariwisata.
(Yudiana dan Miskawi, 2018).

pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan
perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian
dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. pariwisata didefinisikan
sebagai bentuk. suatu proses kepergian sementara dari seorang, lebih menuju ketempat lain
diluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik
karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain.
Selanjutnya menjelaskan pariwisata sebagai suatu trasformasi orang untuk sementara dan dalam
waktu jangka pendek ketujuantujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan bekerja,
dan kegiatankegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu. (Muljadi ,2009)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, salah satu situs peninggalan sejarah di
Banyuwangi yang memiliki potensi untuk petilasan Syeh Siti Jenar.

Petilasa Syeh Siti Jenar terletak di Dusun Lemahbang Desa Sukarjo Kecamatan Singojuruh.
Pada abad ke-14 ajaran Islam mulai menyebar di Nusantara, Namun seiring beredarnya ajaran
Islam pada saat itu terdapat suatu ajaran yang dinilai melenceng dan kontroversial. Ajaran itu
mulai tersebar di Masyarakat khususnya pada wilayah Jawa dimana para Wali juga
memperhatikan dengan serius masalah ini. Sosok yang dikenal kontroversial pada masa
Walisongo itu adalah Syekh Siti Jenar atau mempunyai nama lain yaitu; Sitibrit, Lemahbang,
Lemah Abang. Selain mempunyai banyak nama panggilan, seseorang lebih dikenal dari daerah
tempat menetapnya seperti Ki Ageng Tingkir yang berasal daerah Tingkir, Ki Ageng Pengging
karena berasal dari daerah Pengging, sedangkan Syekh Siti Jenar sendiri dikenal sebagai Syekh
Lemah Abang karena dikenal berasal dari daerah Lemah Abang.

Pengembangan petilasan Syeh Siti Jenar religi akan menambah jumlah destinasi pariwisata
yang ada di Banyuwangi. Pada tahun 2021 jumlah kunjungan wisatawan ke Banyuwangi
mencapai 2,9 juta orang (Radar Banyuwangi). Dengan adanya pengembangan petilasan Syeh Siti
Jenar diharapkan dapat menambah jumlah kunjungan wisatawan ke Banyuwangi. Potensi lain
bisa dilihat pada sektor ekonomi, tidak hanya pendapatan daerah akan bertambah seiring dengan
bertambahnya jumlah wisatawan yang berkunjung, tetapi juga akan memberikan peluang usaha
pada masyarakat di sekitar petilasan. Pengembangan situs petilasan Syeh Siti Jenar juga
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya situs petilasan Syeh Siri
Jenar bagi kehidupan masyarakat dan generasi yang akan datang.

Berdasarkan penjelasan di atas situs petilasan Syeh Siti Jenar memiliki peluang cukup besar
untuk di kembangkan menjadi destinasi wisata religi. Dengan adanya pengembangan situs
petilasan Syeh Siti Jenar dapat terjadi estisensi. Destinasi wisata religi ini akan mengenalkan
kepada masyarakat luar daerah tokoh pejuang penyebar agama islam yang menjadi cikal bakal
lahirnya agama islam di Kabupaten Banyuwangi. Selain itu, diharapkan dapat memberikan
dampak positif khususnya bagi masyarakat di sekitar situs petilasan Syeh Siti Jenar dan
umumnya untuk masyarakat Banyuwangi maupun luar daerah.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan wawancara


danobservasi. Penelitian Kualitatif Menurut Saryono (2010), Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan
kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau
digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.

A. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi atau pengumpulan data
Teknik pengumpulan data di mana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap objek peneliti yang merupakan sumber data, untuk mendapatkan hasil yang
sebenarnya, sehingga data yang diperoleh benar-benar objektif.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilaksanakan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (narasumber) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan
(Mahmud, 2011: 173). Wawancara dilakukan bersama dengan sekretaris desa
Parangharjo Bapak Khoirul Anam.
3. Dokumentasi
dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif (Sugiyono, 2018: 124).

Hasil dan Pembahasan

A. Sejarah
Syeh Siti Jenar lahir sekitar tahun1404 Masehi di Persia,Iran. Sejak kecil ia berguru
kepada ayahnya Sayyid Shalih di bidang Al-Qur’an dan Tafsirnya. Dan Syeh Siti Jenar masih
kecil berhasil menghafal Al-Qur’an di usia 12 tahun. Kemudia ketika Syeh Siti Jenar berusia
17 tahun, maka ia bersama ayahnya berdakwah dan berdagang ke Malaka.Tiba di Malaka
ayahya di angkat menjadi Mufti Malaka oleh kwsultanan Malaka di bawah pimpinan Sultan
Muhammad Iskandar Syeh.Saat itu kesultanan Malaka adalah di bawah komando Khalifah
Muhammad 1, kekhalifahan Turki Usmani. Akhirnya Syeh Siti Jenar dan ayahnya bermukin
di Malaka. Pada tahun 1425 Masehi Sayyid Shalih beserta anak dan istrinya pindah ke
cirebon.Kemudian setelah dewasa mendapat gelar Syeh Abdul Jalil. Dan ketika datang untuk
berdakwah ke Caruban, Dia mendapat gelar Syeh Siti Jenar atau Syeh Lemah Abang dan
itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya Desa Lemahbang di Kecamatan Singojuruh.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Selamet Mulyono sebagai juru kunci di
petilasan Syeh Siti Jenar. Keberadaan petilasan Syeh Siti Jenar sudah dikerahui oleh
masyarakat dan bahkan di rawat. Lokasi petilasan Syeh Siti Jenar itu sendiri berada di tengah
persawahan dan identik dengan pohon beringin yang besar. Petilasan Syeh Siti Jenar ini di
yakini masyarakat sebagi tempat tokoh leluhur dulu pernah singgah di desa ini. Kalau di
artikan Siti itu artinya lemah dan jenar itu merah atau abang maka oleh masyarakat setempat
desa ini dinamai desa lemahbang.
Syeh Siti Jenar adalah salah satu tokoh dalam sejarah penyebar agama islam di tanah
jawa. Ajaran Siti Jenar yang paling terkenal adalah ajaran Manunggaling Kawula Gusti
.Ajaran Manunggaling Kawula Gusti adalah suatu ajaran yang menjelaskan keberadaan
manusia atau alam semesta sebagai sesuatu yang tidak ada , karena pada hakikatnya yang ada
itu hanyalah Tuhan semata. Manusia dan alam adalah ciptaan Tuhan, yang pada akhirnya
semuanya pasti akan kembali kepadanya. Sebesar apapun titelnya manusia baik seorang raja
ataupun bupati, kalau tidak mengetahui hakikat sejati kehidupan, maka mereka akan jatuh ke
dalam kekosongan. Sebaliknya meski orang itu terlihat hina, fakir, pengemis kalau telah
memahami hakikat kehidupan.

B. Daya Tarik Petilasan Syeh Siti Jenar


Adapun daya tarik atau keunukan dari petilasan Syeh Siti Jenar sebagai berikut :
1. Lokasi kawasan petilasan berada di tengah-tengah sawah warga dan dekat dengan rel kereta
api.
2. kekuatan mistis yang masih kuat.

C. Langkah Masyarakat Dalam Mengembangkan Petilasan Syeh Siti Jenar Sebagai Destinasi
Wisata Religi

Pariwisata berbasis masyarakat adalah konsep pengembangan wisata dengan mengikut


sertakan masyarakat atau komunitas dalam kegiatan dan pengelolaannya. Peninggalan
sejarah merupakan suatu warisan budaya yang menceritakan keluhuran dari suatu warisan
budaya masyarakat. Begitu pula dengan situs petilasan Syeh Siti Jenar Pemerintah desa
Lemahbang melakuka upaya agar tetap menjaga kelestarian situs Syeh Siti Jenar dengan
melalukan pengembangan manjadi destinasi wisata religi. Pemerintah desa berharap dapat
mengenalkan situs peninggalan sejarah ini dan memberikan edukasi kepada generasi muda
tentang pentingnya sejarah bagi kehidupan.

A. Analisis SWOT Dalam Pengembangan Petilasan Syeh Siti Jenar Sebagai Destinasi Wisata
Religi
Menurut Freddy 2014 Analisis SWOT merupakan salah satu metode mengembangkan
kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, poyek atau konsep bisnis yang berdasarkankan
faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar yaitu kekuatan (strengths), kelemahan
(weakness), peluang (opportunities), ancaman (threats), metode ini paling sering di gunakan
dalam metode
evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan di lakukan analisis SWOT hanya
mengambarkan situasi yang terjadi bukan hanya memepecahkan masalah.
1. kekuatan (Strength)
 Jarak tempuh tidak terlalu jauh
 Lokasi mudah di temukan
 Memiliki nilai historis yang tinggi
2. Kelemahan (Weakness)

 Akses jalan sulit karena melewati gang kecil


 Berada di kawasan sawah
 Tidak adanya simbol masuk mauk ke petilasan
3. Peluang (Opportunities)
 Meningkatnya kunjungan wisata
 Meningkatnya peluang usah masyarakat setempat
 Menambah destinasi wisata religi di Banyuwangi
4. Ancaman (Threat)
 Keamanan Kawasan situs
 Persaingan dengan destinasi wisata religi lainnya
Kesimpulan
Petilasan Syeh Siti Jenar memiiki potensi yang cukup besar untuk di kembangkan
menjadi destinasi wisata religi. Pengembangan petilasa akan menambahkan destinasi wisata
di Banyuwangi. Potensi lain dapat di lihat dari sektor ekonomi. Destinasi we\isata religi
padat mengenalkan kepada masyarakat luar daerah tokoh pejuang oenyebar agama islam di
tanah belambangan yang menjadi cikal bakal desa lemhbang.
Saran
Situs petilasan Syeh Siti Jenar merupakan salah satu peninggalan sejarah yang harus
dilestarikan keberadaannya. Untuk menjaga eksistensi dari situs sendiri, perlu adanya upaya-
upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat sekitar. Perlunya promosi dari pihak
pemerintah untuk mengenalkan potensi wisata religi situs petilasan Syeh Siti Jenar dan
melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian situs
peninggalan sejarah. Masyarakat juga diharapkan dapat membantu dalam upaya pelestarian
dan pengembangan petulasan Syeh Siti Jenar sebagai destinasi wisata religi.
DAFTAR PUSTAKA
Aris Ananta dkk., Demography of Indonesia's Ethnicity (Singapore: ISEAS Publishing, 2015)
Muljadi A.J, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2009, hal 10
Yudiana, I Kadek dan Miskawi. 2018. Pengembangan Situs Kendanglembu Sebagai Objek
Pariwisata Sejarah di Kabupaten Banyuwangi. Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.
Vol.7.N0.1
Selamet Mulyono, 15 Okrober 2023. Hasil Wawancara

Anda mungkin juga menyukai