Anda di halaman 1dari 19

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................ii
RINGKASAN..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................ 2
1.3 Manfaat .............................................................................................................. 2
BAB II GAGASAN ...................................................................................................... 3
2.1 Kondisi Terkini .................................................................................................. 3
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan ......................................................................... 4
2.3 Perbaikan yang Diharapkan ............................................................................... 5
2.4 Pihak yang Dilibatkan ........................................................................................ 6
2.5 Langkah Strategis Dalam Mengimplementasikan Gagasan ............................... 6
BAB III KESIMPULAN ............................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 8
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota yang ditandatangani .................................... 9
Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping.................................................................... 12
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ..................... 14
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ......................................................... 15

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kondisi Eksisting Pulau Tiban....................................................................4


Gambar 2. Potensi Pulau Tiban.....................................................................................5

ii
3

RINGKASAN

Tiban, The Gallery of Local Treasure merupakan suatu pengembangan


pariwisata kreatif di Pulau Tiban, Desa Kartika Jaya, Kecamatan Patebon, Kabupaten
Kendal dengan memanfaatkan berbagai potensi lokal. Local Treasure menjadi pilihan
karena Pulau Tiban ini memiliki potensi unggulan yang belum dikembangkan.
Potensi yang dimiliki ialah pulau ini merupakan objek wisata yang telah dibuka sejak
tahun 2014 dan dikelola oleh Pokdarwis setempat, dengan flora dan fauna yang ada
seperti cemara, kerang, tiram dan biota lainnya dapat dimanfaatkan sebagai suguhan
yang menarik. Selain itu, Pulau Tiban dapat menjadi sebuah tujuan petualangan
karena berlokasi di ujung utara Pantai Kartika Jaya yang mana pulau ini dapat
dicapai dengan menyusuri Kali Lingen. Pengembangan yang dilakukan berupa
pemanfaatan kawasan Pulau Tiban menjadi ruang pameran terbuka, dimana barang
yang dipamerkan adalah hasil kreativitas pengolahan potensi lokal. Olahan potensi
lokal seperti kerajinan tangan yang berasal dari kerang dan mangrove serta olahan
ikan laut, tiram bahkan mangrove menjadi hidangan kuliner. Selain olahan potensi
tersebut, Pulau Tiban juga menerapkan konservasi mangrove untuk pencegahan
abrasi dan susur Kali Lingen untuk mencapai Pulau Tiban sembari mendengarkan
sejarah terbentuknya pulau oleh pemandu. Atraksi tersebut juga ditambah dengan
pantulan cahaya biru kehijauan biota laut, plankton yang semakin memukau pesona
pantai pada malam hari. Tujuan dicetuskan pengembangan pariwisata kreatif ini
adalah untuk mengembalikan daya tarik wisata Pulau Tiban yang pada tahun 2014
sudah banyak diminati masyarakat. Tidak hanya itu, tujuan lainnya ialah untuk
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat baik melalui manfaat
langsung maupun multiplier effect dari aktivitas pariwisata Pulau Tiban. Tahap
strategis untuk implementasi gagasan ini antara lain tahap pemulihan dan
pemberdayaan, tahap pelaksanaan, tahap branding serta tahap monitoring dan
evaluasi.

iii
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabupaten Kendal adalah salah satu kabupaten yang tengah mendorong
perkembangan potensi wisatanya. Hal ini terlihat dari beberapa program
pemerintahan yang dicanangkan, salah satunya adalah 101 Desa Wisata (Dhian,
2018). Salah satu desa yang dikembangkan sebagai desa wisata adalah Desa Kartika
Jaya, Kecamatan Patebon dimana objek wisata yang dikelola adalah pariwisata Pulau
Tiban. Wisata Pulau Tiban sudah dikembangkan sejak tahun 2014 dimana
pengelolanya adalah masyarakat setempat yang tergabung dalam Pokdarwis
(Kelompok sadar wisata) (Ade dkk, 2018).
Pulau Tiban sendiri merupakan satu-satunya pulau di wilayah administrasi
Kabupaten Kendal (Ade dkk, 2018). Pulau ini terletak di bagian utara Desa Kartika
Jaya dan terbentuk pada tahun 2012. Keberadaan Pulau Tiban ini sangat bermanfaat
bagi penduduk Desa Kartika Jaya, hal ini dikarenakan Pulau Tiban menjadi sabuk
pantai di daerah pesisir Desa Kartika Jaya. Hal ini membuat proses abrasi di pantai
Desa Kartika Jaya berkurang, sehingga daratan di Desa Kartika Jaya terlindungi dan
dapat difungsikan untuk keperluan penduduknya, misalnya kegiatan pertambakan.
Selain menjadi sabuk pantai Pulau Tiban ternyata juga menjadi habitat bagi flora
dan fauna daerah pesisir seperti mangrove, cemara pantai, kerang, tiram dan
beberapa jenis burung. Bahkan Pulau Tiban menjadi daerah konservasi mangrove.
Pada malam hari keindahan Pulau Tiban lebih memukau hal ini dikarenakan terdapat
plankton yang dapat mengeluarkan cahaya hijau kebiruan di sekitar tepian pantai.
Selain keindahan panorama, hal yang bisa didapat dari berkunjung ke daerah wisata
Pulau Tiban adalah adanya kebudayaan masyarakat setempat yang dapat dinikimati,
misalnya adalah kegiatan sedekah laut. Keindahan panorama pantai, adanya flora
dan fauna yang menghiasi Pulau Tiban dan atraksi budaya yang menarik menjadi
daya tarik Pulau Tiban untuk dikunjungi wisatawan.
Pariwisata di Pulau Tiban pada awal kemunculannya menarik banyak pengunjung
dan berkembang dengan pesat. Adanya panorama pantai yang indah dan tenang serta
atraksi berupa wisata susur sungai menjadi alasannya. Sayang, saat dilakukan
kunjungan oleh penulis pada tahun 2019, keadaan Pulau Tiban sudah tidak terawat
dan wisatawan yang datang juga sangat sedikit. Walaupun masyarakat setempat yang
tergabung dalam Pokdarwis masih mengelola pariwisata Pulau Tiban, tidak ada
fasilitas-fasilitas dan kurangnya daya tarik menyebabkan Wisata di Pulau Tiban kini
tidak berkembang lagi. Hal ini diperparah dengan proses abrasi yang terjadi di Pulau
Tiban.
Namun, masih adanya potensi dan keinginan masyarakat dalam mengembangkan
potensi yang ada membuat wisata Pulau Tiban masih perlu diberdayakan agar
nantinya dapat menarik banyak wisatawan dan memberikan dampak kesejahteraan
kepada masyarakat, seperti pada awal dibukanya Pulau Tiban sebagai obyek wisata.
Pemberdayaan sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada kesempatan ini
penulis mengutarakan gagasan dalam rangka memperdayakan potensi Pulau Tiban,
baik potensi SDA, SDM, maupun budaya secara lebih optimal dan kreatif dari
sebelumnya. Gagasan tersebut berupa pemanfaatan Pulau Tiban sebagai galeri atau
ruang pameran seni di ruang terbuka, dimana nantinya hasil seni yang di tampilkan
merupakan hasil pemanfaatan potensi lokal yang ada. Gagasan ini muncul dari
adanya banyak potensi dari berbagai sektor yang dapat dikembangkan menjadi suatu
karya seni dan juga potensi keindahan Pulau Tiban yang juga memiliki nilai
keindahan atau seni tersendiri.

1.2 Tujuan
Penyusunan proposal PKM bertujuan untuk mengembalikan daya tarik Pulau
Tiban melalui pengadaan atraksi baru yang berbeda dan unik. Atraksi yang baru
dan unik ini merupakan bentuk pemanfaatan dari potensi lokal yang ada di Pulau
Tiban.

1.3 Manfaat
Penyusunan proposal PKM bermanfaat untuk mendorong perkembangan
wisata Pulau Tiban dan dikarenakan memanfaatkan potensi lokal, dapat
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat baik melalui manfaat
langsung maupun multiplier effect dari aktivitas pariwisata Pulau Tiban. Selain
itu, dapat bermanfaat untuk meningkatkan value dari potensi yang sudah ada serta
untuk konservasi lingkungan melalui penanaman mangrove sebagai bentuk
pencegahan abrasi pantai.
3

BAB II GAGASAN

2.1 Kondisi Terkini


Wisata Paulau Tiban yang terletak di Desa Kartika Jaya, Kecamatan Patebon
merupakan daratan memanjang sejauh 1 km (data tahun 2014) yang membentang dari
barat ke timur (Ade dkk, 2018). Kondisi objek wisata Pulau Tiban ini saat dilakukan
kunjungan pada September 2019 memberikan kesan yang kurang menarik bagi
penulis selaku pengunjung. Walaupun begitu adanya aktivitas susur Kali Lingen
untuk mencapai Pulau Tiban menjadi suatu pengalaman wisata yang menarik. Hal ini
dikarenakan wisata susur sungai jarang ditemukan di Jawa Tengah. Namun atraksi
susur Kali Lingen yang menarik tidak dilengkapi oleh atraksi menarik di Pulau Tiban
sebagai objek wisata utama. Hal ini terlihat dari saat dilakukannya observasi, dimana
kondisi Pulau Tiban tidak terawat. Ketidakterawatan Pulau Tiban dapat dilihat dari
minimnya fasilitas penunjang pariwisata (ketidaktersediaan toilet, minimnya tempat
beristirahat, dermaga yang tidak memadai, dan tidak adanya rambu-rambu petunjuk),
kurang terjaganya kebersihan pulau serta tidak terawatnya pohon mangrove dan
cemara laut yang tumbuh di Pulau Tiban.

Gambar 1. Kondisi Eksisiting Pulau Tiban


Selain itu kurang beragamnya aktivitas wisata yang bisa dilakukan di Pulau
Tiban juga menjadikan wisata Pulau Tiban kurang menarik. Saat penulis melakukan
observasi kegiatan wisata yang bisa dilakukan hanyalah menikmati pemandangan
Laut Jawa dan daerah sekeliling pulau (something to see), bermain air (something to
do) walaupun tidak ada fasilitas penunjang, misalnya tempat bilas dan berganti
pakaian, dan berfoto (something to do). Kegiatan yang mencirikan karakteristik
somethin to buy tidak ditemukan di Pulau Tiban. Hal ini menandakan bahwa wisata
Pulau Tiban masih perlu dikembangkan secara lebih lanjut.
Namun, saat kegiatan observasi berlangsung penulis menemukan banyak potensi
Pulau Tiban yang sebenarnya dapat dikembangkan. Contohnya saja di Pulau Tiban
banyak ditemukan kerang yang dapat diolah menjadi suatu karya seni. Terdapat pula
tiram dan mangrove yang dapat diolah secara kreatif menjadi kuliner khas Pulau
Tiban. Selain itu terdapat plankton yang dapat menghasilkan cahaya dan dapat dilihat
saat malam hari di sepanjang pantai Pulau Tiban. Hal ini dapat menjadi potensi
untuk dijadikan wisata panorama yang memperlihatkan seni keindahan.

Gambar 2 : Potensi Pulau Tiban


Selain sebagai objek wisata Pulau Tiban juga menjadi kawasan konservasi
mangrove yang harus dijaga. Hal ini dikarenakan adanya permasalahan abrasi yang
berdampak besar pada Pulau Tiban. Berdasarkan informasi yang didapatkan sudah
50% wilayah Pulau Tiban hilang karena abrasi, dimana garis pantai yang awalnya
sepanjang 100 m menjadi hanya 30 m pada tahun 2018 (Edi, 2018). Oleh karena itu
kegiatan wisata yang ada tidaklah boleh merusak fungsi Pulau Tiban sebagai kawasan
konservasi mangrove. Sayangnya pengembangan wisata Pulau Tiban yang pernah
dilakukan sepertinya tidak memperhatikan hal tersebut. Keadaan ini terlihat dari
kondisi terkini Pulau Tiban yang dipenuhi sampah dan tanaman-tanaman yang rusak
dan tidak tertata dengan baik.

2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan


Pengembangan pariwisata yang sebelumnya dilakukan di Pulau Tiban berupa
wisata panorama yang meyuguhkan pemandangan laut dan kerimbunan tanaman
cemara laut. Saat berada di pulau ini wisatawan dapat melakukan aktivitas berupa
berfoto, berjalan sambil menikmati pemandangan, bersantap dan bahkan melakukan
fun camping. Aktivitas-aktivitas ini berlangsung tanpa pengontrolan yang baik
sehingga berakibat pada rusaknya keindahan Pulau Tiban. Selain itu kurang
5

bervariasinya pengembangan wisata yang dilakukan di Pulau Tiban sebagai objek


wisata utama menjadi alasan berkurangnya wisatawan.
Walaupun demikian, untuk menjawab permasalahan abrasi dalam pengembangan
wisata Pulau Tiban telah dilakukan kegiatan konservasi penanaman mangrove.
Kegiatan ini melibatkan banyak pihak baik pemerintah maupun swasta. Namun
kegiatan penanaman yang dilakukan tidak sepenuhnya dapat menangani
permasalahan abrasi ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tanaman mangrove yang
rusak dan tidak tumbuh serta masih terjadinya proses abrasi yang pada tahun 2018
mampu menghilangkan 50% daerah Pulau Tiban.

2.3 Perbaikan yang Diharapkan


Berkaca dari kondisi Pulau Tiban yang kurang dioptimalkan sebagai objek
pariwisata, gagasan yang dicetuskan adalah “Tiban, The Gallery of Local Treasure”
pemanfaatan Pulau Tiban sebagai ruang pameran atau galeri seni di ruang terbuka.
Galeri seni di Pulau Tiban akan menyuguhkan berbagai karya seni yang merupakan
pemanfaatan hasil olahan potensi oleh masyarakat lokal. Hasil olahan tersebut berasal
dari potensi yang ada di Pulau Tiban itu sendiri, seperti kerang, tiram, cemara laut
dan mangrove.
Lokasi Pulau Tiban sendiri dapat dicapai dengan menyusuri Kali Lingen
menggunakan perahu, dengan harga tiket saat ini sebesar Rp15.000,00 per
pengunjung. Selama menyusuri Kali Lingen, wisatawan hanya duduk sambil melihat
tambak dan hutan mangrove tanpa atraksi apapun, maka hal baru yang ditawarkan
ialah pengemudi perahu berperan juga sebagai pemandu wisata. Pemandu wisata ini
akan menjelaskan bagaimana sejarah, potensi, fungsi dan keunikan Pulau Tiban
sehingga wisatawan akan mendapatkan wawasan baru.
“Tiban, The Gallery of Local Treasure” diimplementasikan dengan
memanfaatkan jumlah kerang yang cukup banyak di pulau tersebut, kerang ini dapat
diolah menjadi suatu kerajinan tangan yang memiliki nilai seni dan ekonomi tinggi.
Selain itu pemulihan kawasan konservasi mangrove perlu dilakukan dan mangrove
sebagai tanaman yang dijadikan konservasi di Pulau Tiban dapat diolah menjadi
beragam kerajinan seni yang bernilai ekonomis tinggi, bahkan magrove ini juga dapat
diolah menjadi berbagai hidangan seperti teh dan makanan ringan. Selanjutnya, akan
disuguhkan juga berbagai kuliner yang memanfaatkan hasil laut, seperti olahan tiram,
ikan laut dan sebagainya. Berbagai hasil olahan kreatif dari kerajinan tangan sampai
hidangan kuliner akan disuguhkan atau dipamerkan di sepanjang Pulau Tiban yang
menjadi objek wisata utama. Pameran atau penyuguhan hasil kerajian atau olahan
pangan ini akan menjadi atraksi baru dan unik di Pulau Tiban dan meningkatkan daya
tarik Pulau Tiban.
Atraksi sedemikian rupa yang ditawarkan, tentu diperlukan penyediaan sarana
dan prasarana dasar seperti toilet, tempat sampah dan tempat ibadah sebagai
penunjang wisata. Berbagai atraksi tersebut lebih memukau dengan pantulan cahaya
hijau kebiruan dari biota laut, plankton pada malam hari. Pengunjung dapat
menikmati gemerlap malam di pantai sehingga memberikan pengalaman yang
berkesan. Berdasarkan gagasan di atas maka “Tiban, The Gallery of Local Treasure”
dapat memberikan manfaat antara lain meningkatkan perekonomian masyarakat
melalui pemberdayaan dan peningkatan potensi lokal, meningkatkan value dari
potensi yang sudah ada serta konservasi lingkungan melalui penanaman mangrove
sebagai pencegahan abrasi pantai.

2.4 Pihak yang Dilibatkan


Pihak atau stakeholders yang dilibatkan dalam implementasi gagasan antara
lain:
1. Pokdarwis
Kelompok sadar wisata berperan sebagai penggerak berlangsungnya kegiatan
wisata di Pulau Tiban.
1. Kelompok PKK, Karang Taruna dan kelompok masyarakat lain
Kelompok PKK dan karang taruna berperan sebagai masyarakat yang dapat
mengoptimalkan potensi yang ada di Pulau Tiban, antara lain mengolah
kerang, tiram, mangrove menjadi kerajinan seni maupun olahan makanan.
2. Pemerintah Desa, Kecamatan dan Daerah
Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Daerah pada
gagasan ini berperan sebagai penyedia sarana dan prasarana yang dibutuhkan
dalam implementasi galeri seni di Pulau Tiban.
3. Dinas Pariwisata
Dinas Pariwista berperan sebagai pihak yang memiliki otoritas dalam
pemberlakuan usulan pengembangan bidang kepariwisataan.

2.5 Langkah Strategis Dalam Mengimplementasikan Gagasan


Langkah strategis yang akan dilakukan adalah sebgai berikut.
“Pemulihan & Pemberdayaan > Pelaksanaan > Branding > Monitoring”
Langkah stategis dalam implementasi “Tiban, The Gallery of Local Treasure”
yang pertama adalah tahap pemulihan dan pemberdayaan, tahap ini dilakukan
pemulihan serta penguatan konservasi mangrove guna mencegah terjadinya abrasi
di Pulau Tiban, sedangkan pemberdayaan dilakukan kepada Karang Taruna,
Kelompok PKK dan Pokdarwis untuk dapat mengolah potensi yang ada menjadi
barang bernilai seni dan ekonomi tinggi. Pada tahap ini juga dilakukan penyediaan
sarana prasarana dasar untuk menunjang aktivitas wisata. Setelah konservasi,
7

kesiapan masyarakat dan sarana prasarana sudah dibenahi, kemudian masuk pada
tahap pelaksanaan yaitu implementasi gagasan berupa pengadaan booth di
sepanjang Pulau Tiban sebagai tempat berbagai hasil kerajinan dan aneka kuliner
laut dipamerkan. Pada penerapan gagasan ini juga dilakukan pengaturan agar
kegiatan konservasi mangrove dapat tetap berjalan. Pengaturan berupa pemisahan
ruang pameran/galeri terbuka di Pulau Tiban menjadi 3 bagian. Bagian pertama
berupa ruang khusus diperuntukan untuk konservasi mangrove dimana tidak ada
kegiatan lain. Ruang kedua merupakan ruang pameran hasil kerajian yang dimana
terdapat ruang pemisah yang cukup berjarak antar booth pameran. Ruang kosong
antar booth ini akan dimanfaatkan untuk penanaman vegetasi untuk peneduh seperti
cemara laut dan mangrove. Terakhir pada ruang ketiga difungsikan untuk ruang
memamerkan atau menyuguhkan hidangan hasil olahan masyarakat sekitar, dimana
pada ruang ini kegiatan pariwisata lebih banyak dilakukan (makan, bersantai, dan
lain-lain). Hal ini dimaksudkan agar kegiatan pariwisata yang berkemungkinan
mengganggu pertumbuhan mangrove dapat dijauhkan dari lokasi pemberdayaannya.
Selanjutnya, dalam pelaksanaan ini berlagsung perlu dilakukan branding agar
“Tiban, The Gallery of Local Treasure” semakin diketahui oleh masyarakat luas.
Tahap terakhir adalah monitoring – evaluasi, tahap ini sangat penting karena
bertujuan agar pelakanaan “Tiban, The Gallery of Local Treasure” tetap berjalan
optimal sesuai yang diharapkan serta evaluasi agar wisata dapat berkembang dan
berkelanjutan. Berikut ini adalah bagan langkah strategis yang akan dilakukan,

PEMULIHAN & PEMBERDAYAAN PELAKSANAAN

Pemulihan serta penguatan konservasi Implementasi “Tiban, The Gallery of Local


mangrove untuk mencegah terjadinya Treasure” berupa pengadaan booth sebagai
abrasi di Pulau Tiban tempat berbagai hasil kerajinan dan aneka
kuliner laut
Pemberdayaan dilakukan kepada
Karang Taruna, Kelompok PKK dan - Konsep pengaturan ruang dibagi
Pokdarwis untuk dapat mengolah 3
menjadi barang ekonomi tinggi.
a. Ruang khusus konservasi
Penyediaan sarana prasarana dasar mangrove
unutk menunjang aktivitas wisata.
b. Ruang pameran hasil kerjianan

c. Ruang untuk kuliner

MONITORING & EVALUASI BRANDING

Bertujuan agar pelakanaan “Tiban, Branding untuk mempromosikan Pulau


The Gallery of Local Treasure” tetap Tiban agar lebih dikenal masyarakat luas
berjalan optimal sesuai yang
diharapkan serta evaluasi agar wisata
dapat berkembang dan berkelanjutan.
BAB III KESIMPULAN

Gagasan “Tiban, The Gallery of Local Treasure” merupakan pemanfaatan


Pulau Tiban sebagai galeri seni di ruang terbuka. Galeri seni ini diisi dengan hasil
olahan masyarakat dari potensi lokal Pulau Tiban seperti kerang, tiram dan mangrove
yang bernilai seni dan ekonomi tinggi. Gagasan ini selain bertujuan untuk
mengembalikan daya tarik Pulau Tiban melalui atraksi baru dan unik, juga
meningkatkan perekonomian masyarakat secara langsung maupun multiplier effect.
Atraksi yang ditawarkan di Pulau Tiban memberikan wisatawan wawasan luas dari
penjelasan sejarah oleh pemandu wisata, melihat dan membeli kerajinan bernilai seni
dan ekonomi tinggi, menyantap kuliner seafood dan pengalaman berkesan dengan
menikmati pantulan cahaya dari biota laut, plankton.
“Tiban, The Gallery of Local Treasure” diwujudkan dalam beberapa tahap,
pertama pemulihan dan pemberdayaan, berupa pemulihan kawasan konservasi
mangrove dan pemberdayaan masyarakat lokal untuk megolah potensi menjadi
kerajinan dan olahan bernilai seni dan ekonomi tinggi. Tahap kedua yaitu
pelaksanaan gagasan berupa pengadaan pameran, kerajinan serta kuliner dan susur
sungai. Tahap ketiga branding dan terakhir monitoring-evaluasi agar wisata tetap
optimal dan berkelanjutan.
“Tiban, The Gallery of Local Treasure” diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pemberdayaan dan
peningkatan potensi lokal, meningkatkan value dari potensi yang sudah ada serta
konservasi lingkungan melalui penanaman mangrove sebagai pencegahan abrasi
pantai.

DAFTAR PUSTAKA
Prayitno, Edi. 2018. Digerus Abrasi,Pulau Tiban Terancam Hilang. Dalam
www.metrojateng.com diakses pada tanggal 29 Oktober 2019.
Priyatin, Slamet. 2018. Terkena Abrasi, Pulau Tiban Jadi Tempat Wisata Tanam
Bakau. Dalam www.travel.kompas.com diakses pada tanggal 29 Oktober
2019
Putranto, Dhian Adi. 2017. Pemkab Kendal Dorong 101 Desa Jadi Desa Wisata.
Dalam www.jateng.tribunnews.com diakses pada tanggal 29 Oktober 2019.
Rustiana, Ade dkk. 2018. Pengembangan Green Ticketing Sabagai Upaya
Peningkatan Pendapatan Masyarakat dan Pelestarian Ekosistem Wisata
Pulau Tiban. Jurnal Pengabdian Kepada Mayarakat. 2018. Vol 24, No.3
9

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota yang ditandatangani
1. Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Geovani Delareza
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi S1-Perencanaan Wilayah dan
Kota
4 NIM 21040117120029
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kab. Semarang, 27 Februari 1999
6 E-mail delarezag@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085643092174
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Engineering Festival Panitia Semarang, 2018
2
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Perhargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.

Semarang, 27-12-2019
Ketua Tim

(Geovani Delareza)
2. Biodata Anggota I
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Parandita Anisa Fatah Murbana
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi S1-Perencanaan Wilayah dan
Kota
4 NIM 21040117120030
5 Tempat dan Tanggal Lahir Boyolali, 08 September 1999
6 E-mail paran1234dita@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 083825937629
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Perhargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.

Semarang, 27-12-2019
Anggota Tim

(Parandita Anisa F. M.)


11

3. Biodata Anggota II
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Agung Dwi Prastyo
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi S1-Perencanaan Wilayah dan
Kota
4 NIM 21040117120024
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pati, 28 Oktober 1999
6 E-mail prastyoagungdwi7@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082227259196
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Perhargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Juara III ESPADA UNISSULA 2016
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.

Semarang, 27-12-2019
Anggota Tim

(Agung Dwi Prastyo)


Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Mada Sophianingrum
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
4 NIP/NIDN 0030058503
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kebumen, 30 Mei 1985
6 Alamat E-mail Mada.sophianingrum@live.undip.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 081229874421
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Instansi Universitas Universitas Diponegoro-
Diponegoro Universite Pantheon
Sorboanne
Jurusan/Prodi Perencanaan Pembangunan Wilayah
Wilayah dan Kota dan Kota-Geografi
Negara Berkembang
Tahun Masuk- 2003-2007 2008-2010
Lulus
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Proses Perencanaan Wajib 4
2 Studio Proses Perencanaan Wajib 4
3 Studio Perencanaan Wajib 4
C.2. Penelitian
No Judul Penlitian Penyandang Dana Tahun
1 Indikator RPJMD Kota Semarang Bappeda 2019
2 Transformasi Desa Asal Migran di Mandiri 2014-2016
Wonosobo
C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat
No Judul Pengabdian Kepada Penyandang Dana Tahun
Masyarakat
1 Pendampingan Keberlanjutan Fakultas Teknik 2018
Pengelolaan Sampah RW 1
Kelurahan Manyaran Kota semarang
2 Sosialisasi Pengembangan Rural Mandiri 2018
Industri
13

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan PKM-GT.

Semarang, 27-12-2019
Dosen Pendamping

(Mada Sophianingrum)
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu
(Jam/Minggu)
1 Geovani Delareza S-1 Teknik 8 Jam/Minggu Pembuat
/21040117120029 PWK konsep,
mengumpulkan
referensi, dan
mengkoordinasi
kelancaran
jalannya
program.
2 Parandita Anisa F. S-1 Teknik 8 Jam/Minggu Mengumpulkan
M. PWK referensi dan
/21040117120030 koordinasi
dengan dosen
pembimbing
dan membuat
pengembangan
ide PKM GT.
3 Agung Dwi Prastyo S-1 Teknik 8 Jam/Minggu Penanggung
/21040117120024 PWK jawab
pembuatan
proposal,
administrasi
dan laporan
kegiatan.
15

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jalan Prof. Soedarto, SH Tembalang-Semarang, Kode Pos 50275
Telp : (024) 7460012 Fax : (024) 7460013 email: rektor@undip.ac.id,
sesrektor@undip.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Geovani Delareza
NIM : 21040117120029
Program Studi : S1-Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas : Teknik

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-GT saya dengan judul: “Tiban, The
Gallery Of Local Treasure” Pengembangan Pulau Tiban Sebagai Objek Wisata
Kreatif Berbasis Sumber Daya Lokal yang diusulkan untuk tahun anggaran 2020
adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana
lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka


saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Semarang, 22-11-2019
Mengetahui, Yang menyatakan,
Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan Ketua Pelaksana
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,

(Dr. Nat. tech. Siswo Sumardiono, ST, M.T) (Geovani Delareza)


NIDN. 0015097503 NIM. 21040117120029

Anda mungkin juga menyukai