Anda di halaman 1dari 25

PROGRAM PENDAMPINGAN PENGUATAN

KELEMBAGAAN DAN KAPASITAS


MASYARAKAT LOKAL PADA WISATA BAHARI
GILI LABAK MENGGUNAKAN APLIKASI
“’PEDULI GILI LABAK”

Desa Kombang, Kecamatan Talango, Kabupaten


Sumenep, Jawa Timur.

Sumenep
Oktober 2022

0
LATAR BELAKANG

Pulau Gili Labak terletak di Desa Kombang, Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep Madura.
Pulau ini terletak di antara 7°12'1.03"-7°12'35.14" LS dan 114°2'35.86"-114°3'6.59" BT. Secara
administrasi, pulau ini hanya terdapat satu dusun, yaitu Dusun Gili Labak, satu Rukun Tetangga (RT)
dansatu Rukun Warga (RW), dan dihuni oleh sekitar 44 kepala keluarga (KK). Untuk menuju pulau ini
dapat ditempuh menggunakan perahu nelayan atau agen perjalanan dengan waktu tempuh 2,5-3jam
dari 3 pelabuhan, yaitu pelabuhan Desa Tanjung di Kecamatan Saronggi, Pelabuhan Kalianget di
Kecamatan Kalianget dan Pelabuhan Desa Kombang di Kecamatan Talango (Resdiana, 2017).
Luas pulau ini 5 ha, dengan hamparan pasir putih seluas 2,1 ha dan terumbu karang yang
mengelilingi Gili Labak seluas 80,99 ha (Afifah, 2019). Panorama terumbu karang dan ikan hias
sebagai taman laut ini menjadi daya tarik tersendiri untuk melakukan kegiatan snorkeling dan diving.
Potensi terumbu karang dan pasir putihnya yang indah menjadikan Gili Labak, sejak tahun 2014 mulai
menjadi destinasi wisata bahari. Jumlah kunjungan wisata di Gili Labak menunjukkan tren yang selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah kunjungan wisata mencapai 300-1.000 org/minggu, dengan
puncak kunjungan pada hari Sabtu dan Minggu (Wijaya, 2021).
Pulau Gili Labak ini merupakan sebuah pulau kecil yang dulunya hanya dikenal dengan sebutan
nama pulau tikus, karena dulunya pulau ini menjadi tempat sarang tikus yang hingga saat ini masih
menjadi cerita mistis di pulau tersebut (Ozsa, pers com. 2021). Namun sejak tahun 2016, pulau ini
mulai menjadi salah satu destinasi wisata bahari di Kabupaten Sumenep. Namun sayangnya
perkembangan industri wisata bahari di Gili Labak masih belum berjalan dengan baik. Jumlah
kunjungan wisatawan membuktikan bahwa Pantai Sembilan yang juga berada di Kabupaten Sumenep,
lebih diminati oleh wisatawan (dalam hal pelayanan dan pemenuhan kebutuhan wisatawan), karena
dalam jangka 1 (satu) tahun sudah mencapai total 10 kunjugan 75.775 orang, sedangkan Pulau Gili
Labak dalam jangka 2 (dua) tahun mencapai total kunjungan 64.808 orang (Anita 2018).
Sulitnya pengembangan pariwisata dilakukan di Pulau Gili Labak dikarenakan keberadaannya
yang terpencil dan cukup sulit untuk dijangkau, minimnya sarana, prasarana dan infrastruktur untuk
mendukung adanya kegiatan pariwisata (Anita, 2018). Permasalahan terhadap tempat wisata ini
adalah dalam hal pelayanan fasilitasnya. Kualitas pelayanan fasilitas di Pulau Gili Labak masih sangat
minim. Di area tersebut terbatasnya sumber air tawar, sehingga kebutuhan air bersih masih sangat
terbatas. Selain itu listrik juga hanya nyala pada malam hari saja, di Pulau Gili Labak juga belum ada
penginapan. Selain itu, minimnya pengetahuan atau hampir kebanyakan dari masyarakatnya yang
masih awam tentang pariwisata, serta kurangnya dukungan secara totalitas dari tokoh masyarakat
(dalam hal ini adalah Kepala Desa) selaku orang yang berkewajiban untuk memimpin dan mengatur
masyarakat setempat. Permasalahan lain yang muncul dikarenakan kondisi masyarakat lokal di Pulau
Gili Labak yang kurang memiliki motivasi diri (keinginan dari diri sendiri) untuk melakukan perubahan
ke arah yang lebih baik, dan juga munculnya berbagai gesekan atau masalah yang ditimbulkan di
lingkungan masyarakat dengan beberapa pihak (Disbudparpora dan Pemkab) terkait hak kepemilikan
tanah atau lahan yang akan digunakan untuk melakukan pengembangan (Anita 2018; Ozsa pers com.
2021).

2
Dari hasil observasi sebelumnya, diperoleh temuan bahwa masyarakat dari luar Pulau Gili Labak
yang lebih maju kondisinya dan tingkat pendidikannya, lebih bisa memanfaatkan potensi Gili Labak
dengan menjadi agen wisata bahari. Sehingga hampir seluruh agen wisata bahari yang melayani
wisatawan berkunjung ke Gili Labak adalah orang-orang dari luar Pulau Gili Labak. Kondisi ini memicu
munculnya kesenjangan sosial ekonomi antara penduduk lokal Pulau Gili Labak dengan agen wisata
yang merupakan masyarakat dari luar pulau. Penduduk lokal merasa bahwa mereka sebagai pemilik
pulau, namun hanya bisa menyaksikan wisatawan yang datang berkunjung, tanpa ikut merasakan
keuntungan ekonomi dari usaha wisata tersebut. Memang ada retribusi yang ditarik dari wisatawan
yang datang, namun angkanya sangat rendah, yaitu hanya Rp 5.000/pegunjung. Menurut wakil ketua
Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Gili Labak, Bapak Ozsa, angka retribusi ini hanya cukup untuk
perawatan kebersihan dan perawatan fasilitas umum saja, belum mampu memberikan keuntungan
secara ekonomi kepada penduduk lokal (Ozsa, pers com. 2021). Lebih lanjut, Arwiyanto dan Ozsa,
selaku ketua dan wakil ketua Pokdarwis Pulau Gili Labak berharap agar penduduk lokal diberdayakan,
sehingga bisa ikut terlibat dalam pengembangan wisata bahari, misalnya sebagai pedagang makanan
atau pedagang cinderamata khas Pulau Gili Labak. Saat ini layanan perdagangan bagi wisatawan
masih dikuasai oleh agen wisata, yang bekerja sama dengan pihak tertentu, sehingga wisatawan
hanya berbelanja di warung-warung tertentu saja, dan mematikan warung-warung milik penduduk
lokal.

Gambar 1. Pulau Gili Labak

Progam yang diusulkan dalam Innovillage ini merupakan pendampingan bagi pengelola wisata
di Gili Labak, yang dalam hal ini kewenangannya dipegang oleh Pokdarwis Gili Labak. Namun sejatinya
pengembangan wisata bahari Gili Labak melibatkan beberapa pihak yang terkait dengan pengelolaan

3
wisata, antara lain yaitu:
1. Pokdarwis Pulau Gili Labak yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengembangan wisata
bahari di Pulau Gili Labak.
2. Kepala Dusun Gili Labak sebagai personal mempunyai kewenangan mengurus administratif Pulau
Gili Labak.
3. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep, sebagai pemegang
kewenangan pengelolaan wisata di Kabupaten Sumenep.
4. Para agen atau pengelola jasa wisata yang aktivitas wisatanya berdestinasi di Gili Labak.
5. Penduduk lokal Pulau Gili Labak, sebagai tuan rumah wisata bahari Gili Labak.
Pokdarwis Pulau Gili Labak adalah organisasi masyarakat yang dibentuk oleh Dinas Pariwisata
Kabupaten Sumenep dengan surat keputusan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Sumenep, Bapak Sufiyanto, SE., M.Si., Nomor: 188/35/KEP/435.107/2016,
tertanggal Januari 2016. Pertimbangan pembentukan Pokdarwis ini antara lain adalah dalam rangka
meningkatkan posisi dan peran serta masyarakat sebagai subjek atau pelaku penting dalam
pembangunan kepariwisataan, serta dapat bersinergi dan bermitra dengan pemangku kepentingan
terkait dalam menghadirkan wisatawan dan pengembangan kepariwisataan daerah. Dan juga untuk
membangun dan menumbuhkembangkan sikap dan dukungan positif massyarakat sebagai tuan
rumah melalui perwujudan nila-nilai sapta pesona bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di
daerah, serta manfaatnya bagi pembangunan daerah maupun kesejahteraan masyarakat.
Sekretariat Pokdarwis Pulau Gili Labak beralamat di Desa Kombang, Kec. Talango, Kab.
Sumenep. Struktur organisasi Pokdarwis Pulau Gili Labak terdiri dari:
Penasehat : Abd. Jalil (Ketua RT)
Ketua : Arwiyanto
Wakil Ketua : Ozsa
Sekretaris : Masjuni
Bendahara : Rismo
dengan beberapa seksi-seksi di bawahnya.
Salah satu bentuk kewenangan Pokdarwis Pulau Gili Labak adalah mengelola dan
mengembangkan wisata bahari di Pulau Gili Labak. Namun demikian, menurut pengakuan dari
Arwiyanto, selaku Ketua Pokdarwis Pulau Gili Labak, kewenangan itu hanya merupakan simbolis saja,
karena pada kenyataannya tidak semua agen jasa wisata mau mengikuti ketentuan yang dibuat oleh
Pokdarwis untuk pengelolaan wisata bahari di Gili Labak. Misalnya pengaturan zona untuk penyelaman
para wisatawan, para agen masih sesukanya mengantarkan wisatawan untuk snorkeling maupun
diving di lokasi-lokasi yang sudah dilarang untuk dimasuki.
Selain itu, permasalahan yang dihadapi oleh Pokdarwis Pulau Gili Labak adalah pengelola
wisata yang membawa wisatawan ke Gili Labak tidak semua memahami aturan untuk wisata alam,
agar aktivitas yang dilakukan selama berwisata tidak merusak terumbu karang. Sebagai contohnya
adalah kebiasaan membuang sampah ke perairan laut, sementara sampah plastik sendiri sangat
berbahaya bagi kehidupan terumbu karang dan biota asosiasinya. Selain itu masih banyak pengelola
wisata yang tidak memahami bahwa hewan karang sangat mudah mati bila tersentuh atau terinjak,
4
sehingga mereka dengan seenaknya membawa wisatawan, bahkan yang tidak bisa berenang, untuk
berjalan-jalan/snorkeling di terumbu yang dangkal. Akibatnya banyak karang yang patah dan mati.
Kondisi ini terjadi karena Pokdarwis tidak memiliki perangkat hukum (aturan) untuk mengelola
wisata bahari di Gili Labak. Saat ini dasar hukum yang menjadi pegangan bagi Pokdarwis hanyalah
SK dari Kadis Budparpemuda dan Olahraga saja. Sehingga sulit untuk menegur atau menjatuhkan
sanksi bagi agen wisata yang “nakal”. Karena itu Pokdarwis memandang perlu adanya standar
operasional prosedur (SOP) pengelolaan wisata yang legal dan dipatuhi oleh semua agen wisata yang
berkunjung ke Gili Labak.
Bila diamati lebih cermat, kondisi yang menyebabkan timbulnya permasalahan tersebut di atas
adalah karena para agen wisata di Gili Labak belum diatur mengenai perijinannya, sehingga semua
agen wisata, atau pemilik kapal, dapat dengan leluasa keluar masuk Pulau Gili Labak dengan
membawa wisatawan, tanpa ijin dan tidak merasa perlu mengikuti ketentuan yang diterapkan oleh
Pokdarwis.
Namun demikian, sebetulnya beberapa agen wisata di Gili Labak sudah ada yang mempunyai
kepedulian terhadap keberlanjutan wisata bahari sudah membuat sebuah forum komunikasi bersama
Pokdarwis Pulau Gili Labak, melalui grup media sosial Whatsapp, yang diberi nama Forum Peduli Gili
Labak, namun belum semua agen wisata mau bergabung atau pun mengikuti kesepakatan-
kesepakatan dalam grup ini. Kondisi ini tentu saja menyulitkan Pokdarwis Gili Labak untuk mengelola
wisata bahari terumbu karang di Gili Labak agar berkelanjutan secara ekologi maupun ekonomi.

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Sebagaimana diuraikan pada latar belakang di atas, Pokdarwis sendiri memiliki masalah
prioritas yang harus diselesaikan dalam upaya pengembangan wisata bahari di Gili Labak meliputi dua
aspek yaitu:
1. Aspek Legalitas, yaitu: a. Perlu adanya dasar hukum berupa standar operasional prosedur (SOP)
bagi Pokdarwis untuk mengelola wisata Gili Labak; b. Perlu adanya regulasi perijinan dari pihak yang
berwenang bagi agen wisata yang melakukan jasa wisata di Gili Labak, yang bersifat mengikat
sehingga lebih mudah untuk koordinasi dan pemantauan aktivitas wisata bahari di Gili Labak. Dan
mencegah adanya agen wisata illegal yang masuk ke Gili Labak.
2. Aspek pengembangan/pembinaan kelompok, yaitu: a. Perlu adanya pelatihan bagi agen wisata agar
mematuhi aturan-aturan yang berlaku; b. Perlu peningkatan kapasitas penduduk lokal Pulau Gili
Labak, agar mampu ikut serta dalam pengembangan wisata bahari Pulau Gili Labak, antara lain
sebagai pedagang makanan minuman yang sehat dan higienis, atau pedagang cinderamata untuk
oleh-oleh wisatawan, atau pun jasa penyewaan peralatan selam atau penginapan. Kemampuan dari
penduduk lokal ini perlu ditingkatkan dengan training atau penyuluhan.
Oleh karena itu program ini bertujuan untuk mendampingi Pokdarwis Pulau Gili Labak agar
dapat:
1. Mengajukan SOP pengelolaan wisata bahari dan standar perijinan bagi agen jasa wisata yang
beraktivitas di Gili Labak, kepada Kepala Dinas Kebudayaan Periwisata Pemuda dan Olahraga

5
Kabupaten Sumenep, sehingga SOP tersebut mendapat legalitas dan bisa mengikat semua pengelola
wisata yang ada di Gili Labak;
2. Mengusulkan terbentuknya forum resmi bagi agen-agen wisata yang beraktivitas di Gili Labak
kepada Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep, dan
mewadahinya dalam bentuk aplikasi digital yang diberi nama “Lindungi Gili Labak”;
3. Meningkatkan kapasitas penduduk lokal Gili Labak dengan pelatihan ketrampilan membuat
souvenir/cinderamata untuk wisata bahari.

GAMBARAN UMUM SOCIAL PROJECT


Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh Pokdarwis Gili Labak tersebut, solusi yang dapat
diupayakan adalah pendampingan Pokdarwis Pulau Gili Labak untuk mendapatkan legalitas Standar
Operasional Prosedur (SOP) pengeloladari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Sumenep, dan membuatkan aplikasi “Lindungi Gili Labak” sebagai wadah interaksi para
pengelola/agen wisata yang telah memiliki legalitas tersebut. Aplikasi “Lindungi Gili Labak” adalah
aplikasi membership berbasis smartphone yang berisikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
agen-agen wisata yang dapat dipantau langsung oleh Pokdarwis atau pengguna aplikasi lainnya yang
bertujuan melaporkan kegiatan-kegiatan mereka di Gili Labak dan kegiatan konservasi di wilayah Gili
Labak sebagai tanggung jawab moril kelestarian ekosistem terumbu karang di wilayah tersebut.
Tujuan dari SDG’s yang diusung oleh tim antara lain:
1) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (tujuan ke-8),
2) Berkurangnya Kesenjangan (tujuan ke-10),
3) Ekosistem Laut (tujuan ke-14).

USULAN SOLUSI
Solusi yang ditawarkan untuk permasalahan kelembagaan pengelolaan wisata bahari Gili Labak
adalah:

1. Penyusunan Draft SOP pengelolaan wisata bahari Gili Labak

Pendampingan penyusunan draft SOP pengelolaan wisata dilakukan Tim Pengabdian Masyarakat
secara daring dengan para pengurus Pokdarwis Pulau Gili Labak dan Staff Dinas Kebudayaan
Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep. Setelah draft jadi, baru akan dibawa ke lokasi
untuk didiskusikan dalam forum Focus Group Discussion (FGD) pemangku wisata Gili Labak. Draft
SOP yang telah disepakati dalam FGD akan dimintakan pengesahan kepada Kepala Dinas
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep. Selanjutnya diharapkan semua
pemangku kepentingan (stakeholders) yang terkait dengan wisata bahari Gili Labak dapat mematuhi
SOP tersebut.

2. Penyusunan Draft Regulasi Perijinan bagi Agen Wisata Gili Labak

Seperti halnya penyusunan draft SOP wisata, pendampingan penyusunan regulasi perijinan bagi agen
wisata Gili Labak dilakukan Tim UHT secara daring dengan para pengurus Pokdarwis Pulau Gili Labak

6
dan Staff Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep. Setelah draft
jadi, akan dibawa ke lokasi untuk didiskusikan dalam forum Focus Group Discussion (FGD) pemangku
wisata Gili Labak. Selanjutnya, Draft regulasi perijinan yang telah disepakati dalam FGD akan
dimintakan pengesahan kepada Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Sumenep. Selanjutnya diharapkan semua pemangku kepentingan (stakeholders) yang
terkait dengan wisata bahari Gili Labak dapat mematuhi regulasi perijinan tersebut dan tidak memberi
kesempatan pada agen wisata yang tidak berijin untuk masuk ke wilayah Gili Labak.

3. Pelaksanaan pelatihan keterampilan pembuatan souvenir/cinderamata wisata bagi penduduk


lokal. Pelatihan yang diberikan antara lain: 1.) Memberi pelatihan pengawetan/pengeringan hasil laut
sebagai produk cinderamata khas Pulau Gili Labak; 2.) Memberikan pelatihan pengemasan produk
untuk cinderamata.

4. Pembuatan aplikasi “Lindungi Gili Labak” sebagai wadah interaksi digital bagi pengelola/agen
wisata yang sudah mendapat ijin (legalisasi) dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Sumenep. Aplikasi “Lindungi Gili Labak” berbasis android, sehingga memudahkan semua
pihak untuk menggunakan aplikasi ini. Pengguna/User dari aplikasi ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1) para agen wisata, dan 2) para wisatawan/pengunjung. Tampilan awal dari aplikasi disajikan pada
Gambar 1.

Gambar 2. Tampilan awal Aplikasi “Lindungi Gili Labak”


7
Fitur-fitur yang disajikan pada aplikasi “Lindungi Gili Labak” antara lain adalah:
1. Jadwal Trip, adalah menu wajib bagi agen wisata untuk melaporkan rencana tripnya untuk
destinasi Gili labak. Menu ini wajib diisi pada saat agen wisata akan melakukan kunjungan
wisata ke Gili Labak. Dengan mengisi menu ini, maka akan menjadi data base jumlah
kunjungan wisata ke Gili Labak, yang merupakan kebutuhan data bagi banyak pihak.
2. Menu Retribusi berfungsi untuk mengetahui jumlah wisatawan yang dibawa oleh agen
wisata dan berapa jumlah retribusi yang diterima oleh Pokdarwis. Menu ini merupakan
menu wajib yang harus diisi oleh agen wisata.
3. Menu Perijinan, merupakan layanan bagi agen wisata untuk melakukan perijinan, untuk
mendapatkan ijin sebagai agen wisata resmi yang berhak berkunjung ke Gili Labak dan
dapat menjadi member dari aplikasi “Lindungi Gili Labak”.
4. Menu Souvenir berfungsi untuk mendapatkan informasi jenis-jenis souvenir atau
cinderamata yang disediakan oleh penduduk lokal, yang dapat dipesan sebelumnya (pre
order) sehingga saat kunjungan nanti tidak kecewa karena produknya kosong.
5. Menu Transportasi berfungsi untuk reservasi kapal bagi wisatawan yang akan berkunjung
ke Gili Labak, dan belum mempunyai sarananya. Pada menu transportasi tersedia pilihan
kapal dari para agen wisata yang dapat dibooking wisatawan untuk berkunjung ke Gili
Labak.
6. Menu Penginapan berfungsi untuk reservasi tempat menginap bagi wisatawan yang akan
bermalam di Gili Labak, dan belum mempunyai sarananya. Pada menu penginapan
tersedia pilihan tempat menginap yang dapat dibooking wisatawan saat berkunjung ke Gili
Labak.
7. Menu Kuliner berfungsi untuk reservasi tempat makan bagi wisatawan yang akan
bermalam di Gili Labak, dan belum mempunyai sarananya. Pada menu kuliner tersedia
pilihan tempat makan yang dapat dibooking wisatawan saat berkunjung ke Gili Labak.
8. Menu Event, beberapa agen wisata terkadang membuat event seperti kegiatan
transplantasi karang atau bersih pantai, atau kegiatan budaya lainnya. Event seperti ini
dapat diposting ke aplikasi, sehingga wisatawan bisa berkunjung pada waktu yang sesuai
dengan event yang diminati.
9. Menu Konservasi Karang, kelestarian terumbu karang merupakan tujuan utama yang
harus didukung oleh semua pihak, karena bila terumbu karang rusak, maka tidak aka nada
aktivitas wisata lagi. Pada menu ini semua user dapat memposting kondisi terumbu karang
yang mereka dokumentasikan, baik kondisi karang yang dalam keadaan baik, terutama
lagi bila ada indikasi kerusakan karang atau ada pihak-pihak yang berpotensi merusak
karang.
Tampilan pilihan menu disajikan pada Gambar 3 berikut.

8
Gambar 3. Tampilan fitur menu pada Aplikasi “Lindungi Gili Labak”

LANGKAH-LANGKAH IMPLEMENTASI
TAHAPAN PELAKSANAAN
Tahapan kegiatan yang akan dilakukan dalam Program Pendampingan Penguatan
Kelembagaan dan Kapasitas Masyarakat Lokal pada Wisata Bahari Gili Labak Menggunakan
Aplikasi “’Lindungi Gili Labak” digambarkan dalam diagram alir pada Gambar 4.

Diagram alir kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan yang melibatkan mitra:

1) Pokdarwis Gili Labak,

2) Pokwasmas Reng Paseser,

3) para agen wisata,

4) masyarakat lokal, dan

5) anggota tim UHT.

9
Gambar 4. Diagram Alir Program Pendampingan Penguatan Kelembagaan dan Kapasitas Masyarakat
Lokal pada Wisata Bahari Gili Labak Menggunakan Aplikasi “’Lindungi Gili Labak”

Tahapan kegiatan diuraikan sebagai berikut:

1. Observasi lapangan yang meliputi kegiatan untuk mengetahui dan memahami kondisi pada
mitra, gambaran sistem, serta beberapa permasalahan yang terjadi pada aktivitas wisata bahari
Gili Labak, yang dilaksanakan dengan melihat langsung kondisi lingkungan dan wawancara pada
mitra.

2. Studi literatur sebagai landasan teori dalam penyelesaian masalah secara ilmiah setelah topik
ditentukan pada tahap melakukan studi literatur yang dapat menunjang pengerjaan program
pemberdayaan,

3. Pembuatan rancangan program yang akan dilakukan untuk menyelesaikan rumusan


permasalahan yang dialami oleh mitra dengan program pendampingan yang solutif dan efektif
untuk mengembangkan wisata bahari Gili Labak, dan dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat lokal melalui aktivitas wisata bahari,

4. Memberikan pelatihan pembuatan cinderamata khas Pulau Gili Labak, dengan memanfaatkan
sumberdaya laut lokal, seperti pembuatan ikan kering yang higienis dan dikemas dengan rapi, serta
pembuatan makanan berbasis laut untuk kebutuhan konsumsi wisatawan

5. Selanjutnya melakukan pendampingan penguatan kelembagaan wisata bahari yang didahului


dengan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) bagi pengelolaan wisata di Pulau Gili
Labak, selanjutnya SOP ini diajukan kepada Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Sumenep untuk mendapat pengesahan.

6. Menyusun mekanisme perijinan bagi agen jasa wisata bahari untuk melakukan aktivitas wisata
di Pulau Gili Labak. Selanjutnya mekanisme perijinan ini diajukan kepada Kepala Dinas
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep untuk mendapat
10
pengesahan. Tujuannya adalah agar agen wisata yang beraktivitas di Gili Labak harus yang
mendapatkan ijin dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Sumenep, dan Dinas memberikan kewenangan kepada Pokdarwis Gili Labak untuk menolak
agen wisata yang masuk Gili Labak tanpa mempunyai ijin. Sehingga mengurangi potensi
kerusakan terumbu karang akibat pengelola wisata yang tidak bertanggung jawab.

7. Merekonstruksi Forum Lindungi Gili Labak, yang sudah ada saat ini, agar lebih terorganisasir dan
mampu menjadi organisasi mitra bagi Pokdarwis Pulau Gili Labak. Salah satu bentuknya adalah
mengorganisir melalui aplikasi “Lindungi Gili Labak”.

8. Pembuatan aplikasi “Lindungi Gili Labak”. Penggunaan aplikasi diharapkan lebih mudah
digunakan oleh semua pihak, karena cukup hanya menggunakan handphone untuk
mengoperasikannya.

9. Pembuatan buku panduan pemakaian aplikasi sebagai pedoman dalam mengoperasikan aplikasi
“Lindungi Gili Labak”.

10. Sosialisasi penggunaan aplikasi “Lindungi Gili Labak” kepada para agen wisata dan masyarakat
lokal.

11. Tim melakukan pendampingan terhadap mitra mulai dari edukasi penggunaan aplikasi,
monitoring terhadap implementasi penggunaan aplikasi, dan monitoring dampak dari
penggunaan alat terhadap pertumbungan perekonomian mitra dan kerusakan terumbu karang.

12. Pembuatan laporan akhir.

11
TIMELINE PELAKSANAAN
Tabel 4. Timeline Pelaksanaan
Time line
Proses
pelaksaksanaan Pihak yang terlibat Bulan Ke 1 Bulan Ke 2
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Observasi Lapangan Tim Peserta Innovillge


beserta Dosen
Pembimbing
Studi Literatur Tim Peserta Innovillage
Pembuatan Tim Peserta Innovillage
beserta Dosen
Rancangan Program
Pembimbing
yang Akan Dilakukan
Memberikan Pelatian Narasumber dan
Pembuatan Masyarakat Gili Labak
Cinderamata
Pendampingan Tim Innovillage, UHT,
Penguatan Pokdarwis dan Dinas
Kelembagaan Wisata Pariwisata Kabupaten
Bahari Gili Labak Sumenep
Menyusun Tim Innovillage, UHT,
Mekanisme bagi Pokdarwis dan Agen
Perjanjian Agen Wisata
Wisata
Merekonstruksi Tim Innovillage,
Forum Lindungi Gili Pokdarwis dan Agen
Labak
Wisata
Pembuatan Aplikasi Tim Innovillage beserta
“Lindungi Gili Labak” Mitra Pembuatan Aplikasi
Pembuatan Buku Tim Innovillage
Pandunan
Penggunaan Aplikasi
“Lindungi Gili Labak”
Sosialisasi Tim Innovillage,
Penggunaan Aplikasi Pokdarwis, Agen Wisata
“Lindungi Gili Labak” dan Wisatawan Umum
Pendampingan
terhadap Mitra untuk Tim Innovillage dan
penggunaan Aplikasi Agen Wisata
Pembuatan Laporan Tim Innovillage
Akhir

11
MANFAAT PROGRAM
Berdasarkan program yang dijalankan oleh tim dengan melakukan pengabdian masyarakat,
pendampingan edukasi secara efektif terhadap Pokdarwis dan agen-agen wisata diharapkan
memiliki manfaat sebagiamana sesuai dengan tujuan SDGs antara lain :

1. Agen-agen wisata mendapatkan kepastian hukum untuk bergiat wisata di wilayah tersebut
dengan kemudahan pelaporan menggunakan aplikasi “Lindungi Gili Labak” (tujuan SDGs ke-
8).

2. Meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar pesisir Gili Labak dengan kegiatan wirausaha
kerajinan cinderamata dan aktivitas pariwisata (tujuan SDGs ke-8).

3. Peningkatan ekonomi masyarakat lokal akan mengurangi kesenjangan dengan agen wisata,
yang umumnya adalah penduduk dari luar Pulau Gili Labak. Sehingga keuntungan aktifitas
wisata dapat dinikmati oleh semua pihak dengan adil (tujuan SDGs ke-10).

4. Menggunakan aplikasi berbasis smartphone sebagai wadah interaksi bagi semua


stakeholders yang beraktivitas di Gili Labak. Aplikasi ini dapat diakses oleh pengguna umum,
agen-agen wisata yang telah berijin, dan Pokdarwis Gili Labak sebagai pengendali aktivitas
wisata bahari dapat melakukan monitoring secara online terhadap aktivitas wisata di Gili
Labak dengan lebih mudah. Dengan monitoring ekosistem terumbu karang secara online,
diharapkan dapat menjaga ekosistem terumbu karang dengan lebih baik, dan terhindar dari
kerusakan akibat aktifitas wisata bahar (tujuan SDGs ke-14).

ROADMAP

Gambar 5. Roadmap Program Innovillage 2022

12
ASPEK KEBERLANJUTAN
Pendampingan dan Pelatihan yang dilakukan oleh tim pada Pokdarwis, Agen wisata, dan masyarakat
sekitar Pulau Gili Labak yang nantinya diharapkan Pokdarwis memiliki Standar Operasional Prosedur
(SOP) sebagai aturan dasar yang telah disahkan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Sumenep untuk mengelolah kawasan pariwisata dan menertibkan agen wisata yang
tidak sesuai dengan aturan. Agen wisata sendiri diharapakan dapat melakukan perjanjian dengan
pokdarwis untuk melakukan kegiatan pariwisata di Pulau Gili Labak dan perjaanjian tersebut disahkan
oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep agar agen wisata yang
melakukan kegiatan pariwista dengan wisatawan yang dibawah tetap memperhatikan kelestarian wilayah
Pulau Gili Labak baik dalam ekosistem darat yaitu wilayah pesisir dan ekosistem di laut yaitu ekosistem
terumbu karang. Dengan adanya SOP dari Pokdarwis dan agen wisata yang legal diharapkan sistem
pariwisata di Pulau Gili Labak lebih terstruktur dan dapat meningkat pesat kedepannya. Pelatihan
keterampilan pembuatan souvenir bagi masyarakat sekitar diharapkan masyarakat mampu
menghasilkan inovasi kerajinan dari pesisir laut Gili Labak untuk meningkatkan perekonomian mereka
sehingga kesenjangan tidak terjadi secara signifikan dengan masyarakat yang lain dan mampu
memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada di wilayah tersebut. Semua interkasi yang dilakukan oleh
Pokdarwis, agen wisata, dan wisatawan dapat dilakukan dengan cara digital melalui aplikasi “Lindungi
Gili Labak” yang telah tim rencanakana. Dibuatnya aplikasi ini diharapkan agar kegiatan pariwisata
dilakukan dengan mudah, efisien serta informatif. Harapan untuk kegiatan ini sesuai denga tujuan SGD’s
sesaui acuan tim yaitu mengembangkan ekosistem Lautan, Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi,
dan berkurangnya kesenjangan.

13
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Dalam pelaksanaan kegiatan program Innovillage ini maka dibutuhkan biaya sebagai berikut:
Tabel 5. Rincian Pengajuan Anggran Dana

Jumlah Jumlah
No. Komponen Anggaran Biaya Satuan
(n) Biaya
1. Investasi
1 Modul Pengelolaan Aplikasi 1 2.000.000 2.000.000
2 Modul Kecerdasan buatan 1 1.500.000 1.500.000
3 Pengemangan Aplikasi Jasa 1.500.000 1.500.000
4 Modul Transkirpsi 1 1.500.000 1.500.000
5 Pengembangan Apple dan Play 2 500.000 1.000.000
Store
6 Pendaftaran merk 1 2.500.000 2.500.000
7 Pembuatan buku panduan 5 100.000 500.000
Total Komponen Biaya Investasi (A) Rp10.500.000
2. Operasional
8 Narasumber 4 orang 500.000 2.000.000
9 Paket data untuk Tim dan Mitra 1 kali 1.000.000 1.000.000
10 Transportasi 3 kali 500.000 1.500.000
Biaya Sosialisasi 2 kali 750.000 1.500.000
Total Komponen Biaya Operasional (B) Rp6.000.000
3. Lain-lain
11 Jasa Pembuatan Aplikasi 1 kali 1.500.000 1.500.000
12 Cetak Banner 1 kali 300.000 300.000
13 Bahan Habis pakai 700.000 700.000
14
Total Komponen Biaya Lain-lain (C) Rp2.500.000
Total Biaya (A+B+C) Rp19,000,000

14
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Portofolio Anggota Tim

Identitas diri Ketua Tim

A. DATA PRIBADI
Nama : Triski Aulia R.
TempatTanggal/Lahir : Sidoarjo, 16 Februari 2003
NIM : 20210240012
Pekerjaan :Mahasiswa semester 3 jurusan Oseanografi Universitas Hang
Tuah Surabaya
Alamat : Desa Pagejo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto
No. HP : 082337366416
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Status : Belum Menikah
E-Mail : auliaroffila16@gmail.com

B. PENGALAMAN
Anggota Himpunan Mahasiswa Oseanografi Periode 2022-2023

Identitas diri Anggota ke-1

A. DATA PRIBADI
Nama : Moh. Zaini
Tempat Tanggal/Lahir : Pamekasan, 02 Agustus 2002
NIM : 20210240010
Pekerjaan : Mahasiswa semester 3 Jurusan Oseanografi
Universitas Hang Tuah surabaya
Alamat : Desa Batubintang kabupaten Pamekasan
No.HP : 085232064488
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Status : Belum Menikah
E-mail : moh714303@gmail.com

B. PENGALAMAN
Ketum PKK ( Pengembangan Kreatifitas Kewirausahaan ) 2019-2020
Ketum PR IPM SMA Muhammadiya 1 pamekasan 2020-2021

15
Identitas diri Anggota ke-2

A. DATA PRIBADI

Nama : Mawantyo Dwi Utomo


TempatTanggal/Lahir : Tuban / 15 Januari 2000
NIM : 20190240010
Pekerjaan :Mahasiswa semester 7 jurusan Oseanografi Universitas Hang
Tuah Surabaya
Alamat : Tuban, Jawa Timur
No. HP : 085733524124
JenisKelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Status : Belum Menikah
E-Mail : mawantyodwiutomo@gmail.com

B. PENGALAMAN
- Peserta MBKM Studi Independen E-Commerce Batch 2 Power Academy powered by
Power Commerce Asia ( 7 Februari 2022 – 24 Juni 2022 )
-
Identitas Diri Dosen Pembimbing

1. Nama lengkap : Dr. Nirmalasari Idha Wijaya, S.Pi., M.Si., MH.


2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Jabatan Fungsional : Lektor (300)
4. NIP/NIK : 19730114 200501 2 001 / 02497
5. NIDN : 0014017301
6. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Januari 1973
7. E-mail : nirmalasari@hangtuah.ac.id
8. No. Telepon/HP : 08125502753
9. Alamat Kantor : Jl. Arief Rahman Hakim no. 150, Keputih, Surabaya
10. Alamat Rumah : Jl. Keputih Tegal Timur 3C/4, Sukolilo, Surabaya

A. Riwayat Pendidikan
No. Uraian S-1 S-2 S-2 S-3
1. Nama Perguruan Universitas Sekolah Magister Ilmu Sekolah
Tinggi Gadjah Mada, Pascasarjana, Hukum, Pascasarjana,
Yogyakarta Institut Universitas Institut Pertanian
Pertanian Bogor Hang Tuah Bogor
Surabaya
2. Bidang Ilmu Manajemen Pengelolaan Hukum Pengelolaan SD
Sumberdaya SD Pidana Pesisir & Lautan
Perairan Pesisir &
Lautan
3. Tahun Masuk-Lulus 1991-1996 2005-2007 2016-2020 2007-2011

16
4. Judul Karya Tulis Analisis Pengembangan Politik Uang Optimasi
Pemasaran Ikan Kawasan pada Pemanfaatan
Laut di Perikanan Pemilihan Sumberdaya
Kabupaten Pati Budidaya Umum Kepiting Bakau
di Wilayah Kepala (Scylla serrata)
Pesisir Daerah di Taman
Kabupaten Nasional Kutai
Kutai Timur Provinsi
Kalimantan
Timur
5. Nama Promotor 1. Ir. Supardjo 1. Ir. Santoso 1. Dr. Budi 1.Dr. Fredinan
SD, SU Rahardjo, Pramono, Yulianda,
2. Ir. Suprapto M.Sc. SH., MH. M.Si.
Gunawan, 2. Ir. Gatot 2. Dr. 2.Prof.
M.Sc. Yulianto, Lufsiana, Mennofatria
M.Si. SH., MH. Boer, DEA
3.Prof. Sri
Juwana,
M.Sc.

B. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

JUDUL PENELITIAN Pendanaan


Tahun
Sumber Jumlah (Rp)
Optimasi Budidaya Silvofishery
Penelitian
Kepiting Bakau (Scylla serrata F.)
Unggulan
untuk Pemanfaatan Terbatas
1. 2017 Perguruan 131.750.000
Zona Penyangga Kawasan
Tinggi
Ekowisata Mangrove Wonorejo
DRPM Dikti
Surabaya
Optimasi Budidaya Silvofishery Penelitian
Kepiting Bakau (Scylla serrata F.) Terapan
untuk Pemanfaatan Terbatas Unggulan
2. 2018 100.000.000
Zona Penyangga Kawasan Perguruan
Ekowisata Mangrove Wonorejo Tinggi
Surabaya DRPM Dikti
Toksisitas Air yang Tercemar
Limbah Logam Cd, Cu, dan Pb
Penelitian
Terhadap Mortalitas Hewan
3. 2019 Internal 17.900.000
Budidaya
UHT
di Tambak Silvofishery Mangrove
Wonorejo

C. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

JUDUL PENGABDIAN PADA Pendanaan


Tahun
MASYARAKAT Sumber Jumlah (Rp)
Penyuluhan Budidaya
Sylvofishery kepiting bakau
1. 2014 Mandiri 2.000.000
dengan system battery cell di
Desa Semanting
2. 2015 Pelatihan Pengolahan Bandeng PKBM 10.000.000
17
JUDUL PENGABDIAN PADA Pendanaan
Tahun
MASYARAKAT Sumber Jumlah (Rp)
Presto dan Otak-otak Program Kabupaten
Pendidikan Kewirausahaan Kutai Timur
Masyarakat (PKM)
Penyuluhan Ekologi Teripang
pada Pengabdian Masyarakat
3. 2017 UHT
dalam Rangka Dies Natalis UHT
ke-30
Penanaman dan monitoring
4. 2018 UHT
mangrove Wonorejo Tahun 2018
Apr-17 Pelaksana kegiatan Pengabdian
Masyarakat di Kelurahan Sukolilo
Baru, Surabaya dengan
Tema”Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia dan Hasil
5. UHT
Inovasi Tepat Guna dalam
Rangka Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat
Pesisir Kelurahan Sukolilo Baru
Surabaya”
17 Apr-4 Pelaksana Pekan Pengabdian
Mei 2018 Kepada Masyarakat Dies Natalis
XXXI “Pemberdayaan UKM,
Peningkatan Kesehatan
6 UHT
Masyarakat, dan Penanganan
Penyalahgunaan Narkoba” di
Kelurahan Sukolilo Baru,
Surabaya
Desembe Narasumber pada kegiatan Dinas
r 2019 “Pendampingan Budidaya Udang Ketahanan
Windu” oleh Dinas Ketahanan Pangan dan
7 5.000.000
Pangan dan Pertanian Pertanian
Pemerintah Kota Surabaya di Jl. Kota
Pagesangan II, Surabaya Surabaya
Juni pelaksana pada kegiatan
2020 Pengabdian Masyarakat
8 "Penyaluran Bantuan Mahasiswa UHT
Terdampak Covid-19" tahun
2020
2021 Ketua Pengabdian Masyarakat
“Digital Marketing Untuk Re
Branding Wisata Bahari Gili
9 UHT 10.000.000
Labak Pasca Pandemi Covid-19,
Pendampingan Pokwasmas
Reng Paseser Sumenep”

D. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Nomor/volume/ tahun


.
1 Biologi Populasi Kepiting Bakau Jurnal Volume 36 No. 3,
(Scylla serrata F.) di Habitat Mangrove Oseanologi Desember 2010.
dan (terakreditasi Sinta 2)
18
Taman Nasional Kutai Kabupaten Limnologi di
Kutai Timur. Indonesia

2 Distribusi Spasial Krustasea di Perairan Jurnal Ilmu Vol 16 (3) 125-134.


Kepulauan Matasiri, Kalimantan Kelautan September 2011
Selatan. Universitas (terakreditasi Sinta 2)
Diponegoro

3 Keanekaragaman Komunitas Krustesea Jurnal Berita Vol 12 (1): 127-139, April


di Perairan Kepulauan Matasairi Biologi 2013
Kalimantan Selatan, (terakreditasi LIPI)

4 Model Pengelolaan Kepiting Bakau Jurnal Vol 24 (2): 55-65


untuk Kelestarian Habitat Mangrove di Manusia dan Mei 2017
Taman Nasional Kutai Provinsi Lingkungan https://doi.org/10.22146/j
Kalimantan Timur Universitas ml.23079
Gadjah Mada

5 Monitoring Sebaran Vegetasi Jurnal Ilmu Vol 10 (3): 747-755


Mangrove yang Direhabilitasi di dan Teknologi Desember 2018
Kawasan Ekowisata Mangrove Kelautan DOI:
Wonorejo Surabaya Tropis http://dx.doi.org/10.29244/
jitkt.v10i3.21271

6 Potensi Pengembangan Budidaya Jurnal Volume 16 (2): 173-189


Silvofishery Kepiting Bakau (Scylla Penelitian Desember 2019
serrata) di Area Mangrove Wonorejo Hutan dan Doi:
Surabaya Konservasi https://doi.org/10.20886/jp
Alam hka.2019.16.2.173-189

7 Influence of Waters in Silvofishery In ISBN 978-989-758-516-6,


Ponds on Wonorejo Mangroves That Proceedings pages 207-211. DOI:
Contaminated by Heavy Metals Pb, of the 7th– 10.5220/0010061602070
Cd, and Cu toward Aquaculture ISOCEEN. 211
Animals

8. Pola Sedimentasi di Teluk Lamong, Jurnal Vol. 2, No.2 (November


Surabaya, Jawa Timur Tropimar 2020) p-ISSN: 2656-3150,
e-ISSN: 2656-7091

E. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan


Tempat
1. Pertemuan Ilmiah Tahunan Pengaruh Ablasi Tangkai Mata Terhadap Balikpapan,
(PIT) XI dan Seminar Kecepatan Matang Gonad Kepiting 17 November
Nasional Ikatan Sarjana Bakau (Scylla serrata) Yang Tahun 2014.
Oseanologi Indonesia Dibudidayakan dalam Kurungan

19
No. Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
2. Pertemuan Ilmiah Sebaran Ukuran Lebar Karapas Kepiting Surabaya,
Tahunan (PIT) XIII Ikatan Bakau (Scylla serrata F.) Desember
Sarjana Oseanologi di Habitat Mangrove Delta Sungai Berau Tahun 2016.
Indonesia
3. SCESAP International Comparison of Hatching Success in IPB, Bogor,
Colloquium "Connecting Green Turtle (Chelonia mydas) Nest that Juli Tahun
Marine Biodiversity to hatched by Natural Way, Relocation, and 2016
People" tahun 2017 Hatchery, in Marine Natural Park
Sangalaki Island, at Berau Regency, East
Kalimantan
4. Seminar Nasional Sebaran Vegetasi Mangrove Berdasarkan Universitas
Kelautan dan Perikanan Karakteristik Substrat dan Pasang Surut Trunojoyo
III tahun 2017 Air Laut di Muara Sungai Wonorejo Madura, 6
September
2017
5. Seminar Nasional ”Riset Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla Kementerian
dan Inovasi Teknologi serrata F.) dengan Jenis Pakan yang Kelautan
untuk Solusi dan Berbeda pada Budidaya Sylvofisheri di Perikanan,
Akselerasi Pembangunan Ekosistem Mangrove Wonorejo Jakarta, 24-27
Kelautan dan Perikanan” Oktober 2017
Tahun 2017
6. Seminar nasional Biologi Populasi Kepiting Bakau (Scylla Universitas
Kelautan XIII Tahun 2018 serrata F.) di Ekosistem Mangrove Hang Tuah,
Pamurbaya Surabaya 12
Juli 2018
7. Pertemuan Ilmiah Pengaruh Kerapatan Mangrove Terhadap Yogyakarta, 2
Tahunan ISOI XVI tahun Laju Transpor Sedimen di Mangrove November
2018 Wonorejo Surabaya 2018

8. Seminar nasional Potensi Ekonomi Pengembangan Universitas


Kelautan XIV Tahun 2019 Budidaya Silvofishery di Mangrove Hang Tuah,
Wonorejo Surabaya Surabaya 11
Juli 2019
9. Seminar Internasional Influence of Waters in Silvofishery ITS Surabaya,
ISOCEEN 7th Tahun 2019 Ponds In Wonorejo Mangroves That 6-7 November
Contaminated by Heavy Metals Pb, Cd, 2019
and Cu Toward Aquaculture Animals
10. Seminar Internasional Ecosystem Structure of Mangrove Based Undip
ICCRED 6th Tahun 2020 on Tidal Characteristics at Estuary of Semarang,
Bengawan Solo Ujungpangkah, Gresik 27-28 Oktober
2020

F. Pengalaman Mengikuti Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Pendanaan
Tahun NAMA KEGIATAN
Sumber Jumlah (Rp)
DOSEN PENDAMPING
WIRAUSAHA
2020
1. MAHASISWA/PWMI KBMI 16.000.000
(Pendanaan KBMI/Nona
Manis Dessert/Oseanografi
20
Pendanaan
Tahun NAMA KEGIATAN
Sumber Jumlah (Rp)
UHT)
Pengajar Permatasakti MK
2. 2020 Permatasakti -
Koralogi
DOSEN PENDAMPING
WIRAUSAHA
3. 2021 MAHASISWA/PWMI KBMI 14.750.000
(Pendanaan KBMI/Besek
Bambu Sedapur/UHT)

21
Lampiran 2.
Tabel stakeholders wisata bahari di Gili Labak

NO NAMA LEMBAGA PEKERJAAN


1. Abd. Jalil Ketua RT Nelayan
2. Arwiyanto Ketua Pokdarwis Gili Labak Nelayan
3. Ozsa Wakil Ketua Pokdarwis Gili Labak Nelayan
4. Masjuni Sekretaris Pokdarwis Gili Labak Nelayan
5. Rismo Bendahara Pokdarwis Gili Labak Nelayan
6. Maskur Riyanto Ketua Pokwasmas Reng Paseser Pelaku wisata
7. Didik Junaidi Anggota Pokwasmas Reng Paseser Pelaku wisata
8. Andi Rahman Anggota Pokwasmas Reng Paseser Pelaku wisata
9. Fatlillah Anggota Pokwasmas Reng Paseser Pelaku wisata
10. Muh Ariyanto Masyarakat Pendatang Pelaku wisata
11. Dicky Tama Masyarakat Pendatang Pelaku wisata
12. Puguh P.S. Masyarakat Pendatang Pelaku wisata
13. Abd. Karim Masyarakat Pendatang Pelaku wisata
14. Riyadi Masyarakat Pendatang Pelaku wisata
15. Hafizh Masyarakat Pendatang Pelaku wisata
16. Ahmad Nor Hasan Masyarakat Pendatang Pelaku wisata
17. Hamdan Jamhuri Masyarakat Pendatang Pelaku wisata
Sumber : Data observasi dan Wawancara, 2021

22
Lampiran 3 Dokumentasi Observasi

Gambar 1. Salah satu sudut Pulau Gili Labak

Gambar 2. Diskusi dengan pokwasmas Reng Paseser dan Para Pelaku wisata

Gambar 3. Terumbu karang dan biota kima yang masih terjaga di Gili Labak

23
24

Anda mungkin juga menyukai