Anda di halaman 1dari 10

CerPen|Prayugo Khoir|@KhoirYugo|085769436144

PESAN E-MAIL DARI TUHAN


Namaku reza panggil saja Eza’..,lagian ini hanya sekedar nama bagiku, maaf bukan bermaksud
menyinggung nama-nama Reza yang lain.Melainkan hanya memaknai arti dari namaku sendiri yang kurang
berarti ini.Baik,langsung saja kuceritakan.Dimulai dari masa kecilku…

Masa kecilku adalah masa yang paling berat nomer ke-3 dari fase hidupku jika ku urutkan dari awal hingga
hari ini.Mengapa ?,kelahiranku saja tak diharapkan dan tak disengaja melainkan kelahiran akibat lupa dan
telat mengkonsumsi pil KB,betapa Bodohnya mereka memang”kudengar ungkap penyesalan tempo
hari,saat mereka sedang memarahiku dengan cacian andalannya”,

“Aku menyesal telah ngelahirin anak seperti kamu,!,

“Kami menyesal punya anak macam kamu…!”geram ucap mereka saat memarahiku

“Oke!...aku juga menyesal punya orang tua macam kalian!.Sejujurnya aku juga tak menginginkan
kelahiranku terjadi jika kalian ingin tau ! ” gema batinku ingin membalas perkataan sadisnya juga

Mereka marah dilanda stress!,akibat bisnisnya yang bangkrut dan hancur karna ulah mereka sendiri yang
terlalu tamak dan serakah.Namun selalu saja mereka melampiaskan semua amarahnya kepadaku.”SALAH
AKU APA HA…!”sergah batinku dengan muaknya ingin mengatakannya lewat lisan ini.Namun aku masih
punya rasa hormat kepada mereka,aku tak berani melontarkan kata-kata kasar yang menyakitkan seperti
itu kepada mereka berdua.Cukup aku saja yang mengalah,cukup aku saja yang menjadi tempat
pelampiasan amukan mereka,aku rela melakukan ini semua.

Karna walau bagaimanapun mereka berdua adalah orang tuaku,orang yang telah membesarkanku dengan
sesuap butir nasi dan seteguk tetes air.Bersyukur juga masih punya orang tua.Walau yah…,kalian sudah tau
sendiri kelakuan orang tuaku bagaimana.Mungkin Di luar sana masih banyak anak yang lebih parah dariku
dan itu berceceran di mana-mana seperti di Ibukota ini.Masa kecilku hanya dihabiskan lebih banyak
dengan kesendirian,kesepian dan bahkan aku terlalu banyak memakan didikan ortuku yang
gila.Pertumbuhanku seperti dipengaruhi oleh amarah yang menggebu-gebu dan berapi-api.Itu membuatku
menjadi sosok anak yang pendiam dan agresif.

Ku ikhlaskan semuanya,kuyakin ini sudah digariskan oleh Tuhan YME kepadaku dengan penggaris
kehidupan dan takdir yang Tuhan buat untukku, penggaris kehidupan ini tak ada disini maupun di belahan
Bumi manapun,hanya ada di atas sana,di langit yang tinggi,di tempat yang tak ada seorangpun tau bahkan
para malaikat sekalipun.Entah mengapa ini semua harus terjadi kepadaku bahkan aku hidup penuh
dengan siksaan dari kedua orang tuaku sendiri dari dipukul,kena tendang,digampar,dan terlalu sulit
untukku sebutkan semua.Seolah caci dan maki adalah makanan ringan yang selalu ku makan tiap
harinya,dan itu lebih baik daripada aku kena tendang.Walaupun sebenarnya hati ini penuh luka yang
tertinggal dari goresan paku berkarat yang pernah menancap dalam di hati.

“Ya Ampun…! Inikah hidup ?” kutanya tak menyangka kepada Tuhan

“Kapan aku bisa bangun dari mimpi buruk ini Tuhan!,please…? ,kumohon...?” mengharap dan memohon
kepadanya kalau ini cuman sekedar mimpi

Tapi kau sangat bodoh Eza’,” kumarahi dengan keras seperti orangtuaku memarahiku.Ini adalah
hidup,hidup yang memang nyata,ini fakta dan bukan khayalan buta atau hanya sekedar mimpi palsu yang
semu belaka! Kau paham!.Ini lebih dari itu semua,ini adalah realita kehidupan yang penuh dengan darah
dan nanah di hati.”Hidup dengan rasa benci itu tak menyenangkan kawan.Mau tau buktinya ?...AKULAH
BUKTINYA !”.Banyak dampak yang ditimbulkan dari kebencian, seperti menjadi tak nafsu makan,menjadi
orang yang pendendam,tak mau bergerak dan ingin rasanya memecahkan semua piring dan gelas kaca
yang ada di rak dapur.Kalau hidup ini tak ada hukum ataupun dosa yang berlaku maka sudah ku bunuh
orang tuaku…

”Hust…bicara apa aku ini !” sergah hati kecilku menyadarkanku

Kalau saja aku bisa menciptakan satu saja keajaiban…”Aku ingin menciptakan keharmonisan dalam
keluargaku” Dan itu takkan mungkin bisa!.Karna aku tau keajaiban hanya datang dari Tuhan bukan dari diri
seorang manusia.Manusia tak lebih hanya sekedar tangan dan kaki untuk bergerak,hati yang selalu untuk
merasakan,otak atau akal yang selalu untuk berfikir.Melainkan hanya sebait penderitaan yang pasti semua
pernah merasakan begitu juga denganmu bukan..?.

Akui saja jika memang iya… .Karna aku sangat butuh teman saat ini,teman yang mempunyai penderitaan
yang sama sepertiku,teman yang mampu saling mengerti dan membantu satu sama lain.Dan teman yang
bisa kupercaya dengan segudang masalah yang kubagikan kepadanya,masalah yang dapat ia simpan di
suatu tempat yang rapat dan bahkan tak dapat di jamah oleh makhluk manapaun dan itu letaknya ada
Di…?”Apakah kamu benar-benar ingin tahu..?dimanakah letak benda itu berada,jika memang sungguh
kamu ingin mengetahuinya.lakukanlah apa yang kuperintahkan!.

Letakanlah kedua telapak tangan mu di dada,maka kamu akan tau letak benda itu berada…benda yang
lebih kuat dari baja atau besi,benda yang lebih indah dari batu intan atau permata,benda yang lebih kokoh
dari pondasi menara Eiffel dan menara Pizza sekalipun,benda yang lebih rapat dari brangkas bank
international,benda yang lebih lembut dari sehelai kain benang sutra dan bahkan benda yang lebih rapuh
dari secercah abu kertas yang terbakar”.Dan itu letaknya ada disini…di Jantung ini,Jantung yang memiliki
perasaan untuk dihargai,jantung yang memiliki hak untuk di hormati,jantung yang memiliki cita dan asa
untuk dikejar,dan jantung yang setiap harinya selalu memompa kehidupan dalam aliran darah ini.Dalam
nadi ini..,dalam otak ini…,bahkan semuanya yang ada di tubuh ini.

Mendadak kekhawatiranku terlintas menyadarkanku.Apa jadi nya jika jantung ini sudah dihinggapi dengan
rasa kebencian dan dendam!.Maka yang terjadi adalah setiap aliran yang ada di nadi,otak dan seluruh
tubuh yang ia lewati akan berubah menjadi,seperti virus yang sedang membelah diri,ia terus
bereproduksi,menyebar,menginfeksi,dan menjangkiti inang yang ia hinggapi.Dan virus kebencian ini
takkan bisa mati sebelum dilawan dengan vaksin langka yang membutuhkan proses lama untuk
mengobatinya.Mengobati hati yang sudah terlanjur membeku dan membatu,keras dan bebal.

Taukah kalian vaksin yang ku cari selama ini ?,vaksin yang dapat mengobati semua rasa benci dan dendam
dalam diriku,vaksin yang dapat membuat hidupku normal seperti yang lain,vaksin yang dapat menawarkan
semua tragedi pahit yang kuderita dan kualami saat ini …

“Dimanakah Vaksin itu ….Tuhan?”

Ku terlalu lelah mencari kesana kemari,seolah kaki ini terlalu lemas untuk berdiri.Ku coba
kulakukan,namun tetap saja tertatih dan terjatuh di lubang yang sama,lubang yang tiada dasar dan cahaya
yang menerangi.Ini seperti hidup dalam kegelapan di dunia yang tak berpenghuni sendiri,sengsara,dan
merana.Andai ku bisa berteriak waktu itu,maka yang ku teriakkan hanya satu kalimat ini

“Kak Seto…! Tolong aku,Kumohon…?”

“Aku hanya seorang anak yang haus dan lapar,haus akan kasih sayang dan lapar akan didikan yang benar”

Menjerit dengan lantang dan meminta akan adanya harapan kebahagiaan datang kepadaku.

***

Menginjak masa remaja…

Masa ini lebih buruk dari masa kecilku,dimana masa ini penuh dengan kehancuran datang silih berganti.,ini
lebih parah dari sebatas penyakit kronis yang ada obatnya,ini adalah penyakit yang berawal dari sebuah
pelarianku…

“Inilah masa percintaanku…?Percintaan yang belum pernah ku alami sebelumnya,bahkan seumur


hidupku.”

Berbicara mengenai cinta,Ku tak tau apa itu cinta?,dan seperti apa itu cinta?,yang ku tau cinta itu hanya
rasa saling suka yang timbul dari jantung yang berdegug kecang saat pertama kali bertemu dengan orang
yang kita sukai.
Diumurku yang ke-16 tahun ini,aku dekat dengan seseorang yang bernama Davit dia adalah teman
sebangkuku di SMA.Ia adalah orang yang rajin,pintar,ulet,dan terlihat tampan dengan kacamata yang
selalu ia kenakan setiap hari.Entah,..mengapa baru pertama kalinya ku harus terjebak dan terjerat dalam
cinta yang belum pernah aku alami sebelumnya.Seolah percintaan ini adalah sebuah pelarian untukku dari
rasa kesepian dan kesendirian yang ku alami.Kuhanya merasa bahwa ini lebih baik daripada ku selalu
sendirian dan kesepian di rumah yang penuh dengan amukan suara benda kaca yang dibanting.Itu
menjadikan mental dan psikisku penuh dengan pukulan batin yang membuatku terganggu dan selalu
merasa depresi dan stress di rumah.Dan ini alasannya mengapa ku harus melarikan diriku ke cinta yang
menyimpang.

“Za’,mau ikut bersamaku..?”

“Kemana?..”

“Kantin”

“Oke,gue ikut”

Setahun kita jalani bersama tanpa sedikitpun hal aneh yang terjadi.Namun inilah yang membuatku terkejut
waktu itu.Ia sedikit terlihat berbeda,aku juga tak tau…?,Davit seolah bersikap seperti orang yang nampak
menyukaiku,dan itu membuatku tak mengerti mengenai jalan fikiranku sendiri yang harus terus melaju
atau berhenti untuk bersama Davit sementara waktu.Terasa diri ini beditu lemah dan tak berdaya
menahan begitu banyak guncangan jiwa dari luar,semua yang ku hadapi seperti tak pernah ada
ujungnya.Selalu ada saja masalah dan cobaan yang ku alami…

“Tuhan rencana apa yang kau berikan untukku,sehingga ku terlalu letih untuk mencoba bangkit lagi”

Suatu hari saat kita berdua sedang berjalan berdua di taman,dia menggandeng tangan ku dan akupun
seolah mengikuti apa yang hati ini katakan untuk menggerakkan tanganku kepadanya.Lalu kita berdua
melewati hari demi hari bersama dan seolah dunia ini milik kita berdua.Nuansa biru yang senyap dan
perlahan surut dalam susutnya sinar senja di sore hari.Mewarnai cinta ini dengan romantis tapi terlihat
tragis jika ku ingat kekerasan yang ku lalui setiap harinya.

Sehari kita lewati di taman berdua,dari mulai fajar hingga matahari membenamkan dirinya. Tak ada orang
yang tau tentang hubunganku dengan Davit yang lebih dari sekedar berteman biasa.Aku dan dia juga
pernah melakukan hubungan intim bersama di Hotel yang kami sewa.Di malam itu aku dan dia hanya tidur
dengan hanya memakai sehelai kain celana dalam saja.Terlihat sedikit sixpack tubuhnya saat ia melepaskan
semua pakaian yang melekat di badannya.Perlahan ia menatap,mendekat dan itu membuatku tergugah
mengeluarkan nafsu untuk langsung memeluk tubuhnya yang kekar dan berisi.Sekejap lampu hotel
dimatikan,seketika itu hembusan angin sekejap lelap di malam yang kelam dalam suasana lirih penuh rintih
dengan suara yang mendesak sesak di gemerlapnya malam lampu kendaraan ibukota.Terdengar suara
tendangan kaki dan decitan ranjang yang bergoyang di jam malam yang senyap dan sepi.

Terdengar suara bising kendaraan pertanda bahwa sinar matahari perlahan datang menembus gorden dan
membangunkan kami dari tidur yang lelap.Terasa badan ini sedikit lemas dan letih karna kejadian tadi
malam yang begitu amat menguras tenaga dan energi.Terlihat kasur yang melorot seprainya.Bantal-bantal
yang terlepas dari sarungnya.Bekas noda putih kental membekas di celana dalamku dan Davit begitu
nampak sedikit basah dan bau yang khas.

Namun setelah malam itu,esoknya aku harus berpisah dengan Davit karna Ayahnya yang di pindah
tugaskan untuk dinas di luar kota dan itu artinya aku harus merelakan Davit pergi meninggalkanku. Rasa
sedih begitu amat ku rasakan karna harus kehilangan salah satu dari belahan jiwaku.Jiwa yang begitu
nampak kosong dan nyaring karna selalu larut dalam kesendirian setiap waktu.Begitu juga Davit,ia juga
sangat terpukul karna harus pergi meninggalkanku.Dan semenjak itu aku dan dia tak pernah bertemu lagi
hingga saat ini.Bahkan itu membuat seolah aku dan dia tak pernah melakukan sebuah hubungan yang
special.Semua itu lenyap dan luruh dalam kertas memori yang usang dan berdebu di kepalaku.

***

Masa kuliahku…

Setelah ku harus berpisah dengan orang yang ku cinta aku lanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih
tinggi yaitu jenjang perkuliahan.Aku kuliah di salah satu perkuliahan yang ada di Ibukota dengan ku hidup
sebagai penyandang gelar mahasiswa,walaupun tujuanku bukan untuk meraih gelar sarjana atau
semacamnya melainkan hanya ingin mencari teman di luar dan sesekali keluar dari rumahku yang penuh
dengan orang yang seperti ular berbisa dan selalu menguak dalam desis disetiap ocehannya.

Dan disinilah masa paling berat No-1 dari hidupku ku lalui.Dengan terjerumus menjadi seorang pecandu
NARKOBA dan itu membuat hidupku lama-kelamaan larut dalam penderitaan yang tiada akhir.Aku lari ke
NAPZA karna memang dari kecil sudah banyak sekali kekerasan psikis maupun mental yang ku
timpa.Semuanya kudapatkan saat orang tuaku menyuapiku dengan didikan mereka yang
gila.NAPZA,kedengarannya tak asing di telinga kita sobat.Yak.., ini adalah hal mengerikan yang ada di dunia
ini dan sepatutnya jangan pernah kalian coba, karna jika sudah terjebak kedalamnya itu akan membuatmu
seperti terpenjara dalam penjara bawah tanah yang lembab dan gelap yang diliputi dengan keinginan yang
sangat hebat dan dahsyat untuk mencari secuil atau setetes barang yang hilang .Dan jika sudah terjebak ke
dalamnya itu artinya anda sedang “SAKAU!”…
Apa itu SAKAU ?,sakau adalah perbuatan yang membuat kita tak dapat mengendalikan diri kita
sendiri,seolah tangan ini ingin sekali menyayat permukaan kulit lengan tangan dengan benda tajam
ataupun sejenisnya.Bermaksud mendapatkan agar darah bisa keluar untuk dihisap tetes demi tetes.Saat
dalam kondisi tak mempunyai NARKOBA maka menghisap darah adalah salah satu alternatif untuk
mengatasi sakau,Karna pecandu percaya bahwa dalam darahnya masih terkandung NARKOBA
didalamnya,Dan rasanya seperti,antara suka dan duka,antara sehat dan sakit,dan selebihnya antara hidup
dan mati.Membuat jasad ini terbujur kaku dalam nyawa yang sedang melayang terbang penuh perih dan
kesedihan.

Saat ku sayat lengan tanganku,walau dilain sisi sakau kita hilang.Namun disisi yang lain diriku dipenuhi
dengan bekas luka sayatan dari bekas bisikan setan yang selalu menggodaku. Hari demi hari ku lewati
sebagai pecandu,dan itu membuat matahari yang panas bagaikan bola salju yang sangat dingin dan
menusuk kulit.Dan itu di buktikan dengan adanya lingkaran hitam pada mataku yang begitu nampak pekat
dan gelap.Seperti sebuah harapan yang sirna termakan kebencian dan kegelapan akibat pelarianku ke
NAPZA karna terlalu banyak memakan didikan yang salah dari orang tua yang selalu ingin
serbabenar.Kadang tanya terlintas di fikiran ini…

“Aku ini siapa?,aku ini apa?,dan aku ini tumbuh dengan didikan macam apa?,”sehingga aku rusak
bagaikan mobil berkarat yang selalu diterpa hujan dan petir.

“Andai ku bisa seperti dia,andai ku bisa menjadi orang yang memiliki keluarga yang bahagia,dan andai ku
bisa memutar waktu” gema batinku mengoceh dengan hening dan seolah diriku hanyut dalam kulitku yang
mengriput

Bahkan tanya itu seperti menghantuiku hingga ke alam mimpi.

“Jangan!,jangan!...Ampun..! jangan pukul aku lagi papa…mama…cukup!.Ampun!..Haa.!

Membuat tidurku selalu dengan kening berkeringat pekat,dengan mata terpejam kelam,nampak sedikit
tubuhku gusar dan gelisah dalam gelap.Menggigau dan terbangun dengan teriakan lantang penuh
ketakutan tajam mencekram.Dengan nafas yang terengah-engah begitu capai dan lelahnya mimpi yang
selalu menyiksaku karna siksaan yang ada pula di dunia nyata.Hingga membuat seluruh tubuhku diguyur
dengan basahnya keringat dingin yang menetes.

“Mama itu apa?,papa itu seperti apa?,teman itu yang bagaimana?,sahabat itu baunya seperti
apa?”seolah dunia mimpi dan kenyataan tak dapat di bedakan.Itu menyatu seperti darah dan NAPZA yang
sulit untuk dipisahkan dan di bedakan.
Bersandar di samping kolong ranjang tempatku tidur,menyanggah kepala yang isinya penuh dengan
masalah yang berat dengan kedua tanganku yang kurus kering dan rapuh,duduk di lantai yang dingin dan
membuatku tak sangguh menutupi tubuh ini dengan selimut.Karna tak adanya tenaga dan energi untuk
dapat mengambilnya.Tak berdaya sekali memang,pandangan pelan dan perlahan kabur menutupi
pandanganku tuk melihat orangtuaku bertengkar lagi.Ini seperti lensa kamera yang blur terkena hembusan
udara embun yang dingin.Fikiran ini juga memdingin karna otak yang perlahan membeku,aliran darah yang
terpompa lirih dan terdengar sunyi,membuatku berada dalam ambang hidup dan mati.

“Seolah Kebahagiaan…” berada di ujung samudra dan aku harus melewati gunung dan menyebrangi lautan
untuk dapat meraihnya.Ku tak punya tempat untuk berteduh,berteduh dari hujan badai dan petir yang
begitu amat lebat dan derasnya.Ku sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi,rumah yang ku huni telah sepi
dengan tidak adanya Mama dan Papa di rumah ini lagi,

Kuceritakan sedikit menegenai mereka,sekarang mereka sudah bercerai dengan Mama sebagai penggugat
dan Papa yang menjadi tergugat akibat perselingkuhan Papa dengan perempuan lain di tempat dugem
atau diskotik tempat Papa menghibur diri.Lalu Mama menerima cap merah telapak tangan Papa.Akibat
menanyakan noda merah yang ada di baju kemeja Papa yang putih dan bersih.Dengan bau tercium seperti
alkohol yang menempel erat besama noda merah itu.Sempat terjadi cek-cok yang hebat sampai terdengar
suara asbak rokok yang terbuat dari kaca di jatuhkan dengan emosi.

Hingga semua abu dan putung rokok yang ada didalamnya terhambur keluar terbang keudara dan
kemudian tercecer di lantai rumah yang menjadi saksi bisu tagedi ini.Terasa rumah ini menangis menderu
sedih dan ingin merobohkan dirinya karna tak kuasa selalu melihat hal pedih terjadi.Begitu pula dengan
diriku yang sudah menjadi hal biasa yang menjadi cemilanku tiap saat.

Hingga rasa tanya tetangga sekitar tergugah dari kantuknya yang lelap akibat pertunjukan malam yang tak
di inginkan ini.Sejak dulu memang hubungan Mama dan Papa tak begitu harmonis,sejak mereka
menikah.Karna mereka menikah juga akibat Mama terlanjur hamil duluan,dan untuk menutupi aib
tersebut akhirnya Mama dan Papa di nikahkan.Namun belum sempat kakak terlahir Mama sudah berusaha
untuk menggugurkan kandungannya dengan cara melakukan aborsi.Karna Mama masih belum siap untuk
memiliki seorang anak.Dan begitulah akhirnya rumah ini menjadi sepi bagaikan Bagaikan lautan yang tak
ada seekorpun ikan yang hadir.

Rumahku adalah surga,terlalu jauh ungkapan itu buat rumahku sekarang.Karna rumah yang sedang ku
tinggali ini adalah rumah yang sudah di sita oleh pihak bank karena perusaahan Papa yang jatuh dan
bangkrut akibat wanita jalang yang pernah bersamanya itu.Ia menghasut Papa untuk melakukan tindak
korupsi di perusahaan tempat Papa bekerja.Dan Papa saat ini harus mendekam ke salah satu Rumah sakit
jiwa yang ada di Jakarta,untuk menghilangkan depresi yang berat akibat ia harus kehilangan semua harta
bendanya yang ia miliki termasuk rumah ini.Dan seluruh benda dan aset penting saat ini sudah di ambil alih
oleh pihak bank.Begitu juga dengan Mama,dia meninggalkanku dengan teganya karna ia tak mau
kerepotan dan takut jadwal ia pergi ke salon dan ke mall untuk shopping tertunda akibat SAKAU yang ku
buat.Dan ia malu jika harus membawaku bersama teman-teman arisannya karna aku seorang pecandu.

Fase kesembuhanku…

Melihat semuanya itu bibi merasa tak tega dan membawaku pulang ke rumahnya.Dan sekarang Aku hanya
hidup bersama bibi di kampung halamannya berdua,bibi SURTI namanya ia adalah orang yang pernah
bekerja di rumahku,ia juga adalah seorang malaikat penolong yang Tuhan kirimkan untuk ku.ia tak tega
meninggalkanku sendirian di rumah sitaan yang penuh dengan tragedi pahit.Bibi membawaku dengan
memapahku dengan sedikit ku berjalan tertatih-tatihDengan menaiki angkot sebagai kendaraan yang bisa
di pakai dalam perjalan pulang.

Setelah berhari-hari ku jalani di rumah bibi.Walau hanya makan seadanya nasi-tahu-tempe atau nasi-
kerupuk-sayur lodeh namun rasa sayang dan kasih yang tulus dari bibi kepadaku membuat makanan itu
seolah dipetik langsung dari perkebunan yang ada di surga.Rasanya sangat nikmat dan seolah aku ingin
tetap terus mengunyahnya dan tak ingin cepat-cepat menelannya.

“Bi…sepertinya saya akan sakau” memberikan pertanda untuk bibi

“Iya Nak…ma.af ya”sahut bibi,lalu ia mengikat tanganku dengan rantai dan mengikat kakiku dengan
seutas tali

Memang saya sengaja menyuruh dan meminta bibi untuk mengikatku dengan rantai dan tali.Walaupun
sebenarnya bibi sendiri tak tega dan tak kuasa menahan tangis saat melihatku mengamuk dalam sakau.Ia
sangat sedih bahkan suara tangis penuh sesak terdengar lewat telingaku dari bibi.Saking tak teganya
melihat kondisiku yang seperti itu.

“Aku ingin sembuh dari penyakitku ini..!”

“Aku ingin hidup sehat dan merubah semuannya untuk bibi…”

Akhirnya aku bisa merasakan bagaimana rasa ketulusan itu,dan bibi selalu memberikan kepadaku setiap
harinya.Perlahan ku mulai sembuh dari penyakitku itu karnanya.Sekian lama ku hidup,rasa kasih sayang
dan perhatian itu sangat sulit untuk kudapatkan bahkan untuk kuperoleh itu adalah hal yang sangat
mustahil dulu,bagaimana tidak..!,kedua oran g tuaku selalu saja sangat supersibuk dengan pekerjaannya
masing-masing.Mereka mencukupi hidupku hanya dengan uang tanpa ku pernah mendapatkan rasa cinta
dan kasih sayang dari mereka berdua.Seolah bagi mereka itu uang adalah segala-galanya yang dapat
mengalahkan apapun termasuk cinta dan kasih sayang .Seolah aku ini adalah BANK berjalan, yang hidup
hanya dengan menampung uang dan uang.Seolah aku hidup itu hanya perlu di jejali dan diisi dengan uang
saja tanpa perlu perhatian dan pengertian yang perlu diberikan.

“Bi…makasih ya,sudah mau merawat dan menjagaku ..”

“Kamu ini ngomong apa Den…,kamu sudah bibi anggep seperti anak bibi sendiri”

Kebetulan dulu bibi punya anak yang kalau dia masih hidup mungkin seumuran dengan ku,dia meninggal
akibat di siksa oleh majikannya di luar negri saat menjadi TKI di tempat ia bekerja.

“Terima kasih bibi kau telah merawatku dengan jari-jemarimu yang letih karna harus bekerja untuk ku
juga.Dan ma.afkan,jika aku membuatmu kerepotan dengan kondisiku yang seperti ini…”tercurah dari hati
ini saat aku merenung ingin mengatakannya pada bibi.

Dan terima kasih,berkat bibi aku bisa merasakan apa itu cinta kasih dan ketulusan yang benar.Dan bibi pula
orang yang menyembuhkanku dari semua keterpurukan yang ku alami. Setiap hari aku hanya menjalani
hidup dengan berbuat apa saja yang ku bisa, mulai dari membantu pekerjaan rumah,mencuci
piring,mencuci pakaian dan membantu bibi di ladang.Seolah pekerjaan itu semua membuat diriku dengan
NARKOBA perlahan memudar,sakau yang ku alami mulai jarang sekali terjadi dan tak sesering dulu.

Ku tak tahu apa yang Tuhan rencanakan untukku,ku hanya bisa bertobat dari semua hal negative yang
pernah ku alami.Aku terlalu dalam terjerumus dalam lingkaran kegelapan mulai dari masa kecilku penuh
dengan kekerasan rumah tangga,masa remaja dengan penyimpangan seksual,hingga masa-masa kuliahku
sebagai seorang pecandu.Lambat laun ku merasakan bahwa Tuhan merasa kasihan denganku dan itu
terbukti dengan ia mengirimkan bibi yang menolongku dari penderitaan yang begitu amat bertubi-tubi
kepadaku.

Kemudian setelah ku sembuh dari sakau maupun dari sorang pecandu NARKOBA,ku lanjutkan kembali
tugas yang belum sempat ku rampungkan yaitu menjadi seorang mahasiswa lagi.Walaupun begitu banyak
tragedi pahit dan perih yang ku alami dari seperti kekerasan rumah tangga saat ku kecil,percintaan yang
menyimpang saat ku remaja,menjadi seorang pecandu saat ku kuliah sampai hampir saja diriku dinyatakan
oleh dokter mengidap virus HIV/AIDS.

Namun sepertinya Tuhan mempunyai rencana lain dengan memberikanku kesempatan untuk
berubah.Berubah menjadi orang yang bisa berguna untuk sesama,berubah menjadi orang yang
benar,berubah menjadi orang yang wajar dan bahagia.
Terdengar suara yang tak asing berbunyi di rumah,itu seperti bunyi yang setiap harinya selalu ku dengar,ku
cari bunyi itu denagn rasa penasaran dan menyakinkan.Nampak bunyi itu berasal dari Laptop yang sedang
aku charging ,Lalu ku cek dibagian manakah bunyi itu muncul dan kedengaran seperti sebuah panggilan
dari aplikasi yang ada di laptopku itu.Ini sangat aneh dan jarang terjadi di laptopku,bunyi itu juga lain dari
bunyi-bunyi sebelumnya yang pernah ada.Bunyi ini terdengar seperti sebuah panggilan yang menyeru
namaku dengan lirih penuh kasih.Dan panggilan ini seperti ingin memberitahukanku sesuatu…

”Apakah itu?” Gema batinku terucap penasaran

Dan terlihat ada pesan baru yang masuk di emailku.”Ah..! palingan cuman orang yang iseng”atau

“Ah..palingan cuman pesan spam atau iklan yang kurang begitu penting”

Namun penasaran juga jia tak ku buka,lalu ku buka pesan email yang baru masuk itu,dengan rasa curiga
dan secuil penasaran.Dan kemudian bibi memanggilku.

“Eza …!makan dulu nak”dia mengganti panggilannya padaku

“Iya bu,nanti aku langsung kesitu” ku ganti panggilanku padanya juga

Seolah Tuhan memberiku pertolongan melalui pesan yang ia tulis melalui tinta dan dengan cara yang
belum pernah ada sebelumnya.Cara yang sangat amat langka dan namun sangat bermakna.Cara yang
bukan hanya sebait nasehat ataupun teguran belaka,cara yang bukan hanya sekenario film bahagia yang
sudah di buat,maupun cara yang hanya cuman sekedar sindiran atau lelucon belaka.

”Ini sunguhan dan ini bahkan belum pernah terjadi”ku teriakan kencang dalam dada,sambil perlahan ku
gerakan kursor yang ada di laptop dengan wajah kaku,mata menatap tajam dan terpaku tanpa adanya
kedipan datang melintas.

Tapi kuyakin pesan ini seperti pesan yang berisi ucapan selamat atas usaha dan kerja keras yang ku lakukan
selama ini untuk berubah.Tapi tetap saja terlalu kurang yakin jika tak langsung membukanya.Ku coba dan
ku lakukan.Dan ternyata aku menerima sebuah “Pesan E-Mail Dari Tuhan.” Yang berisi : “Selamat
Eza,kamu sudah sanggup melewati cobaan itu semua”

“Dan apa yang kau hadapi setelah ini ,adalah hasil dari apa yang kamu usahakan dulu yaitu kebahagiaan
yang nyata”.Dan taukah kalian bahwa pesan itu datangnya dari mana?..dari mimpi yang belum sama
sekali pernahku alami,

Mimpi yang Tuhan berikan istimewa buat orang-orang yang selalu berjuang dalam menghadapi ujian dan
cobaanya.Cobaan yang berat yang ia berikan kepada hambanya yang pantang menyerah dalam
menghadapi masalah seperti itu semua.

Anda mungkin juga menyukai