Anda di halaman 1dari 7

Kalo dibilang melupakan, rasanya kurang tepat.

Karena sampe sekarang pun saya masih


ingat. Semuanya masih tersimpan rapi di dalam ingatan. Bagaimana kami kenal, sampe
kebiasaan apa yg biasanya kita lakukan. Pada dasarnya, kita tidak bisa melupakan sesuatu,
tetapi memori tersebut hanya akan tergantikan oleh sesuatu yg lebih berkesan.

Saat ini, saya hanya sudah melangkah lebih maju. Meninggalkan semuanya di belakang.
Saya tutup di tahun 2020. Sekarang sudah 2021, tentunya saya ingin maju. Tidak ingin
terjebak terlalu lama hingga berlarut-larut. Kasihan diri saya kalo harus terus seperti itu.
Terlebih jika hanya sendirian yg menderita.

Apa yg saya lakukan?

Jawabannya cuma satu, ikhlas. Berhenti untuk denial dan menyalahkan diri sendiri atas apa
yg terjadi. Karena kita tidak bisa memaksa seseorang untuk tetap tinggal jika memang dia
sudah tidak ingin, sekeras apapun kita berusaha.
Sulit di awal memang. Apalagi kalo masih sayang. Butuh proses dan tentunya waktu yg tiap
masing-masing orang berbeda. Tapi saya tanamkan di dalam pikiran bahwa apa yg saat ini
diambil oleh Allah, pasti kelak akan digantikan dengan yg berbeda dan tentunya akan jauh
lebih baik.
Saya tidak ingin berburuk sangka kepadaNya. Dia adalah sutradara terhebat. Pasti akan ada
rencana yg lebih indah untuk saya ke depannya.

Saya juga memberikan motivasi kepada diri sendiri untuk kembali bangkit dan tidak terus-
terusan terpuruk. Buat apa saya menderita sendirian? Mungkin saat ini dia sudah
menemukan kebahagiaannya yg baru. Saya juga berpikir, semakin lama saya terpuruk, akan
semakin lama pula seseorang yg baik akan datang mendekat.

Jadi, serahkan semuanya pada Allah. Manusia hanya bisa berencana, tapi semua kembali
lagi pada jalan dan takdirNya.

Untuk semua pejuang move on di luar sana, semangat kembali menata hati. Selamat
berproses untuk kembali menjadi utuh. Semua hanya perkara waktu untukmu kembali
menemukan dirimu yg mungkin saja ikut hilang saat itu ❤️🤗
Terima kasih untuk pertanyaannya yang sungguh membuat saya sedih.

Mungkin saya memulai ngobrol dengan mbak dengan menanyakan, apakah salah satu hal
yang membuat anda jatuh cinta padanya adalah kejujuran dan keterus terangannya? ( ya/
tidak)

Yang kedua,bila anda menjawab YA, bukankah seharusnya anda juga bisa menerima bahwa
ketika ia mengatakan tak punya perasaan lagi pada anda, ini adalah sesuatu yang ia katakan
dengan jujur? Bila anda menjawab YA, Case Closed lho mustinya.

Nyatanya, tidak demikian,bukan? Anda tergelincir dari kenyataan,karena anda membiarkan


harapan dan keinginan anda membaurkan realita yang ada.

Ketika ini terjadi, anda lalu lupa bahwa cinta adalah sebuah konsep belaka.Yang
menggambarkan berpadunya ide,perasaan,kasih sayang,kenyamanan sentuhan fisik dan
banyak lagi hal yang mustinya menyenangkan.
Ketika kita ingin menjadikan konsep ini sebagai sebuah realita, selalu dibutuhkan orang lain
untuk mau berbagi dengan anda.

Kata berbagi yang saya pakai menyiratkan selain orangnya ada, shared feeling, juga
terjadi.Apa yang anda rasakan mustinya juga dirasakan pasangan anda. Pengalaman
kebersamaan yang positif, akan makin mendekatkan anda berdua. Demikian pula
sebaliknya.

Masa pacaran, justru seyogianya digunakan untuk tetap membuka mata,telinga dan
penalaran, untuk melihat dan merasakan, makin mendekatkah rasa di hati keduanya? Makin
banyakkah pengalaman kebersamaan yang menyenangkan?

Apakah makin lama makin terkondensasi keinginan untuk tetap bersama dalam ikatan yang
lebih serius. Dalam perjalanan cinta, tak ada jaminan bahwa kalau anda cinta, ia juga akan
terus cinta. Karena,cinta adalah RASA.

Bercintaan yang sehat,indikatornya sebenarnya jelas kok, keduanya akan makin "bernafsu"
untuk mengaktualisasikan potensi positif dalam diri agar ketertarikan yang mendorong
attachment memang bermakna bagi pengembangan diri masing-masing.

Maka, dependency yang berwujud pengabdian pada kekasih, sikap penurut tanpa reserve,
keinginan untuk terus menerus meminta kekasih membuktikan cintanya dengan cara yang
ia tentukan, sebenarnya merupakan penanda bahwa ia tidak dewasa, takut kehilangan,
sembari pada saat yang sama juga tidak yakin bahwa dalam dirinya memang ada hal-hal
yang patut ia hargai, sehingga kekasihpun mustinya menghargai dia.

Harus jemput pulang kantor, kalau kerja bareng atau kuliah, saat istirahat harus bareng,
pertemanan yang terjalin sejak SMP dengan geng-nya, tak boleh diikuti, berdua sudah
cukup. Laki-laki mengatur, rambut tak boleh dipotong, tak boleh satu grup belajar dengan
teman laki-laki, bahkan lebih lanjut, harus mau tidur bareng sebagai tanda cinta.

Menuliskannya saja, saya sudah sesak nafas, apalagi menjalaninya ya?

Saya tak hendak menginvestigasi, apa alasan mantan yang sebenar-benarnya, pula kenapa
anda masih saja ingin bareng padahal dia sudah katakan Enough is Enough.

Karena, bingkai waktunya adalah PAST , masa lalu, sementara anda berada di hari ini, saat
ini.,bukankah ini yang harus disadari dan diyakini, bahwa ….tidak bisa tidak…,memang ini
faktanya.

Saya berhenti disini, karena tak ada hak saya untuk mengatakan pada anda…sudahlah,tak
ada gunanya mengharap….nanti anda marah ke saya.Akan tetapi, saya sungguh berharap,
anda mau merekonstruksi lagi hubungan percintaan anda,kali ini dengan keberanian yang
lebih.
Lebih dalam hal apa? Lebih mau melihat realitas tanpa perlu tanya kenapa? Sudah terjadi,
dan hanya akan menghasilkan rasa sakit di hati dan kalau anda tak cepat bangkit untuk
mencintai diri anda lebih banyak lagi, anda akan jatuh ke lembah Blaming
Yourself.Menyalah-nyalhkan diri untuk kemudian membuat anda makkin terpuruk karena
merasa memang tak pantas untuk dicintai.

Kita memang ngga cocok. Oke, sekarang waktunya untuk mencintai diri lebih dari
sebelumnya, dengan menata lagi kemampuan melihat sisi positip di dalam diri . Banyak
sekali kan? Kendalikan yang masih butuh diperbaiki, utamanya kecenderungan waktu
pacaran yang lalu, menjadikan pasangan sebagai PROPERTY, hak milik dan bukannya
belahan jiwa kita.

Self love yang berhasil,akan membuat anda akan melakukan hal-hal yang membuat orang
lain menghargai anda. Di posisi ini, saling menghormati, baru cinta akan tumbuh dengan
penuh hal positif yang konstruktif sifatnya.

Mudah-mudahan berkenan. Yuuuuk, bangun , tata diri, dan bersiap meraih lebih banyak
keberhasilan dalam hidup. Salam hangat

Anda mungkin juga menyukai