Anda di halaman 1dari 2

Some of the things that we love are not meant to be ours

Haloo minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin, dari aku Nalendra yang sedang mudik,
untuk para teman teman kesayangan yang merayakan idul fitri, Selamat lebaran yeayyy.

Okee aku dapat pesan anonym nihh teman teman dari seseorang yang ingin cerita nya di ceritakan
disini. Judul nya Some of the things that we love are not meant to be ours, beberapa yang kita cintai
kadang tidak di takdirkan menjadi milik kita. That’s true. Ayo kita baca cerita nya.

Hai kak nalen, sebelum nya makasih banyak udah mau bacain cerita ini. Sebenernya aku gak tau mau
nulis apa karna kisahku hampir sama kayak kisah patah hati lain nya di luar sana. Tentang jatuh cinta
dan di tinggalkan, lalu tetap bertahan Bersama sebuah kenangan. Kasus klise diantara para bucin
lainnya bukan wkwkwk. Oke aku akan mulai ceritanya. Namanya kita sebut saja bagas. Aku dan dia
bertemu di sebuah kepanitiaan dan menjadi dekat sampai pacarana. Namun hubungan romantis
tersebut hanya bertahan sekitar 2 bulan dan berakhir tepat di tanggal 28 September 2022. Dan aneh
nya hingga kini aku masih mencintainya. Perasaanku tidak pernah berubah sedikit pun kepadanya.
Berbeda dengan dia yang banyak bergonta – ganti Wanita dan beberapa bulan belakangan ini
rasanya sudah mulai menjalin komitmen dengan seorang Wanita yang cantik nan baik hati nya. Bagas
sering memasang foto mereka di Background line, membuat stori di Instagram, berkomentar di
media social si perempuan, me re-tweet kutipan tentang jatuh cinta, pokoknya hal hal yang
membuat banyak perempuan iti termasuk aku. Kenapa aku harus iri? Karna Ketika sama aku dia
engga sebahagia dan sebangga itu miliki aku. Melihat nya Bahagia Bersama perempuan baru nya
membuat aku semakin tidak mencintai diri ku sendiri, dan bahkan meragukan diri ku kayak, “Apa aku
engga secantik itu ya sampai dia engga pernah buat story saat bareng aku?” “Apa aku engga deserve
yaa untuk dicintai kayak gitu?” “kok dulu dia engga terlihat sebahagia itu ya waktu sama aku?” “Kok
dulu dia engga pernah keliatan sejatuh cinta itu ya waktu sam aku?” dan banyak pertanyaan lainnya
yang membuat aku semakin mempertanyakan kualitas diriku dan menyakiti diriku sendiri. Aku
merasa engga adil dan marah, aku bahkan berharap hubungan nya tidak berjalan dengan lancar yang
ternyata doa itu semakin menyakiti diriku sendiri. Ternyata aku begitu mencintainya hingga tidak mau
melihatnya terluka dan kecewa. Ternyata aku begitu mencintai nya hingga aku berdoa demii
kebahagiaan nya Bersama perempuan lain daripada berharap dia gagal dan Kembali cari aku. Bahkan
ternyata aku bukan iri karna dia mencintai perempuan nya tapi bagaimana perempuan nya bisa
melengkapi dirinya. Bagaimana perempuan nya bisa membuatnya tertawa sebahagia itu dan jatuh
cinta se dalam itu. Mungkin memang pada akhirnya aku harus Kembali mengingatkan diriku sendiri
bahwa sedalam apapun aku mencintai belum tentu orang tersebut akan merasakan hal yang sama
dan itu bukan salah nya karna mungkin memang we are not meant to be. Cinta itu mudah kok kalo
Bersama orang yang tepat. Sama kayak lelucon, bukan jokes nya yang salah tapi memang audience
nya yang gak seseuai dan itu wajar. Jadi kali ini, aku memutuskan untuk melangkah dan turut
berbahagia. Aku mau berhenti merasa iri dan mempertanyakan kualitas diriku cause I know im worth
it and im enough. Good luck yaa bagas, Selamat merasakan cinta lagi dan terus lah tersenyum seperti
itu cause youre really sweet with hapineess. Thakyou for coming into my life and give me a lot of
lesson of loving. Aku pamit, sampai berjumpa di lain kesempatan yaa. Hati hati dijalan. Best regards,
Anonim.
Hmmm sedih, tulisan nya bagus banget lagi. Karna menurut aku, ada fase fase anger atau marah. Gak
Cuma marah sih, sebenernya ada step step yang harus kita lewati Ketika we broke up with someone,
Ketika kita putus, Ketika kita harus selesai dengan satu orang. Tiap orang punya step yang berbeda
beda. Ada yang akan lebih mudah sembuh dengan ketemu sama orang baru, ada yang mungkin bisa
lupa lewat traveling, atau ada juga yang kayak kamu yang malah terpuruk. I was in that position too.
Kok dia bisa sebaik baik aja gitu gak kayak gue, kok dia bisa udah mencapai Bahagia nya sedangkan
gua belum padahal kita selesai di hari yang sama gitu. Kenapa dia bisa se easy itu, bisa untuk mulai
lagi bahkan dengan cerita yang lebih sempurna dari pada cerita nya waktu masih sama kita. Itu kan
bikin marah yaa, aku mau memaklumi kalo kamu ngerasa gak adil. Kayak, harusnya gak kayak gini,
harusnya kita lagi berada di step yang sama, harusnya Ketika gua patah hati dia patah hati juga dong
orang kita sama sama selesai gitu. Atau waktu akhirnya kamu liat dia sama orang lain, kenapa waktu
sama gue dia engga sebahagia itu sama gue, gue kurang apa? Apa gue gak cantik? Apa gue enough
buat dia? Apa gue gak worth? Yaa apa karna gue jahat?

Pertanyaan dan perasaan kayak gitu tuh wajar. Karna gaada yang bisa disalahin lagi selain diri sendiri
yaa dia kan. Karna hubungan itu kan Cuma terdiri dari 2 orang itu. So for me, its really normal to feel
that way. Karna pasti kita bingung aja kan, bingung kenapa kok dia bisa kok gue engga, kenapa dia
Bahagia dan gua belom, kenapa dia sudah bisa mencintai yang lain sedangkan gue masih mencintai
dia gitu. And at that time, I was just completely asking, aku terus tanya tanya ke diri sendiri tentang
banyak hal kenapa, sampai at some point, kita bisa melihat dia Bahagia and it just enough. Tiba tiba
kayak semuanya jadi jelas. Emang bahagianya engga di kita and its okay. Karna kan sebetulnya, when
we finally fall in love with someone, when we finally make a relationship with someone, ada banyak
perasaan toh disana. Ada seneng, ada sedih, tapi kan intinya harus ada saling nya nih. Saling seneng,
saling Bahagia, saling mempertahankan. Yaa mungkin dulu kamu sama dia gaada saling nya. Nah dia
ketemu “Saling” nya di orang lain. Bener banget jatuh cinta akan mudah kalo kita ketemu sama orang
yang tepat. Karna sesusah apapun keadaan nya kita pasti cari opsi untuk bertahan. So what im trying
to say, Bahagia nya dia yang sekarang itu bukan salah kamu, dia yang bisa sebangga itu punya pacar
yang sekarang bukan karna kamu engga sempurna, bukan karna kamu engga cukup, bukan karna dia
lebih perfect NO. yaa emang mungkin kalian engga tepat untuk satu sama lain and I just realize.
Kayak, setelah semua fase itu, setelah semua marah, ngerasa gak adil. Tapi disatu sisi kitab isa maafin
kok. Maafin diri sendiri, maafin dia, maafin keadaan, maafin cerita yang kita kira akan sesuai dengan
apa yang kita mau. When we finally forgive everything, it will be easier aja. Kayak, ohh akhirnya dia
udah Bahagia, yaudahh berarti itu udah bagian dia untuk Bahagia. Its my turn to be happy. Gak
semua jawaban itu akan kita dapatin di satu orang dan itu dia gitu. Kadang kita yakin ; dia kok dia
kok. Tapi satu hubungan itu tentang 2 keyakinan dong. Kamu harus yakin dia harus yakin. Jadi
sebetulnya gaada yang salah. Kamu ngerasanya dia udah tepat tapi dia nya belum juga engga bisa. So
its okay, maksimalin lagi kualitas diri, cari yang bikin Bahagia. Karna kadang dunia yang bikin kita
Bahagia itu lebih dari satu orang. Bisa jadi ada dikamu juga

Sampai jumpa di cerita sebelum tidur selanjutnya, gua nalendra pamit undur diri.

Selamat malam, Selamat beristirahat.

With love,

Nalendra.

Anda mungkin juga menyukai