Anda di halaman 1dari 5

Arti Pacaran

Pacaran ada yang diartikan sebagai hubungan yang dijalani ketika seorang pria dan seorang
wanita saling menyukai satu sama lain dan ingin menjajaki kemungkinan untuk melangkah
ke hubungan yang lebih serius lagi, atau sebagai status yang me"legal"kan mereka untuk
merasa bebas saat terlihat selalu berdua dan saling mengungkapkan ekspresi sayang, atau
hubungan yang dijalani sebagai kesempatan untuk mengenal lebih dalam seseorang yang
akan menjadi suami atau istri mereka di kemudian hari. Istilah "pacaran" sendiri memang
hanya sekedar istilah, tapi yang penting adalah apa motivasi dari dan apa yang dilakukan
dalam fase hubungan itu. Bertunangan atau tunangan adalah sebuah kesepatakan atau
komitmen menjadi suami istri, yang biasanya dilakukan di depan orang banyak. Tak harus
selalu di depan keluarga, hal ini bisa dilakukan hanya berdua dengan pasangan atau
disaksikan oleh beberapa kerabat dan keluarga. Tunangan juga biasa diartikan sebagai proses
perubahan status dari pacaran menjadi tahapan lebih serius. Dalam proses tunangan, biasanya
dari pihak laki-laki akan ada penyematan cincin ke pihak perempuan. Tunangan adalah
proses yang dilakukan sebelum lamaran. Ini bukanlah proses yang wajib dilallui bagi
pasangan yang ingin menikah. Adapun proses ini dilewati dan langsung ke proses lamaran.
Jadi ini adalah pilihan yang terbuka dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan
pasangan. Biasanya proses tunangan dilakukan secara privat ataupun mengundang sanak
saudara dan keluarga.

Tujuan Pacaran dan Pertunangan

Tujuan pacaran adalah untuk membangun hubungan jangka panjang menuju jenjang yang
lebih tinggi, salah satunya pernikahan. “Ini membentuk hubungan pada jenjang berikutnya di
usia dewasa, salah satunya pernikahan. Sebab menurutnya, pacaran sehat untuk mengenal
lawan jenis tidak ada kontak fisik. Bertunangan memiliki tujuan untuk mengunci hati sang
wanita agar tidak berpindah ke lain hati.  Ibarat ketika kamu ingin membeli sesuatu, kamu
sudah memesan barang tersebut terlebih dahulu, agar tidak “diambil” oleh orang lain. Pada
saat tunangan nanti, biasanya membicarakan tentang perkenalan kedua belah pihak,
menyampaikan maksud, dan tausiah/wejangan dari pihak keluarga. Selain itu, di sini kamu
dan pasangan akan menentukan tanggal pernikahan dan apa saja yang harus disiapkan
menjelang pernikahan.

Tradisi tunangan telah ada sejak zaman kerajaan di seluruh dunia. Setiap negara memiliki
adat dan kebudayaan sendiri tentang acara tunangan berikut makna simbolis yang
dikandungnya. Dalam budaya Tionghoa, misalnya, istilah tunangan disebut sebagai sangjit
dimana pihak keluarga melakukan seserahan sebagai hadiah seperti baju, kue, emas, dan uang
kepada pihak keluarga wanita.

Norma-norma dalam Pacaran dan Pertunangan

Jangan Menghina

Jangan Menghakimi
Jangan Berciuman dan melakukan hal-hal yang belum diizinkan

Gunakanlah batas dalam hubungan baik pacaran maupun tunangan

Peganglah janji atau komitmen dalam pacaran dan tunangan/jangan mendua hati

Salinglah memberi support antara satu sama lain agar hubungan menjadi lebih baik

Salinglah mengingatkan yang baik maupun yang buruk satu sama lain

Dan berjalanlah bersama-sama dengan Tuhan agar di dalam pacaran dan tunangan tidak ada
iblis yang masuk

Menurut Pandangan Alkitab Tentang Pacaran dan Pertunangan

Definisi pacaran adalah sebuah hubungan yang dijalin oleh seorang perempuan dengan laki-
laki, di dalamnya ada rasa kasih dan sayang satu sama lain. Sedangkan, “berpacaran”
memiliki arti berkasih-kasihan, bercinta, atau bersuka-sukaan. Sepanjang Alkitab, mulai dari
Kitab Kejadian sampai Wahyu, tidak pernah ditemukan tentang arti kata “pacaran”, walaupun
beberapa orang menyebut bahwa pacaran adalah sebuah proses sebelum menuju atau
memasuki jenjang pernikahan. Faktanya, Alkitab tidak pernah menuliskan tentang kata
“pacaran”. Namun, Alkitab menuliskan sebuah ulasan yang indah tentang persahabatan.
Dalam persahabatan, kita bisa mengasihi dan bisa juga bersahabat dengan seorang pria atau
wanita. Tidak jarang dari persahabatan muncullah rasa suka, tertarik, dan menyayangi
sahabat dengan lawan jenis. Berangkat dari definisi istilah tersebut, pacaran selalu dikaitkan
dengan hal-hal yang bisa membangkitkan hawa nafsu seperti berciuman, berpelukan, atau
bermesra-mesraan. Oleh karena itu, Alkitab telah mengingatkan bahwa tubuh adalah bait Roh
Kudus, sehingga pemuda dan remaja Kristen harus menjaga kekudusan hidup, melakukan apa
yang benar dan mulia, dan memikirkan hal-hal yang bijak.

 Di dalam Alkitab, Tuhan memang tidak menetapkan secara jelas mengenai hal berpacaran.
Akan tetapi, firman Tuhan memberikan standarisasi hidup yang harus kita lakukan sebagai
pemuda-pemudi Kristen yang memiliki identitas Kristus, yaitu:

 Tubuh kita adalah Bait Roh Kudus (1 Korintus 6:9)


 Melakukan yang benar, sebab tidak semua hal berguna bagi hidup kita (1 Korintus
6:12)
 Hidup kudus dan menjaga kekudusan hidup (1 Petrus 1:15)
 Menjauhi percabulan (1 Tesalonika 4:3)

Dalam Alkitab, “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih
dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang
murni.” (2 Timotius 2:22). Tidaklah bijaksana berpacaran dengan seseorang yang tidak
mengasihi Allah. Ada dalam Alkitab, “Janganlah mau menjadi sekutu orang-orang yang
tidak percaya kepada Yesus; itu tidak cocok. Mana mungkin kebaikan berpadu dengan
kejahatan! Tidak mungkin terang bergabung dengan gelap. Tidak mungkin Kristus sepakat
dengan Iblis. Apakah persamaannya antara orang Kristen dengan orang bukan Kristen.” (2
Korintus 6:14-15). “Mungkinkah dua orang bepergian bersama-sama tanpa berunding lebih
dahulu?” (Amos 3:3). Janganlah berpacaran dengan seseorang yang mengatakan diri sebagai
seorang Kristen tapi tidak hidup sebagai orang Kristen. Ada dalam Alkitab, ”Maksud saya
ialah, bahwa kalian jangan bergaul dengan orang yang mengaku dirinya orang Kristen,
tetapi orang itu cabul, atau tamak, atau penyembah berhala, atau suka memburuk-burukkan
orang lain, atau pemabuk, ataupun pencuri. Duduk makan dengan orang itu pun jangan.” (1
Korintus 5:11). Hindari berpacaran dengan orang yang mempunyai perilaku pemarah. Ada
dalam Alkitab, “Janganlah bergaul dengan orang yang suka marah dan cepat naik darah.”
(Amsal 22:24). Jangan berpacaran dengan seorang Kristen pemalas. Ada dalam Alkitab,
“Saudara-saudara, atas kuasa Tuhan Yesus Kristus, kami perintahkan supaya kalian
menjauhi semua saudara, yang hidup bermalas-malasan, dan yang tidak menuruti ajaran-
ajaran yang kami berikan kepada mereka.” (2 Tesalonika 3:6). Kecantikan batiniah adalah
yang paling berarti. Ada dalam Alkitab, “Sebaliknya, hendaklah kecantikanmu timbul dari
dalam batin, budi pekerti yang lemah lembut dan tenang; itulah kecantikan abadi yang
sangat berharga menurut pandangan Allah.” (1 Petrus 3:4). Berpacaranlah dengan seseorang
yang mempunyai sikap yang baik. Ada dalam Alkitab, “Semoga Allah, yang memberikan
ketabahan dan penghiburan kepada manusia, menolong kalian untuk hidup dengan sehati,
masing-masing dengan sikap Kristus terhadap satu sama lain.” (Roma 15:5-6).
Berpacaranlah dengan seseorang yang mendorong anda dan menyokong anda. Ada dalam
Alkitab, “Kalian kuat, karena kalian bersatu dengan Kristus. Sehingga Roh Allah telah
membuat kalian hidup erat dan rukun satu sama lain dan saling mengasihi serta menaruh
belas kasihan satu sama lain.” Apa yang harus dihindari dalam berpacaran. Ada dalam
Alkitab, “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta
pora dan bermabuk-mabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam
perselisihan dan iri hati (Roma 13:13). Berpacaran tidak termasuk hubungan seks. Ada
dalam Alkitab, “Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan
Tuhan untuk tubuh . Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan
manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap
dirinya sendiri (1 Korintus 6:13, 18). Jagalah diri anda tetap suci. Ada dalam Alkitab, “Setiap
orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia adalah
suci.” (1 Yohanes 3:3). Agar tidak menyakiti diri kita sendiri, keinginan dan kegiatan seks
haruslah ditempatkan di bawah pengendalian Kristus. Ada dalam Alkitab, “Karena inilah
kehendak Allah: Pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu
masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi istrimu sendiri dan hidup di dalam
kekudusan dan kehormatan bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (1 Tesalonika 4:3-5).

Di dalam Alkitab, ada tiga langkah yang harus diambil orang Yahudi untuk menikah.
Keluarga dari kedua pihak harus menyetujui persatuan itu, kemudian sebuah pernyataan
umum disampaikan. Setelah itu, pasangan itu bertunangan. Pada akhirnya, mereka
dinikahkan secara resmi dan mulai hidup bersama. Sayangnya, seringkali masyarakat jaman
sekarang tidak menekankan betapa seriusnya pertunangan seperti jaman dahulu. Ketika
pasangan Yahudi bertunangan pada jaman Alkitab, mereka telah diikat oleh kontrak yang
hanya dapat diputus oleh kematian atau perceraian.
Seorang Kristen yang sedang mempertimbangkan pernikahan perlu menyadari betapa
seriusnya komitmen ini dan jangan memasukinya dengan sembrono. Allah memaksudkan
pernikahan sebagai komitmen seumur hidup, bukan kondisi sementara. Alkitab berkata
demikian mengenai pernikahan: "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya
dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah
mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak
boleh diceraikan manusia" (Markus 10:7-9).
Orang Kristen perlu memastikan bahwa mereka benar-benar mengenal calon pasangan hidup
mereka sebelum bertunangan. Alkitab mengatakan bahwa orang Kristen tidak semestinya
bersatu dan hidup secara harmonis dengan orang tidak percaya (2 Korintus 6:14-15). Seorang
Kristen yang bersekutu dengan orang tidak percaya memastikan dirinya akan dijauhkan dari
Kristus karena, Alkitab berkata, "pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik" (1
Korintus 15:33). Satu-satunya cara mendapatkan dasar pernikahan yang teguh adalah
memastikan pernikahan itu didasari iman dan calon pasangannya sama-sama berdedikasi
pada Allah.

Peran hidup orang Kristen bagaikan Allah yang sedang mengemudi kendaraan dan mereka
bagaikan penumpang. Ia ingin menjadi bagian dari tiap aspek kehidupan kita, termasuk siapa
yang akan kita nikahi. Mempunyai pengertian yang jelas akan Firman Allah dan
mengembangkan hubungan pribadi dengan-Nya melalui doa, serta tunduk kepada arahan Roh
Kudus adalah langkah utama dan terpenting dalam mencari kehendak-Nya. Saran kencan dan
pertunangan dunia hanya boleh dipertimbangkan dari sudut pandang Allah dalam Alkitab.
Jika kita mencari kehendak-Nya dalam segala yang aspek kehidupan kita, Ia akan
mengarahkan jalan kita (Amsal 3:5-6).

Tinjauan Etis Berpacaran dan Bertunangan

Menurut pemahaman yang saya dapati berpacaran adalah salah satu hubungan dari antara
laki-laki dan perempuan yang akan menuju ke jenjang yang lebih seirus/pernikahan. Tetapi
bukan hanya itu saja, jika kita menyesuaikan di zaman yang modern ini ada beberapa pemuda
dan remaja yang menganggap bahwa berpacaran itu adalah suatu hal yang biasa atau suatu
hubungan yang hanya seperti sahabat atau teman dan belum sampai berpikir untuk ke jenjang
yang lebih serius/pernikahan, hubungan berpacaran di zaman modern ini bagi pemuda dan
remaja hanyalah untuk mengikuti trend, mendapat perhatian yang lebih, serta mendapat
seseorang yang ingin mendengar ceritanya sehari-hari. Di dalam berpacaran juga yang harus
diperhatikan adalah aturan-aturan, di dalam aturan-aturan yang ada pada Kristen yaitu kita
harus menjaga kesucian dan kebaikan yang Tuhan berikan di dalam diri setiap manusia.
Begitu juga dengan Bertunangan, menurut pemahaman yang saya dapati disini berpacaran
dan bertunangan itu hampir mirip cuma yang membuat berbeda disini adalah kalau
berpacaran belum didoakan sedangkan bertunangan sudah didoakan dan sudah memiliki
tanda atau janji serta komitmen dengan bukti bertukar cincin, sehingga dengan begitu tidak
ada orang lagi yang akan mengganggu hubungan mereka dan ini juga membuktikan
keseriusan dalam hubungan mereka sampai hari pernikahan berlangsung. Kemudian aturan-
aturan yang saya pahami juga disini tidak jauh berbeda dengan berpacaran, aturan-aturan atau
norma-norma meraka sama. Maka begitulah di zaman yang modern ini kebanyakan pemuda
dan remaja memiliki hubungan yang seperti itu, karena dengan hubungan itulah mereka dapat
mengenal antara satu sama lain tentang pribadi dari laki-laki itu atau pribadi dari perempuan
itu. Walaupun belum tentu jodoh mereka tapi setidaknya mereka mengenal antara satu
dengan yang lain agar supaya ketika menuju ke jenjang yang lebih serius mereka tidak salah
memilih dan tidak ada kata menyesal di dalam hidup mereka, karena menuju ke jenjang yang
lebih serius/menikah itu sama dengan melawati masa-masa hidup bersama dan semuanya itu
harus dilewati bersama-sama serta sudah di berkati dan sudah ada campur tangan dari Tuhan,
jadi maka dari itu mereka harus memilih dengan pilihan hati mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai