Anda di halaman 1dari 1

Nama: Jenifer C. A.

Kapoh

NIM: 201941417

Refleksi Teologis Ratu Wasti

Penolakan ratu Wasti terhadap permintaan raja yang terkesan “sederhana” itu mengandung arti
yang dalam yang menyangkut tentang keberadaan wanita yang tereksploitasi zaman itu. Penolakan
ratu Wasti dipandang dari budaya bukan sekedar bahwa ia menolak karena lebih mementingkan
pesta yang ia adakan sendiri atau karena ia sudah tidak menghormati suaminya, tetapi lebih kepada
menjaga martabat dan harga dirinya sebagai wanita. Tentu saja Wasti yang sebenarnya sudah lama
menjadi ratu mengetahui bahwa pemberontakannya akan mengakibatkan amarah raja dan
konsekuensi yang pasti akan ia jalani. Namun demi harga dirinya yang tidak ingin diekspose
dihadapan laki-laki yang tengah mabuk yang dapat mengancam keberadaannya ketika diperlihatkan
raja, membuat ia mengambil keputusan yang ia pandang tepat.

Keberanian ratu Wasti dipandang kaum feminis sebagai suatu tindakan yang tepat. Eksploitasi
wanita zaman itu sangat sulit untuk ditolak oleh wanita sehingga wanita seakan dipandang tidak ada
harganya. Budaya Patriakal lebih berakar pada zaman itu. Namun oleh keberadaan Wasti yang
berani mengambil konsekuensi dan mempertahankan harga dirinya, ia menjadi suatu contoh sosok
wanita yang perlu dihargai.

Anda mungkin juga menyukai