LDR, setiap kali bertemu, kami hanya ingin selalu menghabiskan waktu berdua saja.
Muda-Mudi Maret 2023
Suatu ketika saya berlibur bersama keluarga ke kota di mana pacar saya tinggal, kami
berkencan bersama dan diikuti oleh anggota keluarga saya yang lain. Pergi ke mall, jalan-
jalan ke tempat wisata dan berbagai kegiatan lain kami lewati bersama. Awalnya terasa
sangat menyenangkan, karena berpacaran bersama keluarga, maka keluarga saya dapat
lebih mengenal pacar saya, dan begitupun sebaliknya. Tapi ternyata setelah
menghabiskan waktu bersama selama seminggu, muncul konflik dan pertentangan dari
orang tua saya. Orang tua saya merasa gaya pacaran saya “terlalu” berlebihan,
sedangkan menurut saya tidak, dan masih dalam batas normal. Pertentangan itu terus
berlanjut karena saya ngotot bahwa gaya relasi saya tidak berlebihan, dengan berbagai
alasan dan pembenaran yang saya coba jelaskan ke orang tua saya.
Setelah merefleksikan pertentangan dari orang tua, akhirnya saya mencoba untuk berdiri
di sepatu mereka sebagai orang tua, melihat dan memahami pandangan mereka tentang
gaya relasi saya.
Pacaran yang didasari oleh kasih dan motivasi yang benar, akan membantu kita untuk 2. Belajar untuk menunggu dan bersabar
menemukan pasangan hidup yang tepat, di mana keduanya sama-sama berusaha untuk Belajar untuk menunggu dan bersabar yang dimaksudkan adalah menunda relasi atau
saling mengenal satu sama lain, mengembangkan cinta bersama, untuk kemudian pada tindakan seksual dalam pacaran, hingga kita bersatu dalam sakramen perkawinan.
tujuan akhir yang sama yaitu menikah dan membentuk sebuah keluarga yang kudus. Berciuman, saling meraba, hingga melakukan hubungan suami-istri merupakan tindakan
Kasih yang dimaksudkan ialah kasih yang disampaikan oleh rasul Paulus dalam suratnya yang belum pantas dilakukan pada masa pacaran, sebab relasi seksual tersebut
kepada jemaat di Korintus yaitu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak bermegah diri, merupakan hadiah yang diberikan Tuhan kepada kita, yang dapat “dibuka” hanya pada
tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri saat kita sudah saling menerimakan sakramen perkawinan (menikah). Setiap tindakan
sendiri, dan masih banyak lagi (bdk 1Kor 13:4-7) seksual yang dilakukan diluar pernikahan yang sah merupakan dosa dan tindakan
percabulan. Dosa percabulan ini adalah akar dari masalah-masalah lain yang akan
Pernikahan, membentuk keluarga, adalah sebuah panggilan hidup, sebab keluarga menyusul, akan timbul perasaan malu, perasaan bersalah, ketagihan, penyakit kelamin
adalah pondasi dasar kita dalam hidup bermasyarakat. Oleh karena itu untuk yang menular, kehamilan di luar nikah hingga aborsi (membunuh). Maka dibutuhkan
membentuk sebuah keluarga perlu diawali dengan proses pengenalan kedua pihak. keinginan dan tekad yang kuat agar dapat menunggu dan bersabar, setiap kali kita
Proses pacaran bagi setiap pasangan juga berbeda-beda waktunya, ada yang berada dalam kondisi yang memungkinkan kita untuk berbuat dosa, segeralah
membutuhkan waktu setahun, ada yang butuh waktu kurang dari itu, dan banyak juga melangkah keluar! Jangan biarkan diri dalam ruangan tertutup hanya berdua saja tanpa
yang bertahun-tahun. Lama pacaran tidak menjamin kualitas hubungan itu sendiri, tapi ada orang lain, pergilah ke tempat lain agar tidak hanya tinggal berdua saja. Carilah
kebijaksanaan, keterbukaan, dan kejujuran dapat memberi kualitas yang baik. kegiatan yang dapat dilakukan bersama, misalkan pelayanan bersama dalam komunitas,
saling mencoba hobi satu sama lain, memasak bersama, dan kegiatan-kegiatan positif
Bagaimanakah yang disebut pacaran yang baik? lainnya.
Memiliki dan membangun gaya pacaran yang baik memang bukan sesuatu yang mudah,
terlebih dalam zaman modern ini, di mana pengaruh sosial media, pengajaran- 3. Belajar untuk menghargai
pengajaran yang tidak benar banyak beredar dan membingungkan. Belajar menghargai yang dimaksud adalah mengerti serta menerima prinsip dan
pandangan pasangan, melihat pasangan sebagai seorang pribadi yang juga punya hak
Pacaran merupakan sebuah proses, proses saling mengenal, saling memahami, saling serta kewajiban yang harus dipenuhi. Menghargai bukan berarti mengikuti semua hal
mengerti, saling menerima kelebihan dan kelemahan, serta sebagai proses untuk melatih yang diinginkan pasangan, bahkan jika sampai menuntut sesuatu yang bersifat negatif,
pengendalian diri dalam tanggung jawab. Pengendalian diri yang dimaksud adalah meminta kita untuk melakukan hubungan suami-istri misalnya, ini bukan menuntut
bagaimana kita dapat mendahulukan kepentingan pasangan kita, dan saling menjaga haknya sebagai kekasih, tapi melanggar kewajiban untuk saling menjaga kemurnian diri
kemurnian, seperti yang tertulis dalam 1 Tes 4:7 “Allah memanggil kita bukan untuk satu sama lain. Kewajiban kita saat masih pacaran adalah saling melindungi, menjaga
melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus” kemurnian satu sama lain, sedangkan hak-hak kita saat masih pacaran, misalnya berhak
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam proses berpacaran: untuk melakukan hobi kita sendiri, berhak untuk punya waktu dan privasi sendiri, berhak
untuk memiliki kebebasan berteman dengan siapapun, berhak untuk membicarakan
1. Belajar untuk mencintai rencana masa depan berdua. Dengan mengerti hak dan kewajiban masing-masing, kita
Belajar untuk mencintai yang dimaksud adalah cinta yang memberi dan tidak bersyarat akan lebih dapat saling menghargai satu sama lain.
(agape), semakin kita bertumbuh dan menjadi dewasa, kita merespon cinta yang kita
Kesimpulan
Membangun gaya pacaran yang sehat memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak
mungkin, ada banyak hal yang perlu dan bisa dilakukan untuk menerapkan pacaran yang
sehat, daripada hanya menghabiskan waktu berdua saja terus-terusan, sebaiknya kita
mengisi dengan kegiatan-kegiatan yang dianjurkan, agar kelak ketika memasuki ikatan
perkawinan, hubungan kita sudah menjadi lebih siap.