Anda di halaman 1dari 3

Vacare Deo

LDR, setiap kali bertemu, kami hanya ingin selalu menghabiskan waktu berdua saja.
Muda-Mudi Maret 2023
Suatu ketika saya berlibur bersama keluarga ke kota di mana pacar saya tinggal, kami
berkencan bersama dan diikuti oleh anggota keluarga saya yang lain. Pergi ke mall, jalan-
jalan ke tempat wisata dan berbagai kegiatan lain kami lewati bersama. Awalnya terasa
sangat menyenangkan, karena berpacaran bersama keluarga, maka keluarga saya dapat
lebih mengenal pacar saya, dan begitupun sebaliknya. Tapi ternyata setelah
menghabiskan waktu bersama selama seminggu, muncul konflik dan pertentangan dari
orang tua saya. Orang tua saya merasa gaya pacaran saya “terlalu” berlebihan,
sedangkan menurut saya tidak, dan masih dalam batas normal. Pertentangan itu terus
berlanjut karena saya ngotot bahwa gaya relasi saya tidak berlebihan, dengan berbagai
alasan dan pembenaran yang saya coba jelaskan ke orang tua saya.

Setelah merefleksikan pertentangan dari orang tua, akhirnya saya mencoba untuk berdiri
di sepatu mereka sebagai orang tua, melihat dan memahami pandangan mereka tentang
gaya relasi saya.

Sebenarnya apa arti dari pacaran itu sendiri?


“Pacaran Sehat” apakah benar ada?
Ketika dua pribadi yang berlawanan jenis selalu ingin menghabiskan waktu bersama,
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada melakukan segala sesuatu bersama-sama, merasa nyaman dan aman terhadap satu
masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” sama lain, serta memiliki ketertarikan secara seksual, maka relasi tersebut dapat disebut
Ams 22:6 dengan berpacaran. Menurut KBBI pacaran adalah mempunyai hubungan batin terhadap
teman lawan jenis yang berdasar atas cinta kasih. Relasi yang berdasarkan atas cinta
Pendahuluan kasih sebab Tuhan memang menghendaki agar kita dapat saling mengasihi, namun
demikian kasih dalam berpacaran ini bersifat eksklusif, artinya hanya melibatkan
Sebagai kaum muda, mungkin kita pernah mendengar istilah “pacaran sehat”. Mungkin perasaan kedua orang yang berelasi itu saja; perasaan ingin mengasihi, ingin memberi,
kita dinasehati oleh orang tua, mendengarkan dari pengajaran-pengajaran di komunitas, ingin melindungi dan sebagainya. Dalam hubungan pacaran yang baik, kita harus
sharing dari teman, konten di youtube, tiktok, instagram, atau media sosial lain. memperjuangkan beberapa unsur, yaitu: kejujuran, kesetiaan, keterbukaan, komitmen,
Kemudian muncul pertanyaan dalam benak kita, apakah pacaran sehat itu? Apakah tanggung jawab serta saling menghargai dan menghormati.
benar-benar ada? Kata “sehat” itu sendiri merupakan kata sifat yang bagi tiap orang
dapat berbeda-beda standar dan definisinya. Bagi kita mungkin gaya pacaran kita sudah Pacaran sebagai langkah menuju pada persatuan pernikahan
sehat, tapi mungkin tidak sehat bagi orang lain. Jika demikian bagaimana cara mencapai Ketika memasuki usia pra-remaja, saat mulai masuk usia pubertas, fungsi tubuh dan
standar “sehat” yang dimaksud? Dan siapa yang harus kita ikuti? Untuk itu gereja hadir hormon kita mulai berkembang, Mulai muncul perasaan suka terhadap lawan jenis. Akal
memberikan penjelasan dan memberitahukan standar “sehat” yang sesuai dengan nilai budi kita pun sudah lebih berkembang sehingga kita tahu bahwa kita tidak dapat
moral dan ajaran gereja. sembarangan berpacaran dengan siapa saja dan kapanpun kita kehendaki, karena kita
diciptakan lengkap dengan akal budi, hati nurani, secitra dan serupa dengan gambar
Sharing singkat Allah.
Saya memulai relasi saya dengan pacaran jarak jauh (bahasa kerennya LDR). Jarak saya
dengan pasangan kurang lebih sekitar 800 km atau 1 jam penerbangan. Kami akhirnya Motivasi yang benar ketika memulai hubungan berpacaran juga sangat penting. Ketika
mengusahakan untuk rutin bertemu setiap 3 bulan sekali. Karena alasan bahwa kami motivasi kita hanya sekedar ingin memiliki status, sekedar ingin dilihat orang, merasa

KTM Menginjil, Berbagi Sukacita


Saran/Sharing, email ke: vd@holytrinitycarmel.com
keren ketika ada yang menemani jalan di mall, atau sekedar ingin memuaskan dorongan terima selama ini dengan cara memberi. Sejak kecil, kita terbiasa hanya menerima cinta,
seksual saja, maka itu adalah motivasi yang salah, dan dapat menimbulkan kesedihan baik dari orang tua, lingkungan keluarga dan sebagainya. Ketika kita sudah beranjak
yang mendalam, sakit hati, perasaan bersalah, trauma, atau bahkan kehamilan di luar dewasa kita perlu belajar untuk memberi (mencintai) sebab dalam berpacaran kita tidak
nikah. Kita sama-sama tahu bahwa ujung dari semua ini adalah penderitaan dan bisa hanya menerima, meminta dan menuntut, tapi juga harus bisa menyeimbangkan
masalah, bukan lagi kebahagiaan. dengan memberi.

Pacaran yang didasari oleh kasih dan motivasi yang benar, akan membantu kita untuk 2. Belajar untuk menunggu dan bersabar
menemukan pasangan hidup yang tepat, di mana keduanya sama-sama berusaha untuk Belajar untuk menunggu dan bersabar yang dimaksudkan adalah menunda relasi atau
saling mengenal satu sama lain, mengembangkan cinta bersama, untuk kemudian pada tindakan seksual dalam pacaran, hingga kita bersatu dalam sakramen perkawinan.
tujuan akhir yang sama yaitu menikah dan membentuk sebuah keluarga yang kudus. Berciuman, saling meraba, hingga melakukan hubungan suami-istri merupakan tindakan
Kasih yang dimaksudkan ialah kasih yang disampaikan oleh rasul Paulus dalam suratnya yang belum pantas dilakukan pada masa pacaran, sebab relasi seksual tersebut
kepada jemaat di Korintus yaitu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak bermegah diri, merupakan hadiah yang diberikan Tuhan kepada kita, yang dapat “dibuka” hanya pada
tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri saat kita sudah saling menerimakan sakramen perkawinan (menikah). Setiap tindakan
sendiri, dan masih banyak lagi (bdk 1Kor 13:4-7) seksual yang dilakukan diluar pernikahan yang sah merupakan dosa dan tindakan
percabulan. Dosa percabulan ini adalah akar dari masalah-masalah lain yang akan
Pernikahan, membentuk keluarga, adalah sebuah panggilan hidup, sebab keluarga menyusul, akan timbul perasaan malu, perasaan bersalah, ketagihan, penyakit kelamin
adalah pondasi dasar kita dalam hidup bermasyarakat. Oleh karena itu untuk yang menular, kehamilan di luar nikah hingga aborsi (membunuh). Maka dibutuhkan
membentuk sebuah keluarga perlu diawali dengan proses pengenalan kedua pihak. keinginan dan tekad yang kuat agar dapat menunggu dan bersabar, setiap kali kita
Proses pacaran bagi setiap pasangan juga berbeda-beda waktunya, ada yang berada dalam kondisi yang memungkinkan kita untuk berbuat dosa, segeralah
membutuhkan waktu setahun, ada yang butuh waktu kurang dari itu, dan banyak juga melangkah keluar! Jangan biarkan diri dalam ruangan tertutup hanya berdua saja tanpa
yang bertahun-tahun. Lama pacaran tidak menjamin kualitas hubungan itu sendiri, tapi ada orang lain, pergilah ke tempat lain agar tidak hanya tinggal berdua saja. Carilah
kebijaksanaan, keterbukaan, dan kejujuran dapat memberi kualitas yang baik. kegiatan yang dapat dilakukan bersama, misalkan pelayanan bersama dalam komunitas,
saling mencoba hobi satu sama lain, memasak bersama, dan kegiatan-kegiatan positif
Bagaimanakah yang disebut pacaran yang baik? lainnya.
Memiliki dan membangun gaya pacaran yang baik memang bukan sesuatu yang mudah,
terlebih dalam zaman modern ini, di mana pengaruh sosial media, pengajaran- 3. Belajar untuk menghargai
pengajaran yang tidak benar banyak beredar dan membingungkan. Belajar menghargai yang dimaksud adalah mengerti serta menerima prinsip dan
pandangan pasangan, melihat pasangan sebagai seorang pribadi yang juga punya hak
Pacaran merupakan sebuah proses, proses saling mengenal, saling memahami, saling serta kewajiban yang harus dipenuhi. Menghargai bukan berarti mengikuti semua hal
mengerti, saling menerima kelebihan dan kelemahan, serta sebagai proses untuk melatih yang diinginkan pasangan, bahkan jika sampai menuntut sesuatu yang bersifat negatif,
pengendalian diri dalam tanggung jawab. Pengendalian diri yang dimaksud adalah meminta kita untuk melakukan hubungan suami-istri misalnya, ini bukan menuntut
bagaimana kita dapat mendahulukan kepentingan pasangan kita, dan saling menjaga haknya sebagai kekasih, tapi melanggar kewajiban untuk saling menjaga kemurnian diri
kemurnian, seperti yang tertulis dalam 1 Tes 4:7 “Allah memanggil kita bukan untuk satu sama lain. Kewajiban kita saat masih pacaran adalah saling melindungi, menjaga
melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus” kemurnian satu sama lain, sedangkan hak-hak kita saat masih pacaran, misalnya berhak
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam proses berpacaran: untuk melakukan hobi kita sendiri, berhak untuk punya waktu dan privasi sendiri, berhak
untuk memiliki kebebasan berteman dengan siapapun, berhak untuk membicarakan
1. Belajar untuk mencintai rencana masa depan berdua. Dengan mengerti hak dan kewajiban masing-masing, kita
Belajar untuk mencintai yang dimaksud adalah cinta yang memberi dan tidak bersyarat akan lebih dapat saling menghargai satu sama lain.
(agape), semakin kita bertumbuh dan menjadi dewasa, kita merespon cinta yang kita

KTM Menginjil, Berbagi Sukacita


Saran/Sharing, email ke: vd@holytrinitycarmel.com
4. Belajar untuk mengenal
Sharing:
Belajar untuk saling mengenal yang yang dimaksud adalah mengenal lebih dalam lagi
Setelah membaca tulisan ini, langkah apakah yang hendak kamu dan pasangan kamu
pribadi pasangan, pengalaman-pengalamannya, masa-masa menyakitkannya, masa-
lakukan?
masa membanggakannya, kenali bagaimana cara pasangan menyelesaikan sebuah
Adakah hal-hal yang dianjurkan di atas yang sudah kamu dan pasangan lakukan?
masalah, bagaimana pasangan kita memandang dan menggunakan uang. Setelah itu
Apakah buahnya bagi relasi kalian?
kenali keluarganya, bagaimana cara pasangan berinteraksi dengan orang tua, dengan
saudara, bagaimana peran orang tuanya mempengaruhi hidupnya (mengambil
keputusan, tanggung jawab, kepercayaan).
Selain mengenal pasangan, kita juga harus mengenali diri sendiri, hal apa yang membuat Ditulis oleh Adhi I KK I RK
kita merasa dikasihi atau tidak dikasihi, hal apa yang membuat kita merasa nyaman dan
tidak nyaman, hal apa yang membuat kita merasa diterima atau ditolak, hal apa yang Sumber:
dapat memotivasi kita, membuat kita jatuh dalam kelemahan kita, yang mendorong kita. 1. https://www.katolisitas.org/pacaran-yang-sehat-jalan-menuju-perkawinan-
Kemudian kenali bagaimana mimpi-mimpi kita dan mimpi pasangan dapat diwujudkan bahagia/
bersama, kesamaan kita dan perbedaan kita dengan pasangan. Proses mengenal ini
sangat penting dalam masa pacaran agar kita dapat mempertimbangkan apakah kita Pedoman Hidup KTM No. 65:
dapat meneruskan relasi ini atau tidak. Bahkan bila dalam keadaan itu engkau ditarik masuk ke dalam keheningan yang lebih
besar, biarkan dirimu ditarik oleh Nya.
5. Belajar untuk berkomunikasi
Meskipun terasa simpel akan tetapi komunikasi merupakan salah satu unsur yang sangat
penting dalam sebuah relasi, banyak masalah dan kesalahpahaman terjadi bukan akibat
perbedaan prinsip atau cara pandang, tapi karena cara komunikasi kita yang tidak efektif.
Komunikasi yang efektif itu tidak menyalahkan, tidak menyudutkan, tidak membuat
pasangan merasa bersalah, malah sebaliknya membawa kehangatan, membawa
kedamaian. Seringkali ketika sedang bertengkar dengan pasangan, kita mendengar untuk
bersiap melawan balik, atau bahkan menyalahkan. Kita perlu belajar untuk
berkomunikasi mengutarakan perasaan dan pendapat dengan lebih tepat, sehingga
setiap kali menghadapi masalah, kita dan pasangan punya keinginan dan tujuan yang
sama untuk menyelesaikannya hingga selesai.

Kesimpulan
Membangun gaya pacaran yang sehat memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak
mungkin, ada banyak hal yang perlu dan bisa dilakukan untuk menerapkan pacaran yang
sehat, daripada hanya menghabiskan waktu berdua saja terus-terusan, sebaiknya kita
mengisi dengan kegiatan-kegiatan yang dianjurkan, agar kelak ketika memasuki ikatan
perkawinan, hubungan kita sudah menjadi lebih siap.

KTM Menginjil, Berbagi Sukacita


Saran/Sharing, email ke: vd@holytrinitycarmel.com

Anda mungkin juga menyukai