Anda di halaman 1dari 12

Misi Allah Melalui Nabi Yunus Bagi Kota Niniwe

dan Relvansinya Bagi Amanat Agung


Matius 28:19-20

MAKALAH:

NELSEN
NIM: 201910692

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SIMPSON


UNGARAN
2021/2022
DAFTAR ISI

Bab Halaman

I Pendahuluan ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan............................................................................. 2

II Pengertian Misi Allah

A. Nabi Yunus ..................................................................................... 3

B. Amanat Agung.................................................................................. 5

III Kesimpulan

A. Kesimpulan ..................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Misi ialah sebuah tugas gereja untuk menanggapi sebuah alamat perintah
langsung dari Tuhan untuk melakukan tugas-Nya didunia ini. Dalam hal ini misi
yang dikatakan disini adalah sebuah hal yang tidak perlu lagi dipikirkan, misi
harusnya dilakukan karena memiliki sebuah tujuan yang harus dipenuhi untuk
memulihkan hubungan manusia. Kehadiran Gereja di dunia adalah karena misi
yang harus dikomunikasikan kepada dunia. Salah satu tugas Gereja adalah
mewartakan kabar baik karya penyelamatan Allah bagi umat manusia ke seluruh
dunia. Alkitab memberikan banyak informasi penting tentang bagaimana gerakan
pemuridan dan gereja mula-mula menanggapinya. Menurut perintah Tuhan
kepada murid-muridnya ketika dia masuk surga, yaitu "Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku, baptislah mereka dalam nama Bapa dan
Putra dan Roh Kudus, dan ajarkan mereka untuk; lakukan semua yang aku
perintahkan kepadamu. Dan mereka tahu bahwa aku akan selalu bersamamu
sampai akhir zaman." (Matius 28:19-20). Misi agung Yesus ini bukanlah sebuah
tantangan, melainkan tanggung jawab yang dipikul, dan bertujuan agar semua
orang percaya berkeliling dunia memberitakan Injil kepada semua makhluk. Setiap
orang percaya memiliki kewajiban untuk menguduskan dirinya sendiri. Menjadikan
Injil sebagai perhatian seluruh umat manusia merupakan tanggung jawab yang
tidak dapat diabaikan.
Definisi kata "Misi" memiliki dua bentuk, tunggal dan jamak. Misi individu
mengacu pada misi Dei (misi misi Tuhan), yaitu wahyu Tuhan sendiri, Yang Esa
yang mencintai dunia, partisipasi Tuhan di dunia dan di dunia, sifat dan aktivitas
Allah yang melibatkan gereja dan dunia. Dan dimana gerejanya pekerjaan
misionaris adalah penyampaian kabar baik kepada umat manusia, yaitu Allah
adalah Allah. Definisi jamak dari pekerjaan misionaris adalah (mess ecclesiae,
'pekerjaan misionaris gereja'), yang mengacu pada bentuk-bentuk khusus yang
berkaitan dengan waktu tertentu,tempat atau diperlukan untuk berpartisipasi dalam
misi (Stelanipa, 2019).
Misi Perjanjian Lama dimulai dengan panggilan Abraham untuk
meninggalkan kerabatnya dan dunia nasional. Tuhan memanggilnya untuk menjadi
berkat bagi bangsa-bangsa, dimana keselamatan bangsa Israel bergantung pada
ketaatan pada panggilan dan pilihan Tuhan. Dan Tuhan mengutus Abraham, Itu
adalah pernyataan pertama dari tujuan dan rencana Allah untuk pesan kasih
karunia dan berkat-Nya kepada semua orang di bumi, seperti yang dinyatakan
oleh Walter Kaiser (Putrawan & Peter, 2020, pp. 72–73).
Gereja memiliki sebuah peran yang sangat penting untuk menjalankan Misi
Allah yang dimana akanada sebuah perintah dalam sebuah amanat agung. Yang
diisikan dengan misionaris yang akan mengerakan Misi yang diberikan kepada.
Bagi Paulus, kata "pelayanan" mencakup semua dimensi misi Kristen (Ef :8,12).
Semua murid Kristus dipanggil untuk pelayanan ini. Paulus mengartikulasikan dua
poin utama pelayanan, yaitu, pertama: pelayanan internal melibatkan gereja lokal
yang melayani Tuhan dalam ibadah (melalui doa, pujian, sakramen dan
mendengarkan firman-Nya), anggota saling melayani. kebaikan bersama” (1 Kor
12:7), sebuah pelayanan yang bertugas mengajar gereja untuk memahami norma-
norma tradisi kerasulan (Kis 6:4).
Yunus, yang namanya berarti "merpati", ditampilkan sebagai anak Amitai
(Yunus 1:1). Ia disebutkan dalam 2 Raja 1 :25 sebagai nabi kerajaan utara Israel
pada masa pemerintahan Yerobeam II (793-753 SM); dia berasal dari Gath-
Hepher, tiga sampai lima kilometer sebelah utara Nazaret di Galilea. Jadi orang
Farisi salah dengan mengatakan bahwa tidak pernah ada seorang nabi dari
Galilea. Pelayanan kenabian Yunus terjadi tidak lama setelah pelayanan Elisa,
yang bertepatan dengan pelayanan dan diikuti oleh pelayanan. Meskipun buku ini
tidak mengidentifikasi penulisnya, kemungkinan besar penulisnya adalah Yunus
sendiri.
Pelayanan misi Yunus sangatlah luar biasa bagaiamana Yunus melakukan
sebuah pelayanan dengan banyaknya tantangan yang dihadapinya dengan
karakter keras yang dimiliki oleh orang niniwe. Yang tegar tengkuk dalam hal ini
Yunus sempat melarikan diri karena merasa tidak sanggup untuk menghadapi
tantangan terserbut, membuat dirinya lari ke damsyik. Tetapi bagaiman Allah mau
memakai Yunus dalam untuk pekerjaan dan pelayanannya. Berdasarkan dengan
amanat agung untuk membatiskan orang-ornag menjadi murid Tuhan Yesus.
Menurut bahwa kota Niniwe adalah kota kerajaan Asyur yang terletak di tepi
sungai tigris, dan pernah menjadi kota paling perkasa didunia, tetapi, niniwe
direbut oleh Babel dan media pada 612 sM. Akhir kebesaran kota Niniwe sudah
ditunggu Zefanya (Zef 2:13-15) dan Nahum. Sebuah kota yang dikenal sebagai
"pertumpahan darah" di mana bahkan Tuhan sendiri mengakui bahwa "sebuah
kota yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya
tidak mengetahui perbedaan antara tangan kanan dan kiri mereka," dapat diubah
dalam momen dengan kebangkitan atau kebangkitan spiritual. melalui nabi yang
mengatakan "pembangkang". Namun di sini kita melihat bahwa kebangkitan
spiritual dapat terjadi melalui kedaulatan Tuhan. Dengan pertobatan yang
mengerikan dari penduduk Niniwe, itu menunjukkan bahwa mereka mengalami
kebangkitan rohani. Ini sekali lagi menunjukkan kepada gereja Allah bahwa hanya
Allah yang memiliki kebangunan rohani yang berdaulat yang terjadi sehingga
orang dapat berpartisipasi dalam pekerjaan misionaris (Yohanes 3:5-9). Itulah
sebabnya gereja Tuhan harus menanggapi panggilan Tuhan.
Rencana Tuhan untuk menghancurkan kota Niniwe adalah momen positif ,
yang berdampak positif bagi penduduk Niniwe melalui ancaman penggulingan kota
ini, malah menciptakan solidaritas antara pejabat tinggi dan rakyat jelata. karena
melalui doa puasa universal, seluruh penduduk kota merendahkan diri dan
memohon belas kasihan Tuhan atas rencana penghancuran kota Niniwe. Tanpa
kecuali, semua kepentingan pribadi ditinggalkan , seluruh komunitas setuju,
berdoa dan berpuasa memohon belas kasihan Tuhan atas bencana yang
menghancurkan kota Niniwe. Doa puasa menciptakan solidaritas spontan di antara
penduduk Niniwe tanpa perbedaan yang terlihat. Tanpa sepengetahuan mereka,
solidaritas orang Niniwe yang terpecah karena perbedaan status dan status dalam
masyarakat, terjalin melalui kegiatan doa puasa bersama (Nahaklay, 2020, pp. 36–
37).
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Misi Allah melalui Nabi Yunus di kota Niniwe dan
hubungannya dengan Amanat Agung?
C. MANFAAT PENULISAN
Penulis ingin menjelaskan Misi Allah melalui nabi Yunus di kota Niniwe
dan hubungannya bagi Amang agung.
BAB II

PENGERTIAN MISI ALLAH

A. NABI YUNUS
Misi yang harus Yunus lakukan adalah agar umat Allah bekerja secara
intensif dari gereja ke gereja, dari iman kepada orang yang tidak percaya dengan
perkataan dan perbuatan untuk mewartakan Kerajaan Allah di dalam Yesus
Kristus. Adalah tugas Gereja untuk melanjutkan misi besar itu. Gereja diutus
sebagai subjek yang harus berbagi keselamatan yang diterima dengan dunia
sebagai objek misi Allah ini. Dunia ini, objek misi Gereja, berisi komunitas yang
luas dengan berbagai perbedaan dan pluralitas, dan Gereja tidak dapat dipisahkan
dari hal-hal tersebut. Sebuah uasaha misionaris adalah upaya yang secara aktif
melibatkan setiap orang percaya dalam pembangunan kerajaan Allah di bumi
(Matius 28) (Camerling & Wijaya, 2019, p. 60).
Perlu adanya kebangkitan rohani yang perlu terjadi Kebangkitan spiritual,
atau kebangkitan spiritual, adalah istilah yang umum dikenal dalam agama Kristen
yang ditandai dengan kebangkitan kembali semangat spiritual yang runtuh. Istilah
ini adalah tanda tangan Tuhan menyentuh, mengurapi dan bekerja di tempat yang
ditandai dengan api penginjilan. Itulah sebabnya kebangkitan rohani adalah
sesuatu yang penting dan setiap gereja Tuhan perlu merasakannya, sehingga ada
penuaian jiwa yang sangat besar, tentunya hanya untuk kemuliaan nama Tuhan.
kebangunan rohani adalah gerakan iman yang terjadi hanya dalam kedaulatan
Allah atas umat-Nya melalui campur tangan Roh Kudus, yang ditandai dengan
pemberitaan Injil Kristus. Dengan kata lain, kebangkitan spiritual hanya terjadi atas
kehendak Tritunggal Mahakudus. Manusia hanyalah saluran atau perpanjangan
Tuhan sebagai cikal bakal kebangkitan spiritual. Oleh karena itu, karya misionaris
dan kebangkitan spiritual adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Karena Tuhan adalah pencipta kebangkitan spiritual, maka dilakukan gerakan
spiritual di antara para misionaris, agar mereka dapat dengan giat melakukan
pekerjaan misionaris sehingga apa yang disebut kebangkitan spiritual terjadi. Hal
itu ditandai dengan kebangkitan spiritualitas umat beriman (Camerling & Wijaya,
2019, pp. 60–61).

Teologi kitab Yunus mengaitkannya dengan Allah dan misi-Nya, ketika


dilihat secara seksama kisah Yunus maka kita akan mengetahui secara tidak
langsung mencerminkan Allah Israel. Allah Israel yang digambarkan dalam
sebagai kebalikan dari gambaran Yunus. Dengan kehadiran Tuhan memberikan
sebuah teladan sebagai tokoh yang mengungkapkan cintanya kepada semua
orang tanpa memandang latar belakang etnis dan moral - yaitu orang baik atau
orang jahat. citra Allah dan misi-Nya untuk digambarkan melalui buku ini. Masalah
ini tergambar dari sikap Yunus ketika melihat pertobatan Niniwe. Alih-alih membuat
Yunus bahagia, sikap Tuhan yang menyesal dan akhirnya mengampuni Niniwe ,
yang terkenal dengan kejahatannya, membuat Yunus frustrasi dan marah. Yunus
tidak dapat memahami mengapa Tuhan berperilaku sangat buruk kepada orang-
orang dan tidak termasuk ras orang-orang pilihan . Dia bahkan ingin mengakhiri
hidupnya, karena dia tidak dapat memahami dan menerima kenyataan gambar
Tuhan ini (Gulo et al., 2021, p. 76).
Seorang Kristiani harus menghilangkan hambatan yang menghalangi visi
dan misi Tuhan di dunia sehingga menjadi misi yang efektif dengan
menyelaraskan persepsi, tujuan, sikap dan perasaan dengan tujuan dan substansi
Tuhan. Melalui kisah Yunus, orang Kristen belajar bahwa Tuhan mengasihi semua
orang dan mendobrak batasan ras, sejarah, dan kebangsaan. setiap hamba Tuhan
saat ini masih membutuhkan pembaharuan dan pembinaan menuju kehidupan
yang semakin berkenan kepada Tuhan hari demi hari, dari peristiwa ke peristiwa,
sambil bekerja dalam karya misionaris (Yohanes & Damarwanti, 2020, p. 98).
Berdasarkan dari kisah Yunus ini menjelaskan bagaimana Yunus melakukan
pelayanan misinya yang telah Allah perintahkan untuk melayani Niniwe, banyak
hambatan yang Yunus temui dalam pelayanannya sehingga menjadikan diri Yunus
hendak pergi keluar dari Niniwe. Jadi sebagai hamba Tuhan yang dipercayakan
untuk melakukan pelayanan misi dengan menghilangkan tembok pembatas antara
ras, sejarah dan kekuasaan yang menghalangi status dan hubungan seluruh
manusia.

B. AMANAT AGUNG
Misi berasal dari dari bahasa latin Missio yang merupakan bentuk
substantive dari mittere, suatu kerja. Dalam bahasa Yunani misi memiliki arti
mengutus atau bisa diartikan mengirim. Misi merupakan insiatif Tuhan dalam
sejarah yang berakar pada tujuan-Nya untuk memulihkan dan menyembuhkan
ciptaan dan semua tema. Dalam hal ini misi tidak bisa terpisahkan dari amanat
agung Tuhan Yesus karena merupakan pusat dari amanat itu sendiri. Jadi amanat
agung adalah sebuah perintah Yesus Kristus setelah Ia bangkit, untuk
menyebarkan Injil ke seluruh dunia (Parapat & Eliasaputra, 2021, pp. 46–47).
Misi Besar sering kali hanya diungkapkan sebagai penginjilan atau
pekerjaan misionaris. Dan tidak jarang, akibatnya, ini disebabkan oleh pekerjaan
misionaris yang pergi ke daerah-daerah terpencil tertentu, mengingat penginjilan
sebagai bentuk langsung dari Misi Agung. Misi Agung haruslah evangelisasi atau
membuat orang percaya kepada Tuhan Yesus dan sebagai buah atau hasil dari
pelayanan ini, orang tersebut bertobat, yang secara teknis dikatakan sebagai
pertobatan. Ini tidak salah, karena kegiatan amanat agung yang utama adalah
membuat seseorang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan sebagai syarat untuk
menyelamatkan hidupnya.
Nainggolan (2014, p. 26) menyatakan bahwa misiologi merupakan bagian
dari disiplin ilmu teologi, sehingga misiologi tidak dapat dipisahkan dari bidang
teologi lainnya. Bahkan misiologi memainkan peran penting dalam
menghubungkan beberapa bidang teologi lainnya. Dengan kata lain, setiap aspek
teologi tidak dapat dipisahkan dari dimensi misiologi karena keberadaannya
mendukung tercapainya misi gereja.
Menurut Widjaja et al (2020, p. 22) bahwa Maka tugas amanat agung itu
sepenuhnya dipercayakan kepada murid-murid-Nya. Hal ini mulai terlihat dalam
Kisah Para Rasul. Setelah Pentakosta, ketika murid-murid menerima pengurapan
Roh Kudus (Kis 2), Petrus berkhotbah dengan kuasa dan mempertobatkan tiga
ribu orang. Dalam Kisah Para Rasul terlihat jelas bahwa misi para rasul dibentuk
oleh pengajaran ( dibaptis, ketekunan dalam ajaran para rasul), persekutuan,
pemecahan roti ( hari raya rahmat) dan ketekunan dalam doa ( Kisah Para Rasul.
2: 2). Yang artinya bahwa tugas amanat agung ini harus dilakukan oleh murid-
murid-Nya artinya seluruh orang-orang yang percaya sekarang inilah yang akan
menjadi muridNya sekarang untuk membritakan Injil untuk menggenapi Amanat
Agung tersebut.
Misi Amanat Agung merupakan hal yang penting untuk dilakukan
bagaimana hal tersebut telah Yesus lakukan ketika Yesus melakukan
pelayanannya di dunia dan pengorbanan Yesus yang dilakukan untuk
membebaskan manusia. menjadikan dari semua bangsa murid Yesus dan
membaptis mereka, dan akhirnya partisipasi Ilahi bagi mereka yang memenuhi
Amanat Agung. (Arifianto et al., 2020, p. 38) Misi dan menjadi murid dapat
dipahami sebagai kehendak Yesus yang ingin para pengikutnya pergi dan
mengajar serta memuridkan semua bangsa untuk mengenal Yesus. Amanat
Agung dilaksanakan sebagai program atau "proses pewartaan", yang cenderung
menekankan "pergi" dari satu tempat ke tempat lain, tetapi mengabaikan
pemuridan. Tidak diragukan lagi kegiatan yang melakukan proses penginjilan,
tetapi pemuridan merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan dari melihat
kerangka pelayanan menekankan pekerjaan misionaris atau penginjilan sebagai
pusat dan terdepan dalam pertumbuhan gereja, tetapi gereja juga tidak melupakan
peran pengajaran dalam pemuridan pertumbuhan rohani. Sebenarnya misi dan
pemuridan adalah hal yang diharapkan dapat dimaksimalkan dalam pelayanan
saat ini menjadi orang percaya.
Misionaris yang hebat adalah bagian penting dari kehidupan religius. Inilah
pesan Kristus kepada semua warga kerajaan Allah. Fakta bahwa itu disebut
Amanat Agung tidak berarti posisinya lebih penting dari pada bagian lain dari
Alkitab. Namun, ini mengandaikan bahwa setiap orang percaya harus memenuhi .
Karena tujuan gereja adalah Matius 28:19-20, yang dikenal sebagai amanat agung
dalam ayat, perintah ini mengacu pada perintah Allah yang paling penting, yaitu
Semua Bangsa adalah dalah umat Allah opsional. Sederhananya, Amanat Agung
adalah untuk membagikan Injil secara pribadi. Injil yang dimaksudkan adalah berita
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pribadi Yesus Kristus, yang
mati, dikuburkan untuk penebusan manusia, dan bangkit kembali untuk
memberikan hidup yang kekal (Listari & Arifianto, 2020, p. 45).
Oleh karena itu Amanat Agung harus dipahami sebagai gerakan yang
harus dilakukan oleh orang percaya untuk mengungkapkan keselamatan universal.
Untuk menjangkau tempat yang berbeda untuk memperluas komunitas orang
percaya, Anda harus berusaha saat Anda pergi. Tetapi jangan pergi begitu saja
dan tinggalkan mereka yang percaya setelah pemberitaan keselamatan, tetapi
pergilah dan jadikan murid (Hutagalung, 2020, p. 69). Kehadiran gereja juga untuk
membangun hubungan dengan Kristus untuk membangun iman jemaat. Bahkan,
tindakan Yesus menunjukkan kepada murid-muridnya apa yang harus mereka
lakukan dalam pelayanan mereka dan terus lakukan di gereja hari ini, bahwa
melalui gereja sebagai bagian dari tubuh Kristus, orang dapat mencapai
pertumbuhan iman melalui pemuridan mereka.
BAB III
KESIMPULAN

Bahwa melalui pelayanan Yunus ini ketika di selidiki lebih jauh bisa
menemukan sebuah hubungan yang kuat antara pelayanan Yunus dengan
Amanat Agung, bahwa pelayanan-pelayanan tersebut memiliki sebuah misi yang
sama dengan cara yang berbeda-beda untuk melakukan pelayanan misi.
Pelayanan misi yang dilakukan Yunus untuk menyebarkan Injil Kabar Baik,
bagaimana karya penyelamatan Allah terhadap Yunus dan orang Niniwe untuk
menolong orang Niniwe menyelamatkan mereka dengan mengutus Yunus yang
menjadi perantara untuk menyampaikan kabar baik kebenaran. Dan Amanat
Agung merupakan sebuah perintah Allah langsung kepada manusia untuk
menyatakan kebenaran kepada orang-orang lain yang belum mengenal Allah.

Ketika dikaitkan dengan masa sekarang bahwa kita sekarang ini lah yang
menjadi pelayan, untuk membawa kabar keselamatan itu untuk diberikan kepada
orang lain. Yang belum percaya sehingga Amanat Agung yang telah Allah telah
perintahkan itu bisa dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai