Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Edukasi Seks Bebas Terhadap Perilaku Penyimpangan Seksual Remaja

Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Gunawan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seks bebas suatu kebiasaan yang sering anak muda pada saat ini

sedang mereka lakukan, sehingga sangat jarang ditemui para pemuda yang

tidak terlibat dalam seks bebas. Menurut Desmita Seks bebas adalah segala

cara untuk mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal

dari kematangan organ seksual, seperti pacaran, bermesraan, hingga melakukan

kontak seksual, namun perilaku tersebut dianggap tidak sesuai dengan norma

karena remaja belum memiliki pengalaman seksual. Menurut Hall & Lindzey

seks bebas ialah bahwa ada kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia,

salah satunya adalah kebutuhan fisiologis yang meliputi kebutuhan dasar

manusia dalam kelangsungan hidup, yaitu kebutuhan naluriah ini biasanya akan

sulit dikendalikan atau ditahan oleh individu terutama dorongan seksual. Menurut

Banun seks bebas ialah seks bebas atau dalam bahasa populer disebut extra-

martial orientation atau kinky-sex merupakan salah satu bentuk pembebasan

seksual yang dianggap tidak wajar. Menurut Kartono (1977) merupakan

perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi

lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan

bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat. Jadi,


menurut penulis bahwa seks bebas adalah hal yang dilakukan oleh manusia atas

dasar dorongan naluri manusia terhadapa lawan jenis, dengan adanya sentuhan

sehingga memicu timbulnya hasrat untuk melakukan seks bebas.

Seks bebas memiliki jenis-jenis yang berbeda-beda yang dilakukan oleh

manusia untuk memuaskan keinginan nafsunya, hal tersebut boleh terpenuhi.

Seks bebas bisa dilakukan dengaan bercumbu, berkencan, dan melakukan

hubungan seksual. Hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang dikatakan termasuk

seksual. Seks bebas dilakukan antara laki-laki dan perempuan yang memiliki

rasa suka maupun tidak, jadi seks bebas itu bisa dilakukan tanpa rasa suka dari

antara keduanya.

Ketika kita melihat secara umum seks bebas itu tidak terjadi begitu saja

ada faktor-faktor yang membuat hal tersebut ini bisa terjadi, menurut penulis ada

beberapa hal diantarnya ialah fungsinya keluarga hal ini merupakan yang utama

bagaimana fungsi keluarga itu dalam seorang remaja kontrol seperti apa yang

harus dilakukan untuk melakukan pencegahan seks bebas. Ketika komunikasi

yang dilakukan keluarga kurang mengenai seks bebas akan menjadi suatu

penghambat. Pemahaman mengenai agama seperti apa yang sudah dipahami

oleh remaja, sehingga norma-norma agama tersebut bisa menjadi sebagai suatu

penghlang bagi remaja untuk mengontrol untuk tidak melakukan seks bebas.

Selanjutnya, pengalaman seks bebas dalam hal ini seperti apa yang di telah

diketahui dan pernah dilakukan oleh anak remaja hal ini juga merupakan bisa

menjadi pemicu untuk terjadinya seks bebas. Sebab banyak media yang bisa

digunnakan untuk mengakses film-film dewasa. Selanjutnya teman dan


linkungan bagimana dimana kehidupan orang tersebut itu akan mempengaruhi

pemahamannya mengenai seks bebas, seperti apa yang di ajarkan mengenai

seks bebas, lingkungan sekitar cukup memiliki peran penting dalam seperti apa

yang anak remaja pahami mengenai seks bebasnya nanti. Adanya tekanan dari

pacarnya, karena kebutuhan seorang remaja untuk mencintai dan dicintai, maka

seorang remaja harus rela melakukan apapun kepada pasangannya, tanpa

memikirkan resiko yang akan dihadapinya nanti. Adanya kebutuhan jasmani atau

jasmani, menurut beberapa ahli seks merupakan kebutuhan dasar yang tidak

dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Maka wajar jika setiap orang,

termasuk remaja, menginginkan seks ini, meski akibat dari perbuatannya tidak

sepadan dengan risiko yang akan dihadapi remaja.

Dampak dari seks bebas tentunya mempengaruhi bagaimana keadaan

seorang remaja tersebut ketika telah sudah pernah mencobai seks bebas dan

hal tersebut dilakukan secara terus-menerus akan membuat dampak yang besar.

Menurut penulis bahwa dampak tersebut ialah HIV/AIDS, sifilis, gonore, dan

penyakit-penyakit kelaminya. Hal-hal ini yang terjadi kepada seorang yang

tentunya sering melakukan seks bebas yang terlihat secara fisik, tetapi tidak di

hindari bahwa mental dari remaja tersebut tentunya akan bisa terkena. Mental

yang terjadi ketika sudah melakukan seks bebas ialah timbulnya rasa khawatir

ketika terjadi kehamila terhadap dirinya, adanya perasaan bersalah yang timbul

berlebihan, sulit membangun hubungan yang serius dikarenkan dasar

membangun hubungan ialah melakukan hubungan seks, dan depresi.


Banyak remaja berfikir bahwa seksual ialah hanya melakukan hubungan

seksualtas terhadap laki-laki dan wantia seperti yang banyak orang pahami pada

umumnya mengenai seks bebas. Tetapi, ketika kita melihat dari Alkitab

mengenai seks bebas sangatlah bertentangan dengan duniawi ini yang

sangatlah jauh berbeda. Oleh karena itu seks bebas sangatlah penting untuk

dibagikan kepada orang percaya.

Ketika dilihat yang terjadi di lingkungan masyarakat bahwa sangat minim

perhatian gereja maupun desa terhadap anak muda mengenai seks bebas.

Gereja dan desa tidak mengambil sebuah tindakan didalam suatu edukasi

terhadap pemuda, mengenai pencegahan seks bebas. Sedangkan yang hanya

diperhatikan pemerintah desa dan gereja hanyalah pertumbuhan gereja bahkan

sebuah desa tersebut. Infrastruktu terus dilakukan untuk mempercantik desa,

tetapi anak muda tidaklah diperhatikan untuk perkembanganya. Didalam sebuah

keluarga juga perlu untuk diperhatikan keadaan keluarga tersebut, apakah

keluarga tersebut melakukan sesuatu pendidikan seks terhadap anak mereka?

apakah keluarga tersebut memperhatikan lingkungan pergaulan anak mereka?

Hal ini sangatlah penting untuk diperhatikan bagaimana seorang orang tua

mendidik anaknya mengenai bahanya seks bebas. Tetapi, banyak ketika melihat

disebuah perkampungan bahwa didalam mengajarkan mengenai seks hal

tersebut itu merupakan hal yang tabu bagi masyarakat tersebut, sehingga hal

tersebut tidaklah boleh di omongkan. Sehingga banyak anak remaja yang

mencari tahu akan seks itu dengan cara yang salah.


Banyak anak remaja yang telah salah dalam mengerti dari pengertian

seks tersebut, yang dipahami para anak muda mengenai seks ialah kumpul

kebo, melakukan hubungan badan dengan pacar, berciuman dan hanya

menikmati tubuh yang bukan pasangan. Oleh karena itu mengapa penting

adanya pendidikan seks. Menurut Soesilo (2012, p. 4) bahwa pendidikan seksual

secara teologi ialah pembinaan untuk mengenal diri selaku ciptaan Allah menurut

citra-Nya. Didalam Alkitab pendidikan seksual mencakup dua hal diantaranya

ialah Tuhan menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan (Kej 1:26).

Kedua, karena manusia diciptakan sebagai citra Allah, maka manusia itu suci.

Oleh karena itu tujuan dari pendidikan seksual menurut Borrong ialah agar sejak

dini anak tersebut mengenal dirinya sendir, kodratnya, menerima dan

mengembangakan dirnya sedangkan tujuan khusunya ialah agar anak tersebut

menghargai alat kelaminnya itu merupakan anugerah dari Tuhanyang telah

dikaruniakan. Ketika dilihat dari Pailang & Palar (2012)mengatakan bahwa

sangatlah penting untuk membangun imat remaj di era sekarang ini dimana para

remaja menghadapi tantangan. Oleh karena itu penulis membarikan simpulan

betapa sangat penting pendidikan seks bagi remaja yang dimulai didalam

keluarga hingga ke anak remaja, untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi

tantang di lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis membuat rumusan

masalah ialah seperti apakah peran gembala didalam memberikan edukasi dan
pendidikan seks terhadap anak remaja di Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat

Gunawan?

C. Tujuan penulisan

Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana pengaruh seks

bebas terhadap anak-anak remaja di GKII Jemaat Gunawan. Sehingga Gereja

dan pemerintahan desa kurang memperhatikan perkembangan zaman ini yang

memiliki dampak negative terhadap anak remaja.

D. Masalah penulisan

Hasil dari penelitian ini diharapakan memiliki manfaat yang bisa

diprioritaskan. Terhadap Gereja, pemerintah desa secara khusus kelurga yang

menjdi sumber informasi bagi anak remaja-remaja. Untuk membina dan

mengarahkan anak remaja untuk mengenal seks yang benar sehingga tidak

jatuh didalam hubungan seks bebas.

Anda mungkin juga menyukai