BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seks bebas suatu kebiasaan yang sering anak muda pada saat ini
sedang mereka lakukan, sehingga sangat jarang ditemui para pemuda yang
tidak terlibat dalam seks bebas. Menurut Desmita Seks bebas adalah segala
kontak seksual, namun perilaku tersebut dianggap tidak sesuai dengan norma
karena remaja belum memiliki pengalaman seksual. Menurut Hall & Lindzey
seks bebas ialah bahwa ada kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia,
manusia dalam kelangsungan hidup, yaitu kebutuhan naluriah ini biasanya akan
sulit dikendalikan atau ditahan oleh individu terutama dorongan seksual. Menurut
Banun seks bebas ialah seks bebas atau dalam bahasa populer disebut extra-
perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi
dasar dorongan naluri manusia terhadapa lawan jenis, dengan adanya sentuhan
seksual. Seks bebas dilakukan antara laki-laki dan perempuan yang memiliki
rasa suka maupun tidak, jadi seks bebas itu bisa dilakukan tanpa rasa suka dari
antara keduanya.
Ketika kita melihat secara umum seks bebas itu tidak terjadi begitu saja
ada faktor-faktor yang membuat hal tersebut ini bisa terjadi, menurut penulis ada
beberapa hal diantarnya ialah fungsinya keluarga hal ini merupakan yang utama
bagaimana fungsi keluarga itu dalam seorang remaja kontrol seperti apa yang
yang dilakukan keluarga kurang mengenai seks bebas akan menjadi suatu
oleh remaja, sehingga norma-norma agama tersebut bisa menjadi sebagai suatu
penghlang bagi remaja untuk mengontrol untuk tidak melakukan seks bebas.
Selanjutnya, pengalaman seks bebas dalam hal ini seperti apa yang di telah
diketahui dan pernah dilakukan oleh anak remaja hal ini juga merupakan bisa
menjadi pemicu untuk terjadinya seks bebas. Sebab banyak media yang bisa
seks bebas, lingkungan sekitar cukup memiliki peran penting dalam seperti apa
yang anak remaja pahami mengenai seks bebasnya nanti. Adanya tekanan dari
pacarnya, karena kebutuhan seorang remaja untuk mencintai dan dicintai, maka
memikirkan resiko yang akan dihadapinya nanti. Adanya kebutuhan jasmani atau
jasmani, menurut beberapa ahli seks merupakan kebutuhan dasar yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Maka wajar jika setiap orang,
termasuk remaja, menginginkan seks ini, meski akibat dari perbuatannya tidak
seorang remaja tersebut ketika telah sudah pernah mencobai seks bebas dan
hal tersebut dilakukan secara terus-menerus akan membuat dampak yang besar.
Menurut penulis bahwa dampak tersebut ialah HIV/AIDS, sifilis, gonore, dan
tentunya sering melakukan seks bebas yang terlihat secara fisik, tetapi tidak di
hindari bahwa mental dari remaja tersebut tentunya akan bisa terkena. Mental
yang terjadi ketika sudah melakukan seks bebas ialah timbulnya rasa khawatir
ketika terjadi kehamila terhadap dirinya, adanya perasaan bersalah yang timbul
seksualtas terhadap laki-laki dan wantia seperti yang banyak orang pahami pada
umumnya mengenai seks bebas. Tetapi, ketika kita melihat dari Alkitab
sangatlah jauh berbeda. Oleh karena itu seks bebas sangatlah penting untuk
perhatian gereja maupun desa terhadap anak muda mengenai seks bebas.
Gereja dan desa tidak mengambil sebuah tindakan didalam suatu edukasi
Hal ini sangatlah penting untuk diperhatikan bagaimana seorang orang tua
mendidik anaknya mengenai bahanya seks bebas. Tetapi, banyak ketika melihat
tersebut itu merupakan hal yang tabu bagi masyarakat tersebut, sehingga hal
seks tersebut, yang dipahami para anak muda mengenai seks ialah kumpul
menikmati tubuh yang bukan pasangan. Oleh karena itu mengapa penting
secara teologi ialah pembinaan untuk mengenal diri selaku ciptaan Allah menurut
ialah Tuhan menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan (Kej 1:26).
Kedua, karena manusia diciptakan sebagai citra Allah, maka manusia itu suci.
Oleh karena itu tujuan dari pendidikan seksual menurut Borrong ialah agar sejak
sangatlah penting untuk membangun imat remaj di era sekarang ini dimana para
betapa sangat penting pendidikan seks bagi remaja yang dimulai didalam
tantang di lingkungan.
B. Rumusan Masalah
masalah ialah seperti apakah peran gembala didalam memberikan edukasi dan
pendidikan seks terhadap anak remaja di Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat
Gunawan?
C. Tujuan penulisan
D. Masalah penulisan
mengarahkan anak remaja untuk mengenal seks yang benar sehingga tidak