Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nelsen

Nim : 201910692
Prodi : Teologi
Tugas : Laporan Bacaan

IDENTITAS BUKU
Judul buku : PERUMPAMAAN TUHAN YESUS
Penulis : Dr. R. A. Jaffray
Jumlah halaman : 165

Bab 1: Menjelaskan dua orang yang sedang membangun rumah, tetapi kedua orang itu
memiliki perbedaan dalam membangun rumah mereka masing-masing. Bagaimana
kedua orang ini memiliki caranya masing-masing dalam membangun masing. di
kediaman bangsa Israel ini sering ditimpa musim kemarau yang hebat. Dari sinilah
mereka mengambil kesempatan untuk bercocok tanam, dan membangun pondok. Dari
sinilah Yesus menggunakan perumpamaan dua orang yang membangun rumah, dimana
orang yang pertama membangun diatas batu karang dan yang satunya membangun di
atas pasir. Pada saat datang badai kedua rumah ini ditimpa badai rumah yang dibangun
diatas batu karang itu ia tetap kokoh, tetapi rumah yang dibangun diatas pasir itu rusak
dan roboh akibat badai itu. Dari sini kita dapat belajar. Dari sini kita belajar bahwa kita
harus menetapkan dan memiliki pendirian diatas dasar yang telah Allah sediakan dalam
hidup kita demi anugerah-Nya.
Bab 2: Dari perumpamaan-perumpamaan ini bahwa Tuhan telah menyatakan suatu
nubuat perceraiaan-Nya dengan mereka kelak setelah Ia mati, bangkit dan kebali ke
sorga kepada Bapa. Sekian perumpamaan ini menjelaskan keselamatan bagaiaman kita
menerima keselamatan ini, dan bahwa keselamatan ini telah diberikan kepada kita
semua dan kita telah dimerdekakan. Jadi dari perumpamaan itu memiliki hubungan
yang tidak jauh dan memiliki maksud yang sama.
Bab 3: Dalam yang selanjutnya mejelaskan Kerajaan Sorga. dimana musuh-musuhnya
mencobai Dia. Oleh karena itu memilih cara ini dalam menyampaikan pengajarannya.
Ia menggunakan ketujuh perumpaman ini untuk disampaikan kepada orang yang bebal.
Jadi dari ketujuh perumpamaan ini menjelaskan keterangan tentang Kerajaan Sorga.
Dari perumpamaan ini dapat kita pelajari bagaimana Yesus sebagai seorang penabur
yang menebarkan Injil Keselamatan didunia ini.
Bab 4: Tentang mengampuni kesalahan-kesalahan, dimana Petrus bertanya kepada
Yesus tentang cara mengampuni dari sinilah Yesus mengajar mereka melalui
perumpamaan ini. Dalam perumpamaan ini memiliki dua maksud ialah Allah
mengampuni dosa manusia dimana Allah itu mengapuni manusia itu sehingga Ia rela
menebus manusia dan manusia wajib saling mengampuni jika kita mengampuni maka
Allah akan mengampuni kita.
Bab 5: Disini penjelasannya bagaimana cara menerima dan membayar disini dikatakan
bahwa bukan manusia yang mencari Tuhan, melainkan Tuhanlah yang mencari
manusia. Dari perumpamaan ini menunjukan kepada kita, betapa besarnya kasih Alla,
sehingga Ia sendiri turun kedunia dan bersedia membawa mereka kepada kesalamatan
yang kekal.
Bab 6: Dari perumpamaan ini dipakai Tuhan Yesus untuk menemplak orang-orang
Farisi yang munafik, yang pada waktu itu mencoba menyesatkan bangsa Israel dengan
ajaran-ajaran mereka dengan mengenapi hukum Taurat secara lahir saja. Dari
perumpamaan ini dapat dikatakan bahwa bagaimana bangsa Israel itu menolak
undangan anugerah yang ditawarkan Allah melalui anak-Nya, Yesus Kristus.
Bab 7: Maksud dari ini ialah bagaimana Tuhan Yesus akan ditolak kelak oleh bangsa
Israel dan diterima oleh bangsa kafir. Hal ini menunjukan bagaimana Ia menunjukan
sikap kemurahan dan kesabaranNya. Itulah kita sebagai hamba Tuhan bagaimana kita
mengalami kesukaran dan dianiaya.
Bab 8: Dari bab ini menjelaskan bagaiman kesabaran Tuhan terhadap umat-Nya yang
dikasihi yaitu, bahkan dalam Perjajian Baru itu juga bagaiman Tuhan begitu mengasihi
kita dan memberi anugerah dan keselamatan yang sempurna. Dari kisah ini bagaimana
sungguh suatu penghormatan besar bagi manusia yang hina, durhaka dan penuh dosa,
untuk dapat masuk dan merasakan berkat dan anugerah Raja yang besar, indah dan
mulia.
Bab 9: Kisah ini mengajarkan perbedaan antara orang Kristen yang bijaksana dan
bodoh terdapat dalah hatiny, yaitu yang telah dipenuhi dengan Roh Kudus dan yang
belum diisi dengan anugerah sorgawi. Bahwasannya Roh Kudus sangat perlu bagi
orang-orang Kristen yang rindu untuk masuk ke dalam Perjamuan Kawin Anak Domba
Allah, telah dinyatakan dengan tegas perumpamaan ini.
Bab 10: Perumpamaan tentang talenta ini, adalah perumpamaan terkahir yang ditulis
oleh Matius dalam Kitab Injilnya. perumpamaan tentang telenta diajarkan untuk murid-
murid-Nya sedangkan tentang uang mina untuk orang banyak. Talenta ini melukiskan
anugerah atau karunia Tuhan sedangkan mina melukiskan Roh Kudus. Pemberian itu
diberikan secara berbeda-beda.
Bab 11: Maksud yang terpenting dan terutama dalam cerita ini ialah hal benih itu hidup
dan tumbuh secara tiba-tiba dengan sendirinya, tidak ada pertologan siapa pu, bahkan
tidak besandar kepada kepandaian manusia. Akar-akarnya menjalar kemana-mana tanpa
dapat diegah dan dengan tidak disangka-sangka telah memecahkan batu-batu besar
disekelilingnya. Demikian juga halnya dengan Firman Tuhan yang telah ditabur di
dalam hati manusia, di dalam jemaat, atau diseluruh dunia. Tidak dapat disangkal
bahwa bibit Firman Allah itu mempunyai hidup didalamnya.
Bab 12: Perumpamaan ini mengajarkan sebagai teguran terhadap Simon yang telah
menaruh sangkaan-sangkaan yang salah terhadap Tuhan, tetapi dengan ini juga Tuhan
Yesus telah membuktikan bahwa Ia telah mengetahui sepenuhnya batin perempuan
yang sekarang ada didepan-Nya. Dalam perumpamaan ini orang yang meminjamkan
uang itu menggambarkan Tuhan Yesus sendiri, sedangkan dua orang yang berdua itu
ialah orang yang berhutang itu mengumpamaka manusia yang berdosa. Teladan yang
kita terima yang pertama ialah Simon ia menggambarkan orang yang bersandar pada
usah, kekuatan, kebajikan, bahkan kebenaran sendiri. yang kedua ialah perempuan
berdosa ia melukiskan orang yang telah hancur luluh hatinya karena dosanya sendiri
dan dengan penuh penyesalan ia ingin bertobat dari dosa-dosanya dan jalan-jalanyanya
yang jahat, lalu percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamatnya.
Bab 13: Dari perumpamaan ini Tuhan Yesus juga ingin menunjukan kepada kita bahwa
kisah yang tertulis dalam hukuman Perjanjian Baru itu harus dibuktikan bukan hanya
kepada sahabat dan kekasih, atau kenalan dan sanak saudara yang mengasihi kita, atau
yang berbuat baik kepada kita saja, melainkan lebih jauh keluar dari lingkungan sanak
saudara dan kaum kerabat yaitu kepada musuh dan seteru kita yang seganas sekalipun.

Anda mungkin juga menyukai