Anda di halaman 1dari 16

RAHASIA MEMURIDKAN DUNIA KINI

RINGKASAM

Di Susun Oleh:

Yohanes Yingo Bani

Nim: 2019.1.317

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BERITA HIDUP

KARANGANYAR

2023
BAB 1
MELIHAT JERNIH ABAD PERTAMA DAN ABAD KINI

Bayangan Baru terhadap Amanat Kuno


Sulit untuk membayangkan secara benar, apa yang belum pernah kita lihat. Namun
apa yang kita bayangkan akan menentukan hasil apa yang akan dicapai. Kalau tidak dapat
melihat secara jernih, maka kita cenderung untuk melakukan apa yang sudah terbiasa kita
lakukan dengan mengharapkan hasil yang lebih baik lagi. Namun hasil yang kita terima sama
seperti yang sudah- sudah.
Itu sebabnya amat penting untuk kita melihat secara jelas cara perintisan jemaat
yang terjadi pada abad pertama sesuai Amanat Agung. Kalau kita bisa melihat perintisan
jemaat di Kisah Para Rasul secara jernih, maka akan lebih mudah membayangkan seperti
apa perintisan jemaat yang sesuai Amanat Agung pada masa kini. Sewaktu membaca
Amanat Agung, perhatikanlah penekanan pada harapan yang tersedia bagi siapa yang diajar
untuk melakukannya,
Agung Namun Sederhana
Keagungan Amanat Tuhan Yesus adalah kesederhanaan-ya dan potensi mutlaknya.
Di dalamnya, Yesus menyampaikan satu-satunya rencana yang mampu memuridkan semua
suku bangsa, bahkan setiap segmenorang di dalam setiap suku. Jika seseorang dari setiap
segmen dijangkau dan diperlakukan sesuai Amanat Agung, maka orang itu akan menjadi
imam kepada segmennya dulu. Hanya cara ini yang memungkinkan setiap suku dimuridkan,
kecuali Allah melakukannya sendiri. Namun Dia telah mempercayainya kepada kita, anak-
anakNya yang adalah kerajaan imamNya.
Allah juga berkarya untuk menjamin keberhasilan Ama- nat Agung. Jadi sebenarnya, bukan
rencana penjangkauan yang berkuasa, melainkan Allah yang berkarya. Roh Kudus yang me-
ngurus faktor lapangan dan memenuhi para pelayan untuk mensukseskan Amanat Agung.
Demikian juga pada masa kini.
Satu-satunya Amanat Agung: Masa Sekarang dan Masa Silam
Yesus telah mati demi dosa kita dan hidup kembali. Lalu Yesus mengirim Roh Kudus
sesuai janjiNya agar tujuan pemuridan sedunia dapat tercapai. Rencana tersebut diterapkan
secara efektif untuk menjangkau dan men. jemaatkan sampai ujung dunia abad pertama.
Injil beredar dari orang ke orang dan dari rumah ke rumah, dari Yerusa- lem ke Roma.
Orang-orang Kristen modern mempunyai keuntungan yang tidak dimiliki orang-orang
Kristen pada abad pertama. Sekarang ini tersedia alat-alat transportasi yang dapat mem-
bawa utusan Injil ke tempat jauh dalam waktu singkat. Fasilitas komunikasi dan internet
menghapus kendala waktu untuk menyampaikan pesan-pesan. Media secara massal
memungkinkan pesan Injil didengar oleh berjuta-juta orang sekaligus.
BAB 2
MERINTIS GERAKAN PERINTISAN JEMAAT
DARI PADA SATU JEMAAT SAJA

Merintis Satu Jemaat Baik, Namun Merintis 1.000 Jemaat Lebih Baik
sebelas tahun yang lalu, saya dan perintis lainnya merintis sebuah gereja dengan
memakai kelompok dibaptis selama tahun pertama, dan kami bersorak-sorai!
Pada waktu itu, kami sudah mulai berbicara tentang peli- patgandaan, namun kami
hanya mengalami penambahan. Hasilnya ialah bahwa gereja baru tersebut, walaupun ada
awal yang menyenangkan, tetap kecil dan tradisional. Kami mensyukuri perintisan satu
gereja kecil namun rindu agar ada ribuan jemaat di seluruh wilayah yang mengagungkan
nama Yesus.
Pengalaman perintisan itu membuka kesempatan untuk mengawali pelayanan saya
terhadap suku terabai. Dalam pelayanan itu saya dan mitra sekerja melangkah dengan

Hasil Amanat Agung Secara 5-3 Diukur Secara Generasi,


Bukan Strata
Di dunia pendidikan, kemajuan diukur dengan strata atau tingkat ketinggian: S-1, S-2,
5-3. Namun kemajuan tujuan Amanat Agung diukur dengan generasi. Karena setiap orang
percaya boleh berfungsi sebagai sesama imam di bawah otoritas Tuhan Yesus, tidak ada
strata atau tingkatan, karena setiap orang percaya adalah pelayan.

BAB 3
AMANAT AGUNG DISEDERHANAKAN
KEMBALI

Hasil Akhir Amanat Agung


Hasil penyelesaian Amanat Agung paling jelas din- yatakan di kitab Wahyu.
"Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, sekelompok besar orang
banyak dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di depan depan dan di
depan Anak Domba, me- makai jubah putih dan memegang palem daun-daun di tangan
mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang
duduk di atas ningrat dan bagi Anak Domba (Wah. 7:9-10)."

Bagaimana hal itu terjadi? Selama lebih dari 2.000 tahun, Allah telah berkarya
melalui berbagai macam cara untuk mengabarkan Injil dan mendirikan jemaatNya. Tetapi
se- benarnya, Dia sudah memberikan suatu strategi sebagai satu-satunya cara yang dapat
mencapai tujuan, agar semua suku bangsa menjadi murid Yesus. Namun tujuan Amanat
Agung belum tercapai. Salah satu alasan adalah karena umat Yesus belum menaati satu-
satunya strategi yang mampu untuk mencapai tujuan memuridkan dan men- jemaatkan
semua suku bangsa, yaitu Amanat Agung. Hanya
Memuridkan = Menjangkau Yesus telah mati bagi dosa dunia dan bangkit dari antara
orang mati agar dunia dapat diselamatkan. Amanat Agung menjelaskan cara supaya setiap
orang di dunia mempunyai kesempatan untuk mendengar kabar baik keselamatan tersebut
dan menjadi murid-murid Yesus bersama-sama sebagai jemaat-jemaat alkitabiah. Perintah
"jadikanlah semua bangsa murid-Ku" pertama-tama berarti mengabar- kan Injil kepada
setiap orang (Mrk. 16.15; Luk. 24.48; KPR 19.10) dan segera membaptis mereka yang
menyerahkan diri kepada Yesus serta percaya akan pengorbanan dan ke- bangkitanNya (KPR
2.38). Percaya dan dibaptis adalah lang- kah pertama menjadi murid Yesus, proses
selanjutnya ter- jadi pada waktu orang percaya berkumpul atau bertemu bersama-sama
orang percaya lainnya sebagai jemaat. Dalam konteks jemaat mereka mempunyai
kesempatan untuk menaati semua perintah Yesus, yaitu menjadi murid- Nya. Jadi
"jadikanlah semua bangsa murid-Ku" berarti men- jangkau (termasuk membaptis) dan
menjemaatkan setiap suku bangsa.
jemaatkan (memuridkan) Setiap suku bangsa seluruhnya,
Mungkin ada orang yang berkata, "Keadaan sekarang sudah berbeda, itu sebabnya kami
tidak melakukan sama seperti itu lagi. Sebenarnya, kita jarang menerapkan Ama nat Agung
sebagaimana adanya. Meskipun keadaan masa kini berbeda, belum tentu menuntut adanya
pola selain Amanat Agung murni.
Gerakan PERINTIS Jemaat
Yang diharapkan adalah terjadinya Gerakan Perintisan Jemaat seperti yang terjadi di
Kisah Para Rasul. Untuk me- mahami lebih mendalam apa yang terjadi pada waktu itu, lebih
baik melihatnya sebagai Gerakan Perintis Jemaat dari. pada Gerakan Perintisan Jemaat.
Biasanya bukan jemaat yang merintis jemaat melainkan perintis, baik yang berasal dari
sebuah jemaat, maupun yang merintis jemaat secara sendiri. Sesuai pola Amanat Agung S-3,
setiap orang per- caya baru adalah perintis potensial, demikian juga setiap orang yang
dimenangkannya.
BAB 4
BERMISI "PERGI" DARIPADA BERMISI "MARI"
"Mari" untuk Dilatih -"Pergi" untuk Bermisi
Strategi perintisan yang mendesak orang-orang untuk berkumpul lalu dimuridkan,
tanpa ada rencana untuk segera keluar merintis jemaat baru di antara orang- orang baru
adalah strategi 'mari' bukan strategi 'pergi. Aki- bat pola 'mari' dalam diri seseorang adalah
dia menjadi ang- gota yang pasif daripada menjadi pengikut Yesus yang aktif. Padahal
aktifitas penginjilan dan perintisan merupakan bagian penting dari pemuridan, agar setiap
orang percaya menjadi murid Yesus yang sejati.
Berbeda dari strategi "mari", strategi 'pergi' menerapkan pola "mari" yang langsung
diikuti dengan 'pergi. Orang- orang percaya berkumpul agar belajar dan dilatih, namun
mereka segera diutus keluar untuk menginjili dan mengajari orang lain.

Bermisi "Mari" = Bermisi Gaya Perjanjian Lama


Hati Misi Allah tidak bermula di Amanat Agung, Allah sudah bermisi sejak permulaan
zaman. Ajaran Perjanjian Lama menyingkapkan rencana misi Allah. Namun dimulai dengan
hari Pentakosta pada saat Roh Kudus turun, Yesus menjalankan rencana baru untuk
memuridkan semua suku bangsa. Sementara rencana misi Allah dalam PL adalah misi 'mari',
rencana misi Allah dalam Perjanjian Baru adalah misi 'pergi'.
Dalam Perjanjian Lama, Allah menetapkan umat pilihanNya untuk beribadah di Bait
Allah di Yerusalem. Demikian Bait Allah menjadi pusat ibadah bagi seluruh bangsa. Tujuan
bait di Yerusalem adalah untuk menarik semua orang, baik orang Yahudi maupun bukan
Yahudi, untuk mengenal Allah secara benar dan untuk beribadah kepadaNya. Perhatikan
tujuan Bait Allah bagi semua bangsa, yang dinyatakan dalam doa pentahbisan Bait Allah (1
Raja- Raja 8.41-43, 60-61).

Bermisi "Pergi" = Bermisi Gaya Perjanjian Baru dan Masa Kini


Sementara pola misi Perjanjian Lama berfokus ke pusat, pola misi Perjanjian Baru
berfokus dari pusat keluar di setiap generasi baru. Pola PL bertujuan untuk menarik orang
dari luar ke dalam, namun pola PB bertujuan untuk mendorong orang dari dalam ke luar
untuk menjangkau, membaptis, dan mengutus mereka untuk merintis jemaat di tempat
mereka. Dan untuk mereka mengulangi proses tersebut dengan orang yang mereka jangkau.
Dengan cara demikian, jemaat-jemaat dirintis melalui orang-orang per- caya baru sampai
ujung bumi yang bulat. Jadi, perintisan jemaat ia terjadi secara terus-menerus di setiap
macam orang dari setiap suku bangsa sampai Yesus datang kedua kalinya.
BAB 5
PEDOMAN AMANAT AGUNG DIPAPARKAN DI
RUANG ATAS (Yoh 13:1-17:26)

Pada malam sebelum Yesus disalibkan, Dia menjanji- kan kedatangan Roh Kudus,
yang akan menyertai para pengikut Yesus selama-lamanya. Dialah wujud penyertaan Yesus
yang dijanjikanNya dalam Amanat Agung (Mat. 28:20). Dialah yang akan menguasai para
pengikut Yesus dan memampukan mereka untuk menjadi saksi- saksiNya sampai ke ujung
bumi (KPR 1:8). Para pengikut Yesus pada abad pertama bukan hanya bersaksi tentang
Yesus, sebenarnya mereka mengerjakan Gerakan Perintisan Jemaat-Jemaat yang
menjangkau dan menjemaatkan sam pai ke ujung bumi.
Karya Lebih Besar = Hasil Perintisan Kisah Para Rasul Apa yang terjadi dalam Kisah Para Rasul
menggenapi apa
yang telah dijanjikan Yesus sebelum penyalibanNya. Yesus telah menjanjikan bahwa para
pengikutNya akan melakukan karya yang lebih besar daripada karya Yesus sendiri. "Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga
pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih
Dua Prasyarat untuk Bersatu di dalam Yesus
Rendah Hati (Yoh. 13:1-17) Yesus meneladankan kerendahan hati kepada para
muridnya pada waktu Dia membasuh kaki mereka. Yang pertama, mereka harus
merendahkan diri kepada satu sama lain sebagai sesama pelayan Injil. Tidak penting siapa
yang berhasil dalam perintisan jemaat, asal GPJ terjadi.
Yang kedua, murid-murid Yesus harus menaati firman daripada tradisi (Yoh. 13:6-9)
agar dapat bersatu di dalam Yesus. Sebagaimana Yesus melawan tradisi para guru besar
Yahudi dengan membasuh kaki murid-muridNya, demikian juga murid Yesus yang bersatu di
dalam Yesus harus menaati firman Yesus daripada tradisi.
Rela Mati (Yoh. 12:24; 13:36-38; 15:12-14; 16:2) Yesus mati bagi murid-muridNya
dan murid-muridNya harus rela mati bagiNya (Yoh. 15:12-14). Orang yang bersatu di dalam
Yesus harus mati kepada dirinya sendiri dan hidup bagi Yesus sepenuhnya. Dari 11 murid
Yesus yang pertama, 10 orangmati sebagai martir, karena mereka rela mati demi
pelaksanaan Amanat Agung.
Tiga Kunci untuk Tetap Bersatu di dalam Yesus Tetap dalam Doa KepadaNya (Yah.
14:13-14; 15:7, 16;
16:23-27) Janji pengabulan doa yang disampaikan Yesus di Ruang Atas amat menakjubkan.
Bunyinya, "Jika kamu minta se- suatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya
(Yoh 14.14)." Orang yang bersatu di dalam Yesus sadar
BAB 6
PENGUTUSAN AGUNG MELEDAK DARI
RUANG ATAS

Kisah Para Rasul melaporkan bagaimana Amanat Agung digenapi di dunia abad pertama
dalam jangka kira-kira 30 tahun. Penjangkauan yang menghasilkan perintisan jemaat
generasi meledak dari Yerusalem sampai ke Roma. Dengan melaksanakan Amanat Agung
secara S-3, para rasul menjadi katalisator agar provinsi-provinsi seluruhnya dijangkau dan
dijemaatkan. Jemaat-jemaat rumah dirintis dari orang-orang yang dijang- kau dan dilatih di
setiap provinsi, dari Yerusalem sampai ke Roma.
Karya lebih besar yang dijanjikan di Ruang Atas malam sebelum pengorbanan Yesus,
dilanjutkan dengan para muridnya menantikan kedatangan Roh Kudus. Ledakan pe- rintisan
sedunia berasal dan berkobar dari Ruang Atas.
BerAmanat Agung secara Kisah Para Rasul = Bersatu-SATU- U secara S-3
Yesus mengingatkan kembali Amanat Agung untuk ter- akhir kali sesaat sebelum Dia
diangkat ke sorga. Per- kataanNya menggambarkan secara lengkap dampak me- nyeluruh
penjangkauan dan penjemaatan sampai ujung dunia. "Tetapi kamu akan menerima kuasa,
kalau Roh Kudus

BAB 7
TIM RASUL PERGI - SELURUH DUNIA DIJANGKAU
DAN DIJEMAATKAN

Temaat Antiokhia menaati seruan Roh Allah sehingga Paulus dan Barnabas diutus untuk
berjalan jauh den- gan tujuan untuk merintis jaringan jemaat mandiri di seluruh dunia (KPR
13:1-14:28). Sesudah perjalanan yang pertama selesai, jemaat Antiokhia mengutus Paulus
dan Si- las untuk perjalanan kerasulan yang kedua (KPR 15:40- 19.22). Setelah itu Paulus dan
Silas kembali pergi melak- sanakan perjalanan kerasulan yang ketiga (KPR 18:22- 21:14).

Pengutusan Tim Rasul Dari Jemaat Antiokhia


Contoh Tim Rasul adalah mereka yang diutus dari jaringan Jemaat di Antiokhia (KPR 13:1-3).
Jemaat Antiokhia (jaringan Jemaat di kota Antiokhia) menjadi contoh utama Kisah Para
Rasul mengenai pengutusan TR.
Dalam KPR, jaringan Jemaat yang dibentuk di setiap wilayah bertujuan untuk
menjangkau seluruh wilayah mereka dan juga untuk menyebarkan Injil ke wilayah yang lain
lagi. Jaringan Jemaat di Antiokhia pun dirintis oleh para pengikut Yesus yang melakukan
fungsi kerasulan (bukan oleh keduabelas rasul, KPR 8:2). "Mereka yang tercerai-berai

BAB 8
SETIAP SUKU BANGSA IMURIDKAN SELURUHNYA

Yesus mendekati mereka dan berkata: "kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di
sorga dan di bumi. Oleh karena itu, pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajalah mereka melakukan
segala se- suatu yang telah kuperintahkan kepada-mu. Dan ketahuilah, Aku selalu
menyertaimu sampai akhir zaman (Matius 28:18-20)."
"jadikanlah semua bangsa murid-Ku (Mat. 28:19b)." Hanya ada satu perintah yang harus
ditaati, yaitu "jadikanlah semua bangsa murid Yesus". Itulah satu-satunya perintah Amanat
Agung sesuai bahasa aslinya (mateusete panta ta etne). Semua pernyataan lain dalam
perikop terse- but melengkapi dan menunjukkan bagaimana melaksana- kan pemuridan
setiap suku secara seluruhnya.

Perwakilan Luas dari Setiap Suku Bangsa


Muridkan setiap suku bangsa tidak sekedar berarti bahwa ada orang-orang percaya Yesus
dari suku tersebut. Me- lainkan rencana Allah adalah perwakilan luas dari setiap bangsa,
suku, kaum dan bahasa. Wahyu 7:9-10
BAB 9
SETIAP ORANG PERCAYA ADALAH
IMAM

Jika berdasarkan kemampuan manusia, Amanat Agung adalah visi yang mustahil
untuk dicapai. Ba- -gaimana mungkin kelompok inti dua belas orang pada masa lalu ataupun
kita pada masa kini dapat me- memuridkan semua suku bangsa? Namun dua kenyataan ilahi
memungkinkannya bagi kita. Kuasa (otoritas) Tuhan Yesus dan penyertaanNya
mempersiapkan setiap orang percaya sebagai imam, itu sebabnya tujuan Amanat Agung
menjadi mungkin.
Pernyataan awal dan akhir Amanat agung membungkus semua tugas Amanat Agung
supaya setiap orang percaya yakin terhadap hak dan kemampuan untuk melakukannya.
Umat percaya, sebagai kerajaan imam-iman mempunyai hak dan penyertaan Yesus sendiri
untuk melakukannya dari awal sampai selesai. "Yesus mendekati mereka dan berkata:
"Kepada-Ku telah memberikan segala kuasa di sorga (Mat. 28:18a)... Dan ketahuilah, Aku
selalu menemanimu sampai ke akir zaman (Mat. 28:20b)."

BAB 10
SETIAP DARI TIGA TUGAS

Perintah inti Amanat Agung, yaitu jadikan semua suku bangsa murid Yesus,
dilaksanakan dengan melakukan tiga tugas: Pergilah, Baptislah dan Ajarlah. Setiap tugas
tersebut melengkapi perintah inti, jadi meru- pakan bagian dari perintah inti itu sendiri.
Oleh karena itu perintah untuk menjadikan semua suku bangsa murid Yesus adalah perintah
untuk pergi, membaptis dan mengajar.
Ketiga tugas ini merupakan satu paket. Itu sebabnya, dia yang pergi, juga
mempermandikan dan mengajar. Jika salah satu tugas tidak dilaksanakan sesuai aturannya,
maka pola Amanat Agung akan rusak. Akibatnya, baik kelancaran mau- pun penjemaatan
tidak terjadi sesuai rencana Allah.
Contoh kasus: Selama fase pertama suatu Gerakan Per- intisan Jemaat di salah satu suku,
kelompok orang percaya pertama di suku tersebut dibawa ke satu tempat untuk di- baptis
oleh seorang pendeta. Baptisan selanjutnya juga demikian. Kemudian ada ratusan orang
yang mengaku per- caya, namun hanya kira-kira sepertiga dari jumlah mereka dibaptis.
Mengapa? Bukan karena mereka tidak sungguh- Sungguh mengaku percaya kepada Yesus,
namun karena tidak ada orang di tempat mereka yang siap untuk segera membaptis mereka
sesuai pola Kisah Para Rasul.
BAB 11
TUGAS PERTAMA - SETIAP ORANG PERCAYA PERGI
UNTUK MEMBERITAKAN INJIL

Pergi = Mengabarkan Injil Kepada Setiap Orang Amanat Agung menganggap bahwa
murid-murid Yesus pasti akan pergi. Sebenarnya terjemahan harfiah dari pergilah adalah
sambil pergi. Mereka pasti pergi, dan bila mereka pergi, mereka akan mengabar- kan bahwa
Yesus telah mati demi dosa dan hidup kembali, dan apabila mereka percaya Injil dan
menyerahkan diri kepada Yesus sebagai Tuhan, dosanya diampuni. Lukas 24:47-48
menekankan dua hal. Yang pertama adalah pesan yang disampaikan oleh orang-orang yang
pergi. Mereka akan mengabarkan Injil, yaitu bahwa Mesias harus mati dan bangkit pada hari
ketiga. Melalui pertobatan dan memper- cayai Mesias, mereka memperoleh pengampunan
dosa (Luk, 24:46-47). Yang kedua ialah bahwa merekalah yang menjadi saksi-saksi (Luk.
24:48).
Itulah yang terjadi di dalam Kisah Para Rasul. Para rasul dan orang percaya awam pergi ke
mana-mana. Di mana pun mereka pergi, mereka segera mempersembahkan korban Yesus
serta kebangkitanNya untuk pengampunan dosa. Orang percaya baru secara otomatis
mengabarkan Injil

BAB 12
TUGAS KEDUA-SETIAP ORANG PERCAYA MEMBAPTIS
ORANG YANG DIJANGKAUNYA

Baptiskan Selamkan mereka ke dalam Kematian dan Ke- bangkitan Kristus


Yesus memerintahkan para muridNya untuk menye- lamkan orang-percaya baru
dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus (Mat. 28:20). Orang yang di- baptis mengaku
percaya kepada pengorbanan Yesus, serta menyerahkan diri kepada Yesus sebagai Tuhan.
Baptisan secara selam melambangkan identifikasi orang percaya baru dengan kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus (Rom. 6:4).
Baptisan segera oleh orang yang menjangkaunya mem- beri teladan kepada yang
menaati Amanat Agung untuk juga mengajar orang percaya baru menaati Amanat Agung.
Sebaliknya, jika orang percaya baru diserahkan kepada orang lain untuk dibaptis dan diajar,
maka kelancaran dan keefektifan Amanat Agung terhambat. Pembahasan keselu- ruhan
tentang baptisan ada di bab 9.
Membaptis Tiga Pihak Dan Menjemaatkan Seluruh Provinsi? Pengalaman Paulus
sendiri, baik pribadi maupun pen- galaman pelayanannya menggambarkan

BAB 13
TUGAS KETIGA (BAGIAN PERTAMA)- SETIAP ORANG PERCAYA MELATIH MEREKA YANG
DIJANGKAUNYA UNTUK MERINTIS JEMAAT RUMAH21

Baptisan Diselamkan Dalam Tubuh Kristus


Ketika seseorang diselamkan ke dalam Kristus, dia juga diselamkan ke dalam Tubuh
Kristus yaitu je- maat. Ini tidak berarti bahwa orang percaya baru dibawa ke gereja,
khususnya kalau orang tersbut tinggal di luar lingkungan gereja. Bahkan kalau orang percaya
terse- but di luar lingkungan gereja, sebaiknya dia menjadi ang- gota Tubuh Kristus pertama
di daerah tersebut. Artinya, orang tersebut dipersiapkan sebagai imam untuk menjang- kau
dan menjemaatkan orang seperti dia di daerah itu. Prin- sipnya adalah jadikan jemaat
melalui dia daripada bawa dia ke jemaat. Dia menjadi anggota pertama dari sebuah je- maat
baru, yaitu jemaat yang akan dia sendiri kumpulkan, menangkan, baptiskan, jemaatkan dan
latih untuk mengu langi proses Amanat Agung melalui orang yang mereka menangkan di
daerah lain lagi.

BAB 14
TUGAS KETIGA (BAGIAN DUA) - SETIAP ORANG
PERCAYA DIAJAR UNTUK MENAATI SEMUA
PERINTAH YESUS

Ajar Mereka = Melatih Orang Percaya Baru untuk Melakukan Semua Perintah Yesus,
Mulai Dengan Amanat Agung Sendiri. Tugas Ketiga yang Dilakukan Setiap Orang Percaya
adalah "Ajarlah mereka untuk melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu (Mat. 28:20a)."

Menaati Amanat Agung Secara Segera


PERHATIKAN INI! Yesus membentuk Amanat Agung untuk berlipatganda secara
terus-menerus. Dengan demikian setiap kelompok orang di seluruh dunia dapat dijangkau
dan dijemaatkan. Amanat Agung akan terus berjalan secara demikian sekalipun tahun dan
abad datang dan pergi, sampai Yesus datang kembali. Setiap orang per- aya yang menaati
Amanat Agung akan mengajar setiap orang yang dia jangkau dan baptis untuk segera
menaatinya Juga!

BAB 15
PEMURIDAN TERJADI DALAM JEMAAT-JEMAAT

Lebih dari Pelipatgandaan Jemaat-Jemaat!


ujuan Amanat Agung secara S-3 bukan hanya peli- patgandaan cepat. Walau
demikian, pelipatgandaan mua suku bangsa (semua segmen orangnya) harus dijang- kau
dan dijemaatkan berimplikasi pada berlipatganda se- cara cepat, karena jumlah warga dunia
bertumbuh terus. Namun tujuannya melebihi pelipatgandaan cepat. Tujuan akhir Gerakan
Perintisan Jemaat adalah, "Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati
dan tiap- tap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada
kesempurnaan di dalam Kristus (Kol. 128)." Tujuan akhir adalah setiap orang dituntun
kepada kesempurnaan di dalam Kristus.
Ketika jemaat dibentuk, perlu bimbingan agar berkem- bang secara dewasa, sesuai
firman. Untuk mencapai hal itu, diperlukan pelatihan para pemimpin yang terus-menerus.
Pelatihan diusahakan agar mereka berkembang secara ro- hani dan dalam keterampilan
pelayanan. Mereka dilatih sambil melayani bukansebelum mereka melayani. Dengan begitu
mereka tidak perlu berhenti melakukan pelayanan setempat untuk belajar di tempat lain.
BAB 16
PEMIMPIN SEBAGAI PELENGKAP
PARA IMAM

Peranan Kepemimpinan: Gembala dan Penatua D i pola perintisan abad pertama,


pemimpin ditetap- kan di setiap jemaat (Titus 1:5), sesudah kelompok orang-orang percaya
mengangkat dari antara mereka sendiri yang menjadi pemimpin. Dalam Alkitab, pemimpin
jemaat disebut dengan tiga fungsi: Gembala, Penatua, dan Penilik.
Peranan keimaman gembala dan penatua jemaat tidak dibedakan secara alkitabiah
dari peranan keimaman setiap orang percaya. Apa yang membedakannya? Para gembala
dan penatua mempunyai peranan kepemimpinan dan per- anan untuk melatih para imam.
Sebagai imam, gembala dan penatua berfungsi sama seperti setiap orang percaya, dan
sebagai pemimpin mereka melengkapi dan mengarahkan pelayanan para imam.

BAB 17
USAHAKAN PELATIHAN PARA PEMIMPIN
JEMAAT

H idup oleh Roh, menyampaikan Injil, dan merintis kelompok-kelompok. Ketiganya sangat
penting, namun mengembangkan jemaat-jemaat sehat dan melatih para pemimpin jemaat
merupakan kunci yang me- mantapkan gerakan perintisan jemaat.
Pemuridan Jemaat dan Para Pemimpinnya
Tujuannya Adalah Melatih Seluruh Jemaat Bukan Hanya Pemimpin Saja
Tidak ada perbedaan jauh antara orang awam dan pemimpin jemaat dalam jemaat
mula-mula. Bahkan pelati- han khusus unuk para pemimpin hampir tidak ada di Kisah Para
Rasul. Mengapa? Kemungkinan karena pemimpin je- maat berasal dan berkembang dari
jemaat itu sendiri. Tugas dan sifat para anggota jemaat dan pemimpin jemaat harus
dilihatdari dua sisi: Keanggotaan dan Pemimpin. Tujuan se Juruh usaha pemuridan dan
pelatihan adalah untuk mengembangkan jemaat, termasuk pemimpinnya, secara rohani dan
secara kuantitas.
BAB 18
RAHAYU SAMPAI UJUNG BUMI

Pelipatgandaan secara S-3 efektif karena para imam tahu melakukan apa, dan saling
mempertanggung- jawabkan untuk melakukannya, dipimpin oleh Roh Kudus. Bagaimana
cara untuk melatih dan saling men- dorong di antara setiap orang percaya menjadi imam
yang melakukan ketiga tugas Amanat Agung? Salah satu cara yang terbukti efektif disebut
"RaHayU"31.
RaHayU adalah singkatan yang menunjukkan tiga bagian yang seimbang dalam setiap
pertemuan. Tiga bagian ini adalah: Rayakan Pengabdian, Hayati Kitab Suci, dan Utus.
Konsep RaHayU berasal dari pelayanan, Gerakan Perinti- san Jemaat di salah satu negara
besar di Asia. Gerakan tersebut sudah menjangkau jutaan orang percaya dan merintis
ratusan ribu jemaat multi-generasi.

BAB 19
KUNCI-KUNCI PELATIHAN EFEKTIF
Kunci Pelatihan Yang Terhilang
Pelatihan yang berhasil adalah seni yang hilang. Ke- banyakan pembaca telah
mengalami pengajaran, na- mun jarang mengalami pelatihan y ng sebenarnya. Padahal,
pelatihanlah yang diperlukan untuk mencapai keti- ga tugas Amanat Agung, melatih orang
percaya untuk melakukan segala perintah Yesus.

Latihlah Daripada Sekedar Mengajar Saja.


Hampir semua khotbah menyuruh pendengar untuk ber- saksi, namun berapa dari
khotbah tersebut yang melatih dan mempertanggungjawabkan pendengar untuk bersaksi?
Demikian juga khotbah tentang hidup suci, saling mengasihi dan melayani. Pengkhotbah
cenderung menuduh jemaat yang bersalah karena tidak mau taat. Namun sebagian kega-
gala ajaran khotbah ialah karena pengkhotbah menyuruh, namun tidak jemaat untuk
melakukannya. Banyak orang percaya mau menaati firman, jikalau mereka dilatih untuk
melakukan apa yang diminta darinya.
BAB 20
Melompati Kendala Generasi

Menjadikan pola RaHayU sebagai kerangka setiap pertemuan adalah sebuah


pedoman yang ber- dasarkan pelipatgandaan. Walaupun ada faktor- faktor lain yang
mengakibatkan terjadinya pertumbuhan generasi, pola RaHayu merupakan faktor yang
paling penting. Namun demikian, faktor sifat dan pendekatan kita terhadap orang percaya,
juga termasuk sebagai faktor yang mengakibatkan pelipatgandaan. Itu sebabnya pekerja
lapan- gan sering ingin mencari tahu, apakah pendekatannya ter- hadap orang percaya baru
sudah tepat untuk menuju je- maat generasi.

Rasa Memiliki: Apakah pelayanan Amanat Agung Milik Saudara atau Milik Orang Percaya
Baru?
Seringkali pekerja lapangan mengatakan, "Orang percaya baru tidak mau
memilikinya." Persoalannya ialah jika orang percaya baru tidak mempunyai rasa memiliki
secara lang- sung, kemungkinan selanjutnya visi hanya menjadi milik anda dan bukan milik
mereka. Rasa memiliki sulit ditransfer, karena itu jangan pernah memberi kesan kepada
orang per- caya baru bahwa tugas-tugas pelayanan adalah milik sau- dara. Kalau orang
percaya baru dipercayakan suatu tugas pelayanan dari hari pertama, itu akan memberi
kesan bahwa dia juga memiliki pelayanan sebagai imam

BAB 21
AMANAT AGUNG ASLI UNTUK GEREJA ANDA

Ketaatan kepada Amanat Agung menuntut, bukan hanya menjangkau dan


menjemaatkan orang- orang seperti kita sendiri saja, tetapi juga suatu visi untuk
menjangkau dan menjemaatkan suku-suku sedunia. Suku-suku tersebut mungkin terletak di
desa sebelah gedung gereja kita atau di kota terdekat dengan gereja kita ataupun di kota di
negara lain.
Menjadi gereja Injili belum tentu sama dengan gereja Amanat Agung. Kalau sebuah
gereja kuat menginjili, bi- asanya hanya kepada orang-orang seperti mereka. Akibat- nya
orang-orang dari segmen yang berbeda tidak dijangkau dan dijemaatkan oleh gereja
tersebut. Ini berarti, gereja mungkin menjangkau Yerusalem dan Yudeanya, namun ti- dak
menjangkau Samarianya.
Kebanyakan gereja tidak menjangkau Samarianya. Samaria adalah orang-orang yang
tinggal di luar wilayah gereja, atau orang-orang dari segmen lain atau suku lain yang tinggal
di dalam wilayah gereja, tapi kemungkinan ti- dak akan menghadiri gereja tersebut.
Walaupun tinggal ber- dekatan, mereka orang yang berbeda dari anggota-anggota gereja
itu. KARENA ORANG-ORANG TERSEBUT TERTUTUP KEPADA GEREJA, TIDAK SELALU BERARTI
MEREKA TERTU- TUP BAGI INJIL DAN JEMAAT RUMAH.

BAB 22
APA YANG DIFIRMANKAN HARUSLAN KITA LAKUKAN!

Firman Saja
Firman, bukan tradisi, adalah landasan Amanat Agung secara S-3. Amanat Agung,
sebagaimana adanya pa- da abad pertama, menantang dan membetulkan pemikiran gereja
modern. Misalnya, ajaran Perjanjian Baru berasumsi bahwa setiap orang percaya adalah
imam 100%, suatu doktrin yang diakui oleh kebanyakan orang Kristen Protestan. Amanat
Agung secara S-3 juga langsung menan- tang pengertian biasa tentang penginjilan dan
peritntisan jemaat, yang biasanya rumit dan tidak berfokus pada ketaa- tan, i sesuai dengan
firman yang sederhana, namun mengena.
Telitilah ajaran Amanat Agung secara S-3 melalui ajaran firman daripada tradisi.
Sebab hanya ketika kita melaksanakan- kan rencana Kristus, bukan rencana kita, kita dapat
mengharapkan kuasaNya menjadi nyata, dan rencana Amanat Agung digenapi. Dengan
demikian setiap suku bangsa akan dijangkau dan dijemaatkan untuk dimuridkan. Ikuti kebka
Roh Kudus bersuara melalui firman, pelajarilah apa yang mengajarkan pembelaan, dan
persilakan Roh Kudus membimbing saudara untuk mengalami karya yang lebih besar, yang
menjanjikan Kristus (Yoh. 14:12).

Anda mungkin juga menyukai