Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH GEREJA BANUA KERISO PROTESTAN NIAS

KECAMATAN HILISERANGKAI, KABUPATEN NIAS

Disusun :

Clever Responsoria Mendrofa

Mata Kuliah: Sejarah Gereja

Dosen Pengampu : Dra. Pestaria Naibaho M.Th

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KRISTEN

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG

TA/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan
anugerahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan Makalah Sejarah Gereja dengan
judul “Sejarah Gereja Banua Keriso Protestan Nias"
Adapun tujuan penulisan Makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
sejarah gereja dan mengajak kita semua umat Kristen untuk mempelajari kembali sejarah
gereja
Saya menyadari sepenuhnya bahwa ketika saya menulis Makalah ini masih terbatas dan
jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan waktu
yang dimiliki. Namun demikian saya telah berusaha agar Makalah ini bermanfaat bagi saya
dan bagi pembaca sekalian untuk menjadi manusia yang memiliki iman yang teguh dan
kokoh.

Penulis
A. Latar Belakang

Organisasi BKPN berdiri pada 17 Mei 1994. Organisasi ini berdiri oleh karena tuntutan
kebutuhan pelayanan. Sebab Teluk Dalam dan sekitarnya, memiliki ciri khas tersendiri baik
secara adat maupun hal lainnya. Hal ini sesuai dengan apa yang telah tertuang dalam
pembukaan Tata Gereja BKPN yaitu: “Menyadari bahwa semua tempat di atas di bumi, selalu
mengalami proses perubahan dan perkembangan serta memiliki kebutuhan, keadaan dan
kondisi sosial tersendiri yang nyata di tengah-tengah perjalanan zaman yang penuh dinamika.
Oleh karena itu diperlukan keberanian pelayanan yang sesuai dengan konteks untuk
menyatakan rencana dan kehendak Allah demi keselamatan unia”.

Pernyataan ini merupakan dasar primer dan konstitusional yang dapat menepis
berbagai asumsi, isu dan pandangan yang bersifat mendiskreditkan BKPN. Organisasi BKPN
secara de facto berdiri pada tanggal 17 Mei 1994, yang dideklarasikan pertama kali di Desa
Bawömataluo. BKPN adalah satu-satunya organisasi gereja yang berpusat di daerah di Nias
Selatan tepatnya di Kecamatan Teluk Dalam pada saat itu.
B. Tujuan

Organisasi BKPN berdiri, tentunya memiliki tujuan. Dan di bawah ini ada beberapa tujuan
yang terurai, yaitu:

1. Tujuan Misiologi
Organisasi BKPN berdiri oleh karena memiliki suatu beban dan utang untuk
melaksanakan tugas mulia yaitu: Amanat Agung Tuhan Yesus dalam Injil Matius
28:19-20.

2. Tujuan Reformasi
Dalam tujuan Reformasi, BKPN ingin memperbaharui pola pelayanan. Pola yang di
bangun oleh BKPN adalah: pola pelayanan gereja yang Alkitabiah (melayani manusia
seutuhnya). Ini berarti bahwa pelayanan di BKPN adalah pelayanan yang menyentuh
aspek manusia secara utuh, yaitu; tubuh, jiwa, dan roh.

3. Tujuan Sosiologi
Selain Nias Selatan secara khusus Teluk Dalam, memiliki spesifikasi tersendiri. Baik
dari segi tatanan sosial, bahasa dan adat istiadat, juga sebagai objek wisata
International yang pada dasarnya membawa kemajuan. Namun di sisi lain dapat
menciptakan berbagai dampak negatif.

Oleh karena itu, agar spesifikasi daerah tetap dipelihara dan terlepas dari dilema
kontaminasi gaya hidup di luar adat, maka peranan agama sangat penting sebagai
daya penangkal atau filter pada penerapannya, perlu cara kontekstual. Dalam kaitan
inilah organisasi BKPN didirikan di Teluk Dalam ini.
4. Tujuan Historis
Secara Historis, penginjilan di Nias Selatan dirintis oleh J.W. Thomas. Seorang
misionaris dari Reinische Mission Gesellchaft (RMG) Jerman pada tahun 1883 s/d
1886. Pada perkembangan selanjutnya pos penginjilan baru dapat di buka pada tahun
1909 di Bawözaua, Hilisatarö, Hiligeho. Baptisan pertama, baru berhasil Tahun 1916
sebanyak 23 orang di Sa’ua, pada 1919 sebanyak 20 orang di Hiligeho. Setelah itu,
pada 1940 ada usaha-usaha orang Kristen untuk mendirikan satu Sinode, namun gagal
karena pengaruh Perang Dunia Ke II. Untuk melanjutkan estafet sejarah inilah, maka
BKPN didirikan tepatnya pada tanggal 17 Mei 1994.

C. Azas dan Dasar Berdirinya BKPN

1. Azas
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985, maka BKPN berdiri dengan
berazaskan Pancasila. Dalam Tata Gereja BKPN 1994 Pasal 9 ”BKPN sebagai
lembaga keagamaan yang ditetapkan oleh kuasa Allah di tengah-tengah dunia,
terpanggil untuk mengusahakan dan memelihara dunia ciptaan Allah (Kejadian 2:16-
17), BKPN menerapkan Pancasila sebagai satu-satunya azas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”

2. Dasar

a. Teologis
Dasar Teologis organisasi BKPN berdiri berdasarkan Alkitab yang di dalamnya
dinyatakan kasih karunia Allah melalui Yesus Kristus. 1 Korintus 3:11 “Karena
tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang
telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.”

b. Dasar Politik
Organisasi BKPN lahir berdasarkan UUD 1945 Pasal 28, 29 tentang kebebasan
beragama dan beribadah. UU Nomor 8 Tahun 1985 tentang organisasi
kemasyarakatan dan Pasal 18 – 20 tentang Hak Azasi Manusia.

D. Hakikat Pelayanan BKPN

BKPN sesuai dengan eksistensinya sebagai gereja, pada hakikatnya melayani


berdasarkan tri-tugas panggilan gereja, yang bertitik tolak dari Amanat Agung Tuhan Yesus
Kristus, yaitu menjadikan sekalian bangsa murid-Nya. Tuhan Yesus berkata: “Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan babtislah mereka dalam nama Bapa, dan
Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada
akhir zaman.” (Matius 28:19-20).

Selanjutnya dalam Kisah Para Rasul 1:8, Tuhan Yesus berpesan: ”Kamu akan
menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di
Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
E. Tiang Dasar Pelayanan BKPN

Sebagai salah satu gereja yang beraliran Protestan, tiang dasar pelayanan BKPN dalam
pelaksanaan program berlandaskan dengan 3 hal yaitu:

a. Sola Gracia
Bahwa pelayanan BKPN adalah pelayanan yang selalu memberikan penekanan pada kasih
karunia TUHAN Allah kepada manusia bahwa manusia diselamatkan hanya oleh anugerah
Allah di dalam Yesus Kristus, dan bukan hasil usaha manusia.
b. Sola Fide
Bahwa pelayanan BKPN selalu bertitik tolak dari iman kepercayaan kepada Yesus Kristus
yang telah mati, bangkit, dan kembali ke sorga, dan akan kembali ke dunia untuk
menjemput para saleh-Nya.
c. Sola Scriptura
Bahwa pelayanan BKPN selalu berlandaskan pada dasar yang telah diletakkan oleh
Yesus Kristus yang bersumber dalam penghayatan dan pengamalan Kitab Suci (
Alkitab ) sebagai satu-satunya sumber untuk mengenal kehendak Allah, sumber dan dasar
untuk mengenal kebenaran sejati.

F. Landasan dan Prinsip

Gereja BKPN dalam pelayanannya akan berlandaskan pada Alkitab sebagaimana yang
tertulis dalam Matius 16:18 “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di
atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya”.

a. Prinsip Sanctitas
Bahwa pelayanan BKPN selalu dilakukan berdasarkan kekudusan hidup. Hal ini
tercermin dari kehidupan para pelayan dan warga jemaatnya yang harus hidup dalam
kekudusan, sebagaimana Firman TUHAN menyatakan “Kuduslah kamu sebab Aku
kudus”. (I Petrus 1:16).
b. Prinsip Sola Scientia
Bahwa BKPN dalam visi dan misinya mengutamakan peningkatan SDM para pelayan
dan anggota jemaat.
c. Prinsip Reformis
Bahwa pelayanan BKPN selalu mengacu kepada upaya pemulihan, pembaharuan, dan
kemajuan kehidupan rohani anggota jemaat yang pada dasarnya dimulai dari pemulihan,
pembaharuan dan kemajuan kehidupan para pelayan.
d. Prinsip Kemandirian
Bahwa setiap usaha pelayanan BKPN mengutamakan kemandirian dalam bidang teologi,
daya, dan dana, tanpa menutup diri dalam hal membangun kemitraan dengan pihak
lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi Kristen lainnya baik di dalam negeri
maupun di luar negeri.
e. Prinsip Ketertiban
Bahwa Pelayanan BKPN di semua lini baik di Sinode, Resor maupun di Jemaat harus
dilaksanakan secara bertanggungjawab dengan berpedoman pada peraturan-peraturan
yang ada dan berlaku di BKPN.
f. Prinsip Pendekatan Menyeluruh
Bardasarkan pemahaman bahwa pelayanan adalah membawa berita damai sejahtera dan
berita keselamatan bagi umat manusia, maka dalam operasionalnya tidak tertutup
kemungkinan akan terjadi benturan-benturan, maka BKPN dalam menyelesaikan
berbagai masalah – masalah pelayanan selalu mengedepankan penyelesaian dengan cara
pendekatan menyeluruh, artinya melihat semua masalah secara konprehensif dan dalam
penyelesaiannya mengedepankan pendekatan penggembalaan pribadi dan kekeluargaan,
sedangkan penyelesaian secara organisatoris dan hukum merupakan alternatif terakhir
dalam proses penyelesaian setiap masalah di BKPN.

G. Pola Pelayanan BKPN


Memahami bahwa manusia diciptakan oleh TUHAN secara utuh, yaitu terdiri dari
unsur material dan rohaniah (tubuh, jiwa dan roh) {Kejadian 1: 26-27; 2:7}. Pola pelayanan
“melayani Manusia Seutuhnya” merupakan pola pelayanan yang alkitabiah. Hal ini terlihat
amat jelas dalam pola pelayanan Yesus dan Rasul-rasul.
Berdasarkan hal tersebut, maka BKPN dalam pelayanannya menerapkan pola
“Pelayanan Manusia Seutuhnya”, artinya bahwa BKPN dalam menjabarkan Program-
program pelayanannya mengarah pada pemantapan pelayananan Marturia, Koinonia dan
Diakonia sebagai tugas utama panggilan Gereja. Selain peningkatan di bidang spiritual,
maka BKPN juga berkewajiban memikirkan peningkatan sumber daya ekonomi melalui
pembinaan ekonomi kreatif agar warga Jemaat dan masyarakat yang dilayani dapat hidup
sejahtera, sehat dan cerdas. Kedua hal ini harus dilaksanakan secara simultan.

H. Prioritas Pelayanan BKPN

1. Memahami bahwa generasi muda merupakan tonggak kekuatan Gereja BKPN pada masa
akan datang, maka pelayanan kepada Sekolah Minggu, Pemuda dan Remaja menjadi
prioritas Untuk mewujudkan program ini maka alokasi anggaran di setiap jemaat
dianggarkan minimal 30% untuk anggaran Departemen Pelayanan Sekolah Minggu,
Departemen Pelayanan Pemuda & Remaja. Selain alokasi anggaran, MPHJ wajib
mendampingi setiap pengurus departemen di jemaat dalam menjalankan programnya
sebagai bagian pelayanan BKPN di setiap jemaat.
2. Dalam mengembangkan misi pelayanan BKPN para Pelayan perlu menjadi perhatian
utama terutama dalam pemenuhan kebutuhan operasional pelayanan di lapangan baik
ditingkat Sinode, Resor, Jemaat maupun di unit pelayanan BKPN, agar para Pelayan
BKPN merasakan pemerataan kebutuhan finansial dari berkat pemberian Allah kepada
Gereja BKPN. Dalam meminimalisir kesenjangan perbedaan finansial dikalangan Pendeta,
maka pembayaran kesejahteraan para Pendeta dipusatkan di Kantor Sinode yang
bersumber dari keuangan jemaat se-BKPN.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/4779/PANTAS%20%28GANJIL
%202018_2019%29.pdf?sequence=3&isAllowed=y
http://kronologi.ppj.unp.ac.id/index.php/jk/article/download/200/160)
http://scholar.unand.ac.id/55156/2/S1-2020-1410712010-Pendahuluan.pdf
https://www.researchgate.net/publication/335189559_Lowalangi_Sebagai_Nama_Allah
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/ph/article/download/13896/11567

Anda mungkin juga menyukai