Anda di halaman 1dari 16

BAHAN PERTEMUAN I – II

TAHUN SYUKUR
100 TAHUN KEUSKUPAN PANGKALPINANG

KEUSKUPAN PANGKALPINANG
JANUARI 2023
2
MAKNA LOGO:
1. Lingkaran Luar dan tulisan 100 Tahun
Keuskupan Pangkalpinang berwarna Biru.
 Melambangkan Komunio Gereja
Partikular Keuskupan Pangkalpinang
dengan berbagai pulau yang terhampar
di Lautan Kepulauan Bangka-Belitung
hingga Kepulauan Riau, bersukacita
merayakan 100 Tahun Keuskupan.
2. Orang-orang saling merangkul, dengan
“Bangunan Gereja” di dalamnya.
 Melambangkan keanekaragaman
Komunitas-Komunitas Gerejani
 Aneka warna orang melambangkan Lima Warna Liturgi Gereja dan keragaman
anggota komunitas
 Orang-orang yang saling merangkul melambangkan “Sukacita Melaksanakan Misi”
3. Kitab Suci, Piala, Hosti, Salib, Lidah Api, dan Logo Bapa Uskup.
 Melambangkan Umat Allah Keuskupan Pangkalpinang, yang berpusat pada Kristus,
melalui Sabda dan Ekaristi dalam kesatuan kegembalaan Uskup.
 Lidah Api melambangkan Api Roh Kudus yang mengobarkan semangat dan sukacita
menghidupi identitas Keuskupan (Visi, Misi dan Spiritualitas)
MAKSUD DAN TUJUAN PERAYAAN TAHUN SYUKUR
Tanggal 27 Desember 2023 nanti Gereja Katolik di Keuskupan Pangkalpinang (Kepulauan
Riau dan Bangka Belitung) berumur 100 tahun atau 1 abad. Itu berarti Gereja Katolik
sudah ada sejak 27 Desember 1923, jauh sebelum Indonesia merdeka. Selama 100 tahun
itu banyak hal sudah terjadi dan dilakukan, sehingga iman dan Gereja Katolik
berkembang subur, dari 1 orang (Paulus Chen On Ngie) sekarang sudah lebih dari 50 ribu
jiwa. Karena itu Uskup kita sekarang, Bapa Uskup Adrianus Sunarko OFM, menetapkan
selama tahun 2023 sebagai Tahun Syukur untuk seluruh umat Keuskupan Pangkalpinang.
Selama 1 tahun ini kita semua diajak untuk:
1) Semakin mengenal sejarah Gereja Katolik di Keuskupan ini dengan mengingat jasa baik
para pendahulu (awam, biarawan-wati, imam, dan uskup).
2) Bersyukur atas banyak hal baik yang selama ini sudah bisa dilakukan sehingga kita
menjadikan Gereja yang terlibat aktif dan berjalan bersama.
3) Merefleksikan dan mengevaluasi bersama hidup beriman dan menggereja kita:
Bagaimana keberpusatan kita pada Kristus? Bagaimana kebersamaan dan
persaudaraan kita di KBG dan paroki? Dan apakah selama ini kita sudah melakukan
tugas membawa kebaikan dan keselamatan untuk sesama dan semua ciptaan?
4) Kita semua diajak untuk memberikan usulan dan sumbangan pikiran tentang apa-apa
saja yang masih harus ditingkatkan untuk waktu-waktu mendatang, supaya kehidupan
beriman kita semakin lebih baik.

3
BAHAN I
EVALUASI DIRI BERPUSAT PADA KRISTUS
(Berdasar Tema: “MERAYAKAN”)

A. Persiapan:
 Buku Puji Syukur
 Kitab Suci
 Seorang sekretaris yang bertugas mencatat hasil evaluasi diri KBG.
 Di pertemuan I, Fasilitator membacakan untuk peserta: Maksud dan tujuan Tahun
Syukur ditetapkan, dan memperlihatkan logo Tahun Syukur serta membacakan
maknanya.
B. TUJUAN:
1) Anggota KBG memahami situasi keberpusatan pada Kristus dan situasi
Komunionya melalui merayakan Ekaristi dan Sabda.
2) Anggota KBG dibantu untuk melakukan evaluasi diri dengan mengetahui dan
memahami pandangan Gereja Universal dan Gereja Kusukupan tentang tema-
tema yang berhubungan dengan Keberpusatan Pada Kristus dan Komunio: Ekaristi
dan Sabda.
C. Waktu
Minggu II, di Bulan Januari 2023

D. PROSES PERTEMUAN
1. Pengantar
Bapak-ibu dan Saudara-saudari terkasih, di pertemuan pendalaman modul
pertama Tahun Syukur ini, kita diajak untuk merefleksikan hidup beriman
dan menggereja kita, dan berbagi usul atau pikiran untuk kemajuan
bersama, seluruh umat katolik di Keuskupan Pangkalpinang.
Refleksi kita saat ini akan berfokus pada melihat dan menyadari kembali
situasi “keberpusatan kita pada Kristus”. Seperti sudah kita pahami, bahwa
Umat “berpusat pada Kristus” berarti Kristus yang dalam kesatuan dengan
Bapa dan Roh Kudus menjadi satu-satunya pusat dan tujuan hidup kita.
Tidak ada yang lainnya.
Kristus menjadi pusat atau sumber hidup kita berarti Dialah sumber yang
menjadikan kita dan Gereja ada. Kristus juga sumber pelayanan dan misi
Gereja. Sedangkan Kristus menjadi tujuan hidup kita berarti Dialah tujuan
satu-satunya keselamatan kita dan jalan hidup Gereja.

4
Mari kita membuka pertemuan ini dengan menyanyikan lagu, Tahun Syukur
(atau yang lain dari Puji Syukur no 543: Pintu Satu-Satunya)
2. Tanda Salib
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin
3. Doa Pembuka
Tuhan Yesus dahulu setelah kebangkitan-Mu, Engkau berkenan
menampakkan diri kepada dua murid dalam perjalanan ke Emaus. Engkau
menjelaskan nubuat para Nabi di Perjanjian Lama. Engkau juga
meneguhkan iman mereka melalui perjamuan bersama, sehingga mereka
mengenal-Mu. Maka hadirlah pula saat ini ya Tuhan di antara kami, murid-
murid-Mu, yang sedang berkumpul untuk merefleksikan kehidupan beriman
dan menggereja kami. Terangilah pikiran dan batin kami, agar kami mampu
mengenal kehendak-Mu dan melaksanakannya. Sebab Engkaulah Tuhan
kami, dalam persekutuan dengan Bapa dan Roh Kudus, Allah yang kekal kini
dan sepanjang masa. Amin.
4. Membaca dan mendengarkan Sabda
Mari kita membuka Kitab Suci, Injil Lukas, bab 24, ayat 13 sampai 35, (ulangi
lagi....)
Silahkan seorang di antara kita membacanya dengan suara lantang,
perlahan-lahan, dan dalam suasana doa.
5. Memilih kata/ungkapan dari Sabda dan merenungkannya
Kita memilih kata atau ungkapan singkat, atau ayat pendek, dari Sabda
Tuhan tadi, lalu menyerukannya 3 kali dengan jeda di antaranya (saat jeda
kata atau kalimat singkat itu diulangi dalam hati sebanyak 2x).
6. Hening Sejenak
Kita hening sejenak untuk mendengarkan pesan Tuhan dalam hati kita
masing-masing, melalui kata atau kalimat singkat yang sudah kita pilih tadi.
7. Inti Sari Pesan Injil (Lukas 24:13-35)
a. Kedua murid Emaus berjalan “dengan muka muram” (ayat 17) ungkapan hati
yang sedih dan putus asa. Mereka tidak mengerti mengapa Yesus yang
dahulu mereka harapkan menjadi pembebas Israel harus mati di salib. Yesus
yang bangkit berjalan bersama mereka, tetapi mereka tidak mengenal-Nya.
Yesus menyebut mereka sebagai “orang bodoh dan lamban hati” (ayat 25)
karena mereka tidak mengerti isi Kitab Suci. Tetapi setelah Yesus menjelaskan
Kitab Suci tentang siapa diri-Nya, “hati mereka berkobar-kobar” (ayat 32).
5
Tuhan “membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci”
(ayat 45). Dengan itu, mereka semakin mengenal Yesus sebagai Mesias yang
harus menderita dan masuk ke dalam kemuliaan-Nya (lih. ayat 26). Tanpa
Tuhan yang membuka pikiran, kita tidak mungkin memahami Kitab Suci
secara mendalam. Tanpa Kitab Suci, kita tidak mungkin mengenal Tuhan.
b. Kedua murid Emaus berjalan bersama Yesus tetapi “ada sesuatu yang
menghalangi mata mereka sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia” (ayat
16). Tetapi setelah Yesus makan bersama dengan mereka, “ketika itu
terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia” (ayat 31). Ekaristi
adalah perjamuan yang membuka mata kita untuk mengenal Yesus, dan hati
kita untuk semakin mengimani-Nya.
c. Kedua murid yang bertemu Yesus di Emaus tidak menyimpan pengalaman
rohani itu bagi diri mereka sendiri. Mereka kembali ke Yerusalem dan
“menceritakan apa yang terjadi di tengah dan bagaimana mereka mengenal
Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti” (ayat 35). Iman mereka yang
diteguhkan oleh Yesus melalui Kitab Suci dan Ekaristi dibagikan kepada
kesebelas rasul lain yang sedang mengalami ketakutan dan kegoncangan.
Buah perjumpaan dengan Tuhan dalam Kitab Suci dan Ekaristi adalah berbagi
dengan sesama terutama kepada mereka yang menderita.

d. Mengevaluasi Diri
Mari kita lihat kembali bagaimana KBG kita menghayati semangat
“berpusat pada Kristus” selama ini, dengan pertanyaan penuntun ini.
1) Bagaimana syering Injil di KBG,
a) Bagaimana keterlibatan semua umat dalam syering injil?
b) Apakah syering Injil berpengaruh untuk perbaikan cara hidup dan
kesaksian iman kita atau belum?
c) Apakah syering Injil berpengaruh untuk membuat keputusan penting
di KBG?
2) Bagaimana Ekaristi/Misa,
a) Apakah Misa berpengaruh untuk membuat keputusan penting di
KBG?
b) Bagaimana caranya supaya anggota KBG terlibat aktif dalam Misa?
c) Pelatihan apa yang diberikan paroki supaya kita terlibat dalam
pelayanan di saat Misa?

6
3) Apakah KBG kita sudah melakukan semangat “kerahiman” (suka
mengampuni) dan “murah hati” (suka dan rela berbagi) pada sesama
yang kekurangan?
e. Penegasan
Sekarang mari kita perhatikan bersama ajaran Gereja tentang pentingnya
“berpusat pada Kristus” dalam Ekaristi/Misa dan Sabda/syering Injil.
1) Paus Fransiskus (di dokumen persiapan Sinode para Uskup 2021-2023)
menegaskan, bahwa sebagai orang Katolik, kita hanya mungkin
mewujudkan semangat ‘berjalan bersama’ kalau masing-masing orang
berkomitmen untuk mendengarkan dan merenungkan Sabda Tuhan, serta
merayakan Ekaristi / Misa dalam komunitas.

2) Dalam dokumen Sinode II Keuskupan kita, “Menjadi Gereja Partisipatif”


ditegaskan,
a) Kita baru bisa menjadi KBG yang berpusat pada Kristus, kalau
menjadikan Kitab Suci (Sabda Tuhan) sumber dan buku utama untuk
doa KBG. Karena itu syering Injil dan pendalaman Kitab Suci sangatlah
perlu dan penting. Ketika KBG bersyering Injil, kita tidak hanya diajar
tentang kebenaran yang menyelamatkan oleh Sabda Tuhan sendiri,
tetapi juga didorong untuk melakukan kebaikan, membarui diri
dengan bertobat, dan menjadi saksi iman atas dasar Sabda Tuhan.
b) Selain karena Sabda Tuhan, syarat lebih penting lagi agar KBG kita
berpusat pada Kristus adalah dengan merayakan Ekaristi atau Misa.
Ekaristi adalah sumber dan puncak iman kita. Melalui Ekaristi
diwujudkan secara utuh karya penyelamatan Allah, diwujudkan
kesatuan kita dengan Kristus, dan dinampakkan kesatuan iman umat
kristiani yang ada di KBG-KBG, dan di seluruh dunia; bahkan kesatuan
kita dengan para kudus, yang mulia di surga dan kaum beriman yang
sudah meninggal di api penyucian. Karena itu umat butuh pengajaran
yang baik mengenai liturgi atau ekaristi dan sakramen lainnya.
c) Kegiatan rutin KBG dalam menjalankan syering Injil dan setia
merayakan Misa membentuk hidup kita, sebagai orang beriman
menjadi Gereja partisipatif yang dijiwai Allah Tritunggal, Yang Rahim
dan murah hati.

7
f. Doa Permohonan
Kita sekarang diberi kesempatan untuk menyampaikan doa permohonan
secara spontan. Mari menyiapkan hati dengan hening sejenak (.....beberapa
saat......), dipersilahkan yang akan menyampaikan doa: ..............

Selanjutnya, mari kita doakan bersama doa Tahun Syukur Keuskupan:


Ya Allah Tritunggal, pada perayaan 100 Tahun Keuskupan Pangkalpinang,
kami mengucap syukur, atas pewartaan Injil yang berlangsung hingga saat
ini. Secara khusus, kami bersyukur: karena Allah Tritunggal menjadi jiwa
kesatuan kami; karena Kristus menjadi pusat hidup kami; karena Roh
Kudus mengobarkan semangat kami dalam melaksanakan misi.
Kami mohon, bimbingan-Mu: dalam proses perayaan syukur; dalam
refleksi dan evaluasi diri sebagai Gereja Partisipatif-Sinodal. Semoga
melalui perayaan 100 Tahun ini, kami menemukan rencana dan kehendak-
Mu agar semakin bersukacita dalam Kristus sebagai pusat hidup, semakin
teguh berkomunio, dan semakin sadar melaksanakan misi.
Syukur serta permohonan ini kami sampaikan kepada-Mu ya Allah
Tritunggal; bersama Bunda Maria, Bunda Gereja dan Bunda kami. Amin.
Bapa Kami dan Salam Maria.
Tanda Salib
Pengumuman

Jawaban Evaluasi diri dikirimkan ke salah satu dari Tim di Paroki :

Tim Animasi Paroki Nomor WA


1.
2.
3.

8
BAHAN II
EVALUASI PENGALAMAN BERKOMUNIO
(Berdasar Tema: “Teman Seperjalanan”)

A. PERSIAPAN
 Buku Puji Syukur
 Kitab Suci
 Seorang sekretaris untuk mencatat hasil evaluasi diri KBG
B. TUJUAN PERTEMUAN
1) Anggota KBG memahami makna Komunio, dalam tema Seperjalanan
berdasarkan ajaran Gereja Universal dan ajaran Keuskupan Kita.
2) Anggota KBG mengetahui dan memahami situasi komunio-nya
C. WAKTU PELAKSANAAN
Minggu IV, di Bulan Januari 2023

D.PROSES PERTEMUAN
1. Pengantar
Bapak-ibu dan saudara-saudari yang terkasih, di pertemuan pertama yang
lalu, kita sudah dibantu mengetahui inti dari maksud Bapa Uskup
menetapkan tahun 2023 ini menjadi Tahun Syukur Keuskupan
Pangkalpinang. Kita juga sudah merefleksikan hidup beriman kita, dengan
pertanyaan, sudahkah kita “berpusat pada Kristus” dalam Ekaristi/Misa
dan Sabda/syering Injil?
Pertemuan kali ini fokus untuk memahami arti hidup berkomunio atau
hidup dalam persaudaraan. Semangat ini penting dan sangat kita
butuhkan. Persaudaraan yang dimaksud bukan karena hubungan keluarga,
kesukuan atau kedaerahan, atau kepentingan yang sama; tetapi semangat
persaudaraan atas dasar kasih Allah Tritunggal. Karena seperti iman kita
pada Allah Tritunggal (Bapa, Putera dan Roh Kudus) yang adalah
persekutuan kasih tak terpisahkan, begitu juga kita seharusnya hidup
dalam persekutuan kasih dengan saudara seiman. Jadi kalau kita tidak
hidup dalam semangat kasih seperti Allah Tritunggal, tidak mungkin ada
persaudaraan yang sejati. Semangat berkomunio (persaudaraan dalam
kasih) adalah syarat penting supaya kita bisa menjadi “teman
seperjalanan”, yang punya rasa peduli dan solider, bagi sesama.

9
Mari kita membuka pertemuan ini dengan menyanyikan lagu, “Tahun
Syukur” (atau lainnya dari Puji Syukur no 619, “Alangkah Bahagianya”)
2. Tanda Salib
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin
3. Doa Pembuka
Tuhan Yesus Kristus, dahulu melalui mukjizat meredakan badai, Engkau
berkenan meneguhkan iman para murid dan meredakan keraguan dan
ketakutan mereka dalam mengikuti-Mu.
Berkenanlah hadir dan menyertai kami saat ini ya Tuhan; agar mampu
memahami kehendak-Mu dalam Sabda dan berani dengan jujur
mengevaluasi hidup persaudaraan kami sebagai murid-murid-Mu. Sebab
Engkaulah Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan dalam
persekutuan dengan Roh Kudus, Allah yang kekal kini dan sepanjang masa.
Amin.

4. Membaca dan Mendengarkan Sabda


Marilah membuka Kitab Suci, Injil Matius, bab 8, ayat 23 sampai 27, (ulangi
lagi....). Silahkan seorang di antara kita membacanya dengan perlahan-
lahan, dengan suara lantang dan dalam suasana doa.
5. Memilih Kata/ungkapan dari Sabda Dan Merenungkannya
Kita memilih kata atau ungkapan pendek dari Sabda Tuhan tadi, lalu
menyerukannya 3 kali dengan jeda di antaranya (saat jeda kata atau kalimat
singkat itu diulangi dalam hati sebanyak 2x).

6. Hening Sejenak
Kita hening sejenak untuk mendengarkan pesan Tuhan dalam hati kita
masing-masing, melalui kata atau kalimat singkat yang sudah kita pilih tadi.
7. Inti Sari Pesan Injil (Matius 8:23-27)
a. Perahu adalah Gereja, angin ribut dan gelombang adalah tantangan,
kesulitan bahkan penderitaan. Perjalanan komunitas 12 rasul tak selalu
mulus, selalu ada kesulitan bahkan penderitaan. Kesulitan dan
penderitaan adalah bagian hidup murid-murid Yesus yang semakin
memurnikan motivasi kita dalam mengikuti-Nya.

10
b. Para murid Yesus dalam ketakutan karena angin ribut dan gelombang
berteriak: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.” (ayat 25). “Yesus tidur” (ayat
24) di dalam perahu, tetapi telinga-Nya tetap mendengarkan teriakan
mereka minta tolong. Persoalan para murid adalah mereka “kurang
percaya” (ayat 26) dan mengira Yesus tidak peduli terhadap kesulitan
mereka. Yesus memang tidak pernah menjanjikan kepada para murid
hidup tenang tanpa tantangan, tetapi Ia menjanjikan ketenangan dalam
menghadapi tantangan karena Ia selalu berada bersama mereka dalam
perahu yang sama. Iman memampukan kita untuk melihat kehadiran
Tuhan yang peduli di tengah tantangan, kesulitan dan penderitaan.
Tanpa iman, kesulitan dan penderitaan bisa jadi kita kira sebagai saat di
mana Tuhan tidur dan tidak peduli.
c. Kita semua adalah murid-murid Yesus yang berada di dalam satu perahu.
Sebagaimana para murid Yesus, sebagian saudara-saudari kita
mengalami masalah dan kesulitan hidup. Mereka berteriak minta tolong.
Siapakah yang mendengarkan teriakan minta tolong mereka?
Hendaknya telinga kita peka untuk mendengarkan teriakan minta tolong
mereka, bangun dan melakukan sesuatu kepada saudara-saudari kita
yang mengalami kesulitan dan masalah hidup. Kepedulian kita mulai dari
hal-hal kecil akan semakin meneguhkan iman saudara-saudara kita
bahwa Tuhan yang peduli sedang bekerja melalui diri kita.

8. Mengevaluasi Diri
Mari kita lihat kembali bagaimana pengalaman berkomunio atau
persaudaraan kita. Berikut ini pertanyaan-pertanyaan penuntunnya.
a) Selama ini apakah di KBG kita sudah ada orang-orang yang setia
melakukan semangat persaudaraan dengan “berjalan bersama” atau
saling peduli dan solider sebagai saudara? Coba sebutkan siapa saja?
b) Selama ini apakah di KBG kita juga ada orang-orang yang memilih
menjauh dan kurang mau peduli dan solider kepada yang lain? Kalau ada
siapa sajakah mereka itu (tanpa menyebut nama)?
c) Selama ini apakah di KBG kita ada juga orang-orang yang merasa
tersingkir atau diasingkan dari KBG? Kalau ada siapa saja mereka (tanpa
menyebut nama)?

11
d) Menurut kita perlukah di KBG ini kita kembangkan semangat sebagai
“teman seperjalanan” yang peduli dan solider? Cara apa saja yang sudah
kita lakukan?
9. Penegasan
a. Paus Fransiskus berpesan,
1) Menerima orang asing berarti menerima Yesus sendiri (Mat 25:
40,45). Bagi seorang Kristiani, tanpa menyoal asal seseorang, ia tetap
dapat mengasihinya sebagai sesama ‘satu daging’ (bdk Yes 58: 7).
Poin kemanusiaan universal ini hendaknya mewarnai katekese Gereja
[Fratelli Tutti no. 84-86].

2) Kasih sejati mendorong keterbukaan kepada sesama sebagai


saudara-saudari; kasih mengarahkan orang kepada persaudaraan
universal. Orang yang matang dalam kasih tidak menjadikan diri
sendiri sebagai pusat. Kasih menjadikan orang mampu menerima
sesama. Yesus berkata: ‘kamu semua adalah saudara’ (Mat 23: 8).
Kesediaan membuka batas diri dan kelompok inilah yang kita
butuhkah dalam dunia sekarang [Fratelli Tutti no. 95-96].
b. Dokumen Keuskupan “Menjadi Gereja Partisipatif” mengatakan,
Gereja adalah persekutuan saudara-saudari, mengatasi pelbagai perbedaan
status sosial, suku, budaya, jabatan, jenis kelamin – tanpa sekat. Dalam
Gereja tidak boleh ada sikap mengasingkan, tetapi saling menghormati dan
mengakui sehati-sejiwa, saling memberi dan menerima untuk meningkatkan
persaudaraan demi pertumbuhan komunitas di mana setiap orang
mempunyai tempat.

2. Doa Permohonan
Kita sekarang diberi kesempatan untuk menyampaikan doa permohonan
secara spontan. Mari menyiapkan hati dengan hening sejenak (.....beberapa
saat......), dipersilahkan yang akan menyampaikan doa: ..............

Selanjutnya, mari kita doakan bersama doa Tahun Syukur Keuskupan:


Ya Allah Tritunggal, pada perayaan 100 Tahun Keuskupan Pangkalpinang,
kami mengucap syukur, atas pewartaan Injil yang berlangsung hingga saat
ini. Secara khusus, kami bersyukur: karena Allah Tritunggal menjadi jiwa
kesatuan kami; karena Kristus menjadi pusat hidup kami; karena Roh
Kudus mengobarkan semangat kami dalam melaksanakan misi.
12
Kami mohon, bimbingan-Mu: dalam proses perayaan syukur; dalam
refleksi dan evaluasi diri sebagai Gereja Partisipatif-Sinodal. Semoga
melalui perayaan 100 Tahun ini, kami menemukan rencana dan kehendak-
Mu agar semakin bersukacita dalam Kristus sebagai pusat hidup, semakin
teguh berkomunio, dan semakin sadar melaksanakan misi.
Syukur serta permohonan ini kami sampaikan kepada-Mu ya Allah
Tritunggal; bersama Bunda Maria, Bunda Gereja dan Bunda kami. Amin.
Bapa Kami dan Salam Maria.
Tanda Salib
Pengumuman

Jawaban Evaluasi diri dapat dikirimkan ke salah satu dari Tim di Paroki :
Tim Animasi Paroki Nomor WA
1.
2.
3.

13
14
15
16

Anda mungkin juga menyukai