Anda di halaman 1dari 6

BERTUMBUH DAN BERBUAH SERTA bermakna adanya sebuah

MENJADI BERKAT perubahan yang mengarah


Bacaan: Injil Markus 4: 30-32

I. Pendahuluan:
Umat yang terkasih di dalam
Tuhan Yesus Kristus
Saya teringat dengan ilustrasi
kotbah sulung Pdt. Samuel
Prasetyo yang mengatakan
bahwa “Bertumbuh itu ke
atas, bukan ke samping”.
Mengapa saya mengingat akan
hal itu? Karena seketika itu
juga Pdt. Sugeng Mulyanto
dengan nada bergurau,
berujar: “Wah, nyindir
pendetane senior”.

Sayapun dengan nada


guyonan menimpali dengan
berkata: “Bertumbuh itu bisa
kemana saja… terserah
maunya. Bisa ke atas, ke
samping bahkan
merambatpun jadi. Lalu kami
semua pun tertawa
hahahaaaa…

Apa itu bertumbuh?


Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), bertumbuh
adalah hidup dan bertambah
besar serta sempurna. Itu
artinya bertumbuh juga
kepada hal yang lebih baik dan Mengapa biji sesawi disebut
berdampak positip baik bagi paling kecil?
dirinya sendiri maupun pihak Karena ukurannya memang
lain. paling kecil dari antara segala
jenis benih yang ada di bumi.
II. Isi Kotbah:
Umat yang terkasih di dalam Biji sesawi itu kecil, namun
Tuhan Yesus Kristus. mempunyai daya untuk
Berbicara tentang bertumbuh. Itulah sebabnya
pertumbuhan, bacaan Alkitab pada waktu sudah tumbuh, ia
dari Injil Markus 4: 30-32 menjadi sangat kuat dan
memberikan gambaran berguna. Biji itu akan menjadi
tentang hal itu. pohon yang ukurannya lebih
besar dari segala sayuran yang
Bacaan kita ini merupakan lain. Ia menjadi pohon yang
perumpamaan Tuhan Yesus besar , dimana cabang-
tentang Kerajaan Allah. cabangnya menjadi tempat
Namun Kerajaan Allah dalam bersarang dan bernaung bagi
konteks Injil Markus ini tidak burung-burung.
menunjuk tentang suatu
tempat, melainkan suasana Dalam kualitas yang baik, dan
atau kondisi dimana Allah di bawah naungan dan
memerintah sebagai Raja. pemeliharaan serta berkat
Tuhan, benih yang kecil itu
Pada teks kita ini, Kerajaan mempunyai daya untuk
Allah diumpamakan seperti biji bertumbuh, berbuah dan
sesawi yang ditaburkan di berguna bagi pihak lain.
tanah. Di dunia Timur,
termasuk Israel, biji sesawi III. Penutup:
merupakan kiasan untuk Umat yang terkasih di dalam
sesuatu yang paling kecil. Tuhan Yesus Kristus.
Demikian pula kehidupan
Gereja Kristen Jawa Karangayu
Semarang, yang juga bisa
digambarkan sebagai benih
yang sangat kecil, karena pada Puji Tuhan, dengan semangat
mulanya di tahun 1967 gotong royong dan dukungan
hanyalah sebuah kelompok yang penuh dari segenap
kebaktian di Blok F GKJ warga gereja serta berkat
Semarang Barat yang terdiri penyertaan Tuhan, urusan
dari 28 KK dan 60 jiwa. tanah dan ijin pembangunan
gedung Gereja, dapat berhasil
Namun karena kegigihan dari dengan baik, sehingga pada
14 orang tokoh yang mendapat tanggal 31 Oktober 1969,
dukungan penuh dari warga bertepatan dengan Hari
gereja serta penyertaan Tuhan, Reformasi Gereja, Gedung
maka pada tanggal 3 gereja yang terletak di jalan
september 1967 dalam sebuah Puspanjolo barat raya no 23
peribadatan Minggu yang Semarang diresmikan dengan
dipimpin oleh Pdt. Soelaksono nama Elim, yang bermakna
Kusumowarsito, kelompok sebagai “Tempat berlindung
kebaktian yang beribadah di dan membekali diri menuju
rumah Bapak Sumarwi, di Jalan tanah harapan”.
Puspowarno Raya no 10
Seiring berjalannya waktu
Semarang ini ditetapkan
karena kegigihan dan semangat
sebagai Pepanthan. Dengan
gotong royong serta mendapat
nama “Pepanthan Kristen Jawi
dukungan penuh dari segenap
Kilen Lepen”.
warga Gereja, sehingga setelah
Langkah selanjutnya yang dipandang mampu secara
dipikirkan oleh Majelis Gereja Daya, Dana dan Teologia
adalah memikirkan sebidang sebagai Gereja Dewasa maka
tanah guna mendirikan gedung pada tanggal 31 Oktober 1970,
gereja sebagai tempat didewasakanlah Pepanthan
kebaktian yang lebih layak. Kristen Jawi Kilen Lepen”
menjadi Gereja Dewasa
dengan nama GKJ Karangayu.
Dengan harapan menjadi
Gereja Dewasa yang warga
gerejanya berparas “cantik
atau tampan” bukan hanya
secara fisik saja namun juga
Tentu fase-fase pertumbuhan
batiniahnya bagi kemuliaan
yang dimulai dari berakar,
Tuhan dan kasih bagi sesama
bertumbuh dan berkembang
dan dunia.
adalah saling mengkait satu
Hari ini 31 Oktober 2020 tepat dengan yang lain dan tidak
50 tahun perjalanan Gereja dapat terpisahkan, bahkan
Kristen Jawa dalam merupakan satu kesatuan atau
mengembangkan layarnya di manunggal sebab tanpa akar
laut yang seram. 50 tahun yang kuat tidak bisa
tentu bukanlah perjalanan bertumbuh, dengan
yang singkat, karena setengah pertumbuhan yang baik akan
abad tersendiri waktu yang berkembang dan
sudah dilampaui. Ada suka menghasilkan buah yang lebat
duka, manis pahit, tawa tangis, dan enak.
tenang tegang, mewarnai
Puji Tuhan dalam usianya yang
pergumulan dan pergulatan
ke-50 tahun ini dari yang
GKJ Karangayu Semarang.
semula hanya 14 KK dan 60
Berdasarkan buku Sejarah Jiwa. Saat ini secara kwantitas
Gereja GKJ Karangayu, terlihat jumlah warga Gereja GKJ
secara runtut dan jelas Karangayu bertambah pesat
perjalanan GKJ Karangayu dari menjadi 405 KK dan 1064 Jiwa
masa berakarnya (sebelum dengan memiliki 2 pepanthan
tahun 1970), pertumbuhannya yakni Dawung dan Ringintelu,
(tahun 1971-1985) dan meski ditengah menjamurnya
perkembangannya ( tahun kehadiran gereja-gereja baru
1986-2000). Itu berarti mulai dengan berbagai denominasi
tahun 2001 sampai seterusnya) ataupun alirannya di kota
adalah masa berbuahnya. Semarang dan sekitarnya.
Secara kualitas Kesaksian dan
pelayanan yang dilakukan juga
semakin Missioner dengan
memiliki RENSTRA (Rencana
Strategis) dengan visi dan misi dan terus… berjalan serta tidak
yang jelas dan terarah sehingga boleh berhenti!!!
capaian yang diharapkan dapat
Menurut Pdt. Handi Hadi
lebih terukur.
Witanto, Ph. D. (Dosen
Banyak sudah capaian-capaian Pembangunan Jemaat Fak.
yang sudah dilakukan. Hal ini Teologi UKDW). Kehidupan
tentu tidak terlepas dari Gereja saat ini diperhadapkan
anugerah, penyertaan dan dengan tantangan teknologi
pimpinan Tuhan Yesus sendiri digital dan internet yang tentu
selaku pemilik dan yang juga harus menyiapkan kultur
Empunya GerejaNya serta Gereja, seperti: Ibadah secara
perjuangan dari para online yang tentu masih
pendahulu kita dan juga para menjadi pergumulan
Pendeta yang kini telah tersendiri. Demikian pula di
meninggal dunia, seperti: Pdt tengah situasi masyarakat
Isman, Pdt. Pracaya, dan Pdt. pada masa dan pasca
Soedarsono serta peran aktif pandemic, Serta persoalan
secara kompak dari segenap diakonia mendesak. Ada tiga
warga Gereja GKJ Karangayu. persoalan yaitu: Masalah
Kesehatan: Pelayanan dan
Tentu kita kita boleh berpuas
jaminan Kesehatan
diri apalagi sampai lengah.
Masyarakat, Masalah
Sebab Gereja yang bagaikan
Psikologis: Pelayanan dan
perahu itu harus terus
bantuan bagi mereka yang
mengembangkan layarnya di
mengalami depresi dan
lautan yang seram sampai tiba
Masalahan Ketahanan Sosial-
di labuhan yang teduh (pada
ekonomi: Pelayanan dan
akhir zaman).
jaminan ketersediaan (dana)
Itu artinya perjuangan, pendidikan), sistem dukungan
pergulatan kita bersama ekonomi untuk masyarakat
sebagai komunitas orang kecil, peluang ekonomi
percaya atau Gereja di tengah berkelanjutan.
dunia ini, masih harus terus
Pertanyaan Reflektif bagi kita
semua adalah:
Apa yang sudah dan akan
Gereja lakukan???
Di moment 50 tahun GKJ
Karangayu. Inilah saatnya kita
menjadi Gereja yang Melayani
dan Misional dalam rangka
turut menghadirkan Kerajaan
Allah. Sehingga semakin
bertumbuh dan berbuah bagi
sesama dan dunia. Semakin
diberkati dan semakin
memberkati.
Amin

Anda mungkin juga menyukai