S T T A IM I
OLEH :
IMANUEL PRASETYO AJI
DISERAHKAN KEPADA :
Pdt. ANDREAS MULUD Y., M. Th
SEBAGAI DOSEN PEMBINAAN WARGA GEREJA
SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia yang telah diberikan,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat menunjang nilai dan menyelesaikan tugas dalam
mata kuliah psikologi umum. Makalah ini saya akui masih memiliki banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki masih kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada dosen
PENDAHULUAN
`Pembinaan warga gereja merupakan satu bagian penting dalam proses perintisan.
Istilah pembinaan berasal dari kata bina, yang berarti mengusahakan sesuatu agar lebih
maju.1 Pembinaan sendiri memiliki arti proses, cara, usaha, dan kegiatan yang dilakukan
secara efesien dan efektif untuk memperoleh hasil lebih baik. 2 Poerwadarmita
mengungkapkan bahwa, “suatu usah, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya
Istilah warga gereja dalam bahasa Yunani ialah laikoi yang berarti semua anggota dalam
tubuh Kristus, yaitu gereja secara rohaniah telah menerima Kristus sebagai Juruslamat dan
terdaftar sebagai anggota dalam sebuah gereja local yang turut mengambil bagian dalam
pelayanan gerejawi. Dengan demikian semua orang yang telah dibaptis adalahwarga gereja,
termasuk pendeta dan semua pelayan Tuhan lainnya yang ada dalam gereja.
Gereja adalah lembaga persekutuan orang percaya yang dibentuk oleh Allah
Kristus yang bergerak bersama dengan sebuah komitmen untuk hidup di dalam kebenaran
1
KBBI, “Bina”, https://kbbi.web.id/bina, (diakses Selasa 22 Mei 2018, pukul 11:13 WIB).
2
KBBI, “Bina”, https://kbbi.web.id/bina, (diakses Selasa 22 Mei 2018, pukul 11:16 WIB).
3
Andreas Mulud, “Diktat Pembinaan Warga gereja”, Surakarta, 2018.
Firman Allah. Gerak kehidupan orang percaya bukan untuk sebuah tujuan yang sifatnya
Ada pun rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dan penulisan ini adalah:
Sumber penulisan ini berasal dari buku pembinaan warga gereja dan internet.
BAB II
A. Pengertian Gereja
Gereja (bahasa Inggris: Church) adalah suatu kata bahasa Indonesia yang berarti suatu
perkumpulan atau lembaga dari penganut iman Kristiani. Istilah Yunani ἐκκλησία, yang
muncul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen biasanya diterjemahkan sebagai
"jemaat/umat". Istilah ini muncul dalam 2 ayat dari Injil Matius, 24 ayat dari Kisah Para
Rasul, 58 ayat dari surat Rasul Paulus, 2 ayat dari Surat kepada Orang Ibrani, 1 ayat dari
Surat Yakobus, 3 ayat dari Surat Yohanes yang Ketiga, dan 19 ayat dari Kitab Wahyu.4
Gereja adalah lembaga persekutuan orang percaya yang dibentuk oleh Allah berdasarkan
kasih Kristus. Di dalam persekutuan tersebut hidup anggota-anggota tubuh Kristus yang
bergerak bersama dengan sebuah komitmen untuk hidup di dalam kebenaran firman Allah.
Gerak kehidupan orang percaya bukan untuk sebuah tujuan yang sifatnya duniawi tetapi gerak
kehidupan dinamis dan memiliki dimensi kekekalan. Tujuan kehidupan yang dibangun di
dalam persekutuan tersebut adalah memuliakan Nama Tuhan Yesus sebagai ungkapan syukur
Tidak ada lembaga atau organisasi yang seerat kesatuan tubuh Kristus. Perbedaan
tersebut jelas nampak dari beberapa dasar kehidupan persekutuan itu, yaitu:
B. Pertumbuhan Gereja
Di dalam kitab Kisah Para Rasul, segi kuantitas dari pertumbuhan gereja mula-mula
terlihat jelas. Gereja mula-mula yang awalnya terdiri hanya dari 120 orang (Kisah Para
Rasul 1:15) bertambah jumlahnya menjadi 3000 orang (Kisah Para Rasul 2:41), lalu
4
Wikipedia, “Gereja”, https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja, (diakses Selasa, 22 Mei 2018, pukul: 12.30 WIB).
tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka (Kisah Para Rasul 2:47), sehingga menjadi
5000 orang (Kisah Para Rasul 4:4), bahkan jumlah ini terus meningkat di mana dituliskan
peningkatan itu dengan “banyak orang, semua orang, hampir seluruh kota, banyak
Ini berarti gereja tidak bisa disebut bertumbuh ketika tiada penambahan jumlah
anggotanya, sekalipun gereja tersebut memiliki gedung yang megah, uang yang banyak, dan
mempunyai banyak kegitan di dalamnya. Michel Griffiths berkata, “Kita tidak bisa
membangun Bait baru tanpa menambah jumlah batu-batu hidup.”5 Keberhasilan gereja
dalam mengemban tugas dari Tuhan Yesus dapat dilihat dari bertambahnya jumlah
orang yang menjadi percaya sebagai hasil pelayanan dari gereja yang bersangkutan dan
mendapat penggembalaan dari gereja tersebut. Vergil Gerber mengatakan “Sekalipun hal
tersebut bukanlah satu-satunya ukuran bagi gereja yang berhasil, tetapi kesuksesan gereja
dalam mengemban tugas sebagian besar dapat dilihat dari kuantitas yang bertambah”.6
Gereja mula-mula pun menampakkan kedua aspek pertumbuhan ini, dimana “Gereja
mula-mula bukan hanya bertumbuh secara jumlah tetapi juga dalam mutu imam anggota-
anggota jemaat. Kunci pertumbuhan kualitas adalah menjadikan murid Kristus dewasa dan
sempurna melalui pengajaran sehat tentang firman Allah (Kolose 1:28), dan kedewasaan
itu membuat jemaat bertanggung jawab dalam gereja Tuhan, memberikan perannya
dalam perkembangan gereja selanjutnya. Tentang hal ini, Michael Griffiths berkata,
“Tidak cukup menambah jumlah batu atau bahkan jumlah tumpukan batu. Batu-batu itu
harus dibangun menjadi suatu bangunan permanen, kuat dan dibangun indah.”7
5
Michael Griffiths, Gereja dan Panggilan Masa Kini (Jakarta: BPK Gunung Mulia,n.d),80.
6
Vergil Gerber, Pedoman Pertumbuhan Gereja/Penginjilan (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,1973),25.
7
Michael Griffiths, Gereja dan Panggilan Masa Kini (Jakarta: BPK Gunung Mulia,n.d),83.
Hal ini seharusnya diperhatikan oleh gereja-gereja Tuhan masa kini, dan bukan
Ada beberapa hal yang menjadi dasar pertumbuhan Gereja yang sering kita lihat dalam
a. Doa
b. Pemuridan
d. Penginjilan
e. Roh Kudus
1. Doa
Gereja adalah ciptaan Allah dan Yesus Kristus adalah kepalanya. Kehidupan
mengalir dari keberadaan-Nya di dalam Gereja, dan pertumbuhan terjadi oleh karena
peranan dari Dia yang maha kuasa. Jika kita yakin bahwa pertumbuhan berasal dari Allah
dan dengan demikian bersifat supranatural dan kita juga yakin bahwa kita bergantung
kepada-Nya untuk hasil-hasil yang kekal, maka doa menempati urutan teratas dari daftar
Perubahan rohani yang sejati akan terjadi olch karena seringnya doa yang kita
gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam Matius : 26 : 41, "Berjaga-jagalah dan
berdoalah supaya kamu jangan jatuh kedalam pencobaan roh memang penurut tetapi
daging lemah" Tuhan Yesus memberikan peringatan kepada murid-murid agar mereka
tetap menghidupkan doa-doa agar kita tidak jatuh dalam pencobaan. Rasul Paulus juga
menuliskan kepada jemaat Tesalonika agar mereka tetap berdoa (1 Tes : 5 : 17).
2. Pemuridan
Prinsip pemuridan merupakan hal yang penting dalam memahami kesehatan dan
pertumbuhan gereja. Pemuridan merupakan salah satu dasar dari pertumbuhan gereja,
karena pemuridan terletak pada pusat dari tujuan Gereja lokal merupakan metode Allah
untuk memenuhi Amanat Agung ( Mat : 28 : 18-20 ), yakni untuk menjadikan Murid.
Memisahkan dari tujuan ini membuat gereja menjadi satu organisasi sosial yang baik.
Gereja ada bukan suatu tujuan lain selain dari menciptakan jenis orang-orang yang
berbeda. Gereja telah di rancang oleh Allah dengan segala sesuatu yang di perlukan untuk
memuridkan orang.
Komunitas sel yang sering di sebut kelompok kecil sudah sering di pakai oleh
Tuhan untuk mencapai tujuanya yang mulia. Dalam kitab keluaran 18, Allah melalui
kebutuhan orang-orang keluar dari tanah Mesir sehingga rencana Tuhan tercapai. Kisah
Para rasul 2:46 mengatakan bahwa, mereka memecahkan roti di rumah masing-masing
secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati. Maka
4. Penginjilan
kesehatan gereja. Gereja tidak akan bertumbuh kalau gereja tidak mengadakan
penginjilan keluar. Tekanan dalam Kisah Para Rasul pada pengaruh gereja dalam
lingkaran yang selalu belimpah luas, sampai ke seluruh dunia merasakan dampaknya.
(Kis. 1:8). Dalam 1 Tesalonika 1:7-8, Paulus menyatakan kekaguman dan sukacitanya. Ia
memberitahu gereja di Tesalonika bahwa Iman mereka telah terkenal dan telah
Beberapa orang telah berusaha untuk mengambil bentuk metodologi dan latihan
dengan hasil yang tidak bertahan lama. Tekanan adalah pada semangat berstruktur,
pendekatan perorangan, merupakan sifat alamiah, jika penginjilan tidak di lakukan dalam
hubungan dalam gereja. Ini biasanya merupakan latihan yang terbaik untuk
menyampaikan berita dasar Injil, tetapi tidak berpusat pada penggabungkan orang
5. Roh Kudus
Dia tidak meninggalkan kita sebagai yatim piatu. Dia akan mengirim seorang
penolong yang lain (Yoh. 14:18). Di dalam pertumbuhan gereja sudah barang tentu
adalah peranan dari Roh Kudus yang paling besar. Peranan dari Roh Kudus yang paling
kepercayaan bahwa pada hakekatnya manusia adalah baik. Dengan demikian diabaikan
kebutuhan orang bimbingan akan anugrah dan penebusan Kristus, dan orang tetap
berpegang pada kebenaran dirinya sendiri yang akhirnya membawa kepada keputusasaan.
Cara Roh Kudus bekerja adalah sebagai berikut:
Roh Kudus melakukan tugas pembaharuan budi pekerti melalui beberapa saluran
terjadi dalam anugrah, ketidakpastian dan ketegangan masalah ini di rasakan hampir
setiap pendeta. Tetapi ketakutan dan ketidak pastian, sudah waktunya untuk
memeriksa kembali sikap sebagai orang kristen, dan faktor yang penting dalam
pemeriksaan kembali itu memberikan tempat yang layak kepada Roh Kudus.
Di dalam Firman Tuhan dikatakan "Siapakali yang mempesona kamu, kamu telah
mulai dengan Roh, apakah kamu mau mengakhirinya di dalam daging? (Gal. 3:1,3).
Alkitab. Alkitab di berikan untuk tujuan tersebut dan sangat berkuasa bila di
pergunakan (II Tim. 3:16,17). Dipimpin oleh Roh (Gal. 5:18), misalnya, haruslah di
mengerti bukan sebagai dipimpin terpisah dari Firman itu. istilah dipimpin bukan
menunjuk flada (perasaan batin atau desakam ataupun pengilhaman secara istimewa).
Pokok yang di perhatikan adalah karena Roh Kudus mengunakan Firma-Nya dalam
ilmu sekuler. Ada kemungkinan seseorang dapat kesan bahwa pertolongan Roh
Kudus sudah di gantikan oleh metode-metode yang lain dan tehnik-tehnik
manusiawi. Sesungguhnya kesan ini salah, metodologi dan tehnik, keahlian dan
menggunakan bakat tidak di ilhamkan oleh Roh Kudus. Penyebab adanya perbedaan
adalah sikap dan motivasi seseorang, apakah dia bersandar pada usahanya sendiri,
bersandar pada metode dan tehnik atau dia menyadari ketidak mampuanya sehingga
dia bersandar pada pimpinan dari Roh Kudus. Semua keahlian itu dapat juga di
pergunakan dalam penyerahan total kepada Roh Kudus, demi kemuliaan Allah dan
masili menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan dari pada Roh Kudus, tidak
dapat di analisa oleh pemikiran manusia. Tuhanlah yang bekerja dalam gereja dengan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap gereja yang bertumbuh mempunyai dampak kepada orang-orang lain terutama
orang yang ada di sekitar gereja tersebut. Gereja Tuhan adalah kepanjangan tangan dari Tubuh
Kristus.
Di dalain 1 Korintus 12 - 14 memberi jawaban, bagaimana cara tubuh itu berfungsi. Rasul
Paulus memulai Pasal 12 dengan mengatakan, "sekarang tentang karunia-karunia Roh, Aku
Paulus sebelum la mulai membicarakan bagaimana Tubuh itu akan melayani bersama-sama.
Lalu ia menguraikan aneka ragam pelayanan yang terdapat dalam Tubuh Kristus.
Ada rupa-rupa karunia ada rupa-rupa pengurusan pelayanan atau jasa, ada rupa-rupa
pekerjaan (ketaatan). Tetapi semuanya adalah pekerjaan Roh yang sama. Sesungguhnya Allah
yang bekerja melalui semuanya itu di dalam semua anggota Tubuh Kristus. Kita perlu melihat
dengan jelas gambaran yang di lukiskan oleh Rasul Paulus. Di dalam Kristus terdapat
kesempurnaan dari semua pelayanan, karunia dan pekerjaan. Ia adalah semua di dalam segala-
menjadi banyak bagian yang kecil-kecil, yang dibagikan oleh Roh Allah kepada masing-
masing anggota dari Tubuh Kristus. Kita telah dijadikan peserta dalam pelayanan Kristus.
Sebagaimana setiap bagian dari tubuh jasmani mempunyai fungsi tertentu, demikian juga
dengan gereja Tuhan yang bertumbuh harus mempunyai fungsi yang bermanfaat bagi
masyarakat, bangsa dan negara dan dunia. Gereja dapat berfungsi dengan baik, apabila tiap
bagian dari gereja melakukan apa yang memang di rencanakan Allah baginya. Salah satu
contoh yang tertulis dalam Firman Tuhan dalam Injil Matius 5:13-16 di sini dikatakan, “kamu
adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia di asinkan? Tidak ada
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagi pula orang tidak menyalakan pelita dan meletakkanya di bawah gantang, melainkan di
atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya
terangmu bercahaya didepan semua orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik
Gereja Tuhan adalah menjadi saksi dan menjadi terang di dalam dunia ini. Dunia yang
penuh dengan kegelapan, maka salah satu fungsi dari gereja adalah sebagai lampu penerang
dalam dunia. Gereja menjadi saksi yang nyata dan menjadi garam yang dapat mengawetkan
orang-orang yang sudah menjadi busuk di pemandangan Allah. Dalam kehidupan orang-orang
yang percaya, sebagaimana di atas telah kita uraikan bahwa gereja bukanlah hanya organisasi
Gereja bertanggung jawab kepada Allah yang adalah kepala dari gereja itu sendiri. Allah
menyebut gereja sebagi bait Allah ( Efesus 2 :3 : 16-17 ). Di dalam Kitab (Yeh^uiel 3 : 18-21)
Pada masa Perjanjian Lama Allah memang tinggal dalam bait suci yang jasmani, tetapi dalam
Perjanjian Baru menyebut adanya bait suci yang rohani. Bait suci Perjanjian Lama hanya
merupakan gambaran mengenai bait Allah yang rohani dalam Perjanjian Baru. Yesus
mengenai bait Allah yang telah di bangun kembali oh raja Herodes. Yesus berkata "Rombak
bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Maksud dari pada
Yesus adalah tubuhNya sendiri" (Yoh. 2:19,21). Di sini membedakan antara tubuhNya
Di masa kini kitalah yang menjadi satu tubuh dari Yesus, dan dengan itu kita juga yang di
maksudkan sebagai Bait Allah tersebut. Yesus sendiri yang membangun bait suci ini (Matius
16:18), tetapi la memakai berbagai pelayanan yang telah di tempatka-Nya di dalam tubuhNya
untuk melakukan berbagai pekerjaan. Kristus sendiri adalah Batu penjuru (Ef. 2:20), dan
pondasi telah diletakkan oleh Para Rasul dan nabi (Ef. 2:20 ; Ibr. 6:1-2), tetapi kita semua
mempunyai bagian melalui pelayanan kasih kita untuk membangun dan membina bait suci itu
(Ef. 4:16). Tiap anggota Tubuh Kristus juga menjadi sebuah batu yang hidup, dan mendapat
tempatnya masing-masing dalam struktur bangunan bait suci (1 Pet. 2;5) Tentu masih banyak
yang dilakukan di dalam gereja untuk berfungsi sebagai bait Allah. Bangunan gereja
merupakan bangunan dari batu-batu yang hidup dan yang bertumbuh terus mengarah kepada
kesempurnaan. Apabila gereja yang sudah bertumbuh tentu berfungsi sebagai alat yang dapat
dipakai oleh Tuhan dalam menjalankan misinya dalam dunia ini dan indah dalam
pemandangan Tuhan. Maka nama Tuhan dipermuliakan di dunia ini lewat dari gereja-Nya.
B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terjadi
kesalahan, baik dari segi isi (materi) dan sistematika penulisan. Oleh karena itu, penulis
meminta sumbangsi saran dan pemikiran yang sifatnya membangun, demi kesempurnaan
makalah ini, sehingga menjadi suatu bahan bacaan yang dapat bermanfaat untuk setiap orang
yang membacanya. Demikian pembahasan materi makalah ini yang telah dibuat. Semoga