Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERANAN GEREJA DALAM PERTUMBUHAN KUANTITATIF

S T T A IM I
OLEH :
IMANUEL PRASETYO AJI

DISERAHKAN KEPADA :
Pdt. ANDREAS MULUD Y., M. Th
SEBAGAI DOSEN PEMBINAAN WARGA GEREJA

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI


AGAPE INDONESIA MISSI INTERNASIONAL
Jl. Kalisimpang No. 23, Jagalan – Surakarta
No. Tlp. (0271) 6477963, Kode Pos 57124

SURAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia yang telah diberikan,

sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang

sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat menunjang nilai dan menyelesaikan tugas dalam

mata kuliah psikologi umum. Makalah ini saya akui masih memiliki banyak kekurangan karena

pengalaman yang saya miliki masih kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada dosen

pengampu maupun pembaca untuk memberikan masukan–masukan yang bersifat membangun

untuk kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 22 Mei 2018

Imanuel Prasetyo Aji


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

`Pembinaan warga gereja merupakan satu bagian penting dalam proses perintisan.

Istilah pembinaan berasal dari kata bina, yang berarti mengusahakan sesuatu agar lebih

maju.1 Pembinaan sendiri memiliki arti proses, cara, usaha, dan kegiatan yang dilakukan

secara efesien dan efektif untuk memperoleh hasil lebih baik. 2 Poerwadarmita

mengungkapkan bahwa, “suatu usah, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya

guna berhasil untuk memperoleh hasil yang lebih baik.”

Istilah warga gereja dalam bahasa Yunani ialah laikoi yang berarti semua anggota dalam

tubuh Kristus, yaitu gereja secara rohaniah telah menerima Kristus sebagai Juruslamat dan

terdaftar sebagai anggota dalam sebuah gereja local yang turut mengambil bagian dalam

pelayanan gerejawi. Dengan demikian semua orang yang telah dibaptis adalahwarga gereja,

termasuk pendeta dan semua pelayan Tuhan lainnya yang ada dalam gereja.

Berdasarkan pengertiannya, pembinaan warga gereja adalah suatu usaha pembinaan


yang berpusat pada Kristus, berdasarkan pengajaran Alkitab dan merupakanproses untuk
menghubungkan kehidupan jemaat dengan Firman Tuhan melalui membimbing dan
mendewasakannya dalam Kristus melalui kuasa Roh Kudus.3

Gereja adalah lembaga persekutuan orang percaya yang dibentuk oleh Allah

berdasarkan kasih Kristus. Di dalam persekutuan tersebut hidup anggota-anggota tubuh

Kristus yang bergerak bersama dengan sebuah komitmen untuk hidup di dalam kebenaran

1
KBBI, “Bina”, https://kbbi.web.id/bina, (diakses Selasa 22 Mei 2018, pukul 11:13 WIB).
2
KBBI, “Bina”, https://kbbi.web.id/bina, (diakses Selasa 22 Mei 2018, pukul 11:16 WIB).
3
Andreas Mulud, “Diktat Pembinaan Warga gereja”, Surakarta, 2018.
Firman Allah. Gerak kehidupan orang percaya bukan untuk sebuah tujuan yang sifatnya

duniawi tetapi gerak kehidupan dinamis dan memiliki dimensi kekekalan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Ada pun rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan gereja?

2. Apa arti perumbuhan gereja?

1.3 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dan penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui definisi gereja

2. Untuk mengetahui arti pertumbuhan gereja

1.4 SUMBER DATA

Sumber penulisan ini berasal dari buku pembinaan warga gereja dan internet.
BAB II

A. Pengertian Gereja

Gereja (bahasa Inggris: Church) adalah suatu kata bahasa Indonesia yang berarti suatu
perkumpulan atau lembaga dari penganut iman Kristiani. Istilah Yunani ἐκκλησία, yang
muncul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen biasanya diterjemahkan sebagai
"jemaat/umat". Istilah ini muncul dalam 2 ayat dari Injil Matius, 24 ayat dari Kisah Para
Rasul, 58 ayat dari surat Rasul Paulus, 2 ayat dari Surat kepada Orang Ibrani, 1 ayat dari
Surat Yakobus, 3 ayat dari Surat Yohanes yang Ketiga, dan 19 ayat dari Kitab Wahyu.4

Gereja adalah lembaga persekutuan orang percaya yang dibentuk oleh Allah berdasarkan

kasih Kristus. Di dalam persekutuan tersebut hidup anggota-anggota tubuh Kristus yang

bergerak bersama dengan sebuah komitmen untuk hidup di dalam kebenaran firman Allah.

Gerak kehidupan orang percaya bukan untuk sebuah tujuan yang sifatnya duniawi tetapi gerak

kehidupan dinamis dan memiliki dimensi kekekalan. Tujuan kehidupan yang dibangun di

dalam persekutuan tersebut adalah memuliakan Nama Tuhan Yesus sebagai ungkapan syukur

atas anugerah kehidupan dan keselamatan.

Tidak ada lembaga atau organisasi yang seerat kesatuan tubuh Kristus. Perbedaan

tersebut jelas nampak dari beberapa dasar kehidupan persekutuan itu, yaitu:

1. Berdasarkan kasih Kristus

2. Kehidupan saling mengampuni

3. Kehidupan saling Mendoakan

4. Kehidupan pelayanan berdasarkan karunia Rohani

B. Pertumbuhan Gereja

Di dalam kitab Kisah Para Rasul, segi kuantitas dari pertumbuhan gereja mula-mula

terlihat jelas. Gereja mula-mula yang awalnya terdiri hanya dari 120 orang (Kisah Para

Rasul 1:15) bertambah jumlahnya menjadi 3000 orang (Kisah Para Rasul 2:41), lalu

4
Wikipedia, “Gereja”, https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja, (diakses Selasa, 22 Mei 2018, pukul: 12.30 WIB).
tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka (Kisah Para Rasul 2:47), sehingga menjadi

5000 orang (Kisah Para Rasul 4:4), bahkan jumlah ini terus meningkat di mana dituliskan

peningkatan itu dengan “banyak orang, semua orang, hampir seluruh kota, banyak

murid, bertambah besar jumlahnya (Kisah Para Rasul 13:43-44,48;14:21;16:5;17:4,12).

Ini berarti gereja tidak bisa disebut bertumbuh ketika tiada penambahan jumlah

anggotanya, sekalipun gereja tersebut memiliki gedung yang megah, uang yang banyak, dan

mempunyai banyak kegitan di dalamnya. Michel Griffiths berkata, “Kita tidak bisa

membangun Bait baru tanpa menambah jumlah batu-batu hidup.”5 Keberhasilan gereja

dalam mengemban tugas dari Tuhan Yesus dapat dilihat dari bertambahnya jumlah

orang yang menjadi percaya sebagai hasil pelayanan dari gereja yang bersangkutan dan

mendapat penggembalaan dari gereja tersebut. Vergil Gerber mengatakan “Sekalipun hal

tersebut bukanlah satu-satunya ukuran bagi gereja yang berhasil, tetapi kesuksesan gereja

dalam mengemban tugas sebagian besar dapat dilihat dari kuantitas yang bertambah”.6

Gereja mula-mula pun menampakkan kedua aspek pertumbuhan ini, dimana “Gereja

mula-mula bukan hanya bertumbuh secara jumlah tetapi juga dalam mutu imam anggota-

anggota jemaat. Kunci pertumbuhan kualitas adalah menjadikan murid Kristus dewasa dan

sempurna melalui pengajaran sehat tentang firman Allah (Kolose 1:28), dan kedewasaan

itu membuat jemaat bertanggung jawab dalam gereja Tuhan, memberikan perannya

dalam perkembangan gereja selanjutnya. Tentang hal ini, Michael Griffiths berkata,

“Tidak cukup menambah jumlah batu atau bahkan jumlah tumpukan batu. Batu-batu itu

harus dibangun menjadi suatu bangunan permanen, kuat dan dibangun indah.”7

5
Michael Griffiths, Gereja dan Panggilan Masa Kini (Jakarta: BPK Gunung Mulia,n.d),80.
6
Vergil Gerber, Pedoman Pertumbuhan Gereja/Penginjilan (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,1973),25.
7
Michael Griffiths, Gereja dan Panggilan Masa Kini (Jakarta: BPK Gunung Mulia,n.d),83.
Hal ini seharusnya diperhatikan oleh gereja-gereja Tuhan masa kini, dan bukan

sekedar mengejar penambahan jumlah, tanpa memerhatikan kualitas jemaat. Dengan

kualitas yang baik, otomatis terjadi pertumbuhan jumlah.

Ada beberapa hal yang menjadi dasar pertumbuhan Gereja yang sering kita lihat dalam

kehidupan Gereja pada saat ini :

a. Doa

b. Pemuridan

c. Sel Grup ( Komsel )

d. Penginjilan

e. Roh Kudus

1. Doa

Gereja adalah ciptaan Allah dan Yesus Kristus adalah kepalanya. Kehidupan

mengalir dari keberadaan-Nya di dalam Gereja, dan pertumbuhan terjadi oleh karena

peranan dari Dia yang maha kuasa. Jika kita yakin bahwa pertumbuhan berasal dari Allah

dan dengan demikian bersifat supranatural dan kita juga yakin bahwa kita bergantung

kepada-Nya untuk hasil-hasil yang kekal, maka doa menempati urutan teratas dari daftar

kegiatan yang lain.

Perubahan rohani yang sejati akan terjadi olch karena seringnya doa yang kita

gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam Matius : 26 : 41, "Berjaga-jagalah dan

berdoalah supaya kamu jangan jatuh kedalam pencobaan roh memang penurut tetapi

daging lemah" Tuhan Yesus memberikan peringatan kepada murid-murid agar mereka

tetap menghidupkan doa-doa agar kita tidak jatuh dalam pencobaan. Rasul Paulus juga

menuliskan kepada jemaat Tesalonika agar mereka tetap berdoa (1 Tes : 5 : 17).
2. Pemuridan

Prinsip pemuridan merupakan hal yang penting dalam memahami kesehatan dan

pertumbuhan gereja. Pemuridan merupakan salah satu dasar dari pertumbuhan gereja,

karena pemuridan terletak pada pusat dari tujuan Gereja lokal merupakan metode Allah

untuk memenuhi Amanat Agung ( Mat : 28 : 18-20 ), yakni untuk menjadikan Murid.

Memisahkan dari tujuan ini membuat gereja menjadi satu organisasi sosial yang baik.

Pemuridan akan menyenangkan dan mengairahkan pelayanan dan perkembangan gereja.

Gereja ada bukan suatu tujuan lain selain dari menciptakan jenis orang-orang yang

berbeda. Gereja telah di rancang oleh Allah dengan segala sesuatu yang di perlukan untuk

memuridkan orang.

3. Sel Grup (Komsel)

Komunitas sel yang sering di sebut kelompok kecil sudah sering di pakai oleh

Tuhan untuk mencapai tujuanya yang mulia. Dalam kitab keluaran 18, Allah melalui

Musa membagi-bagi umat-Nya menjadi kelompok-kelompok kecil untuk memenuhi

kebutuhan orang-orang keluar dari tanah Mesir sehingga rencana Tuhan tercapai. Kisah

Para rasul 2:46 mengatakan bahwa, mereka memecahkan roti di rumah masing-masing

secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati. Maka

mereka memuji, memuliakan Tuhan bersama-sama dengan gembira. Dengan demikian

jumlah mereka bertambah banyak.

4. Penginjilan

Penginjilan merupakan pusat dari setiap pembicaraan, pertumbuhan, atau

kesehatan gereja. Gereja tidak akan bertumbuh kalau gereja tidak mengadakan

penginjilan keluar. Tekanan dalam Kisah Para Rasul pada pengaruh gereja dalam
lingkaran yang selalu belimpah luas, sampai ke seluruh dunia merasakan dampaknya.

(Kis. 1:8). Dalam 1 Tesalonika 1:7-8, Paulus menyatakan kekaguman dan sukacitanya. Ia

memberitahu gereja di Tesalonika bahwa Iman mereka telah terkenal dan telah

memberikan dampak untuk terhubung jauh dari tempat mereka.

Beberapa orang telah berusaha untuk mengambil bentuk metodologi dan latihan

dengan hasil yang tidak bertahan lama. Tekanan adalah pada semangat berstruktur,

pendekatan perorangan, merupakan sifat alamiah, jika penginjilan tidak di lakukan dalam

hubungan dalam gereja. Ini biasanya merupakan latihan yang terbaik untuk

menyampaikan berita dasar Injil, tetapi tidak berpusat pada penggabungkan orang

percaya baru dalam gereja.

5. Roh Kudus

Dia tidak meninggalkan kita sebagai yatim piatu. Dia akan mengirim seorang

penolong yang lain (Yoh. 14:18). Di dalam pertumbuhan gereja sudah barang tentu

adalah peranan dari Roh Kudus yang paling besar. Peranan dari Roh Kudus yang paling

dominan membimbing orang-orang datang kepada Tuhan. Pembimbingan yang efektif

tidak dapat di lakukan tanpa pimpinan-Nya, Ia disebut paraclete (pendamping) yang

menggantikan Kristus bagi murid-murid-Nya.

Mengabaikan Roh Kudus merupakan penolakan yang sangat buruk dan

kepercayaan bahwa pada hakekatnya manusia adalah baik. Dengan demikian diabaikan

kebutuhan orang bimbingan akan anugrah dan penebusan Kristus, dan orang tetap

berpegang pada kebenaran dirinya sendiri yang akhirnya membawa kepada keputusasaan.
Cara Roh Kudus bekerja adalah sebagai berikut:

1. Roh Kudus bekerja dengan bermacam cara.

Roh Kudus melakukan tugas pembaharuan budi pekerti melalui beberapa saluran

anugrah. Ia memakai Firman Allah, sakramen-sakramen, dan doa. Perubahan hanya

terjadi dalam anugrah, ketidakpastian dan ketegangan masalah ini di rasakan hampir

setiap pendeta. Tetapi ketakutan dan ketidak pastian, sudah waktunya untuk

memeriksa kembali sikap sebagai orang kristen, dan faktor yang penting dalam

pemeriksaan kembali itu memberikan tempat yang layak kepada Roh Kudus.

Di dalam Firman Tuhan dikatakan "Siapakali yang mempesona kamu, kamu telah

mulai dengan Roh, apakah kamu mau mengakhirinya di dalam daging? (Gal. 3:1,3).

2. Roh Kudus bekerja melalui Firman-Nya.

Roh kudus mengaharapkan para pembimbing mengunakan Firman-Nya, yaitu

Alkitab. Alkitab di berikan untuk tujuan tersebut dan sangat berkuasa bila di

pergunakan (II Tim. 3:16,17). Dipimpin oleh Roh (Gal. 5:18), misalnya, haruslah di

mengerti bukan sebagai dipimpin terpisah dari Firman itu. istilah dipimpin bukan

menunjuk flada (perasaan batin atau desakam ataupun pengilhaman secara istimewa).

Pokok yang di perhatikan adalah karena Roh Kudus mengunakan Firma-Nya dalam

menumbuhkan gerejanya. Maka pembimbingan tidak akan lepas dari penggunaan

Firma-Nya. Pembimbingan tanpa Firman Allah adalah pembimbingan yang tidak di

pimpin oleh Roh Kudus.

3. Roh Kudus dan keahlian.

Karena metode-metode pembimbingan yang kongkrit hanya terdapat dalam ilmu-

ilmu sekuler. Ada kemungkinan seseorang dapat kesan bahwa pertolongan Roh
Kudus sudah di gantikan oleh metode-metode yang lain dan tehnik-tehnik

manusiawi. Sesungguhnya kesan ini salah, metodologi dan tehnik, keahlian dan

menggunakan bakat tidak di ilhamkan oleh Roh Kudus. Penyebab adanya perbedaan

adalah sikap dan motivasi seseorang, apakah dia bersandar pada usahanya sendiri,

bersandar pada metode dan tehnik atau dia menyadari ketidak mampuanya sehingga

dia bersandar pada pimpinan dari Roh Kudus. Semua keahlian itu dapat juga di

pergunakan dalam penyerahan total kepada Roh Kudus, demi kemuliaan Allah dan

untuk kebaikan anak-anak-Nya. Bagi gereja-gereja yang beraliran Pentakosta mereka

masili menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan dari pada Roh Kudus, tidak

mengunakan konsep-konsep pemikiran manusia. Pekerjaan Tuhan tidak mungkin

dapat di analisa oleh pemikiran manusia. Tuhanlah yang bekerja dalam gereja dengan

kuasa dari sorga.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setiap gereja yang bertumbuh mempunyai dampak kepada orang-orang lain terutama

orang yang ada di sekitar gereja tersebut. Gereja Tuhan adalah kepanjangan tangan dari Tubuh

Kristus.

Di dalain 1 Korintus 12 - 14 memberi jawaban, bagaimana cara tubuh itu berfungsi. Rasul

Paulus memulai Pasal 12 dengan mengatakan, "sekarang tentang karunia-karunia Roh, Aku

mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya. Demikianlah kata pengantar

Paulus sebelum la mulai membicarakan bagaimana Tubuh itu akan melayani bersama-sama.

Lalu ia menguraikan aneka ragam pelayanan yang terdapat dalam Tubuh Kristus.

Ada rupa-rupa karunia ada rupa-rupa pengurusan pelayanan atau jasa, ada rupa-rupa

pekerjaan (ketaatan). Tetapi semuanya adalah pekerjaan Roh yang sama. Sesungguhnya Allah

yang bekerja melalui semuanya itu di dalam semua anggota Tubuh Kristus. Kita perlu melihat

dengan jelas gambaran yang di lukiskan oleh Rasul Paulus. Di dalam Kristus terdapat

kesempurnaan dari semua pelayanan, karunia dan pekerjaan. Ia adalah semua di dalam segala-

galanya. Ketika la naik ke sorga, kepenuhanya (kesempurnaa-Nya) seakan di pecah-pecah

menjadi banyak bagian yang kecil-kecil, yang dibagikan oleh Roh Allah kepada masing-

masing anggota dari Tubuh Kristus. Kita telah dijadikan peserta dalam pelayanan Kristus.

Sebagaimana setiap bagian dari tubuh jasmani mempunyai fungsi tertentu, demikian juga

dengan gereja Tuhan yang bertumbuh harus mempunyai fungsi yang bermanfaat bagi

masyarakat, bangsa dan negara dan dunia. Gereja dapat berfungsi dengan baik, apabila tiap

bagian dari gereja melakukan apa yang memang di rencanakan Allah baginya. Salah satu
contoh yang tertulis dalam Firman Tuhan dalam Injil Matius 5:13-16 di sini dikatakan, “kamu

adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia di asinkan? Tidak ada

lagi gunanya selain di buang dan di injak orang.

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

Lagi pula orang tidak menyalakan pelita dan meletakkanya di bawah gantang, melainkan di

atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya

terangmu bercahaya didepan semua orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik

dan memuliakan bapamu yang di sorga.”

Gereja Tuhan adalah menjadi saksi dan menjadi terang di dalam dunia ini. Dunia yang

penuh dengan kegelapan, maka salah satu fungsi dari gereja adalah sebagai lampu penerang

dalam dunia. Gereja menjadi saksi yang nyata dan menjadi garam yang dapat mengawetkan

orang-orang yang sudah menjadi busuk di pemandangan Allah. Dalam kehidupan orang-orang

yang percaya, sebagaimana di atas telah kita uraikan bahwa gereja bukanlah hanya organisasi

saja tetapi juga sebagai organisme, pribadi-pribadi yang hidup.

Gereja bertanggung jawab kepada Allah yang adalah kepala dari gereja itu sendiri. Allah

menyebut gereja sebagi bait Allah ( Efesus 2 :3 : 16-17 ). Di dalam Kitab (Yeh^uiel 3 : 18-21)

Pada masa Perjanjian Lama Allah memang tinggal dalam bait suci yang jasmani, tetapi dalam

Perjanjian Baru menyebut adanya bait suci yang rohani. Bait suci Perjanjian Lama hanya

merupakan gambaran mengenai bait Allah yang rohani dalam Perjanjian Baru. Yesus

memberikan satu penafsiran tersendiri, ketika berbincang-bincang dengan orang Yahudi

mengenai bait Allah yang telah di bangun kembali oh raja Herodes. Yesus berkata "Rombak

bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Maksud dari pada
Yesus adalah tubuhNya sendiri" (Yoh. 2:19,21). Di sini membedakan antara tubuhNya

dengan bait suci.

Di masa kini kitalah yang menjadi satu tubuh dari Yesus, dan dengan itu kita juga yang di

maksudkan sebagai Bait Allah tersebut. Yesus sendiri yang membangun bait suci ini (Matius

16:18), tetapi la memakai berbagai pelayanan yang telah di tempatka-Nya di dalam tubuhNya

untuk melakukan berbagai pekerjaan. Kristus sendiri adalah Batu penjuru (Ef. 2:20), dan

pondasi telah diletakkan oleh Para Rasul dan nabi (Ef. 2:20 ; Ibr. 6:1-2), tetapi kita semua

mempunyai bagian melalui pelayanan kasih kita untuk membangun dan membina bait suci itu

(Ef. 4:16). Tiap anggota Tubuh Kristus juga menjadi sebuah batu yang hidup, dan mendapat

tempatnya masing-masing dalam struktur bangunan bait suci (1 Pet. 2;5) Tentu masih banyak

yang dilakukan di dalam gereja untuk berfungsi sebagai bait Allah. Bangunan gereja

merupakan bangunan dari batu-batu yang hidup dan yang bertumbuh terus mengarah kepada

kesempurnaan. Apabila gereja yang sudah bertumbuh tentu berfungsi sebagai alat yang dapat

dipakai oleh Tuhan dalam menjalankan misinya dalam dunia ini dan indah dalam

pemandangan Tuhan. Maka nama Tuhan dipermuliakan di dunia ini lewat dari gereja-Nya.

B. SARAN

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terjadi

kesalahan, baik dari segi isi (materi) dan sistematika penulisan. Oleh karena itu, penulis

meminta sumbangsi saran dan pemikiran yang sifatnya membangun, demi kesempurnaan

makalah ini, sehingga menjadi suatu bahan bacaan yang dapat bermanfaat untuk setiap orang

yang membacanya. Demikian pembahasan materi makalah ini yang telah dibuat. Semoga

makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semuanya.

Anda mungkin juga menyukai