Anda di halaman 1dari 8

EKSPLORASI POLA RITME DAN BENTUK VOICING

PADA KOMBO JAZZ DENGAN HORN SECTION


DALAM GAYA MUSIK SMOOTH JAZZ
(Melisa Octaviana S.)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jazz merupakan salah satu gaya musik populer yang cukup fleksibel dan akan
terus berkembang seiring dengan inovasi-inovasi yang ada baik dari para musisi
maupun penikmat musik jazz. Perkembangan yang ada tentunya akan melahirkan
gaya musik yang selalu baru sebagai akibat dari kombinasi unsur-unsur jazz dengan
gaya musik lain. Maka, tak jarang ditemui dalam musik jazz terdapat sebuah lagu
dengan beberapa gaya musik. Contohnya adalah fusion jazz sebagai kombinasi dari
musik jazz, rock, dan R&B. Dari keberadaan fusion jazz ini pula, kemudian lahirlah
sebuah terobosan gaya musik yang baru. Salah satunya adalah smooth jazz yang
muncul pada tahun 1980-an.
Melodi, ritme dan harmoni, yang merupakan unsur utama dari musik smooth
jazz akan saya gabungkan dalam format kombo jazz dengan horn section. Format ini
merupakan format yang cukup lengkap karena terdapat dua bagian (section) yang
saling mendukung satu sama lain. Bagian yang pertama adalah rhythm section (piano,
keyboard, bas, drum) untuk memperkuat ritme dan groove dari permainan musik.
Yang kedua adalah horn section (alto saksofon, tenor saksofon, trumpet, trombon)
untuk memperkuat harmoni dan juga ritme. Oleh sebab itu, sebelum memasukkan ke
dalam format tersebut diperlukan pemahaman mengenai beberapa hal yang
membentuk musik smooth jazz itu sendiri seperti salah satunya adalah dengan
meninjau asal-usulnya (jazz fusion, pop, dan R&B).
Banyaknya komponen pada musik smooth jazz pada format ini, seperti pola
ritme, harmoni, ditambah dengan penggunaan instrumen dengan karakter yang
berbeda-beda menjadikan hal tersebut sebagai sebuah tantangan bagi saya. Saya ingin
mempelajari bagaimana memadukan lagu smooth jazz ke dalam format kombo jazz
dengan horn section dengan menggunakan tiga lagu yang juga sebagai bahan konser
resital tugas akhir sekaligus mengeksplorasi komponen-komponennya. Tiga lagu yang
akan saya pergunakan dalam penggarapan format ini, yaitu After The Love Has Gone
yang dipopulerkan oleh Earth, Wind & Fire; Sunny yang dipopulerkan oleh Bobby
Hebb; dan Feel Like Makin’ Love dipopulerkan oleh Bob James.
Meskipun kerap dipandang sebelah mata oleh penggemar musik jazz, saya
meyakini permainan musik smooth jazz dalam kombo jazz dengan horn section akan
dapat mempertahankan esensi jazz itu sendiri. Harmoni dan ritme yang seimbang
pada setiap bagian (section) pada format ini juga turut memengaruhi musik smooth
jazz ini. Kekuatan itu tentu didasari oleh penempatan komponen yang tepat dengan
mempertimbangkan warna suara dan range per instumen, juga penempatan berbagai
komponen lain yang terkait seperti dinamika, artikulasi, dan ornamentasi. Selain itu,
interpretasi permainan akan menjadi lebih baik pula.
Terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian saya dalam laporan ini, yaitu
jika ditinjau dari pola ritme, bagaimana grooving yang baik dan penempatan dinamika
atau pun artikulasi untuk meningkatkan mood pada smooth jazz itu sendiri. Saya akan
memulai dengan analisis pola ritme berdasarkan ritme-ritme dasar fusion jazz dan
R&B. Sedangkan pada voicing, bagaimana memilih jenis dan ekstensi akor yang tepat
disesuaikan dengan beberapa faktor, misalnya progresi akor, bagian lagu, dan
intensitas lagu, juga penambahan ornamentasi pada beberapa nada, lalu
mengorkestrasikannya ke dalam instrumen dalam format ini. Hal-hal itulah yang
mendasari keinginan saya untuk mengeksplorasi lagu smooth jazz pada kombo jazz
dengan horn section.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, saya menarik beberapa
rumusan masalah, di antaranya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah wujud eksplorasi pola ritme smooth jazz dan bentuk voicing
dalam format kombo jazz dengan horn section pada lagu Sunny?
2. Bagaimanakah pola ritme smooth jazz yang tepat pada lagu Feel Like Makin’
Love jika ditinjau dari gaya musik fusion jazz dan R&B?
3. Bagaimanakah bentuk voicing untuk empat instrumen pada horn section pada
lagu After The Love Has Gone dengan mempertimbangkan karakteristik
masing-masing instrumen?

C. Tujuan
Penyajian musik ini akan lebih ditujukan pada proses penggarapan aransemen
format kombo jazz dengan horn section dalam gaya musik smooth jazz dengan
memperhatikan aspek-aspek ritmis dan bentuk voicing yang dikhususkan untuk empat
instrumen horn section. Tujuan penyajian musik ini telah dirangkum dalam tiga poin,
yaitu:
1. Mengetahui wujud eksplorasi pola ritme smooth jazz dan bentuk voicing
dalam format kombo jazz dengan horn section pada lagu Sunny.
2. Mengetahui pola ritme smooth jazz yang tepat pada lagu Feel Like Makin’
Love jika ditinjau dari gaya musik fusion jazz dan R&B.
3. Mengetahui bentuk voicing untuk empat instrumen pada horn section pada
lagu After The Love Has Gone dengan mempertimbangkan karakteristik
masing-masing instrumen.
D. Manfaat
Setelah tujuan dapat tercapai dalam penyajian musik, diharapkan akan
memperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis:
a. Memperoleh pengetahuan mengenai eksplorasi pola ritme dan bentuk
voicing musik smooth jazz dalam format kombo jazz dengan horn
section yang dapat dipergunakan untuk penelitian selanjutnya.
b. Memperoleh pengetahuan mengenai karakteristik yang terdapat pada
musik smooth jazz beserta asal-usulnya, sehingga dapat dikembangkan
lebih lanjut oleh musisi-musisi lain.
2. Manfaat praktis:
a. Memberikan pengalaman saya dalam mengorkestrasikan musik smooth
jazz ke dalam kombo jazz dengan horn section.
b. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan minat dan apresiasi
terhadap musik smooth jazz, khususnya di Indonesia.
c. Memperkaya metode orkestrasi kombo jazz dengan horn section yang
dapat diterapkan ke berbagai gaya musik lainnya.
BAB II
LANDASAN RESITAL

A. Tinjauan Repertoar
Materi yang akan dibawakan pada resital saya berkaitan dengan pola ritme
smooth jazz dan bentuk voicing pada format kombo jazz dengan horn section. Tujuan
yang akan dicapai dalam resital saya adalah memahami wujud eksplorasi musik
smooth jazz baik dari segi ritme maupun harmoni serta mampu melakukan voicing 4
suara ke dalam horn section. Terdapat beberapa penelitian dan pertunjukan terdahulu
yang memiliki beberapa kemiripan dengan materi resital yang akan saya bawakan.
Dalam tinjauan repertoar ini, saya menggunakan 1 esai doktoral, 1 disertasi, dan 3
pertunjukan musik.
Tinjauan pertama yaitu esai doktoral yang berjudul “Small Group Jazz
Arranging Techniques for Brass and Woodwinds: A Comparative Study of the Music
of Tadd Dameron, Benny Golson, Oliver Nelson, and Duke Pearson”, ditulis oleh
William Charles Longo II, dari University of Miami. Esai ini membahas tentang
aransemen grup ansambel jazz untuk brass dan woodwind. Longo, pada esai ini
meneliti voicing berdasarkan 4 komposer terdahulu yang telah ia pilih, yaitu Tadd
Dameron, Benny Golson, Oliver Nelson, and Duke Pearson. Selain itu, ia juga
menganalisis voicing tersebut berdasarkan instrumentasi, range, dan tekstur
instrumennya. Persamaan dengan resital saya adalah bahasan mengenai voicing
khususnya 4 instrumen yang akan saya terapkan pada lagu After The Love Has Gone.
Sedangkan perbedaannya terletak pada bahasan mengenai gaya musiknya. Resital
saya akan membahas voicing untuk smooth jazz, sementara Longo menjelaskan
voicing untuk gaya musik jazz secara keseluruhan.
Tinjauan kedua merupakan disertasi yang berjudul “Caught Between Jazz and
Pop: The Contested Origins, Criticism, Performance Practice, and Reception of
Smooth Jazz”, ditulis oleh Aaron J. West, B.M., B.S., M.M. untuk gelar doktor
filsafat di University of North Texas. Pada disertasi ini, West meneliti tentang
bagaimana kedudukan musik smooth jazz di antara jazz standar yang menurutnya
seringkali termarjinalisasi. West berpendapat bahwa smooth jazz juga merupakan
musik yang patut dipertimbangkan dan membutuhkan analisis multidisiplin mengenai
asal-usulnya. Terdapat persamaan sekaligus perbedaan dengan resital yang saya
bawakan. Persamaannya yaitu tentang smooth jazz yang secara khusus akan dikaji
menggunakan aspek historis dan kritik untuk keperluan konsep musik smooth jazz
pada resital. Perbedaannya terletak pada konsep penelitian dimana resital saya lebih
ditujukan untuk penyajian musiknya.
Tinjauan ketiga merupakan pertunjukan Brian Culbertson pada lagunya yang
berjudul Serpentine Fire di acara Java Jazz Festival 2011. Format yang dibawakan
pada pertunjukan ini menggunakan horn section dengan 4 instrumen yang sekaligus
memiliki kesamaan dengan resital saya dan akan diterapkan pada lagu After The Love
Has Gone. Perbedaan yang terdapat pada pertunjukan ini adalah gaya musik yang
dibawakan. Lagu Serpentine Fire yang dibawakan Brian Culbertson pada pertunjukan
ini bergaya musik disco, pop, sedangkan lagu After The Love Has Gone akan
dibawakan dengan gaya musik smooth jazz.
Tinjauan keempat adalah pertunjukan musik bertajuk “Tribute to George
Duke” pada acara Java Jazz Festival 2014, yang menampilkan Larry Kimpel, Gorden
Campbell, Adam Hawley, Indra Lesmana, Dira Sugandhi, Jeff Lorber, Chuck Loeb,
Maurice Brown, Tom Braxton, dan Tony Momrelle. Dalam pertunjukan ini, lagu-lagu
yang dibawakan merupakan lagu-lagu smooth jazz dengan format piano, keyboard,
gitar, bas, drum, trumpet, saksofon tenor, dan beberapa lagu dibawakan dengan vokal.
Resital saya mengangkat konsep smooth jazz seperti pada pertunjukan ini dengan
menggunakan lagu Sunny dan After The Love Has Gone. Perbedaannya terletak pada
format, khususnya pada bagian horn section. Resital saya menggunakan horn section
dengan 4 instrumen, yaitu alto saksofon, tenor saksofon, trumpet, dan trombon.
Tinjauan kelima, yaitu pertunjukan Yohan Kim & Friends pada lagu Just The
Two of Us, bertempat di Hanam Arts Center pada tanggal 29 Juli 2020. Pertunjukan
ini membawakan konsep lagu smooth jazz dengan format piano, keyboard, gitar, bas,
drum. Konser ini menjadi sebuah inspirasi bagi resital saya karena memiliki kesamaan
dari segi gaya musik yang dibawakan, khususnya pada lagu Feel Like Makin’ Love.
Perbedaan paling mencolok antara pertunjukan ini dengan resital saya terletak pada
format, yaitu tidak adanya format horn section pada pertunjukan ini. Pertunjukan
Yohan Kim & Friends pada lagu ini hanya menggunakan format rhythm section saja.
B. Teori yang Digunakan
Smooth jazz merupakan gaya musik jazz yang sudah mendapat pengaruh
modernisasi dan percampuran dengan gaya musik lain. Maka dari itu, resital ini akan
menggunakan beberapa teori dari berbagai sumber yang berkaitan dengan jazz
kontemporer. Teori tersebut digunakan untuk membantu menjawab permasalahan
yang ada sehingga tujuan dan manfaat resital dapat tercapai. Materi yang difokuskan
pada resital saya berkaitan dengan beberapa hal yaitu, wujud eksplorasi, pola ritme
smooth jazz yang ditinjau dari fusion jazz dan R&B, serta voicing pada ansambel 4
instrumen horn section.
Pada penerapannya, eksplorasi pola ritme dan bentuk voicing pada format
kombo jazz dengan horn section dalam gaya musik smooth jazz pada resital saya akan
diwujudkan dengan cara mengaransemen kembali lagu-lagu yang telah ditentukan.
Lagu yang dipilih untuk penggarapan pada materi ini adalah lagu Sunny. Oleh sebab
itu, diperlukan analisis yang mendalam terhadap gaya musik smooth jazz itu sendiri.
Hal-hal penting yang perlu diketahui untuk keperluan analisis adalah penafsiran gaya
musik smooth jazz seperti ciri utama ritme dan penggunaan voicing serta tinjauan
aspek historis sebelum kemunculan gaya musik smooth jazz. Buku yang digunakan
sebagai acuan resital berjudul “Smooth Jazz Piano” yang ditulis oleh Mark Harrison
(2004). Dalam buku ini, saya akan menggunakan materinya yang membahas tentang
pengertian smooth jazz beserta evolusi jazz modern dari beberapa dekade sampai
terbentuk smooth jazz. Bab tersebut juga menyebutkan pianis-pianis serta pelopor jazz
modern yang akan membantu saya dalam menemukan referensi permainan smooth
jazz dalam berbagai gaya. Selain itu, bab yang akan saya pergunakan adalah progresi
dan comping smooth jazz. Pada bab ini, Harrison memberikan beberapa referensi lagu
gaya musik smooth jazz yang terbagi ke dalam 2 groove, yaitu straight dan swing.
Sebelum melakukan aransemen ke dalam gaya musik smooth jazz, saya perlu
meninjau ritme-ritme dasar smooth jazz pada lagu Feel Like Makin’ Love guna
memperkaya pengolahan ritme. Ritme pada smooth jazz merupakan penggabungan
antara ritme fusion jazz dan R&B. Terdapat 3 buku yang dapat digunakan sebagai
acuan teori dalam pengolahan ritme smooth jazz ini. Untuk teori-teori mengenai ritme
fusion jazz dan R&B, saya menggunakan 2 buku berjudul “R&B Keyboard” dan
“Contemporary Jazz Piano”. Kedua buku tersebut ditulis oleh Mark Harrison
masing-masing pada tahun 2005 dan 2010. Pada kedua buku tersebut, saya akan
menggunakan bab style comping yang membahas tentang teknik comping pada piano.
Ritme yang ditulis dalam comping piano didasarkan pada beberapa potongan lagu
yang juga dianalisis berdasarkan penggunaan akornya pada piano. Sedangkan sebagai
acuan ritme jazz kontemporer, saya menggunakan buku yang berjudul “The Art of
Modern Jazz Drumming” yang ditulis oleh Jack de Johnette dan Charlie Perry (1988).
Materi yang akan digunakan pada buku ini adalah konsep, prinsip, elemen, teknik,
serta jenis-jenis permainan drum untuk jazz kontemporer.
Horn section pada resital saya terdiri dari alto saksofon, tenor saksofon,
trumpet, trombon untuk harmoni. Terdapat 2 hal yang akan difokuskan pada materi
horn section, yaitu voicing 4 suara dan karakteristik masing-masing instrumen horn
section. Penggarapan materi ini akan diterapkan secara khusus pada lagu After The
Love Has Gone. Sebelum melakukan voicing, terdapat beberapa aturan dasar yang
harus diperhatikan agar suara yang dihasilkan seimbang sesuai masing-masing
instrumen horn section. Hal yang perlu diperhatikan adalah terkait dengan voicing
akor ke dalam 4 suara. Apabila akor lebih dari 4 not (akor 9, 11, 13), maka terdapat
nada yang tidak ditulis atau dihilangkan dalam penulisan voicing. Selain itu, penulisan
instrumen juga memerlukan urutan yang tepat di dalam partitur. Hal ini disebabkan
oleh range nada pada masing-masing instrumen yang berbeda-beda. Teori-teori ini
terdapat dalam buku yang berjudul “Arranging and Orchestration” yang ditulis oleh
Michael Miller (2007) pada bahasan mengenai aransemen untuk jazz big band. Selain
itu, saya juga menggunakan teori-teori penggunaan serta penulisan akor ekstensi dan
voicing jazz pada buku “The Jazz Language” yang ditulis oleh Dan Haerle (1982).

Anda mungkin juga menyukai