Anda di halaman 1dari 3

KESELAMATAN ALLAH DAN KEANGKUHAN DIRI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dari Allah merupakan hikmat pemberian Allah yang diberikan

kepada manusia secara langsung, tanpa harus manusia itu meminta kepada Allah.

Sama halnya dengan perlindungan Allah kepada manusia dikehidupan sehari-hari,

kasih Allah yang begitu nyata diberikan kepada manusia tanpa harus manusia itu

membayar dengan uang ataupun barang fana. Karena begitu besarnya kasih Allah

kepada manusia, Allah rela turun kedunia untuk menyelamatkan manusia dari

kefanaan dunia.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita belum sadar akan kasih Allah yang

diberikan kepada kita. Banyak yang menganggap bahwa apa yang dialami dalam

kehidupan kita sehari-hari adalah kekuatan dalam diri sendiri. Maka di sinilah

yang menimbulkan kesalahpahaman didalamnya. Keangkuhan dalam diri manusia

yang belum terkontrol dalam mengerti akan kasih Allah pembawa keselamatan

inilah yang menimbulkan permasalahan mendalam. Memilih jalan untuk menjauh

dari Allah adalah permasalahan yang muncul didalamnya, sejalan dengan itu

Imam Ghazali berpendapat, “keangkuhan diri adalah perasaan superior dalam

pikiran, memandang orang lain lebih rendah dari dirinya”.1 Ungkapan tersebut

dengan jelas menerangkan bahwa ada rasa yang besar timbul di dalam sifat dan
1
Aryasembet, “Keangkuhan Diri,”
https://www.kaskus.co.id/thread/51c81a3c4f6ea1ed64000001/share-keangkuhan-diri/,
(diakses Jumat 2 Maret 2018, pukul 11:00 WIB).
1
perilaku manusia untuk menjadi seseorang lebih menonjol dari yang lainnya.

Maka dari itu manusia cinderung kurang mengerti akan kasih Allah yang dari

dahulu sudah ada dan melekat dalam dirinya.

Keangkuhan adalah sifat atau karakteristik yang buruk, bukan sekadar sesuatu
yang timbul dari pikiran. Yesus Kristus menyebutkannya bersama-sama dengan
pembunuhan, pencurian, hujah, dan perbuatan salah lainnya dan mengatakan
bahwa hal-hal itu keluar ”dari dalam, dari hati orang”. (Mrk 7:21, 22) Maria, ibu
jasmani Yesus, mengatakan tentang Yehuwa, ”Ia telah menceraiberaikan orang-
orang yang angkuh niat hatinya.” (Luk 1:51) Dalam permohonannya kepada
Yehuwa, Daud mengatakan, ”Hatiku tidak angkuh.”—Mz 131:1; Yes 9:9; Dan
5:20.2
Allah sendiri pada hakekatnya menentang adanya sifat keangkuhan.

Keangkuhan menyebabkan orang lain merasa dirugikan, apalagi bagi mereka yang

mempunyai integritas yang tinggi (Yak 4:6; 1Ptr 5:5). Kerajaan Israel sepuluh

suku pun tidak diluputkan dari pembinasaan karena keangkuhan dan tinggi hati

(Yes. 9:8-12). Kita sebagai umat Allah, manusia yang diciptakan segambar dan

serupa denganNya (Kej. 1:26) seharusnya menjaga atas apa yang Allah berikan

kepada kita. Dengan menjadi pribadi yang sesuai dengan firman Allah dan

mengimaninya, pasti kita terhindar dari sifat yang angkuh, karena firman Allah

adalah sumber dari segala kebaikan. Sangat disayangkan apabila menjadi pribadi

yang angkuh, karena apa yang dilakukan sangat jauh dari ajaran firman Allah dan

keluar dari teladan Allah.

Istilah ”selamat” atau ”penyelamatan” kadang digunakan penulis Alkitab untuk


menunjukkan bahwa seseorang diselamatkan dari suatu bahaya atau kehancuran.
(Kel. 14:13, 14; Kis. 27:20) Tapi, istilah-istilah ini sering dipakai untuk
memaksudkan penyelamatan dari dosa. (Mat. 1:21) Dosa adalah penyebab
kematian, jadi orang yang dibebaskan dari dosa punya harapan untuk hidup
selamanya (Yoh. 3:16, 17).3

2
Perpustakaan Online, “Angkuh, Keangkuhan”, https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-
in/1200001919, (diakses Jumat 2 Maret 2018, pukul 11:15 WIB).
2
Supaya mendapat keselamatan, kita harus beriman kepada Yesus dan

menunjukkan iman kita dengan menaati semua perintahnya. Dalam Alkitab, iman

harus dibuktikan melaui perbutan (Yak. 2:24;26). Allah mengasihi manusia dan

mempunyai rencana yang tersembunyi, sudah dipastikan pasti mempunyai damai

sejahtera dan penggenapan bagi kehidupan sehari-hari. Kedengarannya seperti

terlalu baik sehingga tidak nyata, seperti perkataan tanpa kenyataan, tetapi

memang benar, Allah mempunyai ketentuan yang unik bagi kita semua. Allah

adalah baik dan kita bisa mengharapkan hal-hal yang baik dari-Nya. Membangun

hubungan dengan Allah akan membuahkan hasil yang baik dalam iman

kekristenan kita. Hal seperti inilah yang menarik untuk dibahas dalam karya

ilmiah ini. Keselamatan Allah dan keangkuhan diri, adalah judul yang dipilih

penulis untuk memberi pengertian, pencerahan, ataupun pengetahuan kepada

pembaca dan semua orang. Keselamatan Allah memang nyata dan selalu ada di

dalam kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, permasalahan ini dianggap

penulis penting untuk diberi ruang lebih dalam pembahasan dalam iman

kekristenan.

3
Saksi-Saksi Yehuwa, “Apa Keselamatan Itu?”, https://www.jw.org/id/ajaran-
alkitab/pertanyaan/apa-itu-keselamatan/, (diakses Jumat 2 Maret 2018, pukul 14:58 WIB).
3

Anda mungkin juga menyukai