Anda di halaman 1dari 5

Nama : Catje Berhitu

NIM : 12204003

TUGAS 1 UNDERSTANDIOING MISSION

I. Pemahaman tentang amanat agung – Matius 28 : 19-20


Amanat agung adalah sebuah perintah, sekaligus sebuah kehirmatan
kepada semua umat percaya yang selalu menyebut dirinya umat pilihan
untuk mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan untuk menjadikan semua
suku, kaum, bangsa menjadi umat-Nya.
Istilah ”amanat agung” mengacu pada matius 28:19-20. Disana dicatat
perintah Tuhan Yesus kepada semua orang yang berhasil dimuridkan-Nya
pada waktu Ia akan naik ke surga, yaitu supaya mereka semua pergi dan
menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus. Sebagaimana kitab injil yang
lain, sesungguhnya amanat agung juga terdapat dalam injil markus (16:15-
18), Lukas (24:46-49), injil yohanes (21:15-19, dan Kisah para rasul (1:8).
Semua amanat dalam rangkaian nats tersebut meminta semua murid Kristus
untuk pergi dan menjadikan suku bangsa yang lain menjadi murid Kristus
atau dengan kata lain penginjilan dan pemuridan.
Amanat agung menjadi begitu agung karena berita tentang pengorbanan
Yesus untuk menebus dosa dunia adalah berita yang sangat penting dan
merupakan inti dari segala pembicaraan. Amanat yang seperti inilah yang
diminta oleh Yesus untuk kita kerjakan dengan berkata “kamu adalah saksi
dari semuanya ini”.
Misi Alah untuk dunia jelas ditunjukkan dalam pesan Tuhan Yesus yang
terakhir kepada murid-murid-Nya, yang kita kenal sebagai amanat agung
Kritstus (Matius 28:19-20). Amanat adalah pesan atau perintah yang
umumnya diberikan oleh orang yang posisinya dianggap lebih tinggi atau
lebih terhormat bila dibandingkan dengan penerima amanat.
Amanat Tuhan Yesus disebut “amanat agung” karena Sang pemberi
amanat adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam alam semesta ini.Selain
itu, amanat ini disebut amanat agung karena jangkauannya adalah semua
bangsa (seluruh dunia). Pemahaman tentang jangkauan amanat agung yang
mencakup semua bangsa (seluruh dunia) sering direduksi oleh orang Kristen
menjadi hanya tertuju pada suku tertentu di lokasi terdekat, bahkan banyak
orang kristen yang sama sekali tidak pernah memikirkan amanat agung
Kristus.
Walaupun tidak secara terang-terangan menolak untuk melaksanakan
amanat agung, banyak orang kristen/gereja yang menolak secara pasif yaitu
dengan tidak pernah membicarakan apalagi melaksanakan amanat agung.
Pemahaman tentang amanat agung juga sering direduksi menjadi
sekadar penginjilan yang bersifat “tabrak lari”, ini kadang terpaksa dilakukan
karena tidak memungkinkan untuk melakukan tindak lanjut.
Amanat agung Tuhan Yesus lebih sekadar amanat untuk menginjil,
karena amanat ini adalah amanat untuk menjadikan semua bangsa menjadi
murid Kristus, dengan cara membaptis (tugas ini bisa dilakukan oleh lembaga
gereja) dan mengajar orang yang dimuridkan untuk melakukan segala
sesuatu yang telah diperintahkan oleh Tuhan Yesus.

II. Gereja mengimplementasikan amanat agung

Tuhan Yesus mengajarkan kepada umat-Nya (Matius 28:19) untuk


menjadikan semua bangsa murid-Ku. Perintah ini menunjukkan bahwa
kesealamatan diberikan untuk semua suku bangsa dan kata “jadikanlah”
merujuk pada suatu gerakan atau mobilisasi. Mobilisasi dapat berarti
pengerahan orang untuk dijadikan tentara atau “gerak cepat” untuk
menjangkau jiwa-jiwa yang belum diselamatkan oleh injil Yesus Kristus
sebagai wujud pekerjaan misi.

Gerakan misi tidak perlu menunggu sampai gereja menjadi besar


terlebih dahulu, mapan dan jumlah anggotanya banyak. Jemaat mula-mula
hanyalah suatu persekutuan kecil yang terdiri dari beberapa orang saja, yaitu
para murid dan anggota keluarga Tuhan Yesus (Kisah Para Rasul 1:13-14).
Perlu pemahaman dengan baik bahwa sesungguhnya dasar
pelaksanaan misi bukanlah uang atau kekuasaan atau kemapanan, tetapi
amanat agung Tuhan Yesus, karena hati Tuhan Yesus adalah untuk manusia
di dunia ini. Tuhan Yesus tidak berkata kalau kamu sudah kaya dan mapan,
barulah kamu mengerjakan pekerjaan misi. Ia mengatakan dalam Kisah Para
Rasul 1:8 – Kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, kamu akan menjadi saksi-
Ku. Hal ini menunjukkan bahwa Roh Kuduslah yang menjadi penggerak misi,
sedangkan orang percaya /gereja dan kuasa-Nya menjadi sumber daya misi
sejati, Roh Kudus akan memberikan karunia-karunia utnuk memperlangkepai
orang percaya dalam pelayanan misi agar nama Tuhan Yesus dipermuliakan
dalam keadaan apapun, dimanapun dan kapanpun. Bukan hanya ketika
merasa senang dan nyaman saja, tetapi juga ketika kegelapan yang pekat
dan krisis yang berkepanjangan yang seakan tiada hentinya. Jadi semua
umat Tuhan/gereja sudah seharusnya terlibat sebagai subjek dalam
memobilisasi misi pemberitaan injil.

Dalam kitab Kisah Para Rasul, ada banyak teladan yang luar biasa
dalam memenangkan jiwa kepada Tuhan Yesus Kristus, yaitu ada kira-kira
tiga ribu jiwa yang percaya (Kisah Para Rasul 2:42); lima ribu orang laki-laki
menjadi percaya (Kisah para rasul 4:4), semakin banyak orang, baik laki-laki
maupun perempuan yang percaya kepada Tuhan (Kisah para rasul 5:14),
jumlah murid di Yerusalem semakin bertambah (Kisah para rasul 6:7), Filipus
memberitakan injil kepada orang Samaria (Kisah para rasul 8:5), jumlah
murid semakin bertambah (Kisah para rasul 9:31), utusan injil dari gereja
Antiokhia (Kisah para rasul 13:2), semua penduduk Asia mendengar firman
Tuhan, baik orang Yahudi maupun Yunani (Kisah para rasul 19:10). Semua
teladan-teladan tersebut masih berlaku hingga saat ini untuk memobilisasi
misi pembawa jiwa-jiwa mengenal Kristus.

Mengingat gereja sebagai pusat proses pendidikan misi, maka


penting bagi gereja untuk memberikan teladan dan sekaligus memfasilitasi
jemaat untuk mengambil bagian dalam praktik misiologi masyarakat.
Pelayanan masyarajat sangat variatif dan kompleks sesuai dengan konidisi
daerah masing-masing, maka bentuk pelayanan membutuhkan banyak
variasi.

Pelayanan bagi masyarakat

1. Pelayanan pusat konseling


Kompleksnya masalah yang dihadapi masyarakat, maka akan sangat mungkin
pelayanan ini dibutuhkan untuk membantu individu yang rentan terhadap
gangguan mental.
2. Pelayanan holistik atau sosial
Selain membagi sembako, gereja juga dapat memberikan pelayanan kesehatan
gratis kepada masyarakat yang membutuhkan .
3. Pelayanan pusat kewirausahaan
Pelayanan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan bagi masyarakat yang
tidak memiliki mata pencaharian, ibu rumah tangga dan anak muda yang belum
mendapatkan pekerjaan, sehingga dengan pelatihan ini mereka dapat
berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan mereka.
4. Pelayanan bantuan belajar bagi anak sekolah
Di tengah situasi pandemi saat ini, masalah tidak hanya dihadapi oleh orang
dewasa saja, tetapi juga anak-anak sekolah yang harus belajar secara daring.
Oleh sebab itu, hal ini merupakan kesempatan bagi gereja untuk berperan dalam
pendidikan anak, misalnya membuka les bahasa inggris, matematika atau mata
pelajaran lain secara gratis dan akan lebih baik jika dilengkapi dengan Wi-Fi.
5. Pelayanan bantuan pendidikan
Peran gereja dalam mengemban amanat agung dari Allah sangat penting karena
melalui gereja akan tercetak misionaris-misionaris yang banyak dan handal,
sehingga dapat memenuhi panggilan Allah yaitu sebagai penuai-penuai karena
tuaian banyak tetapi pekerja sedikit (Matius 9:37). Di samping itu, gereja harus
memiliki kepekaan dalam melihat peluang dan kreatif untuk menciptakan bentuk
pelayanan yang tepat di tengah kompleksnya kondisi masyarakat di daerah
masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai