C. Pentingnya Pemuridan
1. Selama dalam misiNya di bumi, Yesus menyadari bahwa pemuridan
merupakan hal yang terpenting.
Selain pelayananNya untuk "umum" (khotbah, mengajar,
menyembuhkan,dsb), Dia menyediakan waktuNya untuk melatih ke-12
muridNya melalui pelayanan "khusus".
Selama tiga sampai tiga setengah tahun waktuNya atau masa diantara
Dia dibaptis sampai saat kenaikkanNya ke Surga, Dia menempatkan
pelatihan bagi ke-12 muridNya sebagai prioritas yang utama.
2. Yesus menugaskan bagi para generasi berikutnya mengikuti proyek pelatihan
untuk pemuridan (Mat 28:19).
Yesus tidak memformulasikan penugasan ini sebagai saran atau pilihan,
tetapi sebagai obligasi mutlak.
Yesus mengajarkan supaya kita tidak hanya mengajak orang untuk
masuk Kristen, tetapi menjadikan mereka murid (Dia menginginkan
buah pada akhirnya: Yoh 15:16).
3. Pemuridan adalah metode optimal untuk memenangkan dunia bagi Allah.
Pengaruh yang besar dari pengajaran agama di masa gereja mula-mula
dan masa pelayanan Paulus membuktikan bahwa pelatihan dalam
pemuridan merupakan cara yang paling efektif untuk mengabarkan Injil
di dunia.
Kualitas lebih penting daripada kuantitas : sedikit orang yang
berkomitmen untuk menjadi murid, dan yang telah belajar untuk
menjadi serupa dengan Kristus, akan lebih mengenal Allah daripada
sejumlah besar pengikut yang kurang memiliki kepercayaan**.
Menjadikan banyak murid merupakan strategi yang dipilih Allah untuk
memenangkan dunia.
D. Nilai dari pelatihan dalam pemuridan**
Para pengikut akan dipimpin dan dilatih untuk menjadi murid-murid yang benar.
Para murid akan bertumbuh untuk menjadi serupa dengan Kristus. Mereka akan
mengalami hidup yang indah karena persekutuannya dengan Kristus. Murid akan
menceritakan pengalaman hidup mereka kepada orang lain. Melalui misi menjadikan
banyak murid, pekabaran Injil di dunia akan semakin berkembang dengan pesat. Jika
kita menjadikan banyak murid, kita menyenangkan hati Allah, karena kita
bersungguh-sungguh dalam melakukan perintahNya yang tertulis dalam Mat 28:19.
Dua Tujuan Utama dari "Pelatihan dalam Pemuridan"
1. Tujuan pertama dari "pelatihan dalam pemuridan" : menuntun orang Kristen untuk
mencapai kedewasaan rohani.
Kedewasaan rohani tidak didapat secara otomatis seiring dengan pertambahan usia,
pengetahuan atau pengalaman. Kedewasaan rohani merupakan tahapan pertumbuhan
iman, berdasarkan ketaatan dalam mengikuti ajaran yang benar tentang pemuridan
Alkitabiah.
Apakah ciri-ciri dari kedewasaan rohani?
o memiliki persekutuan yang erat dengan Yesus (Gal 2:20).
o memiliki pengetahuan yang solid tentang kebenaran Alkitab.
o stabil dan konsisten dalam menjaga kekudusan hidup baik dihadapan Allah
maupun manusia.
o memiliki buah-buah roh (Gal 5:22-23).
o punya keinginan tulus untuk melayani orang lain.
o menghasilkan buah** dalam pelayanan.
o punya standar hidup yang jelas untuk melayani Allah.
Yang terutama : menjadi serupa dengan Kristus (1 Yoh 2:6; Roma 8:29).
Mengapa kita harus menjadi dewasa rohani?
o bertumbuh menjadi dewasa dalam Kristus merupakan tahapan rohani yang
diharapkan bagi semua orang Kristen (Ibr 5:12 - 6:1; Kol 1:28; Ef 4:14-15;
Luk 6:40).
o tanpa kedewasaan, tidak akan ada kepemimpinan, yang pada dasarnya penting
bagi gereja Kristus untuk semakin bertumbuh dalam memenuhi "amanat
agung".
o hanya pengikut yang dewasa rohani, dapat beroposisi secara efektif dan
mengalahkan setan beserta seluruh kekuatan gelapnya (Mat 12:29).
o pengaruh besar bagi dunia saat ini hanya dapat diberikan oleh orang Kristen
yang memiliki kedewasaan rohani.
o melalui kehidupan pribadinya, seorang yang dewasa rohani dapat men-
ceritakan tentang Yesus kepada dunia.
2. Tujuan kedua dari pelatihan dalam pemuridan : penggandaan secara rohani melalui
reproduksi.
Yesus, tokoh utama dalam pemuridan, memanggil ke-12 muridNya dengan tujuan
untuk melihat mereka mampu bereproduksi** (Mat 4:19, Mark 3:14). Dia melatih
mereka selama tiga --tiga setengah tahun, sampai mencapai suatu titik dimana
mereka dapat melanjutkan dan menyampaikan ajaranNya di bumi dengan bantuan
Roh Kudus (Yoh 17:4, Mark 16:15, Kis 1:8). Reproduksi dan penggandaan secara
rohani dapat dilaksanakan bila murid mampu menyatakan kualitas dari kehidupannya
di dalam Kristus kepada orang lain.
Beberapa contoh tentang penggandaan secara rohani melalui reproduksi :
o Yesus mendidik para rasul; para rasul melatih jemaat mula-mula, diantaranya
Filipus; Filipus membawa orang-orang Etiopia kepada Kristus; secara tradisi
tokoh terakhir dianggap sebagai pendiri gereja Kristen di Afrika (Mat 28:18-
20 dan Kis 8:26-39).
o Paulus melatih Silvanus dan Timotius; mereka ditiru oleh jemaat Tesalonika;
jemaat Kristen ini menjadi contoh bagi jemaat di Macedonia dan Achaia (1
Tes 1:6-8).
o Aquila dan Priscilla menjadi pengikut Kristus; mereka meluangkan waktu
bersama Paulus; kemudian, mereka membawa Apolos menjadi semakin
mengenal Allah; Apolos memberikan bantuan yang besar kepada jemaat
Kristen di Achaia (Kis 18:2-3; 18, 24-8).
Hal ini penting untuk diketahui : Melalui pekabaran Injil akan diperoleh banyak
pengikut, menambah jumlah pengikut yang lahir-baru.** Melalui pelatihan dalam
pemuridan akan diperoleh banyak murid, menambah jumlah orang yang dewasa
dalam iman, yang nantinya mereka ini akan menggandakan jumlah pengikut yang
lahir-baru.
Harga Menjadi Seorang Murid Sejati
A. Yesus meminta suatu harga yang harus dibayar**bagi mereka yang ingin menjadi
muridNya.
Mereka harus memberikan prioritas utama bagi Dia. Dia mengharapkan mereka
untuk :
o mengasihi Dia untuk selamanya** (Luk 14:26)
o menyangkal diri sendiri (Mat 16:24)
o memikul salibnya (Mat 16:24)
o mengikut Dia (Luk 14:27)
o melepaskan segala sesuatu yang dimiliki dan mengikut Dia (Luk 14:33)
Karena Yesus meminta sedemikian tinggi harga yang harus dibayar untuk menjadi
muridNya, Dia menantang** setiap orang untuk terlebih dulu menghitung untung
ruginya (Luk 14:28-32). Tidak semua orang mau membayar harga seperti itu
o beberapa memiliki reservasi** dan lebih mengasihi diri sendiri (Luk 9:57-62).
o banyak murid di masa Yesus mengajar, berpikiran bahwa berjalan mengikut
Dia sangatlah berat (Yoh 6:60-6).
o orang kaya tidak mau menempatkan Yesus sebagai prioritas utama dalam
hidupnya (Mark 10:22).
Ditinjau dari besarnya harga yang harus dibayar dalam pemuridan, tidaklah
mengherankan bahwa Yesus memulai misiNya dengan merekrut "hanya" beberapa
orang yang benar-benar mengasihiNya. Sedikit orang itu nantinya akan cukup untuk
mengubah dunia!
Melayani Tuhan bukanlah sesuatu yang main-main. Betapa tidak! Taruhannya adalah nyawa
kita. Tuhan menghendaki agar pelayanan kita kepadaNya itu menduduki prioritas utama
dalam hidup kita. Kita tidak dapat memandang kegiatan melayani Tuhan sebagai sesuatu
yang hanya kita lakukan untuk mengisi waktu saja. Tuhan tidak mau mempunyai hamba-
hamba yang memberi kepada Dia sisa-sisa dari apa yang dimilikinya.
Melayani dapat mencakup pelayanan di hadapan umum seperti berkhotbah dan mengajar,
tetapi dapat juga mencakup pelayanan di belakang layar seperti misalnya menjemput mereka
yang tidak memiliki kendaraan ke gereja, memimpin kelas balita, mencuci piring-piring kotor
selesai acara ramah tamah dan memarkir kendaraan dihalaman gereja. Melayani dapat
terlihat nyata di hadapan orang banyak seperti memimpin nyanyi, tetapi dapat pula tidak
terlihat oleh orang banyak seperti mengatur kursi gereja.
Sifat “kedagingan” kita tidak menyukai perbuatan-perbuatan baik yang tidak dilihat orang.
Sifat kedagingan kita tidak menyukai perbuatan-perbuatan baik yang perlu dilakukaan secara
rutin. Dua dari antara dosa-dosa yang mematikan: kemalasan dan kesombongan. Kedua dosa
itu memburamkan mata kita dan memborgol tangan dan kaki kita sehingga kita tidak dapat
melayani (walau kita tahu bahwa kita seharusnya melayani). Atau kalau kita melayani pun,
kita tidak melakukannya sebagaimana yang kita inginkan. Kalau kita tidak mendisiplin diri
untuk melayani demi Tuhan Yesus dan KerajaanNya, kita hanya akan melayani sekali-sekali
saja, atau kalau kita merasa waktunya tepat saja, atau kita hanya melayani diri sendiri. Bila
demikian, nanti di hadapan tahta pengadilan Allah, kita akan sangat menyesal.
Melalui keselamatan, masa lalu kita telah diampuni, masa kini kita diberi makna, dan masa
depan kita dijamin.
Istilah lain dalam bahasa inggris untuk melayani Allah yang salah dimengerti oleh banyak
orang adalah ministry (pelayanan sebagai gembala/pendeta). Ketika sebagian orang
mendengar kata “pelayanan” mereka berpikir tentang gembala, pendeta, dan rohaniwan
profesional, tetapi Allah berkata setiap anggota keluargaNya merupakan seorang pelayan
(minister).
Di dalam Alkitab, kata hamba (servant) dan pelayanan (minister) adalah sinonim, seperti
halnya service dan ministry. Jika Anda seorang Kristen, Anda merupakan seorang pelayan
(minister) dan Anda melayani (serving atau pun ministering).
3. Kita dipanggil untuk melayani Allah.
Ketika bertumbuh, kita mungkin mengira bahwa “dipanggil” oleh Allah merupakan sesuatu
yang hanya dialami oleh para misionaris, gembala, dan pekerja gereja purna waktu lainnya,
tetapi Alkitab berkata bahwa semua orang kristen dipanggil untuk melayani. Panggilan kita
untuk keselamatan meliputi panggilan Anda untuk melayani. Keduanya sama. Tidak peduli
apa pekerjaan atau karier kita, kita dipanggil untuk pelayanan kristiani purna waktu.
Seorang kristen yang tidak melayani merupakan sebuah pernyataan yang bertentangan.
Setiap kali kita memakai kemampuan-kemampuan yang diberikan Allah untuk menolong
orang lain, kita sedang memenuhi panggilan kita.
4. Kita diperintahkan untuk melayani Allah.
Bagi orang-orang Kristen, pelayanan bukanlah pilihan, sesuatu untuk dimasukkan ke dalam
jadwal kita jika kita bisa menyediakan waktu. Pelayanan adalah inti kehidupan Kristen. Yesus
datang untuk melayani dan untuk memberi. Dan kedua kata kerja tersebut seharusnya juga
menjadi ciri kehidupan kita di dunia. Kita seharusnya menjadi bagian dari solusi, bukan
masalah.
Enam Hal yang Harus Menggerakkan Orang Percaya Dalam Melayani Tuhan:
1. Tergerak Oleh Kepatuhan / Ketaatan
Di dalam kitab Ulangan 13:4, nabi Musa menulis, “Tuhan, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu
harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintahNya, suaraNya harus kamu
dengarkan, kepadaNya kamu harus berbakti dan berpaut.” Ayat tersebut berkaitan dengan
kepatuhan kepada Allah. Di tengah rangkaian kata-kata yang memerintahkan agar kita patuh
kepadaNya, terdapat perintah “kepadaNya harus kamu berbakti”. Berbakti kepadaNya berarti
mengabdi kepadaNya dan melayani Dia. Ya, kita harus melayani Dia karena kita mau
mematuhi Dia. Jika kita tidak melayani Tuhan, itu berarti tidak mematuhi Dia. Jadi, tidak
melayani Tuhan adalah suatu dosa.
2. Tergerak Oleh Rasa Syukur / Terima kasih
Tidakkah Anda ingat, bagaimana malangnya hidup Anda sebelum mengenal Yesus Kristus,
tanpa tujuan dan tanpa harapan? Tidakkah Anda ingat, bagaimana berdosanya Anda kepada
Tuhan? Tidakkah Anda ingat, bagaimana rasanya ketika Anda tahu bahwa Tuhan Yesus
bersedia mati bagi Anda, mengampuni dosa-dosa Anda yang sangat banyak agar Anda
selamat dan memberi Anda jaminan hidup kekal di sorga?
Seorang yang sungguh sadar bahwa hidupnya saat ini adalah anugerah Tuhan akan
mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Ia akan melayani Tuhan seumur hidupnya
meskipun ia tahu bahwa ia tidak akan pernah bisa membalas anugerah Tuhan yang besar itu.
Dengan memberikan diriNya sendiri sebagai korban penebusan dosa Anda, Tuhan Yesus
sudah melakukan sesuatu yang terbesar bagi Anda. Tidak ada pemberian yang lebih besar
daripada itu. Tidakkah Anda menyadari bahwa tidak ada yang lebih besar yang dapat ia
perbuat bagi Anda daripada memberikan dirinya bagi keselamatan Anda? Dia adalah
segalanya bagi kita. Kalau kita sebagai hambanya tidak dapat melayani Dia dengan penuh
rasa terima kasih, apa yang dapat membuat kita berterima kasih kepadaNya?
3. Tergerak Oleh Sukacita
Berikut ini isi pesan Mazmur 100:2: “Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita.” Melayani
Tuhan tidak pantas dilakukan dengan hati yang mengomel atau kecut. Kita harus
melakukannya dengan sukacita. Pada zaman dahulu kala, hamba-hamba raja sering dijatuhi
hukuman mati hanya karena bermuka muram sewaktu melayani sang raja. Ada sesuatu yang
tidak beres pada diri Anda kalau Anda tidak dapat melayani Tuhan dengan sukacita. Kalau
anda melayani Tuhan hanya karena Anda merasa itu sudah kewajiban Anda, tidaklah aneh
kalau Anda tidak dapat melayani Dia dengan sukacita. Kalau Anda melayani Tuhan hanya
karena Anda mau masuk surga, tidaklah aneh kalau Anda tidak dapat melayani Dia dengan
sukacita. Sebaliknya orang Kristen yang berterima kasih atas apa yang telah Tuhan lakukan
baginya akan dapat melayani Tuhan dengan sukacita dan sukarela.
4. Digerakkan Oleh Fakta Sudah Diampuni
Jika Anda membaca Yesaya 6:6-8 di situ Anda mendapati apakah nabi Yesaya menanggapi
panggilan Allah dan siap melayani Allah karena ia merasa bersalah? Bukan! Karena Allah
sudah menghapus kesalahannya. Anak-anak Allah melayani Tuhan bukan supaya mereka
diampuni, tetapi karena mereka sudah diampuni. Jika kita melayani Tuhan hanya karena kita
merasa bersalah kalau kita tidak melayani Dia, gambarannya kita ini seperti orang yang
melayani dengan kaki yang dirantai pada pergelangannya. Tidak ada kasih dalam pelayanan
itu. Yang ada hanyalah upaya dan upaya. Tidak ada sukacita dalam pelayanan itu, yang ada
ialah kewajiban dan kejemuan. Kita seharusnya melayani dengan sukcita karena kematian
Kristus sudah membebaskan kita dari cengkeraman kuasa dosa.
5. Digerakkan Oleh Kerendahan Hati
Yesus adalah hamba yang sempurna. KebesaranNya terlihat dari kesediaanNya merendahkan
diri, melayani kedua belas murid-muridNya. Sungguh, suatu kerendahan hati yang
mencengangkan. Yesus, Tuhan dan Guru murid-murid itu, mencuci kaki mereka untuk
memberi contoh bagaimana murid-muridnya harus melayani dengan kerendahan hati. Dalam
kehidupan ini selalu ada kecenderungan dalam diri kita (Alkitab menyebutnya sebagai
“kedagingan”) untuk berkata, “kalau saya harus melayani, saya harus mendapatkan sesuatu.
Kalau saya mendapat imbalan, atau mendapat pujian bahwa saya ini rendah hati, atau
memperoleh keuntungan bagi diri saya sendiri, saya akan berusaha tampil rendah hati dan
mau melayani. Itu namanya bukan melayani seperti Kristus tetapi itu namanya munafik.
Dengan kuasa Roh Kudus, kita harus menolak pelayanan yang bermotivasi mementingkan diri
sendiri. Itu adalah motivasi yang tidak benar. Kerendahan hati kita dalam melayani harus
tulus, “menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri (Filipi 2:3). Orang Kristen
seharusnya melayani dengan rendah hati karena hal itu membuat dirnya menjadi semakin
seperti Yesus.
6. Digerakkan Oleh Kasih
Menurut Galatia 5:13, pelayanan harus dilakukan atas dasar kasih. Tidak ada “bensin” yang
lebih baik untuk menggerakkan kita melayani dan memberi semangat selain kasih. Dalam
pelayanan kita kepada Tuhan, kita melayaniNya bukan demi memperoleh uang, tetapi kita
melakukannya atas dasar kasih kepada Tuhan dan kepada sesama. Melayani Tuhan bukanlah
persoalan suka atau tidak suka. Kita diberi amanat, “pergilah!” maka kita pergi. Kasih
Yesuslah yang mendesak kita pergi melayani. Kalau orang-orang Kristen dipenuhi dengan
kasih Yesus, mereka akan digerakkan pula oleh kasih Yesus. Hasilnya mereka “tidak lagi
hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk
mereka” (2 korintus 5:14-15). Mereka melayani Allah dan sesamanya atas dasar kasih Yesus.