Matius 28 :16-20
Pendahuluan
Karya spektakuler Yesus selain salib sebagai Anugrah yang Yesus berikan bagi dunia
ini adalah dua belas orang murid. Karena merekalah hari ini kita bisa mendengar berita
tentang Injil dan menerima keselamatan karena iman. Hal itu adalah buah dari apa yang
Yesus lakukan selama +/- 3,5 tahun pelayanan-Nya di dunia. Yesus bukan hanya sekedar
mengajar orang banyak, tidak hanya sekedar membuat mukjizat tapi Yesus juga focus
memuridkan para murid (Bndk Luk 8:10)
Matius 28 :19-20
19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman."
Misi utama Yesus datang ke dunia ini bukanlah mendirikan sebuah agama, bukan pula
sekedar menjadikan semua bangsa menjadi orang percaya namun menjadikan mereka
murid. Jemaat mula2 ketika Petrus berkhotbah 3000 orang bertobat, mereka tidak
mendirikan organisasi gereja, namun mereka bertekun dalam pengajaran (dimuridkan) oleh
para Rasul (Kis 2:42). Lewat dimuridkan kita akan diajar shg karakter dan kualitas ilahi yang
hilang karena dosa akan muncul kembali. Keserupaan dengan Kristus adalah tujuan untuk
kita dimuridkan.
Tentunya sebelum kita memuridkan hal pertama dan utama yang harus kita lakukan adalah
menjadi seorang murid Yesus, kata “Pergilah” ditujukan Yesus bagi para murid2-Nya
Mengapa kita perlu untuk memuridkan :
1. Karena ini perintah dan bukan pilihan kita sebagai murid Kristus
Ayat ini seringkali disebut sebagai “amanat Agung” yang berisi pesan-pesan terakhir
Yesus kepada murid2Nya sebelum Yesus naik ke surga (Bndk. Kis 1:8 ; Mark 16:15).
Hal ini menunjukkan sesuatu yang penting untuk dilakukan oleh para murid2.
Konsekuensi Ketika kita melakukannya adalah hidup kita akan berbuah. (Mat 13:23)
2. Karena kita sudah menerima kuasa
Mat 28:17-18, ketika beberapa orang murid ragu2, maka Yesus berkata, “Kepadaku
telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Melalui kuasa kebangkitannya
kita menerima kuasa, sehingga tidak ada lagi intimidasi dan tuduhan iblis atas hidup
kita yang melayakkan kita dan memampukan kita untuk menjadikan orang lain
menjadi murid Kristus (bndk Mark 16:17-18). Pada ayat terakhir dikatakan dalam
kita mengerjakan amanat agung ini penyertaan Tuhan akan senantiasa menyertai
kita.
Pertanyaan Refleksi :
Apakah hidup kekristenan kita hari ini adalah hidup yang berbuah atau hanya sekedar
menjadi anggota fans club Yesus atau bahkan sekedar menjadi member gereja ?
Mission in Action minggu I :
Belajar menjadi murid (menerima didikan, tidak komplain ketika sedang diajar baik itu oleh
orang tua, pasangan, bos, bahkan oleh Firman Tuhan) dan belajar memuridkan orang lain
(min. 1 orang)
Teladan seorang murid
Titus 2:1-10
Pendahuluan
Bersama dengan surat 1 dan 2 Timotius, surat Titus ini disebut juga surat penggembalaan
yang ditulis oleh Paulus dan ditujukan kepada Timotius dan Titus.
Latar belakang surat Titus ini adalah Paulus sebagai rasul telah menanam gereja di Kreta
namun tidak ada penatua untuk memimpin mereka sehingga ada kebutuhan mendesak agar
ada pemimpin lokal yang dapat menolong mereka untuk bertumbuh. Tugas Titus
memastikan mereka memiliki pemimpin yg berkualitas (Titus 1:5-9) mengingat latar
belakang jemaat Kreta yg memiliki reputasi perilaku yg buruk (Titus 1:10-12).
Kualitas dinilai bukan dari karunia rohani yang dimiliki namun dari karakter yang dimiliki
seorang murid Kristus. Paulus sangat aware terhadap kualitas penatua yang ada terutama
menyangkut soal karakter yang akan sangat berpengaruh terhadap kualitas jemaat yang
ada, karena gereja harus menjadi terang dan membawa kabar baik bagi dunia. Bukan hanya
sekedar mengaku mengenal Allah, namun oleh perbuatannya menyangkal Allah.
Titus 2:7-8 (TB)
7) dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah
engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,
8) sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu,
karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita.
Pertanyaan refleksi :
Sudahkah kita menjadi teladan ketika kita menjadi anak, saudara, orang tua di keluarga, di
lingkungan pekerjaan dan di mana pun Tuhan tempatkan kita?