Kitab ini merupakan Injil tentang pengajaran Yesus Kristus dan bercerita tentang perubahan
besar yang dibawa oleh Yesus dalam Yahudi. Dalam pengajaran Yesus di Injil Matius banyak
konsep-konsep Misi dan Dasar Misi yang kelompok berusaha sajikan dalam makalah ini.
Dalam Matius 28: 16-20 terdapat pesan Yesus yang dijadikan sebagai Amanat Agung
bagi setiap pengikutnya untuk memberitakan kabar keselamatan. Hal ini dipandang sebagai
suatu konsep dan dasar Misi bagi seluruh dunia2.
A. PENGERTIAN MISI3.
Dalam alkitab dipakai kata “Apostole” dan “pempo” (kedua kata tersebut
sebanyak 206 kali digunakan dalam PB), tetapi keduanya sering diartikan secara sama
yakni mengutus (Mis.Lih.Yoh.20:21). Walaupun sebenarnya berbeda.
Kalau “Apostole” dapat diartikan sebagai mengutus dengan otoritas. Sedangkan “pempo”
berarti mengirim dalam arti biasa. Misalnya mengirim surat via pos. Jadi dalam istilah
pempo, sesuatu dikirim tanpa harus ada orang yang diutus. Berbeda dengan apostole yang
memang mengutus orang dengan otoritas penuh dari yang mengutus. Jadi, yang diutus
memakai wibawa yang mengutusnya.
1
John Balchim, Dkk, INTISARI ALKITAB Perjanjian Baru, (Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab,2007), Hal 9.
2
Berdasarkan hasil bacaan yang kelompok kutip dalam buku Transformasi Misi Kristen karangan David J. Bosch.
3
Secara jujur kelompok mengutip schoology Pdt. Sanon, M.Th.
b) PERKEMBANGAN PENGERTIAN MISI
Para ahli sepakat bahwa kata “misi” pertama kali digunakan pada akhir abad ke-
16 oleh imam-imam Yesuit. Tapi sebenarnya istilah tersebut sudah diperkenalkan oleh
Santo Ignasius tahun 1544/1545. Namun dalam perkembangan kemudian, kata “misi”
dipakai secara umum oleh gereja pada abad ke-17 (Edmund Woga:2002, 16).
Sebelum abad ke-16, gereja masih menggunakan istilah lain untuk menjelaskan
tugas gereja dalam penginjilan. Istilah-istilah lain dimaksud yakni “Kegiatan pewartaan
injil ke seluruh dunia, penyebaran iman kristen, pembangunan jemaat baru, pertobatan
orang-orang kafir, pewartaan apostolis, pemeliharaan agama kristen, usaha penyelamatan
kaum barbar, Penanaman baru agama Kristen, Penyebaran Kerajaan Kristus, perluasan
gereja, penanaman gereja dll” (Ibid.). Kemudian dari beragam istilah tersebut
diintegrasikan menjadi satu ke dalam istilah misi. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kata misi menunjuk kepada beragam istilah di atas. Itu berarti, dalam kata “misi”
termasuk konsep penginjilan kepada kalangan non kristen, church planting dan church
expansion.
Dalam Gereja Katolik Roma, kata “misi” memiliki pengertian yuridis gerejawi
yakni penugasan atau izin dari pimpinan gereja yang diberikan kepada seseorang atau
kelompok untuk mengajar iman atau ajaran kristiani. Dalam pemberian tugas tersebut
mencakup dua sasaran yakni Missio Externa artinya penugasan ke luar gereja
(menjangkau atau mengajar atau memberitakan injil kepada non Kristen ) dan Missio
Interna artinya penugasan ke dalam (mengajar orang yang sudah menjadi Kristen atau
katolik (Ibid,17).
Dalam perjalanan sejarah, pengertian misi diberi muatan politis yang erat
hubungannya dengan kolonialisme (Ibid. 19-21).
Tahun 1461: Paus Pius II memberi pengakuan kepada portugis untuk memberitakan injil
di daerah jajahannya.
Tahun 1493 Paus Aleksander VI memberi hak istimewa kepada spanyol dan
Portugis untuk menakluk orang-orang non Kristen di wilayah jajahannya.
Tahun 1508: secara resmi Paus Yulius II mengeluarkan surat yang menetapkan
Portugis dan Spanyol sebagai pendiri, pelindung dan Petugas gereja. Padahal citra dan
tujuan utama mereka (portugis dan spanyol) adalah menjajah. Akibatnya, tindakan
kekerasan dalam menaklukkan daerah jajahannya tidak jarang dilihat sebagai tindakan
misi gereja juga. Sebab antara penjajahan dan misi bagaikan dua sisi mata uang, sehingga
agama kristen dilihat sebagai agama kolonial.
{Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada
mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tak bergembala. Maka
kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Karena itu mintalah kapada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-
pekerja untuk tuaian itu”} Mat 9: 36-38.
Pengajaran Yesus yang membawa damai dan kasih itulah yang diajarkan kepada
murid-muridnya, ia memuridkan mereka melalui berbagai banyak hal. Yesus membawa
perubahan besar dalam kehidupan para murid, ia memilih mereka dari tiap-tiap suku
Israel dengan berbagai latar belakang dan dianggap orang-orang pada waktu sebagai
orang buangan dan berdosa. Namun yang perhatian adalah pemuridan pada waktu itu
terbatas pada suatu lingkup yaitu kepada orang-orang Yahudi. Tetapi misi yang dimaksud
bukan hanya pada satu bangsa yaitu Yahudi, tetapi setiap atau bangsa 4. Terlebih lagi
adalah konsep missioner adalah pemerintahan (basileia) Allah (atau Surga), kehendak
(thelema) Allah, kebenaran (dikaiosune), perintah-perintah (entolai), tantangan untuk
menjadi sempurna (teleios), untuk melampaui atau menjadi unggul (parriseuo), untuk
melakukan atau memelihara (tereo), berbuah (karpous poiein) dan mengajar (didasko)5.
Proses pemuridan dalam misi tidak mudah karena harus mampu bertahan dalam
keadaan apapun dan terus bersinergi dengan kehendak Allah. Sedangkan yang dimaksud
bersinergi dengan Allah adalah mengetahui apa isi Allah (mission dei) atau Allah yang
mengutus bukan seperti yang terjadi sekarang ini mengatasnamakan gereja 6. Pemuridan
yang baik adalah penerapan Kasih Allah itu sendiri, sehingga Syalom itu hadir dalam
orang-orang yang menerima kabar baik tersebut. Ketika proses pemuridan tersebut
selesai dengan naiknya Tuhan Yesus ke surge, Ia mengutus mereka untuk memberitakan
kabar keselamatan tersebut keseluruh bangsa (Mat 28).