Anda di halaman 1dari 5

Kitab matius adalah sebuah kitab yang ditulis oleh matius menurut tradisi mula-mula 1.

Kitab ini merupakan Injil tentang pengajaran Yesus Kristus dan bercerita tentang perubahan
besar yang dibawa oleh Yesus dalam Yahudi. Dalam pengajaran Yesus di Injil Matius banyak
konsep-konsep Misi dan Dasar Misi yang kelompok berusaha sajikan dalam makalah ini.

Dalam Matius 28: 16-20 terdapat pesan Yesus yang dijadikan sebagai Amanat Agung
bagi setiap pengikutnya untuk memberitakan kabar keselamatan. Hal ini dipandang sebagai
suatu konsep dan dasar Misi bagi seluruh dunia2.
A. PENGERTIAN MISI3.

a) PENGERTIAN MISI SECARA ETIMOLOGIS


Misi berasal dari bahasa Latin “missio” artinya mengutus. Bahasa Inggris dikenal
dengan istilah Mission dan Missions. Mission: program kerja misi. Missions: Kegiatan
atau praktek misi yang telah diprogramkan tadi (George W.Peter:2006,11-12). Secara
etimologis-biblis, istilah misi tidak ada dalam alkitab. Namun dapat disamakan dengan
kata “Apostole” dalam bahasa Yunani yang berarti juga mengutus (Misalnya
lih.Mat.10:16,40, 23:34; Mrk.6:7).

Dalam alkitab dipakai kata “Apostole” dan “pempo” (kedua kata tersebut
sebanyak 206 kali digunakan dalam PB), tetapi keduanya sering diartikan secara sama
yakni mengutus (Mis.Lih.Yoh.20:21). Walaupun sebenarnya berbeda.
Kalau “Apostole” dapat diartikan sebagai mengutus dengan otoritas. Sedangkan “pempo”
berarti mengirim dalam arti biasa. Misalnya mengirim surat via pos. Jadi dalam istilah
pempo, sesuatu dikirim tanpa harus ada orang yang diutus. Berbeda dengan apostole yang
memang mengutus orang dengan otoritas penuh dari yang mengutus. Jadi, yang diutus
memakai wibawa yang mengutusnya.

1
John Balchim, Dkk, INTISARI ALKITAB Perjanjian Baru, (Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab,2007), Hal 9.
2
Berdasarkan hasil bacaan yang kelompok kutip dalam buku Transformasi Misi Kristen karangan David J. Bosch.
3
Secara jujur kelompok mengutip schoology Pdt. Sanon, M.Th.
b) PERKEMBANGAN PENGERTIAN MISI
Para ahli sepakat bahwa kata “misi” pertama kali digunakan pada akhir abad ke-
16 oleh imam-imam Yesuit. Tapi sebenarnya istilah tersebut sudah diperkenalkan oleh
Santo Ignasius tahun 1544/1545. Namun dalam perkembangan kemudian, kata “misi”
dipakai secara umum oleh gereja pada abad ke-17 (Edmund Woga:2002, 16).
Sebelum abad ke-16, gereja masih menggunakan istilah lain untuk menjelaskan
tugas gereja dalam penginjilan. Istilah-istilah lain dimaksud yakni “Kegiatan pewartaan
injil ke seluruh dunia, penyebaran iman kristen, pembangunan jemaat baru, pertobatan
orang-orang kafir, pewartaan apostolis, pemeliharaan agama kristen, usaha penyelamatan
kaum barbar, Penanaman baru agama Kristen, Penyebaran Kerajaan Kristus, perluasan
gereja, penanaman gereja dll” (Ibid.). Kemudian dari beragam istilah tersebut
diintegrasikan menjadi satu ke dalam istilah misi. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kata misi menunjuk kepada beragam istilah di atas. Itu berarti, dalam kata “misi”
termasuk konsep penginjilan kepada kalangan non kristen, church planting dan church
expansion.

Dalam Gereja Katolik Roma, kata “misi” memiliki pengertian yuridis gerejawi
yakni penugasan atau izin dari pimpinan gereja yang diberikan kepada seseorang atau
kelompok untuk mengajar iman atau ajaran kristiani. Dalam pemberian tugas tersebut
mencakup dua sasaran yakni Missio Externa artinya penugasan ke luar gereja
(menjangkau atau mengajar atau memberitakan injil kepada non Kristen ) dan Missio
Interna artinya penugasan ke dalam (mengajar orang yang sudah menjadi Kristen atau
katolik (Ibid,17).

Dalam perjalanan sejarah, pengertian misi diberi muatan politis yang erat
hubungannya dengan kolonialisme (Ibid. 19-21).
Tahun 1461: Paus Pius II memberi pengakuan kepada portugis untuk memberitakan injil
di daerah jajahannya.
Tahun 1493 Paus Aleksander VI memberi hak istimewa kepada spanyol dan
Portugis untuk menakluk orang-orang non Kristen di wilayah jajahannya.

Tahun 1508: secara resmi Paus Yulius II mengeluarkan surat yang menetapkan
Portugis dan Spanyol sebagai pendiri, pelindung dan Petugas gereja. Padahal citra dan
tujuan utama mereka (portugis dan spanyol) adalah menjajah. Akibatnya, tindakan
kekerasan dalam menaklukkan daerah jajahannya tidak jarang dilihat sebagai tindakan
misi gereja juga. Sebab antara penjajahan dan misi bagaikan dua sisi mata uang, sehingga
agama kristen dilihat sebagai agama kolonial.

David J.Bosh: misi adalah keseluruhan tugas gereja. Sedangkan penginjilan


merupakan kegiatan memanggil banyak orang untuk melaksanakan misi (David J.Bosch:
1999:631-641).
Gustav Warneck: Misi berarti ekspansi geografis dari kekristenan (Church
Planting)
Hoekendijk: misi adalah missio dei yakni kegiatan Allah sendiri dan bukan
kegiatan lembaga zending. Tujuan misi: syalomisasi (kontra warneck)
Yakob Tomatala: Misi merupakan isi hati Allah.

B. POKOK AJARAN YESUS YANG MISIONER DALAM MATIUS

David J. Bosch dan Edmund Woga dalam tulisan-tulisan mereka sependapat


bahwa Misi yang terkandung dalam Matius adalah konsep menjadikan Pemuridan. Hal
tersebut juga didukung oleh Norman E.Thomas dalam karyanya Teks-teks Klasik. Yesus
membawa perubahan besar dalam keYahudian pada saat itu, ia hadir dalam masa dimana
Kekuasaan Romawi begitu terasa, Ia mengambil murid dari ke dua belas suku Israel yang
menjadi simbol daripada Israel (Mat 10). Ia mengajarkan banyak hal yang tidak ada
dalam Hukum Taurat tentang penggenapan Hukum Taurat yaitu Hukum Kasih (Mat
22:37-40). Banyak orang kagum dan takjub akan pengajaran Yesus, bahkan Matius
sendiri dipanggil dan dipilih oleh karena belas Kasih Allah melalui Yesus, Matius dipilih
dari latar belakang pekerjaannya pemungut cukai yg dianggap oarng berdosa pada waktu
itu, tetapi Yesus berkata dengan tegas bahwa: “Bukan orang sehat yang
memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang
Kuhendaki ialah belas Kasihan bukan persembahan, Karena Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”(Mat 9:12-13).

{Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada
mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tak bergembala. Maka
kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Karena itu mintalah kapada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-
pekerja untuk tuaian itu”} Mat 9: 36-38.

Pengajaran Yesus yang membawa damai dan kasih itulah yang diajarkan kepada
murid-muridnya, ia memuridkan mereka melalui berbagai banyak hal. Yesus membawa
perubahan besar dalam kehidupan para murid, ia memilih mereka dari tiap-tiap suku
Israel dengan berbagai latar belakang dan dianggap orang-orang pada waktu sebagai
orang buangan dan berdosa. Namun yang perhatian adalah pemuridan pada waktu itu
terbatas pada suatu lingkup yaitu kepada orang-orang Yahudi. Tetapi misi yang dimaksud
bukan hanya pada satu bangsa yaitu Yahudi, tetapi setiap atau bangsa 4. Terlebih lagi
adalah konsep missioner adalah pemerintahan (basileia) Allah (atau Surga), kehendak
(thelema) Allah, kebenaran (dikaiosune), perintah-perintah (entolai), tantangan untuk
menjadi sempurna (teleios), untuk melampaui atau menjadi unggul (parriseuo), untuk
melakukan atau memelihara (tereo), berbuah (karpous poiein) dan mengajar (didasko)5.

Proses pemuridan dalam misi tidak mudah karena harus mampu bertahan dalam
keadaan apapun dan terus bersinergi dengan kehendak Allah. Sedangkan yang dimaksud
bersinergi dengan Allah adalah mengetahui apa isi Allah (mission dei) atau Allah yang
mengutus bukan seperti yang terjadi sekarang ini mengatasnamakan gereja 6. Pemuridan
yang baik adalah penerapan Kasih Allah itu sendiri, sehingga Syalom itu hadir dalam
orang-orang yang menerima kabar baik tersebut. Ketika proses pemuridan tersebut
selesai dengan naiknya Tuhan Yesus ke surge, Ia mengutus mereka untuk memberitakan
kabar keselamatan tersebut keseluruh bangsa (Mat 28).

C. RELEVANSI MISI DALAM MATIUS DENGAN KEHIDUPAN

Kelompok mengambil relevansi misi Matius dengan kehidupan di STT GKE


Banjarmasin, dimana STT GKE menjadi wadah melakukan pemuridan itu sendiri, seperti
yang dilakukan Yesus. Dengan berpegang pada konsep kasih Allah sebagai Pengutus
(misio dei), mahasiswa di uji dengan pengalaman-pengalaman yang didapat dari
4
David J. Bosch, TRANSFORMASI MISI KRISTEN (Jakarta: PT.BPK GUNUNG MULIA 1997), Hal 100.
5
Ibid. 101.
6
Persepsi kelompok atas cara pandang pengutusan saat ini.
lapangan di kehidupan Jemaat, seperti Yesus lakukan dengan kehidupan orang-orang
Yahudi. Di tempa selama empat tahun lamanya dan di utus seperti Yesus mengutus
muridNya, dengan pendidikan, mengacu pada kekuatan Iman, Pengaharapan, dan Kasih
sehingga mengahasilkan mahasiswa atau murid-murid yang berjiwa missioner, seperti
murid-murid Tuhan Yesus. Di pilih melalui latar belakang yang berbeda-beda seperti
murid-murid dipilih dengan perspektif Allah sendiri yang memilih untuk menuai di
ladangNya yaitu dunia, menggembalakan domba-dombaNya dan membawa domba yang
tersesat yaitu Jemaat. Dengan tujuan kabar keselamatan tersebut diterima dan diberitakan
kepada seluruh bangsa sesuai konsep Matius 28, STT GKE memberitakan kabar tersebut
di tanah Kalimantan.

Anda mungkin juga menyukai