Selamat malam…
Pada MLM hari ini kita akan membaca nats Firman Tuhan dalam 2 Korintus 4: 1-18. Mari kita
baca bergantian, pria ayat yang ganjil dan wanita ayat yang genap. Judul Firman Tuhan pagi ini
adalah “Tidak Tawar Hati.”
Dalam bukunya, The Blood of the Lamb, Peter de Vries menceritakan seorang ayah yang
memiliki seorang anak perempuan yang didiagnosis leukemia. Suatu hari dokter menyampaikan
kabar baik bahwa anaknya telah sembuh dari leukemia. Bapak ini merasa sangat bersukacita,
pagi hari dia datang ke gereja untuk berdoa, bersyukur dan dia pergi ke toko roti untuk membeli
roti tart yang sangat disukai oleh anaknya. Dia berharap anaknya akan sangat senang dan
tertawa mendengar kabar gembira dan kue tart yang dia sukai. Tapi apa yang terjadi, pada saat
bapak ini sampai di rumah sakit, ternyata suster-suster sibuk sekali di kamar anaknya, ternyata
anak bapak ini anfal dan meninggal dunia. Saat bapak ini tahu, dia pergi ke gereja, dia
lemparkan kue tart itu ke salib yang ada di gereja. Bapak ini marah, kecewa, dia merasa
diPHPin Tuhan, udah dibilang sembuh malah meninggal, dia tawar hati dan akhirnya dia
depresi.
Kalau peristiwa yang sama, terjadi pada saudara dan saya, respon apa yang akan kita ambil?
Apakah kita akan tawar hati, tawar hati artinya menjadi tidak semangat, lelah, putus asa…
ah, sama aja koq, buat apa berdoa, toh saya masih sakit, ga ada perubahan; buat apa berdoa, buat
apa kesaksian, menginjil, toh pasangan saya atau orang itu ga berubah-berubah. Seringkali kita
menjadi tawar hati dengan keadaan yang kita lihat. Saya pun pernah mengalami hal demikian,
ada hal-hal tertentu yang membuat kita menjadi tawar hati, tapi apakah kita mau seperti itu
terus?! Terus menerus kecewa dengan keadaan, terus menerus apatis melihat seseorang, lebih
parah terus menerus tawar hati dengan Tuhan?!
Amsal 24:10 Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu. Kalau
kekuatan kita kecil, kita akan kalah dengan keadaan.
Tapi Firman TUhan katakan kita lebih dari pemenang amin?! Pemenang tidak ada yang
tawar hati, sebab sekali orang itu bertanding dengan tawar hati, dia ga akan mungkin menang.
Nah, malam ini, mari kita belajar dari orang-orang pemenang yang tidak tawar hati dalam
keadaan apapun yang dialami, terutama dari seorang tokoh yang bernama Paulus. Di ayat yang
tadi kita telah baca, Paulus mengisahkan kisah hidupnya, bagaimana keadaan-keadaan yang dia
alami. Dia didera, dia dihina, dia dipukul, ditindas…apakah ada untungnya buat diri Paulus?
Tidak.
Ada orang yang berani lomba makan ayam sampai tersedak, karena berharap dapat hadiah 1
milyar. Ada orang yang berani latihan mati-matian untuk jadi pesebakbola, lalu ketubruk sana
sini, sampai ada yang cidera lutut dan lain-lain tujuannya apa? untuk dapat hadiah, uang,
ketenaran, dll. Lha kalau Paulus, dia dihina, dipukul, dia tidak ada keuntungan apa2 di dunia ini.
Secara hitung-hitungan matematika, dia tidak untung.
Saya belajar saudara, dalam mengikut Tuhan, kita harus singkirkan kalkulator kita; bahkan
dalam mengikut Tuhan, fokus kita adalah untuk orang lain. Paulus ini ga untung apa2, tapi
meskipun demikian, Paulus tidak tawar hati, tidak menyerah dengan keadaannya, tetap setia
menginjil, tetap setia hidup dalam kebenaran, tetap setia melayani Tuhan.
Saudara, apapun keadaan yang saudara alami, mungkin saat ini saudara mengalami keadaan yang
membuat saudara mulai lelah dengan keluarga, lelah dengan pelayanan, lelah dengan kesehatan
saudara, mulai tawar hati sehingga saudara mempertanyakan Tuhan, bahkan membuat saudara
tergoda untuk keluar dari kebenaran Firman. Tapi, mari kita mau keluar sebagai pemenang.
Tahukah saudara, bahwa Tuhan rindu sekali mencurahkan kekuatanNya kepada setiap
orang, karena Tuhan tahu manusia dengan kekuatannya sendiri tidak sanggup. Tapi,
mengapa masih ada orang-orang yang tawar hati? Tidak mendapat kekautan dari
Tuhan? Sehingga setiap melihat keadaan dunia, keadaan kesehatannya, keadaan
keluarganya, merasa tawar hati, merasa kecewa, merasa tidak bersemangat?
2 Tawarikh 16: 9a. Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan
kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia
Tidak sungguh hati!
Nah, banyak orang Kristen sekarang yang setengah-setengah, Imannya setengah.
Pelayanan setengah-setengah, melayani orang tidak dengan sepenuh hati, selesai
melayani ngomel2, kekudusan setengah2, dan lain sebagainya, tidak sungguh hati.
Orang-orang yang demikian tidak merasakan kekuatan dari Tuhan. Orang-orang yang
demikian, akan gampang mengalami tawar hati.
Oleh karena itu, hal kedua yang bisa membuat kita tidak tawar hati, agar kita
bersungguh-sungguh hati adalah
Kekristenan bukan agama, kekristenan adalah kehidupan, hubungan kita dengan Tuhan
Sang Pencipta yang mau berkorban dan menyelamatkan manusia. Kalau saudara kenal
Tuhan, saudara akan sungguh-sungguh hati, dan percaya. Tapi kalau saudara tidak benar-
benar kenal Tuhan, saudara akan dengan mudah dibelokkan, dan ragu.
Mazmur 9:11
Memang firman Tuhan berkata carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka
semua akan ditambahkan padamu, tapi kalau saya ga cari dunia saya ga bisa hidup di
dunia donk. Iya, kita memang harus bayar pajak, tapi kalau petugas-petugasnya korupsi
masak kita tetap bayar? Kita memang harus mengasihi musuh kita, tapi kalau dia tetap
memusuhi kita, masak kita mau mengasihi terus. Lah, itu semua saudara pakai otak,
logika.
Kesaksian pribadi
Hosea 6: 3
Kalau kita mengenal Tuhan, maka hal ketiga yang membuat kita tidak tawar hati,
tidak lelah, putus asa adalah karena …
Seorang bapak yang botak, dia terkenal sangat aktif melayani. Di toko, dia terkenal
sebagai pemilik toko yang ramah, sering menyapa tukang-tukang parkir. Dia sering
mengunjungi orang-orang sakit, menghibur, dll, dia juga tidak hitung-hitungan dalam
memberi. Suatu hari, seorang temannya bertanya, kenapa kamu sangat giat, apa kamu
tidak capek? Dia berkata, aq mau bekerja buat Tuhan karena nanti aku akan dapat
mahkota, sehingga aq tidak malu lagi dengan kepalaku yang botak ini.
Bapak ini memiliki pandangan apa pun yang saya lakukan, itu untuk bekal saya nanti di
kekekalan. Kalau saudara dan saya memiliki pengertian ini, oh saudara, penderitaan di
dunia ini ringan, amin.