Anda di halaman 1dari 2

Edisi,28 September 2023

DIA TAKKAN MEMBIARKANMU”


(II Raja-raja 4:1-7)

Ibu-ibu yang dikasihi Tuhan Yesus,

Bagaimana jawaban ibu-ibu, jika ditanya, apakah saudara beriman? Pasti sebagaian besar akan
menjawab beriman bukan? Namun masih ada pertanyaan yang menyusul, apaka ukurannya bahwa
saudara beriman? Tentu jawaban kita pasti akan berbeda bukan? Tetapi satu hal yang pasti sama
jawabannya jika kita ditanya, “apakah itu Iman.”?

Ibrani 11:1 mengatakan: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat.”

Jadi kata kunci iman berkaitan dengan apa yang diharapkan kendatipun pembuktiannya sulit untuk
dilogikakan. Itu sebabnya banyak orang yang sering kali meragukan kuasa dan kasih sayang Tuhan
jika ia mengalami berbagai kemelut hidup yang tak kunjung berhenti silih berganti hadir dalam
hidupnya. Namun satu hal yang harus dipahami bahwa Tuhan tidak pernah salah dan takkan pernah
menuntun kita ke jalan yang salah kendatipun banyak perkara yang sulit dimengerti terjadi dalam
hidup ini.

Jika demikian bagaimana belajar meyakini cara Tuhan mengasihi umatNya yang sedang dalam
kondisi hidup yang sangat memilukan. Untuk menjawab pertanyaan itu marilah kita belajar dari
perikop pembacaan II Raja-raja 4:1-7.

Melalui kitab II Raja-Raja 4:1-7, dikisahkan tentang pergumulan seorang janda miskin setelah
kematian suaminya yang adalah seorang nabi.( Kira-kira mirip dengan janda seorang Pendeta ).
Suaminya meninggalkan hutang yang cukup banyak. Tentu kondisi ekonomi keluarganya semakin
terpuruk. Dapat diabayangkan kalau kita ibu-ibu yang mengalami kondisi seperti itu. Ditambah lagi
waktu penagihan hutang semakin mendekat, sementara sumber biaya untuk membayarkan
tunggakan hutang tidak jelas. Kedua anaknya laki-laki sedang terancam oleh rentenir untuk
menjadikan keduanya jadi budak jika tidak sanggup melunasi hutang tersebut.

Andaikan ibu-ibu yang mengalami hal ini apakah yang akan kita buat? Masikah kita akan meyakini
bahwa Tuhan pasti sanggup berbuat? Masihkah kita akan mengatakan tiada yang mustahil bagi
Tuhan? Di sinilah kualitas iman sedang diuji. Sungguhkah kita akan memercayakan hidup 100 Persen
kepada Tuhan.

Marilah kita memperhatikan respons ibu janda dalam teks Alkitab yang kita baca tadi. Apakah yang
dilakukannya? Apakah dia menjadi frustrasi? apakah dia pergi curhat kepada temannya? Apakah dia
menyalakan orang lain? Atau apakah dia menyalakan Tuhan? Ternyata tidak bukan? Dia justru
datang kepada Tuhan. Ia tahu tempat curahan hati yang tepat. Ia tidak salah alamat
menyampaikan persoalannya. Mengapa demikian? Karena ia beriman. Ia tetap bertahan dan
meyakini bahwa Tuhan sanggup berbuat atas persoalan yang dialaminya.

Bagi ibu janda yang sedang bergumul, meyakini bahwa hamba Tuhan (nabi Elisa) adalah wakil
Tuhan. Ia tidak melihat nabi sebagai manusia biasa namun diyakini bahwa dia alatNya Tuhan yang
akan menyatakan kuasanya atas pergumulan yang terjadi dalam hidupnya. Karena itu ia curhat
kepada nabi Elisa menyampaikan seluruh pergumulannya. Dan nabipun meresponsnya dengan baik
karena ia kenal iman janda sebagai sosok pribadi yang saleh atau orang yang hidup dalam
kebenaran. Perlu diingat ibu-ibu bahwa orang saleh bukan berarti orang yang tidak pernah salah,
tetapi orang saleh maksudnya jika ia berdosa terus berupaya untuk mengakui kesalahannya dan
tidak membenarkan diri dalam keberdosaanya. Seperti itulah keadaan ibu janda ini di mata Elisa.
Karena itu Elisa memberikan petunjuk bagaimana menghadapi pergumulan yang sedang dialaminya:
Elisa menanyakan barang berharga yang masih dapat dijual di rumahnya dan ternyata satu-satunya
yang dimilki si janda hanyalah sebuah buli minyak urapan yang tidak berharga.
Elisa meminta janda untuk mengumpulkan sebanyak mungkin bejana kepada siapa saja.

Semua permintaan ini dilakukan oleh janda kendatipun tidak dimengerti maksud dari semuanya itu.
Dan ternyata Tuhan membuat semua orang bermurah hati dan memberikan buli-buli kepadanya. Di
sinilah tindakan iman dinyatakan dan bersamaan dengan itu jawaban iman dibuktikan. Karena
ternyata banyak bejana yang diperolehnya dan Allah memakai buli-buli itu mengeluarkan minyak
dan mengisi semua bejana kosong yang telah dikumpulkan janda tersebut (4-6). Dan setelah buli-buli
dijual ternyata cukup membayar hutang dan menghidupi masa depan keluarga janda tersebut. Di
sini nampak bahwa buli-buli yang tidak berguna dalam pandangan manusia tetapi dipakai Allah
menyelamatkan dan memelihara keluarga janda seorang nabi.

Ibu-ibu yang dikasihi Tuhan Yesus,

Jangan pernah meragukan kasih Tuhan karena Ia adalah Tuhan yang tidak pernah salah dan takkan
menuntun kita ke jalan yang salah. Namun kitalah umatNya yang seringkali salah mengerti cara
Tuhan melawat dan menuntun hidup kita.
Jadikanlah Tuhan sebagai tempat curahan hati yang pertama dalam menghadapi seluruh eksistensi
hidup ini. Dan yakinilah bahwa Tuhan memakai hambaNya untuk memberikan solusi di saat kita
mengalami pergumulan.
Yakinilah bahwa banyak cara yang dipakai Tuhan menjadi alatNya untuk menyelesaikan setiap
persoalan kita. Bandingkan dengan buli-buli yang kosong dalam perikop tadi dipakai Tuhan
menyelesaikan pergumulan ibu janda. Amin.

Liturgi : 28 September 2023

1.Sapaan Keluarga
2. SAAT TEDUH
3. PANGGILAN BERIBADAH
MAZMUR RESPONSORIAL 65 :2-5
4. MENYANYI NKB 17 :1 & 3
5. VOTUM DAN SALAM
6. MENYANYI NKB 116;1,4 & 5
7. DOA PELAYANAN FIRMAN
PEMBACAAN ALKITAB
RENUNGAN FIRMAN
8. Respon FirmanNKB 122:1
9. PERSEMBAHAN
MENYANYI NKB 199’;1-3
10.DOA SYAFAAT/PERSEMBAHAN
11.NATS PENGUTUSAN
Mazmur 130:7
12..MENYANYI NKB 167 ;1-2
13.DOA BERKAT

Anda mungkin juga menyukai