Nim : A120201003
2022/2023
Ulangan 6 : 4-7
Amsal 22 : 6
Amsal 29 : 17
Matius 18 : 10
Matius 18 : 14
Markus 10 : 14
Markus 10 : 16
Untuk dapat menjadi pengajar kasih Tuhan yang baik, maka hendaklah kita
menjadi orang yang hidup dan menghidupi kasih Allah itu. Kita haruslah menjadi
orang yang mengalami kasih Allah itu.
Jika kita belum mengalami dan hidup di dalam kasih Allah, maka akan sangat
sulit untuk bisa mengajarkan tentang kasih Allah. Anggota keluarga kita akan
melihat, memperhatikan, dan mengamati kehidupan kita: apakah kasih Allah
mewarnai hidup kita? Sebab itu, penting sekali bagi kita untuk mengevaluasi diri kita.
Teknik mengajar itu ada verbal tapi juga ada prakteknya. Secara verbal,
maksudnya kita menceritakan pengalaman hidup kita yang telah diubah, diberkati,
dipelihara, dididik dan dituntun oleh Tuhan. Secara praktek, maksudnya tindakan
yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Perhatikan ayat-ayat di atas: ajarkanlah pada
waktu engkau berjalan, makan, dsb. Ini adalah kehidupan keseharian kita.
Bagi seorang anak, orangtua adalah segalanya. Di mata anak, orangtua adalah
sosok yang bisa memberikan cinta, bantuan serta dukungan. Karena itu, tidak ada
yang lebih kuat mempengaruhi karakter anak selain daripada orangtua. Karakter
orangtua melandasi gambaran anak-anak kita tentang Tuhan, meskipun Tuhan itu tak
tampak oleh mata.
Jika mereka telah percaya pada Allah dan menjadi anak-anak Allah, maka
mereka memiliki Bapa Surgawi yang akan terus menjaga dan memelihara hidup
mereka. Sadarilah bahwa tidak selamanya kita bisa bersama dengan semua orang
yang kita kasihi. Ada saat di mana tidak ada orang yang bisa menolong mereka,
kecuali Allah. Karena itu betapa pentingnya untuk memperkenalkan Tuhan bagi
seluruh anggota keluarga kita.
Kita semua memiliki peran yang sangat besar dalam memperkenalkan kasih
Allah kepada semua anggota keluarga kita. Karena itu, hendaklah setiap kita
menghidupi kasih Allah dan mengajarkannya kepada semua anggota keluarga kita.
Kiranya Tuhan menolong kita sekalian. Amin.