Sebelum kita menerima keselamatan, kita hanyalah hamba dosa. Kita tidak mampu datang dan berseru
kepada Bapa. Kita sudah dikuasai dan dikontrol oleh dosa. Akan tetapi, setelah kita menerima
keselamatan dan diangkat menjadi anak Allah, Roh Kudus berdiam dalam hati kita. Roh Kudus
memampukan kita berseru “ya Abba, ya Bapa”. Kehidupan kita yang awalnya diselimuti kegelapan menjadi
kudus oleh darah Kristus, sehingga kita layak untuk datang kepada Bapa. Kita menjadi ahli waris Allah.
Tugas kita sebagai anak Allah adalah melakukan kehendak Allah, misalnya taat dan setia kepada Tuhan
dan orangtua, rajin membaca dan merenungkan Firman Tuhan, menjauhi dan membenci dosa, mengasihi
sesama, dll.
Pertanyaan refleksi:
1. Apakah kamu percaya bahwa kamu adalah anak Allah?
2. Sudahkah kamu mencerminkan Allah dalam kehidupanmu?
3. Tindakan apa saya yang sudah kamu lakukan sebagai anak Allah?
4. Bagaimana perasaanmu sebagai pribadi yang sudah diangkat menjadi anak Allah?
Tulis jawaban refleksi di buku catatan agama (jangan lupa tulis tanggal devosi) ☺
YAYASAN OBOR BERKAT INDONESIA - NIAS
SD SWASTA OBI FODO
GUNUNGSITOLI SELATAN
Jl. Diponegoro Km. 6,5 Desa Fodo. Kec. Gunungsitoli Selatan, Kota Gunungsitoli
Pertanyaan Refleksi:
Tulis jawaban refleksi di buku catatan agama (jangan lupa tulis tanggal devosi) ☺
YAYASAN OBOR BERKAT INDONESIA - NIAS
SD SWASTA OBI FODO
GUNUNGSITOLI SELATAN
Jl. Diponegoro Km. 6,5 Desa Fodo. Kec. Gunungsitoli Selatan, Kota Gunungsitoli
Sebagai orang percaya kita harus menyadari bahwa kita di panggil untuk menjadi garam dan
terang bagi dunia ini, selama kita masih hidup. Oleh sebab itu, ketika Firman Tuhan berkata,
seperti yang tertulis di dalam; Matius 5 : 13 – 16.
Tentu menjadi garam yang dimaksudkan disini adalah bagaimana cara hidup kita bisa
mempengaruhi, bisa berdampak, bisa mengubah orang-orang yang ada di lingkungan dimana kita
hidup, mulai dalam keluarga kita, sahabat kita, tetangga yang ada di lingkungan dimana kita
tinggal, lingkungan dimana kita bekerja atau kuliah, maupun sekolah, disitulah hidup kita harus
berdampak, sehingga orang-orang yang melihat cara hidup kita, mereka melihat kita berbeda
dengan dunia ini.
Kalau cara hidup kita tidak berbeda dengan dunia ini, maka kita sama dengan dunia ini. Sama
dengan dunia ini berarti kehidupan kita juga semakin hari semakin membusuk dan tidak berarti
apa-apa. Dan itu yang Firman Tuhan maksudkan sebagai garam yang menjadi tawar. Artinya
kehidupan kita sebagai orang percaya tidak ada artinya. Percaya kita kepada Allah pun tidak
ada artinya, karena kita tidak menjadi pribadi seperti yang Tuhan inginkan yaitu bisa
menggarami dunia ini.
Firman Tuhan juga mengatakan bahwa kita harus menjadi terang. Dan itu jelas, sebab kita
saat ini hidup di dunia yang penuh kegelapan, dunia yang penuh dengan kejahatan. Menjadi
terang artinya, apa pun yang kita lakukan semuanya haruslah kebenaran sesuai dengan yang
Tuhan kehendaki.
Tentu kebenaran itu harus terlihat nyata mulai dari, perkataan, sikap, tindakan, gerak pikiran,
dan seluruh perbuatan kita harus benar seperti yang Allah kehendaki. Kebenaran itu juga yang
akan membuat kita terlihat berbeda dengan dunia ini. Dan dengan dengan cara hidup yang
demikian, maka kita akan mempermuliakan Bapa di Sorga.
Jika kita mau menyadari akan panggilan kita untuk menjadi garam, untuk menjadi terang, maka
kita akan menjauhkan diri dari segala bentuk cara hidup dunia yang penuh dengan kejahatan.
Kita tidak akan gampang menyakiti orang lain dengan cara hidup kita, tidak gampang melukai
orang lain dengan cara hidup kita, tidak mengorbankan orang lain dengan cara hidup kita,
memfitnah, membenci, dendam, sampai kepada menyimpan kepahitan.
Menjadi garam, menjadi terang, akan membuat kehidupan kita terlihat berbeda dengan cara
hidup orang-orang dunia. Karena kita tahu bukan dunia ini yang kita inginkan, bukan dunia ini
tujuan hidup kita, sebab tujuan hidup kita hanya satu yaitu Tuhan dan Kerajaan-Nya. Dan
selama kita hidup di dunia ini, kita tahu bahwa panggilan hidup kita adalah menggarami dunia
ini, menerangi dunia ini dengan kebenaran, dan membawa jiwa-jiwa datang kepada Bapa lewat
cara hidup kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin
Pertanyaan refleksi:
1. Apakah saya sudah pernah menjadi garam dan ternag bagi orang di sekitar saya? Siapakah
dia?
2. Apa contoh hal yang sudah saya lakukan sebagai anak garam dan terang kepada orang di
sekitar saya?
3. Kalau saya belum pernah, besok atau setelah corona berakhir, saya mau melakukan apa
untuk menjadi garam dan terang bagi sekitar saya?
Tulis jawaban refleksi di buku catatan agama (jangan lupa tulis tanggal devosi) ☺
YAYASAN OBOR BERKAT INDONESIA - NIAS
SD SWASTA OBI FODO
GUNUNGSITOLI SELATAN
Jl. Diponegoro Km. 6,5 Desa Fodo. Kec. Gunungsitoli Selatan, Kota Gunungsitoli
Doa: Tuhan Yesus, aku mau belajar untuk menjadi anak yang bertanggung jawab. Dalam nama Tuhan
Yesus aku berdoa. Amin
Pertanyaan refleksi:
1. Apakah saya anak yang bertanggungjawab?
2. Apakah saya selalu mengerjakan tugas sekolah dengan bertanggung jawab?
Tulis jawaban refleksi di buku catatan agama (jangan lupa tulis tanggal devosi) ☺