Anda di halaman 1dari 142

ReHaT

Renungan Harian Toraya


Edisi Januari - April 2021

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 1


ReHaT
Renungan Harian Toraya

Diterbitkan dalam bahasa Indonesia


(Untuk kalangan sendiri oleh) :
BADAN PEKERJA SINODE GEREJA TORAJA
Jln. Ahmad Yani No. 45 Rantepao, 91831 Toraja Utara, Sulawesi Selatan
E-mail: bpsgetor@gmail.com
Website:www.bps.gerejatoraja.org

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 2


Penulis ReHaT Edisi Januari – April 2021

Pdt. Frans Sanggola Tangdira’pak, Pdt. Bertha Patu, Astin Mangean,S.Th,


Pdt.Firman Pangarra`, Pdt.Meike Tapparan,Pdt.Malni Firti Matasak,Pdt.Yulianus Tandisau,
Pdt. Albatros Palilu, Pdt. Elvis Saladan, Pdt. Daud Palelingan Pdt. Ida Theresia Toban,Pdt.Jhona Luther,
Pdt.Anna Reguspin, Pdt.Rya Nirmala Tambing,Pdt.Septin Biring,Pnt.Budanita Sudharianti

Pemimpin Umum dan Penanggung jawab:


Pdt. Alfred Anggui, D.Th.
Pemimpin Redaksi:
Pdt. Daud Palelingan, S.Th. MM.
Pendamping Redaksi:
Pdt. Albatros Palilu, M.Theol.
Pdt. Elvis Leme` Saladan, S.Th.

Penyunting, Editing, dan Layout:


Pdt. Daud Palelingan, S.Th, MM.

Penerjemah bahasa Toraja:


Pdt. Elvis Saladan, S.Th

Desain Sampul:
Rantivianto Kendenan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 3


Jumat 01 Januari 2021
Mazmur 148:1-14

TRIMAKASIH TUHAN
Kurresumanga` Puang

Djohan Handojo merangkai lirik lagu: “Terima kasih Tuhan


Untuk kasih setiaMu Yang ku alami dalam hidupku Terima kasih
Yesus untuk kebaikan-Mu sepanjang hidupku, Terima kasih Yesusku
buat anugerah yang Kau b'ri, sebab hari ini Tuhan adakan Syukur
bagiMu”. Setidaknya lirik lagu tersebut mengajak kita untuk
menghayati betapa besar kasih Tuhan dalam kehidupan kita
sehingga kita wajib mensyukuri anugerah Tuhan di tahun yang
baru ini.
Mazmur 148:1-14 merupakan ajakan permazmur agar
setiap orang mengarahkan pujiannya kepada sang pencipta baik
yang berada di sorga maupun yang ada di bumi (ay.1) Semua
ciptaan yang ada di bumi diajak untuk mengarahkan pujiannya
kepada Tuhan (ay.7,13). Hal itu dilakukan oleh pemazmur karena
pemazmur sadar bahwa hanya Tuhanlah yang berdaulat
mengendalikan keadaan di sorga maupun keadaan di bumi,
Terlebih kepada manusia dengan segala golongannya (ay. 8-12).
Jika pemazmur mengajak semua ciptaan untuk memuji
kebesaran Tuhan, maka apa yang harus kita nyatakan kepada
Tuhan sebagai rasa syukur kita memasuki tahun yang baru hari ini?
Pemazmur telah memberikan contoh kepada kita bagaimana kita
menghayati dan merespons kemurahan Tuhan yang terus
dinyatakan-Nya kepada kita. Selama satu Tahun yang telah berlalu
Tuhan tetap menyartai kita sampai disini dan selanjutnya masih
memberi kesempatan kepada kita untuk melangkahkan kaki
menuju kehidupan di tahun yang baru ini. Kita tidak tahu apa yang
akan terjadi dalam hidup kita kedepan, namun tetaplah nyatakan
pujian kita kepada Tuhan sebagai pengakuan kita bahwa hanya
Tuhanlah yang layak dimuliakan ketika kita menjalani hari-hari
kehidupan kita. Selamat Tahun Baru. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 4


Sabtu 02 Januari 2021
Amsal 1:1-7

MENDENGAR DIDIKAN TUHAN


Umperangi Pangadaran-Na Puang

Walter Lippman pernah berkata “Dibutuhkan hikmat


untuk memahami kebijaksanaan: “musik takkan pernah berarti
apa-apa jika pendengarnya tuli.” Maksudnya adalah Kebodohan
itu seperti pendengar yang tuli. Dia tidak memiliki cara untuk
mendapatkan kebijaksanaan karena ia tidak mengerti atau
menghormati kebijaksanaan yang datangnya dari Tuhan.
Amsal 1:1-7 mengajak kita untuk selalu mendengar didikan
agar kita dapat hidup bijaksana dan disiplin dalam melakukan
kebenaran. Itulah sebabnya kita membutuhkan waktu untuk
mendengar didikan Tuhan agar setiap langkah kehidupan kita
selalu terpolah dalam cara hidup yang berhikmat. Melalui kata-
kata yang bijak Amsal mengarahkan kita untuk memiliki hikmat
dalam seluruh aspek kehidupan kita dengan cara takut akan
Tuhan. "Takut" bukan berarti “seram”, tetapi kita di ajak
menghayati makna hidup berhikmat dengan cara menunjukkan
sikap hormat kepada kedaulatan Allah yang selalu mendidik kita
dengan firman-Nya. Tuhan adalah sumber hikmat yang tertinggi
dan ilahi. Karena itu setiap orang wajib datang kepadaNya
meminta hikmat. Dalam ayat 7 dituliskan orang bodoh tidak
merasa perlu menghormati Allah karena mereka merasa bijaksana
dan berpengetahuan.
Menyampaikan dan mendengar didikan adalah bagian dari
perjalanan kehidupan kita, entah kita yang lebih banyak
mendengar atupun lebih banyak menyampikan didikan itu
tergantung pada konteks dimana kita berada. Karena itu dalam
menjalani hidup keseharian kita milikilah hikmat dengan cara
datang kepada Sumber hikmat. Berupayalah membuka hati dan
telinga di hadapan Tuhan agar semua kebenaran yang kita
dengarkan membuat kita berpaut kepada-Nya setiap hari.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 5


Minggu, 3 Januari 2021
Mazmur 110:1-4

JANJI TUHAN
Pangallu’-Na Puang Matua

Letak tempat duduk dalam kehidupan memang


memberikan simbol “siapa” gerangan orang yang menempati
tempat tersebut. Paling tidak nampak juga dalam budaya Toraja
dalam berbagai acara, termasuk bacaan kita hari ini tentang letak
tempat duduk yang disampaikan kepada Daud.
Mazmur 110 ini adalah nubuatan tentang Kristus yang
telah dinaikkan dan dipermuliakan oleh Bapa.  Kristus perlu naik ke
Sorga, karena pekerjaan-Nya belum selesai pada waktu Ia bangkit
dari antara orang mati, karena itu Ia harus duduk di sebelah kanan
Bapa dan dari situlah Ia akan mencurahkan karunia-karunia
kepada orang percaya, teristimewa karunia Roh Kudus. Ketika
Allah bersumpah (ay.4), maka sumpah itu jangan dipahami
sekadar pemenuhan janji yang mengikat, tetapi juga dilihat
sebagai meterai yang mengesahkan sumpah tersebut
(bnd.Ibr.6:20). Sebab itu, menanti pemenuhan sebuah janji bukan
hal yang mudah, apalagi pemenuhan janji Tuhan.
Kita sering menilai pemenuhan-Nya berdasarkan keinginan
kita. Hal inilah yang dilakukan oleh para agamawan Yahudi dengan
mendikte apa dan bagaimana yang harus dilakukan oleh seorang
Mesias, sehingga yang terjadi adalah kebutaan rohani karena
Mesias yang ditunggu-tunggu sesungguhnya ada di hadapan
mereka, namun mereka sama sekali tidak melihatnya. Cepat atau
lambat janji Allah pasti digenapi. Dalam janji-Nya, kita menemukan
harapan dan kekuatan untuk teguh menjalani kehidupan,
sekalipun dihadang oleh berbagai persoalan. Kita harus yakin
bahwa apa pun masalahnya janganlah kita putus asa terhadap janji
Allah, bahkan jangan biarkan kesulitan menjadi hambatan bagi kita
untuk tetap setia terhadap janji Allah dalam kehidupan kita.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 6


Senin, 4 Januari 2021
Mazmur 110:5-7
IAMO DATU SIA TO MINAA
Dialah Raja dan Imam

Pembudamo ditiro sia dirangi tu tu pa’tokkoan lako to la


umpassan misa’ toean susinna Pa’tokkoan Presiden, Kapala
daerah sia senga’-senga’na. Lan pa’tokkoan iato maleso kumua ia
tu to ditokko iamo diben misa’ toean la ma’pana’ta’. Iake diolu
tentara ba’tu Polisi, biasa ke ditokkoi tu pangulu lan simisa’-misa’
toean matantu, disorongan duka tekken (tongkat komando)
Battuananna diben kuasa la ma’pana’ta’ sia la mata’tak tu toean
pa’pana’ta’ lana soyanan.
Iate pa’basanta yamo misa’ pa’pudian tu umpokada
kaditokkoanna misa’ datu diomai Puang Matua. Puang Matua
umpa’bengan tekken kaparentan lako misa’ Datu la umpana’ta’
toean kaparentan lan alla’na taun-Na. Kuasa tu disorong lako te
datu iamo tu la unnea sia untaloi mintu’ uali tu la ussanggang
taun-nNa Puang ondonganna to pabali-bali lako Puang Matua, apa
Puang Matua kalena ullendui’ te datu iate, tu la umpasikambi’i
parenta-Na (ay.2), sia Puang Matua duka la unnarakki tu taunna
anna parari sola datu (ay.3)
Ia tu torroanna Datu lan alla’na taun-Na tae’ anna la
ma’parenta manna susi misa’ datu sangadinna dio duka kalena tu
passanan to minaa (ay.4), battuananna kumua ia tu datu
lamendadi duka akkele’na tolino dio olona Puang Matua lan toean
to minaa unturu’ lalanna Melkisedek (band.Ibr.5:10).Indete nanai
maleso kumua datu tu disanga lan te pa’pudian 110, iamo tu
Mesias.
Mesias iamo, Iamo Datu sia To Minaa tu umparenta taunna
sia umpasiumpu’ki’ Puang Matua. Iamo mangka ussorong kale-Na
mendadi pemala’, sia mangkamo kendek langan suruga ’ anna,
nno’ko’ dio kanan-Na Puang untoe kaparentan. Iamo To minaa
kapua sia maruru’, tu usseroi mintu’ kasalanna taun-Na, anna

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 7


mintu’ to tontong umpentireke’I lanakarimmanni Puang Matua
tete dio Mesias.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 8


Selasa, 5 Januari 2021
Amsal 3:1-12

MENERIMA TEGURAN UNTUK KEBAIKAN


Morai dita’tan belanna kameloan

Tak satu pun orang tua di dunia ini yang menginginkan


anak-anaknya menjadi orang yang gagal atau menderita di
kemudian hari, melainkan semuanya berharap agar anaknya
menjadi orang yang berhasil dalam studi, karier dan juga rumah
tangga. Pola didik orang tua selalu berusaha memberikan yang
terbaik, bahkan rela mengorbankan hal yang berharga demi
pujaan hati. Kasih, perhatian, perlindungan dan teguran diberikan
orang tua kepada anak.
Seruan kepada anak untuk memperhatikan ajaran dan
perintah dan setia menjalankan kewajiban jalan mencapai
kebahagiaan (ay.1-4). Takut akan Tuhan serta melayani-Nya
dengan menggunakan harta Tuhan secara bertanggung jawab
menuju kesejahteraan (ay.7-10). Belajar dari kesukaran dan
masalah dan teguran Tuhan jalan menjadi baik (ay.11-12). "Hai
anakku, Janganlah engkau menolak didikan Tuhan”. Daud pernah
melakukan pelanggaran besar di hadapan Tuhan, berzinah dengan
Betsyeba. Kemudian Tuhan memakai Natan untuk menegur Daud.
Akhirnya Daud pun menyesal dan bertobat, katanya, "Aku sudah
berdosa kepada Tuhan (2 Sam. 12:13-14).
Kunci utama ketika kita menerima teguran dan didikan
dari Tuhan adalah bertobat. Pengakuan diri kita telah melakukan
dosa di hadapan Tuhan itu sangat penting dan itu adalah kunci
untuk mengalami pemulihan dan berkat dari Tuhan. Jadi bila kita
mendapat teguran dari Tuhan jangan menjadi kecewa atau marah,
karena hal ini berarti bahwa Tuhan sangat mengasihi kita. “Jika
kamu harus menanggung ganjaran Allah memperlakukan kamu
seperti anak, di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh
ayahnya? (Ibr.12:7). Bersyukurlah bila kita ditegur oleh Tuhan,
karena hal itu mendatangkan kebaikan bagi kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 9


Rabu, 6 Januari 2021
Mazmur 29:1-11

KEMULIAAN ALLAH DALAM BADAI


Kamala’birn-Na Puang Matua payan lan angin bara’

Bencana Alam terjadi dimana-mana disajikan melalui


media sosial, terkadang membuat panik dan sangat menakutkan.
Terlebih menghadapi pandemi Covid 19 yang masih berlangsung
sampai saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menolong
setiap orang dalam bentuk misi kemanusiaan demi
menyelamatkan mereka dari badai kehidupan.
Mazmur 29:1-11 diperoleh sudut pandang lain. Badai bagi
Pemazmur bukan kejadian alam yang alami semata, apalagi hanya
akibat ulah manusia semata yang tidak bertanggungjawab dalam
mengelola alam, tetapi fenomena tersebut juga bisa dilihat
sebagai cara Allah menyatakan diri serta menyatakan kekuasaan
dan kebesaran-Nya. Bagi Daud gemuruh itu adalah suara Tuhan.
Suara Tuhan itu ada di atas air yang besar, penuh semarak,
mematahkan pohon aras libanon, membuat gunung gemetar,
gunung menyemburkan api, padang gurun gemetar dan berbagai
fenomena alam lainnya (ay.3-10). Itulah sebabnya ia mengajak
semua penghuni sorgawi dan tentu pula penghuni dunia ini
menghormati Dia dan memberi kemuliaan dan sujud menyembah
kepada-Nya saja (ay.1-2).
Bagaimana dengan kita? apakah berpandangan sama
dengan Pemazmur?. Melalui puisi yang menimbulkan rasa hormat,
nyanyian pujian ini menunjuk pada badai sebagai bukti lain dari
kemuliaan Allah. Nada penuh keyakinan terus bercampur-baur
dengan frasa-frasa yang menceritakan kemahakuasaan Allah.
Sama seperti Daud yang meyakini bahwa fenomena alam apa pun
termasuk badai yang dahsyat dipakai oleh Tuhan menyatakan
keagungan dan kebesaran-Nya di seluruh muka bumi. Oleh karena
itu, mari menghormati Dia dan menyatakan kemuliaan dan
menyembah kepada-Nya saja. Soli Deo Gloria. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 10


Kamis, 7 Januari 2021
Kisah Para Rasul 9:10-19a

MELAYANI DALAM KUASA TUHAN


Ma`kamaya lan kuasan-Na Puang

Setiap orang masing-masing memiliki pengalaman


kehidupan yang sulit untuk dilupakannya. Apakah itu pengalaman
yang baik ataupun pengalaman yang yang tak menyenangkan. Hal
yang sama dialami oleh Ananias seorang murid Tuhan ketika
Firman Tuhan datang kepadanya dalam satu penglihatan dan
menyuruhnya untuk pergi ke suatu tempat yang bernama jalan
lurus untuk menemui Saulus di rumah Yudas. Reaksi spontan dari
Ananias langsung mengatakan bahwa orang tersebut adalah
seorang penjahat dan penganiaya terhadap orang-orang kudus-
Mu di Yerusalem.
Dalam perjalanan Saulus ke Damsyik, di tengah jalan Yesus
menemuinya melalui cahaya yang membutakan dan berkata
"Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah
ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu apa yang harus
kauperbuat" (ay.6). Saulus pun melanjutkan perjalanannya ke
Damsyik dan tinggal di rumah Yudas (ay.11). Ternyata dalam misi
khusus ini Yesus ingin melibatkan seorang murid-Nya yang
bernama Ananias. Tugas Ananias adalah menyampaikan isi hati
Tuhan kepada Saulus. Ini tidak mudah baginya tetapi Ananias
tetap melakukannya karena Yesus tetap meminta Ananias pergi
karena Ia telah menetapkan Saulus sebagai alat pilihan-Nya untuk
memberitakan nama-Nya kepada bangsa-bangsa lain. Ananias pun
pergi dan menumpangkan tangan atas Saulus agar ia dapat
melihat kembali (ay.15-18). Ananias bukanlah orang besar, namun
tindakannya menggambarkan ketaatan yang besar dan kesediaan
terlibat dalam misi Allah. Terlibat dalam misi Allah bukan berarti
melakukan tindakan besar atau kecil, melainkan ketaatan kepada
Allah. Siapa pun kita, “orang besar” atau “orang kecil” kita harus
setia mengambil peran dalam misi Allah.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 11


Jumat, 8 Januari 2021
1 Timotius 4:11-16

PERHATIKAN DAN AWASILAH HIDUPMU


Pemarangai sia kanandai tu kalemu

Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Kata awas


berarti suatu peringatan agar kita berhati-hati. Bukankah kita
sering menjumpai kata-kata peringatan semacam ini tertulis di
mana-mana? Di jalan raya misalnya: awas ada tikungan, awas ada
perbaikan jalan, awas banyak anak sekolah" dan sebagainya. Ada
pula yang lebih ekstrem lagi, awas ada anjing galak!. Itu berarti
kita harus memperhatikan peringatan ini dengan sungguh, sebab
bila kita melanggarnya pasti sangat membahayakan diri sendiri
dan juga orang lain.
Firman Tuhan menasihati agar kita mengawasi diri sendiri
terlebih dahulu, bukan orang lain. Memang, pekerjaan yang
mudah adalah kita mengawasi, mengamat-amati, menilai,
mengoreksi kelemahan serta menghakimi orang lain. Sebaliknya
untuk mengawasi diri sendiri atau bercermin pada diri sendiri tidak
semua orang mau melakukannya. Tetapi rasul Paulus
mengingatkan demikian, "Baiklah tiap-tiap orang menguji
pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat
keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain."
(Gal.6:4).
Bagaimana dengan perkataan kita? apakah yang kita
perkatakan menunjukkan siapa kita? Kata-kata firman yang
membangun, menguatkan dan memberkati orang lain?.
Bagaimana dengan tingkah laku kita? Apakah selama ini tingkah
laku kita sudah sesuai dengan firman Tuhan atau malah jadi batu
sandungan bagi orang lain? Begitu pula dalam hal kasih, kesetiaan
dan juga kesucian. Kalau kehidupan kita sudah baik dan berkenan
kepada Tuhan barulah kita boleh mengawasi orang lain. Akhir-
akhir ini banyak sekali ajaran-ajaran yang menyesatkan. Bila kita
tidak berakar kuat di dalam firman Tuhan, kita akan mudah

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 12


tersesat. Mari kita koreksi hidup kita, supaya hidup kita menjadi
teladan!

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 13


Sabtu, 9 Januari 2021
1 Raja-Raja 2:1-4

PESAN YANG BERHARGA


Pepasan keangga’

Pesan terakhir dari seseorang yang akan segera meninggal


dunia biasanya sangat penting. Pesan itu bisa keluar dari hasil
refleksi diri selama menjalani hidup atau apa yang harus dilakukan
keluarga yang akan ditinggalkan setelah yang bersangkutan
meninggal. Dalam lingkup orang Toraja biasanya pesan orang
meninggal lebih dipertimbangkan dari pada pesan orang yang
masih hidup.
Demikian pun dalam bacaan kita hari ini, pesan terakhir
Daud untuk Salomo merupakan pesan yang sangat berharga agar
janji Allah kepada Daud dan keturunannya tetap dapat dinikmati
Salomo demi pengabdiannya kepada umat yang Tuhan
percayakan kepadanya. Bagian pertama pesan Daud
mengingatkan kita akan pesan Tuhan kepada Yosua ketika ia
mengambil alih kepemimpinan Musa (Yos.1:7-8). Dengan demikian
jelas sekali Daud memahami tugas seorang raja, yaitu
menggembalakan umat dengan berpedoman Taurat. Pesan Daud
ini disampaikan kepada anaknya Salomo sebagai generasi pelanjut
untuk memimpin umat Israel. Daud tidak mengatakan bahwa
banyak kekayaan dan harta milik yang akan tinggalkan untuk Daud
tetapi Salomo justru mengingatkan kepada Daud untuk tetap setia
kepada perintah Allah (ay.3) agar tetap beruntung dalam segala
kelakuan yang dituju, dan supaya Tuhan menepati janjinya kepada
keturunannya.
Pesan Daud kepada Salomo berguna juga bagi kita yang
berada dalam posisi sebagai satu keluarga, satu persekutuan,
sebagai pemimpin. Marilah dalam segala keberadaan kita selalu
setia kepada Tuhan dan janji Tuhan pasti dinyatakan dalam
kehidupan kita. Tuhan kiranya menolong para pemimpin untuk
menjadi pemimpin yang benar dan adil, dengan didasari takut
akan Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 14


Minggu, 10 Januari 2021
Lukas 5:1-11

PENGETAHUAN KITA TERBATAS


Ia tu kapaissananta ma’angge

Seorang pemuda sangat optimis dalam bersekolah. Dalam


satu waktu ia berkuliah di Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan
Tinggi Swasta. Usai menjadi sarjana dari kedua jurusan, ia
berupaya untuk lanjut ke jenjang S2 dengan 2 bidang juga. Secara
ilmu dan bidang, tidak diragukan lagi. Namun suatu waktu dia
berkata, bahwa ilmu yang ia kejar selama ini, sangatlah terbatas,
dia tidak menjadi ahli pada kedua bidang yang ditekuninya.
Pekerjaan Petrus sebagai seorang nelayan yang
profesional tidak diragukan lagi. Sangat menarik, perjumpaan
dengan Yesus membuat Petrus dan teman-temannya yang ahli
pada bidangnya pun secara logika tidak mungkin disiang hari ada
ikan, sedangkan dimalam hari saja sulit ikan. Namun Petrus
berkata tetapi karena Engkau menyuruh maka aku akan
menebarkan jala juga. Petrus dan teman-temannya terkesan
bimbang juga, tetapi karena Tuhan yang perintahkan maka
mereka mengerjakannya. Sesuatu yang melampaui batas-batas
logika dan cara berpikir Petrus dan teman-temannya ketika
mendapat tangkapan ikan yang luar biasa banyaknya.
Seiring dengan perjalanan waktu, kita pun memiliki banyak
pengetahuan dan pengalaman yang dapat menuntun kita
mengerjakan pekerjaan selanjutnya. Walaupun demikian kita juga
mesti sadar bahwa kita pun memiliki keterbatasan pengetahuan
untuk menjawab semua hal yang ada di depan kita. Karena itu,
tetaplah mengandalkan kuasa Roh Kudus bekerja dalam hidup kita
karena hanya dengan cara demikian kita akan dimampukan dan
mengerti bagaimana cara Allah bekerja dalam kemampuan kita
yang terbatas. Jadilah pribadi yang luar biasa untuk Tuhan dan
pakailah hidup kita yang terbatas untuk menyatakan kuasa dan
kehendak-Nya dalam hidup keseharian kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 15


Senin, 11 Januari 2021
Kejadian 17:1-13

NASUNDUNNI TU PANGALLU’-NA
Janji-Nya ditepati

Biasa nakua tau tangmaraa tu mangallu’, iamoto sipatu


ditanga’ melo dolo na den mane mangallu’, belanna iake diallu’mi,
manassa taanamo tau sia natayan tau tu buanna. Den dukapa
biasa nakua tau, maraa tu mangallu’ apa masussa dibuai.
Mangallu’ tu Puang lako Abraham kumua la membati’ sia
la mendadi misa’ bangsa kapua. Masai namane ussundunni Puang
tu Pangallu’ iato, sae lako butung tangmanappa’mo tu bainena
(Sarah), kumua la tongan siaparaka tu pangallu’-Na Puang
belanna ia tonna ombo’ tu Puang lako Abraham kumua la
Nasundunnimo tu pangallu’-Na, ia tu umuru’na Abraham kasera
pulona ngkasera taunna, susi dukato tu Sarah, matuamo. Manassa
tontong nakilalai Puang tu pangallu’-Na lako Abraham, yaraka ia
Napasan Puang Matua kumua la lolangko dio oloku sia la lantuk tu
penaammu (ay.1). Dipamanassa duka kumua tangia manna tu
dadian bati’ tu diallu’ lako Abraham sangadinna pangallu’ iato
lanapomana’ mintu’ bati’ siosso’na iamo tu to Israel. Natanan
Puang Matua tu bassena lako Abraham ullendui’ misa’ tanda,
kumua ia tu mintu’ bati’na iamo tu muane karuamo allona dadinna
sipatu la disunna’, belanna iamo lamendadi tanda lako Abraham
sola mintu’ bati’na kumua mangkamo tu Puang untanan basse
lako kalena kumua Puang Matua lanapokapenomban, sia
Iadukamo la tontong untuntunni sia laumpasaeanni
kamarampasan lan katuoanna sia lan tondok tu mangka
naalluranni Puang.
Sipatu dikanappai’ sia ditoemanda’ tu pangallu’Na Puang
tu mangkamo naola basse-Na, belanna inangla nasundunni tu
mintu’ pangallu’-Na lako kaleta podo ke tontongki’ lolang
makaritutu ma’patongan sia mengkaola. Basse-Na Puang Matua
iamo basse matontongan tu tanglaleluk lan mintu’ attu sia lan
mintu’ inan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 16


Selasa, 12 Januari 2021
Roma 4:1-12

NILAI DARI ALLAH


Angga’ bu`tu dio mai Puang

Orang tua tentu mengharapkan anak-anaknya dapat


bersekolah dan belajar dengan baik, bahkan saat menerima rapor
anaknya dapat memiliki hasil atau nilai yang baik. Seperti apa
jadinya jika anak-anak kita memiliki nilai yang buruk dan tidak
sesuai dengan yang diharapkan? Mungkin kita agak kesal dan
memarahi anak kita. Namun tentu berbeda respons kita, jika nilai
yang didapatkan anak kita terlihat baik dan berprestasi.
Abraham dalam pandangan Allah memiliki nilai yang
istimewa. Bagaimana tidak, dikatakan dalam ayat 3 bahwa
Abraham dibenarkan oleh Tuhan bukan karena melakukan Taurat
tetapi karena percaya. Abraham sangat mengimani Tuhan yang
memanggilnya, sehingga ia menjadi pribadi yang berjalan menurut
perintah Tuhan. Ketika Abraham bergumul soal keturunan yang
sekian lama tidak menunjukkan bahwa ia akan memiliki keturunan,
ia tetap percaya akan perwujudan janji Allah padanya. Abraham
tetap taat dan tidak menjadi pribadi yang bermegah karena ia
dibenarkan Tuhan, melainkan ia tetap rendah hati dan
sepenuhnya berserah pada Allah.
Tentu kita ingin menjadi pribadi yang bernilai bagi Tuhan
bukan? Sadar atau tidak sadar kita adalah pribadi yang berharga
dalam pandangan Tuhan. Hanya saja apakah predikat atau nilai
dari Tuhan dapat kita pertahankan sebagai pribadi yang
dibenarkan karena iman percaya dalam Yesus Kristus? Karena itu
di awal-awal tahun baru ini, kiranya kita semakin yakin akan
penyertaan Roh Kudus dalam menjalani kehidupan kita hari demi
hari yang tentu punya banyak dinamika hidup sebagai anak-anak
Tuhan. Izinkan terus Allah menilai kehidupan kita, sehingga kita
menjadi pribadi yang selalu menyembah Dia dalam Roh dan
Kebenaran. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 17


Rabu, 13 Januari 2021
Yesaya 41:14-16

BAGAIKAN CACING DAN ULAT


dipasangtinti Ulli’ sia Kalinting

Cacing dan ulat merupakan binatang yang menjijikkan bagi


banyak orang. Cacing biasa hidup di tanah yang banyak sampah.
Kalau mau mancing, anak-anak desa biasa mencari cacing di
sekitar comberan atau tempat membuang sampah. Tentu banyak
orang yang tidak suka ke tempat demikian, selain kotor juga
sangat menjijikkan. Sering ibu-ibu berkata kepada anaknya,
sebelum makan harus mencuci tangan sebab nanti cacingan kalau
tangan kotor.
Yakub disebut cacing. Artinya pribadi yang lemah, rapuh
dan sikap yang menjijikkan. Bagaimana tidak, ia pernah menipu
ayahnya untuk mendapatkan hak kesulungan. Walau demikian,
Yakub tetap menjadi pribadi yang dikasihi Allah. Nah, meskipun
Israel itu “kecil” bagaikan cacing dan ulat, tetapi Allah tidak
pernah ingkar janji bagi umat pilihan-Nya. Israel dipanggil untuk
tidak takut terhadap musuh. Dikatakan bahwa Allah akan
menolong dan menebus mereka. Para musuh akan dipermalukan
dan mulut mereka akan dibungkam sehingga mereka tidak
berdaya melawan umat Allah.
Kita juga adalah umat pilihan Allah. Meski tidak dapat
dipungkiri beban kehidupan membuat kita menjadi pribadi yang
lemah, rapuh dan bisa saja menimbulkan dosa yang menjijikkan
bagi Tuhan. Allah selalu ada menolong dan menebus kita untuk
menghadapi masalah dan pergumulan apa pun. Roh Tuhan
senantiasa berkuasa memberi pemahaman akan setiap kebenaran
firman-Nya, sehingga dari firman-Nya kita belajar tentang siapa Dia
dan apa yang telah diperbuat-Nya bagi hidup dan kehidupan kita.
Namun yang pasti adalah bahwa Dia adalah Tuhan sumber
kekuatan dan kemenangan yang abadi dalam Yesus Kristus. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 18


Kamis, 14 Januari 2021
Yesaya 41:17-20

TUHAN TETAP BERSAMA UMATNYA


Tontong tu Puang sisola Taun-Na

Dalam keadaan yang nyaman mungkin kita merasa bahwa


Tuhan tetap bersama dengan kita, namun ketika kita menghadapi
tekanan dan penderitaan mungkin kita berbalik berkata
dimanakah pertolongan Allah?
Umat pilihan Allah yaitu orang Israel sedang dalam
keadaan penderitaan yang menyedihkan. Mereka sedang
menghadapi masa-masa penuh bahaya serta kehidupan yang
sangat suram dan menakutkan. Mereka terpenjara, terkurung,
tertawan, sungguh menjadi bangsa yang tak berdaya sama sekali.
Namun dalam keadaan seperti itu, perikop bacaan kita
menggambarkan bahwa Tuhan hadir memberikan kasih dan
pertolongan kepada umat milik kepunyaan-Nya yang sedang
dalam penderitaan. Kehadiran dan berkat Allah yang penuh kasih
dinyatakan bagi umat-Nya. Allah tetap setia pada janji-Nya, bahwa
Ia tidak akan meninggalkan umat-Nya walaupun umat-Nya merasa
bahwa mereka telah di tinggalkan oleh Allah.
Dalam menjalani kehidupan kita setiap hari mungkin kita
merasa bahwa Allah hadir bersama kita hanya saat-saat kita
bahagia. Namun ketika masa-masa sulit, terpuruk dan hancur
Tuhan terasa jauh. Namun melalui perikop kali ini semakin
ditegaskan bahwa disaat dalam keadaan terpuruk sekalipun, kita
tetap dalam pemeliharaan Tuhan. Ia mengangkat kita. Sebab kita
adalah pribadi yang sungguh berharga di hadapan-Nya. Karena itu,
tetaplah berserah kepada-Nya dalam keadaan apapun karena
sesungguhnya Tuhan tak pernah meninggalkan kita. Yakinlah
bahwa Tuhan selalu berserta kita sekalipun kita sedang
mengalami pergumulan kehidupan yang melanda kehidupan kita.
Tuhan tetap bersama dengan kita, karena itu tetaplah percaya
bahwa dalam kuasa-Nya kita tertolong dan terpelihara. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 19


Jumat, 15 Januari 2021
Mazmur 139:1-6

KEMAHATAHUAN ALLAH
Kamatarrusan-Na Puang Matua

Sensewang adalah guru tabib terkenal di Jepang. Lili


seorang anak mantu yang minta tolong pada Sensewang untuk
dibuatkan ramuan mematikan bagi ibu mertuanya yang sangat
membencinya. Ramuan itu justru tidak mematikan tapi justru
semakin menyehatkan dan anehnya ibu mertua mulai menyayangi
dan mengasihi Lili dengan luar biasa. Ia kembali ke Sensewang
dan berkata mengapa justru ibu mertua saya berubah?
Sensewang berkata bukan racun yang aku buatkan tapi ramuan
penumbuh kasih sayang.
Daud dalam mazmurnya mengemukakan pengajaran yang
agung bahwa Allah yang dengan-Nya kita harus berurusan itu
memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai kita, dan bahwa
semua gerakan dan tindakan kita, baik manusia batiniah maupun
lahiriah kita telanjang dan terbuka seluruhnya di hadapan-Nya.
Kok bisa? Karena Tuhan adalah Pencipta manusia. Daud juga
mengaitkan antara pengetahuannya mengenai Allah yang
Mahatahu dengan kehidupannya. Kemahatahuan Allah bukanlah
merupakan sebuah progres dari tahu sedikit menjadi tahu banyak
dan perlu terus menyelidiki. Allah yang Mahatahu dalam
pemahaman Daud bagaikan Allah yang menguliti dia helai demi
helai.
Pertama-tama apakah kita yakin bahwa Allah kita adalah
Allah yang menciptakan kita? Kemudian yakinkah kita bahwa Allah
Maha mengetahui seluruh sisi-sisi kehidupan ini? Allah merancang
hidup kita dengan hal-hal yang baik, bukan dengan hal yang buruk.
Karena itu kita tahu bahwa Allah ada dalam pikiran kita, Allah ada
dalam hati kita, Allah ada di rumah kita, Allah ada dalam kamar
kita, Allah ada di pekerjaan kita, Allah ada dimana-mana. Tuhan
tidak menghendaki kita salah jalan atau tersesat. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 20


Sabtu, 16 Januari 2021
Mazmur 139:13-18

BENIH YANG BERHARGA


Banne mandu keangga’

Dari jutaan benih sel laki-laki hanya satu sel yang bertahan,
menembus dan bertemu dengan benih sel telur wanita. Jika
berhasil janin akan terbentuk. Ini berarti ada jutaan benih sel laki-
laki lainnya yang gugur tidak mendapat kesempatan untuk hidup.
Pemazmur melukiskan dengan sangat indah bagaimana
Tuhan mengenal kita dan mengetahui hari-hari di depan kita
sebelum nafas pertama kita di dunia. Daud membuka mata kita
untuk melihat kuasa Allah yang dimulai pada ayat 13 “Engkaulah
yang membentuk buah pinggangku dan menenun dalam kandungan
ibuku”. Kuasa Allah yang dinyatakan ini merupakan pernyataan
iman dan kekagumannya kepada Allah sebagai pencipta hidupnya.
Perhatikan kata “menenun” bermakna bahwa Allah adalah
perancang hidup kita. Seluruh kehidupan yang diciptakan oleh
Allah berada di bawah pengawasan Allah.
Kita secara pribadi sungguh bersyukur kepada Allah
karena perjalanan kehidupan kita telah dirancang oleh Allah
sendiri dengan luar biasa. Kita adalah benih yang berharga.
Katakan pada diri kita, bahwa “saya benih yang berharga dari
Tuhan”. Ada banyak orang yang lahir dengan kecacatan yang
permanen, tapi mereka adalah benih yang berharga dari Tuhan.
Pernahkah kita merasakan ada “sesuatu yang kurang” meski telah
mendapatkan semua yang kita mau? Kita harus tahu bahwa
sesungguhnya Tuhan telah menginvestasikan di dalam diri kita
potensi yang jauh lebih besar dari apa yang telah kita ketahui saat
ini. Tetapi kita tidak akan menemukannya sampai kita
menyerahkan seluruh diri kita untuk masuk dalam rencana yang
telah dikhususkan Allah bagi kita sejak kita ditenun. Setiap
makhluk hidup diciptakan oleh Allah dan menampilkan keindahan
karya tangan-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 21


Minggu, 17 Januari 2021
Matius 25:1-13

BUATLAH PELITAMU TERUS MENYALA


Parandanko Palitammu anna tontong dukku

Pada zaman dahulu sebelum ada listrik, salah satu alat


penerang yang paling sering dipakai adalah pelita. Pelita akan
menyala jika ada minyak. Tanpa minyak, pelita hampir tidak ada
artinya bahkan mengurangi kegunaannya.
Bacaan kita menekankan betapa pentingnya minyak untuk
pelita. Hal yang paling mendasar yang membedakan gadis-gadis
bodoh dan gadis-gadis pintar ialah pada persediaan minyak yang
mereka bawa (ay.3-4). Kisah ini merupakan contoh terbaik yang
digunakan Yesus dalam menjelaskan dan menasehati untuk
berjaga-jaga dengan penuh persiapan. Dalam tradisi Timur Tengah
waktu itu, mempelai laki-laki biasanya datang secara tiba-tiba
tanpa memberi tahu waktu kedatangannya. Persediaan minyak
yang dibawa oleh gadis-gadis pintar menunjukkan kesiapan
sampai akhir dalam menunggu mempelai. Tetapi gadis-gadis
bodoh tidaklah demikian. Mereka menunggu tetapi tidak ada
persiapan, dibuktikan bahwa pelita mereka sudah menyala tetapi
hampir padam dan persediaan minyak tidak ada (ay.8). Hubungan
orang percaya dan Kristus digambarkan seperti hubungan
mempelai laki-laki dan wanita. Orang percaya adalah mempelai
wanita dan Kristus adalah mempelai laki-laki. Minyak adalah
lambang persekutuan yang karib dengan Tuhan.
Melalui perumpamaan ini orang percaya diingatkan untuk
senantiasa peka terhadap situasi zaman dan memperhatikan
keadaan rohani masing-masing mengingat kedatangan Kristus
yang tidak kita bisa duga. Biarlah pelita kita tetap menyala dengan
persediaan minyak yang cukup sebagai bukti kesiapan kita. Pelita
yang terus menyalah menggambarkan cara hidup yang menerangi
kehidupan diri dan orang lain agar kita dan orang lain terus
menerus melihat terang dan kebenaran dalam Tuhan. Jadilah
terang karena kebenaran dalam Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 22


Senin, 18 januari 2021
2 Korintus 6:14-7:1
TUO MASERO
Hidup Kudus

Nenne’ki’ menassan kedenni apa mangka dipa’pakilalan,


lako raka anakta, lako raka tosenga’ apa tae’ na palan penaai,
biasami dikua na kukua siapa, yaraka na dipopa’elonamo kumua
na mangkamo dipokadan, innaannamo ia.
Rasulu’ Paulus ma’pakilala lako to Korintus, tae’ anna kuai
kumua na mangkamokomi diadai’ sia dipakilala, moi raka anna
butung den makarra’na sidi’ tu Paulus umpakilalai kumua
mitarimamo tu pa’kamasean-Na Puang Matua apa mitarima
tangkeangga’. Iamo buntutumangnato anna tangmatoto’ mentoe
lan kapatonganan belanna tae’ anna menuaka’. Tae’ra anna
pa’gagai Rasulu’ Paulus kumua da’ anna siumpu’ to senga’ apa
ma’pakilalari kumua anna marea belanna buda tu pangadaran
mepapusa tu ma’din umpasepang kapatongananna ondonganna
temai ma’rupa-rupa a’gan lino. Napakilala kumua da’ anna misa'
ayoka sola to tang ma'patongan; belanna tae’ anna sidulu
kamaloloan na kabattukan sia tae’ anna bisa sita’pa tu masiang
anna malillin. Battuananna la tontong ia manassa tu torroanta susi
misa’ to ma’patongan, tae’ annala sita’pa penggauranna to
tangma’patongan saba’ inang tae’ na bisa dipasita’pa.
Iatu to ma’patongan dipasangtinti banuan-Na Puang
Matua kumua misa’ inan masero tu sipatu dipatoyang diomai
kamaruttakan. Nakua lan 1 Kor.3:16,17; ”Tae'raka miissanni kumua
iatu kalemi banuanNa Puang Matua, sia iatu PenaanNa Puang Matua
torro lan kalemi? Iake denni misa' tau ussanggang banuanNa Puang
Matua, tau iato la Nasanggang Puang Matua, apa iatu banuanNa
Puang Matua maindan iamo tu kamu”. Iamoto belanna
mangkamoki’ didipamaindan lan Yesu Kristus, sipatu tontong
diparakai tu kamaindanan iato ullendui’ kamakaritutuanta untoe
manda’ kapatongananta. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 23


Selasa, 19 Januari 2021
1 Samuel 15:10-23

BUAH KETIDAKTAATAN
Buanna katangmengkaolan

Banyak kisah dalam Alkitab yang bercerita tentang


ketaatan. Pada awalnya ketaatan memang berat namun berujung
menyenangkan. Lawan kata dari ketaatan adalah ketidaktaatan.
Pada akhirnya ketidaktaatan akan menyengsarakan.
Demikian halnya yang kita lihat dalam kehidupan raja Saul
yang telah diteguhkan Tuhan untuk menumpas orang Amalek.
Dengan jelas Tuhan berkata tumpaslah segalanya tanpa sisa
(ay.3), tetapi Saul hanya menumpas sebagian dan mengambil
jarahan (ay.9). Ketika ditegur oleh Samuel ia berdalih; “tetapi
rakyat mengambil jarahan untuk korban persembahan kepada
Tuhan Allahmu di Gilgal (ay.21). Jawaban yang cukup diplomatis. Ia
menuduh rakyatnya sendiri dan mengatakan apa yang dilakukan
rakyatnya itu benar. Tetapi apapun dalihnya Saul tetap salah dan
gagal sebab ia telah melanggar perintah Allah, ia tidak
menampakkan ketaatannya. Akhirnya Saul harus menerima akibat
ketidaktaatannya itu, dia ditolak untuk melanjutkan memimpin
bangsa Israel "Tuhan telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja
atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang
lain yang lebih baik dari padamu."  (1 Sam. 15:28).
  Hal pertama yang harus kita lakukan ketika gagal adalah
mencari penyebab utama kegagalan itu dan bukan berdalih
membenarkan diri. Kegagalan banyak terjadi karena ketidaktaatan
terhadap perintah Allah atau aturan yang telah ditetapkan. Untuk
itu taatilah perintah Allah maka berkat dan penyertaan-Nya selalu
menyertai hidup kita. Janganlah hidup dalam ketidaktaatan
karena cara hidup seperti itu adalah kesia-siaan. Karena itu
berupayalah hidup dalam kebenaran dan ketaatan dalam Kristus
agar kehidupan kita selalu berada dalam kebenaran yang di
kehendaki-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 24


Rabu, 20 Januari 2021
Lukas 18:15-17

ANAK-ANAK DI MATA YESUS


Pia’-pia’ dio pentirona Yesu

Zaman sekarang ini banyak orang tua yang mengeluhkan


perilaku generasi muda. Mereka membanding-bandingkan
perilaku saat mereka masih muda dengan generasi sekarang.
Namun tak dapat disangkal keberadaan generasi muda tidak
dapat dipisahkan dari peran orang tua.
Pada bacaan kali ini, kita menemukan orang tua yang
datang membawa anak-anak mereka kepada Yesus. Namun ada
dua reaksi yang nampak: Pertama, reaksi murid-murid yang
melarang orang-orang untuk membawa anak-anak kepada Yesus.
Ini mungkin dikarenakan tradisi Yahudi yang pada saat itu
menempatkan anak-anak dan wanita sebagai warga kelas dua dan
yang paling utama adalah laki-laki dewasa. Ini dapat kita lihat
ketika Yesus memberi makan 5000 orang dikatakan tidak
termasuk wanita dan anak-anak (Mat.14:21). Kedua, reaksi Yesus
sangat berbeda dengan murid-murid-Nya. Yesus mengatakan
“biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku jangan menghalang-
halangi mereka sebab orang seperti inilah yang empunya Kerajaan
Allah” (ay.16). Bagi Yesus anak-anak tetap penting, bahkan
sebagaimana kepolosan dan ketergantungan anak-anak kepada
orang dewasa menjadi penggambaran jika kita hanya
mengharapkan pertolongan Allah maka kita bisa masuk ke dalam
kerajaan-Nya.
Kalau Yesus tetap menjadikan anak-anak sebagai pribadi
yang istimewa, sudahkah kita juga menempatkan anak-anak
sebagai yang istimewa di dalam hidup kita? Mendidik dan
menasihati serta mengajarkan takut akan Tuhan adalah hal yang
penting. Tidak cukup hanya memenuhi kebutuhan jasmani.
Didiklah anak-anak pada jalan yang benar maka di masa depan
mereka akan berbuah lebat di dalam Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 25


GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 26
Kamis, 21 Januari 2021
Mazmur 62:6-11

DEKAT ALLAH
Mareke’ lako Puang

Bagaimana perasan saudara ketika berada dekat dengan


orang terkenal misalnya artis, bupati, gubernur dan lain-lain.
Tentunya bangga bukan. Kalau sekarang orang akan langsung
mengabadikannya lewat foto-foto atau selfie untuk membuktikan
bahwa mereka pernah berada dekat dengan tokoh tersebut.
Bacaan kita berkisah tentang pemazmur yaitu Daud yang
merasakan aman dekat dengan Allah. Walaupun Daud adalah raja
yang besar, kaya, dan kuat, namun ia sungguh menyadari bahwa
Tuhanlah satu-satunya tempat perlindungan: gunung batu, kota
benteng yang paling aman, yang membuat dia tidak goyah saat
menghadapi lawan dan tantangan sehebat apa pun. Tuhanlah
keselamatan, harapan, dan kemuliaannya. Oleh karena itu, Daud
mendorong umat Tuhan untuk mempercayai Tuhan setiap waktu,
hidup dekat dan terbuka di hadapan-Nya, serta mengandalkan Dia
selalu. Jangan percaya atau menaruh harapan pada manusia, pada
pemerasan dan perampasan, atau pada harta dunia, tetapi
andalkanlah Tuhan yang memiliki kuasa serta berlimpah kasih
setia.
Di tengah-tengah kehidupan kita saat ini banyak hal yang
membuat kita tidak tenang. Masalah yang datang silih berganti,
masa depan yang belum pasti terkadang membuat kita merasa
tidak tenang. Namun menghayati bacaan kita saat ini mengajak
kita untuk mengandalkan Tuhan dalam perjalanan hidup kita.
Berserah kepada Tuhan dan berada dekat Tuhan akan membuat
kita merasa aman dan tenang. Hanya Tuhan tempat perlindungan
yang paling aman dan hanya dekat Dia kita bisa menemukan
ketenangan sejati. Karena itu dekatlah dengan Tuhan dalam
segala perkara hidupmu karena kedekatan dengan Tuhan adalah
bukti bahwa kita berpengharapan dihadapan-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 27


Jumat, 22 Januari 2021
Yeremia 20:7-13

PERTOLONGAN TUHAN
Pa’tunduan-Na Puang

Mungkin kita pernah mendengar kalimat: “manusia adalah


makhluk sosial” artinya manusia tidak dapat hidup sendiri. Perlu
hidup berinteraksi dengan orang lain dan tentu butuh pertolongan
orang lain terutama dalam menjalani masa-masa berat, masa-masa
bergumul.
Rupanya nabi Yeremia sedang mengalami pergumulan.
Bacaan kita menceritakan tentang keluh kesahnya bahwa disaat
dia bersemangat melaksanakan tugas panggilannya justru yang di
dapatkan adalah cela dan cemooh (ay.8). Sebaliknya ia hendak
berhenti dari tugas panggilannya, namun dalam hatinya ada api
yang menyala-nyala yang terkurung dalam tulang-tulangnya
(ay.9). Walaupun Yeremia memperlihatkan keluh kesahnya bukan
berarti dia putus asa tetapi sebaliknya ada keyakinan bahwa
Tuhan tidak akan meninggalkannya. Tuhan akan menyertai
sebagai pahlawan yang gagah (ay.11). Yeremia begitu yakin bahwa
Tuhan tidak akan meninggalkan dan dia akan tetap memuji Tuhan
(ay.13)
Seperti yang dialami oleh Yeremia ini, kita pun pada saat
tertentu bisa saja mengalami suatu kondisi yang amat berat,
sehingga bisa muncul tanya dalam hati tentang kuasa penyertaan
Tuhan, mempertanyakan kehadiran Tuhan dalam situasi sulit yang
kita hadapi. Apakah Tuhan melihat, memperhatikan dan akan
menolong kita pada situasi yang berat itu? Firman Tuhan ingin
meneguhkan kita bahwa justru saat-saat seperti inilah kita berada
pada suatu puncak tertinggi yang menjadi penentu kekokohan
kita dalam menjalani hidup kita adalah Tuhan. Karena itu kita pun
diajak merenung bahawa apakah kita ingin hidup bersama Tuhan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 28


selamanya? atau apakah kita mau hidup berdasarkan kemauan
daging kita. Renungkanlah! Amin.

Sabtu, 23 Januari 2021


Yeremia 20:14-18

RATAPAN DALAM DOA


Umbating lan kapassambayangan

Doa adalah satu-satunya wadah dimana kita dapat


berkomunikasi dengan Tuhan. Di dalam doa kita menyampaikan
pujian, syukur bahkan pergumulan kita. Suasana doa mestinya
diwarnai dengan kejujuran hati manusia di hadapan Allah
Dalam Alkitab kita mengenal Yeremia yang dijuluki “nabi
yang meratap”. Tugas Yeremia berbahaya, yaitu mengkhotbahkan
kehancuran Yehuda sebagai hukuman Allah. Banyak orang tidak
menyukai khotbah-khotbahnya dan ada yang melakukan
kekerasan terhadap dia seperti yang dilakukan oleh Pasyur (ay.1-
6). Yeremia juga menjadi bahan tertawaan karena yang ia
nubuatkan tak kunjung terjadi, belum digenapi Allah (20:7- 10).
Apa yang membuat Yeremia bisa bertahan menjalani tugas
kenabian yang sangat berat ini? Dengan doa Yeremia menghadap
Allah dan dengan jujur mencurahkan rasa sedih, kecewa, bahkan
marah. Ratapan Yeremia ini senada dengan doanya di pasal 15,
tetapi bahasanya lebih keras: Ia menyesali, bahkan mengutuki hari
kelahirannya (ay.14-18). Meratap dalam doa menolong Yeremia
melihat situasi buruk dari sudut pandang Allah dan membuat dia
menyadari kehadiran, penyertaan dan perlindungan Tuhan
Menjalani hidup secara Kristen tidaklah mudah. Seperti
Yeremia, di tengah banyaknya dan beratnya tugas kehidupan yang
ada di pundak kita, marilah kita menjadikan disiplin doa sebagai
sumber kekuatan, sebagai kesempatan bicara jujur kepada Allah,
sebagai tempat menemukan semangat, keberanian, dan
kesegaran rohani untuk menekuni panggilan sebagai utusan
Tuhan, saksi Kristus. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 29


GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 30
Minggu, 24 Januari 2021
Lukas 10:13-16

DENGAR DAN LAKUKANLAH


Perangi ammi pogau’i

Saat terjadi pandemi Covid 19, hamper tidak ada lagi orang
yang tidak mendengar himbauan untuk selalu memakai masker
saat keluar rumah dan berkumpul. Namun seberapa banyak yang
melakukan himbauan itu? Masih banyak yang tidak peduli.
Ada apa dengan Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum?
sehingga Yesus berkata: “Celakalah engkau.” Khorazim, Betsaida
dan Kapernaum merupakan kota-kota yang terletak di daerah
Galilea yang telah melihat dan mendengar tentang Yesus secara
langsung. Dan menyaksikan mujizat-mujizat yang dilakukan oleh
Yesus. Tetapi tidak demikian dengan kota Tirus, Sidon dan
Gomora. Kata “celakalah” merupakan ungkapan kekecewaan
Yesus atas orang-orang di Khorazim, Betsaida dan Kapernaum.
Mereka telah mendengar dan melihat pekerjaan Yesus namun
mereka tidak peduli terhadap ajaran Yesus. Mereka tidak
melakukan apa-apa. Orang yang mengetahui kebenaran tetapi
tidak melakukannya akan menerima hukuman lebih berat dari
pada orang yang belum mendengarkan kebenaran. Dosa
Khorazim, Betsaida dan Kapernaum adalah dosa karena tidak
melakukan apa-apa.
Sering kali banyak orang membela diri dengan
mengatakan “saya tidak melakukan apa-apa.” Sebagai orang
percaya kita telah mendengar banyak ajaran Yesus tentang kasih,
pengampunan, kesetiaan, kejujuran dan tanggung jawab. Jangan
sampai kita hanya mendengar tanpa melakukan apa-apa. Teruslah
berjuang untuk melakukan kebenaran yang telah kita dengarkan.
Dengarlah yang baik dan lakukanlah yang baik maka segala yang
baik akan dinyatakan Allah dalam kehidupan kita. Terpujilah
Kristus. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 31


Senin, 25 Januari 2021
Mazmur 46:1-12

IAMO PENTILINDUNGANMU
Dialah Perlindunganmu

Iake dirangi tu uleleanna tomai sangsiuluranta tu


narampoi bala’ susinna uai saba’, lino’ sia senga’senga’na, lendu’
mallona ara’ta urrangi. Buda tu untuna’i tumba maparri’na tonna
male umpallaian kalena lako inan senga’, pura nasang sabu’ tumai
apa naampui tangdipokadami tomai kata’dean to napakaboro’.
Tae’bangsia naupu’ tu sarro anna bu’tuo tu saki mepatiramban tu
titale’ lan attu sangattu’ lan lili’na lino, iamotu Korona. Mintu’ tau
tang rapa’ sia tangmatana belanna nao’tonniki’ kamatakuran.
Manassa kumua inang tangdikapang temai ma’rupa-rupa
a’gan dadi lan katuoanta. Apa lan te a’gan iate anna patiroanki’
kadanna Puang tu inan pentilindungan ” Iatu Puang Matua iamo
pentilindungangki, sia oto'na kamatotorangki, misa' pa'tunduan
tongan lan kapussakan. Iamoto anna tae' angki la mataku' moi
anna tilele te lino, sia moi anna la tiberu tu mintu' buntu rokko
atena tasik (ay.2,3)”
Misa’ kasa’bian diomai to ussurai’ te pa’pudian tu diona
apa dadi lako rapunna tonna attu lendu’ (bil.26:9-11), kumua ia tu
rapunna iamo tu bati’na Korah to napoparea Puang Matua, apa
pabali-bali unnea Puang Matua anna menganga tu padang anna
ampello'i tu tau iato (Bil.26:10). Dionamo te kara-kara iate anna
kannassai te to ma’pudi tumba tu kamatandean-Na Puang sia
pa’kaboro’na, anna patileakki Puang tu kamaparrisan unno’tonni
ullendui’ kadipagarrisanna kasalanna.
Inangla tae’ torena tu a’gan dadi, sia tae’ anna dikapang
len piran sia umba lanakua dadi tu a’gan iato. Apa kita to
ma’patongan tae’ antala ka’tu rannu ullingkai te katuoan belanna
den tu Puang Matua ta penombai, iamo digente’ Puangna mintu’
ma’dandan maritik, Ia untoe kakuasan la dao Suruga la lan te lino,
Iamo buntu rannunta sia sissarean matoto’, ladinai tontong
mentilindung sia iamo oto’na katilendokan. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 32


Selasa, 26 Januari 2021
Kejadian 46:1-7

BERJALAN BERSAMA TUHAN


Tumengka sisola Puang

Tidak mudah bagi seseorang yang sudah tua pergi


meninggalkan kampung halaman atau tanah kelahirannya.
Umumnya orang tua ingin menghabiskan masa tuanya di
kampung halamannya atau di rumahnya sendiri. Mereka merasa
senang dan tenang menghabiskan waktu di rumahnya.
Yakub dalam usia yang tidak muda lagi, pergi
meninggalkan negerinya yaitu Kanaan untuk pindah ke Mesir.
Kepindahannya ke Mesir disebabkan karena di Kanaan terjadi
kelaparan dan juga karena dia ingin berjumpa dengan Yusuf
anaknya yang disangkanya telah mati. Di Bersyeba, Allah
meneguhkan Yakub bahwa Ia akan menyertai Yakub ke Mesir
bahkan membuat Yakub menjadi bangsa yang besar dan Yakub
pun akan di bawah kembali ke tanah Kanaan, tanah yang
dijanjikan. Perjalanan yang akan ditempuh oleh Yakub ke Mesir
bukanlah jarak yang dekat. Usia Yakub juga sudah 130 tahun
(Kej.47:8,9). Mungkin saja dalam perjalanan Yakub bisa cemas
atau khawatir, apakah dia masih bisa berjumpa dengan anaknya,
lalu bagaimana kalau dia meninggal di negeri orang? Namun
perjumpaan Yakub dengan Allah tentu membuat perjalanan Yakub
menjadi aman karena dia tahu bahwa ada Allah yang
menyertainya.
Dalam menjalani perjalanan kehidupan yang kadang
penuh dengan persoalan, sakit penyakit, di PHK, anak-anak yang
susah diatur, hubungan suami istri yang terganggu, ekonomi yang
tidak menentu, menjalani usia lanjut seorang diri dapat membuat
kita cemas dan khawatir. Namun ketika kita tahu bahwa kita tidak
berjalan sendiri, maka beban kita terasa lebih ringan. Berilah
tanganmu dipegang oleh Allah sehingga jika engkau melangkah,
engkau melangkah bersama-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 33


Rabu, 27 Januari 2021
Markus 3:13-19

JADILAH UTUSAN YANG BENAR


Dadikomi To disua tu todikatappai’

Menjadi utusan seorang raja bukanlah hal yang mudah.


Utusan harus mendengar dengan baik berita yang akan
disampaikannya. Utusan tidak boleh menyampaikan berita sesuka
hatinya. Berita yang disampaikan harus sesuai perintah raja.
Pemanggilan kedua belas rasul adalah hal yang sangat
penting dalam hidup dan karya Yesus. Yesus memanggil mereka
dengan dua tujuan: pertama, supaya mereka bersama dengan
Yesus. Kedua, mengutus mereka memberitakan Injil Yesus
Kristus. Dari segi ukuran duniawi, orang-orang yang dipilih Yesus
sama sekali tidak mempunyai kualifikasi-kualifikasi khusus. Mereka
bukan orang kaya, tidak mempunyai kedudukan sosial yang
istimewa, tidak mempunyai latar belakang pendidikan khusus,
bukanlah teolog atau warga gereja terpandang. Mereka adalah
dua belas orang biasa. Namun mereka merasakan daya tarik dari
Yesus untuk menjadikan-Nya Guru mereka. Mereka juga punya
keberanian untuk menunjukkan bahwa mereka ada dipihak Yesus,
sekalipun mereka tahu bahwa mengikut Yesus, maka mereka akan
berbenturan dengan pemimpin saat itu.
Kita juga adalah murid Yesus. Kita dipanggil/diutus untuk
memberitakan Injil Kristus bukan Injil kesukaan kita. Dalam
berbagai kesempatan kita mungkin diperhadapkan dengan
orang-orang yang menginjak-injak keadilan dan kebenaran dengan
membolak-balikkan fakta. Saat itulah kita dipanggil/diutus untuk
berani menyatakan kebenaran Allah sekalipun orang banyak
membenci kita. Bukan malah larut dan mengikuti arus yang
bertentangan dengan perintah Raja. Sampaikanlah berita sesuai
kehendak Raja dan jadilah utusan yang terus menyampaikan
kebenaran dalam kehidupan kita.Terujilah Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 34


Kamis, 28 Januari 2021
Ulangan 3:23-29

MERESPON RASA KECEWA


Pebali lan karossoan

Seorang anak belajar dengan sungguh-sungguh untuk


menghadapi ulangan.Namun karena tidak teliti dalam
mengerjakan soal yang sebenarnya dia tahu, maka dia mendapat
nilai yang kurang memuaskan. Dia kecewa pada dirinya yang tidak
teliti dalam mengerjakan soal.
Musa tidak diperkenankan memasuki tanah Kanaan oleh
Allah. Musa hanya diberi kesempatan melihat tanah Kanaan dari
jauh. Bagaimana perasaan dan reaksi Musa? Kecewa? Tentu.
Musa telah berjuang memimpin bangsa Israel keluar dari tanah
Mesir namun dia sendiri tidak akan masuk ke tanah Kanaan. Siapa
pun yang berada pada posisi Musa pasti akan merasakan
kekecewaan yang sama. Tetapi respons seseorang terhadap rasa
kecewa itu bisa berbeda-beda. Ada yang marah, mengumpat,
memaki, memutuskan hubungan dengan orang yang telah
mengecewakan, dll. Lalu bagaimana respons Musa? Sekalipun
Musa kecewa namun dia menerima keputusan Allah. Musa tahu
bahwa dia telah melakukan kesalahan dengan memukul gunung
batu yang seharusnya cukup dengan berbicara saja untuk
mengeluarkan air dari gunung itu. Mengetahui dan mengakui
kesalahan dapat meringankan rasa kecewa. Menerima keputusan
Allah membuat Musa bersedia mempersiapkan dengan baik
penggantinya yaitu Yosua.
Rasa kecewa karena melakukan kesalahan dapat dipakai
Allah untuk membentuk kita menjadi lebih baik. Mengetahui
kesalahan kita dan mengakuinya membuat kita lebih berhati-hati
dalam bertindak. Belajarlah dari rasa kecewa yang kita alami.
Jangan menyalahkan orang lain. Bangkitlah, Tuhan sedang
membentuk kita menjadi lebih baik. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 35


Jumat, 29 Januari 2021
Ulangan 12:28-32

HATI-HATILAH, JANGAN KENA JERAT


Kanandaiko kalemu da’ anna alako pea’pan

Kita sering membaca atau mendengar ungkapan “hati-


hati”. Ungkapan ini berisi peringatan untuk menjaga sikap hati dan
tindakan supaya tidak salah dalam berpikir dan bertindak.
Ungkapan ini biasa disampaikan orang tua kepada anaknya atau
guru kepada muridnya.
Ungkapan “hati-hatilah” juga diungkapkan Musa kepada
bangsa Israel ketika mereka hampir memasuki Kanaan. Ayat 29,
menjadi peringatan kepada bangsa Israel bahwa jika mereka telah
memasuki tanah yang dijanjikan yaitu Kanaan dan mereka telah
menduduki dan diam di sana maka “hati-hatilah.” Jangan kena
jerat untuk mengikuti mereka, jangan menanya-nanya tentang
allah mereka, jangan berbuat seperti mereka. Karena apa yang
dibenci Tuhan itulah yang dilakukan. Orang-orang Kanaan bahkan
membakar anak laki-laki dan perempuan mereka bagi
penyembahan allah mereka. Musa memperingatkan agar menjaga
sikap hati dengan berkata “jangan kena jerat untuk mengikuti
mereka”. Menjaga pikiran terhadap sesuatu yang tidak penting
yang tidak baik dengan berkata “jangan menanya-nanya”. Juga
diperingatkan untuk menjaga tindakan dengan berkata “jangan
berbuat seperti mereka” dalam hal ini menyembah berhala.
Memelihara sikap hati, pikiran dan tindakan dalam
menyembah Allah perlu dijaga. Hati kita kadang bimbang dengan
kuasa Allah ketika apa yang kita inginkan tidak terwujud sehingga
kita mulai memikirkan hal-hal yang tidak benar. Jika pikiran yang
tidak benar itu semakin kuat dalam diri kita maka akan melahirkan
tindakan yang tidak benar pula. Hati-hatilah terhadap keinginan
dan pikiran yang tidak benar. Jangan sampai kita terjerat
memuaskan keinginan dan pikiran yang tidak benar itu. Roh Kudus
menlong kita untuk hidup yang benar. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 36


Sabtu, 30 Januari 2021
Ulangan 13:1-5

PILIHAN YANG TEPAT


Umpilei manassan

Beberapa waktu lalu kita pernah mendengar ramalan


kiamat, namun ramalan itu meleset. Jika ramalan itu meleset maka
orang tidak akan mempercayainya lagi. Tetapi bagaimana jika
seseorang muncul mengatakan bahwa dia nabi atau seorang
pemimpin lalu dia mengatakan tanda atau mujizat dan kemudian
tanda dan mujizatnya itu terjadi?
Dalam konteks pembacaan kita hari ini, dikisahkan bahwa
pada masa itu ada nabi atau pemimpin yang mampu melakukan
tanda mujizat yang sungguh terjadi di Israel. Dengan tindakan
yang spektakuler ini, mereka mengajak umat Israel mengikuti dan
beribadah kepada allah lain. Namun bangsa Israel diperingatkan
bahwa siapa pun dia baik dari kalangan pemimpin umat atau
anggota keluarga sendiri (ay.5-10) Janganlah engkau
mendengarkannya. Tuhan ingin agar umat-Nya sungguh-sungguh
mengasihi-Nya. Ia “membiarkan” bujukan penyesat itu datang
untuk mencoba dan membuktikan kasih umat terhadap-Nya.
Bahkan dikatakan bahwa orang-orang yang menyesatkan umat
akan dibunuh agar yang lain tidak lagi melakukan hal yang sama.
Menyesatkan umat dipandang sebagai kekejian (ay.8-11).
Sering kali kerugian/penderitaan yang kita alami adalah
akibat dari pilihan kita yang salah. Kita mudah terbujuk oleh
tindakan luar biasa yang dipertontonkan orang atau ucapan yang
memukau. Orang yang menginginkan sesuatu dari diri kita akan
menunjukkan sikap dan ucapan yang kelihatannya sangat baik.
Karena itu jangan mudah terprovokasi dengan tindakan dan
ucapan yang memesona. Kita harus tegas dan punya prinsip
apalagi menyangkut iman keselamatan kita. Iman keselamatan
kita kepada Yesus Kristus tidak bisa ditawar lagi. Allah
menghendaki kesetiaan dan kesungguhan mengasihi Dia. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 37


Minggu, 31 Januari 2021
Matius 8:28-34

ALLAH MEMPERDULIKAN JIWA MANUSIA


Puang ungkananai’ sunga’na torro tolino

Kita sering menjumpai situasi pelik dalam hidup kita yang


disebabkan oleh kuasa jahat, situasi tersebut membuat jiwa kita
tertekan. Jika demikian apa yang harus kita lakukan dan pada
kuasa siapakah kita akan berserah?
Yesus pergi ke daerah Gadara daerah Non Yahudi dan di
sana Yesus bertemu dengan dua orang yang sedang kerasukan
roh jahat. Jiwa mereka dibelenggu oleh kuasa iblis. Roh jahat itu
mengenal kuasa Allah di dalam diri Yesus Kristus. Sebab itu
mereka ketakutan dan merasa akan kalah ketika berhadapan
dengan Yesus yang lebih berkuasa atas mereka. Itulah sebabnya
mereka mempertanyakan kehadiran Yesus: “Apa urusan-Mu
dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau kemari untuk
menyiksa kami sebelum waktunya?” Karena merasa akan kalah
maka mereka minta Yesus untuk memasukkan mereka ke dalam
babi-babi, dan dalam waktu singkat babi-babi itu terjun ke dalam
danau dan mati. Yesus seolah tak mempedulikan kerugian pemilik
ternak babi itu demi keselamatan jiwa manusia, sebab bagi Yesus
jiwa manusia lebih berharga dari apa pun juga.
Iblis berusaha merebut jiwa manusia untuk
membinasakannya. Manusia tidak berdaya untuk melawan kuasa
kegelapan atau kuasa iblis, namun Allah tidak tinggal diam Allah
mengutus Yesus datang untuk membebaskan manusia dari Iblis,
dosa, dan maut melalui jalan salib. Semua itu Allah lakukan sebab
Allah begitu memperdulikan setiap jiwa manusia, Allah tidak ingin
manusia binasa. Kuasa Allah lebih besar dari kuasa iblis, hal ini
menjadi pegangan kita sebagai pengikut Yesus, karena itu
percayakanlah hidup kita sepenuhnya kepada kuasa Yesus dan
jangan mau dikalahkan oleh kuasa iblis. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 38


Senin, 1 Februari 2021
Kadibilangan 1:1-9

PEKAAMBERAN MA`PANUNDU` MELO


Pemimpin Yang Mengayomi

Moi maraunmo mata…tang palambi’mo pentiro,Apa


ba’tengku…Bu’dak tu pakitana (Londe No.497). Musassomo
diappa’ tu to la dipopendadi pa’tuladanan lan tondok sia umbai
randuk dukamo dadi lan lu kombongan to buda sia kasipulungan
to ma’patongan?
Dipokada kumu attunnamo to Israel la tu mengka ke’de’
dio mai padang Sinai sia la mandumo buda sia magasa tu toian
tokonna Musa sola Harun.D olo la ke’de’ dio mai Buntu Sinai,
direken dolo tu kabudanna to Israel situru’ suku sia rapunna (ay.3-
4).Tannia manna belanna kaparalluanna to Israel sangadinna la
sitingayo tondok senga’ tu kapua duka sia umbai la urrari sia
ussakkalangi to Israel lumingka lako tondok Kanaan (ay.3). Iamoto
na inang parallumo diatoro’ melo tu mintu’ a’ganna to Israel.
Nakamorai duka Puang ke diatoro’ meloi tu pengkaranganna
Musa sola Harun (ay.1,19) da’na tarru’ mata’ka’ sola duai sia nanii
umpopelada’ sia umapatiroan to mangura umbadikua
umpamatona’ sia umpamatokko kada,pa’inaan, ma’ondonganna
umpana’ta’ kaparentan lan tondok (ay.3-4).
Napa’tuladananmo siaambe’ Musa na Harun tu
kamatokkoan ma’pana’ta’ iamo tu (ay.1). Natandai tu kaparalluan
sia a’ganna to buda sia (ay.2) Nareken mandalan tu a’gan la na
tingayo te lako (ay.3) Napassaka’ sia natandai tu to la untundui sia
la ussondai ke matuami; (ay.4) ma’ondongan napogau’ tongan tu
pengkarangan situru’ parentana Puang (ay.1,19). Den na menassan
tu datu Daud belanna urreken-reken kamawatangan kalena apa
tae’ pessa’bianni lako Puang. Tang ganna’ sia tang matokko tu
a’gan ke mpa’sattuanan doloki’i kamawatanganta, pangreken-
rekenta sia kamanaranganta.Kamatokkoan sundun direken lan
kamengkaolan, kama’patutunan sia ussattuan Puang. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 39


Selasa, 2 Februari 2021
Bilangan 22:21-35

KELEDAI BILEAM
Kaladainna Bileam

Ketika mendengar kata “Keledai”, mungkin yang


tergambar dalam benak kita yaitu binatang lamban, lemah dan
bodoh. Bahkan ada peribahasa yang mengatakan “Seperti
Keledai” yang artinya orang yang bodoh dan lamban.
Keledai bukanlah hewan yang pintar tetapi dalam kisah ini
keledai milik Bileam ini menunjukkan kepintarannya. Keledai
Bileam di pakai Allah untuk memperingatkan kejahatan Bileam.
Allah murka kepada Bileam karena Bileam tidak menuruti apa
yang dikehendaki oleh Allah. Allah memerintahkan Bileam untuk
pergi bersama dengan orang-orang Moab suruhan Balak itu hanya
jika mereka datang memanggilnya pada pagi berikutnya tetapi
pagi berikutnya Bileam tidak menunggu sampai orang-orang itu
datang kepadanya, ia memasang pelana keledainya dan pergi ke
tempat dimana utusan-utusan itu berkemah. Memutuskan untuk
melakukan kehendaknya sendiri. Keputusan ini bersama
ketamakan dalam hati Bileam membuat Tuhan Murka. Allah
mengutus Malaikat dengan pedang terhunus menghadang
perjalanan Bileam tetapi Bileam tidak melihatnya lalu Allah
memakai Keledai untuk memperingatkan Bileam, Keledai itu
berusaha menghindari Malaikat itu tetapi Bileam Marah lalu
memukulnya. Tuhan lalu membuka mulut Keledai itu supaya
berbicara dan menyampaikan kepada Bileam tentang apa yang
terjadi.
Allah mampu melakukan berbagai cara. Allah begitu
berdaulat, sehingga mampu memakai binatang yang paling bodoh
yaitu keledai untuk menyatakan tujuan-Nya. Dengan berbagai
cara Ia menghancurkan hati yang keras. Karena itu milikilah
kepekaan terhadap pimpinan Tuhan dalam menjalani kehidupan
kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 40


Rabu, 3 Februari 2021
Markus 5:1-20

DIBEBASKAN DARI BELENGGU SETAN


Dilendokan diomai pepungona deata masussuk

Hal yang paling dirindukan orang ketika terbelenggu oleh


kuasa yang dapat menghancurkan hidupnya adalah kebebasan.
Ketika orang mendapatkan kebebasan maka akan merasakan
perasaan yang tenang dan penuh sukacita.
Bacaan kita saat ini mengisahkan tentang seorang yang
kerasukan setan. Ia terbelenggu oleh roh jahat sehingga ia
mengalami kondisi yang mengerikan, dia tidak bisa diam dan
termenung, seperti yang dialami banyak orang, melainkan menjadi
gila dan berang membuat orang takut mendekatinya. Yesus
berjumpa dengan orang itu kemudian mengubah segalanya. Roh
jahat yang merasuki orang itu jadi ketakutan karena tahu siapa
Yesus (ay. 6-7). Roh jahat itu mengenal Yesus sebagai Anak Allah
yang Maha Tinggi. Roh jahat itu tahu bahwa mereka tidak
sanggup melawan kuasa Allah di dalam diri Yesus Kristus karena
itu mereka memohon supaya tidak dibinasakan tetapi dipindahkan
ke dalam babi yang ada di tempat itu. Maka dengan perkenan
Yesus, roh jahat itu merasuki babi yang kemudian terjun ke danau
dan mati lemas (ay.13). Apa yang kemudian terjadi pada diri orang
yang tadinya kerasukan setan itu? Ia pulih dan menjadi waras
(ay.15). Orang itu meminta supaya diperkenankan ikut bersama
dengan Yesus, tetapi Yesus tidak memperkenannya melainkan
menyuruhnya kembali ke kampung halamannya untuk
memberitakan apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya.
Orang itu taat kepada perintah Yesus. Kehidupannya
diubah dari kehidupan yang bukan seperti manusia menjadi
manusia yang berharga. Ia pergi dengan misi memberitakan kasih
Tuhan bagi orang lain. Kita pun adalah orang-orang yang telah
dibebaskan dari belenggu dosa karena itu kita pun mesti taat dan
memberitakan kasih Yesus bagi semua orang. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 41


Kamis, 4 Februari 2021
Mazmur 147:1-11

TUHAN MEMBALUT LUKA


Puang Matua Umbimbin bangketa

Tidak seorang pun yang mau mengalami luka hati,


walaupun hati kita bisa terluka tanpa kita sadari. Luka membuat
kita sakit sehingga ketika terluka kita ingin segera sembuh. Luka
perlu diobati, tapi tahukah kita bahwa obat itu dapat membuat
luka semakin perih? tetapi jika kita ingin sembuh maka kita perlu
menahan rasa perih demi upaya kesembuhan.
Terkadang Tuhan mengizinkan kita untuk terluka tetapi
Tuhan pun tidak membiarkan kita menghadapi luka kita dengan
sendirian, karena Allah menyembuhkan orang-orang yang patah
hati dan membalut luka-luka mereka. Tuhan mengiijinkan umat
Israel untuk terluka dengan cara mengalami penderitaan di
pembuangan tetapi Tuhan jugalah yang memulihkan kembali
keadaan Israel. Proses yang dilalui umat Israel untuk pulih tidaklah
singkat dan mudah. Pemazmur sungguh menyadari bahwa Allah
yang berkuasa memelihara umat-Nya serta berkat kemurahan
Allah sehingga umat dapat melewati semua hal dalam hidupnya.
Karena itu Pemazmur senantiasa bersyukur dan memuliakan
Tuhan lewat puji-pujian.
Kesadaran akan keberadaan Allah dan pengenalan secara
pribadi tentang diri kita akan sangat menolong seseorang yang
mengalami luka. Allah mengenal siapa yang sedang terluka. Allah
memiliki kepedulian dalam hidup kita karena Dia tahu siapa kita
sebenarnya. Keterbatasan dan kecenderungan kita ialah lari dari
kenyataan bahkan terkadang berusaha untuk menutupi semua
luka. Saat kita terluka ada celah buat si jahat untuk menyerang
kita sehingga dibutuhkan kewaspadaan. Tuhan ingin kita memiliki
keterbukaan untuk mengungkapkan semua yang kita rasakan agar
kita dapat dipulihkan, sebab keterbukaan adalah awal dari
pemulihan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 42


Jumat, 5 Februari 2021
Ayub 36:5-23

TOLONGLAH ORANG YANG MENDERITA


Tundui tu to mapa’di’

Penderitaan sering membuat orang yang merasakannya


menjadi putus asa dan tak berdaya, apalagi jika penderitaan itu
berat dan sudah cukup lama dirasakan sehingga yang dibutuhkan
oleh orang yang menderita adalah kasih dan kepedulian.
Ayub seorang yang saleh diizinkan Tuhan mengalami
penderitaan cukup berat dan berkepanjangan. Namun sahabat-
sahabat Ayub menganggap bahwa Ayub menderita oleh karena
dosa. Sahabat-sahabat Ayub satu persatu menasihati Ayub tetapi
itu justru membuat Ayub semakin tertekan. Elihu salah satu
sahabat Ayub yang berusaha menasihati Ayub. Elihu
memperlakukan Allah seperti suatu mekanisme: menghukum
orang fasik (ay.6) dan memberkati orang benar (ay.7).
Penderitaan dipandangnya sebagai cara Allah memperingatkan
orang yang fasik agar bertobat (ay.8-15). Jika demikian Ayub
dianggapnya termasuk kelompok orang fasik yang sudah
diingatkan Allah melalui penderitaannya, seperti seorang penjahat
(ay.16-17). Apakah itu benar? Bukankah Ayub adalah seorang yang
saleh dan benar dimata Tuhan, lalu mengapa orang benar
menderita? Tidak selamanya penderitaan itu disebabkan oleh
karena dosa, tetapi ada penderitaan yang Tuhan ijinkan karena
Tuhan sedang membentuk kita untuk menjadi orang Kristen yang
lebih baik (Yak.1:2-4), dan melalui semua penderitaan itu, nama
Allah dipermuliakan.
Tugas kita ketika melihat orang lain menderita adalah
menolongnya bukan justru menambah beban penderitaannya
dengan cara menghakimi mereka. Yakinlah bahwa sebesar apa
pun penderitaan manusia, lebih besar kasih karunia Tuhan serta
kuasa pemulihan-Nya. Kita dapat memulai perjalanan menuju
pemulihan bila kita memerlukan pertolongan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 43


Sabtu, 6 Februari 2021
Matius 12:9-14

HATI YANG PENUH BELAS KASIH


Penaa naponnoi Kamamasean

Apakah yang kita rasakan serta lakukan ketika melihat


orang yang menderita? Akankah kita mengulurkan tangan kita dan
menolong mereka sekalipun ada yang menghalangi kita?
Yesus tetap menunjukkan kasihnya kepada orang yang
membutuhkan sekalipun Ia mendapatkan tantangan dari orang-
orang Farisi yang kelihatannya taat kepada hukum Taurat tetapi
tidak memiliki kasih. Ketika Yesus menyembuhkan seorang yang
mati sebelah tangannya pada hari sabat, orang Farisi marah dan
bersekongkol untuk membunuh Yesus. Orang yang mengatakan
bahwa menyembuhkan pada hari Sabat merupakan pelanggaran
justru tidak merasa bersalah untuk merencanakan pembunuhan.
Betapa jahatnya hati para pemimpin agama ini. Mereka tidak lagi
peduli mana benar mana salah. Mereka hanya mau diri mereka
yang menang. Inilah hal yang sampai sekarang terjadi juga di
dalam gereja. Kita tidak peduli mana yang benar. Kita hanya mau
dianggap benar apa pun alasannya. Karena keegoisan kitalah
sehingga kita terkadang tidak dapat berbuat kasih kepada
sesama.
Semakin keras hati kita melihat penderitaan orang lain
semakin jauh kita dari sifat Tuhan. Semakin keras hati kita di dalam
kenyamanan kita sendiri, semakin jauh kita dari kenyamanan
berada di dalam Tuhan. Semakin kita kejam dan keras terhadap
orang lain, semakin kita tidak mengerti sifat pengampunan Allah.
Yesus telah menunjukkan hati yang penuh belas kasih kepada kita.
Ia telah menyelamatkan kita, maka kita mestinya juga punya hati
yang penuh dengan belas kasih dan rela berkorban untuk
menolong orang-orang yang menderita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 44


Minggu, 7 Februari 2021
Mazmur 103:13-23

DARI KELUHAN MENJADI PUJIAN


Kasumarroan membali Pa’pudian

Apakah Anda termasuk tipe seseorang yang suka


mengeluh? Saya mengenal seseorang suka sekali mengeluh. Ia
suka mengeluh tentang banyak hal, apakah itu pekerjaannya,
pasangan hidupnya, anak-anaknya, bahkan hal-hal kecil yang
terkesan tidak terlalu penting untuk dipermasalahkan.
Dalam perikop ini, setelah Pemazmur mencurahkan
pengaduannya ke hadapan Tuhan (ay.2-13), ia kemudian
mengalihkan perhatiannya kepada kebesaran Tuhan yang
diyakininya. Perhatikan kata “tetapi” yang mengawali kalimat
pada ayat 13. Pemazmur tidak mau berlarut-larut mengeluh
walaupun pada saat itu ia sangat bersusah hati. Pemazmur
kemudian menyatakan keyakinannya itu dalam gambaran kota
Sion yang dibangun kembali dari reruntuhan, menjadi cara Tuhan
memulihkan bangsa Israel. Kebesaran Tuhan yang bertakhta di
Sorga tidak menjadi penghalang kasih-Nya untuk mendengarkan
keluhan umat-Nya di bumi bahkan untuk membebaskan umatNya.
Umat yang dikasihi Tuhan ini merespons karya pemulihan Tuhan
dengan memuji Tuhan dan menceritakan kebesaran Tuhan kepada
bangsa-bangsa lain.
Tentu tidak ada salahnya kita curhat atau mengeluh
kepada orang lain bahkan termasuk dalam doa kepada Tuhan.
Tuhan adalah alamat yang tepat untuk mencurahkan semua isi
hati kita. Namun jangan biarkan kesulitan atau kesusahan terlalu
memengaruhi hidup kita sehingga kita kehilangan iman dan
keyakinan pada kuasa dan kasih Tuhan. Marilah kita mengubah
keluhan kita menjadi kata-kata positif yang dapat membangkitkan
kembali semangat kita. Alihkan perhatian kita dari keluhan
menjadi pujian, niscaya kita semakin merasakan kuasa dan kasih
Tuhan tidak pernah beranjak dari kehidupan kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 45


Senin, 8 Februari 2021
2 Sura`na Diona mintu` Datu 4:1-7

UPA’NA TO MENGKAOLA
Berkat Orang Setia

Den pangurrandean nakua “apara gai’na masussa bang ke


densiapi barra’ lan kapipe”. Takua-kua tang mapatomo to temo te,
saba’ buda bangpa tau marussa’ tanga’na, moiraka na ponno
bangpa barra’ lan karung sia umbai buda bangpa seng lan
rekening.
Sitonganna tae’ ditandai umba susi tu a’gan katuoanna
ba’tu kamengkaolanna lako Puang te indo’ balu male lako nabi
Elisa, apa iatu manassa, iatu muanena tu disa’bu’ to mengkaola sia
manappa’ lako Puang (ay.1).Umbai iate indo’ balu inang naturu’ sia
napogau’ nasang duka tu pangadaran sia penggauranna muanena
(takua-kua natandai duka nabi Elisa). La dipokaunanmo tu da’dua
anakna belanna tang pakullemo la umbaya’i tu indannna (ay.1).
Menuru’ nabi, inang la den sia iatu pa’kamase pada bodo’ dio
taunNa tu la Napassakke Puang anna popemba’ka’i.Tae’ na
sa’bianganni Puang tu taunNa. Na pasakka’mo Puang tu
passakkeNa sia ia tu to la na polalan untundui tu to mengkaola sia
ma’patu’tun lako oloNa.Pogau’ bangmi sia turu’i tu parentanaNa
anna Puang kaleNa umpasakka’I tu kaparalluanna to
mengkaola.Apa misa’ la tontong dikilalai kumua mintu’-mintu’na
inang la situru’ attu sia pa’porainNa.
Nakua Pa’pudian 37:23 “Puang umpabantang lalanna tau,
tu to Naporai tu tengka-tengkana.37:24 Moi anna tobang tae'
anna sumpandan tarru', belanna Puang untoei tu limanna.37:25
Puramo' mangura, na totemo matuamo', apa tae' bangpa angku
tiro to malambu' ditampe, ba'tu iatu bati'na kapalaku-laku.”. Dadi,
maupa’ tu to tontong mengkaola saba’ inang Nakilalai Puang tu to
marengke’ sia ma’patu’tun sae lako bati’na. Mendadi duka
pa’pakilala kapua lako mintu’ ambe’, kumua mintu’ tu melona
ditanga’ sia dikarang, ma’ondongan kedipatu’tun lakoi Puang,

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 46


inang tae’ra na la torro sala (belanna iatu kamara’tasanmi tae’ nala
torro sala lan Puang 1 Kor.15:58). Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 47


Selasa, 9 Februari 2021
2 Raja-raja 4:8-17

TANGAN YANG TAK TERLIHAT


Lima tangkanaan

Seorang teolog R.C. Sproul menulis sebuah buku yang


berjudul The Invisible Hand atau Tangan Yang Tak Terlihat. Fokus
buku ini adalah tentang pemeliharaan Tuhan, bahwa Tuhan
mengendalikan semua hal, baik atau buruk keadaannya sebab itu
ia mengajak untuk percaya kepada Tuhan dalam segala situasi.
Namun bagaimanakah melihat pemeliharaan Tuhan dalam
kehidupan kita?
Pembacaan ini berkisah tentang perempuan Sunem dan
suaminya selalu siap menjamu Elisa. Mereka juga membangun
sebuah kamar lengkap dengan perabotnya yang akan ditempati
oleh Elisa saat mampir ke Sunem. Semua yang dilakukan
perempuan itu kepada Elisa merupakan ungkapan kasihnya
kepada Allah (ay.9). Perempuan Sunem melakukannya dengan
tulus, ia tidak mengharapkan imbalan dari Elisa. Namun Elisa
mengetahui kerinduannya untuk mempunyai seorang anak.
Setahun kemudian perempuan itu mendapatkan seorang anak
laki-laki. Dari kisah ini kita dapat melihat pemeliharaan Tuhan bagi
umat-Nya. Memang tidak terlihat tangan Tuhan yang secara
langsung terulur untuk menolong Elisa atau yang memerhatikan
kerinduan perempuan Sunem akan kehadiran anak dalam
keluarganya, tetapi di balik semuanya itu, nyata tangan Tuhan
yang tidak kelihatan bekerja melalui Elisa dan perempuan Sunem.
Mereka masing-masing bertindak untuk saling menyatakan
kebaikan Tuhan.
Percayalah, ada tangan Tuhan yang tidak kelihatan tetapi
selalu nyata untuk memelihara umat-Nya. Apakah anda juga mau
menjadi “tangan Tuhan yang tidak kelihatan” untuk menyatakan
kebaikan Tuhan kepada sesama? Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 48


Rabu, 10 Februari 2021
Markus 3:7-12

YESUSLAH ANAK ALLAH


Yesumo tu Anakna Puang Matua

Ketika ada orang yang bertanya, “Bagi Anda siapakah


Yesus itu?” Kira-kira seperti apa jawaban Anda?
Dalam pembacaan ini kita melihat ada beberapa jawaban
tentang siapakah Yesus itu. Pertama, bagi kaum Farisi dan
Herodian, Yesus adalah pribadi yang membahayakan posisi
mereka sehingga mereka yang sebenarnya merupakan dua
golongan yang selalu bertentangan malah bisa bersekongkol
sebab mempunyai tujuan yang sama yaitu membunuh Yesus. Hal
itulah yang membuat Yesus menyingkir ke danau Galilea (ay.7).
Kedua, bagi orang banyak yang datang dari berbagai tempat
untuk mencari Yesus, Yesus adalah pribadi yang dapat memenuhi
kebutuhan mereka. Begitu banyak orang yang butuh
disembuhkan dari sakitnya sehingga mereka berdesak-desakan
ingin menjamah-Nya (ay.10). Ketiga, bagi roh jahat yang merasuki
orang-orang, Yesus adalah Anak Allah (ay.11). Sungguh ironis,
pengakuan yang benar tentang siapa Yesus justru datang dari roh
jahat, bukan dari pemimpin agama Yahudi atau dari orang banyak
yang sudah mendapat kesembuhan. Iblis atau roh jahat tahu betul
bahwa Yesus sungguh Anak Allah tetapi menolak tunduk di bawah
kuasaNya.
Kembali pada pertanyaan di awal renungan ini, “Bagi Anda
siapakah Yesus itu? Apakah Yesus adalah pengganggu posisi
strategis yang sementara dinikmati? Atau apakah Yesus hanyalah
sekadar pemenuhan kebutuhan, sehingga apabila kebutuhan itu
sudah terpenuhi maka dengan mudah Ia dapat ditinggalkan?
Ataukah ada yang telah menyatakan pengakuan yang tepat
bahwa Yesus adalah Anak Allah namun menolak hidup di bawah
kuasaNya? Mari nyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah, karena
itu marilah sepanjang hidup ini kita tetap pada komitmen untuk
hidup seturut kehendakNya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 49


Kamis, 11 Februari 2021
2 Korintus 2:12-17

KEMENANGAN KARENA TUHAN


Dipapatalo belanna Puang

Samuel F.B Morse mendapatkan penghargaan di mata


dunia atas keberhasilannya menemukan telegraf. Namun ia
merasa tidak patut menerima semua sanjungan dan penghargaan
pada dirinya. Ia berkata, “Saya dapat menemukan penggunaan
listrik secara bermanfaat bukan karena saya lebih hebat dari orang
lain. Hal itu semata-mata karena Tuhan yang hendak memberkati
manusia dan harus menyatakannya kepada seseorang, dan Tuhan
berkenan menyatakannya kepada saya.”
Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Korintus berisi
teguran yang keras untuk mengingatkan jemaat itu akan perintah
Allah (ay.17). Itulah sebabnya Paulus sangat ingin bertemu
dengan Titus sebagai pengantar surat itu untuk mengetahui
bagaimana respons jemaat Korintus. Ternyata jemaat Korintus
merespons baik surat Paulus sebab itu ia bersyukur dan melihat
hal itu sebagai jalan kemenangan yang diberikan Allah (ay.14). Bagi
Paulus, pelayanan dengan maksud yang murni ibaratnya bau
harum dari Kristus dan bau kehidupan yang menghidupkan.
Namun sebaliknya mereka yang hanya ingin mencari keuntungan
dari firman Allah ibaratnya sedang menyebarkan bau kematian
yang mematikan. Paulus bekerja dengan sangat giat dalam
pelayanannya namun ia tidak memegahkan dirinya atas semua
keberhasilan itu. Ia mengarahkan semua pujian hanya kepada
Tuhan sebab Dialah yang memberikan jalan kemenangan dalam
setiap pelayanannya.
Betapa dahsyatnya Allah! Kita percaya bahwa segala
sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita, bahkan keberhasilan
dalam setiap kerja keras kita, hanyalah karena pertolongan Tuhan.
Sebab itu marilah senantiasa menyatakan syukur bagi Tuhan yang
selalu membawa kita di jalan kemenanganNya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 50


Jumat, 12 Februari 2021
1 Timotius 1:12-17

LEMBARAN BARU
A’gan Ba’ru

Seorang pemuda merasa hidupnya sudah berakhir. Orang


tua dan teman-temannya menolaknya. Ia ingat bagaimana dulu ia
telah menyakiti orang tuanya karena memilih hidup berhura-hura
bersama teman-temannya. Ia menikmati hidup dengan uang yang
banyak hasil penjualan narkoba. Namun kini ia dipenjara,
sendirian, merasa berdosa, dan putus asa akan hidupnya.
Dalam kebenaran Firman Tuhan hari ini, Paulus
menceritakan kepada Timotius betapa ia sangat bersyukur kepada
Tuhan. Paulus sungguh sadar akan masa lalunya sebagai
penganiaya jemaat Tuhan. Paulus bahkan menyebut dirinya
sebagai pribadi yang paling berdosa karena itulah ia sangat
bersyukur bahwa Yesus Kristus datang ke dunia untuk
menyelamatkan orang yang berdosa seperti dirinya. Dosanya
diampuni, ia mendapat kasih karunia dari Tuhan bahkan
kepadanya dipercayakan pelayanan pemberitaan Injil Yesus
Kristus. Paulus tidak malu menceritakan hal ini kepada Timotius
bahkan kepada siapapun supaya kisah hidupnya menjadi contoh
bagi orang lain sehingga mereka juga bertobat dan mendapat
hidup yang kekal (ay.17).
Pengasihan dan pengampunan dari Tuhan telah diterima
oleh Paulus, membuat hidupnya menjadi lebih berarti. Hal
tersebut tidak hanya dirasakan oleh Paulus tetapi bagi siapapun
juga yang menyesali dosanya dan rindu berbalik kepada Tuhan.
Termasuk bagi pemuda tadi yang merasa hidupnya sudah hancur
karena dosanya. Datanglah pada Yesus, tidak ada dosa yang
terlalu besar yang tidak bisa diampuni olehNya. Masa lalu yang
penuh dosa bukanlah akhir dari segalanya. Tuhan memberikan
kesempatan untuk memulai lembaran hidup yang baru dan
menjalaninya dalam pertobatan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 51


Sabtu, 13 Februari 2021
Mazmur 50:1-6

IBADAH BUKAN SANDIWARA


Ia tu kamenomban tangladilaoan paningoan

Lagu lawas dari penyanyi Ahmad Albar menyatakan dunia


ini ibaratnya panggung sandiwara. Setiap orang bisa mengambil
peran yang harus dimainkan, ada peran wajar dan ada peran
berpura-pura. Kemudian lagu ini mengantar pada sebuah
pertanyaan reflektif : Mengapa kita bersandiwara?
Beberapa orang menjalani hidupnya dengan
bersandiwara. Mereka menggunakan topeng-topeng kesalehan
dengan ketekunannya melaksanakan ritual keagamaan. Sebagai
seorang pemimpin paduan suara di Bait Allah, Asaf memberikan
Mazmur pengajaran terkait dengan ibadah yang berkenan bagi
Tuhan. Asaf mengawali Mazmur 50 dengan manifestasi Tuhan
sebagai Hakim di Gunung Sion, melalui sinar, api dan badai. Tuhan
memerintahkan untuk mengumpulkan bangsa Israel dan
mengadili mereka sebab perjanjian dengan Tuhan mereka anggap
hanya diikat oleh ritual persembahan korban (ay.5). Bangsa Israel
melanggar hakekat hubungan perjanjian dengan Allah yang
seharusnya nampak dalam persembahan syukur yaitu hidup yang
memuliakan Tuhan (ay.23). Allah sebagai Hakim dalam ke-
MahakuasaanNya sanggup melihat manakah ibadah yang sejati
atau manakah yang hanya merupakan kemunafikan belaka.
Ibadah yang hanya dimaknai sebagai ritual akan kehilangan
kuasanya untuk mengubah hidup orang-orang yang
melakukannya agar semakin serupa dengan kehendak Tuhan.
Seperti apakah wujud ibadah kita kepada Tuhan? Kita
dapat bersandiwara di hadapan manusia dengan menunjukkan
kesalehan ritual, namun dihadapan Allah, Hakim yang Mahakuasa
mengetahui sikap hati dan perbuatan kita yang sesungguhnya.
Oleh karena itu persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan
yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu
adalah ibadahmu yang sejati (Rm.12:1). Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 52


Minggu, 14 Februari 2021
Keluaran 19:7-25

HARTA KESAYANGAN TUHAN


Eanan Nakaboroi’ Puang

Seorang pengumpul barang antik berupa jam dinding,


batu akik, mobil kuno sangat telaten merawat barang antiknya.
Hal ini dilakukannya untuk menghindari jangan sampai barang
antiknya menimbulkan karat dan keasliannya memudar, sehingga
secara rutin, sang pengumpul ini akan merawat dan rela
mengeluarkan sekian banyak uang untuk mempertahankan
kemurnian dari barang antik ini. Karena baginya barang antik ini
adalah yang paling berharga.
Keluaran 19:7-25, Allah menyatakan perintahNya kepada
Musa untuk mengingatkan bangsa kesayangan-Nya supaya
menjaga kekudusan hidup, kesediaan bangsa Israel untuk
melaksanakan perintah Allah, serta kesiapan mereka menyambut
kedatangan Tuhan menemui mereka diatas gunung sinai (ay.7-11).
Apa yang diperkatakan Tuhan kepada Musa haruslah menjadi
perhatian bagi bangsa Israel untuk ditaati supaya mereka tidak
mendatangkan hukuman pada dirinya sendiri. Tuhan selalu
mengingatkan Musa untuk diteruskan kepada umat Tuhan, supaya
mereka selalu menjaga kekudusan hidup sampai Tuhan menemui
mereka. Musa dan Harun termasuk orang yang beruntung
bertemu Tuhan.
Kita adalah harta kesayangan Tuhan yang paling berharga
sehingga Tuhan selalu meminta supaya kita menjaga kekudusan
hidup dan melakukan dengan taat akan segala ketetapan yang
telah di firmankan-Nya kepada kita. Tuhan tidak mau kita
menjalani hidup ini dengan kesia-sian sehingga Dia meminta
supaya kita sungguh-sungguh menjaga kehidupan kita dengan
baik, senantiasa membersihkan sikap dan perbuatan kita dari
perkara-perkara yang jahat. Supaya dalam perjumpaan kita
dengan Tuhan selalu ada kekhusukan dan sukacita. “Kuduslah
kamu sebab Aku kudus”(I Petrus 1:16). Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 53


Senin, 15 Februari 2021
Ibrani 2:1-4

MANGKAOKO TIPERO’ SENGA’


JANGAN SAMPAI TEROBANG-AMBING

Sala’ suka’mo’i aku… Pandak pa’tangngaranna’Kusanga aku…


Nangla tuo batuna’(Londe-Londe Toraya no.545)
Nakua pa’basanta; ianna tae’ na dipalosong dipalan ara’ tu
KadanNa Puang, inang latipero’ senga’ tu katuoanta. Tae’mo ta lu
lako kasalamaran sangadinna lu lakomo kasanggangan tu
sipatunna ladipapakkanan mintu’ penggauran kasalan sia kapabali-
balian lako malaeka’ (ay.2) sia lako Puang (ay.3) “tae’ ta lindok
ketae’I ta katappa’). Iakkenna Malaeka’ bangri umpokadai den
pakkanna, apa pole’raka ke Puangmo umpokadiai, inang la losong
magasanna tu poleanna katangmengkaolanta lako Puang.Inang
manassa kapua sia membuttimo tu kasalamaran dio mai Puang.
Puang kaleNa umpa’peissananni anna pamanassai to urrangi
(ay.3). Namanassai Puang ullendu’i tanda kale-kallean, tanda
mangnga,sia kuasanNa Penaa masallo’ (ay.4). Dadi inang
takkalewa’-liumiki’ to ke diperangi bangri, anna tae’ na dikanappa’i
sia dipalan ara’.Ianna tae’ na dipalan ara’, iomoto ta maraa
bangki’i na palulako ludiomai ma’rupa-rupa a’gan. Belanna dirangi
bangri sia tandai bangri apa tae’ na mandu dipalosong dipalan
ara’, iomoto na den maraa bang titurak-turak tang manassa ba’tu
malommo’ bang tu tanga’ta sia pa’inaanta lulako-ludiomai. Di
landi’pi tu kasanggangan sia kamandasan anna randuk bu’tu
(keden siapi attu) tu kamenassanan, kumua tarru’ mambela sia
tarru masaimiki’ tuo lan kasalan sia kapabali-balian lako Puang.
Parallu ditoe manda’ sia dipalosong tu katonganan lu dio
mai Puang. Ta tontong melada’ umpalosong sia ampalan ara’i tu
kameloan kapua sia tang dilambi’ ussandakki tu pa’kamase sia
pa’kaboro’Na Puang. Inang tang diupu’ urreken-rekenni tu
panga’panna sia poyana kamailuan lino.Apa inang manassa duka
tu poleanna ke tae’i ta makaritutu sia manda’ lako Puang.Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 54


Selasa, 16 Februari 2021
1 Timotius 3:14-16

HIDUP SEBAGAI KELUARGA ALLAH


Sipato'na tu gau'na tau lan banuanNa Puang Matu

Kucinta k’luarga Tuhan


Terjalin mesra sekali
Semua saling mengasihi
Betapa s’nang kumenjadi k’luarganya Tuhan

Pujian ini menggambarkan bahwa betapa bersukacita


setiap keluarga Allah yang selalu hidup bersama di dalam iman
kepada Yesus Kristus.
Rasul Paulus dalam pembacaan saat ini, memberikan
dukungan kepada Timotius yang harus memimpin dan
menggembalakan jemaat di Efesus. Timotius harus berhadapan
dengan beberapa jemaat yang masih beribadah kepada Dewi
Artemis atau Dewi kesuburan (Kis.19:23-40). Kehadiran Timotius
untuk mendorong jemaat bagaimana harus hidup sebagai
keluarga Allah, yang berfungsi untuk menjadi tiang penopang dan
dasar kebenaran (ay.15). Dalam hal ini Paulus memberitahukan
bahwa sebagai keluarga Allah, haruslah mengalami lahir baru di
dalam Kristus oleh kuasa Roh Kudus, harus mampu menunjukkan
bahwa kehidupannya selalu dikaitkan dengan kebenaran injil
Kristus. Keluarga Allah adalah kumpulan orang-orang percaya
yang hidup sesuai kebenaran Kritus, yang memiliki tanggung
jawab iman untuk menampilkan hidup dalam kebersamaan,
menebarkan cinta kasih Kristus, saling menguatkan, saling
mendukung.
Marilah kita sebagai orang-orang percaya didalam Kristus
yang juga adalah keluarga Allah, memberikan keteladanan hidup
sebagai keluarga yang telah dikuduskan dan dibenarkan melalui
salib Kristus. Tuhan akan selalu menolong kita. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 55


Rabu, 17 Februari 2021
Daniel 9:1-14

IYA, AKU MENGAKU!


Io, Kuakumo

Setiap orang pernah melakukan kesalahan yang di


kemudian hari membuat ia merasa bersalah, bahkan merasa
berdosa di hadapan Tuhan. Sebagian orang masih menyimpan
perasaan itu begitu lama. Perasaan bersalah dan perasaan
berdosa yang disimpan begitu lama, tentu memunculkan beban
yang mendalam. Bahkan menimbulkan akibat bagi orang-orang di
sekitarnya juga. Perasaan bersalah itu bisa dilegakan dengan
sebuah pengakuan. Tidak harus mengaku di depan banyak orang,
tidak perlu pula pengakuan di depan tokoh agama, tetapi paling
penting adalah pengakuan di hadapan Allah dengan kesungguhan
hati, itulah yang mendatangkan kelegaan.
Demikianlah yang dilakukan oleh Daniel. Ia mengaku
kepada Allah segala kesalahan dan kekurangannya di dalam
doanya. Daniel menyadari, betapa besarnya kesalahan yang
diperbuat oleh bangsa Israel kepada Allah. Karena perasaan
bersalah, Daniel berpuasa, mohon ampun dengan mengenakan
kain ungu sebagai simbol penyesalannya. Daniel tersungkur
mohon ampun kepada Allah, karena Daniel percaya bahwa Allah
memegang perjanjian terhadap mereka yang mengasihi dan
berpegang pada perintah-Nya (ay.4).
Belum terlambat bagi kita bahwa yang punya beban berat
dalam perjalanan hidup yang masih menyimpan kesalahan.
Percayalah bahwa Allah akan memberikan kelegaan, ketika kita
mau mengakui kelemahan kita di hadapan Allah dengan
kesungguhan hati dan kerendahan hati. Beruntungnya kita, punya
Allah yang begitu mengasihi kita. Ini juga tugas kita, untuk
mengasihi Allah dengan tidak terus menerus mengulang
kesalahan yang sama dalam hidup kita. Semoga Tuhan menolong
kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 56


Kamis, 18 Februari 2021
Daniel 9:15-19

MOHON PULIHKANLAH YA ALLAH


Mangandokan ammi lendokankan Puang

Bagaimana perasaan kita, ketika kita mengalami situasi


yang membuat kita ada dalam tempat yang terbuang, diasingkan,
dan berkawan dengan ketidakberuntungan? Adakah di antara kita
yang sanggup menjalani hari-hari yang getir dan menyedihkan?
Situasi semacam ini tidak ingin dirasakan oleh siapapun. Terbuang,
menderita, hidup dalam kesengsaraan. Itulah yang dirasakan oleh
bangsa Israel selama masa pembuangan di negeri Babel.
Daniel bergumul dengan situasi yang dialami oleh
bangsanya. Ia mengingat betapa Allah memiliki belas kasihan.
Dalam sejarah bangsa Israel, Daniel mengalami bagaimana
penyertaan Allah yang menuntun umatNya keluar dari
perbudakan di Mesir (ay.15). Karena besarnya kasih Allah yang
menyelamatkan bangsa Israel saat itu, membuat bangsa Israel
luput dari penindasan dan perbudakan bangsa lain. Daniel pun
mengingat bagaimana tangan Allah menuntun bangsa Israel
sampai di Tanah Perjanjian. Karena keyakinan akan besarnya kuasa
Allah inilah yang membuat Daniel tersungkur dan memohon
kepada Allah untuk meredakan murka Allah kepada bangsa Israel.
Ketika itu juga, Daniel memohon agar Allah kembali mengasihi
milik pusaka-Nya, yaitu bangsa Israel (ay.16-17).
Kisah Daniel mengajak kita merenung bahwa kita pernah
menderita, pernah berduka, pernah mengalami kemalangan. Tapi
kita ada saat ini, adalah bukti penyertaan Allah dalam hidup kita.
Sehingga ketika kita mengalami kondisi yang sulit, kita boleh
mengingat kembali bahwa Allah pernah menyelamatkan kita dari
kesulitan hidup. Dan Ia adalah Allah yang sama, yang saat ini pun
sanggup memulihkan kehidupan kita. Percayalah bahwa Allah
sanggup memulihkan. Kita hanya perlu memohon dengan
kerendahan hati dan mengaku segala kelemahan kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 57


Jumat, 19 Februari 2021
1 Yohanes 1:1-10

KAPASITAS DAN KAPABILITAS


Kamanarangan na kamalutean

Perbedaan kapasitas dan kapabilitas terdapat dalam


penggunaannya pada komunikasi sehari-hari, kadang
menimbulkan kerancuan. Kapasitas maknanya lebih mengarah
pada daya kemampuan secara mendasar yang dimiliki oleh orang
bersangkutan yang berperan sebagai (atau kepemilikan
suatu 'pengalaman') dalam bidang tertentu. Sedangkan
Kapabilitas itu adalah bentuk lain dari gabungan
antara capacity dan ability (skill) yang menunjukkan tingkat
kemampuan atau kepandaian seseorang dalam menyelesaikan
tugas tertentu.
Yohanes dalam kapasitasnya sebagai seorang penginjil
Yesus Kristus menegaskan tentang siapa dirinya dalam kaitannya
dengan Firman Hidup yang ia beritakan. Dalam kapasitasnya,
Yohanes memiliki kapabilitas iman yang tidak diragukan lagi. Ia
sendiri menjadi saksi hidup dalam karya Tuhan Yesus. Ia
menggambarkan karakteristik Allah sebagai terang, juga ia
menguraikan hal seseorang yang dikatakan berdusta dan tidak
melakukan kebenaran. Perlu diketahui bahwa umat Allah sedang
menghadapi ajaran-ajaran palsu yang membingungkan jemaat
tentang siapa Yesus Kristus.
Kita adalah pribadi yang mudah rapuh. Asal muasal kita
dari tanah liat yang hina, tidak bernilai. Namun ketika Roh Kudus
berkarya dalam kehidupan ini maka kita yang dulunya pendosa
ibarat tanah yang tidak berguna namun dalam tangan Tuhan
semuanya berarti. Dalam kapasitas Tuhan sebagai Pencipta dan
dalam kapabilitasnya sebagai Tuhan yang Mahakuasa maka tidak
ada satupun hal yang tidak bisa Dia kerjakan. Tuhan Yesus Kristus
adalah Terang menerangi seluruh eksistensi kehidupan kita.
Karena itu peliharalah hidup yang memiliki kapasitas dan
kapabilitas sebagai anak-anak Tuhan. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 58


Sabtu, 20 Februari 2021
Mazmur 32:1-11

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR


Kamauparanna to dibilang malolo

Manusia harus sadar bahwa hidup itu adalah perjuangan


untuk dapat bebas dari perbuatan dosa. Dosa adalah akibat dari
perbuatan manusia yang melawan kehendak Allah dan hanya
karena kasih karunia Allah manusia dapat memperoleh
pengampunan.
Pemazmur menceritakan betapa bahagianya setiap
manusia berdosa yang diampuni pelanggarannya, yang
kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan dan yang tidak berjiwa
penipu (ay.1-2). Karena sungguh berat dan tertekannya orang
yang masih hidup didalam dosa sehingga manusia berdosa harus
datang kepada Tuhan dan berkata: “Aku akan mengaku kepada
Tuhan pelanggaran-pelanggaranku supaya aku diberikan
pengampunan (ay.5), sehingga aku dapat hidup bebas dan
bahagia. Janganlah kita menjadi manusia yang bebal dan tidak
berakal, yang tahu bahwa sesungguhnya itu dosa tetapi kita
senang melakukannya, bagaikan kuda atau bagal yang tak berakal.
Namun firman-Nya saat ini sungguh mengingatkan kita bahwa
kedekatan kita dengan Tuhan akan selalu membuat kita berjalan
dijalan yang benar.
Marilah kita sebagai orang-orang yang percaya kepada
Tuhan selalu melakukan kehendak-Nya dan senantiasa berdoa
kepada-Nya sehingga kasih setia-Nya selalu ada bersama dengan
kita. Berbahagialah orang yang hidup menurut jalan yang
ditentukan-Nya karena pada merekalah kasih Allah akan
dinyatakan. Bersukacitalah dalam Tuhan dan bersorak-soraklah hai
orang benar dan hai orang jujur karena Allah akan berkenan
kepada jalan-jalan kehidupan kita. Tuhan memberkati kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 59


Minggu, 21 Februari 2021
Mazmur 77:1-21

MENGENANG MASA LALU


Ungkilalai attu lendu’

Semua orang masing-masing punya masa lalu. Ada yang


indah tapi juga ada yang kelam. Mengenang masa lalu yang indah
semua orang bisa melakukannya tetapi jika masa lalu itu kelam
maka banyak orang akan berusaha untuk melupakannya. Tapi
tidak dipungkiri juga ada beberapa orang yang sangat sulit
melupakan masa lalunya.
Hal itu juga tersirat dalam bacaan kita saat ini, Mazmur 77
diciptakan saat keadaan Israel sangat tertekan pasca
pembuangan. Hati Pemazmur sangat tertekan dan ia hampir
kehilangan kepercayaannya kepada Tuhan sebagai pelindung dan
penolong umat-Nya (ay.2-12). Tetapi ketika Pemazmur kembali
mengingat dan memikirkan masa lalu, khususnya mengingat apa
yang sudah Allah kerjakan di masa lampau, saat Allah menuntun
dan menyertai mereka keluar dari bangsa Mesir (ay.12-21) hal itu
membangkitkan iman Pemazmur, membuat hatinya terhibur dan
mendapatkan kekuatan baru. Pemazmur kembali meyakini bahwa
Tuhan tidak akan menyia-nyiakan umat-Nya. Sebagaimana dimasa
lampau Tuhan menolong dan menyertai umat Israel keluar dari
tanah Mesir maka seperti itu juga Tuhan akan tetap menolong
bangsa Israel dimasa sekarang dan masa yang akan datang.
Saat kita berada di masa-masa sulit dalam hidup kita
bahkan mungkin kita sudah mulai merasa putus asa karena
pertolongan Tuhan tak kunjung datang, marilah sejenak kita
merenungkan jalan hidup kita lalu mengingat setiap pertolongan
Tuhan yang sudah kita rasakan dimasa lalu. Percayalah bahwa
pertolongan Tuhan itu selalu nyata bagi kita baik kemarin, hari ini
dan sampai selama-lamanya. Kenanglah masa lalu dalam kasih
Tuhan dan lihatlah kedepan dalam mengharapkan anugerah
Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 60


GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 61
Senin, 22 Februari 2021
Efesus 2:1-10

A’GAN TUO BA’RU


Tipe Hidup Baru

Biasa na pokada to mangura kumua “senga’mo ia lino,


lendu’mo allomi tu to dolo dadi”. Tae’ na susi to tu nasanga
pa’basanta. Ma’din bangsia mukkun dadi tu lino dolo lan attu
totemo, ba’tu sibalikanna, to dadi dolo mukkun tuo lan lino ba’ru
anna to dadi undi mukkun tuo sia umperasai a’gan lino dolo.
Iatu nasanga a’gan dolo iamotu (ay.1) katuoanna to lino tu
mukkun naparenta aluk dolo sia kabattukan lan kamailuan batang
kale (ay 2-3) ma’penduanna, ma’ondonganna disa’bu’ mate lan
kasalan (ay.1). Kesusi to, lendu magasanna tu a’gan lino dolo belanna
mukkun diperasai tu kamammiranna lino sola mintu’ belo-belona, apa
sitonganna attu iadukato mukkun mettobang lan kakadaken sia
umpatu kasanggangan kale sia to senga’. Na umbasusi to tuo lan
a’gan ba’ru? Katuoan Ba’ru iamotu (ay.1) Dilendokan dio mai kasalan,
(ay.2) dipamalimbangun sia dipanonko’ sola Yesus Kristus dao bamba
suruga (ay.3) A’gan ba’ru inang pa’kamase misa-misanNa Puang
iamoto tae’ tau ma’din mo’si’ usattuan kalena (ay.4) Disa’bu’ to
ditampa sia dipadadi lan Kristus Yesus, iamo to nang la mawatang
umpogau’ kameloan sola katonganan. Maupa’ tu disa’bu’ tuo
ba’ru belanna dilendokanmo sia dipamalimbangun anna nno’ko’
sola Puang Yesus. Apa sitonganna mabanda’ duka passananna
belanna la tontong ussassan kalena kumua mintu’ a’gan
katuoanna la umpabu’tu kameloan susi a’gan bayo-bayo bamba
suruga.
Maupa’miki’, ta melada’mo untampei tu ussattuan misa
kaleta, kamawatanganta, kapaissananta, kadenanna pa’barang-
barananganta, sia pasedena anna panga’panna kamaballoanna
lino. Kanappa’i, tontongki’ diba’rui keallo-keallo ke tangtoriki’
rampo ma’sossoran renge’ sia umpalaku kamatotoran dio mai
oloNa Puang. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 62


Selasa, 23 Februari 2021
1 Petrus 3:8-12

SYARAT UNTUK MEMPEROLEH BERKAT


Sukaran untarima Passakke

Berbicara tentang berkat Tuhan, siapa yang tidak senang?


Semua orang akan merasa senang jika mengalami berbagai
macam berkat Tuhan dalam hidup-Nya. Tetapi apakah berkat
Tuhan itu akan selalu tercurah begitu saja bagi setiap orang
percaya? Firman Tuhan saat ini akan memberi kita gambaran
tentang beberapa syarat yang harus ada di dalam diri kita agar kita
senantiasa merasakan berkat Tuhan.
Pertama, barang siapa yang ingin memperoleh berkat
maka ia harus menjaga lidahnya dan ucapan bibir yang menipu,
tidak mencaci maki (ay.10) Kedua, ia harus menjauhi yang jahat
melakukan yang baik dan harus selalu mencari perdamaian
dengan semua orang (ay.11). Jika hal itu menjadi karakter hidup
orang beriman maka Tuhan memastikan bahwa mata-Nya akan
tertuju pada orang tersebut, telinga-Nya akan mendengar seruan
permohonan mereka yang meminta tolong (ay.12). Intinya Tuhan
ingin agar kita hidup damai dan saling mengasihi dengan semua
orang dan hal ini sejalan dengan yang dikatakan Daud dalam
Mazmur 133 bahwa Tuhan akan memerintahkan berkat kepada
setiap orang yang memelihara kerukunan.
Banyak orang Kristen yang selalu menuntut Tuhan agar
mereka selalu di berkati dalam segala hal tetapi hanya beberapa
saja yang mau menyadari bahwa berkat Tuhan itu bukanlah
sesuatu yang turun dari langit begitu saja. Diperlukan kerja sama
yang baik antara manusia dengan manusia serta kerja sama antara
manusia dengan Tuhan. Mari kira berkaca dari Firman Tuhan saat
ini, apakah selama ini kita sudah memenuhi syarat untuk menjadi
berkat dan memperoleh berkat Tuhan? ataukah mungkin masih
ada hal dalam diri kita yang menjadi penghalang Berkat Tuhan itu
hadir dalam hidup kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 63


Rabu, 24 Februari 2021
Matius 4:1-11

UJI COBA
Disudi petoba

Sebelum dipasarkan kepada konsumen, mobil ternyata


perlu melewati berbagai macam tes, mulai dari tes di trek dengan
berbagi macam model lintasan dan kecepatan, tes kebisingan, tes
kestabilan, pengujian lampu, pengujian suhu mesin dan masih
banyak lagi uji coba-uji coba yang harus dilakukan sampai pada
akhirnya kualitas mobil itu layak untuk di gunakan oleh konsumen.
Yesus pun dalam keberadaan-Nya sebagai manusia
seutuhnya melewati proses uji coba sebelum pada akhirnya Ia
terjun langsung dalam medan pelayanan-Nya. Setelah Yesus di
baptis di sungai Yordan. Roh Allah menuntun Yesus sampai di
padang gurun dan di sana Yesus dicobai oleh Iblis. Tiga kali Yesus
dicobai oleh Iblis dalam kebutuhan mendasar yang berbeda.
Pertama, Yesus di cobai soal makanan tetapi Yesus lebih
memfokuskan diri pada Bapa sumber segala berkat bukan pada
bentuk berkat-Nya. Kedua, Yesus dicobai soal Tahta tetapi Yesus
justru sangat tegas menggertak iblis. Ketiga, Yesus dicobai soal
Harta dan kedudukan tetapi Yesus tetap punya Komitmen bahwa
atas apa pun yang ada di dalam dunia ini hanya Allah saja yang
harus di sembah.
Selama hidup di dunia ini kita ibarat berada pada sebuah
padang gurun dimana kualitas iman kita akan selalu
diperhadapkan dengan berbagai ujian namun dari semua bentuk
ujian itu Yesus sudah memberikan kita teladan untuk menghadapi
berbagai ujian hidup kita. Fokus kepada Bapa sumber segala
berkat, memiliki komitmen dan senantiasa tegas terhadap diri
sendiri untuk hanya tetap menyembah Allah satu-satunya Tuhan.
percayalah kita pasti bisa melewati setiap cobaan dalam hidup
kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 64


Kamis, 25 Februari 2021
Kejadian 15:1-6

MELIHAT KASIH ALLAH


Umpemaranga Pa’kaboro’-Na Puang

“Jangan Sekedar Janji-janji partai, buktikan saja


omonganmu itu” kalimat ini sudah sangat lazim kita dengarkan
karena memang zaman sekarang netizen tidak lagi akan mau
mendengar janji tetapi mereka akan langsung menuntut bukti
lewat kerja nyata.
Abram dalam bacaan kita sebelumnya telah menerima janji
Tuhan bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar. Namun setelah
sekian lama Abram menanti janji Allah itu tak kunjung menjadi
kenyataan. Jadi sudah pantaslah jika Abram merasakan
kekecewaan sehingga ketika Tuhan kembali menyapanya ia
langsung menumpahkan rasa kecewa yang ada di dalam hatinya
dengan berkata “Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan,
sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku”.
Mendengar keluhan dan rasa kecewa Abram Tuhan pun
membawa Abram keluar untuk melihat langit kemudian
menyuruhnya menghitung jumlah bintang, Tuhan berjanji bahwa
keturunannya akan seperti bintang di langit. Itulah tanda dari janji
Allah pada Abram.
Menunggu bukanlah hal yang gampang, apalagi jika kita
menunggu hal yang kita tidak tahu kapan akan ditepati. Kita pun
sering tidak sabar, kecewa atau bahkan ada yang jengkel saat
menanti janji yang tak kunjung ditepati. Kita kadang meminta
bukti atau tanda pada Tuhan agar hati kita merasa puas. Tuhan
menyuruh Abram melihat langit yang begitu amat tinggi dan
begitu amat luas agar Abram memahami bahwa janji Tuhan itu
begitu amat luas dan tinggi sehingga tidak dapat dijangkau oleh
pikiran manusia. Karena itu Tuhan hanya meminta kita untuk tetap
percaya bahwa setiap janji Allah itu pasti digenapi sesuai dengan
waktu Tuhan.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 65


Jumat, 26 Februari 2021
Kejadian 16:1-6

CEROBOH
Tarru’ madomi’ unnala kara’tasan

Ceroboh adalah sikap tergesa-gesa atau tidak cermat


dalam mengambil suatu keputusan tanpa berpikir panjang
tentang akibat dari keputusan yang kita ambil. Sikap ceroboh ini
juga dilakukan oleh Sarai dan Abram, Ketika mereka telah lama
menanti janji Tuhan yang tak kunjung di tepati, akhirnya Sarah
menyuruh suaminya untuk menikahi hambanya Hagar. Setelah
Abram menikahi hambanya itu dan kemudian Hagar mengandung
anak Abram masalah baru pun kemudian hadir dalam rumah
tangga mereka terjadi perselisihan antara Sarai dan Hagar. Kedua
perempuan ini saling berebut perhatian dari suaminya, sarai
merasa dihina karena kondisinya, Hagar menjadi lupa diri karena
keadaannya. Ujung dari perseteruan dua perempuan ini adalah
Hagar lari dari rumah Abram karena tidak tahan dengan
penindasan yang dilakukan oleh sarai.
Apakah Allah diam saja melihat kekacauan yang terjadi di
rumah Abram? Tidak! Allah tidak berdiam diri, Allah melihat
kesusahan Hagar sehingga Ia menjumpai Hagar di padang gurun.
Allah menyuruh Hagar kembali ke rumah Abram memintanya
untuk sabar menghadapi penderitaannya. Walaupun Hagar
bukanlah bagian dari rencana Allah dalam hidup Abaraham tetapi
Ia tetap memberikan nama untuk anak Hagar itu.
Dalam menjalani hidup ini karena ketidaksabaran, kita
terkadang bertindak sendiri. Tidak sadar solusi yang kita ambil
justru melahirkan masalah baru dan bahkan mengakibatkan orang
lain pun menderita karena kecerobohan kita. Memang benar
Tuhan tetap akan menolong kita menghadapi setiap masalah.
Tetapi alangkah lebih bijaknya kalau sebelum memutuskan
sesuatu kita tetap dalam hikmat Tuhan agar orang lain tidak
menderita karena kecerobohan kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 66


Sabtu, 27 Februari 2021
Roma 4:1-10

HANYA KARENA IMAN


Simatari Kapatonganan

Jika kita setia melakukan hukum Taurat maka kita akan


dibenarkan oleh Allah, itulah pemahaman yang sedang
berkembang di kalangan orang Yahudi. Makanya tidak heran jika
kebanyakan dari mereka hanya melakukan hukum Taurat itu
sebagai formalitas keagamaan saja tetapi tidak menghidupinya.
Dari pemahaman yang keliru tentang keberadaan Hukum
Taurat ini, Paulus kemudian menjelaskan keberadaan hukum
Taurat dan anugerah kasih karunia Tuhan. Roma 3:20 Paulus
menjelaskan bahwa manusia tidak dibenarkan karena melakukan
hukum Taurat sebaliknya hukum Tauratlah yang membuat orang
mengenal dosa. Paulus mengambil contoh keberadaan Abraham
bapa leluhur bangsa Israel. Siapa itu Abraham? Dia adalah orang
Ur Kasdim yang awalnya adalah seorang penyembah berhala, saat
Allah memanggilnya untuk meninggalkan negerinya dan ke tanah
yang Tuhan janjikan padanya dan saat Tuhan menjanjikan
keturunan padanya, Ia menerima dan percaya pada semua janji
Allah walaupun ia sendiri tidak tahu ke mana Allah akan
menuntunnya dan bagaimana Allah akan memberikan keturunan.
Atas ketaatannya itu maka Abraham di anggap benar di mata
Allah.
Saat ini keselamatan kita terjamin di dalam Kristus, tetapi
masih banyak orang Kristen yang menganggap perbuatan baiklah
yang menentukan keselamatan. Banyak orang Kristen berpikir,
asalkan kita rajin berbuat baik maka kita pasti akan di selamatkan.
Ingat berbuat baik itu adalah kewajiban umat manusia, semua
orang yang tidak mengenal Kristus pun bisa melakukan hal itu,
tetapi sebagai orang yang percaya melakukan kebaikan tanpa
mengimani Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat adalah

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 67


hal yang sia-sia karena kita diselamatkan bukan karena kita baik
tetapi karena Allah beranugerah kepada kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 68


Minggu, 28 Februari 2021
Mazmur 105:1-11

SEJARAH KEHIDUPAN
Kalingkan Katuoan lan attu situran

Sering kali kita mendengar para orang-orang tua


menceritakan masa lalunya. Bagaimana pengalaman hidup
mereka. Misalnya pengalaman sebagai seorang prajurit yang pergi
berperang. Cerita hal pengalaman yang diulang-ulang itu berarti
sangat berkesan dalam hidup seorang pejuang masa lalu.
Pengalaman itu adalah sejarah kehidupan seorang pejuang atau
orang-orang tua kita.
Mazmur ini memanggil Israel untuk menyembah, memuji,
menaati, dan mencari Tuhan (ay.1-4). Dia secara ajaib telah
menuntun sejarah kehidupan bangsa Israel sebagai bangsa kudus
yang mematuhi hukum-hukum-Nya yang benar. Juga rasa syukur
umat atas pemeliharaan Tuhan di dalam hidup mereka. Inti utama
yang hendak disampaikan sang Pemazmur adalah kasih setia Allah
yang dinyatakan lewat ikatan perjanjian-Nya kepada mereka.
Prinsipnya adalah bagaimana teguhnya pengakuan umat Allah
terhadap perbuatan-perbuatan Allah yang sungguh nyata di masa
yang lalu, dan tetap berlangsung secara terus menerus.
Bagaimana dengan kita sebagai umat Allah yang telah
diselamatkan di dalam Yesus Kristus? Apakah keteguhan iman kita
mewujud atas perbuatan-perbuatan Allah sebagai sejarah
kehidupan yang benar dan berharga bagi kita? Sebagai orang
percaya kita harus menoleh ke belakang dan ingat sejarah Allah
dengan kita; hal itu membangkitkan rasa terima kasih dan
kesetiaan yang meningkat kepada Dia yang menyerahkan nyawa-
Nya karena kita. Kita hidup hingga saat ini tidak terlepas dari
sejarah besar Allah dalam karya penyelamatan. Kita harus terus
terfokus memandang kepada Tuhan, karena Dia sedang
menggenapi janji-janji-Nya bagi kita. Ingatlah Dia senantiasa!
Dialah Tuhan Allah kita! Amin.  

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 69


Senin, 01 Maret 2021
Kejadian 22:1-19
DIPARONGKO’ BELANNA MENGKAOLA
Diberkati Karena Kesetiaannya

Ia ke denni tomai apa tu mapa’di’ki’ undakai’ ba’tu


masussa dikabu’tui, inangla mabanda’ penaanta la urrampananni,
belanna ditangnga’ sia dipasirundunan tu attu dinai undakai’ sia
untayanni, senga’mito tu a’gan ditammu na mane dikabu’tui tu
buanna. Susimo Abraham tonna palakui Puang tu anakna
lanapemalaran, ”Totemo alai tu anak tungga'mu, iamo Ishak tu
mupakaboro', solanni lako tana Moria, ammu pemalaranni dio la
mendadi pemala' ditunu pu'pu' dao misa' buntu, tu la Kupakitangko
(ay.22)”. Ia tu umuru’na Abraham pitungpulomo llima taun tonna
tambai Puang Matua tassu’ lanmai tondokna sia untampe
pa’rapuanna (Kej.12:4), anna allu’i Puang Matua lako kalena kumua
la mendadi misa’ bangsa kapua sia ladiparongko’, anna
dipakalelean tu sanganna. Ia tu pangallu’na Puang Matua, maneri
disundunni tonna 100 taunna tu umuru’na Abraham (Kej.21:5)
Ia tonna kapuamo tu Izak, bu’tu misa’ pesudi kapua lako
Abraham belanna napalaku Puang Matua la umpemalaranni tu
anakna. 25 taunna nanai Abraham untayanni namane dadi tu Izak,
misa’ attu malambe’ sia untammu ma’rupa-rupa a’gan
ondonganna petelle diomai tau belanna misa’ tananan dapo’ tu
disangamo tangla unnampui bati’. Indemo te nanai maleso kumua
ia tu Abraham, tae’ anna turui’ tu tanan penaanna, moiraka anna
mabanda’ sangadinna tontong mengkaola lako parenta-Na Puang.
Lan sura’ Ibrani 11:17,19 dipokada kumua nakanassai ”belanna
kapatonganan” belanna natangnga’ kumua Puang Matua kuasa
umpamalimbangunni tu tau, moi anna mate.
Tae’ anna pessinangkai Abraham tu anakna moi raka anna
anak misa dio kalena, belanna manappa’ lan kapatongananna
kumua ia tu Puang Matua Iamo oto’na mintu’ kamanapparan,
kameloan, pa’kaboro’ ondongpi kasalamaran. Mengkaola lako
Parenta-Na Puang Matua iamo kamauparan sia karongkosan.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 70


Selasa, 2 Maret 2021
Kejadian 22:1-19

LEBIH DARIPADA SEGALANYA


Mandu losong na ia tu mintu’na

Apa dan siapa yang paling saudara kasihi dalam hidup


saudara? Kalau Allah memintanya dari saudara, maukah saudara
memberikannya?
Abraham adalah pribadi yang telah mengalami
perjumpaan dengan Allah. Jadi Ketika Abraham diuji oleh Allah
melalui pesan Firman-Nya, Abraham melaksanakannya. Karena dia
tahu bahwa Allah yang diimaninya adalah Allah yang hidup dan
setia kepada perjanjian-Nya. Abraham yakin bahwa kelahiran Ishak
sungguh merupakan mukjizat Allah. Nah, andaikata Abraham dan
Sara bisa mendapatkan anak sama gampangnya seperti Yakub,
maka itu tentu berbeda, tetapi Abraham dan Sara mendapatkan
Ishak setelah menunggu 25 tahun, sehingga tentu menjadi
sesuatu yang lebih berat untuk mempersembahkan Ishak kepada
Tuhan. Tapi inilah kisah keyakinan pengakuan iman Abraham
terhadap Allah yang langsung kepada-Nya. Allah sendirilah yang
memberikan Ishak kepada Abraham, namun sekarang Allah
menguji apakah Abraham lebih mencintai Allah atau Ishak yang
sangat berharga bagi Abraham.
Belajar dari kisah ini, tidak sedikit orang yang akhirnya
gagal. Misalnya, orang yang berdoa minta pekerjaan, anak, pacar
dsb, tetapi setelah Allah memberinya, mereka justru lebih
mementingkan hal itu lebih dari pada ia mengasihi Allah. Karena
itu, berhati-hatilah selalu akan pemberian Tuhan. Jangan hanya
mementingkan pemberian Allah lalu kita melupakan Allah yang
adalah pemberi. Jangan menjadi pribadi yang plin-plan dalam
sikap kesetiaan kita kepada-Nya, melainkan jadilah orang yang
memiliki iman yang berpengharapan serta mengasihi Tuhan lebih
daripada segalanya karena jika demikan kita akan mendapat
pertolongan Tuhan tepat pada waktunya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 71


Rabu, 3 Maret 2021
Ibrani 11:1-3, 17-19

IBARAT POS
Butung inan dinai ma’kiring sura’

Setiap kali berkirim surat, saya merasa bahwa itu


merupakan suatu latihan untuk percaya. Saya harus melepaskan
surat tersebut. Kemudian, saya harus mempercayai pihak pos
untuk mengambil alih surat tersebut dan mengantarnya kepada
sahabat saya. Meski saya tidak dapat melihat apa yang terjadi
dengan surat itu, saya yakin pihak pos akan membawa surat saya
ke tempat tujuan dalam keadaan baik sama seperti sewaktu saya
poskan.
Iman Abraham bukanlah iman nekat. Imannya
berdasarkan pengenalan pribadinya akan Allah dan tentu tidak
lepas dari pengalamannya bersama Allah. Abraham mengenal
Allah itu sebagai pribadi yang mengasihi dan memelihara dirinya
beserta seisi keluarganya. Salah satu keyakinan Abraham tertulis
pada ayat 19 bahwa meskipun Ishak harus tetap dikurbankan,
Allah akan membangkitkannya lagi. Ini adalah teladan iman
Abraham. Meski dia tidak melihat cara dan proses Allah bekerja
dalam kehidupannya, ia tetap percaya sepenuhnya. Bagi Abraham,
Ishak adalah yang terbaik yang dimilikinya. Kalau ada orang yang
mencoba mengusiknya ia akan melawan siapa pun orang itu.
Nah, ibarat Pos, tidak pernah kita tahu seperti apa cara
dan proses surat atau paket kiriman kita tiba, tapi pasti akan tiba
kalau alamat kita jelas. Meskipun kita tidak dapat melihat dengan
jelas apa yang sedang dikerjakan-Nya, iman kita adalah "bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat" (Ibr.11:1), dan jaminan bahwa
pekerjaan-Nya selalu dikerjakan dengan sempurna. Jadi iman itu
memandang ke depan. Iman itu percaya akan hari ini. Tetaplah
percaya bahwa Tuhan sedang dan selalu merancangkan yang
terbaik dalam hidup kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 72


Kamis, 4 Maret 2021
1 Petrus 19:1-9

UMAT PILIHAN ALLAH


Kombongan napilei langsa’ Puang

Saat kita hendak memilih sesuatu tentu kita akan memilih


pilihan yang terbaik menurut ukuran kita sebab pilihan yang kita
anggap terbaik belum tentu terbaik menurut orang lain. Walaupun
demikian terkadang pilihan kita adalah pilihan yang tidak disukai
atau ditolak oleh orang lain.
Sama seperti Yesus Kristus yang adalah batu hidup ditolak
dan dibuang oleh tukang-tukang bangunan, tetapi justru Dialah
yang dipilih Allah menjadi batu penjuru untuk mendirikan Kerajaan
Allah didunia ini. Diatas batu penjuru itulah umat dipilih dan
disusun menjadi batu-batu hidup untuk pembangunan “rumah
Rohani”. Orang percaya telah dipanggil dari kegelapan kepada
terang Tuhan yang ajaib sehingga Rasul Petrus dengan tegas
mengatakan bahwa orang-orang yang percaya kepada Yesus
adalah bangsa terpilih, imamat yang Rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah yang dipilih untuk menjadi saksi tentang
karya penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus. Menjadi umat
Allah atau orang percaya bukanlah hal kebetulan terjadi.
Mengapa? karena umat Allah adalah orang-orang pilihan Allah
yang sekalipun telah berdosa tetapi telah diselamatkan dan
dikuduskan untuk pekerjaan Allah.
Kita telah dipilih Allah sebagai umat pilihan-Nya sekalipun
menurut ukuran kita, kita tidak layak karena kita adalah orang
yang berdosa dan pantas dihukum, namun karena kita dikasihi-
Nya serta berharga maka kita tetap dipilih oleh-Nya. Karena itu
marilah kita hidup dalam kekudusan sebab Tuhan yang memilih
dan memanggil kita adalah kudus adanya. Selain itu, marilah kita
menjadi batu-batu hidup untuk pembangunan rohani serta
menjadi saksi dalam memberitakan penyelamatan Allah kepada
dunia bahwa melalui Yesus Kristus yang telah mati namun bangkit
untuk dunia. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 73


Jumat, 5 Maret 2021
Keluaran 19:1-9

BERPEGANG KEPADA JANJI ALLAH


Umpentoi Pangallu’-Na Puang Matua

Suatu janji bisa memberi kita suatu harapan, sebab


memberikan janji sama dengan memberikan harapan. Menerima
janji artinya menerima harapan. Namun jangan dilupakan bahwa di
antara janji dan harapan, ada yang namanya “percaya”! Harapan
akan muncul jika seseorang percaya terhadap janji yang diberikan.
Sebaliknya, jika orang tidak percaya kepada suatu janji, pasti dia
tidak akan mempunyai harapan terhadap janji itu.
Allah telah berjanji kepada Abraham, Ishak dan Yakub lalu
Allah meneruskan Janji itu kepada umat Israel. Allah
menyampaikan perjanjian itu kepada Musa di gunung Sinai agar
disampaikan kepada umat Israel. Dasar dari janji Allah kepada
Israel yaitu Allah sendiri yang telah bertindak menyelamatkan
Israel (ay.4). Allah berjanji akan menjadikan umat Israel sebagai
harta kesayangan-Nya serta menjadi umat yang kudus jika umat
Israel mau mendengarkan firman-Nya serta berpegang kepada
Janji-Nya. Kepada Israel, Allah menuntut ketaatan penuh pada
firman Tuhan dan setia menjaga perjanjian tersebut. Umat Israel
menyambut baik janji tersebut dan bersedia untuk melakukan
seperti yang difirman Tuhan kepada mereka (ay.9).
Allah juga telah menyelamatkan kita dari perbudakan dosa
melalui pengorbanan Yesus diatas kayu salib dan Ia menjanjikan
hidup kekal kepada kita, dan hal itu semata karena anugerah
Tuhan. Jika anugerah itu telah kita terima, maka kita harus hidup
dalam anugerah itu sebagaimana tanggapan bangsa Israel atas
apa yang telah dan akan diperbuat oleh Tuhan, yaitu mau
melakukan segala yang di firmankan Tuhan. Firman Tuhan
mengandung kuasa dan kekuatan yang akan membawa kita
menjadi umat yang diberkati sampai pada tujuan akhir kehidupan,
yaitu kehidupan yang kekal yang merupakan harapan terbesar
bagi orang percaya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 74


Sabtu, 6 Maret 2021
Markus 9:2-8

KITA PATUT BERUBAH


Sipatuki’ tu Membali

Setiap orang memiliki kecenderungan untuk berubah.


Berubah berarti menjadi lain atau berbeda dari semula. Banyak
orang yang mau berubah menjadi lebih baik dan benar namun
terkadang sulit untuk melakukannya.
Peristiwa Yesus dimuliakan di atas bukit menunjukkan
bahwa Yesus berubah rupa, dan pakaiannya bercahaya. Kemuliaan
surgawi tercurah mengubahkan rupa Tuhan Yesus, juga
memberikan kekuatan dan dukungan Ilahi melalui Elia dan Musa
karena Tuhan Yesus akan menghadapi jalan salib. Musa dan Elia
merupakan tokoh yang penting dalam sejarah umat Allah. Dua
tokoh ini dipanggil Allah untuk menyerukan agar umat-Nya
membaharui hidup mereka sesuai dengan kehendak Allah. Hal
itulah yang kemudian dilakukan juga oleh Yesus terhadap murid-
Nya, karena itu Ia mengajak muridnya ikut ke gunung tersebut.
Para murid akan melewati masa-masa sulit dalam hal mengikut
Yesus, sementara iman mereka masih kerdil serta kurang mengerti
pengajaran Yesus tentang penderitaan-Nya. Mereka perlu
dibentuk untuk menjadi manusia-manusia berkarakter, dibaharui
dan dikuatkan.
Respons murid-murid Yesus atas peristiwa ini
menggambarkan diri kita yang terkadang lebih mendahulukan
sifat kedagingan yang hanya ingin bernikmat-nikmat saja di
tempat yang dianggap nyaman dalam kesalahan. Karena itu kita
perlu berubah lalu membangun kesadaran untuk keluar dari zona
Nyaman yang salah lalu kita pergi memuliakan Tuhan. Mungkin
kita terasa sulit keluar dari zona nyaman itu, namun dengan
memusatkan perhatian kita kepada Allah, maka segala yang tidak
mungkin bagi kita dapat dimungkinkan-Nya. Berubalah lalu
menyatakan kemuliaan Kristus kepada semua orang. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 75


Minggu, 7 Maret 2021
1 Korintus 3:10-23

APA DASAR HIDUPMU


Apa tu Napoparandangan Katuoanmu?

Semakin tinggi sebuah bangunan maka semakin dalam


fondasi harus ditanam. Tidak hanya semakin dalam tetapi fondasi
itu harus kuat untuk menahan seluruh beban bangunan sehingga
bangunan itu bisa berdiri dengan kokoh walaupun badai atau
goncangan datang menyerang secara tiba-tiba. Hal ini hendak
menunjukkan kepada kita bahwa betapa pentingnya sebuah dasar
yang kuat.
Melalui perikop ini, Paulus ingin menjelaskan mengenai
apa yang menjadi dasar utama dan satu-satunya dalam
membangun jemaat. Nampaknya orang-orang di Korintus
kembali diperingatkan oleh Paulus bahwa Kristuslah dasar dari
semuanya. “Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan
dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus
Kristus” (ay.11). Selain dasar yang sangat penting yakni Yesus
Kristus, hal yang perlu juga kita perhatikan ialah bahwa bagaimana
orang membangun di atas dasar itu (ay.12-13). Sebab tidak bisa
kita pungkiri bahwa kita memiliki perbedaan satu dengan lainnya.
Ada orang yang membangun dengan emas, perak, batu permata,
kayu, rumput kering atau jerami. Semuanya itu kelak akan diuji
untuk menentukan bagaimana kualitas dari apa yang kita lakukan.
Tidak ada dasar lain selain dasar yang telah diletakkan
yakni Yesus Kristus. Hal ini pun hendak mengingatkan kita bahwa
dasar dari semua hidup adalah Yesus Kristus. Jika kita sungguh-
sungguh menjadikan Yesus sebagai dasar maka kita akan
mengalami pertumbuhan yang akan berbuah sukacita dan
pengharapan baru bagi orang lain, bahkan jika Kristus adalah
dasar maka kita tidak bisa meletakkan dasar lain karena Kristus
adalah dasar dari semua yang lebih utama dan yang dianggap
paling utama sekalipun. Yesus adalah dasar hidup kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 76


Senin, 08 Maret 2021
1 Sura’na diona mintu’ Datu 6:1-13

IA KE TONTONGKO MENGKAOLA
Jika engkau tidak menyimpang

Pa’basanta totemo unnulelean pangallu’-Na Puang Matua


tu mangka nabasse lako Daud anna dipaombo’ lako Salomo tonna
mendadimo Datunnna to Israel. Pangallu’ iato iamo tu
kadibangunanna banuan-Na Puang Matua. Kadan-Na Puang Matua
lako Salomo nakua ”Iate banua mupabendan, ke lolangko unturu'
mintu' apa Kupondok, sia umpogau'i tu mintu' atorangKu sia
ungkaritutui tu mintu' pepasanKu ammu pengkaolai, manassa la
Kupamatua tu kadangKu lako kalemu, tu mangka Kupokada lako
Daud, ambe'mu,(ay.12)”. Pura napantokmo Puang Matua tu
ladikuanna umbangunni tu banua iato, randuk diomai sukaranna,
landa’ lako attu dinai umparandukki sae lako mangkanna digaraga,
susi duka to ke dikarangi, sipatu lanakarang situru’ apa mangka
Napondok Puang Matua, situru’ atorang-Na sia lamakaritutu lako
mintu' pepasan-Na (ay.12).
Manassa tontong matinuru’ tu lingkana pengkarangan
umbangun banua kabusungan-Na Puang Matua belanna mintu’ tu
mangkanna Nalampak Puang Matua lako Salomo tontong
napogau’ ondonganna kamengkaolanna lako Puang Matua
ullendui’ kamakaritutuan unturu’ sukaran aluk-Na, susi dukato
lako to Israel lan ungkarangi tu banua iato.
Buda tu pengkarangan sia passanan tengko dipana’ta’ lan
te katuoanta, la bitti’ la kapua. Lan umpana’tai’ tu mintu’na to
lamanappa’ki’ kumua den tu Puang Matua tu mangkamo
mangallu’ la untunduiki’ mengkarang sia Ia la umpatepui tumai
pengkarangan dipana’ta’, moiraka anna buda tu a’gan nenne’
meampangi sia mesakkalanganni. Yarakaia ia tu pepasan-Na
Puang kumua la tontong dikaritutui sia dipengkaolai ondongpi
latontong mendadi penggarontosanta umpana’ta’i tu mintu’
pengkarangan sia passanan tengkota, naurunganni tangla torro
sala tu mintu’ kamara’tasanta. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 77


Selasa, 9 Maret 2021
2 Tawarikh 29:3-17

RUMAH TUHAN
Banuan-Na Puang Matua

Ketika mendengar “RUMAH TUHAN” maka kita akan


langsung membayangkan sebuah tempat dimana umat beribadah.
Rumah Tuhan pun akan kita bayangkan sebagai tempat yang
kudus untuk berjumpa dengan-Nya melalui kebaktian bersama
dengan sesama kita. Dalam PL rumah Tuhan adalah tempat yang
kudus bagi umat untuk mempersembahkan korban. Lalu mengapa
Hizkia kembali menguduskan rumah Tuhan?
Umat manusia melakukan apa yang jahat dimata Tuhan.
Rumah Tuhan yang sedianya menjadi tempat untuk beribadah
mala dibiarkan (ay.7). Mereka menutup pintu-pintu balai rumah
Tuhan dan memadamkan segala pelita yang ada didalamnya
(ay.7). Perintah Tuhan untuk mempersembahkan korban kepada-
Nya mereka hiraukan dan mereka tidak lakukan. Hal ini membuat
Tuhan murka kepada Yehuda dan Yerusalem (ay.8). Apa yang
mereka lakukan sudah bertentangan dengan perintah Tuhan dan
karena itulah Tuhan membuat mereka menjadi kengerian dan
mereka yang melakukan tindakan itu yakni nenek moyang mereka
tewas oleh pedang dan anak-anak laki-laki dan perempuan serta
istri-istri mereka menjadi tawanan (ay.9). Semua itu hendak
memperingatkan mereka tentang kekudusan rumah Tuhan.
Dengan peristiwa itu Hizkia membuka kembali rumah Tuhan dan
memperbaikinya serta memerintahkan orang-orang Lewi sebagai
suku yang ditetapkan untuk mengatur peribadatan dan
menyelenggarakan kebaktian serta membakar korban bagi-Nya.
Rumah Tuhan haruslah menjadi tempat untuk bersekutu
serta tempat memuji dan memuliakan Tuhan. Karena itu kita
semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberadaan
rumah Tuhan serta mengusahakannya sehingga tetapi menjadi
tempat yang nyaman dan aman untuk beribadah.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 78


Rabu 10 Maret 2021
Ibrani 9:23-28

SEKALI UNTUK SELAMANYA


Pissanri tontong saelakona

Tidak ada orang yang mendapatkan voucher belanja di


sebuah toko lalu voucher itu berlaku untuk selamanya. Tentu
hanya berlaku beberapa kali atau bahkan hanya berlaku satu kali
lalu akhirnya tidak berlaku lagi. Lalu seperti apa kasih Tuhan
kepada manusia? Apakah Tuhan mengasihi kita hanya satu kali?
dua kali? atau adakah kasih Kristus kepada kita berlaku untuk
selamanya?
Melalui pembacaan kita hari ini dari kitab Ibrani, hendak
menegaskan kepada kita bahwa kasih dan karya Kristus kepada
manusia melalui pengorbanan-Nya hanya terjadi sekali dan hal itu
berlaku untuk selamanya. Dalam perjanjian lama segala kurban
yang dipersembahkan oleh imam tidak mampu untuk
menyelesaikan dosa secara tuntas, sebab dosa adalah masalah
yang sangat serius sehingga hanya Allah yang dapat
menyelesaikannya secara tuntas. Allah mengutus Kristus untuk
menyelesaikan dosa, yakni mewakili manusia berdosa di hadapan-
Nya (ay.24). Apa yang Kristus lakukan tidak seperti apa yang imam
lakukan yakni setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan
darah binatang yang dipersembahkan tetapi Kristus hanya satu
kali dan berlaku untuk selamanya juga mempersembahkan diri-
Nya sendiri. (ay.25-26).
Yesus adalah kurban yang mempersembahkan diri-Nya
sebagai kurban pengudusan dan pendamaian yang berlaku untuk
selamanya. Karena itu, sebagai orang yang beriman kepada Yesus
Kristus kita pun dituntut untuk hidup mempersembahkan diri kita
kepada Tuhan sebagai persembahan yang kudus di hadapan-Nya
dengan cara berupaya membangun cara hidup dalam kekudusan
dalam bentuk sikap dan perbuatan. Jauhi yang jahat dan lakukan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 79


apa yang Kristus kehendaki itulah cara hidup dalam kekudusan.
Terpujilah Kristus. Amin
Kamis 11 Maret 2021
Ezra 6:1-12

TUHAN MEMAKAI SIAPAPUN MENJADI ALAT-NYA


Ma’din nasang tu tau napoparea Puang

Ada begitu banyak orang di sekitar kita yang Tuhan pakai


menjadi alat-Nya melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan sendiri.
Mungkin saja hal itu pernah kita alami, disaat kita membutuhkan
bantuan bahkan dalam waktu yang sama ada pula orang yang
tidak kita kenal datang menolong kita. Cara Tuhan memang tidak
bisa kita duga tetapi satu yang harus kita yakini bahwa pekerjaan
Tuhan tidak bisa dihentikan oleh manusia.
Siapa saja bisa dipakai Tuhan secara luar biasa untuk
melakukan pekerjaan-Nya seperti halnya raja Koresh dan Darius
dua raja Persia juga merupakan pemimpin dari bangsa “kafir”.
Kedua raja ini dilibatkan Tuhan dalam rencana-Nya untuk
melaksanakan kehendak-Nya. Perintah Koresh ditemukan kembali
oleh Ahmeta. Perintah itu tertulis dalam dokumen kuno yang
berisi perintah untuk membangun kembali rumah Tuhan (ay.3-5).
Kemudian raja Darius meneruskan kembali perintah itu bagi
Bupati Tatnai agar mendukung pembangunan tersebut serta
mendukung dalam pembiayaan seperti yang dilakukan rasa
Koresh. Perintah yang dikeluarkan oleh raja Darius memacu
kesadaran akan pentingnya menyembah Allah, dengan itu raja
Darius hendak menyenangkan Allah semesta langit dan
mendoakan raja dan anak-anaknya (ay.9-10). Pembangunan
kembali rumah Tuhan dimaksudkan agar peribadatan pada masa
itu bisa dilaksanakan dirumah Tuhan sehingga umat Tuhan tetap
menjaga kekudusan hidupnya kepada Tuhan
Tuhan sanggup berkarya di hati siapa pun, termasuk dihati
orang-orang yang belum mengenal-Nya. Tuhan adalah Raja yang

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 80


berdaulat yang melaksanakan setiap rencana-Nya untuk
mendatangkan kebaikan.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 81


Jumat 12 Maret 2021
Markus 11:15-19

RUMAH-KU ADALAH RUMAH DOA


Iatu banuangKu la disanga banua passambayangan

Perabotan rumah tangga memiliki kegunaan yang


berbeda-beda, dan memang pada dasarnya alat-alat tersebut
dibuat untuk membantu pekerjaan manusia. Namun berkat
kreativitas manusia maka banyak perabotan rumah tangga yang
diolah dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan alat
yang baru dan memiliki fungsi yang berbeda.
Tindakan mengubah fungsi sesuatu juga pernah dilakukan
oleh orang-orang di Yerusalem pada zaman Yesus. Bukan alat
atau perobotan rumah tangga yang mereka ubah fungsinya tetapi
bait Allah. Bait Allah merupakan tempat untuk berdoa, beribadah,
mendengarkan Taurat dan menerima pengajaran dari imam, tetapi
sayangnya bait Allah tidak lagi menjadi tempat yang kudus karena
orang-orang telah menjadikan halaman bait Allah sebagai tempat
berjualan. Hal inilah yang membuat Yesus mengusir mereka (ay.15)
Para Imam membiarkan Bait Allah, padahal mereka bertugas
untuk memelihara kekudusan-Nya. Bait Allah seharusnya menjadi
rumah doa bagai segala bangsa tetapi telah menjadi sarang
penyamun (ay.17). Apa yang dilakukan oleh imam-iman dan orang-
orang Yerusalem adalah tindakan yang bertentangan dengan apa
yang seharusnya mereka lakukan. Tindakan Yesus mengusir
mereka supaya mereka mengerti arti dan tujuan dari bait Allah.
Yesus hendak menekankan dan mengajarkan bahwa bait Allah
adalah tempat yang kudus serta penyelenggaraan ibadah harus
dilaksanakan dengan penuh kesucian dan menjaga kekudusannya.
Menjaga kekudusan hidup sangatlah penting. Kita
terbatas, tetapi kita di tuntut untuk memiliki hidup yang kudus
dalam sepanjang hidup kita. Karena itu, jadikanlah rumah Tuhan
sebagai tempat untuk menghayati kebaikan-Nya kiranya Tuhan
menolong dan memperlengkapi kita setiap kali kita berkunjung ke
rumah Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 82


Sabtu, 13 Maret 2021
Kejadian 9:1-17

DIBERIKAN SATU KESEMPATAN LAGI


Pissanpa attu disoronganni

Kesalahan yang dilakukan oleh seseorang sering kali


membuat orang di sekitarnya tidak bisa lagi memaafkannya. Tidak
ada lagi kesempatan yang diberikan untuk memperbaiki
kesalahannya, terlebih jika kesalahan itu berulang kali dilakukan.
Melalui pembacaan kita hari ini sebuah kesempatan yang
baru diberikan kepada manusia untuk memulai sesuatu yang baru
dari awal. Pada bagian yang pertama, ayat 1-7 berisi mandat Allah
kepada Nuh untuk menghuni, menguasai dan memelihara bumi.
Mandat yang sama yang diberikan sebelumnya kepada Adam.
Untuk menjaga kekudusan hidup mereka, maka Tuhan
memberikan perintah lain untuk menghargai nyawa sesama
manusia (ay.6) sebab Tuhan sendiri yang akan menuntut balas jika
mereka melanggarnya (ay.5). Bagian yang kedua, ayat 8-17 Allah
memanggil segala makhluk hidup untuk mengadakan perjanjian
dengan Dia dalam alam ciptaan yang sudah dipulihkan. Isi
perjanjian itu adalah bahwa Allah berjanji untuk tidak
mendatangkan lagi air bah (ay.11) janji yang ditandakan dengan
pelangi (busur) (ay.12). Manusia melakukan apa yang jahat dimata
Tuhan dan Tuhan menghukum mereka. Kesempatan yang baru
dikaruniakan Tuhan semata-mata karena kasih-Nya kepada
ciptaan-Nya. Hal ini juga menegaskan bahwa manusia sungguh
tidak layak mendapat kesempatan yang baru, namun karena
Tuhan sayang kepada umat-Nya maka kesempatan yang baru
dikaruniakan-Nya agar manusia berbalik kepada Tuhan dan
melakukan apa yang benar.
Kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita, baik itu
kesempatan untuk menikmati hidup ini, kesempatan untuk
berkarya, kesempatan untuk berbagi kasih kepada orang lain
harus digunakan dengan baik dan penuh dengan tanggung jawab.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 83


Karena itu lakukanlah yang benar selagi masih ada
kesempatan.Amin
Minggu, 14 Maret 2021
Yohanes 3:1-13

HIDUP OLEH ROH


Tuo bannang dio Penaa

Seorang ibu yang pernah divonis hidup tinggal dua bulan


akibat kanker stadium akhir. Namun oleh kemurahan Tuhan ibu
tersebut masih bisa sembuh. Sangat masuk akal bila ibu tersebut
mempersembahkan hidupnya untuk Tuhan.
Nikodemus dalam pembacaan kita hari ini merasa heran
dan bingung karena Yesus menjelaskan bahwa untuk melihat
Kerajaan Allah, harus melalui kelahiran kembali (ay.3). Yesus
menegaskan, bahwa dilahirkan kembali adalah syarat mutlak
untuk melihat Kerajaan Allah, karena apa yang lahir dari daging
adalah daging, sebaliknya yang lahir dari Roh adalah roh (ay.5-7).
Keberadaan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh, diumpamakan
Yesus seperti angin (ay.8), Roh tidak dapat dilihat, namun
keberadaan-Nya sangat mungkin dirasakan, bahkan karya-Nya
melahirkan kehidupan baru yang penuh pengharapan. Lebih jelas
lagi, Yesus mengatakan bahwa percaya kepada-Nya, adalah
pekerjaan Roh (ay.11-13). Memang iman tidak masuk akal, sama
seperti ibu yang melewati tahun demi tahun kehidupannya setelah
divonis hidup tinggal dua bulan, namun nyata dan menjadikan
hidupnya masuk akal setelah dipimpin Roh Allah melalui iman
kepada sumber kehidupan, yakni Yesus Kristus yang telah
kehilangan hidup-Nya melalui Salib demi menghidupkan kita.
Kehidupan oleh iman kepada Yesus akan mengubah orang-orang
yang percaya kepada-Nya menjadi manusia baru oleh kelahiran
kembali (Yoh.3:16).
Yesus menantang Nikodemus dan kita semua, agar tidak
berhenti mengagumi, mengakui dan mengalami tanda-tanda
mujizat-Nya, namun harus berlanjut dengan percaya dan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 84


mempercayakan hidup kita kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juru
selamat satu-satunya.
Senin, 15 Maret 2021
Ibrani 3:1-6

ANGGA’ MA’IRINGANNA
Harta terbesar

Ia ke dipemarangai tu kalingkan katuoanna torro to lino


lan mintu’ attu situran butung ia tu mandu buda naparri-parri tau
iamo tu apa natiro mata, susinnamo kamoraian untoe kuasa,
unnula’ pangka’ madaoan, sia senga’-senga’na. Sitonganna tae’ra
na sala tomai kamoraian, iaraka ia la ditimbang sia dipana’ta’
situru’ kapatonganan.
Ia tu pa’kaboro’-Na Puang Matua lako torro to lino
manassa sundun, saelako untampe tu kamala’biran-Na anna
mengkalao sae tama te lino unnala a’gan to lino, belanna naanga’
kumua anna ia tu kasiumpuran-Na sola to lino tu sanggangmo
napobua’ kasalanna to lino, ma’din diumpuranni sule ullendui’
kagarrisan kasalan lan Yesu Karistus. Puang Yesu sae tama telino
iamo tanda manassana pa’kaboro’ sundun lu diomai Puang Matua
lako to lino. Iamote tu angga’ ma’iringanna tu sipatu ladiparri-parri
umpadiokalei belanna Iari anna dipakeangga’ sule tu torroanta dio
olona Puang Matua.
Puang Yesu digente’ To Minaa Kapua susi dipokada lan
sura’ Ibrani 5:1 nakua ”Belanna mintu’na tominaa kapua iamo
diangka’ umbendanan tolino diona kamenomban langngan Puang
Matua, kumua anna ia umpennoloan pemala’ sia suru’ belanna
mintu’ kasalanna tau”. Ia ke lan Pangosso’ dolo (Perjanjian Lama),
ia ke umpalakui kagarrisan kasalan lako Puang Matua tu to Israel,
napalaku ullendui’ pemala’, susidukato lan untarima kagarrisan
kasalan, natarima ullendui’ pemala’. Kapemalaran dio olo-Na
Puang Matua, nasoyanan to minaa na ia tu ussoyanan tu
naakkelei’ To minaa kapua.
Pa’kamase ma’iringanna lako torro to lino iamo tu kasalamaran,
tangia kamawatangan, kakuasan sia pa’barangan. Ullendui’

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 85


kamakaritutuan ma’passare lako Puang anna tontong umba’giki’
karongkosan sia katuoan sia kamarampasan.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 86


Selasa, 16 Maret 2021
Bilangan 20:1-13

TAK DAPAT DITAWAR


Tangla ditawai’mo

Beberapa lapak di pasar tradisional menjual barang


dagangan dengan harga yang masih bisa ditawar. Namun, ada
pula toko-toko tertentu memasang tulisan “No Bargaining” (Tidak
boleh menawar).
Umat pilihan Allah pun sedang diajar tentang “no
bargaining” atas kekudusan Allah yang sempurna. Sesungguhnya,
Allah sangat berpihak dan memahami kemanusiaan orang Israel
yang sedang kepanasan, mudah marah dan bersungut-sungut
(ay.2-3), suka menuduh dan membanding-bandingkan (ay.4-5).
Keberpihakan Allah yang penuh kesabaran dan kasih tergambar
pada bagian kedua, yakni menyatakan kemuliaan-Nya ketika Musa
dan Harun menghadap-Nya (ay.6) dan Ia berfirman agar Musa dan
Harun mewujudkan kebutuhan mereka akan air (ay.7-11). Sejauh
ini, seolah-olah tidak ada yang salah dengan proses pemenuhan
kebutuhan air tersebut. Namun, sebuah kata “…apakah kami
harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini ?” (ay.10) dan
memukul bukit batu dua kali (ay.11) hal itulah yang menjadi
sandungan bagi Musa untuk masuk ke negeri perjanjian Allah
(ay.12). Allah menyatakan kekudusan-Nya (ay.12) dan kekudusan
seperti apa yang dimaksudkan-Nya, jelas bagi orang Israel dan
terkhusus Musa. Kisah sejarah bangsa pilihan Allah ini sangat
menolong kita mengenal siapa pribadi Allah yang kita sembah.
Mari mengucap syukur telah mengenal Allah yang kita
percayai dalam Kristus selama ini, sebab Dia bukan hanya
Mahakudus, namun sekaligus adalah Allah yang mau
menguduskan kita, umat ketebusan-Nya, Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 87


Rabu, 17 Maret 2021
Yesaya 60:15-22

TUHAN PENERANG ABADI


Puangmo tu oto’na arrang Matontongan

Frances Jane Crosby yang lebih dikenal dengan Fanny J


Crosby adalah seorang penulis syair lagu “Di Jalanku ‘Ku Diiring”
(KJ.408) dan lebih dari 8000 hymne sejak usia 8 tahun sampai
wafat di usia 94 tahun. Mengungkapkan kecukupan hidup oleh
Yesus sang Terang Dunia, sekalipun dunianya gelap gulita dan ia
tidak pernah melihat apapun sejak kecil karena malapraktik
petugas medis.
Bangsa Israel pernah mengalami kesuraman, mereka
ditinggalkan, dibenci, tidak disinggahi seorangpun dst sebagai
akibat ketidak-taatan kepada Allah (ay.15a), namun memperoleh
janji dari Allah akan menjadi kebanggaan abadi, menjadi
kegirangan turun-temurun (ay.15b). Allah menyatakan bahwa
Akulah, TUHAN, Juruselamatmu, dan Penebusmu, yang
Mahakuasa, Allah Yakub (ay.16). Lima keberadaan Allah ini akan
mewujudkan kemakmuran hidup, damai sejahtera dan keadilan
yang melindungi dan mengatur hidup bangsa pilihan-Nya (ay.17)
dengan tembok “Selamat” serta pintu-pintu gerbang “Pujian”
(ay.18). Allah juga menyatakan kesanggupan-Nya mencangkok
dan menanam orang benar sebagai penduduk negeri (ay.21) serta
oleh kedaulatan-Nya, mengubah yang paling kecil menjadi kaum
yang besar dan yang paling lemah menjadi bangsa yang kuat
(ay.22
Kalau Fanny J Crosby yang buta dan hidup dalam
kegelapan telah menemukan Tuhan menjadi penerang abadi dan
hidupnya menjadi berkat bagi banyak orang, tentu terlebih lagi
kita, yang tidak buta. Asalkan hati kita tidak dibutakan oleh
keinginan daging yang duniawi, dengan memandang pada sumber
kehidupan kita yakni Yesus Kristus (Yoh.14:6), kita pun dapat
menikmati Tuhan, penerang abadi mulai dari sekarang, haleluya!

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 88


GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 89
Kamis, 18 Maret 2021
Mazmur 51:1-15

SORAK KEGIRANGAN
Parannu Paiman, Sende Pakadua

Saat proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan,


suasana demikian hening, setelah usai pembacaan oleh Sang
Proklamator, Bung Karno, sorak sorai menggempita di pelosok
tanah air Indonesia. Betapa tidak? 3,5 abad dijajah Belanda dan 3,5
tahun dijajah Jepang cukup melelahkan bangsa Indonesia,
sehingga tak heran bila proklamasi kemerdekaan membangkitkan
kegirangan.
Daud, penulis Mazmur 51, merasakan betapa dalam rasa
bersalah menekan hati dan pikirannya (ay.3-6a). Ia mengubah
Mazmur ini setelah teguran nabi Natan atas kejahatannya
terhadap keluarga Uria (ay.1-2). Daud mengakui kesanggupan
Allah yang mengasihaninya, menghapus pelanggarannya,
membersihkannya dari kesalahan dan mentahirkannya dari dosa,
dengan kasih setia serta rahmat-Nya yang besar (ay.3-4). Bahkan
Daud membuka keberadaannya yang nista, sebab dia mengatakan
bahwa sejak dikandung dan diperanakkan, ia sudah dalam dosa
dan kesalahan (ay.7). Ia mengajukan permohonan sekaligus
mengakui kemurahan Allah yang membersihkan, membasuh dan
menyembunyikan wajah-Nya dari dosanya, maka ia pasti tahir,
lebih putih dari salju dan terhapus dari segala kesalahannya
(ay.9,11). Daud khawatir terbuang dari hadapan Allah dan
kehilangan roh Allah yang kudus (ay.13). Oleh karenanya,
keyakinan bahwa kegirangan dan sukacita akan menjadi
bagiannya lagi, sekalipun tulangnya diremukkan Allah, tulang itu
akan bersorak-sorak kembali (ay.10).
Daud mengakui kesalahannya dan meyakinkan akan
pengampunan, keselamatan dan pemulihan Allah lalu
berkomitmen menjadi berkat bagi sesama melebihi sorak
kegirangan kemerdekaan..! Apakah Anda sudah mengalaminya?

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 90


Jumat, 19 Maret 2021
Ibrani 4:14-16

EMPATY ALLAH
Turu’ tu Puang ussa’dinganni

Dalam satu pelatihan konselor, setiap peserta dilatih untuk


ber-empaty (menempatkan diri dan berusaha ikut merasakan)
keberadaan klien, bukan menggurui atau merasa lebih dibanding
klien. Konselor hanya manusia yang tidak mungkin mengalami
semua pengalaman klien.
Berbeda dengan para konselor, Allah yang kita sembah,
adalah Allah yang menjadi manusia dalam Yesus Kristus, yang
mengalami pahitnya carut marut persoalan akibat dosa,
menderita sampai mati di Kayu Salib dan bangkit pada hari ketiga.
Yesus telah menjadi Imam Besar Agung yang mengorbankan diri-
Nya sendiri sebagai domba sembelihan bagi kehidupan kita
(ay.14), satu kali untuk selamanya dan untuk semua manusia
(bnd.Rm.5:18-19). Dalam hal ini, kita diteguhkan untuk tetap
berpegang pada pengakuan iman kita, yakni percaya kepada Allah
Tritunggal. Imam Besar Agung yaitu Yesus Kristus turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita, Ia telah dicobai, hanya Ia
tidak berbuat dosa (ay.15).
Betapa beruntungnya kita karena menyembah Allah yang
kita kenal dalam Yesus Kristus, perantara yang bukan saja
membuat kita pasti terhubung dengan Allah Bapa oleh kematian
dan kebangkitan-Nya. Namun yang juga menikmati pengenalan-
Nya yang intensif (mendalam dan sangat detail) atas kita, tanpa
“merasa lebih tinggi” dari kita, sebab terbukti kehidupan-Nya
sebagai manusia berada pada status sosial dan ekonomi yang
sangat rendah namun memiliki pengajaran, hikmat dan integritas
sangat mulia, jauh dari manusia lain yang berdosa. Oleh karena itu,
Ia pasti bisa ber-empaty atas kelemahan-kelemahan kita, sebab
Dia bukan Allah yang tinggal jauh dari kita, melainkan Dia Allah
yang selalu dekat dalam kehidupan kita dalam kuasa-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 91


Sabtu, 20 Maret 2021
Yohanes 12:1-7

TAK TERBALAS OLEH SELURUH PENGABDIAN


Tae’ tu lasitende’na diona mintu’ kamengkaolan

Hachiko adalah seekor anjing yang terkenal karena


kesetiaannya kepada tuannya. Kesetiaannya dan pengabdiannya
menanti kepulangan tuannya sampai ia mati, pengabdian yang
kelihatannya sia-sia namun seolah Hachiko hendak menyatakan
bahwa “kasih sayang tuan-ku tak sebanding dengan nyawaku” .
Ada beberapa orang di sekitar Yesus, enam hari sebelum
Paskah, saat Ia datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang
dibangkitkan-Nya dari antara orang mati (Yoh.11:1-44). Ada dua
macam sikap manusia yang ditonjolkan dalam perikop ini, orang
pertama yang ditonjolkan adalah Maria, sebab kegiatannya tidak
pada umumnya dilakukan oleh orang-orang dikampung Betania
tersebut, yakni mengambil setengah kati minyak narwastu murni
yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya
dengan rambutnya. Orang kedua, adalah Yudas Iskariot, seorang
murid Yesus, yang berniat menyerahkan Dia (ay.4), dan sering
menyalah-gunakan uang kas komunitas, namun ingin menutupi
dosanya dengan komentar terhadap perbuatan kasih Maria.
Maria adalah tipe orang yang telah mengalami cinta kasih
dari Tuhan, sehingga sekalipun ia harus mengorbankan uangnya
untuk membeli minyak narwastu yang mahal, hatinya dipenuhi
sukacita dan syukur. Ia merasa bahkan seluruh pengabdiannya
pun tak kan bisa membalas kasih Yesus yang dialaminya.
Sedangkan Yudas Iskariot, sangat bertolak belakang. Yudas tidak
pernah menerima, apalagi menikmati kasih Yesus, bahkan dia
memilih untuk menjual Yesus karena fokus hidupnya adalah cinta
uang dan cinta diri sendiri. Yudas Iskariot adalah tipe orang yang
bingung menjalani hidup. Lalu bagaimana dengan kita? Apakah
kita adalah tipe orang yang mengasihi Yesus? Atau tipe orang yang
mencintai uang daripada Yesus seperti Yudas? Renungkanlah.
Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 92


Minggu, 21 Maret 2021
Yesaya 43:8-13

JADILAH SAKSINYA
Dadi komi Sa’binna

Kehadiran saksi memberikan informasi dalam suatu


perkara, merupakan faktor penting dalam penentuan keputusan
perkara tersebut. Alkitab mencatat bahwa sahnya kesaksian
seorang saksi jika lebih dari satu orang, hal itu dimaksudkan untuk
memperbandingkan kesaksian seorang dengan yang lainnya.
Israel sebagai hamba Allah, dipanggil sebagai saksi Tuhan
untuk memberikan kesaksiannya kepada bangsa-bangsa lain.
Kesaksian yang akan diberitakan adalah apa yang telah mereka
alami yakni pulih dan sembuh dari kebutaan rohani melihat
kebaikan Tuhan. Mereka dilayakkan menjadi saksi tentang
kebenaran dan kesetiaan Allah yang hidup, untuk menyatakan
bahwa kehidupan orang yang menyembah Tuhan berbeda sama
sekali dengan kehidupan para penyembah berhala. Tugas Israel
adalah memberitakan bahwa Allah Abraham, Ishak dan Yakub,
itulah satu-satunya Tuhan. Dialah sumber pengetahuan segala
hikmat, Juru selamat satu-satunya, dan daripadaNyalah setiap
kabar yang diucapkan-Nya membawa sukacita karena pasti
digenapinya.
Bila dengan sadar menghitung berkat Tuhan yang kita
terima dan alami dalam kehidupan, tentulah itu akan membuka
mata iman kita untuk selalu bersyukur kepadaNya. Dengan
demikian kita rindu berbagi kesaksian kepada orang lain dalam
berbagai bentuk, sehingga orang-orang yang masih tertutup
matanya melihat kasih dan kebaikan Tuhan, juga akan segera
dipulihkan untuk mampu juga menyaksikan karya Tuhan yang
sungguh indah, yang memberi hikmat, membawa keselamatan
dan sukacita bagi setiap orang yang mau percaya kepada-Nya.
Karena itu, jadilah saksi kebenaran dalam menjalani kehidupan.
Terpujilah Kristus. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 93


Senin, 22 Maret 2021
Mazmur 119:9-16

MAKARITUTU UNTURU’ PARENTA


Setia mengikuti Perintah

Mintu’ to ma’patongan sipatu tontong makaritutu sia


mengkaola lako parenta-Na Puang Matua belanna ia tu parenta-
Na Puang Matua iamo ladipake ussuloi sia ullolangan katuoanta.
Iamote tu passanantengkota to ma’patongan, belanna makaritutu
sia mengkaola lako parenta-Na Puang Matua, iamo dinai
umpakala’bi’ sangan-Na Puang Matua.
Puang Matua kalena umpa’kamasean sukaran aluk-Na
kumua anna mendadi pentoean manda’ sia dinai tontong
ungkilalai tu parenta-Na lako kaleta. Lan Pa’pudian 119:2 nakua
”Maupa' mintu' to unnanna rara'i tu kasa'bianNa, sia to kalebu
tallang penaanna undaka' Puang”. Nakanappai’ to Ma’pudi kumua
ullendui’ kadan-Na anna tandai umpakala’bi’ Puang Matua,
belanna ia tu kadan-Na Puang Matua, tae’ anna basapunalabangri
sangadinna nakanappai’ sia tontong napalan ara’. Nakanassai
duka to Ma’pudi kumua ia tu Sukaran aluk-Na Puang mandalan
battuananna sia tangla dikulle la umpogau’i, iamoto anna malaku
kumua da’ anna tampei Puang (ay.8), sia ussorong katuoanna
dikua anna panundui’ Puang lan katonganan-Na. A’gan
kapatonganan susite tu tontong naangkaran to Ma’pudi kumua
anna tangsosso’ tu kamakaritutuanna, tae’ anna kapa’dean
kapa’rannuanan sia pakulle umparakai kamaseroan katuoanna dio
olo-Na Puang Matua.
Umbara ladikua ungkarituti tu penggauranta anna
tontong masero dio pentiro-Na Puang ? (ay.8), Napebali kalena to
Ma’pudi kumua la tontong dikaritutui tu kadam-Na sia kalebu
tongan penaangta undaka' Puang. Kadanna Puang misa’ angga’
kapua lako kalena to Ma’udi, iamoto anna mangaku kumua
Kupoparannu tu apa Mipondok, sia tae' angku la ungkalupai lenni
(ay.16)...amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 94


Selasa, 23 Maret 2021
Yesaya 44:1-8

BERSAKSI TENTANG KARYA TUHAN YANG AGUNG


Umpessa’bian diona Penggauran Kalle-kallean-Na Puang

Hubungan Tuhan dengan umat-Nya sering digambarkan


seperti hubungan orang tua dengan anak. Bagaimanapun orang
tua marah kepada anaknya selalu ada pengampunan, sebab
semua yang dilakukan itu tentu demi kebaikan anaknya.
Demikianlah ketika Tuhan menghukum umat-Nya, sudahlah pasti
ada tujuan Tuhan yang mulia dibalik semua itu.
Tercatat dalam perikop saat ini bagaimana Tuhan
menyampaikan rencana-Nya yang agung bagi umat-Nya yang
sedang menjalani hukuman dalam masa pembuangan. Tuhan
memberikan gambaran mengenai umat Israel yang tidak lagi
sekedar dijadikan, dibentuk, ditolong dan dipilih, melainkan Tuhan
adalah Raja dan juga Penebus Israel. Ia dalam keagungan dan
kemuliaan-Nya tetap dekat dengan umat-Nya. Status Israel di
hadapan Tuhan kembali diteguhkan dan janji pemulihan itu
kembali diperdengarkan. Kebutuhan jasmani Israel diberikan serta
curahan Roh dan berkat-berkat-Nya berlaku bagi keturunannya.
Pencurahan Roh Allah itu selain tanah diberkati (ay.4), juga akan
tumbuh suatu generasi yang bersaksi bahwa mereka adalah milik
Allah (ay.5), mereka adalah hamba Allah. Firman yang disampaikan
Allah bukan sekedar janji, melainkan Ia memeteraikan janji-Nya
dengan kedaulatan penuh.
Setiap hari kita selalu mengalami berkat-berkat-Nya, hal itu
membawa kita menyadari arti pentingnya kedudukan kita sebagai
kepunyaan Tuhan. Semua yang kita alami menjadi suatu kesaksian
akan kesetiaan dan kuasa Tuhan, bahwa Tuhan yang memanggil
kita sebagai umat-Nya dan mau menjadi Tuhan bagi kita. Dialah
satu-satunya Allah yang hidup. Tidak ada Allah lain selain daripada
TUHAN, Dia pulalah yang menghidupkan umat dalam berkat-Nya.
Karena itu muliakanlah Tuhan senantiasa dalam hidup kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 95


Rabu, 24 Maret 2021
Yohanes 11:44-50

KESAKSIAN DALAM PENGORBANAN


Tontong mendadi sa’bi moi anna lan a’gan mabanda’

Pada salah satu siaran televisi, pernah ditayangkan


bagaimana keadaan sulit yang pernah dialami oleh bapak Ir.
Soekarno, mantan presiden republik Indonesia, karena dituduh
terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 S PKI. Beberapa orang
berupaya memberikan dukungan untuk melakukan perlawanan
kepada pihak yang menuduhnya, namun ia tidak menginginkan hal
itu, karena baginya itu dapat merusak keselamatan bangsa. Ia rela
mengorbankan dirinya menderita sampai nafas terakhir demi
bangsa yang ia cintai ini.
Firman Tuhan yang kita baca hari ini mengisahkan respons
orang-orang setelah Lazarus dibangkitkan, dimana ada yang
makin percaya kepada Tuhan Yesus. Berbeda dengan orang Farisi
dan imam-imam kepala, mereka justru menyusun rencana
bagaimana agar Yesus disingkirkan dari tengah-tengah rakyat.
Sebab menurut pandangan mereka bahwa Yesus ini ancaman
besar dalam situasi politik waktu itu. Bagi mereka Yesus harus
mati untuk bangsa itu. Menurut pendapat Kayafas sebagai yang
menjabat Imam Besar waktu itu, perlulah Yesus dikorbankan
untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari bahaya politik yang
ditimbulkan oleh Yesus. Tetapi menurut rencana Allah, kematian-
Nya adalah untuk keselamatan manusia, itulah bukti kasih Allah
bagi dunia ini.
Kasih itu melayani dan selalu bersedia berkorban. Sebagai
pengikut Kristus, tekanan sering datang menyerang, namun kita
percaya bahwa Allah turut bekerja dalam berbagai kesulitan dan
mengubahnya menjadi sukacita bagi yang tetap mengasihi Allah.
Allah hadir setiap keadaan sulit untuk memajukan pemberitaan
Injil ke seluruh dunia. Karena itulah kita dipanggil untuk tetap
bertahan dan tetap setia bersaksi pada panggilan mulia Allah.
Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 96


GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 97
Kamis, 25 Maret 2021
Mazmur 118:22-29

KESAKSIAN DALAM PELAYANAN


Kasa’bian lan Pa’kamayan

Seorang seniman dapat mengubah benda yang tampak


biasa-biasa saja menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Sebuah batu
misalnya, awalnya batu itu tidak pernah dilirik orang, namun
setelah dikerja oleh tangan seorang seniman pahat yang ulung,
maka batu itu dapat mempunyai nilai yang tinggi.
Manusia yang dikepung, jatuh dan hampir mati itu
dikiaskan dengan batu yang dibuang oleh tukang-tukang
bangunan, karena dianggap mudah pecah, tetapi Tuhan
mengangkatnya menjadi batu penjuru yang utama. Inilah suatu
perbuatan ajaib (ayat ini digunakan sebagai kiasan tentang Yesus
dalam perjanjian Baru). Seruan kegembiraan pada hari raya yang
telah ditentukan Tuhan semakin memuncak dan umat
menyambutnya dengan memohon kemujuran dari Tuhan.
Kemujuran yang diminta adalah harapan dan semangat baru
untuk hari-hari yang akan mendatang. Para Imam menyambut
peserta ibadah dengan berkat dari dalam bait Allah. Karena Tuhan
adalah terang umat-Nya maka orang-orang dapat bersukaria dan
melihat hidup mereka dalam terang itu.
Mazmur ini menutup rentetan syair yang dinyanyikan pada
malam Paskah. Mazmur ini menolong pengikut Kristus untuk
mengerti makna sengsara-Nya dan kebangkitan-Nya. Sekalipun
Yesus mati terbunuh, Tuhan ada di pihak-Nya menolong Dia.
Sesungguhnya hari kebangkitan Yesus adalah hari yang dijadikan
Tuhan, supaya kita bersorak-sorak dan bersukacita karena di
dalam Dia kita dapat melihat masa depan yang cemerlang. Masa
depan tentang kehidupan yang kekal. Di dalam Dia yang adalah
Batu Penjuru itu, orang percaya dibangun dengan kehidupan yang
kokoh, bahkan kita telah diangkat menjadi anak-Nya.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 98


Jumat, 26 Maret 2021
Filipi 2:1-11

MENGANGGAP ORANG LAIN LEBIH UTAMA


Pantan ussanga kalena madiongan anna to senga’

Ada cerita tentang kisah sebuah biara yang hampir


ditinggalkan semua penghuninya, disebabkan karena tidak ada
lagi ketenteraman di tempat itu, yang ada adalah kepentingan diri
sendiri. Suatu hari penghuni yang masih bertahan sepakat
meminta nasehat kepada seorang yang terkenal bijaksana. Orang
bijaksana itu hanya mengatakan kepada mereka bahwa seorang di
antara mereka adalah ‘Mesias’. Sejak waktu itulah mereka mulai
memperlakukan satu dengan yang lain seperti Mesias, karena
berpikir mungkin temannya adalah Mesias. Demikianlah setiap
orang melakukan hal yang sama, dan mereka hidup dalam damai.
Orang-orang yang dulu pergi, rindu untuk kembali bergabung.
Manusia yang telah jatuh dalam dosa berpembawaan
egosentris, sehingga kurang menghormati sifat rendah hati.
Kristus adalah teladan kehidupan dan pelayan orang percaya,
karena Ia memikirkan orang lain terlebih dahulu, bukan diri-Nya
sendiri. Rasul Paulus memberi penekanan tentang Yesus yang
meninggalkan kemuliaan yang tiada taranya di Sorga dan
mengambil kedudukan yang hina sebagai hamba dan taat sampai
mati untuk kepentingan orang lain. Walaupun Ia tetap benar-
benar Ilahi, Kristus mengambil sifat manusia dengan segala
pencobaan, kehinaan, dan kelemahannya, namun Ia tanpa dosa.
Sebagai pengikut Kristus haruslah terdapat pula dalam
dirinya pikiran Kristus dan panggilan untuk hidup berkorban tanpa
mementingkan diri. Mempedulikan orang lain dan berbuat baik
kepada mereka. Karena itu sangatlah penting untuk bersedia
mengosongkan diri agar orang lain dapat dipenuhi. Hanya dengan
tindakan demikian kasih dan damai dapat dinikmati dalam hidup
keseharian kita, ketika kita menganggap orang lain lebih utama.
Karena itu hormatilah seorang akan yang lain agar kedamaian
dapat tercipta dalam kehidupan keseharian kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 99


Sabtu, 27 Maret 2021
Filipi 2:12-18

HIDUP YANG BERMUTU (INTEGRITAS)


Katuoan den gai’na

Ada sebuah ungkapan, ‘Asal bapak senang’, hal ini


dimaksudkan kepada orang yang bekerja dengan hanya
menyenangkan atasannya. Orang seperti itu bukan saja
kehilangan prinsip kerja yang jelas namun juga rentan kehilangan
sukacita dalam dunia kerjanya. Maka apa yang dihasilkan dari
kerjanya tidaklah berbuah baik bagi dirinya dan kepada orang lain.
Orang yang hanya taat ketika atasan hadir menyatakan kehidupan
dualisme, tidak utuh, bahkan itu dapat berupa sandiwara.
Firman Tuhan yang dituliskan rasul Paulus, memberi ajakan
kepada jemaat di Filipi agar taat mengerjakan keselamatan
dengan takut dan gentar, bukan hanya ketika rasul Paulus ada di
antara mereka, melainkan juga saat ia tidak bersama mereka, yaitu
suatu sikap yang sangat hormat dengan perasaan tidak layak serta
tidak mampu. Karena bukan dari Paulus keselamatan yang mereka
peroleh akan tetapi semua itu Allahlah yang melakukannya dalam
diri mereka. Kehadiran Tuhanlah yang memampukan ketaatan
yang sejati. Lagi pula mengerjakan keselamatan bukan berarti
bekerja dan berbuat baik agar mendapat keselamatan, melainkan
mengerjakan, menggarap apa yang sudah diterima. Keselamatan
yang telah diterima itu haruslah nampak dalam perbuatan baik,
dengan demikian dapat bercahaya kepada sekitar.
Menyatakan ketaatan berbuat baik, entah di hadapan
manusia maupun tanpa kehadiran seorang pun, hal itu disebut
integritas (hidup bermutu). Kehidupan seperti itu barulah
diperoleh saat kita berserah kepada Tuhan dan bekerja sesuai
kehendak-Nya dengan melakukan segala yang benar dalam
kehidupan kita sehari-hari. Jika demikian yakinlah bahwa sinar-Nya
akan nampak dalam diri kita saat kita melakukan yang baik dan
yang berkenan kepada-Nya. Karena itu, hiduplah bermutuh dalam
kebenaran. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 100


Minggu 28 Maret 2021
Yeremia 33:1-9

HARAPAN DITENGAH PENDERITAAN


Kapa’rannuanan lan kamaparrisan

Ketika kita sedang mengalami penderitaan, maka saat itu


kita membutuhkan penghiburan yang bisa membuat kita merasa
tenang dan memiliki pengharapan bahwa penderitaan itu
bukanlah sesuatu yang menakutkan dan penderitaan itu akan
berakhir pada masanya.
Sebuah penghiburan di tengah penderitaan disampaikan
oleh Tuhan kepada Yeremia, ketika Yeremia berada di dalam
kurungan (ay.1). Penghiburan yang disampaikan Tuhan dengan
harapan menjaga umat Tuhan yang berada dalam pembuangan
untuk tidak tenggelam dalam keputusasaan dan memberikan
kepastian bahwa janji Tuhan untuk memulihkan mereka itu benar-
benar akan terjadi. “Aku akan memulihkan keadaan Yehuda dan
Israel dan akan membangun mereka seperti dahulu” (ay.7). Sebuah
janji yang sangat menghiburkan hati Yeremia, untuk disampaikan
kepada bangsanya. Tidak hanya itu, Tuhan akan mendatangkan
kesehatan dan kesembuhan serta menyingkapkan kepada mereka
kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah (ay.6),
mengampuni segala kesalahan yang mereka lakukan dengan
berdosa dan dengan memberontak terhadap Tuhan juga kota
yang hancur karena murka-Nya akan dipulihkan menjadi pokok
kegirangan, ternama, terpuji dan terhormat bagi-Nya di depan
segala bangsa dibumi (ay.9). Apa yang disampaikan Tuhan adalah
bukti bahwa kepedulian dan kasih Allah tidak akan pernah pudar.
Ia menghukum umat-Nya tetapi tidak membinasakan mereka
namun menginginkan pertobatan dan akan memulihkan mereka.
Penderitaan yang kita alami hari ini harus meyakinkan kita
bahwa Tuhan akan memulihkan kita. Namun IA menginginkan kita
memperbaiki cara hidup kita dan hidup berserah kepada-Nya
dalam situasi apa pun. Karena itu, percayalah bahwa dalam kuasa-
Nya selalu ada harapan untuk kehidupan kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 101


Senin, 29 Maret 2021
Yeremia 33:10-16

LAKU POPEMBALI SULE


Aku akan Memulihkan

Manassa tae’ anna eloranki’ Puang Matua tu la


tontongbang nao’tonni kamaparrisan, sia tae’ anna ma’loko-loko
untiroi tu ma’rupa-rupa a’gan urrampoi taunna. Susimo kadan-Na
Puang naparampo lako to Israel tonna marassan dipali’ dio tondok
Babel kumua ia tu Puang tae’ anna pa’loko-lokoi tu a’gan urrampoi
taun-Na, yamoto anna sipatu tu taun-Na tontong manappa’ lako
pangallu’-Na sia tangtore mangando lako kale-Na. Kadan-Na
Puang lan ay.6 nakua ” Tonganna la Kupasikemun tu bangkena sia
la Kupamondo sia la Kupamatana tu tau iato mai sia la
ungkamaseanni kamakarimmanan sebo tu tae' upu'na”.
Battuananna te kada napokada Yeremia lako to Israel kumua
inangla den attunna tu katilendokan lanapa’kamasean Puang lako
kalemi, susi tu pangallu’na lan Yer.29:10,11 nakua ”Belanna nakua
kadanNa PUANG: Iatu tonganna, ianna ganna'mo pitungpulo taunna
dio Babel, la Kuto'longikomi sia la Kupalalo lako kalemi tu pangallu'
meloKu sia la Kupasulekomi lako inan iate.Belanna Kutandai tu
pa'tangngaran tu Kutangnga' diona kamu, kadanNa PUANG, iamo
pa'tangngaran diona kamarampasan, tangia kamandasan, kumua
angKu kamaseangkomi undinna tu attu mirannuan tu melona.”
Tondok Yahuda sia Yerusalem tu mendadi tondok daun
lauanmo, lanapasule Puang Matua susi tonna dolona (7) misa’
tondok melo sia naponnoi kamarampasan. Lan aya’ 12 nakua....”
Lan inan iate tu sanggangmo, naurungan moi misa' tolino ba'tu
misa' patuoan tae'mo lan, sia lan lu mintu' kotana la den pole'mo
padang kariuan, la nanii to mangkambi' umpakande dombana”.
Manassa inang masokan tu Puang, moiraka anna den attu
anna pata’paiki’ ukungan, apa den duka attu naallu’ lananai
ullendokanki’ ia ke suleki’ mengkatoba’, tontong meongli’ lako
kale-Na, anna dikaritutui tu pepasan-Na, manassa lanalendokanki’.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 102


Selasa, 30 Maret 2021
Markus 10:32-34

KEBENARAN YANG SESUNGGUHNYA


Kamaloloan tongan

Seorang ahli sejarah menceritakan sebuah peristiwa yang


pernah terjadi. Peristiwa itu bisa diceritakan dengan sedetail
mungkin, karena peristiwa itu benar-benar terjadi dimasa lampau
dan banyak peninggalan serta saksi mata bahkan pelaku sejarah
yang bisa bercerita dan membuktikan bahwa kisah itu benar
adanya. Lalu pertanyaannya bagaimana kita akan mengerti dan
percaya jika seseorang menceritakan sebuah kisah yang akan
terjadi besok atau dimasa yang akan datang?.
Hal inilah yang dialami oleh Yesus ketika waktu-Nya
hampir tiba, yakni penderitaan yang akan dialaminya. Dalam
perjalanan menuju Yerusalem (ay.32) murid-murid merasa cemas
dan orang-orang yang mengikuti dari belakang merasa takut.
Kecemasan dan ketakutan itu didasari oleh pikiran tentang bahaya
yang akan mereka hadapi di Yerusalem, mereka mulai gemetar
memikirkan hal itu. Mereka memikirkan keselamatan diri mereka
sendiri. Dan untuk ketiga kalinya Yesus memberitahukan apa yang
akan dialami-Nya kepada murid-murid-Nya bahwa Anak Manusia
akan diserahkan, dijatuhi hukuman mati, diolok-olok, diludahi,
disesah dan dibunuh tetapi hari ketiga hari Ia akan bangkit (ay.33-
34). Akan tetapi para murid sama sekali tidak mengerti tentang
perkataan Yesus bahkan mereka tidak tahu apa yang Yesus
dimaksud (Luk. 18:32). Apa yang dikatakan Yesus tentang diri-Nya
adalah sebuah peristiwa yang benar-benar terjadi. Para murid
tidak mengerti serta tidak mengetahui dengan pasti tetapi Yesus
mengalami hal yang Ia sampaikan.
Kedatangan-Nya ke dunia membuktikan kasih-Nya kepada
manusia dan kematian dan kebangkitan-Nya adalah kepastian bagi
kita bahwa Ia mengalahkan maut. Kita percaya dan kita hidup
dengan kepercayaan itu. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 103


Rabu,31 Maret 2021
Markus 10:46-52

KEPADA DIA AKU BERMOHON


Lako kale-Na kunai mangando

Setiap orang memiliki harapan dalam hidupnya. Harapan


untuk memiliki kehidupan yang lebih baik, memiliki kehidupan
yang layak, kedudukan atau pekerjaan, memiliki relasi yang baik
dan lain sebagainya. Harapan-harapan yang kita miliki membuat
kita berusaha untuk mewujudkannya. Lalu apa yang menjadi
harapan seorang yang mengalami kebutaan seperti Bartimeus?
Bartimeus adalah seorang pengemis buta yang duduk
dipinggir jalan meminta sedekah kepada orang yang lewat, hidup
dari belas kasihan orang lain. Apakah Bartimeus kehilangan
harapan dengan keadaannya yang buta?, tentu tidak. Ketika
mendengar bahwa yang lewat saat itu adalah Yesus orang
Nazaret, maka dengan hati yang penuh pengharapan ia meminta
Yesus untuk mengasihaninya (ay.47). Perkataan orang banyak
yang menyuruhnya diam, tidak menghalanginya untuk tetap
meminta belas kasihan Yesus (ay.48). Dan karena keteguhan
hatinya, maka Yesus memanggilnya dan bertanya kepadanya apa
yang ia kehendaki supaya Yesus perbuat baginya (ay.51).
Bartimeus menjawab “Rabuni, supaya aku dapat melihat”. Inilah
harapan Bartimeus bahwa ia ingin melihat dan dari permintaan
Bartimeus kita bisa melihat bahwa ia percaya Yesus orang Nazaret
itu sanggup menyembuhkannya, ia tidak melihat tetapi
mendengar tentang kemahakuasaan Tuhan dan ia percaya akan
hal itu. “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau” (ay.52)
kata Yesus kepada Bartimeus dan saat itu melihatlah ia dan
mengikuti Yesus dalam perjalanan. Harapannya tidak sia-sia dan
karena imannya maka ia berolah kesembuhan.
Dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan
kegagalan, jangan pernah membuat kita berhenti berharap dan
bermohon kepada Tuhan. Sampaikanlah kepada Dia, sebab
Firman-Nya “Apa yang kau kehendaki Aku perbuat bagimu”. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 104


Kamis, 1 April 2021
Lukas 22:24-38

MELAYANI ATAU DILAYANI?


Ma’kamayai ba’tu dikamayai?

Banyak orang lebih senang dilayani daripada melayani


orang lain. Berbeda dengan iklan dari perusahaan jasa yang
memiliki motto pelayanan “Kami ada untuk melayani Anda”,
sehingga customer (pelanggan) akan mendapat pelayanan yang
sangat sempurna. Lalu seperti apa bentuk pelayanan di kalangan
orang Kristen masa sekarang? Apakah kita lebih senang melayani
atau dilayani?
Ternyata tidak hanya dalam dunia bisnis motto pelayanan
“Kami ada untuk melayani Anda” itu berlaku, namun jauh sebelum
itu kepemimpinan yang melayani sudah diajarkan oleh Yesus
kepada murid-murid-Nya (ay.26), sebab kedatangan Yesus sendiri
bukan untuk dilayani tetapi melayani. Hal inilah yang ditekankan
kembali oleh Yesus ketika para murid memperdebatkan tentang
siapa yang terbesar di antara mereka (ay.24). Perdebatan ini
muncul sebab para murid mengira bahwa Yesus akan menjadi raja
seperti raja pada umumnya. Dan karena itulah Yesus menjelaskan
bahwa kepemimpinan rohani bersifat “kehambaan” artinya bukan
tentang kekuasaan menaklukkan orang lain tetapi mengenai
melayani orang lain tanpa pamrih. Sebuah janji tentang kesetiaan
mengikut Kristus disampaikan kepada murid-murid-Nya bahwa
siapa yang setia akan bersama-sama Kristus kelak nanti. Saat
perjamuan malam pun Yesus mengingatkan para murid untuk
memperlengkapi diri dengan senjata rohani di tengah krisis yang
akan mereka alami namun sayangnya mereka pahami dengan
senjata jasmani, sebab mereka terjebak dalam model
kepemimpinan duniawi dengan jabatan struktural.
Prinsip pelayanan yang Yesus teladankan harus menjadi
ciri pelayanan kita “bahwa kita harus melayani orang lain tanpa
pamrih” sebab bukankah Yesus yang lebih dahulu melayani kita?.
Mari kita hidup saling melayani bukan menanti untuk dilayani.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 105


Jumat, 2 April 2021
Yohanes 18:12-27

MENJADI SAKSI
Mendadi sa’bi

Dalam dunia kepolisian seseorang yang diduga tersangka


akan ditangkap dan diinterogasi untuk mendapatkan kebenaran
yang sesungguhnya. Biasanya seorang saksi akan dihadirkan untuk
membantu proses penyelidikan sebelum akhirnya terduga
ditetapkan sebagai tersangka.
Yesus dalam pembacaan kita, tengah diperhadapkan
dengan pengadilan di hadapan Hanas bukan karena Yesus
melakukan kejahatan. Sebab Firman-Nya “Dia yang tidak
mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya
di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (2 Kor.5:21). Pertanyaan
Hanas kepada Yesus mengenai murid-murid-Nya dan ajaran-Nya
(ay.19) dijawab oleh Yesus. Yesus menjawab sesuai dengan apa
yang Ia lakukan, bahwa ajaran-Nya secara terbuka disampaikan di
hadapan publik (ay.20), bahwa Yesus pun menyuruh Hanas untuk
bertanya kepada mereka yang mendengar tentang apa yang
Yesus sampaikan (ay.21) tetapi hal itu tidak diindahkan oleh Hanas.
Penjaga menampar Yesus (ay.22), sebuah peristiwa yang
menunjukkan kekejaman pengadilan pada saat itu. Akhirnya Yesus
dikirim kepada Kayafas seorang Imam Besar (ay.24). Di saat Yesus
berdiri tegak menghadapi penanya-penanya dan tidak
menyangkal satu hal pun, ternyata Petrus tengah mengalami
ketakutan karena pertanyaan orang-orang di sekitarnya. Akhirnya
Petrus menyangkal Yesus, berbohong demi keselamatan dirinya.
Padahal Petrus pernah mengatakan bahwa “aku akan mati bagi-Mu”.
Mengikut Yesus berarti siap bersaksi tentang siapa Yesus
dan karya-Nya itu. Kita tidak bisa menutup mata bahwa
perjalanan mengikut Dia penuh dengan tantangan dan karena
itulah kita belajar seperti Kristus setia sampai akhir demikian juga
kita setia sampai akhir hidup kita. Tuhan menolong kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 106


Sabtu, 3 April 2021
Markus 15:42-47

MENGALAHKAN MAUT
Untaloi Kamatean

Beberapa orang mengalami kematian secara tiba-tiba.


Mungkin kita pernah bertemu seseorang lalu berbincang satu
sama lain dan beberapa saat kemudian terdengar kabar bahwa
orang itu telah meninggal. Mendengar berita tersebut maka
sesaat kita tidak percaya sebelum memastikan sendiri
kebenarannya.
Kematian Kristus di atas kayu salib membuat Pilatus
terkejut dan tidak percaya. Pilatus sendiri tahu bahwa Yesus telah
disalibkan karena dialah yang telah menyerahkan Yesus untuk
disalibkan. Kematian Yesus diatas kayu salib terjadi begitu cepat
dari biasanya. Dan untuk memastikan hal tersebut Pilatus
memanggil kepala pasukan yakni pejabatnya sendiri dan bertanya
kepadanya Apakah Yesus sudah mati (ay.44). Kepala pasukan itu
dapat meyakinkan Pilatus bahwa Yesus sudah mati karena ia
melihat secara langsung bagaimana Yesus menyerahkan nyawa-
Nya (ay.39). Ketika Pilatus telah percaya bahwa Yesus benar-benar
telah mati maka permintaan Yusuf, orang Arimatea (ay.43) untuk
meminta mayat Yesus dikabulkan oleh Pilatus (ay.45). Yusuf
sendiri merupakan anggota Majelis besar yang terkemuka yang
menantikan kerajaan Allah. Ia memberanikan dirinya meminta
mayat Yesus, menurunkan-Nya dari salib, mengafaninya dengan
kain lenan yang telah dibelinya dan membaringkan Yesus dalam
kubur (ay.46).
Dia telah mati dan Dia telah bangkit. Peringatan akan hal
itu menyadarkan kita bahwa kematian-Nya adalah kematian yang
tidak sia-sia. Yusuf dengan penuh kasih menguburkan Yesus, kita
dengan penuh rasa syukur menerima cinta kasih Tuhan lewat
pengorbanan-Nya. Maka dengan anugerah-Nya yang sungguh luar
biasa itu mari kita hidup menjadi saksi-Nya didunia ini. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 107


GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 108
Minggu, 4 April 2021
Markus 16:1-8

MATAHARI SUDAH TERBIT


Dellekmo tu Allo

Matahari merupakan sumber energi utama dijagad raya


yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Tanpa matahari,
sistem tata surya tidak akan sempurna. Tentunya Tuhan sudah
merancang jagad raya ini begitu sempurna dengan berbagai
elemen penting di dalamnya. Waktu siang diawali dengan
terbitnya matahari (Sunrise). Fenomena sunrise merupakan hal
yang syarat akan makna kehidupan di dunia fana ini. Ketika sunrise
terjadi, maka disitulah awal kehidupan di hari yang baru dengan
segala harapan dan perjuangan mengarungi berbagai tantangan
hidup.
Kisah kebangkitan Yesus adalah kisah membuktikan
bahwa Dia hidup. Peristiwa agung yang sudah dinubuatkan jauh-
jauh waktu oleh banyak nabi, dan itu fakta terjadi. Dalam ayat 2
terungkap bahwa setelah matahari terbit, pergilah mereka ke
kubur. Yohanes mengatakan bahwa hari masih gelap (20:1),
sedangkan Markus menyatakan bahwa pada waktu itu
adalah setelah matahari terbit. Ini tentu berbeda waktu, namun
benang merahnya adalah para wanita itu berangkat ketika hari
masih gelap dan sampai di kubur tepat sesudah matahari terbit.
Waktu ini tidak hanya sebatas waktu sudah siang, tetapi lebih
kepada makna teologis sebagai hadirnya harapan yang nyata akan
suatu kehidupan yang pasti, bukan hidup yang tanpa tujuan.
Terkadang kita sulit mengerti apa yang Tuhan maksudkan
dengan kehidupan yang kita jalani sampai saat ini. Sadarkah kita
bahwa kebangkitan Kristus adalah hadirnya terang keselamatan
yang abadi kepada kita. Ibarat matahari terbit setelah malam
berlalu. Kristus datang mengalahkan kegelapan dosa pada diri
kita, dan terang Kristus berkuasa selama-lamanya. Karena itu
tetaplah bersyukur dan mari terus mengabarkan kebangkitan-Nya

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 109


kepada segala mahkluk karena kebangkitan-Nya adalah jaminan
keselamatan kita. Amin
Senin, 5 April 2021
1 Korintus 15:1-11

MANAPPA’KO
Yakinlah
[

Biasa den ulelean to diomai butung patelle ke denni apa


napokada tau na tangkan tama tanga’ta, dikuami “minda kita
’ntiro pasa’ dio duppandang”. Umbai den dukapiki’ tu tangkan
umpatonganni ke dikua ia tu Puang Yesu manassa mate dao Kayu
Pea’ta’, sia mangkamo malimbangun sule dio mai to’ to mate
tonna allo ma’pentallun. Kamatean sia kamalimbangunanna
Kristus misa’ kamanapparan lan pangadaran kasarania susi tu
napessa’bian Sura’ Madatu, kumua inang tongan tu Puang Yesu
Mate sia malimbangunmo sule diomai to’ tomate.
Nataloimo tu kuasa dosa, sia kuasa kamatean. Lan 1
Kor.15:55-57, nakatappai’ Rasulus Paulus nakua ” E kamatean,
umbamira tu kapataloammu? E kamatean, umbamira tu pasui'mu?
Iatu pasui'na kamatean, iamo tu kasalan, na iatu kamatotoranna
kasalan, iamo tu sukaran aluk. Apa kurre sumanga'na langngan
Puang Matua, tu umpa'kamaseanni lako kaleta tu kapataloan tete
dio Puangta Yesu Kristus.”
Garonto’na kapatonganna kasaranian iamo tu
Kamalimbangunan-Na Kristus diomai to’ tomate, susi napokada
Rasulu’ Paulus kumua tae’ gai’na tu kapatongananta, sia tae’
gai’na tu kareba kaparannuan dipatale’ ke tae’i anna malimbangun
tu Puang Yesu. Kamalimbangunan-Na iamo umpamanassangki’
pentoean kumua ia te katuoanta lan te lino tae’ anna ma’angge
kamateanta lan te lino sangadinna la malimbangun dukaki’ sule
susi Puang Yesu ma’palulako katuoan sae lakona. Maleso lan 1
Kor.15:21 ”Belanna susi tu kamatean tete dio misa' tau, ten dukamo
tu kamalimbangunan dio mai to' to mate tete dio misa' tau”.
Kamanappara lako kamalimbangunna Kristus, iamo la
mendadi kamatotoranta sia kamauparanta belanna iamo
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 110
umpamanassai kumua unnampuiki’ kapa’rannuanan lako attu
lasae iamo tu katuoan sae lakona. amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 111


Selasa, 6 April 2021
Markus 12:18-27

SALAH MENILAI
Ma’timbang sala

Salah satu tipe seseorang adalah terlalu mudah menilai


sesuatu menurut kacamatanya sendiri tanpa melihat dan
mempertimbangkan yang lainnya. Misalnya berbicara soal Tata
Gereja Toraja. Seorang Majelis Gereja yang sudah tua di suatu
Jemaat sangat ngotot tentang salah satu pasal dalam Tata Gereja
Toraja, tanpa dia tahu bahwa sudah terjadi amandemen terhadap
beberapa isi. Akibatnya, orang itu bertahan terhadap apa yang ia
tahu, padahal telah terjadi perubahan terhadap pasal tersebut
sesuai perkembangan pelayanan gereja.
Orang Saduki adalah orang Yahudi yang kaya dan
berpendidikan.Jumlah mereka sebenarnya sedikit, tetapi
pengaruh mereka besar hingga banyak yang menduduki posisi
penting dalam kepemimpinan bangsa. Mereka tidak mengikuti
tradisi yang dianut oleh orang Farisi. Mereka tidak memercayai
kebangkitan dengan alasan mereka tidak menemukan pengajaran
tentang kebangkitan dalam PL. Mereka percaya bahwa ketika
tubuh mati, jiwa pun mati. Maka pertanyaan yang diajukan kepada
Yesus seolah bermaksud mengolok-olok.
Mungkin masih banyak di antara kita orang Kristen sampai
saat ini yang salah menilai hal kebangkitan orang yang telah mati
dalam Tuhan. Ataukah kita dipengaruhi oleh pengajaran-
pengajaran yang sesat tentang hal kebangkitan. Namun yang pasti
bahwa Allah kita bukanlah Allah orang mati melainkan Allah orang
hidup. Maksudnya bahwa orang yang hidup di dunia untuk Kristus
akan mengalami hidup kekal yang ditujukan bagi Kristus. Itu
berarti, kita tak perlu mempersoalkan bagaimana keadaan surga
nanti. Ingat, Jika kita hidup bersama dengan Kristus di bumi ini,
maka kelak kita pun akan hidup bersama dengan Dia di surga sana.
Yakinlah bahwa percaya akan kebangkitan Kristus, berarti sebuah
kesukacitaan abadi. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 112


Rabu, 7 April 2021
1 Korintus 15:50-58

PERCAYA NAMUN KELIRU


Ma’patongan apa tangsusi sipato’na

Tak perlu bayar harga, tak perlu biaya, yang penting


percaya, maka semua masalah akan terjawab, sakit penyakit akan
lenyap, izin pendirian gereja pasti aman. Pernyataan demikian
menurut kita seperti apa? Ada yang menjadi percaya agar
bisnisnya atau usahanya lancar dan berkembang. Sehingga jangan
salah kalau Yesus dianggap sebagai gudang uang seperti bank
atau tabib yang super luar biasa. Hari ini minta, hari itu juga
dijawab.
Paulus mengajak jemaat untuk berpikir realistis dalam
menghadapi kehidupan. Paulus tidak menawarkan hal yang naif,
yang tidak realistis seperti yang ditawarkan sebagian
pengkhotbah Kristen: “Ikut Yesus, hidupmu mulus, tidak ada
masalah lagi!” Tetapi Paulus memperhadapkan jemaat pada fakta
bahwa dalam hidup ini kita harus berjerih payah yakni berupaya
mencari solusi dari persoalan yang rumit. Karena itu Paulus
memberi peneguhan: “Jerih payahmu tidak sia-sia!” Tuhan tidak
membiarkan kita menabur dengan air mata, lalu menuai dengan
tangan hampa, tetapi yang Tuhan janjikan adalah bila menabur
dengan air mata, maka tentunya akan menuai berkat Tuhan. Inilah
pandangan Paulus.
Keselamatan melalui karya kebangkitan Kristus menjadi
kepastian. Keyakinan akan Injil keselamatan membuat kita berpikir
yang realistis, tidak mudah tergoncang oleh berupa-rupa
pengajaran tentang kematian. Jangan sampai kita menjadi orang
percaya namun keliru menjalani kehidupan ini. Ingatlah bahwa
hanya kekuatan Allah saja yang dapat menghidupkan dan
mengubahkan hidup kita dari hari ke hari hingga kekal kelak.
Tetaplah percaya dalam kebenaran dalam Kristus karena hanya
didalam Dia kita beroleh hidup yang bermakna. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 113


GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 114
Kamis, 8 April 2021
Mazmur 118: 14-25

KELEPASAN DARI ALLAH


Katilendokan diomai Puang Matua

Apa kita sudah pernah bercerita atau mempersaksikan


perbuatan-perbuatan Tuhan? Kalau sudah pernah, perbuatan
Tuhan yang mana yang kita ceritakan? Apakah cerita itu membuat
pendengar memperhatikan dengan seksama atau biasa-biasa saja?
Seseorang yang bercerita tentang perbuatan Tuhan itu harus
mengalami secara pribadi keintiman dengan Tuhan, barulah dapat
bercerita tentang-Nya.
Mazmur ini secara keseluruhan berbentuk tata ibadah
yang meriah. Dibuka dengan pengakuan bahwa Tuhan itu baik dan
kasih setia-Nya sampai selama-lamanya. Kemudian sang
Pemazmur mengakui Tuhan itu kekuatanku dan Mazmurku; Ia
telah menjadi keselamatanku. Ini merupakan sebuah kesaksian
bagaimana Allah adalah sumber kekuatan dan bagaimana
dahsyatnya merasakan kelepasan dari Allah. Tuhan telah
membawa kelegaan. Hal ini semakin memperteguh iman dan
pengharapannya untuk mengandalkan Tuhan selalu dan bukan
manusia.
Kita percaya bahwa Tuhanlah aktor utama kehidupan kita
ini. Tanpa Tuhan kita tidak mampu menghadapi apa pun dalam
kehidupan ini. Dosa telah melahirkan kerusakan hubungan kita
dengan Tuhan. Namun kasih Tuhan yang sempurna, tidak
terhitung oleh nilai dunia ini, menjadikan kita ditolong oleh Allah
dan membuat kita punya alasan untuk bercerita tentang
bagaimana perbuatan-perbuatan Tuhan itu dalam sepanjang
perjalanan kehidupan ini. Pokok perbuatan Tuhan itu adalah
keselamatan melalui anugerah Kristus. Nah, kepada siapa pun kita
bercerita tentang Tuhan pasti membawa sebuah perubahan
dalam hidup orang. Sertakanlah Tuhan senantiasa dalam gerak
langkah hidup kita. Ceriterakanlah kebaikan-Nya dan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 115


sampaikanlah bahwa di dalam Di akita beroleh kelepasan dari
kutuk dosa. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 116


Jumat, 9 April 2021
Kisah para Rasul 2:41-47

BENARKAH KITA KRISTEN?


Manassa inang tosaraniki’ raka?

Apa yang menjadi program unggulan gereja atau


persekutuan dimana kita berada saat ini? Apakah program
tersebut membawa dampak besar dalam pertumbuhan jemaat?
Atau mungkin programnya sudah sangat baik, namun kita sendiri
tidak serius dalam keikutsertaan mensupport program tersebut.
Ada banyak harapan dan pencapaian yang diharapkan, namun
semua kembali kepada kita.
Bacaan ini berisi pengajaran yang diberikan kepada
mereka yang baru masuk Kristen. Betapa saling mengasihinya
orang-orang dalam persekutuan Kristen pertama sehingga orang-
orang percaya yang kaya menjual harta milik mereka untuk
membantu memenuhi kebutuhan orang-orang percaya yang
miskin. Kita juga perlu tahu bahwa tidak semua orang Yahudi
menerima kesaksian bahwa Yesus yang telah bangkit itu adalah
Mesias, tetapi orang-orang yang menolak itu pun sangat suka
melihat persekutuan orang Kristen mula-mula tersebut. Hasilnya
ialah bahwa Tuhan setiap hari menambahkan pada persekutuan
baru itu orang-orang yang menerima kesaksian para rasul, dan
masyarakat Kristen menerima mereka sebagai sesama orang
percaya.
Berita sukacita Yesus Kristus membangkitkan semangat
dan menumbuhkan kesaksian gereja atau persekutuan kita
dengan-Nya. Setiap kita memiliki peran dan fungsi masing-masing
dalam kehidupan sebagai seorang Kristen. Menjadi Kristen berarti
ada tuntutan tanggung jawab dari Tuhan yang harus dikerjakan
yaitu menjadikan persekutuan Kristus sebagai wadah damai
sejahtera, wadah kesehatian, wadah ketaatan dan menjadikan
sesama atau orang lain itu penting dan berharga. Benarkah kita
Kristen? Jika benar sudahkah anda menyampaikan berita tentang
kebangkitan Kristus? Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 117


GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 118
Sabtu, 10 April 2021
I Yohanes 2:7-11

BINGUNG KAR’NA GELAP


Pussak belanna malillin

Ada seorang pemuda yang punya peran sangat penting


pada perusahaan PLTU di salah satu daerah. Sewaktu-waktu saya
menunggu dia pulang kerja namun tidak lama kemudian masuk
pesan via WA bahwa saya masih lanjut bekerja. Dia lembur kerja
karena ada kerusakan yang fatal, bisa berakibat mati lampu di
daerah itu dan berpengaruh kepada daerah lainnya.
Yohanes memberikan contoh kehidupan yang praktis bagi
orang yang mengenal Allah. Pertama, orang yang mengenal Allah
hidup dalam terang karena kegelapan sudah dikalahkan oleh
terang. Kedua, orang yang hidup dalam terang harus nyata dalam
tindakannya yang benar. Bagaimana mungkin orang yang hidup
dalam terang namun membenci saudaranya sendiri? Membenci itu
adalah perbuatan kegelapan. Jadi orang yang hidup membenci
saudaranya digolongkan hidup dalam kegelapan. Diberitakan
bahwa semua yang hidup dalam terang, dosanya sudah diampuni
oleh Allah.
Apakah kita sadar bahwa sekarang ini, banyak orang
Kristen yang telah meninggalkan kasih mula-mula.  Kasihnya
kepada Tuhan menjadi dingin karena mereka lebih memilih dunia,
padahal  "...seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat."  (bnd.1
Yoh. 5:19). Sebelum memberikan nasihat kepada orang lain untuk
saling mengasihi, kita harus terlebih dulu lihat apakah saya sudah
mengasihi dengan standar Tuhan? Ini mungkin terlihat sepele,
namun tidak banyak orang yang mampu melakukannya. Ibarat
menuntun orang kepada terang namun kita sendiri belum keluar
dari kegelapan. Akhirnya kita bingung karena gelap. Mau
diarahkan ke mana jadinya. Karena itu, tetaplah konsisten
melakukan dan menerapkan Firman Tuhan dalam hidup ini, maka
Dia berjanji memberikan hidup yang kekal bagi mereka yang setia.
Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 119


Minggu, 11 April 2021
Mazmur 135: 1-21

HANYA TUHAN YANG PATUT DIPUJI


Puang Matua manna sipatu dipudi

Sikap kita dalam menghormati seseorang tentu ada hal


yang mendasarinya. Entah karena dia lebih tua daripada kita, atau
karena pendidikannya lebih tinggi, atupun mempunyai jabatan
khusus dan lain sebagainya.
Daud dalam bacaan hari ini mengajak kita untuk memuji
Tuhan sebagai bukti nyata bahwa kita menghormati-Nya,
menghargai karya-Nya dan mensyukuri semua kebaikan-Nya. Daud
secara panjang lebar menyampaikan alasan-alasan mengapa
hanya Tuhan yang patut disembah dan perbuatan Tuhan dalam
sejarah bangsa Israel menjadi alasan utama yang disampaikan.
Bahwa Tuhanlah yang memilih dan menentukan pemimpin
mereka (ay.4), Tuhan itu berkuasa atas langit dan bumi (ay.5-6),
Tuhanlah yang menolong mereka menghadapi musuh baik ketika
masih di Mesir maupun dalam perjalanan menuju tanah perjanjian
serta memberikan apa yang menjadi kebutuhan dalam perjalanan
mereka (ay.8-14). Selain itu Daud juga menyampaikan bahwa
berhala-berhala buatan manusia sama sekali tidak berguna dan
setiap orang yang membuat serta menyembahnya juga tidak
punya kuasa (ay. 15-18). Hal tersebut mengajak umat Israel supaya
tidak menyembahnya.
Dalam sejarah kehidupan kita, baik secara pribadi maupun
keluarga tentu banyak juga pengalaman luar biasa yang kita alami
yang di dalamnya kita dapat merasakan karya Allah tak terhitung
besarnya dan banyaknya. Oleh karena itu patutlah kita menaikkan
pujian bagi-Nya. Jika ada pengakuan bahwa semuanya kita terima
semata-mata karena anugerah-Nya, maka kita harus menjadikan
dia sebagai satu-satu yang layak disembah. Karena itu, bentuklah
kehidupan kita untuk sepenuhnya memuji kebesaran dan
kemulian-Nya, karena hanya didalam Dia kiata akan merasakan
pengalaman kehidupan yang terberkati. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 120


Senin, 12 April 2021
Daniel 3:24-30

BANTANG LAN PENTOEAN


Tetap berpegang teguh

Ba’tula umba susi kenna la kita untingayoi a’gan susi tu


natingayo te tomangura tallu iamo tu Sadrakh, Mesakh na
Abednego tu dipatingoan da’dua kara-kara lanapilei, kumua ia ke
lamoraisiapi tuo, lana tampe tu Puang Matua anna menomba lako
rapang-rapang panggaraganna datu Nebukadnezar, apa ia ke tae’i
manassa ladipatei. Misa’ pa’nannungan lako kita to ma’patongan
diona te a’gan iate belanna buda tu a’gan ditingayo lan te katuoan
tu ma’din umparukuki’ unnala kara’tasan umbanna ladi pilei.
Lan pa’pudian 34:20 dipokada ” Iatu to malambu' buda
kamandasanna, apa Narampanan PUANG dio mai mintu'nato Ia
ungkaritutui mintu' bukunna, moi misa' tae'na la dile'to”. Ia ke
dipemarangai te kadanna to Ma’pudi, manassa kumua inangla
diolai tu kamaparrisan ondongpi kamandasan, na lan te kara-kara
susite nenne’ki’ putta unnala kara’tasan umbanna tu lalan ladiola
anna den tilendok. Den tu kada nakua lamaleki’ lako na
kasanggangan dio, la sorong boko’ki’ na dio duka tu
kasanggangan.
Manassa maparri’ penggirikanna Sadrakh, Mesakh na
Abednego, apa tontong bantang lan pentoeanna kumua inang
tae’ annala urrampananni tu kapatongananna lako Puang Matua
na menomba lako rapang-rapang dipodeata tu nagaraga datu
Nebukadnezar, moiraka nala untumang sunga’na.
     Maleso tu Pebalinna Sadrakh, Mesakh na Abednego,
kumua ”Iake matoto' siai tu Kapenombangki tu kipenombai la
urrampanangkan, manassa la Narampanangkan lan mai dapo' nanii
api ma'lana-lana sia lan mai limammi, datu (ay.17)”. Kabantangan
lan kapatonganan lako Puang Matua iamo misa’ kamatotoran
umpamata’tak pentoean na moiraka narumbukki’ temai a’gan
mabanda’ apa Puang tu oto’na mintu’ kuasa la umpembuloiki’ sia
manassa Ia la ullendokanki’. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 121


Selasa, 13 April 2021
Daniel 6:20-29

MEMILIH SETIA KEPADA TUHAN


Napalosong tu mengkaola lako Puang

Kesetiaan adalah sikap yang mestinya dimiliki oleh setiap


orang. Sebagai suami atau istri, harus setia pada pasangannya.
Sebagai warga negara, harus setia pada aturan yang berlaku
dalam negara. Sebagai gereja, harus setia pada aturan gereja. Dan
lain sebagainya. Lalu apa yang sering merusak kesetiaan?
Daniel dalam bacaan kita hari ini berhadapan dengan
tantangan yang berat. Namun kesetiaannya tidak pernah
terganggu. Ia tetap setia melakukan tanggung jawabnya di
hadapan raja Darius sebagai pejabat tinggi dan setia pada iman
yang dimiliki. Ia dijatuhkan oleh rekan kerjanya yang iri hati (ay.5-
10) dan ia akan kehilangan pekerjaan bahkan nyawanya karena
dibuang ke dalam gua singa, namun hal itu sama sekali tidak
memengaruhi kesetiaannya kepada Tuhan. Ia tetap taat pada
kebiasaan ibadahnya (ay.11-12). Meskipun harus kehilangan
pekerjaan, bahkan nyawanya terancam, tetapi kesetiaannya
kepada Tuhan dan tetap menjadikan Tuhan sebagai yang utama.
Atas kesetiaannya kepada Tuhan, maka ia selamat dari bahaya
bahkan pada akhirnya ia semakin jaya (ay.20-29).
Ketika kita melakukan kebaikan, keadilan, kebenaran dan
kesetiaan kita bisa saja dibenci oleh sesama yang iri hati dan
merasa tersingkir sehingga kita akan berjumpa dengan berbagai
tantangan atau masalah yang bisa saja membuat kita lemah dan
berhenti melakukan hal tersebut. Namun kisah Daniel dalam
bacaan ini memberi penguatan bagi kita. Bahwa sekalipun kita
kehilangan harta dunia karena memperjuangkan kebenaran,
namun pada akhirnya Tuhan akan melimpahkan bagi kita harta
yang jauh lebih baik, lebih besar dan lebih banyak. Tetaplah
memilih setia pada Tuhan dengan melakukan segala yang benar
karena kesetiaan pada Tuhan akan tergantikan dengan berkat
kehidupan yang mensukacitakan. Terpuilah Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 122


Rabu, 14 April 2021
Daniel 9:1-19

PENTINGNYA BELAJAR FIRMAN TUHAN DAN BERDOA


Sipatu dipeladai’ tu kadan-Na Puang sia Massambayang

Baca kitab suci doa tiap hari.... penggalan kalimat dalam


syair lagu yang sering dinyanyikan anak sekolah minggu. Mengapa
hal itu penting untuk dilakukan setiap hari? Karena hal itu akan
menumbuhkan iman kita.
Dalam bacaan kita hari ini Daniel melakukan dua hal yang
sangat penting layaknya orang yang beriman, terutama dalam
menghadapi pergumulan bersama dengan bangsanya yang
berada dalam pembuangan. Dia sungguh-sungguh mempelajari
Kitab Suci (ay. 2), dan menaikkan doa dengan berpedoman pada
firman Tuhan itu sendiri (ay.3-19). Melalui penyelidikan secara
saksama terhadap firman Allah, Daniel merespons dengan berdoa
sambil berpuasa bagi keadaan yang dialami bangsanya dan
terhadap kehendak Tuhan. Doa Daniel berisi pengakuan dosa dan
kesadaran bahwa apa yang dialami bangsa Israel itu adalah akibat
dari dosa mereka (ay. 4-14) dan permohonan belas kasihan Tuhan
untuk mengampuni mereka (ay.15-19). Pertobatan serta
permohonan pengampunan dosa yang disampaikan kepada Allah
tidak didasarkan pada kebaikan dirinya dan kondisi umat Israel
(ay.18) tetapi didasarkan pada hasil penyelidikannya terhadap
Kitab Suci yakni pada sifat dan karakter Allah sendiri (ay.9). Dari
perikop ini, kita memelajari Firman Tuhan bahwa berdoa seperti
Daniel adalah hal yang sangat penting untuk mengenal dan
memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Cara yang dilakukan Daniel dapat kita teladani dalam
hidup kita setiap hari. Bukan sekedar membaca Alkitab begitu saja
namun perlu lebih dalam kita menghayatinya. Dengan berdoa
dengan yakin kita akan dimampukan menghadapi persoalan hidup
secara positif terlebih ketika kita menghadapi masalah-masalah
yang terjadi dalam hidup kita. Tetaplah belajar dan memahami

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 123


Firman Tuhan dan tetaplah berdoa memohon kekuatan dari
Tuhan.Amin
Kamis, 15 April 2021
Yesaya 26:1-19

TUHAN ADALAH GUNUNG BATUKU


Puangmo buntu batungku

Sebuah syair lagu rohani yang mengatakan;


“Sungguh kubangga Bapa, punya Allah seperti Engkau
Sungguh kubangga Yesus atas s’gala pengorbananMu
Tak ingin aku hidup lepas dari kasihMu,
kasihMu meyelamatkan dan b’riku pengharapan.”

Lagu ini adalah sebuah pengakuan iman atas karya


keselamatan yang Tuhan berikan bagi dunia ini secara cuma-cuma
melalui pengorbanan Yesus Kristus.
Mengetahui bahwa masa depan aman dalam tangan
Tuhan merupakan penghiburan bagi umat Tuhan terutama dalam
masa pembuangan. Itulah yang membuat Israel menyanyikan
pujian bagi Allah, sebab musuh yang menyombongkan dirinya
sudah jatuh dan Tuhan memberikan damai sejahtera bagi umat-
Nya. Masa kesesakan mereka akan berakhir karena Tuhan akan
bertindak menjalankan penghakiman, dan merintis jalan yang
lurus bagi orang yang benar. Kerinduan akan penghakiman Tuhan
membuat nabi Yesaya menantikan Tuhan siang dan malam karena
apa yang akan dilakukan Tuhan itu akan membuat dunia ini
melihat dan belajar kebenaran yang sesungguhnya.
Terlalu banyak tantangan yang kita hadapi dalam
kehidupan ini. Sangatlah disadari bahwa kita tak berdaya
menghadapinya hanya dengan kekuatan sendiri. Karena itu
sangatlah penting meyakini bahwa seberat apa pun beban hidup,
satu yang pasti bahwa kita memiliki Allah yang lebih besar dari
besarnya tantangan. Dengan pengharapan tersebut kita tak
mudah goyah dan putus asa. Itulah sebabnya dikatakan bahwa
iman membuat kita melampaui diri. Karena dengan iman kita

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 124


mengandalkan kuasa yang lebih besar dari kekuatan kita, namun
Iman menuntun kita belajar menghayati kebenaran Tuhan. Amin
Jumat, 16 April 2021
Lukas 22:24-30

MAU JADI YANG TERBESAR?


Moraiko mendadi madaoan?

Menjadi orang terkenal atau terbesar dan yang


semacamnya menjadi impian banyak orang. Itulah sebabnya tidak
jarang terjadi pertengkaran untuk memperoleh posisi yang
semacam itu, apa lagi jika posisi itu dibatasi jumlahnya, walaupun
juga posisi yang menjadi rebutan itu sering tidak dipahami oleh
orang yang berkeinginan mendudukinya.
Hal serupa terjadi juga di antara para murid Yesus pada
saat mereka bersama Yesus sedang melakukan perjamuan Paskah.
Para murid berdebat tentang siapa yang dapat dianggap terbesar
di antara mereka (ay.24). Untuk menghentikan perdebatan itu,
Yesus memberikan penjelasan yang berbeda dengan apa yang
terlintas dalam pikiran mereka. Menurut Yesus, orang yang
terbesar adalah orang yang menjadi paling muda dan menjadi
pemimpin yang melayani. Dalam hal ini Yesus menekankan
perlunya seseorang melakukan sesuatu sebagai bagian dari
pelayanan dengan sikap rendah hati, tulus dan setia, maka orang
tersebut akan menjadi terkenal atau terbesar. Tindakan melayani
yang dilakukan Yesus saat perjamuan paskah menjadi contoh yang
paling dekat. Dia yang melayani murid tetapi bukan berarti Dia
rendah, namun justru perbuatan itu Dia semakin besar.
Menjadi orang yang terbesar atau terkenal tidaklah salah.
Namun untuk mencapainya harus dengan cara pandang yang
benar. Menjadi orang yang terkenal, dihormati dan dihargai secara
otomatis terjadi pada kita jika kita terlebih dahulu memiliki sikap
melayani. Karena itu jika ingin menjadi terbesar dihadapan Allah,
maka lakukanlah segala kehendak-Nya dengan sepenuh hati
dalam kata dan perbuatan. Bertindaklah rendah hati dalam
melakukan kebenaran serta nampakkanlah bahwa yang lebih

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 125


utama adalah membesarkan berita tentang kasih Kristus kepada
semua orang. Terpujilah Kristus. Amin
Sabtu, 17 April 2021
Mazmur 4:1-9

ALLAH SUMBER KETENTERAMAN


Puangmo tu oto’na kamarampasan

Jika kita mengalami suatu masalah dan sulit bagi kita


untuk mencari jalan keluarnya, hal itu bisa saja membuat kita
gelisah, bahkan mungkin kegelisahan itu membuat kita merasa
tidak nyaman, tidak konsentrasi dalam beraktivitas, malas makan,
susah tidur dan lain sebagainya. Jika demikian, tentu kita
membutuhkan penghiburan, topangan atau melakukan sesuatu
yang kita anggap dapat memberi ketenangan.
Firman Tuhan yang kita baca hari ini menggambarkan
keyakinan Pemazmur dalam pengharapannya kepada Tuhan saat
ia merasa kurang nyaman karena persoalan hidup. Ia juga percaya
bahwa seruannya kepada Allah pasti akan dikabulkan. Dalam
keyakinan itulah pemazmur mengakui bahwa Allah adalah sumber
kebenaran, memperhatikan umat-Nya, penuh belas kasihan (ay.2),
sumber berkat (ay.8) dan sumber ketenteraman (ay. 9). Rasa
aman menjadi kebutuhannya ketika berhadapan dengan musuh-
musuhnya (ay.3, 5, 7). Ketika kita membaca ayat 9 secara tersirat,
Pemazmur merasa bahwa ia akan gelisah dan susah tidur jika Allah
tidak memberi ketenangan dan kenyamanan. Namun dengan
keyakinan dan pengharapan yang dimilikinya, ia mampu berseru
kepada Allah dan pada akhirnya memberi kesaksian bahwa Allah
itu adalah sumber ketenteraman.
Adakah kita juga mengalami masalah yang membuat kita
gelisah? Firman Tuhan hari ini mengajak kita supaya kita
mengandalkan Tuhan sebagai satu-satu sumber kelepasan dari
setiap masalah. Iman dan pengharapan Pemazmur kiranya
memotivasi kita untuk membawa setiap masalah kepada Tuhan.
Yakinkan diri kita seperti pemazmur bahwa Allah adalah sumber
kekuatan dalam hidup kita yang mampu menunjukkan segala yang

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 126


dapat melepaskan kita dari masalah kehidupan yang menghadang
kehidupan kita. Terpujilah Allah. Amin
Minggu, 18 April 2021
Yeremia 30:1-11

KABAR SUKACITA DITENGAH PENDERITAAN


Kareba kaparannuan lan a’gan kamaparrisan

Ketika seseorang yang selama ini mendapat perintah


untuk menyampaikan teguran dan ancaman untuk penghukuman,
tiba-tiba datang dan menyampaikan sebuah berita yang membuat
kita bersukacita dan memiliki pengharapan, maka tentu pada saat
itu kita akan merasa heran. Bagaimana mungkin teguran dan
ancaman berubah menjadi kabar sukacita?.
Yeremia adalah nabi yang diutus oleh Allah untuk
memperingatkan umat Tuhan mengenai penghakiman Allah atas
dosa-dosa mereka. Tetapi melalui pembacaan kita hari ini nabi
Yeremia atas perintah Tuhan harus menuliskan perkataan yang
telah difirman Allah dalam suatu kitab (ay.2). Nabi Yeremia tidak
menyampaikan penghukuman seperti sebelumnya tetapi
menyampaikan janji Allah, bahwa sesudah pembuangan, mereka
akan kembali dengan sukacita. Sekalipun saat itu mereka tengah
mengalami kesakitan dan kengerian yang luar biasa (ay.4-7) dan
penindas mereka sangat kuat (ay.8-10). Penghukuman Tuhan atas
bangsa Yehuda berupa pembuangan ke tanah Babel merupakan
sebuah tindakan pendisiplinan Allah kepada umat pilihan-Nya.
Penghukuman itu sungguh amat berat. Namun tidak berlangsung
selamanya. Allah menyatakan belas kasihan bahwa Allah
menghukum tetapi memberi pengampunan, serta Allah
menghukum tetapi akan memulihkan mereka pada waktunya,
Kita bagaikan bangsa Yehuda yang pantas dibinasakan
karena dosa kita. Namun Tuhan begitu mengasihi kita. Tuhan
membenci dosa tetapi mengasihi orang berdosa, dan hanya
karena kasih-Nya sehingga kita menjadi layak untuk bersekutu
bersama-Nya. Janji penyertaan Tuhan tetap ada baik hari ini,

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 127


maupun hari esok dan tetap untuk selamanya. Mari kita berserah
kepada janji Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 128


Senin, 19 April 2021
1 Yohanes 3:11-18

AMPUI SIA POGAU’I


Miliki dan lakukan

Ia ke umpokadaki’ pa’kaboro’, butung tangiamora misa’


apa ba’ru belanna la lan katorayanta, la lan kasipulungan
kombongan inang nenne’ dipokada kumua ia tu ma’iringanna lan
umpatengka kasiumpuran sola padanta iamo tu pa’kaboro’. Iami
pole’to belanna misa’ kara-kara keangga’ tu pa’kaboro’ iamoto
anna tontong dipokada sia tangla maliluki’ urrangi.
Pa’kaboro’ iamo bayu sielle’na to ma’patongan sia iamo
dipotanda kumua to ma’patonganki’ ke diampui tu pa’kaboro’. lan
Yohanes 13:34,35 napamata’tak Puang Yesu ...”Misa' parenta
ba'ru Kubenkomi, iamo tu: la sipakaboro'komi susi Aku
umpakaboro'komi, dikua ammi sipakaboro' duka. Iamo tu iannate la
nanii untandai mintu' tau, kumua anak gurungKukomi, to ke siala
masekomi”. Buda tau manarang umpokada pa’kaboro’ apa
umpogau’ sia umpapayan pa’kaboro’ lendu’ masussanna, apapole’
raka tu la umpakaboro’ Puang Matua. Lan tananan dapo’, lan
pa’rapuan, lan kombongan sia lan tondok, nenne’bang bu’tu tu
kasipekkan belanna tae’ anna dipogau’ tu pa’kaboro’, sia belanna
tae’ na diampui tu pa’kaboro’ saelako den tu tau tangtipodo’
umpa’di’i penaanna tau sia ussanggang padanna torro tolino.
Iate sura’na Rasulu’ Yohanes, napakilalaki’ kumua sipatu
diampui tu pa’kaboro’, apa tae’gai’na diampui ke tae’i anna
dipapayan lan penggauranta. Ia tu garonto’na Sukaran Aluk iamo
tu pa’kaboro’, susi napokada Puang Yesu lan Yoh.22:37-38 ” ... La
ponno penaammu sia mintu' tangnga'mu sae lako deatammu la
ungkamali' Puang Kapenombammu. Iamo te tu ma'indo'na sia
garonto'na parenta Na iatu ma'penduanna tu sama bangsia to,
iamo tu nakua: La mukamasei tu padammu tolino susi batang
kelemu. Iamoto sipatuki’ unnampui tu pa’kaboro’ apa tae’ gai’na
ke tae’i anna dipogau’ lan katuoanta,. amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 129


Selasa, 20 April 2021
2 Yohanes 1:1-13

BERJALAN DALAM KEBENARAN


Lumingka lan kamaloloan

“Lakukanlah Kebenaran!!”…Kata-kata yang demikian tiada


hentinya dikumandangkan sampai hari ini, dan hal itu memberi
gambaran bahwa masih ada orang yang tidak berjalan dalam
kebenaran, sehingga seruan-seruan bahkan perintah untuk
melakukan kebenaran akan terus diperdengarkan bagi semua
orang.
Rasul Yohanes melalui suratnya yang kedua
memperingatkan bahwa telah muncul penyesat-penyesat (ay.7),
yaitu orang-orang yang mengajarkan pandangan-pandangan yang
salah tentang kehidupan Kristen. Karena itulah rasul Yohanes
menghimbau kepada para pembaca suratnya untuk menolak
ajaran palsu tersebut. Walaupun di tengah pengajaran yang salah
namun ada seorang ibu dan anak-anaknya yang masih
mempertahankan kebenaran yang mereka terima dengan hidup
menurut perintah Allah. Itulah sebabnya Yohanes memberikan
sebuah pujian kepadanya karena kehidupannya yang tetap
melakukan kebenaran itu. Selain itu Yohanes memberikan pujian
kepada mereka yang melakukan kebenaran tetapi lebih lanjut
Yohanes tetap mengingatkan mereka untuk saling mengasihi di
tengah perbedaan yang sedang terjadi di antara mereka.
Hari ini kita diperhadapkan dengan tantangan yang sama.
Tantangan dimana banyak orang yang berusaha mengajarkan
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran. Karena itu,
sebagai orang percaya kita harus memiliki dasar yang kuat dengan
merenungkan apa yang dilakukan Tuhan dalam hidup kita melalui
karya keselamatan. Tetaplah berjalan dalam kebenaran bersama
Kristus karena melalui semua itu kita akan memperoleh kekuatan
yang akan memotivasi kita menjalani kehidupan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 130


Rabu, 21 April 2021
Markus 6:30-34

BELAS KASIHAN YESUS


Masse-Na Yesu

Manusia adalah makhluk yang terbatas, salah satu


buktinya adalah manusia membutuhkan istirahat karena capek
ketika melakukan sebuah pekerjaan, apalagi jika pekerjaan itu
menguras tenaga, pikiran dan waktu.
Para rasul dalam pembacaan kita hari ini, menyampaikan
kepada Yesus apa yang telah mereka kerjakan dan ajarkan
(ay.30). Dan karena banyaknya orang yang datang kepada
mereka, maka hal itu membuat para rasul tidak memiliki
kesempatan untuk makan, sehingga Yesus mengajak mereka
untuk pergi ke tempat yang sunyi supaya mereka dapat
beristirahat (ay.31). Para rasul memiliki tugas untuk mengajar
orang banyak namun mereka tetap membutuhkan waktu istirahat,
sehingga mereka tetap bisa melaksanakan tugas selanjutnya
dengan baik. Namun sayangnya ketika mereka hendak
beristirahat, orang banyak itu terus mengikuti mereka. Yesus
melihat orang banyak itu seperti domba yang tidak mempunyai
gembala. Dalam kesempatan itu Yesus tidak menyuruh mereka
pulang ataupun menolak untuk mengajar, namun kesempatan itu
digunakan untuk mengajar orang banyak itu (ay.34). Yesus bukan
berarti mengabaikan kondisi para murid, namun belas kasihan
Yesuslah yang membuat-Nya tetap menerima dan mengajar orang
banyak itu.
Seperti halnya para murid, kita pun membutuhkan waktu
untuk beristirahat ketika melakukan pekerjaan, baik itu pekerjaan
sehari-hari maupun pelayanan ditengah-tengah jemaat. Namun
keadaan tersebut jangan menjadi alasan bagi kita untuk berhenti
menjadi pewarta Kristus, sebab menjadi pewarta kebangkitan
Kristus dapat dinyatakan dalam banyak hal, tidak hanya lewat
perkataan tetapi juga melalui tindakan. Tetaplah menujukkan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 131


perhatian kepada semua orang dan layanilah seorang akan yang
lain dengan penuh kasih dalam kepedulian. Amin
Kamis, 22 April 2021
Markus 16:9-20

PERCAYALAH DAN BERITAKANLAH


Patonganni sia pakaleleanni

Kebanyakan orang barulah menjadi percaya bila melihat


secara langsung sebuah peristiwa yang terjadi ketimbang
mendengar dari orang lain mengenai hal tersebut. Jika mendengar
dari orang lain maka kita akan bertanya “Sungguhkah hal itu
benar-benar terjadi?”. Bahkan kita ragu dengan berita yang
disampaikan oleh seseorang yang akhirnya kita tidak percaya
dengan hal tersebut walaupun pada akhirnya hal itu benar-benar
terjadi.
Sikap tidak percaya atas berita yang disampaikan oleh
seseorang juga pernah dialami oleh murid-murid Yesus. Ketika
para murid mendengar tentang kebangkitan Yesus yang di
sampaikan Maria Magdalena (ay.10) dan dua orang yang sedang
melakukan perjalanan ke luar kota (ay.12) mereka tidak percaya
dengan berita tersebut (ay.11,13). Para murid memang tidak
melihat secara langsung Yesus yang telah bangkit itu. Namun jika
kita melihat kedekatan dan kebersamaan murid dengan Yesus
harusnya para murid percaya dengan berita kebangkitan itu.
Sebelumnya Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia akan
mengalahkan maut dan bangkit pada hari yang ketiga. Namun
karena ketidakpercayaan mereka sehingga Yesus menampakkan
diri kepada mereka dan menegur kedegilan hati mereka (ay.14).
Setelah itu Yesus mendorong mereka untuk menjalankan misi
memberitakan Injil ke seluruh makhluk (ay. 15) .
Sebagai orang percaya yang hidup dimasa kini kita tidak
melihat secara langsung peristiwa kebangkitan Kristus namun
oleh iman, kita percaya bahwa Kristus telah mengalahkan maut
dan bangkit. Karena itu tugas memberitakan Injil tidak hanya
menjadi tugas para murid Yesus pada masa itu, tetapi menjadi

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 132


tugas kita untuk terus mewartakan kabar sukacita itu. Yesus telah
bangkit, Percayalah dan Beritakanlah…… !!!

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 133


Jumat, 23 April 2021
Kisah Para Rasul 3:11-26

JANGAN LUPA : KITA HANYALAH PEWARTA KRISTUS


Pengkilalai: To umpa’pakarebanriki’ Kristus!

Seorang pemuda diberikan tugas oleh atasannya untuk


membagikan uang dan makanan kepada orang-orang yang tidak
mampu. Ketika melaksanakan tugas itu, orang yang menerima
bantuan itu memandang pemuda itu dengan penuh rasa syukur
bahkan hendak memberi hormat kepada pemuda itu. Sayangnya
ketika orang-orang itu hendak memberi hormat, pemuda itu
menolak dan mengatakan “Maaf, saya hanya menjalankan tugas
dari atasan saya untuk memberikan bantuan ini”
Kita hanyalah pewarta Kristus! Pewarta Kristus adalah
orang yang mewartakan (memberitahukan, mengabarkan) siapa
Kristus dan karya-Nya bagi umat manusia, serta menyerahkan
dirinya untuk dipakai Tuhan memberitakan tentang-Nya. Melalui
bacaan kita hari ini seorang pewarta tampil di hadapan orang
banyak yakni Petrus dan Yohanes. Ketika orang banyak terkesan
dan takjub oleh mukjizat yang mereka lakukan bahkan orang
banyak bersiap memuji Petrus dan Yohanes, maka dengan cepat
Petrus menengahi dan mengalihkan rasa hormat orang banyak itu
kepada Kristus (ay.12). Sebab Petrus dan Yohanes sadar bahwa
mereka hanyalah alat untuk mengadakan mukjizat itu.
Kesempatan itu juga digunakan oleh Petrus untuk
memberitahukan bahwa karena kuasa Kristuslah sehingga orang
lumpuh itu bisa berjalan (ay.16). Petrus mengingatkan mereka
untuk bertobat (ay.19) dan mereka akan mendapat penghiburan
ketika Kristus datang.
Mewartakan tentang siapa Kristus adalah anugerah bagi
kita, sehingga di dalam pemberitaan tentang-Nya itu bukan
tentang siapa kita, tetapi siapa Dia. Mari kita menyerahkan diri kita
untuk Tuhan pakai menjadi alat mewartakan kabar sukacita bagi
semua orang. Jadilah pewarta Kristus dalam kesederhanaan dan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 134


kebenaran serta teruslah menyatakan kehendak-Nya kepada
semua orang. Amin
Sabtu, 24 April 2021
Kisah Para Rasul 4:1-4

MEMBERITAKAN KEBENARAN
Umpa’peissanan katonganan

Pernahkah saudara mengatakan sebuah kebenaran lalu


ada orang yang tidak menyukai bahkan mengatakan bahwa apa
yang saudara katakan adalah kebohongan? Hal yang sama pernah
dialami oleh Petrus dan Yohanes. Mereka mengatakan sebuah
kebenaran tetapi akhirnya mereka ditangkap dan diserahkan ke
dalam penjara.
Bacaan kita hari ini merupakan kelanjutan dari khotbah
Petrus di Serambi Salomo yang kemudian menghasilkan respons
yang berbeda dari orang-orang yang mendengarnya. Sebagian
orang mendengar lalu percaya (ay.4) sehingga jumlah orang yang
percaya terus mengalami pertambahan. Tidak dapat dipungkiri
juga bahwa ada sebagian orang yang tidak menerima apa yang
Petrus dan Yohanes beritakan seperti para pemimpin agama
Yahudi yakni imam-imam, kepala pengawal Bait Allah serta orang-
orang Saduki menolak dengan penuh amarah. Sehingga kedua
rasul itu ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan. Apa yang
disampaikan oleh Petrus dan Yohanes tentang kebangkitan
bukanlah sebuah kesalahan. Namun dimata para pemimpin agama
Yahudi itu bertentangan dengan pemahaman mereka. Bagi
mereka tidak ada kebangkitan tubuh.
Saat kita memberitakan kebenaran, tentu akan ada saja
orang yang menganggapnya sebuah kesalahan bahkan tidak
menyukai apa yang kita lakukan. Namun kita perlu menyadari
bahwa tugas kita ialah terus menyuarakan kebenaran-kebenaran
berdasarkan firman Tuhan. Karena itu jangan pernah berhenti
memberitakan kebenaran yang sejati. Tuhan akan
memperlengkapi kita untuk terus menjadi pewarta firman-Nya.
Tetaplah memberitakan kebenaran dengan motivasi yang benar

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 135


dan tetaplah percaya bahwa kebenaran dalam Kristus adalah
berkat bagi semua orang. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 136


Minggu, 25 April 2021
1 Petrus 5:1-11

PELAYAN YANG BERKETELADANAN


To ma’kamaya tu mendadi Pa’tuladanan

Salah satu aspek kehidupan yang sangat dibutuhkan


dalam membangun relasi dengan orang lain adalah upaya
menciptakan dan membangun hidup yang berketeladanan, baik
itu dalam kehidupan sosial kemasyarakatan ataupun dalam
kehidupan berjemaat. Lalu bagaimana Petrus menyampaikan hal
ini kepada pemimpin jemaat?
Petrus menyampikan nasihat kepada para penatua agar
Jangan merasa berkuasa, melainkan menjadi teladan" (ay.3).
penegasan ini dapat dipahami bahwa para penatua tidak
diperkenankan memimpin jemaat dengan sewenang-wenang
tetapi diharapkan menjadi teladan kehidupan dihadapan kawanan
domba Allah yang mereka layani, tidak dengan paksaan, tetapi
dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, serta tidak
mencari keuntungan, melainkan pengabdian diri." (ay.2) Petrus
menekankan model kepemimpinan yang harus dimiliki oleh para
penatua dengan meneladani Sang Gembala Agung, Yesus Kristus.
Petrus sendiri sebagai seorang saksi penderitaan Kristus
menegaskan bahwa kepemimpinan bukan penggunaan kekuasaan
kepada yang dipimpin melainkan pemimpin jemaat hendaknya
merendahkan diri dan melayani dengan kerendahan hati.
Pertanyaan mendasar yang perlu kita renungkan adalah
seperti apa pengamatan kita terhadap kepemimpinan dalam
jemaat sekarang ini? Apakah pemimpin kita sudah bisa menjadi
kesaksian dan teladan bagi kita dan bagi orang lain. Ataukah
selama ini pemimpin dalam jemaat masih sering menjadi batu
sandungan bagi orang lain sehingga sulit di teladani?. Melalui
pertanyaan ini marilah kita menghayati agar tetap rendah hati dan
berserah kepada Tuhan, sehingga kita diperlengkapinya untuk
menjadi teladan dalam melayani umat-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 137


Senin, 26 April 2021
1 Samuel 16:1-13

DA’ AMMU LUMINGKA PENTIRO


Jangan turuti pandangan matamu

Biasa den kada dirangi nakua ”belanna torro tolinoki’ dadi


ia tu umpatengka katuoan inang losong tu lumingka pentiro anna
lumingka kapatonganan”. Battuannan ia tu timbanganta lako
simisa’-misa’ apa, mandu losong tu umpake sukaran to lino na ia tu
sukaran kapatonganan. Iamoto anna buda tu disanga melo dio
pentirota apa tangsusi tu passanganna Puang Matua. ”....
Belanna iatu natirona tolino, tae' na ia bang tongan; belanna iatu
tolino ia manna tu apa dio tingayona natiro, apa PUANG untiroi
tarru' tama ba'teng, ay.7b”.
Ia te ulelean dipokada lan pa’basan ta iamo tu Daud dipilei
mendadi Datu. Nasua Puang Matua tu Samuel male umpellambi’
Isai ambe’na Daud. Sitonganna ia tu Daud inang buda kala’bianna
anna ia tumai siulu’na. Lan ay.12 dipokada ”...Iatu pia muane iato
mariri api beluakna sia me'lok matanna sia maballo rupanna”
senga’mito, kinaa sia sa’bara ondongpi ungkataku’ Puang Matua.
Apa moi anna susito tae’ anna paalai bilangan ambe’na sia siulu’na
ondonganna tu la mendadi datu, susi duka Samuel tonna mane
untiroi tu anak pa’bunga’na Isai lendu’ dio tingayona na ma’kada
nakua ”...Manassa iamo te bendan tu to Natokko PUANG dio oloNa,
ay.6”, apa nakua Puang Matua ” : Da narupanna bang mutiro ba'tu
kakalandoanna kalena, belanna tae' naalai penaangKu”...ay.7).
Buda tu tasanganna kumua iamo melo sia keangga’ lan te
katuoanta situru’ri sukaranta. Susi duka lan umpamanassa to la
sitoe tokon lan simisa’-misa’ passanan, nenne’ tu sukaranta
menggaronto’ dio kasiulangan rara buku, pa’barangan sia sanga
katandan. Iamoto biasamo mo’dong penaanta ke tangsusimi
tasanganna tu dadi. Ia tu sukaranNa Puang Matua situru’ ia kuasa
sia natarru’ tu mintu’na a’gan. Iamoto anna sipatu tu mintu’na
disuka’ menggaronto’ lan sukaran Aluk-Na Puang.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 138


Selasa, 27 April 2021
1 Tawarikh 11:1-9

MEMIMIMPIN DALAM KUASA TUHAN


Ma’pana’ta’ Situru’ Kuasan-Na Puang

Terpilih dan ditentukan menjadi seorang pemimpin


bukanlah hal yang mudah karena seluruh resiko dan mandat
kepemimpinan ada dalam tanggungjawabnya. Jika seorang
pemimpin mengandalkan kekuatannya sendiri maka satu saat
akan jatuh dalam ketidakberdayaannya. Lalu bagaimana bersikap
seperti seorang pemimpin?
Untuk mengisi kekosongan takhta kerajaan Israel maka
berkumpullah orang Isarel lalu memutuskan dan memilih Daud
sebagai raja Isarel. Orang-orang Israel memilih dan menentukan
Daud sebagai raja karena di mata seluruh rakyat Israel keberanian
Daud sangat nampak. Lebih dari itu orang Israel juga menghayati
bahwa firman Tuhan telah menetapkan Daud untuk menjadi
penggembala umat Israel. Dalam kepemimpinannya Daud banyak
mengalami kemenangan termasuk ketika ibu kota kerajaan
dipindahkan dari Hebron ke Yerusalem setelah 7 tahun 6 bulan
memerintah di sana (bnd.2 Sam. 5:4). Dalam kepemimpinan Daud
kerajaan makin meluas sebagai tanda bahwa dalam
pemerintahannya Daud mengandalkan kuasa Tuhan (ay.9). Daud
tidak pernah memaksa dirinya untuk menjadi raja, tetapi rakyat
memilihnya karena pada dirinya rakyat potensi yang sangat besar
untuk memimpin Israel.
Melalui kisah Daud ini, kita diingatkan bahwa bahwa
mengandalkan kuasa Tuhan berarti kemenangan, sedangkan
mengandalkan kuasa diri dan manusia berarti kegagalan. Itulah
sebabnya Daud mengalahkan musuh-musuhnya karena musuh-
musuhnya mengandalkan kekuatan dirinya sendiri seperti orang-
orang Yebus. Karena itu tetaplah percaya bahwa setiap kita yang
memimpin dalam kuasa Tuhan akan memperoleh kemenangan
karena Tuhan akan memberkati kita dalam kuasa-Nya.Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 139


Rabu, 28 April 2021
Markus 14:26-31

JANGAN MENGGESER PENGAKUAN


Da’ ammi tiberu diomai Pangakuan

Pernahkah anda membatalkan keputusan yang pernah


anda ungkapkan setelah anda menjumpai kenyataan yang
ternyata sulit untuk di hadapi?
Saat-saat jalan menuju salib semakin dekat Yesus dan
murid-muridnya pergi ke bukit Zaitun dan disana mereka
menyanyikan nyanyian pujian (ay.26). Dalam suasana seperti itu
Yesus memberitahukan hal yang sangat mengejutkan murid-
muridnya jika mereka akan mengalami kegoncangan iman (ay. 27).
Namun dengan perkataan itu, salah seorang murid yakni Petrus
dengan sangat yakin menegaskan bahwa imannya tidak akan
goncang dalam keadaan apapun (ay.29). Bahkan ia memberi
penegasan terhadap pernyataannya dengan mengatakan bahwa
ia pun rela mati demi Yesus dan tidak akan menyangkal Dia
(ay..31). Petrus adalah pribadi yang sangat dekat dengan Yesus
bahkan ia adalah yang paling berani dianatara para murid.
Walaupun demikian ternyata tidak lama setelah pertemuan itu,
Petrus benar menyangkal Yesus, seperti yang telah disampaikan
Yesus sebelumnya.
Bagaimana dengan perjalanan kehidupan kita? Pernahkah
kita mengalami situasi kehidupan yang segambar dengan Petrus?
pengalaman Petrus dapat menjadi pelajaran bagi kita bahwa
sehebat apapun keberadaan kita, jangan pernah merasa bisa di
luar pertolongan Tuhan. Karena itu jalanilah kehidupan keseharian
kita dengan tetap mengandalkan anugerah Tuhan dengan cara
tetap setia dalam iman kepada-Nya sebab jika hari ini kita kuat
tetapi besok kita bisa saja jatuh. Karena itu tetaplah percaya
bahwa Tuhan akan menjaga langkah hidup kita apabila kita tetap
setia dengan tidak menggeser pengakuan kita di hadapan-Nya.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 140


Kamis, 29 April 2021
Mazmur 22:26-32

PENGHARAPAN YANG TIDAK MENGECEWAKAN


Kapa’rannuanan tangdipenassanni

“Saat penderitaan menghimpit aku, dimanakah akan


kudapat ketenangan? Saat beban hidup menekan aku begitu dalam
dimanakah aku memperoleh kekuatan?” Persoalan hidup sering
membuat kita bertanya seperti itu. Lalu bagaimana seharusnya
kita menghadapi persoalan yang terjadi dalam hidup kita?
Pembacaan kita adalah pernyataan iman Pemazmur ketika
ia mengalami penderitaan yang seakan tiada berkesudahan.
Keadaan Pemazmur membuat kita bertanya bagaimana respon
Pemazmur dengan situasi hidup yang diperhadapkan kepadanya?
Melalui Mazmur 22:26-32 ia mengakui bahwa Allah yang ia sembah
adalah Allah yang peduli kepada semua orang yang tertindas.
Karena keyakinan yang dimiliki oleh Pemazmur maka ia hendak
memuji-muji Tuhan di tengah jemaat serta membayar nazar
(ay.26). Ungkapan Pemazmur ini tidak ia ucapkan ketika persoalan
hidupnya selesai tetapi meyakini bahwa Tuhan akan menolongnya
menghadapi semua itu. Pemazmur tahu bahwa Tuhan berdaulat
atas isi seluruh bumi (ay.28-29), semua akan tunduk dihadapan-
Nya, baik yang dulunya menentang Tuhan dengan sombong
(ay.30) maupun mereka yang tetap setia kepada-Nya (ay.31-32).
Tindakan Pemazmur sungguh tindakan yang tidak terduga,
penderitaan yang dialaminya tidak membuat imannya lemah,
tetapi tetap memiliki keyakinan kepada Tuhan.
Sama seperti Pemazmur yang memperoleh jawaban yang
membuat hatinya memiliki pengharapan kepada Tuhan demikian
juga kita dengan segala persoalan hidup yang kita miliki
hendaknya mempunyai keyakinan bahwa kedaulatan dan kasih
Tuhan akan selalu bersama-sama dengan kita asalkan kita
berharap hanya kepada Dia, yang memberikan kelegaan yang
sesungguhnya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 141


Jumat, 30 April 2021
Amos 8:4-8

JANGAN MENGAMBIL HAK ORANG LAIN


Da’ ammi ala apanna to senga’

Bagi orang-orang yang bekerja di komunitas pelayanan


biasanya mengatakan bahwa “Apapun yang kita lakukan, kita
lakukan untuk Tuhan, bukan untuk menyenangkan orang lain”.
Prinsip ini biasanya betul-betul ia lakukan sehingga Ia tidak pernah
mengambil sesuatu yang bukan haknya. Ia melayani orang lain
dengan penuh sukacita dan tidak membeda-bedakan siapapun.
Prinsip hidup yang dimiliki oleh orang tersebut sangatlah
bertolak belakang dengan kehidupan para penindas yang dikecam
nabi Amos dalam perikop pembacaan kita. Mereka tidak
mengutamakan kepentingan orang lain. Mereka mengutamakan
kepentingan mereka sendiri. Mereka berlaku tidak adil dan tidak
jujur dengan menipu orang lain, menindas orang miskin dan
memperbudak sesamanya dengan meraup untuk sebanyak-
banyaknya (ay.4-6). Mereka tidak sabar menjalani bulan baru dan
dan hari sabat (ay.5) bukan karena sebuah kerinduan untuk
merayakan hari tersebut, tetapi mereka ingin agar hari itu cepat
berlalu sehingga mereka dapat kembali menindas dan
memperdaya orang lain. Tuhan tidak tinggal diam melihat
tindakan tersebut (ay.7). Sebab kebenaranlah yang harus mereka
lakukan bukan hal yang bertentangan dengan perintah Tuhan.
Mereka tidak boleh mengambil hak orang lain serta mencari
keuntungan.
Kita hidup hari ini semata-mata karena anugerah Tuhan.
Pekerjaan kita dan seluruh kehidupan kita, haruslah menjadi
kehidupan yang menjadi berkat bagi orang lain. Semua yang kita
mililki adalah titipan dari Tuhan dan karena itu kita harus
mempergunakan semuanya dengan baik sesuai dengan
kebenaran firman Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 142

Anda mungkin juga menyukai