Tujuan :
1. Anggota keluarga menyadari bahwa setiap mereka berperan dalam kasih.
2. Anggota keluarga mulai berperan aktif untuk hadir dan saling
mengingatkan
Dalam permainan sepakbola dikenal istilah key player. Key player atau pemain
kunci inilah yang biasanya paling diandalkan di antara pemain pemain yang lain.
Namun sebenarnya satu tim ini tidak bisa hanya mengandalkan key player.
Setiap anggota wajib berpartisipasi, yaitu dengan mendukung satu sama lain
untuk satu tujuan yakni memenangkan pertandingan.
Dari beberapa hal yang disinggung oleh Paulus, kehidupan keluarga menjadi
salah satu bahan penting dalam surat penggembalaan Paulus yang diteruskan
ke jemaat yang dipimpin Titus.
Dalam teks bacaan kita hari ini Paulus membagi ke dalam 4 peran kehidupan.
Kita hanya akan menekankan pada 3 peran yang mencakup dalam kehidupan
berkeluarga/berumah tangga.
Bagi laki-laki (Papa, Paman, Kakek)
Hidup sederhana → sopan, rendah hati, tidak suka menonjolkan diri, tidak
berlebihan dan tidak memamerkan kekayaan
Terhormat → mulia, berbuat yang tidak memalukan
Bijaksana → arif, mampu memutuskan dengan baik, mampu mengambil
keputusan yang tepat, tidak grasa grusu
Sehat dalam iman, kasih dan ketekunan → memiliki kepercayaan kepada
Tuhan, menunjuk pada kondisi kehidupan rohani yang stabil, hidup dalam
keteguhan hati, rajin dalam mengerjakan sesuatu
Maka dari itu, setiap anggota keluarga memiliki partisipasi dalam setiap kasih
yang dijabarkan oleh Paulus. Dalam berpartisipasi tidak bisa saling menunggu
satu sama lain.
Contohnya ibu menantikan ayah berbuat baik terlebih dahulu, barulah si ibu
berbuat baik. Dengan demikian, kasih akan bersifat transaksional layaknya
perdagangan. Menawar dahulu baru membeli. Berbicara tentang kasih, tak
perlu menantikan satu sama lain untuk melakukannya.
Lalu bagaimana caranya? Untuk memiliki kasih yang partisipatif dengan tidak
saling menunggu, dibutuhkan inisiatif atau keaktifan. Mau tidak mau harus ada
yang membuka diri untuk memulainya dan saling memulai sehingga kasih
benar-benar bisa dihidupi
Partisipasi dalam kasih akan memberikan dampak yang baik. Inilah yang
ditekankan Paulus apabila partisipasi kasih ini terjadi. Paulus mengatakan
bahwa:
1) “Firman Allah jangan dihujat orang.” (ay. 5)
2) “... dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juru Selamat kita.” (ay. 10)
Inilah dampak apabila seluruh anggota keluarga berpartisipasi dalam kasih.
Di sinilah tugas kesaksian terjadi dalam keluarga Kristen. Bersaksi bukan sekedar
banyak berbicara tentang Tuhan, namun yang paling utama adalah bersaksi
melalui perbuatan melakukan kehendak Bapa seperti yang diungkapkan Yesus
dalam Matius 7:21.
PELAJARAN 2
Tujuan:
Membimbing anggota KPW mendapatkan pengertian yang benar tentang
memuji Tuhan bersama di Rumah Tuhan (Gereja)
Pendahuluan:
Ketika kita sedang menyukai sesuatu, entah menyukai seseorang atau sebuah
benda, maka sudah pasti kita akan memberikan pujian untuk hal-hal itu. Kita
akan menceritakan kebaikan-kebaikannya dan ingin agar orang lain
menyaksikan dan menyetujui serta akhirnya juga ikut memberikan pujian.
Tentu saja dalam ibadah, persekutuan, pendalaman Alkitab, saat teduh pribadi,
berdoa kita sering dan pasti memuji Tuhan.
Perntanyaannya:
Sudahkah kita memahami arti memuji Tuhan?
Sudahkah pujian kita kepada Tuhan lahir dari kesungguhan hati atau baru
sekedar rutinitas, dengan sedikit atau bahkan tanpa penghayatan sama
sekali?.
Untuk mengetahui hal itu mari kita memperhatikan bacaan kita hari ini. Dari
Mazmur 134:1-3, kita akan melihat apa makna ajakan memuji Tuhan ini buat
kita para hamba-Nya masa kini?
Ketika kita sedang membicarakan sesuatu yang hebat, tanpa sadar fisik kita,
entah tangan kita, mimik wajah kita, kepala kita, dsb., ikut bergerak dam
menunjukkan ekspresi. Saat kita melakukan suatu pekerjaan dengan sepenuh
hati, maka kesungguhan itu dapat kita lihat dari gerakan fisik kita, dahi kita yang
berkerut, sampai tangan kita yang cekatan mengerjakan sesuatu, dsb. Atau
ketika kita sedang kesal, maka ekspresi wajah kita akan cenderung cemberut,
menunjukkan kemarahan, dsb., berbeda dengan ketika kita merasa sukacita,
ekspresi wajah kita akan sumringah, ceria, penuh semangat, dsb.
Demikian juga ketika kita sedang memuji Tuhan, maka seharusnya tubuh akan
mendukung gerakan fisik sekecil apapun itu. Misalnya menutup mata,
menautkan telapak tangan di depan dada, mengangkat tangan, dsb. Selama kita
menyanyi bersama-sama di gereja, maka kita bebas mengekspresikan
kesungguhan hati kita ketika memuji Tuhan, selama itu tidak mengganggu
jemaat yang lain.
Ingatlah bahwa dalam memuji Tuhan kita sedang mengangkat tangan ke tempat
kudus. Itu artinya, pujian kita kita tujukan bagi Tuhan semata-mata. Tuhan
adalah alasan kita memuji Tuhan. Kita tidak memuji Tuhan untuk
menyenangkan jemaat atau diri kita melainkan untuk menyenangkan Tuhan.
Karena itu kita perlu sungguh-sungguh dan sepenuh hati dalam memuji Tuhan.
Pencapaian Belajar:
1. Jelaskan kembali apa artinya memuji Tuhan?
2. Bagaimana cara kita memuji Tuhan?
PELAJARAN 3
PENGABDIAN HARTA
MALEAKHI 3:6-12
Tujuan:
Membimbing anggota KPW untuk menyatakan pengabdian harta kepada Tuhan
Pendahuluan:
Seseorang sedang membuat wawancara berkaitan dengan meberikan
persembahan dan persepuluhan kepada Tuhan melalui gereja. Dari wawancara
itu didapati bahwa beberapa orang tidak memberikan persembahan atau
persepuluhan dengan alasan kondisi keuangan yang tidak mencukupi. Di sisi lain
ada seorang yang sangat kaya dengan penghasilan miliayaran setiap bulan. Dia
berkata: “Saya memberikan persembahan besar, tetapi tidak memberi
sepersepuluh, karena rasanya tidak mungkin.” Lalu pewawancara menanggapi
dengan bercanda “Bagaimana kalau kita berdoa saat ini agar Tuhan
menurunkan pendapatan Bapak sampai pada level persepuluhan yang masuk
akal menurut Bapak?.”
Begitu banyak alasan yang diucapkan orang Kristen ketika sampai pada
pengajaran tentang pengabdian harta yaitu persembahan dan persepuluhan.
Orang yang berpenghasilan kecil menjadikan kurangnya penghasilan sebagai
alasan untuk tidak memberi persepuluhan. Orang yang berpenghasilan besar
menolak memberi persepuluhan karena rasanya terlalu besar memberikan
uangnya kepada Tuhan melalui gereja. Pendapatan kecil atau besar sama-sama
menghadapi tantangan untu memberi atau tidak memberi.
Lalu, mengapa Allah menghendaki kita untuk menaati perintahNya dalam hal
pengabdian harta?
Jangan salah mengira, Tuhan tidak membutuhkan harta kita. Ingat, Dia adalah
pemilik segala sesuatu. Umat Israel, memberi persembahan atau tidak, harta itu
tetaplah milik Tuhan. Jadi, harta atau uang bukanlah tujuan utama, tetapi
apakah umatNya menaati perintahNya, itulah tujuan utamaNya.
Bagaimana dengan kita saat ini? Apa tanggapan kita pada perintah Tuhan
untuk memberi persembahan dan persepuluhan di gereja?
Apakah kita sudah menaatinya?
Tuhan mau kita memberikan eprsembahan harta yang terbaik. Memberi yang
terbaik dari milik kita itulah yang dimaksud dengan mempersembahkan korban.
Jadi, ketika kita tidak siap memberikan persembahan dan persepuluhan maka
kita tidak siap untuk berkorban.
Dalam Ay. 11-12, Tuhan berfirman bahwa Dia akan membuka pintu berkat bagi
mereka yang menaati firmanNya dalam hal persembahan dan persepuluhan.
Asal kita mendahulukan Tuhan dalam hidup kita, maka segala keperluan hidup
kita akan di tambahkan.
Kesimpulan
Memberi persembahan persepuluhan bukan tentang uangnya ettapi tentang
ketaatan kita pada perintah Tuhan. Jika kita sungguh-sungguh beriman bahwa
Tuhan akan mencukupkan kebutuhan kita, maka tidak ada keraguan untuk
mempersembahkan yang terbaik bagi Dia dan Tuhan akan menepati janjiNya
untuk memberkati berlimpah orang yang setia dalam persembahan dan
persepuluhan.
Pencapaian belajar:
Sudahkah kita setia dalam memberikan persembahan dan persepuluhan
kita?
Apa pengalaman saudara ketika memberikan persembahan dan
persepuluhan dengan jujur? (Sebagai pengajar, bagikan pengalaman Anda
dalam ketaatan memberikan persembahan dan persepuluhan?)
PELAJARAN 4
Tujuan:
Membimbing anggota KPW untuk belajar merasa cukup dengan apa yang Tuhan
percayakan
Anggota KPW tidak menjadikan materi/harta sebagai berhala
Pendahuluan
Kapankah kita pernah merasa cukup? Tidak peduli seberapa keras kita bekerja
dan menghasilkan uang, bukankah rasanya selalu ada yang kurang? Selalu ada
barang-barang keren yang ingin kita beli atau tempat makan nge-hits yang mau
kita coba. Awalnya, mungkin kita hanya mengikuti teman-teman kita, tetapi
lama-lama, kita pun terjatuh ke dalam gaya hidup konsumerisme.
Jika kita tidak berhati-hati, uang dapat menjadi masalah besar. Kecuali kita
belajar untuk merasa cukup, kita tidak akan pernah bisa keluar dari jerat hutang
yang membayangi hidup kita.
Kita harus menyadari bahwa kekayaan duniawi bukanlah sesuatu yang dapat
kita andalkan. Lagi pula, banyak kekayaan dapat hilang dengan sekejap mata
karena sesuatu sesederhana salah investasi. Lebih lagi, kita tidak mungkin dapat
memilikinya lagi setelah kita meninggal. Apabila kita memahami kenyataan ini,
kita harus menerima nasihat Paulus kepada jemaat Filipi dan mencukupkan diri.
Sebagai anak-anak Allah, kita mengalami sukacita yang tak terukur bukan
karena harta benda yang kita miliki, tetapi karena status sosial kita. Kita tahu
bahwa sukacita kita berasal dari Allah.
Pencapaian Belajar:
Bagaimana kita dapat merealisasikan perkataan Rasul Paulus tentang
mencukupkan diri dalam segala keadaan?
Pernahkah meminta secara berlebihan kepada Tuhan? Hal apakah itu? Dan
bagaimana kita bisa segera menyadari bahwa Tuhan tidak berkenan
atasnya?
Hal-hal dunia apakah yang menghalangi Anda merasa cukup?
PELAJARAN 5
BAHASA CINTA
1 YOHANES 4:20-21
Tujuan:
Anggota KPW mampu memahami dan mempraktikkan bahasa cinta dalam
kehidupan berkeluarga
Pendahuluan:
Demi cintaku padamu, gunung tinggi akan kudaki, lautan luas akan kuseberangi.
Kata-kata di atas sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang
dengan menggebu-gebu menyatakan betapa besarnya cinta yang ia miliki untuk
sang kekasih. Melalui bahasa yang puitis menyatakan kasihnya, siap
menghadapi dan melibas berbagai tantangan demi sang kekasih.
Tetapi akhirnya pernyataan yang luar biasa itu hanya omong kosong belaka,
gara-gara sebuah masalah kecil. Tidak jarang, kata-kata “lebay” di atas dipakai
untuk menyindir orang yang dianggap sebagai bisa “ngomong tapi tak bisa
bertindak”
Tapi setidaknya melalui ayat ini kita diingatkan, bahwa ada orang-orang yang
nyata di depan mata kita yang membutuhkan kasih dan perhatian kita. Mari kita
belajar untuk menyatakan kasih dengan sungguh-sungguh kepada mereka,
sambil kita tetap berusaha menyatakan kasih kepada siapa saja. Mari kita
belajar dan juga mengajar keluarga kita untuk mengasih sesama, sebagai wujud
nyata kita mengasihi Allah.
KEGIATAN
Aplikasi 5 Bahasa Cinta:
Gary Chapman dalam bukunya 5 Bahasa Kasih menjabarkan 5 bahasa Kasih,
Anggota keluarga dapat mendiskusikan. Apakah sudah dilakukan? dan Apakah
sudah dirasakan?
Misalnya dengan mengucapkan "I love you" setiap anaknya berangkat sekolah
atau tiap suami/istri berangkat kerja sambil mencium anak atau isteri/suami.
Usahakan selalu menghargai setiap usaha pasangan atau anak dengan cara
memberikannya pujian. Tidak perlu menunggu pasangan atau anak kita
melakukan suatu pencapaian luar biasa, namun cukup dengan ucapan "terima
kasih, “wah kamu hebat sekali" saat anak selesai menggambar atau "terima
kasih suamiku, kamu memang yang terbaik" saat suamimu mau membantu
mencuci piring, dsb.
2. Hadiah
Berikan hadiah di saat-saat yang tidak terduga. Hadiah bisa menjadi suatu
simbol cinta, sehingga hadiah menjadi salah satu bahasa cinta. Berikan hadiah
tidak hanya dalam momen-momen penting, seperti ulang tahun.
Suami/Istri dan anak-anak ini akan lebih senang lagi jika kita bisa
memberikannya di saat-saat yang tidak terduga. Hadiah tidak perlu mahal,
melainkan bisa juga diwujudkan dengan kejutan dalam bentuk kehadiran kita
atau hasil karya. Bahkan bisa juga sekedar membelikan makanan.
4. Sentuhan Fisik
Sentuh dengan penuh kasih sayang. Physical touch merupakan bahasa cinta
yang bisa dilakukan dengan mudah. Menurut Chapman, sentuhan fisik yang
umum dilakukan adalah mencium dan memeluk. Sebagai contoh orang tua bisa
melakukan "tos" dengan anaknya atau membacakan cerita di pangkuan.
Lakukan dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Penerapan
Cobalah untuk mempraktekkan bahasa kasih itu di dalam keluarga kita. Kenali
bahasa kasih pasangan atau anggota keluarga kita.