Anda di halaman 1dari 4

H U R I A K R I S T E N B A T A K P R O T E S T A N (HKBP)

HKBP PERUMNAS SIMALINGKAR RESSORT SIMALINGKAR


Pengakuan Pemerintah Tanggal 11 Juni 1931 No.48 Staatsblad Tahun 1932 No.360
Pengakuan Ulang Pemerintah RI. Cq. Dep. Agama RI No.33 Tanggal 06 Februari 1988
RESSORT SIMALINGKAR DISTRIK X MEDAN ACEH
Alamat : Jl. Bawang 8 No.2 Perumnas Simalingkar Medan – Sumatera Utara
E-mail : admhkbppsimalingkar@gmail.com
+

 Khotbah : Yakobus 2 : 5 – 13  Epistel : Yesaya 35 : 4 – 10


Tertib Acara Kebaktian Lingkungan Di Keluarga Masing – masing

TOPIK : P I R M A T O N D I M , U N A N G H O T A H U T A N
KUATKANLAH HATIMU JANGAN TAKUT
HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
Selasa, Rabu, 31 Agustus 2021 & 01 September 2021
(P = Pemimpin Ibadah K : Anggota Keluarga S : Semua)
I. PERSIAPAN
a. Semua anggota keluarga mengambil tempat yang nyaman untuk ibadah
b. Masing – masing Jemaat Mempersiapkan Bibel/Alkitab, Buku Ende,
c. Sebelum ibadah, setiap lagu didalam acara ini dipelajari terlebih dahulu
1. I B A D A H ; Martangiang na hohom
2. MARENDE BE. No. 10 : 1 – 2 “Hupuji Hupasangap Ho” BL. 128
♫ Hupuji hupasangap Ho Amang pardenggan basa. Ai jadijadianMu do sude angka
na masa. Ditompa Ho do sasude Dagingku ro di tondi pe Pinuji ma goarMu
♫ Saluhut na tinompaMi Naeng sonang di rohaMu. Arian dohot borngin pe
Disarihon rohaMu. Nang uhum di gomgomanMi Na tigor na sintong do i Pinuji ma
goarMu
3. Votum – Introitus-Tangiang
P: Marhitehite Goar ni Debata Ama dohot Goar ni AnakNa, Tuhan Jesus Kristus
dohot Goar ni Tondi Parbadia, na tumompa langit dohot tano on. Amen. Pos
situtu do rohangku, manang hamatean, manang hangoluan, manang angka
surusuruan ni Debata, manang harajaon, manang hagogoon, manang angka na
masa nuaeng, manang angka na ro sogot, ndang tarbahen i manirangi hita sian
haholongon ni roha ni Debata, na marhitehite Kristus Jesus Tuhanta i. Haleluya
Martangiang ma hita..: Ale Tuhan Debata, Pargogo na so hatudosan ! Ho do
silehon apulapul tu angka na marsak roha. Ho do silehon gogo tu angka na gale.
Asi ma rohaM ! Tatap ma angka na marsak roha dohot angka na hona
pangunjunan. Sai tatap ma hoihoinasida, jala palua nasida sian hagogotan i, asa

1
patar diida nasida: Ho do pangurupi, haporusan dohot pangaramoti di hagogotan
marhitehite Tuhan Jesus Kristus, Tuhannami. Amen.  
4. EPISTEL : Yesaya 35 : 4 – 10 (Dibaca Secara Bergantian)
5. MARENDE BE. No. 217 : 2 “Jahowa Do Donganku” BL.248
 Ai damang do Jahowa Hupuji i tongtong. Sai i digolom roha Marningot na holong.
Do roha ni Natimbo Tuk do gogoNa i. Mambuat nasa holso Pasonang rohangki
6. Khotbah : Yakobus 2 : 5 – 13
Topik Minggu XIV Setelah Trinitatis;
Kuatkanlah Hatimu Jangan Takut
Saudaraku yang terkasih, seringkali manusia salah dalam menilai sesamanya, dan
kebanyakan mereka menilai dari hal yang lahiriah (ay.1 – 4), tetapi jika kita
perhatikan dalam nats kotbah kita (ay. 5 – 13) justru apa yang dipandang ringan
oleh manusia, yang diperhatikan Allah dan dipakai Tuhan sebagai alat bagi
kemuliaanNya. Walaupun sering sekali gaya, penampilan, kekayaan, jabatan
seseorang dan lain sebagainya membuat orang lain memperlakukannya menjadi
istimewa. Orang lain memperlakukannya berbeda dari orang yang berpenampilan
sederhana apalagi lusuh dan kumal. Kejadian seperti ini memang merupakan
kejadian nyata sehari-hari yang ada dalam kehidupan kita. Seringkali kita sebagai
manusia justru lebih sering menilai seseorang dari penampilan luarnya.
Ada sebuah film pernah menampilkan kisah seorang Bapak yang hidup
dijalanan bersama seorang anak kecil yang juga ia temui dan kenal di jalanan.
Suatu kali, mereka mendapatkan sebuah dompet yang terjatuh, berisi banyak
uang. Sahabat kecilnya punya keinginan sejak dulu untuk dapat menikmati
makanan enak di sebuah restoran mewah yang sering mereka lalui. Si Bapak
mengajak anak kecil sahabatnya itu menuju restoran yang dimaksud.
Sesampainya di pintu restoran itu, mereka dihalangi oleh penerima tamu dan
tidak diperbolehkan masuk ke dalam. Seorang security juga  mendatangi mereka
sambil dengan halus menyuruh mereka pergi. Si kecil sedih karena tidak bisa
menikmati makanan enak idamannya. Kemudian si Bapak mengajaknya
berbelanja ke sebuah toko pakaian dan membeli untuk mereka setelan pakaian
dan sepatu yang mahal harganya. Setelah berganti penampilan, mereka kembali
menuju restoran tadi dan sambutan dari penerima tamu sudah berbalik menjadi
ramah. Seperti itulah kondisi manusia yang memang secara kodrati lebih melihat
penampilan luar saja.
Alkitab mengatakan bahwa kita sebagai orang yang beriman kepada
Yesus Kristus, kita tidak boleh mengamalkan iman kita dengan memandang

2
muka. Kita harus meneladani Yesus Kristus yang dalam melakukan pelayananNya
tidak pernah memandang muka. Jika kita perhatikan, kedua belas murid Yesus
berasal dari latar belakang yang sangat berbeda, mulai dari nelayan yang
mungkin adalah orang yang miskin, pemungut cukai yang pastinya kaya
walaupun mungkin uangnya berasal dari hal-hal yang tidak baik, pemberontak
Zelot, dan lain sebagainya. Bahkan dalam pelayananNya, Tuhan Yesus tidak
pernah menolak orang-orang dari status sosialnya. Ia memang dekat dengan
orang-orang miskin, tetapi Tuhan Yesus pun juga pernah menyembuhkan anak
seorang perwira, dan bahkan banyak perempuan-perempuan kaya yang pernah
disembuhkan oleh Tuhan Yesus (Luk 8:1-3). Pelayanan yang dilakukan Tuhan
Yesus tidak melihat status sosial dari orang yang menerima pelayananNya.
Memandang muka atau pilih kasih bukanlah hal yang dikehendaki oleh
Yesus Kristus untuk dilakukan murid-muridNya kepada orang lain. Yesus mau
agar murid-murid termasuk kita semua yang mengaku percaya kepadaNya
memperlakukan hal yang sama kepada orang lain seperti yang pernah
dilakukanNya. Memperlakukan orang lain dengan memandang muka dan pilih
kasih bisa membuat orang lain menjadi kecil hati dan tidak memiliki arti.
Memperlakukan orang lain dengan perlakuan yang sama, lebih baik daripada
memperlakukannya dengan pilih kasih. Tuhan memilih kita tidak dengan pilih
kasih, Dia tidak mengangkat kita menjadi umatNya karena jabatan yang kita
punya, bukan karena kekayaan yang dimiliki, bukan karena kebaikan kita, tetapi
karena kasihNya yang tidak pernah memandang muka. Latarbelakang kehidupan
kita yang buruk bukan menjadi alasan bagi Tuhan untuk tidak mengasihi kita.
Tetapi dengan penuh kasih kita diangkat dari noda kotor, dibersihkan dan
disucikan dengan darahNya yang kudus dan diangkat menjadi  milik
kepunyaannya yang kudus dan berkenan kepadaNya (1 Petrus 2:9). Kalau Tuhan
saja tidak memandang muka kepada manusia, mengapa kita juga tidak
melakukan hal yang sama? Mengapa kita masih memperlakukan sesama kita
dengan melihat jabatan, kekayaan, dan penampilannya?
Seorang tunawisma yang berpakaian lusuh masuk ke sebuah toko baju yang
sangat mahal.  Suatu hal yang aneh, sekalipun para pegawai toko sudah
mengetahui ia seorang tunawisma yang tidak akan mampu membeli baju di
sana, tetapi ia tetap dilayani dengan sangat baik sama seperti para
pengunjung lainnya.  Ada seorang pengunjung toko yang melihat hal
tersebut dan bertanya mengapa tunawisma itu diperlakukan layaknya
seorang pelanggan, pegawai yang melayani tunawisma itu mengatakan

3
bahwa bukan tugas mereka untuk menilai orang yang datang ke toko itu,
tetapi tugasnya hanyalah melayani mereka dengan baik.
Dari cerita diatas, kita diajak untuk memperlakukan dan mengasihi sesama
dengan tulus dan tidak memandang muka agar nama Tuhan semakin dimuliakan.
Oleh sebab itu janganlah kita berkecil hati jika keadaan kita ini miskin, lemah dan
tak berdaya, pada masa sulit ini dalam manusia, biarlah hidup kita berkenan
untuk Tuhan, dan kuatkanlah hati kita serta jangan takut! tetap hidup dalam iman
maka kita dijadikan Tuhan alatNya untuk menunjukkan kuasaNya didunia ini serta
menjadi ahli waris dalam kerajaanNya. Amin
7. MARENDE BE. No. 127 : 1 + 7 “Lam Gogo” BL.121
 Lam gogo, lam gogo, Lam gogo mardalan ho, Sion tu banuaginjang Nang
satongkin unang so, PalitoM baen marsinondang Di na tiur i mardalan ho Lam
gogo, lam gogo.
 Tiop ma, tiop ma, Sion tiop burjuMi. Sai tongtong ma ho manggogo Mandopangi
musumi. Ndang be dao ho sian surgo Sai paujung paraloanmi Burjumi tiop i.
8. TANGIANG PANGONDIANON :
9. MARENDE BE. No. 213 : 1 – 2 “Dung Sonang Rohangku” BL.115
(Papungu Pelean)
 Dung sonang rohangku dibaen Jesus i Porsuk pe hutaon dison. Na pos do
rohangku di Tuhanta i Dipasonang tongtong rohangkon. Sonang do, sonang do
Dipasonang tongtong rohangkon
 Nang dihaliangi sibolis pe au Naeng agohononNa muse. Naung mate Tuhanku
Mangolu ma au Utangki nunga sae sasude. Sonang do, sonang do Dipasonang
tongtong rohangkon
10.TANGIANG PENUTUP ; ALE AMANAMI + PASUPASU
P: Rap ma hita mandok, Tangiang Ale amanami
K: Ale amanami na di banuaginjang ...
P: (Mangendehon, Amen, Amen, Amen)
TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA - SALAM SEHAT
Disusun oleh Pdt.Sugara

Anda mungkin juga menyukai