Anda di halaman 1dari 15

Mewaspadai Bahaya Kekuatiran Dalam Hidup

Mewaspadai bahaya kekuatiran dalam hidup ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil
dari Injil Matius 6:25-34. Salah satu ayat yang ditulis oleh penginjil Matius terkait dengan kekuatiran
menegaskan demikian: Sebab itu JANGANLAH KAMU KUATIR akan hari besok, karena hari besok
mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari Matius 6:34.

Bicara tentang hari esok atau bicara tentang masa depan, memang tidak ada seorang pun bisa
mengetahui masa depannya. Karena ketidaktahuan itulah, maka banyak orang yang menjadi cemas,
takut, galau, dan kuatir menghadapi masa depannya.

Kekuatiran, kecemasan, kegalauan, dan ketakutan merupakan sifat alamiah yang dimiliki oleh
manusia. Dikatakan demikian, karena tidak ada seorang manusia pun di bumi sempurna. Semua
telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan, kehilangan berkat dan kehilangan pegangan dalam
hidupnya.

Sebagai orang Kristen, yang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat prbadi
juga tidak luput dari rasa takut, rasa cemas, rasa galau dan rasa kuatir dalam hidupnya. Dengan kata
lain, tidak ada satu manusia pun yang kebal terhadap semua rasa itu.

Kendati demikian, kita sebagai pengikut Kristus memiliki keuntungan lebih jika dibandingkan dengan
orang yang di luar Kristus. Mengapa demikian? Karena kita dijamin oleh Tuhan, dipemelihara oleh
Tuhan, dibela oleh Tuhan dan diberkati oleh Tuhan.

Masa depan kita adalah masa depan yang penuh harapan karena dijamin oleh Tuhan. Kita hidup
dalam rancangan dan desain Tuhan yang sempurna. Tuhan tidak pernah merancangkan kecemasan,
ketakutan, kegalauan dan kekuatiran bagi hidup kita. Tetapi rancangan Tuhan bagi kita itu selalu
indah, penuh bahagia dan penuh harapan.

Melalui nabi Yeremia, Tuhan mendeklarasikan janji terbaik bagi masa depan kita. Dikatakan
demikian: Seba Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan Yeremia 29:11.

Berdasarkan kutipan firman Tuhan di atas, sesungguhnya tidak ada alasan bagi kita untuk kuatir
dalam hidup ini. Tetapi karena faktor kedagingan, keterbatasan dan kekurangan kita menyebabkan
rasa takut, rasa cemas, rasa galau dan rasa kuatir itu muncul.

Guna bisa mengalahkan kekuatiran dalam hidup kita, rasul Petrus dalam suratnya memberikan
motivasi dan nasehat kepada kita menyerahkan rasa kuatir itu kepada Tuhan dan bukan untuk
memeliharanya. Rasul Petrus menulis demikian: SERAHKANLAH segala kekuatiranmu kepada-Nya,
sebab Ia yang memelihara kamu 1 Petrus 5:7.

Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: Apa saja bahaya kekuatiran yang harus kita waspadai
dalam hidup kita? Berdasarkan firman Tuhan dalam Injil Matius 6:25-34, maka ada beberapa
bahaya dari rasa kuatir yang bisa mengancam kehidupan kita, yaitu:
Satu, rasa kuatir dalam konteks di atas sebenarnya adalah ekspresi tidak percaya akan penyertaan
Tuhan melalui Kristus yang di dalam kita. Artinya, kita meragukan providensia atau pemeliharaan
Tuhan yang sempurna dalam hidup kita. Ini sangat berbahaya.

Dua, rasa kuatir bisa menyumbat pipa iman kita untuk menerima janji Tuhan dalam hidup kita.
Rasa kuatir menghambat iman kita dan membuat iman kita menjadi lemah, sehingga kehilangan
harapan kepada janji Tuhan. Ini juga sangat mengancam dan bahaya sekali.

Tiga, rasa kuatir akan membuat kita tidak bahagia. Rasa kuatir merampas damai sejahtera kita,
menghilangkan sukacit dalam hidup kita. Rasa kuatir menghambat berkat dan pertolongan Tuhan
dalam hidup kita. Rasa kuatir membuat confidence atau rasa percaya diri kita menjadi lemah.
Cara Mengatasi Masalah Hidup - Selama kita hidup di planet yang bernama bumi ini, selama itu juga
kita akan dihadapkan kepada ragam masalah. Makin hari makin bertambah kompleks masalah hidup
yang kita hadapi. Dalam situasi dan kondisi yang demikian, tentu setiap kita ingin mengetahui cara
mengatasi masalah hidup yang kita alami. Mengapa demikian? Karena ketika kita tahu cara
mengatasi masalah hidup, maka itu akan membantu kita mengurangi dan meringankan beban hidup
kita atau paling tidak kita menemukan solusinya.

Banyak orang menjadi frustasi dalam persoalan yang dia hadapi karena semakin kuat dia berusaha
untuk menyelesaikan, semakin kuat pula persoalan itu melilitnya. Seolah-oleh seluruh energi dan
waktu yang dihabiskan tetap tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Hal ini tidak
jarang membuat seseorang putus asa dan merasa Tuhan tidak adil kepada dirinya.

Bagaimana cara mengatasi masalah hidup itu? Berikut beberapa cara mengatasi masalah hidup yang
kiranya bisa membantu Anda menyelesaikan masalah hidup yang Anda hadapi.

1. Perbaiki relasi dengan Tuhan

Ada kalanya kita mengalami kegagalan di jalan hidup yang kita tempuh. Kita gagal menyenangkan
hati Tuhan. Kita gagal hidup dalam pimpinan Roh Kudus. Kita gagal menaati firman Tuhan. Dalam
keterpurukan semacam itu, kita mengalami hambatan untuk dekat dan berkomunikasi dengan
Tuhan. Relasi kita dengan Tuhan menjadi terhambat. Banyak permasalah menimpa kita sebagai
konsekuensi logis dari kegagalan yang kita lakukan.

Bila itu juga masalah yang Anda hadapi, jangan kecil hati. Masih ada kesempatan yang Tuhan berikan
kepada kita untuk memperbaiki diri. Bangun kembali relasi dengan Tuhan karena Dia selalu
menerima kita kembali pada saat kita sadar dan datang kepada-Nya.

Barangsiapa membereskan hubungan antara dirinya dengan Allah, niscaya Allah akan membereskan
hubungan antara dia dan manusia semuanya. Lantas bagaimanakah seharusnya menghadapi urusan-
urusan dunia yang menyulitkan tersebut? Apakah kita bisa menghindarinya? Atau apakah semua itu
memang harus dijalani?

Dalam pandangan Allah, segala urusan yang kita khawatirkan dan takutkan adalah mudah bagi-Nya.
Seringkali kita berusaha menjalani itu semua dengan kekuatan diri sendiri, merasa sebagai superman
yang mampu menghadapi segala-galanya. Dan Allah ingin menunjukkan bahwa sebenarnya kita tidak
bisa apa-apa.

Dalam Injil Matius, Yesus mengatakan: "Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban
berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu" - Matius 11:28.

2. Bangun semangat hidup

Ketika kita gagal dalam hidup ini, semangat dan daya juang kita menjadi menurun. Kita terpenjara di
dalam kegagalan kita. Gairah hidup seakan sirna oleh kegagalan itu. Harapan terasa sangat jauh.
Hidup berjalan terseok-seok. Ingatlah bahwa selama kita masih hidup, maka persoalan itu selalu ada.
Mengeluh, marah, putus asa tidak dapat menyelesaikan masalah.

Oleh karena itu, kita harus bangkit dan tumbuhkan kembali semangat dan motivasi serta gairah
hidup yang sempat menurun karena kegagalan. Ingat kegagalan itu hanya sementara dan tidak
permanen. Kegagalan itu bisa diperbaiki dengan membangun kembali semangat dan daya juang kita
untuk meraih apa yang menjadi impian kita.

Pada waktu kita bersemangat, maka persoalan macam apapun yang menimpa kita, kita tidak akan
menyerah. Kita bisa menanggungnya. Berpikirlah selalu positif. Buang semua pikiran negatif.
Kembangkan sikap mental pemenang. Ada Tuhan bersama kita yang selalu siap menolong kita untuk
bangkit kembali. Di dalam Tuhan, dan bersama dengan Tuhan, kita cakap menanggung segala
sesuatu. Rasul Paulus menulis demikian: Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang
memberi kekuatan kepada-Ku Filipi 4:13.

3. Belajar bersyukur dan rekreasi

Masalah membuat kita mengalami ketegangan. Hidup menjadi panik. Hormon-horman negatif
bermunculan. Denyut nadi dan jantung meninggi. Tensi darah juga ikut-ikutan menaik. Situasi
semacam ini dialami oleh kita semua.

Belajar bersyukur dan melakukan rekreasi merupakan langkah penting yang harus kita lakukan untuk
menenangkan hati dan pikiran serta jiwa kita. Di dalam bersyukur kita belajar untuk melihat Tuhan
bahwa Dia lebih besar dari permasalahan hidup kita. Di dalam rekreasi kita belajar untuk menikmati
hidup sebagai pemberian Tuhan dan menikmati alam ciptaan Tuhan sebagai penenang jiwa kita.
Oleh sebab itu kita butuh relaksasi. Beristrahat di alam terbuka. Berkunjung ke tempat-tempat
wisata. Bertamasyah ke lokasi yang kondusif. Jalan-jalan ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Berolahraga dan lain sebagainya. Semua aktivitas tersebut merupakan upaya kita untuk mengatasi
masalah hidup kita. Rasul Paulus menulis demikian: Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab
itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu 1 Tesalonika 5:18. Baca juga
bahan khotbah Kristen ini: YESUS MENAMPAKKAN DIRI DAN MANFAATNYA BAGI GEREJA.
Jika Tuhan tahu saya mengalami kesakitan mengapa Ia tak menolong saya?
(Surat)

Saya berharap bahwa saya percaya Yesus Kristus, bahwa Dia mengasihi dan peduli kepada saya,
tapi saya tak mau mempercayai hal ini lagi. Mulai dari punya ibu berperilaku buruk dan telah
menghancurkan keluarga angkat saya, sampai pada kehilangan abang angkat saya yang terkasih.
Saya bahkan sempat berpikir apakah Allah benar-benar ada. Saya melihat orang-orang Kristen yang
selalu menggemborkan dirinya, bahwa mereka dapat menolong siapa saja tanpa diminta, tapi pada
kenyataannya mereka tak peduli dengan saya. Jika Tuhan mengasihi saya, setidaknya Ia akan
memberi sedikit pertolongan, bukankah demikian? Tapi tak satu pertolongan pun yang saya terima.
Mengapa? Karena Tuhan tidak mengasihi saya!

--Anna

Oh, Anna suratmu menunjukkan betapa terlukanya hatimu. Saya tak dapat menyelami hatimu dan
perasaanmu, bahkan orang lainpun tidak. Engkau terjebak dalam tiga perasaan sekaligus karena apa
yang engkau alami yaitu sakit hati, terabaikan dan keraguan. Terus terang bukanlah suatu hal yang
mudah mempunyai seorang ibu berperilaku buruk atau menghadapi kehancuran dan penderitaan
atas kehilangan orang yang engkau kasihi. Ada satu hal yang sangat pasti terjadi pada engkau
sekarang. Hal itu akan membuat engkau berubah - semakin baik atau semakin buruk. Dalam situasi
yang sulit, hubunganmu dengan Kristus bisa semakin dekat atau semakin jauh. Namun di tengah
kesukaran yang kita hadapi sulit untuk melihat hal ini, bahkan sangat sukar untuk melihat kasih
Tuhan kepada kita. Saya teringat akan Ayub seseorang dalam Perjanjian Lama, seorang pria yang
mengalami masa yang sukar. Ia kehilangan semua anggota keluarganya, kekayaannya dan ia
mengalami sakit yang parah. Ia pun merasakan seperti yang engkau alami Anna. Lihatlah pada apa
yang dikatakan Ayub di tengah-tengah masa sukarnya: "Sesungguhnya kalau aku berjalan ke timur,
Ia tidak di sana; atau ke barat, tidak kudapati Dia; di utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling
ke selatan, aku tidak melihat Dia." (Ayub 23:8-9) Dan saya ingin agar engkau mengerti Anna, akan hal
yang sama seperti yang dimengerti Ayub di akhir penderitaannya: Tak peduli apapun yang terjadi
atau apapun perasaanmu sekarang ini, Tuhan itu ada dan Ia sangat mengasihimu. Seburuk apapun
keadaan kita, tak ada yang sanggup memisahkan kita dari kasih Allah. Kisah Mengenai Allah Satu hal
engkau benar, Anna. Tak semua orang Kristen itu baik, terkadang mereka meninggalkan kita begitu
saja saat kita mengalami penderitaan yang mendalam. Tuhan Yesus pun mengalami hal ini dengan
berat. Di saat Ia ditangkap sebagai kriminal dan digantung di atas kayu salib, semua murid, sahabat
dekat meninggalkanNya begitu saja. Mereka meninggalkanNya sendiri saat Ia mengalami masa-masa
tersukarNya. Saat orang Kristen mengecewakanmu, hal ini bukan berarti bahwa Tuhan
mengabaikanmu. Tak akan pernah hal itu terjadi. Ia mempunyai rencana yang indah untukmu Anna.
Jadi sekalipun di tengah-tengah patah hatimu katakanlah pada Tuhan dalam doamu, "Saya akan
tetap bertahan dan menungguMu untuk mendemonstrasikan kasih dan kuasaMu, tak peduli apapun
yang terjadi padaku." Saya rindu agar engkau dapat mengatakan hal yang sama seperti yang
dikatakan pemazmur dalam Mazmur 27:14, "Nantikanlah Tuhan! Kuatkan dan teguhkan hatimu! Ya,
nantikanlah Tuhan." Jika engkau melakukan hal ini Anna, saya tahu pasti apa yang akan terjadi
padamu. Engkau akan keluar sebagai pemenang dari kesakitanmu dan akan menjadi seorang yang
lebih kuat. Engkau akan mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan Ayub, "Karena Ia tahu
jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku,aku akan timbul seperti emas." (Ayub 23:10) Jadi
bertahanlah Anna, saya tahu engkau dapat melewatinya dan muncul sebagai pemenang.
Mengapa Tuhan Mengijinkan Orang Benar Menderita?
Hal ini merupakan pertanyaan yang sukar dijawab oleh orang Kristen. C.S Lewis pernah
mengatakan bahwa masalah penderitaan merupakan senjata yang ampuh bagi kaum
atheis untuk menyerang iman Kristen. Jika kita mengerti akan kebenaran ilmu
pengetahuan dan sejarah, kita akan tahu bahwa semuanya itu mendukung fakta bahwa
Tuhan ada. Seperti tertulis dalam Alkitab, "Orang bebal berkata dalam hatinya: 'Tidak
ada Allah.'" (Mazmur 14:1). Pertanyaan yang sering dilontarkan oleh kaum atheis
adalah bagaimana mungkin Tuhan yang penuh kasih memasukkan semua hal ini ke
dalam dunia seperti perang, penyakit, kesakitan, dan kematian dan terutama sekali hal
ini sering terjadi terhadap mereka yang tidak bersalah? Bukankah hal ini berarti Ia tak
mempunyai kasih itu kepada kita karena mengijinkan semua hal itu terjadi pada kita
atau Ia sama sekali tak berkuasa sehingga Ia berpangku tangan saja membiarkan kita
menghadapi itu semua. Hal ini berarti bahwa Alkitab telah salah sama sekali dalam
menempatkan Ia sebagai Tuhan yang penuh kuasa dan kasih. Hal ini sangat sukar untuk
dijawab oleh kita sebagai orang Kristen, tapi atheisme dan agnostisme pun bukanlah
jawabannya. Sekalipun begitu banyak kejahatan terjadi dalam dunia, tapi kebaikan lebih
banyak lagi yang terjadi. Hal ini membuktikan bahwa kebanyakan orang secara insting
masih menempatkan kebaikan sebagai sesuatu yang lebih daripada kejahatan. Kita
harus mengetahui bahwa semua pemikiran kita diciptakan oleh Tuhan. Dan kita dapat
menggunakan semua pemikiran kita untuk mengembangkan sesuai dengan yang
dikehendakiNya. Dan tidak digunakan secara sinis untuk menanyakan motivasiNya
"mengapa harus demikian". "Masakan Hakim segenap bumi tak menghakimi dengan
adil?" (Kejadian 18:25). "Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya,
'Mengapakah engkau membentuk aku demikian?'" (Roma 9:20). Kita tak bisa
menerapkan standar kebenaran. Hanya Ialah yang mampu melakukannya. Kita hanya
perlu menyesuaikannya dalam pikiran dan hati kita, sekalipun kita tak mengerti, tapi
apapun yang dilakukanNya sudah memenuhi definisi kebenaran itu. Menyesuaikan hal
ini dapat dilakukan dengan iman kita, dan kitapun bebas mencari cara untuk mengambil
suatu nilai tambah dari penderitaan ini, seperti halnya berkat. Semakin kita
merenungkan hal ini, akan membantu kita untuk tetap menjaga kebenaran sejati ini
dalam pikiran kita. Tak ada istilah orang yang tak bersalah menderita. Sejak "manusia
jatuh ke dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23), tak ada seorangpun
yang mempunyai hak untuk bebas dari murkaNya berdasarkan kebenarannya. Sejauh
ini ada yang berpendapat bahwa ada perkecualian bagi para bayi dan orang yang
mengalami cacat mental yang tak dapat membedakan mana yang benar ataupun jahat.
Tapi Alkitab menyatakan bahwa kita semua mempunyai dosa asal, dan orang-orang
inipun akan segera menjadi pendosa karena adanya pilihan bebas yang dapat
ditentukan oleh mereka sendiri. Dunia berada dalam kutukanNya (Kejadian 3:17)
karena pemberontakan manusia melawan FirmanNya. Perhambaan dosa dan keluhan
kesakitan dari semua makhluk ini (Roma 8:21, 22), bersifat universal, hal ini
berdampak bagi semua orang tak peduli pria, wanita, ataupun anak-anak. Tuhan
sebenarnya tak mau menciptakan dunia yang seperti ini dan satu hari semuanya akan
dibuat benar kembali seperti yang dinubuatkan dalam (Wahyu 21:4). Dan Ia akan
menghapus segala air mata, dari mata mereka dan maut tidak akan ada lagi, tidak akan
ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama
itu telah berlalu." Learn about how much Jesus Christ suffered Hanya Tuhan Yesus
Kristuslah, yang benar-benar merupakan "orang benar dan yang tak bersalah " dalam
sejarah manusia, yang mengalami penderitaan lebih dari siapapun yang pernah hidup.
Dan Ia melakukan ini untuk kita semua! Ia mati untuk segenap dosa kita (I Korintus 15
:3). Ia menderita dan mati, untuk membebaskan dunia ini dari kutukan Tuhan, dan
bahkan sampai sekarang, Ia dapat membebaskan siapa saja dari perbudakan dosa,
asalkan mereka mau menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Dengan
iman kita kepada kasih Tuhan dan karya penebusan Kristus, kita dapat mengetahui
bahwa semua penderitaan kita ini dapat berubah menjadi kemuliaanNya dan untuk
kebaikan kita Roh Kudus sering menggunakan penderitaan untuk membawa mereka
yang masih belum selamat kepadaNya. Penderitaan bagi orang Kristen dapat diartikan
sebagai peningkatan iman kita dan untuk membentuk karakter kita (Ibrani 12:11). Ia
mengasihi kita sekalipun sekarang ini Ia mengijinkan pencobaan dan penderitaan ke
dalam hidup kita. "Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah" (Roma 8:28).
Bagaimana kita tahu bahwa Alkitab itu benar?
Ratusan buku telah ditulis mengenai bukti-bukti pengilhaman ilahi Alkitab, dan bukti-bukti ini sangat
banyak dan bervariasi. Sayangnya, kebanyakan orang tidak pernah membaca satu buku pun
mengenai topik ini. Bahkan, tidak banyak yang membaca Alkitab itu sendiri! Jadi, banyak orang
terpengaruh oleh gambaran populer yang keliru bahwa Alkitab mengandung banyak kekeliruan dan
tidak lagi bermanfaat bagi kehidupan modern kita. Namun para penulis Alkitab berulangkali
menyatakan bahwa mereka menyampaikan Firman Allah itu sendiri, yang sama sekali tidak
mengandung kesalahan dan memiliki otoritas. Sangatlah menakjubkan jika seorang penulis
mengatakan hal tersebut, dan jika 40 orang penulis Kitab Suci dengan keliru mengklaim hal tersebut,
maka pastilah mereka semua berdusta atau tidak waras atau keduanya. Namun di pihak lain, jika
kitab yang teragung dan paling berpengaruh di sepanjang zaman, yang mengandung kesusastraan
yang sangat indah dan tuntunan moral yang paling sempurna yang pernah disusun, ternyata ditulis
oleh para penipu fanatik, maka harapan apa yang masih tersisa dalam usaha menemukan arti dan
tujuan hidup di dunia ini? Jika seseorang dengan sungguh-sungguh menyelidiki bukti-bukti alkitabiah
ini, ia akan menemukan bahwa klaim pengilhaman ilahi tersebut (yang dinyatakan lebih dari 3.000
kali dengan berbagai cara) sangat bisa dibenarkan. Nubuat Yang Digenapi Bukti mengagumkan
tentang nubuat yang digenapi hanyalah salah satunya. Ratusan nubuat di dalam Alkitab telah
digenapi, secara spesifik dan mendetail, seringkali lama setelah penulis nubuat tersebut meninggal.
Contohnya, Daniel meramalkan pada tahun 538 SM (Daniel 9:24-27) bahwa Kristus akan datang
sebagai Juru Selamat dan Raja Israel yang dijanjikan 483 tahun setelah Raja Persia mengijinkan
orang-orang Yahudi membangun kembali Yerusalem, yang pada saat itu masih berupa reruntuhan.
Nubuat ini, dengan jelas dan pasti, digenapi beberapa ratus tahun kemudian. Banyak nubuat yang
berkenaan dengan berbagai bangsa dan kota yang dengan berjalannya sejarah secara umum,
digenapi semuanya secara literal. Lebih dari 300 nubuat digenapi oleh Kristus sendiri pada
kedatangan-Nya yang pertama. Nubuat lain berhubungan dengan penyebaran kekristenan, agama-
agama palsu, dan pokok-pokok lainnya. Tidak ada kitab kuno maupun modern lain yang serupa
dengan kitab ini. Nubuatan-nubuatan yang samar-samar dan biasanya keliru dari orang-orang
seperti Jeanne Dixon, Nostradamus, Edgar Cayce, dan yang lainnya sama sekali tidak dapat
dimasukkan dalam kategori yang sama, demikian pula kitab-kitab agama lainnya seperti Al-Quran,
Ucapan-ucapan Khong Hu Cu dan tulisan-tulisan agama lainnya. Hanya Alkitab yang memperlihatkan
bukti nubuatan yang mengagumkan ini, dan menunjukkannya dengan skala yang begitu luar biasa
sehingga menjadikan semua penjelasan mengenai asal-usulnya terlihat absurd, kecuali penjelasan
bahwa Kitab ini adalah penyataan ilahi. Ketepatan Sejarah Yang Unik Ketepatan sejarah dalam Kitab
Suci menempatkannya dalam kelas tersendiri, jauh lebih superior dibandingkan tulisan-tulisan Mesir,
Asyur dan bangsa-bangsa kuno lainnya. Peneguhan arkeologi atas catatan Alkitab sepanjang abad 20
demikian banyaknya. Dr. Nelson Glueck, yang barangkali adalah ahli arkeologi Israel terbesar di
jaman modern ini, mengatakan: Tidak ada penemuan arkeologi yang menyanggah suatu
pernyataan Alkitab. Banyak penemuan arkeologi yang telah meneguhkan, baik secara garis besar
maupun rinci, berbagai pernyataan sejarah di dalam Alkitab. Dengan cara serupa, tinjauan yang
sesuai atas pernyataan Alkitab seringkali membawa pada penemuan yang mengagumkan.
Ketepatan Ilmiah Bukti penyataan ilahi yang mengagumkan lainnya diperlihatkan dalam banyaknya
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan modern yang dicatat sebagai fakta-fakta di dalam Alkitab jauh
sebelum para ilmuwan meneguhkannya secara eksperimen. Beberapa hal diantaranya: Bulatan bumi
(Yesaya 40:22) Keluasan yang nyaris tak terhingga dari alam semesta (Yesaya 55:9) Hukum kekekalan
massa dan energi (2 Petrus 3:7) Siklus hidrologis (Pengkhotbah 1:7) Jumlah bintang yang sangat
banyak (Yeremia 33:22) Hukum entropi yang semakin meningkat (Mazmur 102:25-27) Pentingnya
darah dalam proses kehidupan (Imamat 17:11) Sirkulasi atmosfer (Pengkhotbah 1:6) Medan gravitasi
(Ayub 26:7) dan banyak lagi yang lainnya. Tentu saja semua hal ini tidak diungkapkan dalam bahasa
teknis ilmu pengetahuan modern, melainkan dalam ungkapan pengalaman hidup manusia sehari-
hari. Namun demikian, semuanya sangat sesuai dengan fakta-fakta ilmu pengetahuan modern.
Penting dicatat bahwa tidak ada kekeliruan nyata yang pernah ditunjukkan di dalam Alkitab, baik
mengenai ilmu pengetahuan, sejarah atau pokok lainnya. Memang banyak kekeliruan yang sudah
diklaim orang, namun para ahli Alkitab selalu mampu menyajikan penyelesaian yang masuk akal atas
semua masalah yang muncul. Struktur Yang Unik Struktur Alkitab yang mengagumkan juga perlu
ditekankan. Meskipun Alkitab merupakan kumpulan dari 66 buah kitab, yang ditulis oleh 40 penulis
atau lebih dalam rentang waktu 2000 tahun, namun Alkitab tetap merupakan satu Kitab, yang
memiliki kesatuan dan konsistensi sempurna di setiap bagiannya. Para penulis Alkitab, pada saat
menuliskan kitabnya, tidak memiliki bayangan bahwa pesan mereka pada akhirnya akan
dikumpulkan menjadi sebuah Kitab seperti ini, namun demikian semuanya tersusun rapi dan
menyampaikan tujuan uniknya sendiri sebagai sebuah komponen dari keseluruhannya. Setiap orang
yang mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh pada akhirnya akan menemukan pola struktur
dan matematis yang mengagumkan yang terjalin di setiap bagiannya, dengan keterkaitan dan simetri
yang tidak dapat dijelaskan sebagai sesuatu yang bersifat kebetulan belaka atau yang dengan
sengaja disusun demikian. Satu-satunya tema Alkitab yang secara konsisten dikembangkan dengan
agung dari Kejadian sampai Wahyu adalah karya Allah yang besar dalam penciptaan dan penebusan
segala sesuatu, melalui Anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus. Efek Alkitab Yang Unik Alkitab
juga unik dalam hal pengaruh yang diberikannya kepada orang-orang dan kepada sejarah bangsa-
bangsa. Kitab ini merupakan kitab yang paling laku sepanjang zaman, menarik bagi hati maupun
pikiran, dicintai oleh setidaknya sebagian orang dari setiap ras atau bangsa atau suku bangsa yang
pernah dibawakan kitab ini, kaya atau miskin, orang terpelajar atau sederhana, raja atau orang
biasa, dan semua orang dari berbagai latar belakang dan garis kehidupan yang berbeda. Tidak ada
kitab lain yang pernah mendapat sambutan universal atau yang pernah menghasilkan efek yang tak
berkesudahan seperti itu. Satu bukti terakhir bahwa Alkitab itu benar diperoleh melalui kesaksian
mereka yang sudah mempercayainya. Banyak sekali orang, dahulu maupun sekarang, yang
berdasarkan pengalaman pribadinya telah menemukan bahwa janji-janji yang ada di dalam Kitab itu
benar, nasihatnya tepat, perintah dan larangannya bijaksana dan pesan keselamatannya yang indah
memenuhi semua kebutuhan baik untuk hidup sekarang maupun hidup kekal.
Dengan begitu banyak denominasi dan agama, bagaimana saya dapat
memutuskan yang mana yang benar dan yang mana yang tidak?
Tentu saja dapat dipahami, seorang yang rindu dan sungguh-sungguh mencari kebenaran dibuat
bingung oleh situasi keagamaan sekarang ini. Di kalangan Umat Kristen saja terdapat ratusan
denominasi, sekte dan ajaran pemujaan. Dalam jumlah ratusan lagi terdapat di negara dan
kebudayaan lain dan dengan pergerakan keagamaan baru yang timbul hampir setiap hari. Akan
tetapi Allah telah memberikan petunjuk yang cukup untuk memungkinkan kita mengetahui Roh
Kebenaran dan roh yang menyesatkan (1 Yoh 4:6) jika kita benar-benar ingin melakukannya. Ada
tiga kriteria yang dapat membantu kita menilai suatu ajaran pemujaan atau gerakan keagamaan,
yaitu melalui cara pengajaran para pemimpinnya, masing-masing mengenai Alkitab, mengenai
Kristus dan mengenai keselamatan. 1. Sikap terhadap Alkitab Alkitab telah dinyatakan sebagai Sabda
Allah yang tertulis dalam kurun waktu ratusan tahun. Kitab Suci Perjanjian Lama telah diterima orang
Kristen dan Rasul-Rasul sebagai tulisan yang diwahyukan secara sempurna. Yesus berkata: Kitab
Suci tidak dapat dibatalkan (Yoh 10:35). Dengan menghormati Perjanjian baru, Dia berjanji kepada
para rasulNya bahwa "Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan
mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (Yoh 14:26), dan bahwa Roh
Kebenaran akan memimpin kamu kedalam seluruh kebenaran (Yoh 16:13). Karena itu, dalam abad
pertama, para Rasul yang telah bersama-sama dengan Kristus, yang telah bersaksi mengenai
kebangkitanNya dan yang telah menerima janji-janji ini, secara berangsur-angsur menulis ajaran
Yesus dan Epistel sehingga menjadi yang sekarang disebut Perjanjian Baru. Tulisan-tulisan ini telah
diterima dan diakui oleh orang Kristen mula-mula sebagai Kitab Suci yang diwahyukan. Para Rasul
menyatakan bahwa tulisan-tulisan ini diwahyukan penulisannya dan otoritasnya. Orang Kristen yang
benar telah selalu menerimanya demikian. Akhirnya, Rasul yang paling belakangan yaitu Rasul
Yohanes, mendekati akhir abad pertama diberi kemampuan bernubuat tentang masa yang akan
datang dan menulis Kitab Suci terakhir yaitu Kitab Wahyu. Dengan demikian selesailah penulisan
firman Allah, "Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari
kitab ini, Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan
menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau
seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan
mengambil bagiannya dari pohon kehidupan" (Wahyu 22:18, 19). Perkataan terakhir dari Rasul
Kristus ini memberi kita aturan yang paling penting. Kitab Suci sepenuhnya diwahyukan
penulisannya bahkan pada tiap kata. Mereka yang menambahkan atau mengurangkan daripadanya
adalah pengajar-pengajar yang sesat. Secara umum, para pemuja telah bersalah melakukan
penambahan pada Kitab Suci. Mereka mengatakan bahwa tulisan yang berasal dari pendahulu
mereka adalah diwahyukan atau bahwa penafsiran yang dilakukan para pemimpinnya secara unik
adalah penting dan mempunyai otoritas. Para modernist dan orang-orang liberal, sebaliknya, telah
melakukan kesalahan yang bahkan lebih serius dengan mengurangi isi Kitab Suci, menyisihkan atau
menganggap bagian-bagian yang mereka tetapkan sebagai tidak ilmiah atau tidak beralasan bagi
manusia modern. Akan tetapi, Pengajar yang benar akan menerima semua isi Kitab Suci dan hanya
Kitab Suci lah yang merupakan Sabda Allah yang sempurna. 2. Sikap terhadap Kristus Seorang
pengajar Kristen yang benar dengan gembira akan menerima dan menyatakan Yesus Kristus sebagai
Dia, Allah yang benar dan sebagai manusia yang benar. "Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang
menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah anti-kristus, yaitu dia yang menyangkal baik
Bapa maupun Anak" (I Yoh 2:22). "Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia,
yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan
antikristus" (2 Yoh 7). "demikian pula diantara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan
memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal
Penguasa yang telah menebus mereka: (2 Petrus 2:1). Kesalahan memandang pribadi Kristus dapat
berupa klenik gnostis kuno yang menyangkal sifat kemanusiaanNya, atau klenik agnostis modern,
yang menyangkal ketuhananNya yang sebenarnya. Yang disebut belakangan menganggap Dia
sebagai orang yang hebat dan seorang guru dan pemimpin agama yang besar, tetapi menolak
kelahiranNya, hidupNya yang tidak berdosa, penebusan dosa yang dilakukanNya dan kebangkitan
tubuhNya serta kenaikanNya ke Surga. Ajaran pemujaan atau denominasi atau gerakan keagamaan
yang tidak secara jelas dan tegas menyatakan Tuhan Yesus Kristus sebagai Anak manusia dan sebagai
Anak Allah, "yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Maha Kuasa" (Wahyu 1:8)
iadalah sesat dan harus ditolak. 3. Sikap terhadap Keselamatan Injil Kristus adalah kekuatan Allah
yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (Roma 1:16). Kata Injil artinya kabar baik bukan
nasihat baik. Itu tidak mengajarkan apa yang harus atau tidak harus kita lakukan untuk
mendapatkan keselamatan, tetapi mengajarkan tentang apa yang dilakukan Kristus memberikan
keselamatan secara cuma-cuma. "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri" (Efesus 2:8,9). Setiap agama yang ada di bawah matahari, apakah Kristen palsu
atau non-Kristen, dengan bangga mengatakan dan mengajarkan bahwa keselamatan dapat
diperoleh dengan usaha sendiri. Hanya kekristenan alkitabiah yang benar yang mengakui manusia
sebagaimana adanya, sengsara didalam dosa serta menuju keterpisahan yang kekal dengan Allah.
Injil yang olehnya kamu diselamatkan adalah berita kesukaan, bahwa "Kristus telah mati karena
dosa-dosa kita" (1 Kor 15:1,3), dan bahwa kita dapat diselamatkan oleh anugerah, melalui iman
kepada Kristus. Hanya itu saja syaratnya. Agama yang mengajarkan lain dari pada itu adalah ajaran
yang tidak benar. Paulus berkata "jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang
berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia" (Gal. 1:9). Orang yang sungguh
diselamatkan oleh kasih anugerah Tuhan dalam Kristus akan berusaha mengikuti Kristus dan
firmanNya dalam segala hal, bukan untuk mendapatkan keselamatan, akan tetapi untuk kasih dan
ucapan syukur atas penyucian dan hidup yang kekal yang diberikanNya.
Jika Allah mengampuni saya setiap kali saya minta,mengapa saya masih
merasa bersalah?
(Surat)

Saya sangat membutuhkan pertolongan untuk suatumasalah. saya diselamatkan empat tahun yang
lalu, dansaya berusaha hidup secara kekristenan. Saya banyakberbuat kesalahan, tetapi setiap kali
saya memintaAllah untuk mengampuni. Dan kemudian saya berbahagiakembali karena saya tahu dia
telah mengampuni. Tetapi akhir-akhir ini tampaknya saya terus menerusmerasa bersalah atas hal-
hal yang saya lakukan. Sayabahkan mulai merasa bersalah atas hal-hal yang sayatidak yakin saya
lakukan. Saya telah meminta Allahuntuk mengampuni saya jika saya telah berbuatkesalahan, tetapi
saya masih merasa bersalah. Sayamenginginkan kegembiraan kembali yang telah saya alamiketika
saya mulai menjadi kristen. Mengapa saya merasabersalah?

-Jennifer-

Anda jujur mengenai masalah yang sukar, Jennifer. Saya berbicara kepadaribuan murid, dan saya
tahu bahwa banyak dari merekamerasakan hal yang sama seperti anda rasakan.Keterbukaan anda
dapat menolong mereka. Anda memahami apa itu rasa bersalah, tetapi saya tidakyakin anda
memahami secara penuh besarnya pengampunanAllah. Saya ingin anda mengerti bahwa sejak saat
andamenerima Yesus sebagai Juru Selamat anda, Tuhanberjanji bahwa Dia tidak pernah berhenti
mengampunianda, apapun kesalahan anda. Tetapi jangan hanya percaya kata-kata saya.
LihatlahFirman Allah di 1 Yoh1:7, "Tetapi jika kita hidup di dalam terang samaseperti Dia ada di
dalam terang, maka kita berolehpersekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus,Anak-Nya
itu, menyucikan kita dari pada segaladosa." Itu berarti Allah menyucikan kita saat kita
sedangberusaha, seperti anda, untuk hidup secarakekristenan. Ia melaksanakan melalui darah
YesusKristus, darah yang menyelamatkan anda empat tahunyang lalu. Tetapi anda harus ingat,
Jennifer, bahwa saat Allahmenginginkan anda merasa diampuni, iblis ingin andamerasa bersalah.
Iblis, pangeran kegelapan, mengetahuiperasaaan bersalah anda membuat anda (di dalam
pikirananda) terpisah dari Allah. Kitab Wahyu memanggil iblis penipu seluruh dunia. Dandi dalam
12:10, dia disebut pendakwa saudara-saudarakita. Tetapi, saat iblis berusaha mendakwa anda
danmembuat anda merasa bersalah, Allah menyatakan bahwaanda sekudus Yesus Kristus. Allah
berkata bahwa kitaseluruhnya diampuni karena Yesus telah membayardosa-dosa kita ketika Dia mati
diatas kayu salib. "Sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmaniKristus oleh kematian-Nya,
untuk menempatkan kamukudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya"(Kol 1:22). Anda
telah lihat, Allah telah melakukan hal luarbiasa. Karena anda telah percaya kepada Yesus Kristusdan
telah menerima apa yang Dia kerjakan, Allahmelihat anda kudus dan tak bercela, tanpa cacat.
Danakhirnya, Jennifer, saya merasakan bahwa apa yang andapercayai mengenai anda dan mengenai
Allah mudahberubah. Cuaca dapat mempengaruhi perasaan anda. Tetapi tidak ada yang dapat
merubah fakta di dalamFirman Allah. Dan itulah tempat dimana anda meletakkaniman anda--di
dalam fakta yang diungkapkan Alkitab danbukan di perasaan anda. Oleh karena itu ketika anda
merasa bersalah dan tidakada dasar untuk perasaan bersalah itu, kembali kepadafakta. Fakta itu
menyebutkan bahwa anda dicintaiAllah, seluruhnya suci dan kudus melalui Yesus Kristusdan
senantiasa dikuduskan oleh Allah Bapa. Kembalikepada fakta-fakta, Jennifer.
Depresi seringkali disebut sebagai common cold (sakit pilek) pada keadaan mental seseorang. Satu
sumber memperkirakan bahwa depresi mengganggu kehidupan 30 sampai 40 juta orang di Amerika
Serikat. [4] Depresi sangatlah sukar untuk dijawab dengan satu kata yang mudah. Garry Collins
dalam Christian Counseling: A Comprehensive Guide (Dallas: Word, 1988), menggolongkan tujuh
macam penyebab utama depresi, [1] dan enam cara pendekatan untuk mengatasinya. Setiap macam
mempunyai beberapa cara penanganan. Sebagai tambahan, orang seringkali menggunakan kata
depresi untuk menutupi suatu kekecewaan, mulai dari akibat kekalahan dalam pertandingan
baseball sampai ke kasus yang dapat memicu bunuh diri. Alkitab tidak menggunakan kata depresi,
sekalipun menggambarkan orang-orang yang bisa kita katakan mengalaminya. Alkitab juga tidak
menyebutkan obat untuk depresi. Akan tetapi, saya dapat merekomendasikan beberapa cara
prinsipil menghadapinya, yaitu:

Arahkan dan selesaikan pada penyebab depresi anda dan bukan pada gejalanya. Kitab Suci
menunjuk pada banyak perihal dosa atau konflik yang dapat berdampak pada emosi Anda;
kebanyakan para pembimbing rohani (konselor) setuju bahwa depresi bisa timbul dari penyebab
lainnya. Jangan khawatir hanya pada depresi itu sendiri, tapi coba periksa masalah apa dalam hidup
Anda yang perlu mendapat perhatian.

Sadarlah bahwa anda tak dapat hidup hanya berdasarkan emosi anda

Dasar hidup orang Kristen adalah kebenaran dan bukan perasaan. Filipi 4:1 memerintahkan kepada
kita untuk bersukacita (sekalipun kita suka atau tidak akan situasi yang sedang kita hadapi). Yakobus
1: 2 mengatakan berkata : Anggaplah suatu kebahagiaan jika kamu jatuh dalam berbagai
pencobaan. Perhatikan bahwa Yakobus tidak mengatakan kepada kita untuk bersukacita, tapi ia
mengatakan agar kita berhitung, memilih untuk berfikir tentang situasi yang kita alami sebagai
kesulitan dimana Anda dapat mengalami sukacita.

Iman

Memilih untuk percaya pada kebenaran daripada perasaan Anda mungkin akan membutuhkan iman
yang besar. Dan jika ini yang kita maksud dengan meminta karunia iman agar dapat menghadapi
depresi, maka mungkin hal ini akan berhasil pada beberapa kasus. Lebih percaya pada apa yang
Tuhan katakan dari pada perasaan kita sendiri merupakan pendekatan yang realistis dalam hidup ini.

Memberikan Perhatian pada Nasihat Tuhan

Namun, banyak orang yang membicarakan iman dan cuma mempunyai harapan yang kecil bahwa
Tuhan akan menolong mereka. Hal ini terlalu samar sebagai konsep yang dapat kita percayai. Banyak
orang yang mengatakan bawa mereka mempunyai iman terhadap Tuhan tapi mereka mengabaikan
prinsip Tuhan untuk hidup sehat. Jika kita percaya akan firman Tuhan maka kita juga harus siap
untuk menanggung konsekuensinyademikian juga jika kita menggunakan iman kita.

Apakah benar jika kita menggunakan obat anti stres ? Atau cukup dengan iman saja kita dapat
memecahkan masalah?
Ketidakseimbangan kimiawi tubuh

Dalam beberapa kasus depresi, dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan fungsi kimiawi tubuh.
Dalam kasus seperti ini obat antidepresi adalah jawabannya. Tuhan mengijinkan umat manusia
untuk mempelajari tentang peralatan kesehatan, bahkan Ia juga menggunakan alat kesehatan untuk
menyembuhkan juga. Ada juga beberapa kasus depresi yang parah sehingga membutuhkan
perawatan yang intensif, untuk jangka waktu yang pendek. Saya tak melihat adanya larangan dalam
Alkitab yang melarang hal ini.

Masalah yang tak dapat diselesaikan, Akar penyebab masalah

Bagaimanapun juga setiap perawatan harus dengan hati-hati. Sebenarnya, setiap obat
mengakibatkan efek samping. Obat-obatan akan menyebabkan Anda untuk sementara dapat
melupakan masalah. Beberapa orang bahkan menggunakan obat anti stres untuk menghindari
masalah mereka. Kelihatannya hal ini sebagai jalan pintas. Tapi untuk prinsip dasarnya hal seperti ini
jangan dilakukan, kecuali orang yang bersangkutan membahayakan dirinya atau tak mampu
mengikuti terapi yang lainnya. Depresi mencakup area yang kompleks dan masalah serius yang
ditimbulkan depresi layak mendapat perhatian dari para pendeta dan konselor.

Petunjuk lain bagi orang Kristen

1. Kalau bisa jangan sendirian. Usahakan bersama-sama dengan orang lain.


2. Bernyanyilah. Musik dapat mengangkat semangat Anda sebagaimana yang dialami oleh Raja
Saul (1 Samuel 16:14-23).
3. Pujilah Tuhan dan ucapkan terima kasih. "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab
itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu" (1 Tesalonika 5:18).
4. Bersandarlah secara penuh pada kuasa Firman Allah.
5. Berteduh dengan yakin pada kehadiran Roh Kudus. "Berharaplah kepada Allah! Sebab aku
akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (Mazmur 42:5).

Anda mungkin juga menyukai