Anda di halaman 1dari 12

PERBUATAN

MENYEMPURNAKAN IMAN
Renungan Penatua
Oleh : Pdt. Rio
“Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan,
maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang
berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab
dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan
menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku." Hai manusia
yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa
perbuatan adalah iman yang kosong?”
Yak 2:17-20

Saudara-saudaraku jemaat Tuhan yang kekasih,

Dimasa-masa ini, Tuhan ingin kita bertekun untuk menjadi pelaku Firman
Tuhan. Adalah baik untuk mempelajari Firman Tuhan, membaca buku rohani,
mempelajari berbagai topik rohani, tetapi lebih baik lagi kalau kita mempela-
jari Firman Tuhan dan bersedia melakukannya. Kalau kita berhenti hanya
untuk mengetahui saja, pengetahuan itu bisa hilang diambil si jahat. Kalau
kita mempelajari pengetahuan Firman Tuhan saja, kita baru setengah jalan.
Tuhan ingin kita menjadi pelaku Firman Tuhan. Sejauh mana kita melakukan
Firman Tuhan, sejauh itulah pertumbuhan iman kita.

Yakobus menulis: Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena


perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di
atas mezbah? Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-
perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. (Yak
2:21-22) Jadi perbuatan kita untuk melakukan Firman Tuhan sangatlah
penting. Perbuatan kita yang dilakukan sesuai Firman Tuhan dan tuntunan
Roh Kudus akan membuat iman kita menjadi sempurna. Kita akan semakin
mengalami Tuhan, ketika melakukan FirmanNya.
Kita sedang membangun dasar iman yang teguh. Ingatlah, keadaan sekarang
ini, bukan keadaan biasa. Saat-saat ini adalah saat yang dikatalah oleh Tuhan
Yesus di Matius 24 sebagai permulaan penderitaan, masa yang sukar. Kita
butuh sekali pertolongan Tuhan. Kita harus bijaksana dan membiasakan diri
untuk menjadi pelaku Firman, hidup dalam ketaatan, supaya kita kuat karena
anugerah Tuhan di dalam keadaan apapun. Jangan kita takut. Tuhan Yesus
berjanji untuk kita yang mau pergi memberitakan Injil dan melakukan
FirmanNya: “Aku menyertai engkau senantiasa sampai kepada akhir zaman”
Sungguh luar bisa, jaminan yang Tuhan berikan bagi kita. Penyertaan Tuhan
ini memberikan kemenangan. Penyertaan Tuhan ini memberikan semua yang
kita butuhkan dan perlukan dalam segala keadaan. Orang-orang yang taat
melakukan kehendakNya akan mengalami pengalaman-pengalaman yang
luar biasa, penuh mujizat, ketika kita rajin melakukan pekerjaan baik, selama
masih ada waktu.

Salam kasih,

Pdt.Rio
Penatua Jemaat
MEMPERGUNAKAN
WAKTU
Renungan Mingguan
Oleh : Our Daily Bread
Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. —Efesus
5:16

“Orang Barat punya jam. Orang Afrika punya waktu.” Demikianlah


peribahasa Afrika yang dikutip Os Guinness dalam bukunya  Impossible
People. Perkataan itu membuat saya merenungkan saat-saat ketika saya
menanggapi permintaan seseorang dengan jawaban, “Maaf, aku tak punya
waktu.” Saya terpikir tentang bagaimana saya ditindas oleh hal-hal yang
terasa mendesak dan bagaimana jadwal serta tenggat mendominasi hidup
saya.

Musa berdoa dalam Mazmur 90, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami
sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (ay.12). Dan Paulus
menulis, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup,
janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah
waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat” (Ef. 5:15-16).

Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. —Efesus
5:16

Saya pikir, Paulus dan Musa tentu setuju bahwa mempergunakan waktu yang
ada secara bijak bukanlah soal mengatur jadwal dengan bermacam-macam
kegiatan. Keadaan bisa saja mengharuskan kita untuk mempunyai jadwal
yang padat—atau sebaliknya, kita mungkin didorong untuk menyisihkan
lebih banyak waktu bagi seseorang.

Kita hanya punya waktu sesaat saja untuk mempengaruhi dunia ini bagi
Kristus dan kita perlu memaksimalkan kesempatan itu. Hal itu mungkin berar-
ti kita perlu mengesampingkan jadwal atau rencana kita untuk sementara
waktu dan menunjukkan belas kasihan Kristus kepada orang-orang yang
dibawa-Nya masuk dalam hidup kita.
Kita mempengaruhi zaman ini dengan dampak yang kekal ketika kita mengi-
si waktu yang ada dengan kekuatan dan anugerah dari Kristus yang hidup
selama-lamanya.

Ya Bapa, Engkau telah memberi kami waktu yang kami butuhkan untuk
menggenapi apa yang Engkau kehendaki untuk kami lakukan. Kiranya kami
mempergunakan waktu yang ada itu dengan cara-cara yang
memuliakan-Mu.

Manajemen waktu bukanlah soal mengisi jadwal, tetapi soal mempergu-


nakan waktu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya.
CINTA MENGHINDARI
ARGUMEN
Pojok Pasutri: Reading Series Love Dare - 69
Oleh : Alex Kendrick, Michael Catt, and Stephen Kendrick
“Seorang istri yang suka bertengkar serupa dengan tiris yang tidak hen-
ti-hentinya menitik pada waktu hujan.”
Amsal 27:15

Salah satu suara paling manis dalam pernikahan adalah keheningan yang
bisa saja menjadi komentar yang mengganggu. Hal ini tidak sama dengan
mengatakan bahwa tidak ada ruang untuk perbaikan pada perilaku istri atau
suami. Mungkin mereka benar-benar bertindak dengan cara yang tidak
mempertimbangkan waktu dan perasaan Anda. Namun, ini benar-benar
berarti Anda melepaskan peran menjadi penegak aturan.
Tidak setiap piring yang tidak dikembalikan ke wastafel dapur layak diomeli.
Hanya karena Anda tidak dapat menyepakati siapa yang bertanggung
jawab untuk suatu tugas tertentu atau panggilan telepon bukan merupakan
alasan otomatis untuk memberitahu pasangan Anda bahwa Anda tidak
dapat mengandalkan dia. Dalam rumah yang penuh kasih, kebutuhan untuk
mengeluh, mengomel, dan melemparkan kesalahan digantikan oleh keingi-
nan untuk mendidik dan memberi semangat. Menunjukkan kesalahan mun-
gkin tampak seperti hak dasar. Kata-kata tuduhan mungkin datang dengan
cepat ke bibir Anda. Namun, kasih terbiasa menelan kata-kata tersebut
sebelum menambahkan penghinaan untuk melukai.

#PERTANYAAN#
Kata-kata koreksi apa yang Anda cenderung katakan berulang ke-pada
pasangan Anda? Seberapa efektif kata-kata itu telah membantu mereka
memperbaiki perilaku tertentu? Apakah metode Anda mendorong seman-
gat, atau mengecilkan hati? Seandainya Anda memiliki kelemahan yang
sama, bagaimana Anda ingin pasangan Anda untuk mendekati Anda men-
genai masalah tersebut?
BAGAIMANA CARA UNTUK SAMPAI
KEPADA KEMULIAAN: (3)
KEAGRESIFAN
Reading Series: Kekristenan Sejati
Oleh : Paul G Caram
Lawatan Allah tidak datang kepada orang yang pasif. Ia sedih melihat orang
yang suam-suam kuku dan Ia tidak mau menikah dengan seorang mempelai
yang tidak benar-benar mencintai-Nya (Why. 3:15-16). Kalau kita mau
berjumpa dengan Allah dan ingin agar hidup kita diubah dengan luar biasa,
kita harus agresif (Mat 11:12, Ams 2: 1-5). Setiap orang percaya memiliki
"akar-akar", dan suatu latar belakang yang harus ia singkirkan. Semua
kekuatan dan kelemahan yang kita warisi akan terbawa ke dalam kehidupan
ke-Kristenan kita. Misalnya, orang-orang Quakers dan Amish di amerika
adalah orang-orang yang tidak mau mengadakan perlawanan sama sekali.
Mentalitas mereka adalah menentang segala jenis peperangan. Seringkali hal
ini terbawa ke dalam kehidupan rohani, sehingga Setan pun tidak dilawan
atau ditentang. Namun, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru itu sama-sama
penuh dengan istilah-istilah kemiliteran. Yesus sendiri mendeklarasikan
bahwa kekerasan dibutuhkan untuk memperoleh kerajaan Allah (Mat. 11:12).
Hanya orang-orang agresif yang memperoleh janji-janji Allah dan sampai
kepada kemuliaan.
KARAKTER MENENTUKAN
KAMU BER-TUHAN ATAU
BER-AGAMA
Pojok XO
Oleh : Jonathan Manulang
Orang yang "sungguh" mengalami Tuhan dipastikan "karakternya" berubah.
Karaktermu menentukan kamu ber-Tuhan atau hanya sekedar ber-agama
(agamawi). Bingung! Mengaku ber-Tuhan namun suka menghakimi, menggo-
sip, memfitnah, menjelek-jelekkan, iri hati, cemburu, dendam, benci, dan
lain-lain.

Harusnya makin lama kita "mengikut" Kristus makin "serupa" denganNya.


Makin serupa dengan kasihNya. Kamu yang "pemarah" harusnya kamu
menjadi "lebih sabar, lemah lembut". Kamu yang "pelit" harusnya jadi
"murah hati". Kamu yang "penggosip" harusnya jadi "pembawa kabar baik".
Semuanya harusnya berubah.

Kristen bukan "agama" namun "cara hidup". Cara hidupmu menentukan


kamu dipimpin Tuhan atau tidak. Berdua, kehadiranmu membawa "damai
sejahtera, sukacita, berkat & kabar baik" sehingga nama Tuhan Yesus
dipermuliakan. Tuhan Yesus Memberkati! Haleluyah!

Roma 12:2 (TB) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan
yang sempurna.

Anda mungkin juga menyukai