Anda di halaman 1dari 10

Renungan Harian Air Hidup

Saduran dari buku Renungan Harian Air Hidup


Thursday, June 6, 2019

MEMUJI-MUJI TUHAN SELALU


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Juni 2019

Baca: Mazmur 71:1-24

"Tetapi aku senantiasa mau berharap dan menambah puji-pujian kepada-Mu;" Mazmur 71:14

Kunci untuk terbebas dari rasa kuatir, takut, cemas, panik dan stres sangatlah sederhana, yaitu
banyaklah memuji-muji Tuhan. Membuka mulut dan menaikkan puji-pujian bagi Tuhan tak
memerlukan biaya mahal, hanya butuh kerelaan dan kemauan.

Apa yang Saudara rasakan saat ini? Diliputi oleh ketakutan, kekuatiran dan
kecemasan? Angkatlah pujian bagi Tuhan. Biasanya jika orang mengalami stres, karena
terkurung oleh berbagai masalah, memiliki kecenderungan untuk mengeluh dan mengasihani
diri sendiri: "Tuhan, mengapa hal ini terjadi kepadaku? Tuhan, mengapa Engkau tidak
mempedulikanku? Aku sudah tak sanggup lagi menjalani hidup ini!" Jika kita mau merenung
sejenak dan berpikir dengan tenang, kita akan menyadari bahwa Tuhan bukanlah penyebab
semua masalah. Kebanyakan masalah-masalah itu berasal dari kita sendiri. Mungkin kita
memberi kesempatan pada diri kita untuk berpikir, jangan melangkah salah, yang membawa
kita pada situasi yang tidak menyenangkan.

Tuhan akan membebaskan kita dari semua permasalahan yang menghimpit jika kita mau
belajar memuji Tuhan dan bersyukur kepada-Nya dalam segala hal. Semakin banyak kita
memuji Tuhan, semakin besar juga kemenangan menjadi bagian kita. Inilah yang Daud
lakukan: "...aku senantiasa mau berharap dan menambah puji-pujian kepada-Mu;" (ayat
nas). Menambah puji-pujian kepada Tuhan berarti jika biasanya kita memuji Tuhan sekali
sehari, kita harus melakukan lebih dari itu. "Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu;
puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." (Mazmur 34:2). Segala waktu berarti dalam
keadaan baik maupun buruk, suka atau duka, di setiap kesempatan. Memuji Tuhan tidak berarti
harus dalam sikap berlutut, baru memuji-Nya, atau memuji Tuhan saat beribadah saja. Memuji
Tuhan tidak dibatasi ruang dan waktu. Ketika bangun tengah malam, pujilah Tuhan! Ketika
bangun di pagi hari, pujilah Tuhan! Ketika sedang berkendara, berjalan-jalan, melakukan apa
pun juga, pujilah Tuhan! Tidak perlu berteriak dengan suara keras, tetapi cukup pujian dalam
hati.

"Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang
adil." Mazmur 119:164

Air Hidup Blog at 1:00 AM No comments:


Share
Wednesday, June 5, 2019

BERDOA DENGAN UCAPAN SYUKUR


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Juni 2019

Baca: Filipi 4:1-9

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." Filipi 4:6

Kita diajarkan menyerahkan persoalan hidup kepada Tuhan secara penuh! Ini mencakup semua
masalah berkenaan penghidupan (makan, minum, pakaian), keuangan, sakit-penyakit,
ketakutan, kesulitan dan kekuatiran kita. "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab
Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7). Nyatakanlah segala keinginan kita kepada Tuhan
dalam doa dan permohonan, dengan disertai ucapan syukur.

Banyak orang merasa sudah menyerahkan semua persoalan hidupnya kepada Tuhan melalui
doa-doa mereka, tapi masih diliputi kekuatiran, ketakutan, keluh kesah, persungutan dan
gerutu. Kalau kita masih saja kuatir, takut, mengeluh, bersungut-sungut, dan menggerutu
tentang permasalahan yang dialami, itu artinya kita belum menyerahkan semuanya kepada
Tuhan. Selama kita masih memeluk erat masalah-masalah itu tidak ada gunanya kita berdoa,
karena kita sendiri belum mau melepaskan semua masalah itu kepada Tuhan. Jika Saudara
merasa sudah menyerahkan semua masalah kepada Tuhan, artinya kita tidak memiliki masalah
itu lagi, sebab masalah tersebut sudah berada di tangan Tuhan yang penuh kuasa. Tuhan mau
menanggung persoalan hidup kita sehingga kita tak perlu lagi menanggungnya!

Tuhan mengingatkan untuk tidak kuatir tentang hidup ini! "Siapakah di antara kamu yang
karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?" (Matius
6:27). Saatnya kita datang kepada Tuhan dalam doa dan permohonan disertai ucapan
syukur! "Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya
dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! Sebab TUHAN itu baik, kasih
setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun." (Mazmur 100:4-
5). Memasuki gerbang Tuhan dengan nyanyian syukur dan pelataran-Nya dengan pujian
menunjuk pada hal berdoa. Ucapan syukur bertalian erat dengan doa.

Serahkan semua beban hidup Saudara kepada Tuhan, pertolongan-Nya selalu tepat pada
waktu-Nya.

Air Hidup Blog at 1:00 AM 2 comments:


Share

Tuesday, June 4, 2019

HARUS BERANI MENDIDIK ANAK


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juni 2019

Baca: Amsal 13:1-25

"Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya,
menghajar dia pada waktunya." Amsal 13:24
Jika kita perhatikan, kenakalan anak-anak di zaman ini sudah sampai pada tingkat yang
mengkhawatirkan. Maraknya perkelahian antarpelajar, pacaran yang melampaui batas
norma/susila, proostitusi online yang melibatkan pelajar, terjerat narkoba, persekusi siswa
terhadap gurunya dan sebagainya adalah bukti nyata.

Tentu timbul pertanyaan mengapa hal-hal semacam ini bisa terjadi? Tentu ada banyak faktor
yang menjadi penyebab. Pengaruh lingkungan tempat di mana tinggal atau pergaulan yang
buruk: "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1
Korintus 15:33); bisa juga karena orangtua yang sudah tidak dapat lagi mengatur anak-
anaknya. Alkitab juga mencatat ada anak-anak imam Eli, yaitu Hofni dan Pinehas, yang begitu
nakalnya, sampai-sampai mereka berani berbuat kurang ajar terhadap Tuhan. Mereka berani
mengambil daging persembahan untuk Tuhan: "Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua
orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN." (1
Samuel 2:17). Bahkan mereka juga meniduri perempuan-perempuan yang melayani di Kemah
Pertemuan (1 Samuel 2:22). Perbuatan anak-anak imam Eli ini begitu keji di mata
Tuhan. Mengapa anak seorang imam bisa berlaku sedemikian jahatnya? Ternyata karena imam
Eli tidak mendisiplinkan anak-anaknya sedari kecil, berlaku lunak terhadap anak-anaknya, alias
memanjakan mereka. Akhirnya ketika anak-anak bertumbuh besar mereka berani melawan
orangtuanya dan tidak punya rasa takut akan Tuhan. Sungguh tragis bukan? Seharusnya anak-
anak hamba Tuhan bisa menjadi contoh buat anak-anak yang hidup di luaran, bukan malah
menjadi batu sandungan atau perbincangan negatif.

Mendisiplinkan anak sangat penting! Menghajar anak bukan berarti kita tidak sayang kepada
mereka. Rasa sayang berlebihan terhadap anak (memanjakan) justru tidak mendatangkan
kebaikan bagi si anak. Selain itu Tuhan jelas memerintahkan orangtua mengajarkan firman
Tuhan kepada anak, di mana saja dan kapan saja (Ulangan 11:19).

"Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan


kematiannya." Amsal 19:18

Air Hidup Blog at 1:00 AM 2 comments:


Share

Monday, June 3, 2019

BELAJAR RENDAH HATI


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juni 2019

Baca: Markus 1:1-8

"Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali
kasut-Nyapun aku tidak layak." Markus 1:7

Yohanes Pembaptis adalah seorang pemberita Injil yang berpenampilan sangat sederhana tapi
berani. Dengan suara yang sangat lantang ia menyerukan pertobatan dan mengingatkan kepada
semua orang bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat. Alkitab menyatakan bahwa Yohanes
Pembaptis disebut sebagai pembuka jalan bagi Kristus. Meski demikian ia sama sekali tak
merasa diri sebagai orang penting atau berpengaruh. Dengan jujur ia mengakui bahwa Kristus
lebih berkuasa dari padanya (ayat nas). Dengan kata lain ia selalu mengarahkan orang kepada
Kristus dan bukan kepada dirinya sendiri: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa
dunia." (Yohanes 1:29), artinya ia menunjukkan kepada semua orang siapa sebenarnya yang
harus mereka ikuti dan sembah. Hanya Kristus yang layak untuk menerima segala kemuliaan,
hormat dan pujian!

Yohanes Pembaptis sangat meninggikan Kristus dan meletakkan dirinya jauh di bawah Dia,
dengan berkata bahwa "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (Yohanes
3:30). Bahkan ia mengakui bahwa untuk membuka kasut Kristus saja ia tidaklah layak (ayat
nas). Ini adalah pernyataan yang luar biasa! Membuka kasut adalah tugas dari seorang hamba
yang paling rendah dan terhina. Dalam hal ini Yohanes Pembaptis menempatkan dirinya lebih
rendah dari seorang hamba yang terendah sekalipun di hadapan Kristus. Pernyataan Yohanes
Pembaptis ini menjadi suatu peringatan dan teguran keras bagi orang percaya, terlebih-lebih
kita yang sudah melayani pekerjaan Tuhan. Sesungguhnya tak ada yang patut dibanggakan dari
diri kita ini, selain Kristus.

Jika saat ini kita dipercaya untuk melayani Tuhan itu bukan karena kuat dan gagah kita, tapi
semata-mata karena anugerah-Nya. Kita semua ditantang untuk mempunyai kerendahan hati
seperti yang dimiliki oleh Yohanes Pembaptis. Orang yang rendah hati adalah orang yang tidak
menganggap diri paling hebat, paling pintar, paling kaya dan sebagainya. Betapa banyak
pelayan Tuhan atau hamba Tuhan yang membusungkan dada karena merasa diri lebih rohani,
lebih hebat, penuh talenta dan karunia, makin dikenal, dan dipakai Tuhan secara luar
biasa. Akhirnya diri sendiri lah yang dikedepankan.

Tuhan mengasihi orang yang rendah hati dan benci terhadap orang yang tinggi hati!

Air Hidup Blog at 1:00 AM 4 comments:


Share

Sunday, June 2, 2019

KELUAR TAK MEMBAWA APA-APA


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Juni 2019

Baca: Kejadian 19:15-29

"Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di


manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati
lenyap." Kejadian 19:17

Sebelum Sodom dan Gomora dibumihanguskan Tuhan karena kejahatan penduduknya, Lot
adalah orang kaya yang memiliki hewan ternak (domba dan lembu) yang banyak. Ia tidak bisa
tinggal lagi bersama dengan Abraham, yang mempunyai banyak ternak pula, sebab "...negeri itu
tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak,
sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama." (Kejadian 13:6), yang mengakibatkan
terjadinya perkelahian antara gembala Lot dan gembala Abraham. Itulah sebabnya Abraham
dan Lot memutuskan untuk berpisah.

Lot beroleh kesempatan untuk memilih tempat lebih dulu, dan dengan bermodalkan harta
yang banyak ia memilih daerah di lembah Yordan. Suatu pilihan bijak menurut pandangan
manusia, sebab lembah Yordan adalah tempat yang sangat subur. Namun satu hal yang Lot
lupakan ialah, di lembah Yordan tersebut ada kota yang dipenuhi kejahatan, yaitu Sodom dan
Gomora, di mana Lot memutuskan untuk tinggal di Sodom. Inilah yang sebetulnya menjadi
kunci mengapa Lot keluar dari kota itu dengan tidak membawa apa-apa atau telah kehilangan
segala-galanya. Sesungguhnya Lot punya kesempatan untuk sesegera mungkin pergi dari kota
itu, tapi hal itu tidak dilakukannya, seperti tertulis: "...tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang
benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan
yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, --sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah
mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu,
sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa--" (2 Petrus 2:7-8).

Lot berada dalam bahaya besar, bukan saja karena pengaruh buruk dari penduduk Sodom dan
Gomora, tetapi juga karena Tuhan hendak menghujani kota tersebut dengan belerang dan
api. Namun, Tuhan mengasihi Lot yang disebut sebagai orang benar itu dengan mengirimkan
malaikat-Nya untuk menyelamatkan Lot dan keluarganya.

Karena salah dalam membuat pilihan hidup, Lot harus mengalami hal yang pahit, yaitu kehilangan
isteri dan juga seluruh harta bendanya!

Air Hidup Blog at 1:00 AM 5 comments:


Share

Saturday, June 1, 2019

TUHAN SELALU BERI KESEMPATAN


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Juni 2019

Baca: Maleakhi 3:6-12

"Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak
memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN
semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus
kembali?" Maleakhi 3:7

Hari ini kita memasuki hari pertama di bulan yang baru (bulan Juni 2019). Adalah mutlak
untuk kita mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan, sebab jika hari ini kita masih
bisa bernafas, bangun pagi dengan tubuh yang sehat, dan beroleh kesempatan untuk menikmati
berkat-Nya di hari yang baru, ini semata-mata karena anugerah Tuhan. Marilah
kita flashback sejenak tentang hari-hari yang kita lewati kemarin, adakah kita telah banyak
melakukan kesalahan atau melanggar firman Tuhan? Tak perlu kita larut dalam penyesalan
yang berkepanjangan, yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita membuat perubahan
hidup di hari yang baru ini. Ada kalimat bijak: "Jangan awali hari dengan penyesalan kemarin,
karena akan mengganggu hebatnya hari ini, dan akan merusak indahnya hari esok. Meratapi
dan menyesali masa yang telah lewat tak akan mengubah apa pun. Bangkit dan perbaiki setiap
kesalahan yang ada."

Sadarilah setiap kesalahan dan segeralah bertobat! Tuhan panjang sabar dan penuh
pengampunan, karena itu Ia selalu memberi kita kesempatan. Perikop dari firman Tuhan yang
kita baca adalah tentang perpuluhan, tetapi peringatan Tuhan ini juga untuk kesalahan dalam
aspek yang lebih luas lagi. Sebesar apa pun kesalahan dan dosa kita, panggilan Tuhan yang
penuh kasih akan selalu kita dengar: "Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu,
firman TUHAN semesta alam." (ayat nas). Ingat, hanya Tuhanlah yang dapat memberi kita
kesempatan untuk mengubah hidup kita, sebab kasih-Nya akan selalu mengejar kita dari waktu
ke waktu dan di mana pun kita berada.

Hari yang baru ini memberi kita selembar kertas kosong! Satu lembar kehidupan yang masih
belum terisi dengan catatan. Tentunya apa yang akan tertulis di lembaran kosong ini sangatlah
tergantung bagaimana kita mengisi hari ini, bagaimana perbuatan dan perkataan kita,
bagaimana kesungguhan kita dalam beribadah dan melayani Tuhan, bagaimana respons hati
kita terhadap masalah, dan sebagainya.

Alangkah bijaknya bila hari baru ini terisi dengan catatan tentang pembaharuan hidup
kita, bukan diisi dengan hal-hal yang membuat hati Tuhan berduka.

Air Hidup Blog at 1:00 AM 9 comments:


Share

Friday, May 31, 2019

MAKNA PENTING KRISTUS NAIK KE SORGA


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi31 Mei 2019

Baca: Mazmur 110:1-7

"Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: 'Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat
musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.'" Mazmur 110:1

Mazmur 110 ini adalah nubuatan tentang Kristus yang telah dinaikkan dan dipermuliakan oleh
Bapa. Kristus perlu naik ke sorga, karena pekerjaan-Nya belum selesai pada waktu Ia bangkit
dari antara orang mati, karena itu Ia harus duduk di sebelah kanan Bapa dan dari situlah Ia akan
mencurahkan karunia-karunia kepada kepada orang percaya, teristimewa karunia Roh
Kudus. "Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur
itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia
kepadamu." (Yohanes 16:7).

Karena itulah Kristus menyuruh para murid-Nya untuk menunggu di Yerusalem sampai
mereka menerima janji Bapa yaitu berkenaan dengan Roh Kudus. Ada ribuan janji di dalam
Alkitab, tapi hanya satu janji tentang Roh Kudus yang disebut janji dari Bapa: "...kamu akan
menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8). Untuk
dapat menjadi saksi-saksi Kristus di dunia ini, kita perlu sekali diperlengkapi dengan kuasa Roh
Kudus, sebab di dalam dunia ini kita diperhadapkan dengan peperangan, bukan peperangan
melawan darah dan daging, melainkan melawan penghulu-penghulu di udara yaitu Iblis dengan
bala tentaranya (Efesus 6:12). Kenaikan Kristus ke sorga memberi kepastian Roh Kudus
dicurahkan atas orang percaya.

Di dalam Yohanes 14:2-3 dikatakan: "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak
demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan
tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku
akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada,
kamupun berada." Kristus perlu naik ke sorga karena Ia juga hendak menyediakan tempat bagi
orang percaya, supaya di mana Ia berada di situ pun kita berada. Dunia ini adalah tempat
persinggahan sementara, bukan tempat tinggal yang permanen. Rumah atau tempat tinggal
yang sesungguhnya bagi orang percaya adalah sorga, "Karena kewargaan kita adalah di dalam
sorga," (Filipi 3:20).

Kristus naik ke sorga adalah bukti bahwa tidak ada janji yang tidak tepati-Nya!

Air Hidup Blog at 1:00 AM 7 comments:


Share

Thursday, May 30, 2019

KEILAHIAN KRISTUS DIBUKTIKAN


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi30 Mei 2019

Baca: Kisah Para Rasul 1:6-11

"Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-
Nya dari pandangan mereka." Kisah 1:9

Kenaikan Kristus ke Sorga adalah puncak dari kehidupan-Nya di dunia. Hal ini sebagai bukti
bahwa Dia adalah Tuhan segala tuan dan Raja di atas segala raja; bukti bahwa Dia adalah Sang
Juruselamat yang diutus oleh Bapa dan kembali kepada Bapa, seperti tertulis: "Aku datang dari
Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada
Bapa." (Yohanes 16:28); Kristus datang dari kekekalan dan kembali pada kekekalan, "Aku dari
atas;...Aku bukan dari dunia ini." (Yohanes 8:23). Adalah kebodohan besar bila manusia masih
menyangkali ke-Ilahi-an Kristus!

Arti kenaikan Kristus ke sorga adalah Ia dipisahkan dari murid-murid-Nya serta dibawa naik ke
sorga. Peristiwa ini terjadi 40 hari setelah kebangkitan-Nya, dengan disaksikan oleh murid-murid-
Nya ketika mereka sedang berkumpul bersama di Bukit Zaitun. Jadi, Kristus naik ke sorga dengan
tubuh yang benar-benar tampak nyata, sebab dapat dilihat dan disaksikan oleh para murid-Nya
dengan mata jasmani. Peristiwa Kristus naik ke sorga itu bukanlah dongeng 1001 mimpi atau cerita
yang direkayasa, melainkan sebuah fakta; dan "Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu
Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada
mereka: 'Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang
terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu
melihat Dia naik ke sorga.'" (Kisah 1:10-11). Arti literal dari kata 'naik' ini adalah melakukan
perjalanan ke sorga. Dalam hal ini ada perpindahan tempat yang sungguh-sungguh, bukan langsung
menghilang atau meleyapkan diri..

Kenaikan Kristus ke sorga berarti Ia dimuliakan oleh Bapa dan diberi kuasa duduk di sebelah
kanan Bapa (Markus 16:19); Bapa sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di
atas segala nama, supaya dalam nama-Nya bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di
atas bumi dan yang ada di bawah bumi (Filipi 2:9-11).

Yesus Kristus adalah Tuhan yang berkuasa, di dalam Dia ada keselamatan kekal (Kisah 4:12).
Air Hidup Blog at 1:00 AM 4 comments:
Share

Wednesday, May 29, 2019

TETAPLAH TENANG, TUHAN PASTI MELUPUTKAN


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi29 Mei 2019

Baca: 1 Petrus 4:7-11

"Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya
kamu dapat berdoa." 1 Petrus 4:7

Ngeri! Itulah kesan pertama bila kita memerhatikan keadaan dunia saat ini, yang semakin hari
semakin dipenuhi dengan goncangan. Hal ini membuat banyak orang menjadi panik, takut,
stres, frustasi, dan tidak lagi bisa tenang. Rasul Petrus menegaskan bahwa kesudahan segala
sesuatu sudah dekat dan menjelang kesudahan alam ini akan banyak peristiwa atau kejadian
atau hal-hal yang tak menyenangkan terjadi.

Sekalipun dunia dipenuhi dengan goncangan, orang percaya tak perlu punya respons seperti
orang-orang dunia, asal kita sungguh-sungguh melekat kepada Tuhan, maka kita pasti akan
terluput dari segala bahaya, "...karena kita menerima kerajaan yang tidak
tergoncangkan," (Ibrani 12:28). Di masa-masa akhir seperti sekarang ini kita semakin dituntut
untuk lebih lagi mengutamakan perkara-perkara rohani dan beribadah kepada Tuhan lebih dari
hari-hari yang sebelumnya, sebab "Sudah dekat hari TUHAN yang hebat itu, sudah dekat dan
datang dengan cepat sekali! Dengar, hari TUHAN pahit, pahlawanpun akan menangis. Hari
kegemasan hari itu, hari kesusahan dan kesulitan, hari kemusnahan dan pemusnahan, hari
kegelapan dan kesuraman, hari berawan dan kelam, hari peniupan sangkakala dan pekik tempur
terhadap kota-kota yang berkubu dan terhadap menara penjuru yang tinggi. Aku akan
menyusahkan manusia, sehingga mereka berjalan seperti orang buta, sebab mereka telah berdosa
kepada TUHAN. Darah mereka akan tercurah seperti debu dan usus mereka seperti tahi. Mereka
tidak dapat diselamatkan oleh perak atau emas mereka pada hari kegemasan TUHAN, dan
seluruh bumi akan dimakan habis oleh api cemburu-Nya; sebab kebinasaan, malah kebinasaan
dahsyat diadakan-Nya terhadap segenap penduduk bumi." (Zefanya 1:14-18).

Bukankah kita sudah melihat bahwa firman Tuhan mulai digenapi? Sebagai anak-anak Tuhan
kita tak perlu takut dan cemas, sebab firman Tuhan jelas berkata, "...Aku akan menyusahkan
manusia...sebab mereka telah berdosa kepada TUHAN..." (Zefanya 1:17). Bagi umat Tuhan yang
setia dan taat kepada-Nya akan tetap terjaga seperti biji mata Tuhan sendiri. Tetaplah tenang dalam
situasi supaya kita dapat berdoa!

Ada jaminan perlindungan Tuhan bagi orang benar! Karena itu tetaplah tenang.

Air Hidup Blog at 1:00 AM 10 comments:


Share
Tuesday, May 28, 2019

SEHATI SEPIKIR DI DALAM TUHAN


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi28 Mei 2019

Baca: 2 Korintus 13:1-13

"Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka
Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!" 2 Korintus 13:11b

Rasul Paulus memberikan nasihat kepada segenap jemaat di Korintus agar mereka senantiasa
sehati dan sepikir. Apakah yang dimaksudkan sehati sepikir? Bagaimana kita bisa sehati
sepikir jika kita memiliki latar belakang hidup yang berbeda dan cara hidup yang berbeda
pula? Sehati sepikir yang dimaksudkan oleh rasul Paulus ini adalah berbicara mengenai
kesatuan hati dan kesatuan tujuan dalam mengerjakan perkara-perkara rohani. Jika jemaat
Tuhan benar-benar hidup dalam kesatuan ini maka kita dapat berjalan beriringan dalam
melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya.

Bagaimana jemaat Tuhan dapat hidup dalam damai sejahtera, bila mereka tidak sehati
sepikir, alias masing-masing mementingkan ego atau diri sendiri? Berjalan sendiri-sendiri,
saling menyalahkan, saling bergosip satu sama lain... Hal itu sangat bertentangan dengan
firman Tuhan, sebab di dalam Kristus "...ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan
Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini:
hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari
kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang
seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap
orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." (Filipi
2:1-4).

Sebagai anggota tubuh Kristus dan satu keluarga Kerajaan Sorga hendaknya kita saling
mendoakan, saling menasihati, saling mendorong, saling menopang dan saling mendahului
dalam menyatakan kasih. Jikalau kita melakukan apa yang firman Tuhan ajarkan ini maka kita
akan hidup dalam damai sejahtera dan mengalami berkat Tuhan. Jemaat yang sehati sepikir
adalah tanda adanya kerukunan. "Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-
saudara diam bersama dengan rukun! Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat,
kehidupan untuk selama-lamanya." (Mazmur 133:1, 3b).

Sehati sepikir adalah kunci mengalami damai sejahtera dan berkat-berkat Tuhan!

Air Hidup Blog at 1:00 AM 8 comments:


Share

Monday, May 27, 2019

TUHAN MENDENGAR SERUAN DOAMU


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi27 Mei 2019

Baca: Ratapan 3:1-66

"Ya TUHAN, aku memanggil nama-Mu dari dasar lobang yang dalam." Ratapan 3:55
Tak seorang pun manusia yang hidup di dunia ini yang bebas masalah atau luput dari
penderitaan, tak terkecuali orang percaya, sebagaimana yang pemazmur
nyatakan: "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya
itu;" (Mazmur 34:20). Bersyukur sebagai orang percaya kita punya Tuhan yang setia yang tak
pernah meninggalkan kita sedetik pun, dan dengan cara-Nya yang ajaib Tuhan pasti
menyediakan jalan keluar untuk setiap permasalahan yang kita alami.

Yeremia, utusan Tuhan, pun tak luput dari masalah dan penderitaan, sekalipun ia orang yang
setia mengerjakan panggilan Tuhan. Ketika menyampaikan nubuatan dari Tuhan, ia bukan
hanya ditolak, tapi dibenci dan malah dianiaya. "...mereka mengambil Yeremia dan
memasukkannya ke dalam perigi milik pangeran Malkia yang ada di pelataran penjagaan itu;
mereka menurunkan Yeremia dengan tali. Di perigi itu tidak ada air, hanya lumpur, lalu
terperosoklah Yeremia ke dalam lumpur itu." (Yeremia 38:6). Adalah manusiawi sekali bila
Yeremia merasa takut, lalu berseru kepada Tuhan meminta pertolongan: "Ya TUHAN, aku
memanggil nama-Mu dari dasar lobang yang dalam. Engkau mendengar suaraku! Janganlah
Kaututupi telinga-Mu terhadap kesahku dan teriak tolongku!" (Ratapan 3:55-56). Tuhan
mendengar seruan Yeremia dan memberikan pertolongan dengan memakai Ebed-Melekh, orang
Etiopia itu (seorang sida-sida yang tinggal di istana raja), yang melaporkan kepada raja bahwa
Yeremia telah dimasukkan ke dalam perigi (Yeremia 38:7-8). Mendengar laporan itu raja pun
segera bertindak: "Bawalah tiga orang dari sini dan angkatlah nabi Yeremia dari perigi itu
sebelum ia mati!" (Yeremia 38:10). Tuhan itu teramat baik dan Ia dekat kepada orang yang
memanggil-Nya. "Engkau dekat tatkala aku memanggil-Mu, Engkau berfirman: 'Jangan
takut!' Ya Tuhan, Engkau telah memperjuangkan perkaraku, Engkau telah menyelamatkan
hidupku." (Ratapan 3:57-58).

Mungkin saat ini Saudara sedang berada di 'perigi' permasalahan hidup yang teramat berat,
berseru-serulah kepada Tuhan, Ia pasti mau mendengar.

"Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan
engkau akan memuliakan Aku." Mazmur 50:15

Air Hidup Blog at 1:00 AM 7 comments:


Share



Home

View web version

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai