Anda di halaman 1dari 3

Pembacaan Alkitab : Filipi 2 ayat 12-18

Mengeluh adalah hal yang bagi sebagian orang itu sudah menjadi kebiasaan. Bahkan tidak sulit
untuk mengingat kapan terakhir kali kita mengeluh.
Itu bukanlah hidup dan sikap yang Tuhan ingin kita jalani, baik dirumah, digereja, dikantor atau
dimanapun kita berada.
Tuhan melalui Paulus, mendorong kita untuk “berperilaku yang layak bagi Injil Kristus”. Kita
dapat membuktikan kesetiaan kita pada Tuhan dengan cara menaati Tuhan, salah satunya dengan
melakukan segala sesuatu tanpa mengeluh atau membantah.
Mari kita ingat bagaimana orang-orang Israel dulu mengeluh dan mempertanyakan pemimpin
mereka saat di tengah padang gurun. Sikap orang-orang Israel ini menunjukkan bentuk
ketidaktaatan mereka karena mereka mempertanyakan Tuhan dalam situasi mereka saat itu. Hal
ini menunjukkan bahwa mereka tidak percaya kepada Tuhan.
Begitu juga yang terjadi dalam hidup kita, saat kita mengeluh sebenarnya itu tidak hanya
diarahkan pada sesuatu atau seseorang saja, tetapi yang kita lakukan itu terarah juga kepada
Tuhan.
Kenapa kita sebagai manusia sering mengeluh? Karena kita kecewa dengan kenyataan yang ada,
kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan kita yang membuat kita tidak mau
menerima keadaan kita.
Padahal sebenarnya apapun keadaan kita, kita harus selalu bersyukur, kita diberi kenikmatan bias
melihat, bias mendengar bahkan bernafas. Ini merupakan hl yang luar biasa tapi kadang tidak
kita sadari.
Terkadang kita sebagai manusia suka sombong, tidak pernah puas, bahkan mungkin tidak pernah
bersyukur dengan apa yang kita miliki, apa yang kita punya.
Kita selalu melihat keatas, andai kita bisa seperti mereka, dan berbagai macam andai” lainnya.
Tapi, pernahkah kita melihat kebawah? Bagaimana dengan mereka yang mungkin tidak
berpenghasilan? Bagaimana dengan mereka yang setiap hari kerja keras mungkin kadang tidak
menghasilkan apa-apa? Bagaimanajuga dengan mereka yang bahkan punya keterbatasan fisik,
sehingga mereka tidak bias berbuat apa-apa?
Mereka hanya bisa bergantung dan berharap pada orang lain yang mau membantu mereka.
Jangan pernah bilang, “ Mungkin kita yang paling menderita”, seolah-olah kita yang paling
menderita di dalam hidup ini, hanya kita yang paling tersiksa di dalam hidup ini. Padahal kita
masih punya saudara, kerabat, bahkan teman” yang sayang pada kita. Coba kita pikir, bagaimana
dengan mereka yang tidak punya keluarga?
Ada beberapa hal yang terjadi jika kita sering mengeluh:
1. Akan mempengaruhi suasana hati kita, dimana suasana hati kita menjadi tidak damai,
gelisah, kuatir, bahlan sering marah.
2. Mempengaruhi keluarga kita, dimana atmosfer atau suasana di dalam kehidupan keluarga
menjadi tidak baik.
3. Mempengaruhi orang-orang disekitar kita, baik itu didalam lingkungan pekerjaan,
pergaulan, ataupun komunitas kita.
4. Sikap kita menjadi negative terhadap apapun yang terjadi pada kita.
5. Keputusan” kita menjadi salah, akibat dari emosi negative kita, akibat dari kita yang selalu
bersungut-sungut, jadinya kita memutuskan segala sesuatu berdasarkan emosi sesaat kita.
6. Tuhan didukakan oleh sikap kita itu.
7. Kita menghalangi berkat Tuhan, jadi keluhan kita itu justru menjadi factor yang sering
menghalangi berkat” Tuhan yang akan kita terima.
Kita mungkin tidak tahu apa alasan di balik semua hal yang sedang menimpa diri kita, tetapi
apakah kita dapat menyakini bahwa sekalipun dalam situasi yang paling parah, Allah tetap
memegang kendali? Karena keyakinan inilah yang membuat kita dapat mengucapkan syukur
dalam segala hal. Jadi, alasan pertama mengapa kita dapat bersyukur dalam segala hal adalah
karena kita menyakini bahwa Allah tetap berdaulat dalan situasi apa pun.
Tidak ada tokoh lain yang mengalami hal yang seburuk Ayub di dalam hidupnya. Dalam waktu
satu hari, Ayub kehilangan anak-anak dan semua harta bendanya. Seolah-olah itu belum cukup
parah, Ayub yang sedang berdukacita tiba-tiba menderita penyakit kulit yang mengerikan. Kita
diberi kesempatan untuk melihat apa yang sedang terjadi di dalam hidup kita, tetapi Ayub tidak.
Kita tahu bahwa semuanya itu adalah ulah si Iblis. Iblis mendatangkan semua itu hanya dengan
satu tujuan yaitu untuk membuat Ayub mengutuk Allah.
Tujuan Iblis tercapai di dalam diri istri Ayub yang berkata, “Kutukilah Allahmu dan mati saja.”
Istri Ayub jatuh ke dalam rencana dan jerat Iblis. Saat malapetaka atau hal-hal yang buruk
terjadi, yang diinginkan oleh musuh adalah untuk kita menggerutu, mengkritik dan mengutuk
Allah.
Tetapi apa terjadi saat kita malah mengucap syukur kepada Allah? Dengan melakukan hal ini,
kita sebenarnya sedang mematahkan rencana dan tujuan Iblis. Kita sedang memberitahu Iblis
yang sedang mencobai kita bahwa dia tidak akan berhasil menjerat kita dalam dosa. Jadi ini bias
dijadikan alasan kedua kita mengucap syukur dalam segala hal adalah untuk mematahkan tujuan
Iblis yang ingin membuat kita memberontak terhadap Allah.
Ayub berkata kepada istrinya, “Ebgkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau
menerima apa yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” (Ayub 2.10).
Kalau kita termasuk orang yang tidak dapat mengucap syukur dalam segala hal, berarti kita tidak
beda dari istri Ayub, yang hanya mau menerima apa yang baik dari Allah dan menolak apa yang
tidak baik. Dan menurut Ayub, ini merupakan konsep orang yang dungu. Justru karena kita
sedang hidup di dunia ini yang merupakan daerah kekuasaan musuh, memang tidaklah mungkin
kita dapat bebas dari cobaan dan penderitaan.
Dalam hidup ini, memang tidak mudah bagi kita untuk menghentikan diri kita sendiri dari
mengeluhkan hal” yang tidak sukai yang terjadi dalam hidup kita.
Bagaimana kita mengatasi hal ini? Yaitu dengan membawa semua persoalan, pergumulan kita
didalam doa maka kita dapat terhindar dari tingkah laku tersebut.
Mari kita belajar lebih banyak bersyukur dalam segala hal dalam setiap situasi dan keadaan kita.
Dalam 1 Tawarikh 16: 34 tertulis, “Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya
untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.”
Dengan bersyukur kita akan lebih mudah menjalani hidup kita dan bahkan kita akan melihat hal-
hal indah yang selama ini tidak terlihat karena kita terlalu sibuk mengeluh.Dan kita akan tahu
bahwa kepuasan yang kita dapatkan saat mengeluh tidak sebanding dengan hidup yang dalam
sikap yang layak dihadapan Tuhan.
AMIN

Anda mungkin juga menyukai