I YOHANES 3 : 1-10
Dalam ayat 4-5 menjelaskan mengenai akibat dosa atau resiko berbuat
dosa dan menunjukkan bahwa Allah tidak ada dosa.
2. Dalam ayat 6 “Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia,
tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak
melihat dan tidak mengenal Dia.”
Tidak berbuat dosa lagi. Kita bisa melihat dari kehidupan Rasul
Paulus dimana setelah beliau bertobat, beliau tidak lagi melakukan
dosa. Begitupun dengan zakeus matius ketika mereka mengikut Tuhan
mereka tidak lagi melakukan hal yang tidak berkenan dihadapan
Tuhan. Tidak berbuat dosa lagi, dalam bahasa aslinya memiliki bentuk
waktu sekarang yang terus-menerus untuk kedua kata kerja. Itu artinya
hal tersebut merupakan sebuah tindakan yang tidak hanya dilakukan
hanya sewaktu-waktu, namun dilakukan terus-menerus.
Kita tahu dalam konteks ini surat Yohanes ditujukan kepada jemaat-
jemaat atau gereja-gereja Asia yang pada masa itu sedang
diperhadapkan dengan pengajaran Gnosistisme. Yohanes berharap
mereka tidak terpengaruh dengan pengajaran tersebut dan juga
berharap mereka tetap melakukan kebenaran. Jika ditarik dengan
kehidupan kita pada saat ini, kita tahu bahwa banyak pengajaran-
pengajaran pada zaman sekarang yang menjauhkan kita pada
pengenalan akan Tuhan yang benar. Untuk itu baiklah kita tidak
terpengaruh dengan hal-hal tersebut, tetaplah melakukan kebenaran
yang sesuai dengan kehendakNya Tuhan. Sebab dalam 7b sudah
jelas bahwa Allah yang kita percaya, Bapa kita adalah benar.
Dalam ayat 8 dijelaskan kembali yang dimana penjelasan tersebut
sangatlah jelas bertentangan dengan ayat ke 7b, dimana dalam ayat 8
orang yang melakukan dosa berasal dari iblis.