Anda di halaman 1dari 3

WHO AM I ? WHAT SHOULD I DO ?

I YOHANES 3 : 1-10

ILUSTRASI BRAND ( ADIDAS, NIKE, STARBUCKS, KFC, DAN


ORANG PERCAYA ? )
Dari jawaban saudara sudah menunjukkan ‘kenapa’ pada saat saya menanyakan
hal tersebut saudara sadar dan tahu pasti menjawab dengan serempak produk dari
brand tersebut. brand sendiri memiliki pengertian yaitu identitas atau nama yang
mewakili sebuah produk secara keseluruhan. but why pada saat saya
menampilkan orang percaya(brand) saudara mulai tidak serempak menjawab,
sebenernya who am i ?
OKE LANGSUNG KITA BUKA I YOHANES 3: 1-10
Kesediaan ( Willy dan Ima ) dibaca dengan jelas
1. Dalam ayat 1 “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa
kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita
adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab
dunia tidak mengenal Dia.”
KasihNya yang begitu besar memberikan status baru bagi setiap kita
bahwa kita adalah anak-anak Allah(produk). Anak-anak Allah
berbicara mengenai sebuah gelar, kedudukan, atau posisi kita dengan
Allah.
2. Dalam ayat 2 “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah
anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi
kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi
sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang
sebenarnya.
Kata “sama ” dalam bahasa aslinya ὅμοιοι adjective normal nominative
masculine plural no degree from ὅμοιος ( homoios). Yang memiliki arti
of the same nature as Him yaitu sifat yang sama dengan Yesus. Saya dan
saudara sudah direncanakan untuk sama seperti Dia, dengan kata lain
Tuhan mengkehendaki setiap kita hidup mengikuti teladanNya.
Dalam konteks atau pasal ini kita akan belajar bagaimana Anak Allah
seharusnya menjalani hidup selama ada di dunia ini.
1. Dalam ayat 3 “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-
Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.”
Menyucikan diri dalam bahasa aslinya ἁγνίζει (hagnizo) yang sifatnya
present aktif indikatif yang berarti menyucikan diri bukan hanya
dilakukan hanya sekali, namun berulang(terus menerus). Menyucikan
diri berbicra mengenai sebuah ceremonial, pertobatan, atau
pembersihan diri atas segala pelanggaran/dosa yang telah dilakukan.

Dalam ayat 4-5 menjelaskan mengenai akibat dosa atau resiko berbuat
dosa dan menunjukkan bahwa Allah tidak ada dosa.

2. Dalam ayat 6 “Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia,
tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak
melihat dan tidak mengenal Dia.”

Tidak berbuat dosa lagi. Kita bisa melihat dari kehidupan Rasul
Paulus dimana setelah beliau bertobat, beliau tidak lagi melakukan
dosa. Begitupun dengan zakeus matius ketika mereka mengikut Tuhan
mereka tidak lagi melakukan hal yang tidak berkenan dihadapan
Tuhan. Tidak berbuat dosa lagi, dalam bahasa aslinya memiliki bentuk
waktu sekarang yang terus-menerus untuk kedua kata kerja. Itu artinya
hal tersebut merupakan sebuah tindakan yang tidak hanya dilakukan
hanya sewaktu-waktu, namun dilakukan terus-menerus.

3. Dalam ayat 7 “Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun


menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah
benar, sama seperti Kristus adalah benar;”

Kita tahu dalam konteks ini surat Yohanes ditujukan kepada jemaat-
jemaat atau gereja-gereja Asia yang pada masa itu sedang
diperhadapkan dengan pengajaran Gnosistisme. Yohanes berharap
mereka tidak terpengaruh dengan pengajaran tersebut dan juga
berharap mereka tetap melakukan kebenaran. Jika ditarik dengan
kehidupan kita pada saat ini, kita tahu bahwa banyak pengajaran-
pengajaran pada zaman sekarang yang menjauhkan kita pada
pengenalan akan Tuhan yang benar. Untuk itu baiklah kita tidak
terpengaruh dengan hal-hal tersebut, tetaplah melakukan kebenaran
yang sesuai dengan kehendakNya Tuhan. Sebab dalam 7b sudah
jelas bahwa Allah yang kita percaya, Bapa kita adalah benar.
Dalam ayat 8 dijelaskan kembali yang dimana penjelasan tersebut
sangatlah jelas bertentangan dengan ayat ke 7b, dimana dalam ayat 8
orang yang melakukan dosa berasal dari iblis.

4. Dalam ayat 8b “Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu


supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Yesus datang menyatakan diriNya


untuk meniadakan membatalkan menghilangkan mengakhiri
menghapuskan segala perbuatan Iblis yang mendorong seseorang
untuk berbuat dosa. Jika ditarik kembali dalam kehidupan kita,
mungkin kita tidak bisa mengahapus segala kejahatan didunia ini, kita
tidak bisa memberhentika semua orang untuk melakukan dosa. Tetapi
setidaknya kita memiliki kesempatan membuat mereka sadar, yaitu
dengan cara menggambarkan Kristus dalam kehidupan kita(menjadi
teladan,sehingga mereka bukan hanya mendengar tapi juga melihat).
Pakai segala peluang yang ada untuk menjadi dampak yang positif
bagi mereka, bagi setiap orang disekitar kita.

Dalam ayat ke 9-10 meruapakan bentuk kesimpulan dari perikop pasal


ini.

Saudara sudahkaha kita melakukan yang seharusnya anak-anak Allah


lakukan ? atau malah belum sadar bahwa produk kita anak Allah ?
mari renungkan baik-baik, dan refleksikan dalam kehidupan setiap
kita. Amin

TUHAN YESUS MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai