Anda di halaman 1dari 2

5/6 Juni 2024

ANAKKU... TINGGALAH DI DALAM KRISTUS

Bacaan : 1 Yohanes 2 : 28 – 29; 3 : 1 – 10

Pokok-pokok renungan

1. Kita bisa menjadi anak-anak Allah karena kasih karunia Allah.

ay 1a ini menunjukkan bahwa kita bisa menjadi anak-anak Allah karena kasih karunia Allah.
Firman Tuhan yang tercantum dalam Surat 1 Yohanes 3:1, mengatakan: “Lihatlah, betapa
besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah,
dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab
dunia tidak mengenal Dia.”
Sungguh. Apabila kita melihat kasih Allah kepada kita, kita tidak dapat membayangkan
betapa besarnya. Oleh sebab betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,
maka kita kemudian disebut anak-anak Allah. Jadi, Allah yang lebih dulu memberi kita kasih
karunia mengangkat kita jadi anak Allah, bukan karena kita yang aktif lebih dulu.
“kita akan menjadi sama seperti Dia” (ay 2). Like Father like son! Yang ditargetkan Tuhan
adalah “sama seperti”, identical
Status kita sebagai anak-anak Allah itu akan semakin nyata apabila Kristus menyatakan diri-
Nya pada waktu-Nya. Kemudian kita akan menjadi sama seperti Dia. Lalu kita akan melihat
Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Yaitu Dia sebagai Tuhan dari segala Tuhan, Allah
segala allah dan Penguasa Kerajaan Sorga sepanjang masa.

2. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama
seperti Dia yang adalah suci

Menyucikan adalah: membersihkan mata dan jiwa kita agar dapat memampukan kita untuk
melihat Allah dan kehendak-Nya yang kudus
Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, Yesus Kristus Tuhan kita, agar
hendaknya menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
“menyucikan diri sama seperti Dia adalah suci” (ay 3),
“Setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa lagi” (ay 9).
Perkataan “menyucikan diri” merupakan prosess yang perlu dikerjakan dan bukan berarti
sudah tidak berbuat dosa atau hidupnya tanpa dosa. Rasul Yohanes menegaskan “Jika kita
berkata bahwa kita tidak berdosa maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada
di dalam kita” (1 Yoh 1:8). Yang ingin dinyatakan “tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat
dosa” (ay 6) dan “setiap orang yang tetap berbuat dosa tidak melihat dan tidak mengenal Dia”
(ay 6). Perhatikan pernyataan “tetap”yang berarti tidak henti-hentinya, senantiasa! Dari
ayat ini kita tahu bahwa tidak ada keadaan di tengah-tengah/ abu-abu. Hanya ada 2 posisi;
kalau seseorang adalah milik Kristus, ia akan berbuat kebenaran (ay 7), atau seseorang
adalah milik setan, yaitu kalau ia berbuat dosa

3. Setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi

Dalam pada itu, Firman Tuhan yang ditulis dalam Surat 1 Yohanes 3:5, berbunyi: “Dan kamu
tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam
Dia tidak ada dosa. Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat
dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.”
setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, yaitu di dalam Tuhan Yesus Kristua, hendaklah
tidak mengeraskan hati, membuat pembenaran diri dan berbuat dosa lagi. Sebab, setiap orang
yang tetap berbuat dosa, tidak akan melihat dan tidak akan mengenal Dia.

4. Mengasihi sesama, terutama saudara seiman

Setiap orang yang menjadi anak – anak Alah engasihi saudaranya, saudara dalam satu Bapa
yaitu Tuhan. Ditegaskan oleh Rasul Yohanes di dalam perikop berikutnya agar kita harus
saling mengasihi dengan cara:
 tidak melakukan perbuatan jahat seperti Kain (:12),
 tidak membenci “yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh
manusia”(:15),
 tidak “menutup pintu hatinya terhadap saudaranya” yang “menderita kekurangan”
(:17)
 “mengasihi bukan dengan perkataan… tetapi dengan perbuatan..” (:18).

Anda mungkin juga menyukai