Anda di halaman 1dari 4

PERTEMUAN 16

ALLAH TRITUNGGAL
Dalam surat Ulangan Pasal 6 ayat 14, dijelaskan bahwa Allah kita Esa, artinya satu. Namun, kita
sebagai manusia terkadang kurang percaya, memahami, dan mengalami Allah melalui perbuatan
dan karyanya, sebagaimana diajarkan di dalam Alkitab. Dari alat Tritunggal itu memang tidak
alami, tidak ada istilahnya di dalam Alkitab "Tri Tunggal" atau "Trinitalis". Namun, Allah
Tritunggal itu pada awalnya dirumuskan oleh Gereja. Rumusan itu dibuat berdasarkan karya
Allah dalam hal menciptakan, menyelamatkan, dan membebaskan. "Baca 1 Yohanes 5:7" Allah
Tritunggal itu dikenal dengan pertama, Allah sebagai Bapak, yang kedua, Allah sebagai Anak
atau Yesus, dan ketiga, Allah sebagai Roh. Supaya lebih jelas, mari dengarkan baik-baik
penjelasannya satu persatu.

1. Allah sebagai Bapa

Allah disebut Bapa sesuai dengan ajaran Alkitab, bukan dibuat-buat. Beberapa ayat dalam
Alkitab yang menyatakan bahwa Allah adalah Bapa di antaranya adalah Ulangan 32:6, Yesaya
9:5, dan Matius 6:9, serta banyak ayat lainnya. Dari ayat-ayat tersebut, jelas bahwa Allah adalah
Bapa, sehingga Bapa Israel juga menjadi Bapa umat-Nya, dan Bapa kita juga. Yesus disebut
sebagai Bapa yang kekal dalam doa Bapa Kami, karena Ia mengajarkan kita untuk memanggil
Allah sebagai Bapa dalam doa, "Bapa Kami yang di Surga". Dengan demikian, menyebut Allah
sebagai Bapa adalah sesuai dengan ajaran Alkitab atau ajaran Yesus, dan bukan dalam arti
geologi, tetapi dalam pengertian analogi, dalam sudut pandang penciptaan-Nya. Allah disebut
Bapa karena dari pada-Nya segala sesuatu diciptakan, dari yang tidak ada menjadi ada, seperti
yang tertulis dalam Kejadian 1:1 dan Yohanes 1:3.

Kejadian 1:1 digunakan untuk mengawali kisah penciptaan Allah, "Allah menciptakan langit dan
bumi", dan Yohanes 1:3 menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada ini adalah karena ada Dia,
"Tanpa Dia segala sesuatu yang ada ini tidak ada, tapi karena ada Dia, segala sesuatu yang ada
ini ada". Karena dari-Nya segala sesuatu berasal, maka Allah menjadi Bapa, bukan hanya karena
karya-Nya menciptakan segala sesuatu, termasuk manusia, tetapi juga karena Ia adalah Allah
yang memelihara segala ciptaan-Nya, termasuk kita manusia, seperti seorang bapak memelihara
anak-anaknya.

Selain itu, Allah juga diakui sebagai Bapa karena kasih-Nya yang luar biasa terhadap manusia.
Kasih Allah disertai dengan pengorbanan dan menyelamatkan, seperti yang tertera dalam
Yohanes 1:12-13, 3:16, dan 15:13. Jika Allah adalah Bapa, maka kita sebagai anak-anak-Nya
mempunyai hubungan yang dekat dan erat dengan Allah, yaitu hubungan sebagai Bapa dan anak.
Oleh karena itu, kita harus menghormati, menaati, dan mengasihi-Nya, seperti yang tertulis
dalam Maleakhi 1:6.
Dalam kesimpulannya, Allah disebut Bapa terutama karena dari-Nya segala sesuatu bersumber,
dijaga, dan diciptakan dengan baik, bukan hanya sekadar menciptakan tetapi juga memelihara.
Kekuasaan Allah menunjukkan bahwa Dia maha kuasa dan maha di bumi dan sorga dalam
kemaha-kuasaan-Nya. Kekuasaan Allah tidak sewenang-wenang, tetapi merupakan kekuasaan
yang dipergunakan untuk menciptakan dan menyelamatkan, melalui karya penciptaan di mana
Dia mampu menciptakan segala hal dari yang tidak ada menjadi ada, seperti yang tertulis dalam
Kejadian 1, Mazmur 33:6, dan Ibrani 11:3. Selain itu, kekuasaan Allah juga terlihat dalam
tindakan penyelamatan-Nya terhadap manusia, seperti yang dicatat dalam Alkitab melalui kisah-
kisah para nabi dan rasul. Sebagai umat manusia, kita seharusnya mengakui dan merendahkan
diri di hadapan kekuasaan-Nya yang maha besar, serta berusaha untuk hidup sesuai dengan
kehendak-Nya yang tertuang dalam firman-Nya.

2. Allah sebagai Anak

Sebagai anak Allah, anak yang dimaksud ialah Yesus, yang melaksanakan karya keselamatan
bagi isi dunia ini. Baca pada Surat Yohanes pasal 1 ayat 1-3, dijelaskan bahwa pada awal
pertama adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah
Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, tanpa Dia maka segala sesuatu yang ada ini tidak akan
ada. Namun, karena ada niat, maka segala sesuatu menjadi ada. Jadi, pada awal pertama adalah
Firman, pada awal pertama yang mana yaitu pada awal pertama kejadian ketika Allah
menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya. Baca di Kejadian pasal 1, Allah berfirman,
maka segala sesuatu tadi, dan pada awal pertama juga ada yang disebut dengan Roh. Hal ini juga
disebutkan dalam Alkitab bahwa Firman dan Roh sudah ada pada Allah. Firman menurut
Yohanes 1:1, dan Firman itu adalah Allah. Firman itu sendiri penting karena Allah dengan
Firman yang tidak bisa dipisahkan, kemudian dikenal dengan Roh juga tidak bisa dipisahkan
dengan Dia, sama seperti kita terdiri dari Roh dan tubuh tiga bagian, kita tidak tiga, tapi satu
jiwa. Kira-kira itulah sedikit yang memberikan gambaran untuk mendekatkan dalam hati kita
supaya kita bisa mengerti Tritunggal itu. Bagian yang kedua yang dibicarakan di sini adalah
Firman. Baca Yohanes pasal 1 ayat 14, dikatakan Firman itu telah menjadi daging, Firman itu
telah menjadi manusia, menjadi Allah yang telah menjelma menjadi manusia, sama seperti kita
di dalam Yesus Kristus. Hal itu sangat erat dengan Filipi 2 ayat 5-8, walaupun dalam rupa Allah
itu Firman tadi atau Allah itu sendiri atau Yesus itu, walaupun dalam rupa Allah, Ia tidak
mempertahankan itu sebagai hak yang harus dipertahankan, tapi Ia mengosongkan dirinya,
mengambil rumah seorang hamba menjadi sama seperti kita, dan dalam keadaannya sebagai
manusia, Ia merendahkan dirinya, taat sampai mati di kayu salib. Jadi, Allah yang tadinya tidak
mampu, kepada di sini Ia meninggal dunia, mengosongkan diri, mengambil rumah seorang
hamba menjadi sama seperti manusia, kemudian diangkat, dan ketaatannya itu sampai bersedia.
Baca Yohanes 1 ayat 1-3, Firman yang telah terjadi manusia, Firman yang telah menjadi manusia
itu, tempat yang telah mengosongkan diri menjadi rupa manusia sama seperti kita, siapa Allah itu
sendiri, jadi berarti Yesus Kristus menjadi manusia. Bagaimana caranya menjadi daging untuk
menjadi manusia, lalu kemudian bagaimana hanya bisa mengosongkan dirinya, pernah berubah
seorang hamba, dan menjadi sama seperti kita, sampai taat sampai ke kayu salib. Bagaimana
caranya? Seperti yang diperintahkan injil, Dia dilahirkan dari dara anak Maria. Itu caranya
menjadi daging dan menjadi manusia.

3. Allah sebagai Roh Kudus

Allah sebagai Roh Kudus. Apalagi ini Roh Kudus ini onume yang ketiga tritunggal. Dan Roh
Kudus langsung diri, bukan yang lain. Allah sendiri, karena Allah itu adalah Roh, bukan
manusia. Allah adalah Roh. Coba baca Yohanes pasal 4 ayat 24, 'Allah itu Roh.' Allah demikian
juga di Dua Korintus pasal 3 ayat 17 dikatakan bahwa Tuhan adalah Roh. Allah adalah Roh.
Tuhan adalah Roh yang jadi dia disebut Roh Kudus, yang oleh karena Allah itu adalah Maha
Kudus.

Sekarang Yesus sudah kembali ke surga. Lalu, sebelumnya kembali ke surga, ia sudah berjanji
bahwa ia akan menyertai murid-murid dan semua orang percaya sampai kepada akhir zaman.
Matius 28 ayat 20 dikatakan, 'Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.'
Caranya bagaimana? Nah, dia mau janjikan Roh Kudus datang sesudah dia kembali ke sorga.
Makanya, setelah Yesus naik ke sorga 10 hari, terjadilah hari pentakosta. Roh Kudus jadi. Roh
Kudus telah dijanjikan Yesus untuk menyertai murid-murid dan semua orang percaya sampai
kepada akhir zaman.

Jadi, walaupun Yesus sudah kembali ke surga, namun dia hadir untuk menyertai orang-orang
percaya di dalam Roh Kudus itu. Lalu, dia menyerta setiap orang percaya itu di dalam Roh
Kudus, tidak hanya sekedar bersama-sama berdampingan, tapi di dalam kuasa Roh. Iya, Allah
Roh Kudus ada mempunyai kebebasan. Ia boleh hadir di mana saja, kepada siapa saja, untuk
menyertai. Jadi, ia menyertai kita dari dalam, memberi kita semangat, memberi kita kekuatan,
memberi kita penghiburan.

Itu Yesus sendiri yang menyertai dalam Roh Kudus, dalam 1 Korintus pasal 3 ayat 16, 'Kamu
adalah bait Allah, tempat kediaman Roh Kudus.' Tapi, hati kita ini adalah baiklah tempat
kediaman Roh Kudus itu, yang dikatakan dalam ayat itu juga. 1Korintus 3:17 dikatakan,
'Baiklah, Allah itu ialah kamu, diperhatikan yang ada di dalam kita itu tadi Roh, karena Allah itu
adalah bukan manusia, tapi Roh.' Dan juga di 1 Korintus Pasal 6 ayat 19, “Tubuhmu adalah
tempat atau bait Roh Kudus”. Jadi itu caranya Roh Kudus bekerja menyertai setiap orang
percaya yaitu melalui diri kita sendiri untuk menguasai hati dan pikiran kita mengendalikan
hidup kita mengarahkan hidup kita mengontrol hidup kita apabila kita membiarkan diri dikuasai
dibimbing diarahkan dan dikontrol oleh Roh Kudus. Bagi yang mau menerima menerima janji
krisus itu penyertaan daripada dia itu sampai akhir zaman terjadi bagi yang menerima dia

Selanjutnya peranan Roh Kudus. Nah, peranan Roh Kudus dalam kehidupan komunitas gereja
sangat penting. Pada hari Pentakosta, para murid diberi kekuatan untuk memberikan mandat
yang dijanjikan oleh Yesus di Matius 28:18-20 sebelum pergi, yaitu agar semua kota menjadi
murid-Nya dalam Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Pada hari yang ke-50 setelah kebangkitan
Yesus atau 10 hari setelah Yesus naik ke surga, terjadi peristiwa Pentakosta, di mana Roh Kudus
turun dan menguasai para murid dan orang-orang yang berkumpul di situ. Dalam pekerjaan Roh
Kudus, para murid diberi semangat, kekuatan, dan keberanian, terutama Petrus, untuk
memberitakan Injil sehingga pada hari itu saja sekitar 3000 orang dibaptis dan menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Itu merupakan suatu hari kelahiran gereja di dunia ini, yang
berarti Roh Kudus berkarya untuk mendirikan gereja dunia ini. Persekutuan orang percaya
menjadi peranan penting Roh Kudus dalam menghimpunkan semua orang menjadi orang
percaya yang disebut dengan persekutuan orang-orang percaya yang kita sebut gereja. Roh
Kudus memberikan kekuatan dan semangat kepada murid-murid dan setiap orang percaya untuk
melaksanakan tugas pengamanan Injil, seperti yang disampaikan di dalam Kisah Rasul Pasal 1
Ayat 8 kepada murid-murid sebelumnya. Roh Kudus memberikan kekuatan dan semangat
kepada setiap orang percaya untuk melaksanakan pemberitaan Injil dan kesaksian di mana-mana,
supaya kering terus berkembang sesuai dengan kehendak Allah. Itulah pekerjaan Roh Kudus,
bukan oleh Allah Tritunggal. Dia mempunyai peran dan program yang berlanjutan. Sebagai Allah
Bapa, Dia menciptakan, memelihara, mengasihi, dan kemudian menyelamatkan manusia di
dalam Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal, yang merencanakan karya penyelamatan manusia
dari dosa. Masa ada-Nya di tengah-tengah dunia ini tidak lain adalah untuk keselamatan dunia
ini, yaitu karya keselamatan melalui Pemberi Berita Injil, kemudian kematian di kayu salib,
kebangkitan, dan kembali ke sorga. Kelanjutan karya-Nya datang melalui Roh Kudus, yang
terjadi pada peristiwa Pentakosta, dan memberikan semangat kepada murid-murid dan orang
percaya untuk bersaksi, sehingga benarlah bahwa Yesus menyertai murid-murid sampai pada
akhir zaman, melalui karya Roh Kudus melalui setiap pribadi-pribadi mereka dalam komunitas
gereja dan kehidupan bercandanya di tengah-tengah dunia ini. Itulah pengertian singkat dari
Allah Tritunggal, sesuai dengan iman percaya kita sebagai orang Kristen.

Anda mungkin juga menyukai