Anda di halaman 1dari 20

BUKU JAWABAN TUGAS

MATA KULIAHTUGAS 1

Nama Mahasiswa : Ezra Guztavianus

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 022316854

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4222/Pendidikan Agama Kristen

Kode/Nama UPBJJ : 21/ Jakarta Barat

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Memahami berbagai argumentasi keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, baik secara argumentasi
kosmologis, moral, teologis, dan rasional, menunjukkan bahwa dalam konteks Allah Bapa yang
kekal, dikenal eksistensi Allah Tritunggal. Pertanyaannya: Cobalah Anda jelaskan konsep Allah
Tritunggal yang perlu dipahami!

Pada 1 Yohanes 4:8 dan 1 Yohanes 4:10 dijelaskan jika kasih berasal dari Allah dan sudah ada sejak
awal sebab Allah merupakan kasih dan Bapa, Putra dan Roh Kudus menjadi satu kesatuan yang tidak
terpecah. Dengan kasih Allah yang benar-benar tumbuh dalam diri kita dan mujizat Tuhan
Yesus tersebut, sebetulnya kita juga dapat menyatu dan tak terpecah, akan tetapi selama hidup di
dunia ini membuat kita tidak dapat berbuat kasih sempurna dari Bapa sebab godaan dunia yang
begitu besar.

Arti Allah Tritunggal Dalam Ajaran Alkitab

Pada Yohanes 10:30, Yesus memperlihatkan satu kesatuan yang tidak terpisah dengan Allah dan
pada Doa-nya yang terakhir bersama dengan para murid sebelum sengsara-Nya, Yesus juga berdoa
pada Bapa supaya semua murid bisa menjadi satu sama seperti Bapa yang ada didalam Dia dan Dia
didalam Bapa, dengan ini bisa disimpulkan jika Yesus sudah menyatakan diri-Nya yang serupa
dengan Allah dan Ia adalah Allah itu sendiri. Ini juga mengingatkan kita kembali pada makna
kebangkitan Yesus pernyataan Allah Bapa, sebab Allah Bapa bersabda Yesus adalah anak-Nya yang
dikasihi pada waktu pembaptisan Yesus.

Dalam Yohanes 15:26 juga menjelaskan kesatuan Yesus dengan Allah Bapa dimana Yesus juga sudah
menyatakan kesatuan Diri-Nya dengan Roh Kudus yakni Roh yang sudah dijanjikan-Nya pada para
murid yang disebut dengan Roh Kebenaran dari Bapa. Roh tersebut adalah Roh Yesus sebab Ia
merupakan kebenaran. Kesatuan ini juga kembali dipertegas Yesus pada pesan terakhir sebelum Ia
naik ke surga, Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa,
Putera dan Roh Kudus…”(Mat 28:18-20). Dalam Yohanes 5:7 juga kita bisa melihat pengajaran Yesus
seperti Rasul Yohanes yang mengajarkan jika Bapa, Firman yang adalah Yesus Kristus dan Roh Kudus
adalah satu.

1. Allah Adalah Esa

Dalam beberapa ayat Alkitab tersebut sudah menjelaskan pengertian Allah secara jelas dan masih
banyak ayat dalam Alkitab yang menjelaskan tentang janji-janji Tuhan Yesus bagi orang
percaya dan pengertian Allah Tritunggal dalam arti yang tersamar. Dengan begitu banyak ayat yang
menjelaskan pengertian Allah adalah satu tersebut membuat kita sebenarnya tidak lagi harus
mempertanyakan dan ragu akan hal tersebut. Kesatuan Allah ini meliputi Bapa, Yesus Kristus dan
juga Roh Kudus dan bukan menjadi 3 pribadi yang berbeda namun 1 kesatuan dan ketiganya
merupakan kekal, sudah ada sejak semula, tidak ada penciptanya dan bahkan sebelum semua ini
terjadi.

Dalam Yohanes 17:5 juga kita bisa melihat Yesus menyatakan keberadaan-Nya yang sudah ada
bersama dengan Allah Bapa sebelum dunia diciptakan. Kristus merupakan Firman yang ada bersama
Allah dan Firman itu sendiri adalah Allah serta oleh-Nya lah semua bisa dijadikan. Ini menyimpulkan
jika mustahil Yesus menjadikan segala sesuatu apabila Ia bukanlah Allah sendiri.

2. Bapa adalah Allah, Yesus adalah Allah dan Roh Kudus adalah Allah

Dalam 1 Korintus 8:6 yang sudah tertulis di Alkitab secara singkat menjelaskan jika Bapa menjadi
sumber dari segala sesuatu dan hanya pada hukum taurat yang harus kita taati kepada Bapa kita
hidup. Hanya lewat Yesus Kristus semuanya bisa terjadi dan menjadi jalan bagi kita menuju ke Bapa.
Yesus merupakan firman yang hidup, saat hari penciptaan, Allah berfirman dan semuanya terjadi
dan Yesus merupakan firman yang sudah terwujud menjadi seorang manusia.

Dalam Yohanes 1:1 dijelaskan jika Yesus adalah Anak Allah yang hidup dan pada Yohanes 10:30
dijelaskan jika Yesus menyatakan Diri-Nya dan Allah Bapa merupakan satu kesatuan yang utuh dan
tak terpisahkan. Roh kudus adalah Allah dan Roh Kudus memiliki sifat yang sama persis dengan sifat
Allah. Roh Kudus tidak memiliki karakter seperti kekuatan mistis sebab merupakan satu pribadi
dengan Allah. Dalam Kisah Para Rasul 5:3-4 tertulis jika kita sebagai manusia mendustai Roh Kudus,
maka itu berarti kita juga mendustai Allah.

3. Mengapa Menjadi Kesatuan

Lalu bagai mana mungkin Bapa, Anak dan juga Roh Kudu menjadi satu kesatuan? Kita sebagai
manusia seringkali menggunakan sebuah perumpamaan dari makna Paskah seperti contoh seorang
anak yang ada dalam sebuah keluarga dan menjadi murid di sekolah serta menjadi seorang teman
diantara sahabatnya. Meskipun ketiga hal tersebut berbeda namun tetap seorang anak yang sama
dan hanya mempunyai fungsi yang berbeda. Dalam Bapa, Putra dan Roh Kudus mempunyai fungsi
yang berbeda dan merupakan 3 pribadi yang juga berbeda, sehingga perumpaan tentang seorang
anak diatas terasa kurang cocok.

Dalam Yohanes 17:23 menjelaskan jika apa yang sudah Bapa berikan pada Yesus Kristus dan
diberikan lagi oleh Yesus pada kita adalah kasih dan kasih dari Bapa inilah yang membuat kita
menjadi satu kesatuan dalam simbol Kristen. Kasih ini adalah kasih Agape yang tidak bersyarat dan
menjadi kasih sempurna yang hanya milik dari Allah dan kesimpulan dari Bapa, Putra dan Roh Kudus
adalah kasih tersebut sebab kasih agape yang sudah menyatukan Bapa, Putra dan Roh Kudus. Tiga
hal tersebut bukanlah hal yang berbeda namun sebuah kesatuan yang tidak mungkin dipisahkan.

Dalam Syahadat Aku Percaya dalam Katolik juga dinyatakan jika rahasia pusat dari Iman Kristen
adalah Misteri Tritunggal. Oleh karena itu Trinitas merupakan dasar dari iman orang Kristen yang
utama. Dan masih ada pengertian yang banyak diketahui dengan mengenai Allah Tritunggal sebagai
Maha Kudus sebagai berikut:

Dogma Mengenai Trintunggal Maha Kudus

• Tritunggal merupakan Allah yang satu dan pribadi ini tidak membagi Allah seperti menjadi
sepertiga bagian, akan tetapi merupakan seluruhnya atau sepenuhnya. Bapa merupakan
sama seperti Putera dan Putera sama seperti Bapa dan Bapa serta Putra merupakan sama
seperti Roh Kudus yakni satu Allah pada kodrat yang juga sama. Dengan kesatuan ini, maka
Bapa sepenuhnya ada dalam Putera dan seluruhnya ada dalam Roh Kudus. Putera
sepenuhnya dalam Bapa dan sepenuhnya dalam Roh Kudus, Roh Kudus sepenuhnya ada
dalam Bapa dan sepenuhnya dalam Putera.
• Tiga pribadi ini berbeda secara nyata yakni dalam hubungan asalnya. Allah Bapa
“melahirkan” Allah Putera yang dilahirkan dan Roh Kudus yang dihembuskan.
• Tiga pribadi ini saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain dan perbedaan dalam
asal ini tidak memisahkan kesatuan Ilahi, akan tetapi memperlihatkan hubungan saling
timbal balik diantara pribadi Allah tersebut. Bapa berhubungan dengan Putera, Putera
berhubungan dengan Bapa, Putera dengan Bapa dan Roh kudus dengan keduanya dan
hakikat ini adalah satu yakni Allah.

2. Memahami bahwa Yesus Kristus adalah Putra yang gelar kemulian-Nya adalah Anak Tunggal
Allah, sehingga kedatanganNya ke dunia untuk memperkenalkan Allah yang maha kasih, maha
benar, dan maha kuasa, serta agar setiap orang yang percaya kepada-Nya memperioleh hidup
yang kekal. Berdasarkan uraian singkat ini, cobalah Anda jelaskan secara garis besar kehidupan
Yesus Kristus yang perlu kita ketahui!

Sekitar tahun 6 sM, menjelang berakhirnya masa pemerintahan Herodes di Israel, Imam Zakharia
adalah pemimpin di Bait Allah di Yerusalem. Ia sedang membakar ukupan di mezbah selama doa
malam, ketika seorang malaikat menampakkan diri kepadanya, serta memberitahukan bahwa akan
lahir anaknya yang pertama, seorang anak laki-laki. Anak ini akan mempersiapkan jalan bagi Sang
Mesias; roh dan kuasa Elia akan turun ke atasnya (Lukas 3:3-6) Orang tuanya harus menamakannya
Yohanes. Zakharia adalah seorang yang benar-benar saleh, tetapi sulit baginya untuk mempercayai
apa yang didengarnya dan sebagai akibatnya ia menjadi bisu sampai Elisabet (istrinya) melahirkan.
Anak itu lahir, disunat dan dinamai sesuai dengan perintah Allah. Kemudian Zakharia mendapatkan
kembali suaranya dan memuji Tuhan; nyanyian pujian ini disebut Benediktus (Lukas 1:5-25, 27-80).

Tiga bulan sebelum kelahiran Yohanes, malaikat yang sama (Gabriel) menemui Maria. Wanita muda
ini bertunangan dengan Yusuf, seorang tukang kayu keturunan Raja Daud (Yes. 11:1). Malaikat itu
berkata kepada Maria bahwa ia akan mengandung seorang anak oleh Roh Kudus, dan ia harus
menamainya Yesus. Maria heran ketika mendengar bahwa meskipun dia seorang perawan, ia akan
mendapat seorang anak yang merupakan Putra tunggal Allah dan Juruselamat umat-Nya (Luk. 1:32-
35; Mat. 1:21). Namun, ia menerima pesan ini dengan sangat lemah lembut, berbahagia karena ia
hidup dalam kehendak Allah (Luk. 1:38).

Malaikat Gabriel juga memberi tahu kepada Maria bahwa kerabatnya, Elisabet, sedang
mengandung, dan Maria segera menemui Elisabet untuk berbagi kebahagiaan bersama. Ketika
kedua wanita yang saleh ini bertemu, Elisabet menyambut Maria sebagai ibu Tuhannya (Luk. 1:39-
45). Maria tiba-tiba menyanyikan pujian (Nyanyian Maria, Luk. 1:46-56). Ia tinggal selama tiga bulan
bersama Elisabet sebelum pulang.

Yusuf, tunangan Maria, benar-benar terkejut ketika mengetahui apa yang tampaknya terjadi sebagai
akibat dosa yang dahsyat yang telah diperbuat Maria (Mat. 1:19). Ia memutuskan untuk
menceraikannya secara diam-diam. Kemudian seorang malaikat menampakkan diri dalam mimpinya
serta menjelaskan situasi tersebut kepadanya, dan meminta dia untuk menikahi calon istrinya
seperti yang sudah direncanakan.

Yesus lahir di Kota Betlehem. Pasangan pengantin baru tersebut telah disuruh pergi ke tempat oleh
perintah Kaisar Agustus (Luk. 2:1). Demikianlah nubuat dalam Mikha 5:1 terpenuhi.

Dari seluruh penjuru kekaisaran itu, orang-orang Yahudi harus kembali ke kota-kota leluhur mereka
untuk didaftar agar dapat membayar pajak. Sensus ini dilakukan ketika Kirenius (Quirinius) menjadi
gubenur di Siria untuk pertama kalinya. Setelah tiba di Betlehem, Maria dan Yusuf tidak
mendapatkan penginapan kecuali sebuah kandang (kemungkinan sebuah goa yang dipakai sebagai
kandang ternak). Di sanalah Anak Allah yang kekal dilahirkan. Ia dibungkus dengan kain lampin dan
dibaringkan dalam palungan. Tidak lama setelah kelahiran-Nya, para gembala datang untuk melihat
Dia; para malaikat telah memberitakan hal tersebut kepada mereka ketika mereka sedang
menggembalakan kawanan domba.

Tahun permulaan

Kita mengetahui lima peristiwa pada masa kecil Yesus. Pertama, menurut hukum Yahudi, Ia disunat
dan diberi nama pada umur delapan hari (Luk. 2:21). Sungguh penting bahwa Anak Allah yang tidak
berdosa ini harus menjalani upacara semacam ini, yang mengikat Dia kepada ketaatan di bawah
perjanjian Ilahi dan menyatukan Dia dengan umat Allah, Israel.

Kedua, Yesus dikuduskan di Bait Allah untuk memeteraikan penyunatan. Ia juga ditebus melalui
pembayaran lima syikal yang telah ditetapkan. Untuk penyucian dirinya, Maria memberi korban
orang miskin Im. 12:8; Luk. 2:24). Misi Yesus dibuktikan kebenarannya oleh dua orang yang saleh,
Simeon dan Hana (Luk. 2:25-38).

Yang ketiga, beberapa waktu kemudian sekelompok "orang majus" (kemungkinan imam-imam dan
para ahli astrologi Babilonia) datang ke Yerusalem, dengan meminta keterangan tentang kelahiran
seorang "Raja orang Yahudi." Mereka telah melihat bintang-Nya di angkasa (Mat. 2:2). Herodes yang
zalim dengan segera menjadi gelisah. Setelah mendengar dari para ahli Taurat di mana Mesias akan
lahir menurut nubuat, ia mengutus orang-orang majus itu ke Betlehem, dan meminta mereka
kembali kepadanya jika mereka menemukan Mesias di sana. Herodes mengatakan bahwa ia juga
ingin menyembah-Nya. Sebenarnya, ia ingin mengetahui di mana Kristus kecil berada, sehingga ia
bisa menyingkirkan seorang saingan lagi. Tetapi seorang malaikat berkata kepada para orang majus
tersebut untuk jangan kembali kepada Herodes. Sebelum mereka tiba. di Betlehem, bintang itu
muncul kembali dan berhenti di atas tempat Yesus dan orang tua-Nya tinggal saat itu (Mat. 2:9).

Yang keempat, setelah kepergian orang majus itu, Allah memerintahkan Yusuf untuk melarikan diri
ke Mesir bersama dengan keluarganya (Mat. 2:13-15). Herodes telah memerintahkan untuk
membunuh setiap bayi yang berumur di bawah dua tahun yang tinggal di sekitar Betlehem. Tidak
lama kemudian Herodes mati, dan Allah memerintahkan Yusuf untuk kembali ke Nazaret.

Peristiwa yang kelima adalah perjalanan Yesus bersama orang tua-Nya ke Bait Allah ketika Ia
berumur 12 tahun (Luk. 2:41-52). Pada hari raya Paskah itu, Ia mungkin dijadikan anggota dalam
kaum pria dewasa dengan cara diperkenalkan kepada para pemimpin agama. Berbeda dengan
teman-teman sebaya-Nya, Yesus kembali ke Bait Allah dan melanjutkan diskusi dengan guru-guru
agama (para Rabi). Ia begitu keasyikan sehingga tidak menyadari bahwa keluarga-Nya telah dalam
perjalanan pulang. Di tengah-tengah keramaian dari sekelompok besar orang yang menjadi teman-
teman seperjalanan, orang tua-Nya tidak langsung menyadari ketidakhadiran Yesus. Ketika mereka
menyadari bahwa Ia tidak ada bersama-sama dengan mereka, mereka kembali ke Yerusalem dan
menemukan Dia di Bait Allah. Ketika mereka bertanya mengapa Ia tidak pulang, Ia berkata kepada
mereka bahwa ini adalah rumah Bapa-Nya dan Ia sedang melakukan pekerjaan Bapa-Nya.

Alkitab mengatakan bahwa sebagai anak muda Yesus "bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan
makin dikasihi oleh Allah dan manusia" (Luk. 2:52).

Yohanes Pembaptis, anak laki-laki Elisabet dan sepupu Yesus, mempersiapkan jalan bagi pelayanan
Yesus. Yohanes dikenal sebagai "Pembaptis" karena ia berkotbah kepada orang-orang Yahudi yang
mengikutinya bahwa mereka harus bertobat dan dibaptis. Walaupun Yohanes tidak dapat
dihubungkan dengan salah satu sekte Yahudi, perannya sebagai seorang nabi jelas (Luk. 7:24-28).
Ketika Yesus kira-kira berumur 30 tahun, Ia pergi kepada Yohanes untuk dibaptis. Akan tetapi, Ia
tidak bertobat dari dosa, karena Ia tidak berbuat dosa. Ia menyamakan dirinya dengan para pendosa
dengan maksud untuk menjadi pemikul dosa. Ketika Yesus naik dari dalam air, Roh Kudus tampak
turun di atas-Nya dalam bentuk seekor burung merpati. Setidak-tidaknya Yesus dan Yohanes (dan
mungkin orang-orang yang melihat kejadian itu) mendengar suara Allah yang menyatakan bahwa Ia
berkenan kepada Yesus (Mat. 3:13-17; Mrk. 1:9-11; Luk. 3:21-22; Yoh. 1:32-33).

Roh Kudus seketika itu juga memimpin Yesus ke padang gurun untuk menghadapi godaan Iblis (Mat.
4:1-11; Mrk. 1:12-13; Luk. 4:1-13). Yesus hanya sendirian bersama Bapa-Nya dan Roh Kudus ketika Ia
berpuasa. Tetapi Iblis juga berada di tempat itu serta menggoda Dia untuk (1) memuaskan lapar-
Nya, dan dengan cara demikian memperagakan ketidakpercayaan terhadap Bapa-Nya, (2) merampas
kekuasaan atas dunia sebelum Bapa memberikannya kepada-Nya, dan (3) mencobai Allah untuk
melihat apakah Ia akan menyelamatkan Yesus dari bahaya yang dibuat sendiri, dan dengan demikian
menyerah kepada kehendak diri sendiri.

Pelayanan mula-mula di Yudea

Hanya Injil Yohanes yang menjelaskan tentang kehidupan Yesus pada periode ini. Pertama-tama
Yohanes menceritakan kembali tentang hubungan antara Kristus dan Yohanes Pembaptis. Yohanes
Pembaptis memberi tahu kepada perwakilan para petinggi agama bahwa ia bukan Mesias, walaupun
ia memberi petunjuk bahwa Mesias sudah datang (Yoh. 1:19-27). Hari berikutnya, ketika melihat
Yesus menghampirinya, Yohanes Pembaptis menjelaskan bahwa Yesus adalah Mesias (Yoh. 1:30-34).
Ia berkata, "Lihatlah Anak Domba Allah ...," serta menyatakan secara tidak langsung bahwa
muridnya pun harus mengikuti Yesus (Yoh. 1:35-37).

Yesus mulai mengumpulkan murid-murid kepada diri-Nya (Yoh. 1:38-51). Sebagai hasil dari kesaksian
Yohanes Pembaptis, Yohanes dan Andreas mengikuti Yesus. Petrus menjadi pengikut karena
kesaksian saudaranya, Andreas. Pengikut yang keempat, Filipus, dengan segera ikut waktu Yesus
memanggil dia. Filipus membawa Natanael (Bartolomeus) kepada Kristus, dan ketika Kristus
menunjukkan bahwa Ia mengetahui pikiran Natanael, ia juga bergabung bersama mereka.
(Baca "Para Rasul.")

Tidak lama kemudian Yesus mengadakan perjalanan ke Galilea. Pada perjamuan perkawinan di Kana,
Ia mengubah air menjadi anggur (mukjizat pertama yang dicatat). Perbuatan ini menunjukkan
kepada para murid kekuasaan-Nya di atas alam semesta. Setelah pelayanan singkat di Kapernaum,
Yesus dan para pengikut-Nya pergi ke Yerusalem untuk hari raya Paskah. Di sana Dia menyatakan di
hadapan orang banyak kekuasaan-Nya di atas penyembahan manusia dengan menyucikan Bait
Allah.88 Pada saat itu, pertama kali Yesus mengisyaratkan tentang kematian dan kebangkitan-Nya,
"Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali" (Yoh. 2:19).

Salah seorang pemimpin agama Yahudi, seorang Farisi bernama Nikodemus, datang kepada Yesus
pada malam hari untuk berbicara tentang hal-hal rohani. Percakapan mereka yang terkenal berpusat
pada perlunya "dilahirkan kembali" (Yoh. 3).

Enam bulan berikutnya, Yesus sedang melayani di luar Yerusalem, tetapi masih di wilayah Yudea
tempat Yohanes Pembaptis juga melayani: Secara berangsur-angsur orang-orang mulai
meninggalkan Yohanes dan mengikuti Yesus. Hal ini mengganggu murid-murid Yohanes Pembaptis,
tetapi Yohanes sendiri tidak; ia bahkan bergembira melihat Sang Mesias memperoleh perhatian
lebih (Yoh. 3:27-30).

Menjelang akhir enam bulan tersebut Yohanes Pembaptis dimasukkan ke dalam penjara karena ia
mencela Herodes Antipas yang mengambil istri saudaranya, Filipus (Mat. 14:3-5).

Kemungkinan penahanan Yohanes Pembaptis di penjara, mendorong Yesus untuk melayani di


Galilea. Bagaimanapun juga, Ia pergi ke sana. Dalam perjalanan Ia berbicara dengan seorang wanita
Samaria yang bertemu dengan-Nya dekat sebuah sumur. Rupanya wanita ini dan beberapa teman
sedesanya menerima Yesus sebagai Mesias dan Juruselamat yang sejati - suatu hal yang luar biasa
(Yoh. 4:1-42). (Mengenai kebencian di antara orang Samaria dan orang Yahudi, baca "Orang Yahudi
pada Zaman Perjanjian Baru.")

Pelayanan di Galilea

Perhentian Yesus yang pertama ketika Ia kembali ke Galilea adalah di Kana. Di sana Ia
menyembuhkan anak seorang bangsawan. Semangat orang bangsawan itu mendorong Yesus untuk
memenuhi permintaannya (Yoh. 4:45-54). Di Nazaret, Yesus beribadah di sinagoge pada hari Sabat.
Di sana Yesus diminta untuk membaca (dalam bahasa Ibrani) sebuah cuplikan dari Kitab Suci dan
menjelaskannya (kemungkinan dalam bahasa Aram). Pada mulanya sanak saudara-Nya merasa
senang, tetapi mereka menjadi marah ketika mereka mengetahui bahwa Yesus menyatakan diri-Nya
sendiri sebagai Mesias. Mereka membawa-Nya ke luar kota hendak melemparkan-Nya dari tebing
yang curam, tetapi Yesus berjalan "lewat dari tengah-tengah mereka" (Luk. 4:30) lalu menghilang.

Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, yang rupa-rupanya menjadi "basis"-Nya (Mat. 9:1). Di sini
secara resmi Dia memanggil para murid yang akan mengadakan perjalanan bersama dengan Dia,
yaitu Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes, yang rupanya sudah kembali ke rumah dan
pekerjaannya. Yesus mengajar di rumah sembahyang setiap hari Sabat dan menyembuhkan orang
yang dirasuk setan di sana. Ia juga menyembuhkan seorang yang kerasukan setan. Ia juga
menyembuhkan ibu mertua Petrus (Mat. 8:14-15; Mrk. 1:29-31; Luk. 4:38; I Kor. 9:5). Kemudian
banyak orang sakit berkumpul, "dan Ia meletakkan tangan-Nya atas masing-masing dan
menyembuhkan mereka" (Luk. 4:40).

Pada tahap berikutnya dari pelayanan Yesus, Ia menjadi sangat dikenal di antara rakyat biasa.
Sekarang misi utama Yesus adalah mengajar, jadi Ia meninggalkan orang-orang yang hendak
memaksanya untuk tinggal di satu tempat saja untuk melakukan pelayanan penyembuhan saja (Luk.
4:42-44; Mrk. 1:35, 37). Masyarakat menyambut dengan gembira mukjizat dan ajaran-Nya. Sifat khas
pelayanan keliling-Nya kali ini adalah penyembuhan seorang penderita kusta (Luk. 5:12-15; Mrk.
1:40-45). Kejadian ini menegaskan kepatuhan Yesus kepada hukum Taurat, belas kasihan-Nya pada
manusia, dan perhatian-Nya untuk membawa manusia kepada keselamatan. (Ia memerintahkan
orang kusta tersebut untuk mengadakan perjalanan jauh ke Yerusalem dan memperlihatkan dirinya
di Bait Allah untuk pentahiran yang telah ditetapkan, menyerahkan dirinya kepada Allah).

Di Kapernaum, Yesus menunjukkan kuasa-Nya untuk mengampuni dosa dengan menyembuhkan


seorang lumpuh dan memanggil Matius, seorang pemungut cukai yang sangat dibenci, untuk
menjadi pengikut-Nya (Luk. 5:16-29). Matius langsung menanggapi-Nya. Pada waktu perjamuan
makan di rumah Matius, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengritik Yesus dan para murid-Nya
karena mereka menuruti keinginan dan perasaan sendiri. Yesus menjawab bahwa mereka sedang
bergembira bersama-sama dengan Sang Mesias, bukan menyerah kepada keinginan sendiri. Ia
menyinggung tentang kematian-Nya dan perkabungan yang akan menemani-Nya. Tetapi Ia berjanji
bahwa perkabungan itu tidak akan lama, karena semangat "Injil tidak dapat dikurung di dalam
kantong kulit yang tua" dari legalisme Yahudi (hal menaati peraturan secara berlebihan) (Luk. 5:30-
39).

Selama periode ini, Yesus mulai menghadapi permusuhan yang lebih meningkat dari para pejabat
tinggi Yahudi. Ketika di Yerusalem untuk suatu hari raya tahunan Yahudi, Ia diserang karena telah
menyembuhkan seorang lumpuh pada hari Sabat (Yoh. 5:1-16). Dengan demikian Ia menyatakan
kuasa-Nya atas hari Sabat dan orang-orang Yahudi seketika itu juga mengerti bahwa ini adalah
pernyataan kuasa Ilahi. Yesus mengatakan bahwa Ia tahu pikiran Allah, bahwa Ia akan menghakimi
dosa, dan bahwa Ia akan membangkitkan orang dari kematian. Para pengritik-Nya menjelaskan
bahwa hanya Allah yang dapat melakukan semua itu.

Kembali ke Galilea, perdebatan mengenai hari Sabat terus berlanjut ketika Yesus membela murid-
murid-Nya karena mereka memetik gandum pada hari Sabat. Akhirnya Ia menyatakan ketuhanan-
Nya atas hari Sabat. Pada hari Sabat Ia menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya. Para
penguasa agama Yahudi mulai membuat rencana untuk menghancurkan-Nya (Mat. 12:1-14; Mrk.
2:23-3:6; Luk. 6:1-11).

Sekarang Yesus memilih 12 orang dari antara para pengikut-Nya. Secara resmi mereka akan
melanjutkan pelayanan-Nya. Pengangkatan Kedua belas Murid itu membuka periode baru dalam
pelayanan Kristus, dimulai dengan Khotbah di Bukit dalam Alkitab kita. Yesus menyampaikan amanat
ini (juga disebut Khotbah di Padang) ketika Ia turun dari bukit dengan para rasul-Nya yang baru
diangkat (Luk. 6:20-49; Mat. 5:1-6:29).

Sekarang kita membaca beberapa kejadian yang saling berhubungan. Kemungkinan pada hari yang
sama ketika Ia menyampaikan Khotbah di Bukit, Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira.
Perwira ini, seorang tentara Romawi, menunjukkan simpatinya terhadap agama Yahudi (Luk. 7:5)
dan jelas-jelas menerima Yesus sebagai Mesias yang sejati. Hamba itu disembuhkan "pada saat itu
juga" ketika perwira tersebut menyatakan permohonannya (Mat. 8:5-13, Luk. 7:1-10).

Di Kapernaum, mungkin sekitar 11 km. dari tempat Khotbah di Bukit, orang banyak terus menekan
Yesus. Untuk melepaskan diri dari tekanan ini, Ia berangkat ke Kota Nain (bersama dengan banyak
orang yang menemani Dia). Di pintu masuk kota Ia menghidupkan kembali anak lelaki seorang janda.
Kejadian tersebut membangkitkan kegembiraan banyak orang (Luk 7:11-15).
Sekitar waktu itu utusan Yohanes Pembaptis datang untuk bertanya kepada Yesus apakah Dia benar-
benar Mesias. Yohanes yang masih dalam penjara, telah menjadi bingung dengan Cara pelayanan
Yesus; pelayanan itu penuh damai dan penuh belas kasihan, bukan pelayanan yang dramatis,
menaklukkan dan menghakimi. Yesus memuji Yohanes dan mencela para penguasa Yahudi yang
telah menentang dia - memang, Ia menunjukkan bahwa kota-kota di Galilea yang telah mendengar
Yohanes "tidak bertobat." Mereka tidak benar-benar datang kepada-Nya (Mat. 11:20-24; Luk. 7:18-
35; 10:12-21).

Di salah satu kota yang dikunjungi Yesus (kemungkinan Kota Nain), Ia diminyaki oleh seorang wanita
berdosa. Ia mengampuni dosa wanita itu di hadapan orang yang mengundang-Nya, Simon orang
Farisi. Simon sendiri merasa malu, tetapi Yesus senang menerima kasih wanita itu (Mat. 26:6-
13; Mrk. 14:3-9; Luk. 7:36-50).

Peristiwa ini membawa kita kepada perjalanan kedua Yesus keliling kota-kota di Galilea (Luk. 8:1-4).
Kedua belas murid dan beberapa wanita yang setia (Maria Magdalena; Yohana, istri bendahara
Herodes; Susana dan masih banyak perempuan lain) menemani Dia. Pada perjalanan inilah Dia
menyembuhkan orang yang dirasuk setan dan orang Farisi menuduh Dia bersekutu dengan Iblis.
Karena hal ini, Yesus menegur mereka dengan keras (Mat. 8:28-34; Mrk. 5:1-20; Luk. 8:26-39). Ia
menekankan kebahagiaan orang-orang yang "mendengar firman Allah dan melakukannya" (Luk.
8:21). Pada hari yang sama Ia menyampaikan banyak perumpamaan dari atas perahu. Perumpamaan
menjadi alat mengajar yang utama bagi Yesus, yang sekaligus menyatakan dan menyembunyikan
kebenaran yang ingin Ia sampaikan (Mrk. 4:10-12; Luk. 8:9-10). Tak pelak lagi, Ia mengulang berbagai
perumpamaan dan peribahasa yang lain dalam konteks yang berbeda-beda, sama seperti pemberita
Injil zaman sekarang mengulangi khotbah-khotbah dan ilustrasi-ilustrasi mereka.

Setelah berkhotbah dari atas perahu, Yesus menyeberangi Danau Galilea ke tepi bagian barat.
Sebelum Ia berangkat, ada dua orang yang datang kepada-Nya dan minta untuk dijadikan murid-Nya
(Mat. 8:18-22). Tetapi mereka menyampaikan permohonan mereka dalam cara yang tidak realistis
dan tidak pantas, sehingga Yesus menegur mereka.

Ketika sedang menyeberangi danau tersebut, nyawa Yesus terancam oleh badai yang ganas. Ia
sedang tidur pada sebuah bantal di buritan kapal, dan oleh karena itu para murid membangunkan
Dia. Dia langsung menenangkan badai itu dan para murid berseru, "Siapa gerangan orang ini,
sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya" (Luk 8:25; Mrk
4:35-44).

Di seberang Danau Galilea, Yesus bertemu dengan seorang yang dirasuk setan dan memerintahkan
setan-setan itu untuk masuk dalam sekumpulan babi, yang kemudian mati tenggelam di dalam
danau. Ketika orang-orang kota itu datang untuk bertemu dengan Kristus, mereka, melihat orang
yang biasanya kerasukan setan itu telah berpakaian lengkap dan pikirannya sudah waras. Dengan
tiba-tiba, mereka meminta Yesus pergi. Ia pergi setelah menyuruh orang yang dirasuk setan tadi
untuk pulang dan menceritakan kepada teman-temannya tentang Mesias (Mat. 8:28; Mrk. 5:1-20).

Kita diberi tahu tentang dua mukjizat yang dilakukan Yesus ketika Ia kembali ke Kapernaum: Ia
membangkitkan anak perempuan Yairus dari kematian dan seorang wanita yang menderita
pendarahan disembuhkan ketika ia menyentuh ujung jubah-Nya (Mat. 9:18-26; Mrk.5:21-43; Luk.
8:40-56).
Yesus mengadakan perjalanan ketiga ke Galilea yang mencakup sejumlah mukjizat dan penolakan
kedua di Nasaret. Yesus ingin ada lebih banyak pekerja untuk memungut tuaian rohani. Ia mengutus
murid-murid-Nya berdua-duaan kepada kota-kota bangsa Israel agar mereka bertobat. Yesus
memberi mereka kuasa untuk menyembuhkan dan mengusir roh jahat. Dengan demikian pelayanan
mereka memperluas pelayanan-Nya (Mat. 10:5-15; Mrk. 6:7-13; Luk. 9:1-6).

Pada bagian ini, kita membaca tentang kematian Yohanes Pembaptis. Herodes Antipas sudah lama
ragu-ragu sebelum ia membunuh Yohanes karena takut akan orang banyak; tetapi istrinya, Herodias,
merencanakan kematian Yohanes dengan menggunakan anak perempuannya, Salome, untuk
mencapai tujuannya. Perasaan bersalah Herodes mendorong dia untuk bertanya apakah Yesus
adalah Yohanes yang sudah bangkit.

Sedih atas meninggalnya Yohanes, terkepung dalam keramaian orang banyak, dan kelelahan karena
pekerjaan-Nya, Yesus mengumpulkan Kedua Belas Murid dan menyeberangi Danau Galilea. Tetapi
orang banyak itu tiba di seberang mendahului mereka, dan Yesus mengajar mereka sepanjang hari.
Bagian ini mencapai klimaksnya ketika Yesus memberi makan orang banyak itu (5000 orang laki-laki)
dengan memecah dan melipatgandakan lima roti dan dua ikan. Ketika sisanya dikumpulkan ada 12
keranjang penuh (Mat. 14:13-21).

Tidak lama setelah mukjizat tersebut, Yesus menyuruh kedua belas murid-Nya naik ke dalam perahu
dan menyeberangi Danau Galilea kembali, walaupun ada badai mengancam. Ia menyendiri ke atas
gunung untuk meloloskan diri dari orang banyak yang begitu bersemangat, yang ingin memaksa-Nya
untuk menjadi raja. Sekitar tiga jam setelah tengah malam, para murid menghadapi badai yang
hebat di tengah danau. Mereka ketakutan. Ketika malapetaka sudah hampir terjadi, Yesus berjalan
di atas air menuju mereka (Mat. 14:22-36; Mrk. 6:45-56). Setelah Ia menenangkan ketakutan
mereka, Petrus meminta agar Yesus mengizinkan dia datang dan mendapatkan Dia. Sementara ia
berjalan ke arah Yesus, Petrus kehilangan keberanian dan mulai tenggelam. Yesus memegang
tangannya dan memimpin dia kembali ke dalam perahu. Seketika itu air menjadi tenang.

Di Kapernaum Yesus mulai menyembuhkan orang sakit yang datang berduyun-duyun kepada-Nya
dari segala jurusan. Tidak lama kemudian tibalah orang-orang yang pernah diberi makan oleh-Nya.
Mereka menemukan Yesus di sebuah sinagoge, dan mereka mendengarkan Dia menjelaskan bahwa
Dialah roti hidup yang turun dari surga.

Sekarang mereka diperhadapkan dengan menerima otoritas ajaran ini, yang dijelaskan secara terinci
sebagai memakan daging Yesus dan meminum darah-Nya. Banyak di antara mereka merasa
tersinggung dan mereka pergi meninggalkan Dia (Yoh. 6:22-66). Yesus bertanya kepada kedua belas
murid-Nya apakah mereka juga ingin pergi meninggalkan Dia. Ini mendatangkan pengakuan Petrus
yang terkenal, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? ... Kami telah percaya dan tahu bahwa
Engkau adalah Yang Kudus dari Allah" (Yoh. 6:69).

Setelah ceramah-Nya tentang roti hidup, Yesus mengundurkan diri dari orang banyak itu dan
memberikan waktu untuk mengajar para murid-Nya (Mat. 15:1-20; Mrk. 7:1-23). Para penguasa
Yahudi merasa kesal karena Yesus menolak upacara-upacara keagamaan mereka dan dengan berani
menghardik tuntutan mereka atas kekuasaan. Yesus berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain,
berusaha untuk menghindari pertemuan dengan orang banyak, tetapi Ia tidak selalu berhasil
melakukan hal ini. Di daerah Tirus dan Sidon Ia menyembuhkan anak perempuan seorang bukan
Yahudi (Mat. 15:21-28), dan di Dekapolis Ia menyembuhkan banyak orang yang dibawa kepada-Nya
oleh orang banyak (Mat. 15:29-31). Ia memberi makan 4000 orang dengan melipatgandakan roti dan
beberapa ekor ikan (Mat. 15:32-39; Mrk. 8:1-10).

Kembali ke daerah Kapernaum, Ia dikepung lagi oleh para kepala agama Yahudi. Untuk melepaskan
diri-Nya, sekali lagi Ia menyeberangi Danau Galilea dengan perahu. Dalam perjalanan Ia
memperingatkan kedua belas murid terhadap orang Farisi, Saduki, dan Herodes (Mat. 16:1-12; Mrk.
8:11-21). Di Betsaida, Yesus menyembuhkan seorang yang buta (Mrk. 8:22-26). Kemudian Ia dan
murid-murid-Nya mengadakan perjalanan ke arah utara ke daerah Kaisarea Filipi. Di sana Petrus
mengakui-Nya sebagai Mesias, "Kristus, Anak Allah yang hidup." Yesus menjawab bahwa iman
Petrus menjadikan dia setegar sebuah batu karang, dan Ia akan membangun gereja-Nya di atas batu
karang ini - yaitu, iman seperti yang dimiliki Petrus (Mat. 16:13-20; Mrk. 8:27-9:1). Pada kesempatan
ini, Yesus menjelaskan penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya yang mendatang.

Sekitar satu minggu kemudian, Yesus mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke atas gunung
dan menyatakan kemuliaan surgawi kepada mereka (pemuliaan Yesus di atas gunung). Ia berbicara
dengan Musa dan Elia di depan mata mereka (Mat. 17:1-13; Mrk. 9:2-13; Luk. 9:28-36). Di kaki
gunung Yesus menyembuhkan seorang anak yang dirasuk setan yang tidak bisa ditolong oleh para
murid (Mat. 17:14-23; Mrk. 9:14-32; Luk. 9:37-44).

Sekali lagi Yesus mengadakan perjalanan ke Galilea, tetapi kali ini perjalanan-Nya dirahasiakan.
Sekali lagi Ia memberi tahu kepada Kedua Belas Murid tentang kematian dan kebangkitan-Nya yang
mendatang, dan sekali lagi mereka tidak mengerti apa yang Dia katakan. Yesus membayar pajak Bait
Allah dengan uang yang didapat melalui mukjizat. Dalam perjalanan ke Kapernaum, Ia mengajar para
murid mengenai sifat sejati dari kebesaran dan pengampunan (Mat. 17:22-18:35).

Setelah berbulan-bulan, Yesus pergi ke Yerusalem untuk merayakan hari raya Pondok Daun.
(Baca "Upacara-Upacara Penyembahan.") Ia telah menolak untuk pergi bersama keluarga-Nya,
tetapi kemudian Ia membuat perjalanan itu seorang diri. Di Yerusalem pendapat-pendapat tentang
diri-Nya berbeda-beda. Yesus menegaskan kepada khalayak ramai bahwa, Ia dikirim oleh Sang Bapa;
Ia adalah Mesias, Juruselamat dunia. Para penguasa tertinggi agama memerintahkan para
petugasnya untuk menangkap Yesus, tetapi mereka begitu terkesan oleh-Nya sehingga mereka tidak
dapat menunaikan tugas mereka. Kemudian para pemimpin agama berusaha untuk mendiskreditkan
Dia dengan cara membuatnya melanggar hukum. Tetapi mereka tidak berhasil. Mereka membawa
seorang wanita yang kedapatan berzina, tetapi Yesus benar-benar membalik kejadian itu untuk
menentang mereka (Yoh. 8:1-11).

Dalam periode tersebut, Nikodemus berusaha untuk meredakan kebencian Sanhedrin (dewan
tertinggi para pemimpin agama Yahudi). Tetapi ketika Yesus berada di Yerusalem, Ia menyembuhkan
seorang buta pada hari Sabat. Hal ini memancing sebuah kontroversi besar dan orang tersebut
dikucilkan dari sinagoge (hal yang sangat memalukan). Yesus menemui orang itu, yang mengakui-
Nya sebagai Mesias (Yoh. 9). Pada saat itu Yesus menyampaikan khotbah-Nya yang terkenal tentang
Gembala yang Baik (Yoh. 10:1-21)

Pelayanan di Perea

Sekitar dua bulan berlalu, ketika Yesus kembali ke Galilea. Kemungkinan pada waktu inilah Ia
mengutus 70 orang murid-Nya kepada kota-kota Israel untuk mengumumkan bahwa Kerajaan Allah
sudah dekat dan bahwa Yesus adalah Mesias (Luk. 10). Yesus mencoba melewati Samaria dalam
perjalanan-Nya ke Yerusalem, tetapi masyarakat menolak Dia. Jadi Ia menyeberangi Sungai Yordan
dan berjalan melalui Perea. Pada suatu saat seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus apa yang
harus dilakukannya untuk mendapatkan hidup yang kekal. Yesus berkata padanya untuk mencintai
Allah dan sesama manusia, yang kemudian disahut oleh ahli Taurat itu, "Siapakah sesamaku
manusia?" (Luk. 10:28). Kemudian Yesus menceritakan sebuah perumpamaan kepadanya tentang
Orang Samaria yang Baik Hati. Dalam perjalanan tersebut Yesus mengadakan banyak mukjizat,
seperti menyembuhkan seorang wanita yang bungkuk dan seorang laki-laki yang mengidap busung
air pada hari Sabat (Luk. 13:11-17; 14:1-6). Mukjizat-mukjizat pada hari Sabat makin mengobarkan
permusuhan di antara orang Farisi.

Kemudian pemandangan berpindah ke Yudea. Kemungkinan inilah waktunya Yesus mengunjungi


Betania dan rumah Maria dan Marta. Maria duduk di kaki Yesus sementara Marta mempersiapkan
makanan. Marta mengeluh karena saudara perempuannya menganggur, tetapi Yesus menjawab
bahwa Maria sudah memilih "bagian yang terbaik" yaitu mendengarkan ajaran-Nya sewaktu Ia masih
berada di dunia (Luk. 10:42). Di Yerusalem pada perayaan tahunan Penahbisan Bait Allah, Yesus
mengumumkan secara terbuka bahwa Dia adalah Mesias. Orang-orang Yahudi menganggap ini
sebagai penghujatan terhadap Tuhan, dan sekali lagi mereka mencoba untuk menangkap Dia. Yesus
kemudian menyeberangi Sungai Yordan menuju ke Betabara. Tetapi perlawanan para penguasa
agama teras berkembang.

Orang-orang yang diasingkan dari masyarakat berkumpul untuk mendengarkan ajaran-Nya. Sekali
lagi Ia terutama mengajar dengan menggunakan berbagai perumpamaan. Yesus sendiri yang
menerangkan arti sebenarnya dari perumpamaan-perumpamaan itu kepada kedua belas murid dan
selain itu meneruskan pendidikan khusus mereka. Suatu hari sebuah pesan yang mendesak datang
dari kediaman Maria dan Marta: Lazarus, saudara laki-laki mereka, sakit keras. Pada saat Yesus tiba
di Betania, Lazarus telah meninggal dan telah dikubur selama empat hari. Tetapi Yesus
membangkitkannya dari kubur. Mukjizat ini meningkatkan kebulatan tekad para pemimpin agama
untuk menyingkirkan Tuhan (Yoh. 11:1-46).

Sekali untuk sementara waktu lagi Yesus mengundurkan diri dari keramaian orang banyak. Kemudian
Ia memalingkan wajah-Nya ke arah Yerusalem dan kematian (Yoh. 11:54-57). Jalan menuju
Yerusalem ditandai oleh pengadaan mukjizat, pengajaran, dan konfrontasi dengan orang Farisi.
Sewaktu Ia masih dalam perjalanan, beberapa orang tua membawa anak-anak kecil mereka kepada
Yesus untuk diberkati (Luk. 18:15-17). Yesus mendesak seorang "pemimpin muda yang kaya" untuk
meninggalkan kekayaannya dan mengikuti Dia (Luk. 18:18-30). Dan Dia memberi tahu sekali lagi
tentang kematian-Nya yang mendatang kepada para murid-Nya (Luk. 18:31-34). Sementara
mengantisipasi kejadian tersebut, Tuhan menjelaskan tentang upah dari Kerajaan Surga dan
memerintahkan murid-murid-Nya untuk menjadi pelayan manusia (Mat. 20:1-16). Di sekitar Yerikho,
Yesus menyembuhkan beberapa orang buta, seorang di antaranya adalah Bartimeus, yang mengakui
Yesus sebagai Mesias (Mrk. 10:46-52). Yesus makan di rumah Zakheus, seorang pemungut cukai,
yang juga menerima keselamatan melalui iman kepada-Nya (Luk. 19:1-10). Dari Yerikho Yesus pergi
ke rumah Lazarus, Maria, dan Marta di Betania.

Minggu terakhir

Minggu terakhir sebelum penyaliban Yesus menempati bagian terbesar dalam catatan Injil. Yesus
menghadiri sebuah jamuan makan di Yerikho, di rumah Simon si kusta. Di tempat itu Maria
mengurapi Dia dengan minyak wangi yang mahal dan menyeka kaki-Nya dengan rambutnya.
Beberapa murid tidak setuju dengan perbuatan itu karena mereka merasa hal tersebut hanya
membuang-buang uang, tetapi Yesus memuji dia. Ia menjelaskan bahwa Maria mengurapi Dia bagi
penguburan-Nya yang akan datang (Mat. 26:13; Mrk. 14:3-9).
Pada hari berikutnya (hari Minggu), Yesus memasuki Yerusalem dengan menunggang seekor keledai
muda yang punggungnya telah dialasi dengan pakaian para pengikut-Nya (Yoh. 12). Para peziarah
yang datang untuk Hari Paskah berdiri sebelah-menyebelah jalan, melambai-lambaikan daun palem
dan menyerukan nama Yesus sebagai Mesias. Ketika orang-orang Farisi meminta Yesus untuk
menegur para pengikut-Nya, Yesus menjawab bahwa jika para pengikut-Nya diam maka batu-batu
akan berteriak. Pada malam itu Yesus dan Kedua belas murid kembali ke Betania (Mat. 21:1-9; Mrk.
11:1-10; Luk. 19:28-38).
Pada hari berikutnya mereka sekali lagi mengadakan perjalanan ke Yerusalem. Dalam perjalanan
Tuhan mengutuk sebatang pohon ara karena tidak berbuah pada saat Ia membutuhkannya (Mat.
21:18-19; Mrk. 11:12-14). Pada keesokan harinya keringlah pohon ara itu.
Pada hari Selasa para pemimpin Yahudi menuntut agar Yesus menjelaskan dengan kekuasaan
siapakah Ia melakukan perbuatan-perbuatan-Nya. Yesus menjawab dengan menceritakan beberapa
perumpamaan. Ia berhasil menggagalkan jebakan orang Farisi untuk membuat-Nya memungkiri
Musa dan dicemooh di hadapan orang banyak. Pada suatu kesempatan Yesus mencela para ahli
Taurat dan orang Farisi dengan terang-terangan (Mat. 23:1-36). Hal ini diikuti oleh sebuah
pernyataan tentang kepedulian dan kerinduan-Nya agar manusia mencintai Dia (Mat. 23:37-39). Ia
juga mengomentari pengorbanan besar seorang janda miskin yang mempersembahkan dua peser
(Mrk. 12:41-44) dan berbicara dengan beberapa orang Yunani yang memohon untuk bertemu
dengan Yesus (Yoh. 12:20). Tuhan menyampaikan khotbah tentang akhir zaman (Mat. 24:4-
25:15; Mrk. 13:5-37). Kemungkinan pada hari Selasa petang Yudas datang ke hadapan Mahkamah
agama Yahudi (Sanhedrin) dan berjanji untuk mengkhianati Yesus dengan bayaran 30 keping perak.
Hadiah ini bernilai kurang dari 20 dollar dalam mata uang masa kini itu adalah harga seorang budak
pada zaman Yesus.
Yesus beristirahat di Betania pada hari Rabu. Pada hari Kamis petang Ia makan Paskah bersama para
murid-Nya (Mat. 26:17-30; Mrk. 14:12-25). Ia menyuruh Petrus dan Yohanes untuk mencari tempat
di mana mereka akan makan jamuan Paskah. Jamuan ini menyangkut pengorbanan anak domba di
Bait Allah dan memakannya sambil duduk mengelilingi meja dengan keluarga. Yesus meminta dua
murid-Nya untuk menemukan dan mengikuti seorang laki-laki yang sedang membawa kendi. Orang
ini akan memimpin mereka menuju ke rumah tempat jamuan makan itu akan dipersiapkan. Mereka
mengikuti petunjuk Yesus, dan orang itu memimpin mereka ke rumah yang pemiliknya telah
mempersiapkan sebuah ruangan untuk maksud tersebut.
Sementara makan pada petang itu, para murid mulai berdebat tentang siapa yang terpenting di
antara mereka. Yesus berdiri dan membasuh kaki mereka, mencoba untuk mengajar mereka bahwa
mereka harus saling melayani (Yoh. 13:1-17). Setelah makan, Yesus menetapkan Perjamuan Tuhan,
sebuah upacara yang akan diselenggarakan sampai Ia datang kembali. Jamuan makan yang simbolis
ini terdiri atas memakan roti (melambangkan tubuh-Nya) dan minum anggur (melambangkan darah-
Nya).
Yudas meninggalkan jamuan makan itu untuk menyelesaikan rencana-Nya untuk mengkhianati
Yesus. Yesus memperingatkan kepada murid-murid-Nya yang tinggal bahwa mereka akan kehilangan
iman mereka kepada-Nya pada malam itu. Namun, Petrus meyakinkan Yesus bahwa ia akan tetap
setia. Yesus menjawab bahwa ia (Petrus) akan menyangkal Dia tiga kali sebelum ayam berkokok.
Yesus dan murid-murid yang sisa meninggalkan ruangan atas dan pergi ke Taman Getsemani.
Sementara Yesus menderita dalam doa, para murid justru tertidur. Tiga kali Tuhan datang dan
melihat mereka tertidur. Akhirnya Ia menenangkan jiwa-Nya dan bersiap-siap untuk menghadapi
kematian dan semua yang akan terjadi (Mat. 26:36-46; Mrk. 14:32-42). Pada saat itu Yudas datang
bersama dengan serombongan orang bersenjata. Ia memperkenalkan Yesus kepada para tentara
dengan mencium Dia (Mat. 26:47-56; Mrk. 14:32-52; Luk. 22:47-53; Yoh. 18:1-14).
Yesus diadili di depan pemuka-pemuka agama dan tua-tua masyarakat. Pengadilan agama bertemu
secara tidak sah pada tengah malam, tetapi keputusannya diteguhkan sesudah fajar. Meskipun
begitu, semua itu merupakan pelecehan terhadap keadilan (Mat. 26:59-68; Mrk. 14:55-65: Luk.
22:65-71).
Pengadilan lembaga pemerintah diadakan pada hari Jumat pagi di depan Pilatus, yang tidak melihat
adanya ancaman atau kejahatan di dalam Yesus. Ia mengirim Yesus kepada Herodes, yang
mengolok-olok Dia dan mengembalikan-Nya kepada Pilatus (Luk. 23:6-16). Pejabat Romawi tersebut
hendak melepaskan Dia bila dituntut oleh orang banyak, tetapi mereka malah berteriak kepada
Pilatus untuk membebaskan Barabas (seorang perampok dan pembunuh). Mereka bersikeras agar
Pilatus menyalibkan Kristus. Pilatus mengusulkan agar mencambuk Kristus dan membebaskan Dia
untuk menenangkan orang banyak itu, dan ia menimpakan ejekan-ejekan dan hukuman-hukuman
yang lain kepada-Nya. Tetapi sekali lagi orang banyak itu berteriak, "Salibkan Dia." Akhirnya Pilatus
mengalah dan menyuruh membunuh Yesus. Di tengah-tengah segala keributan itu, Yesus tetap
tenang dan menguasai diri (Mat. 27:11-31; Mrk. 15:2-20; Luk. 23:2-25; Yoh. 18:28-19:15).
Dari balai pengadilan Pilatus, Yesus dibawa keluar tembok Yerusalem menuju ke bukit Golgota. Di
tempat itu Ia disalibkan pada hari Jumat pagi sekitar jam 9. Laporan tentang pelaksanaan hukuman
mati terhadap Yesus dapat ditemukan dalam Matius 27:32-56 dan kisah-kisah yang serupa.
Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea mengambil jasad Yesus dan memakamkan-Nya di kubur Yusuf
dari Atimatea. Pilatus memeteraikan kubur itu dan menempatkan penjaga di sana untuk
memastikan bahwa tubuh Yesus tidak dicuri oleh murid-murid-Nya.
Yesus dimakamkan sebelum gelap pada hari Jumat ("hari pertama," karena orang Yahudi
menghitung hari dari senja ke senja). Jenazah-Nya berada dalam kubur dari Jumat senja sampai
Sabtu senja ("hari kedua") dan dari Sabtu senja sampai Minggu subuh ("hari ketiga"). Pada pagi hari
ketiga para tentara yang keheranan merasakan gempa bumi dan melihat seorang malaikat
menggulingkan batu yang menutup kubur tersebut. Mereka melarikan diri dari tempat itu. Tak lama
kemudian sekelompok wanita datang untuk meminyaki tubuh Yesus dengan rempah-rempah.
Mereka menemukan kubur itu dalam keadaan kosong. Mereka lari kembali ke kota dan
menyampaikan berita tersebut kepada murid-murid Yesus. Petrus dan Yohanes pergi ke kubur dan
menemukannya dalam keadaan seperti yang diceritakan kepada mereka (Mat. 27:57-28:10 dan
bagian-bagian serupa). Yesus telah bangkit dari antara orang mati.
Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada para pengikut-Nya pada 10 kesempatan
yang tercatat. Pada salah satu kesempatan Yesus menampakkan diri-Nya, Yesus menugaskan
kesebelas rasul yang tersisa untuk pergi ke seluruh dunia dan memuridkan, membaptis dan
mengajar orang. Hal ini dikenal sebagai Amanat Agung (Mat. 28:19-20). Kali terakhir Ia
menampakkan diri kepada para rasul-Nya, Kristus naik ke surga (Luk. 24:49-53; Kis. 1:6-11). Yesus
berjanji akan kembali sama seperti ketika Ia naik - secara kelihatan dan fisik. (Setelah kebangkitan,
Yesus tetap mempunyai tubuh yang nyata, walau tidak dibatasi oleh ruang dan waktu). Ia juga
berjanji untuk mengutus Roh Kudus. Walaupun Roh Kudus telah datang, gereja tetap menantikan
kedatangan Kristus yang kedua kalinya.
3. Manusia seyogyanya merupakan pembawa rupa dan gambar Allah (Imago dei), atau dengan
kata lain serupa dan segambar dengan Allah. Hal ini berarti manusia memiliki dan menunjukkan
sebagian sifatsifat dari Sang Khalik yang tentu saja sifat-sifat Allah yang dimiliki manuia ini
terbatas keberadaannya. Coba Anda Jelaskanlah lebih luas mengenai pengertian Imago dei yang
ditunjukkan dalam diri manusia untuk bisa dipahami!

Kejadian 1:26 (TB). Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan
atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Dalam Alkitab kita
menemukan bahwa manusia diciptakan Allah segambar dengan rupa Allah. Segambar dengan rupa
Allah dalam Bahasa Latinnya disebut sebagai Imago Dei. Makna kesegambaran Allah memiliki makna
yang sangat dalam untuk mengangkat harkat dan martabat manusia, tugas dan tanggung jawab
manusia terhadap sesama dan alam. Manusia diciptakan menurut “Gambar dan Rupa“ Allah (Ing: in
His own image). Kata-kata yang digunakan untuk “Gambar dan Rupa“ di dalam teks asli Alkitab
Bahasa Ibrani adalah “teselem dan Demuth.” Tselem artinya “gambar yang asli, patung atau model”,
sedangkan Demuth artinya “copy, tembusan“.

Kata tselem dan Demuth dalam kaitannya dengan Kejadian 1:26, diartikan, bahwa manusia
diciptakan segambar dengan Allah (Latin: Imago Dei). Dalam terjemahan Perjanjian Baru digunakan
kata eikoon theou. Apa maksud dari serupa dan segambar dengan Allah? Maksud serupa dan
segambar dengan Allah dapat dijelaskan sebagai berikut

Manusia Diciptakan Lebih Mulia dari Segala Ciptaan Allah

Manusia adalah citra dari segala ciptaan Allah. Di dalam diri Manusia dilengkapi dengan unsur-unsur
yang tidak ada pada makhluk lain, unsur-unsur ini yang juga ada di dalam diri Allah, tentu saja dalam
diri Allah skalanya lebih besar dan sempurna. Manusia memiliki kecerdasan (rasio ) atau intelektual.
Hal ini memampukan manusia berpikir, berlogika, menganalisa dan lain-lain. Manusia memiliki
perasaan dan emosi. Hal inilah yang membuat manusia memiliki rasa sayang, benci, cinta, marah,
dan lain-lain. Manusia memiliki kehendak ( Ing: Will ) yang memampukan untuk bersekutu dengan
Allah, melayani dan mengabdi kepada-Nya. Perlu untuk diperhatikan bahwa kehendak manusia ini
adalah kehendak bebas ( Ing: free will ) jadi manusia bukan robot yang Allah Control dengan sebuah
Remote tetapi Manusia punya kehendak bebas yang artinya manusia dengan kehendak bebasnya
dapat memilih untuk mematuhi Tuhan atau memberontak kepada-Nya.

Manusia Memiliki Unsur Kekekalan yang dari Allah (Kejadian 2:7 )

Ketika manusia diciptakan, kepadanya Tuhan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya (Ibr:
nephesy) yaitu unsur kekekalan dalam diri manusia. Manusia adalah makhluk yang kekal. Dari
pengertian ini kita dapat menemukan bahwa betapa mahalnya jiwa manusia, sebab jiwa manusia itu
kekal. Namun akibat pemberontakan manusia kepada Allah, pemberontakan itu membawa manusia
kepada kematian. Setelah mengalami kematian secara jasmani manusia mengalami kesadaran kekal,
yaitu kesadaran akan sengsara kekal sebagai kematian akibat dari pemberontakan itu yaitu Kematian
Kekal. Sebenarnya pada awalnya manusia diciptakan untuk menikmati Kekekalan dalam Kemuliaan
Allah di Sorga tetapi akibat Pemberontakan manusia kepada Allah, manusia berada dalam bayang-
bayang ancaman Kematian dan Penderitaan Kekal di Neraka. Dalam hal inilah manusia perlu
keselamatan dan keselamatan itu ada di dalam Yesus. Melalui Yesus manusia diperdamaikan dengan
Allah.
Manusia Memiliki Hakikat sebagai Manusia yang Bekerja

Sebagaimana Allah aktif bekerja dan berkarya maka manusia diciptakan sebagai manusia yang
bekerja dan berkarya. Dalam hal ini Allah mempunyai rencana kekal atas manusia (Kej. 2:5). Pola
rencana Allah kekal itu sudah ditunjukkan di dalam Kitab Kejadian, yaitu manusia diciptakan untuk
bersekutu, melayani dan mengabdi kepada Allah. Manusia dijadikan rekan Kerja Allah. Inilah tujuan
hidup satu-satunya yang manusia boleh miliki. Inilah yang membedakan manusia dari hewan atau
makhluk ciptaan lain. Hewan atau makhluk ciptaan lain bergerak dan hidup hanya sekedar
memenuhi siklus kehidupan sesuai dengan habitatnya, tetapi manusia bekerja dengan kerelaan,
kesadaran dan kesengajaan sebagai pengabdian kepada Tuhan, sebagai rekan kerja Allah yang
sehakikat dengan-Nya di dalam kerja.

Dari penjelasan di atas kita diberitahu bahwa diciptakan-Nya manusia menurut gambar dan rupa
Allah adalah bahwa manusia memiliki kapasitas untuk membuat pilihan bebas. Manusia diciptakan
lebih mulia (diperlengkapi dengan rasio ), memiliki unsur kekekalan, dijadikan rekan kerja Allah dan
ketidakberdosaan atau kemurnian sempurna maka sebenarnya tidak ada tujuan lain manusia itu
diciptakan selain hanya untuk mengabdi kepada Allah, orientasi hidup manusia hanya berfokus
kepada Allah dan untuk Allah. Namun manusia membuat pilihan jahat untuk memberontak terhadap
Pencipta-nya. Dengan demikian, Adam sebagai manusia pertama telah merusak gambar dan rupa
Allah dalam dirinya, dan ia mewariskan gambar dan rupa yang telah rusak itu pada semua
keturunannya (Roma 5:12). Kita memang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Yakobus 3:9),
tetapi kini, kita juga menanggung kerusakan akibat dosa. Secara mental, moral, sosial dan fisik,
manusia menunjukkan akibat dari dosa.

Kabar baiknya adalah bahwa ketika Allah menebus dosa kita, Dia mulai memulihkan cerminan Allah
yang asli dalam kita, menciptakan “manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di
dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Efesus 4:24). Penebusan hanya tersedia oleh
kasih karunia Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita dari dosa yang
memisahkan kita dari Allah (Efesus 2:8-9). Melalui Kristus, kita adalah ciptaan baru menurut gambar
dan rupa Allah (2 Korintus 5:17) namun ciptaan baru di dalam Kristus belumlah sempurna untuk itu
kita harus perjuangkan dengan ketaatan kepada Firman-Nya, hingga kita terus mengalami
pembaharuan sampai keserupaan kita dengan Allah sempurna sebagaimana Gambar Allah yang
sesungguhnya.

4. Allah menciptakan manusia serupa dan segambar dengan-Nya, agar manusia memiliki
kemampuan bersosialisasi dengan sesamanya, serta memiliki tanggung jawab terhadap dirinya
dan sesamanya. Coba Anda jelaskan empat (4) dari enam (6) sikap dan tindakan praktis yang
dianggap sangat dibutuhkan sebagai wujud tanggung jawab terhadap sesama!
Alkitab banyak mengajarkan pada kita tentang tanggung jawab terhadap manusia, dari mulai
perjanjian lama maupun perjanjian baru, Musa menuliskan 10 perintah Allah untuk umat manusia,
yang dimana perintah pertama hingga keempat ditujukan untuk hubungan vertical manusia dengan
Tuhan dan perintah kelima sampai sepuluh yang bertujuan untuk mengatur tanggung jawab
horizontal sesame manusia.
Kali ini kita akan membahas 4 point dari 10 perintah Allah yang menjadi pengatur hubungan
horizontal sesame manusia.
• Perintah Kelima: Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang
diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. (Kel. 20:12) Relasi manusia pertama kali dimulai dari
sebuah keluarga yang secara umum terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga merupakan
tempat kebersamaan dalam komunitas yang kecil sebagai persiapan menuju kebersamaan
dalam komunitas yang lebih besar, masyarakat. Pemahaman lanjut perintah ini memiliki dua
makna yang berhubungan erat antara satu dengan yang lain, yaitu kewajiban anak terhadap
orang tua dan kewajiban orang tua terhadap anak. Adapun yang dimaksud dengan
kewajiban anak terhadap orang tua meliputi pemeliharaan pada masa tua, menaati,
menghargai, tidak menyakiti hati dan memaafkan keterbatasan mereka.
• Perintah Keenam: Jangan membunuh (Kel. 20:13). Pembunuhan pertama kali di muka bumi
terjadi ketika munculnya iri hati dan kebencian dalam diri kakak, Kain terhadap adiknya,
Habel; yang keduanya merupakan anak dari Adam dan Hawa (Kejadian 4:1-16). Sejak itulah
pembunuhan semakin meluas di dalam dunia, bahkan pada jaman sekarang orang bukan
saja sekedar menghilangkan nyawa namun juga tega melakukan mutilasi terhadap orang
yang sudah dibunuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak lagi memiliki hati yang
takut kepada Tuhan.
• Perintah Ketujuh: Jangan berzinah (Kel. 20:14). Perintah jangan berzinah menunjukkan
kemutlakan yang harus ditaati, karena menurut Manley dan Harrison (1995:316) perintah ini
meneguhkan peraturan mengenai suatu hidup suci dalam perkawinan, dan menerangkan
peraturan-peraturan terperinci tentang kemurnian kesusilaan dalam perkawinann (Ulangan
21:10-17, 22:1-23, 23:18, 24:1-5, 25:11-12). Alasan Allah melarang manusia melakukan
perzinahan yaitu melihat tujuan penciptaan seks merupakan kebaikan untuk manusia dalam
hal menghasilkan keturunan dan juga persekutuan bersama yang indah antara suami istri.
Selain itu tubuh kita adalah bait Roh Kudus (1 Korintus 6:19), maka perzinahan akan
mencemarkan bait Roh Kudus. Selain perzinahan, ada beberapa perbuatan seksual yang
berkaitan dengan pencemaran bait Roh Kudus seperti masturbasi, prostitusi,
homoseksualitas atau biseksualitas (LGBT) dan perzinahan dalam hati ketika menginginkan
secara birahi terhadap lawan jenis yang bukan miliknya ataupun sejenis.
• Perintah Kedelapan: Jangan mencuri (Kel. 20:15). Secara umum dalam kehidupan manusia
pelarangan mencuri merupakan suatu standar yang sudah diakui. Demikian pula dalam
pemahaman Agama Kristen mencuri merupakan hal yang salah dan pencurian dalam bentuk
apapun tidak dibenarkan dalam Alkitab. Contoh pencurian lain yang marak pada saat ini
seperti pencurian manusia (jual beli atau penukaran manusia sebagai sandera), perampokan,
bajak laut, dosa kikir, menyontek, bermalas-malasan, pencuri waktu, menyogok, berjudi,
pemalsuan pajak, bergosip, mencuri pelanggan menggunakan jimat, dan lain-lain
• Perintah Kesepuluh: Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau
hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau
apapun yang dipunyai sesamamu." (Keluaran 20:17) Kata mengingini dalam Bahasa Ibrani:
hamad, hamad mengandung arti keinginan (Bahasa Inggris: desire), menggambarkan sikap
hati seseorang dalam menjalani kehidupannya. Berdasarkan makna di atas, maka perintah
kesepuluh memiliki fungsi untuk mengarahkan keinginan manusia pada hal baik yang
memuliakan nama Tuhan, menyatakan kelemahan dan keterbatasan dalam diri manusia dan
mengajarkan manusia belajar mencukupkan diri atau merasa puas dengan segala sesuatu
yang

10 Perintah Allah ini disempurnakan oleh Tuhan Yesus didalam perjanjian baru yaitu
didalam Matius 22:37-40 “Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah
hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu,
ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum
inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

5. Masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama dalam wilayah tertentu, yang
bergaul dalam jangka waktu ynag lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri setiap anggota
sebagai satu kesatuan untuk mencapai kemaslahatan bersama. Berdasarkan pengertian
masyarakat tersebut, cobalah Anda jelaskan tentang masyarakat beradab, sejahtera, dan
transformative
Kata beradab berarti kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi pekerti (Kamus Besar, l990:5).
Sementara itu kata sejahtera berarti aman sentosa dan makmur, selamat (dari gangguan dan
kesukaran - Kamus Besar, l990:795). Bertolak dari masing-masing pengertian term “masyarakat”,
“beradab”, dan “sejahtera”, rangkaian kata ketiganya menjadi masyarakat beradab dan sejahtera
mempunyai maksud bahwa masyarakat yang dikehendaki adalah masyarakat yang kumpulan
manusianya terdiri atas orang-orang yang halus, sopan, dan baik budi pekertinya supaya masyarakat
tersebut selamat dan bebas dari gangguan maupun kesukaran.
Masyarakat sejahtera adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan masyarakat baik materil
maupun spiritual yang di liputi oleh rasa takut, keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan
batin yang memungkinkan bagi setiap masyarakat untuk mengadakan usaha penemuan kebutuhan -
kebutuhan jasmani dan sosial yang sebaik - baik nya
Masyarakat tranformatif yang di maksud adalah pergeseran perilaku keagamaan masyarakat, dari
perilaku sinkretis

6.Dalam pengertiannya Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang dimiliki oleh seseorang
sejak lahir sampai mati sebagai anugerah Tuhan. Oleh karena itulah Setiap orang wajib
menghormati hak asasi manusia dari orang lain, dan hak ini tidak boleh diambil atau dirampas
oleh siapa pun. Berdasarkan kalimat tersebut, Cobalah Anda jelaskan hambatan-hambatan
penegakan hak asasi manusia yang harus kita pahami!

Terwujudnya perlindungan HAM (hak asasi manusia) di suatu negara tidak lepas dari kerja sama dari
berbagai warga negara, aparat kepolisisan, maupun juga pemerintahan negara tersebut. Selain itu
juga, pemerintahan berserta negaranya juga harus turut andil dalam mengamati pelaksanaan
penegakan HAM di negara lain. Dalam penegakan HAM dinegara indonesia terdapat beberpa
hambatan yang disebabkan oleh berbagai aspek, diantaranya ialah:

1. Kondisi Sosial Budaya


Salah satu faktor terhambatnya penegakan HAM di Indonesia ialah kondisi sosial budaya. Hal ini tidak
terlepas dari kondisi indonesia yang berupa negara akepulaluan. Dengan banyaknya pulau di indonesia
maka beraneka ragam pula adatt, ras, kebudayaan, maupun juga suku di indonesia.

Komunikasi dan Informasi

Komunikasi dan informasi menjadi salah satu penyebab terhambatnya penegakan HAM di indonesia
sendiri. Hal ini dikarenakan beberapa hal:

• Kondisi geografis

Kondisi geografis infoensia yang teridir dari gunung, rawa, lembah dan sebagainya serta bentuk negara
nya yang berpa negara kepulauan menyebabkan sulitnya akses komunikasi dan informasi ke beberapa
daerah.

• Belum adanya sarana prasarana

Belum adanya sarana prasarana yang memadai yang mencakup seluruh wilayah indonesia untuk
berkomunikasi dan menyebarkan informasi

• Belum banyak suber daya manusia

Belum banyak sumber daya manusia yang berpendidikan dan terampil untuk memecahkan masalah
komunikasi dan informasi di indonesia. Walaupun beberapa penelitian telah menghasilakan
terobosan baru di bidang komunikasi dan informasi akan tetapi dukungan pemerintah dan pihak
swasta di indonesia masih cukup rendah.

3. Kebijakan Pemerintah

Dalam membuat kebijakan, pemerintah harus berpedoman kepada kepentingan nasional. Kebiakan
pemerintah sangat berpegnaruh terhadap penegakan HAM. Beberapa hambatan dalam penegakan
HAM oleh pemerintah ialah sebagai berikut ini.

• Kebijakan pemerintah

Beberapa kebijakan pemerintah menimbulkan pro dan kontra di dalam masyarakat karena dianggap
tidak dapat melindungi hak seluruh warga negara nya.

• Menjaga Stabilias nasional

Untuk menjaga stabilitas nasional terkadang pemerintah sendiri yang justru mengabaikan HAM warga
negaranya

• Belum adanya kesamaan prinsip

Belum adanya kesamaan prinsip atau pandangan tentang pentingnya jaminan HAM oleh para
penguasa.
4. Perangkat Perundangan

Perangkat perundangan juga menjadi salah satu penyebab dari terhambatnya penegakan HAM.
Undang-undang yang dimaksud disini ialah ketentuan tertulis yang dibuat oleh pemerintah pusat
maupun juga daerah yang sah. Peraturan perundang-undangan dibuat dengan tujuan mengatur
tingkah laku seluruh warga negara tanpa kecuali termasuk pemerintah. Selain itu juga melindungi hak
–hak manusia agar tidak berselisih dan bersinggungan. Hambatan-hambaan penegakan HAM oleh
praturan perundangan ialah sebagai berikut:

• Pengesahan dari ketentuan yang disahkan

Beberapa perundang-undangan adalah pengesahan dari keentuan yang ditetapkan dalam konvensi
internasional. Tidak semua isi ketentuan dalam konvensi tersebut sesuai untuk diterapkan di
indonesia karena berbedaya situasi dan kondisi negara tersebut.

• Belum memiliki aturan pelaksana

Terdapat peraturan perundangan-undangan yang belum mempunyai pelaksanaannya sehingga


menyulitkan aprata kepolisian untuk menegakkannya

5. Aparat dan Penindakannya

Aparat yang dimaksud disini ialah aparat kepolisian. Polri mempunyai tanggung jawab dalam
penegakan HAM di indonesia. Hal ini karenakan polri mempunyai tugas dalam menjaga supremasi
HAM sesuai ketentuan yang tertuang dalam UUD no. 2 tahun 2002

Anda mungkin juga menyukai