Nama : Aprilian Fransiska Harefa

NIM : 232017064

ALLAH PENYELAMAT
Hubungan antara Allah, agama dan keselamatan mempunyai hubungan yang sangat
erat dan tidak dapat dipisahkan. Dalam agama Kristen, ajaran tentang keselamatan dan Allah
sebagai penyelamat mempunyai tempat yang sangat penting. Dalam perjanjian lama makna
keselamatan dalam sejarah awal umat Allah adalah bahwa Allah menyelamatkan orang yang
baik dari berbagai kesukaran tetapi dalam perjanjian baru makna dari keselamatan adalah
menyelamatkan orang-orang berdosa dan membenarkanya sehingga menjelma menjadi anak
manusia yang di dalam diri Yesus tergabung sifat keilahian dan kemanusiaan.
Dalam perjanjian baru konsep keselamatan adalah khas Kristen dan mendapat tempat
yang sangat utama yang penuh dengan ajaran-ajaran moral dan kehidupan Kristen. Salah satu
perkembangan makna keselamatan di perjanjian baru dibandingkan dengan perjanjian lama
adalah baik Yesus maupun para rasul memberi arti yang lebih rohaniah dan universal pada
konsep keselamatan. Keselamatan dalam kekristenan adalah suatu yang menyeluruh.
Kepercayaan Kristen tidak hanya terbatas kepada Allah yang Mahakuasa tetapi
kepercayaan kepada Allah sebagai Penyelamat yang merujuk kepada kasih. Dalam
mengekspresikan keselamatan yaitu suatu pengalaman penebusan dari hukuman dosa yang
telah dilakukan.

ALLAH PEMBAHARU CIPTAAN-NYA

Kehadiran maupun tindakan Allah dalam Roh Kudus telah berlangsung lama
sebelumnya bahkan sejak awal, karena pada hakikatnya Allah adalah Roh. Dalam perjanjian
lama Roh Kudus tidak hanya dikaitkan dengan Pencipta, tetapi juga dengan nubuat. Roh
Allah adalah sesuatu kekuatan yang dirancang untuk mengkomunikasikan kehedak Allah
sesuai dengan kehendak-Nya. Sehingga hubungan antar Roh Allah dan Firman Allah
mempunyai kaitan yang sangat erat dalam Alkitab.
Salah satu contohnya adalah pengalaman Raja Saul. Perjanjian lama hubungan antara
manusia dan Allah sangatlah kuat disebabkan Roh Allah datang untuk mengkomunikasikan
maksud berita dari Allah kepada seseorang.
Roh Kudus berpusat dalam diri Tuhan Yesus sang Mesias dan dicurahkan kepada
orang-orang yang percaya kepadanya melalui peristiwa Pentakosta.

DOGMA TRINITAS GOD’S TRIPLE SELF REPETITION

Dalam buku berjudul Aku Memahami Yang Aku Imani diuraikan secara detail dari
pemikiran Barth. Allah Sang Bapa (paternitas), Sang Bapa dan Sang Anak dalam kesatuan
kehendak dan karya mengulang diri secara bersama-sama, dan yang terakhir Roh Kudus yang
keluar dari Sang Bapa dan Sang Anak (ex patre fillioque). Sang Bapa, Sang Anak dan Roh
Kudus adalah Allah yang satu dan sama dengan tiga diri yang berbeda. Tiga pribadi ini
merupakan hasil dari pengulangan diri rangkap tiga dari Allah yang memiliki substansti
keilahian yang sama. Tiga pribadi yang berbeda dari Allah ini saling mengisi dan saling
mendiami tanpa pemisahan dan juga peleburan. Istilahnya dalam dogma klasik yaitu
perichoresis.
 Di Indonesia dapat kita temukan di agama suku Meto di Timor besar. Masyarakat
suku Meto percaya pada Uis Neno (Raja Langit) adalah pencipta langit dan bumi, serta
pemberi kehidupan dan kepercayaan. Uis Neno Mnanu yang tidak kasat mata (Raja langit
yang tinggi) bertujuan mengkomunikasikan kehendakNya kepada manusia dan Nitu yaitu
roh-roh jahat yang disembah secara bersama-sama oleh Uis Neno dan Uis Neno Mnanu.
Di provinsi Maluku Buru Selatan Allah dipanggil dengan nama Opolastala. Dua
gagasan ini mirip dengan ketritunggalan Allah.
Sang Bapa adalah pribadi pertama ketritunggalan Allah yang tidak bernama bahkan
juga tersembunyi tetapi disebut dengan banyak nama oleh berbagai agama. Sang Allah Anak
adalah pribadi kedua dalam ketritunggalan Allah yang kehadirannya nyata kepada kita di
dalam Yesus Kristus. Dan Allah Roh Kudus adalah pribadi ketiga dalam ketritunggalan yang
mana priadi yang selalu bergerak keluar dari Sang Bapa menuju kepada Sang Anak dan dari
Sang Anak menuju kepada Sang Bapa. Maka dalam pengalaman perjumpaannya dengan
Allah, gereja mengalami bahwa Allah datang kepadanya bukan hanya dalam satu cara
melainkan dengan tiga cara.