a. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam
pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai
semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Di sisi lain pajak juga sangat penting
dalam mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Disisi lain pajak mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara dan akan tetap menjadi kelompok dalam
hukum publik.
b. Menurut Teori Asuransi, pajak diibaratkan sebagai suatu premi asuransi yang harus dibayar oleh
setiap orang karena orang mendapatkan perlindungan atas hak-haknya dari pemerintah (Soemitro,
1992: 29). Teori ini menyamakan pajak dengan premi asuransi, di mana pembayar pajak (wajib
pajak) disamakan dengan pembayar premi asuransi, yakni pihak tertanggung. Adapun negara
disamakan dengan pihak penanggung dalam perjanjian asuransi. Dalam perjanjian asuransi,
hubungan antara prestasi dan kontraprestasi itu terjadi secara langsung. Adanya pembayar premi
yang merupakan kewajiban tertanggung berhubungan langsung dengan haknya untuk menerima
ganti rugi bila terjadi evenement. Sebaliknya, hak sipenanggung untuk menerima pembayaran premi
itu diimbangi dengan adanya kewajiban untuk membayar ganti rugi bila terjadi evenement. Dalam
kenyataannya negara tidak memberikan ganti rugi begitu saja bila seseorang meninggal, mengalami
musibah, dan sebagainya, dan menerima klaim kerugian dari rakyat atas kerugian yang dideritanya
bila terjadi evenement. Justru untuk pajak, tidak diterima suatu imbalan yang secara langsung dapat
ditunjuk. Oleh karena mengandung banyak kelemahan, teori ini kemudian ditinggalkan.
No 2
a. Jenis Pajak Berdasarkan Cara Pemungutannya
⁃ Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan
tidak dapat dialihkan kepada orang lain.
Dengan kata lain, proses pembayaran pajak harus dilakukan sendiri oleh wajib pajak bersangkutan.
Contoh: Seorang anak, tidak boleh mengalihkan pajak kepada orangtuanya. Begitupun seorang
suami tidak boleh mengalihkan kewajiban pajaknya pada istri.
⁃ Sedangkan Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain karena jenis pajak ini tidak memiliki surat ketetapan pajak.
Artinya, pengenaan pajak tidak dilakukan secara berkala melainkan dikaitkan dengan tindakan
perbuatan atas kejadian sehingga pembayaran pajak dapat diwakilkan kepada pihak lain.
No 3
a. Jenis pajak menurut sifatnya dibagi menjadi dua, yaitu pajak subjektif dan pajak objektif.
Pajak Objektif adalah pajak yang berpangkal pada subjeknya, sedangkan pajak objektif adalah pajak
yang berpangkal pada objeknya.
Pajak subjektif merupakan pungutan yang memerhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh pajak subjektif adalah pajak penghasilan atau PPh. Pajak PPh memerhatikan tentang
kemampuan wajib pajak dalam menghasilkan pendapatan atau uang.
Sementara, pajak objektif merupakan pungutan yang memerhatikan nilai dari objek pajak.
Contoh pajak objektif adalah pajak pertambahan nilai atau PPN dari suatu barang yang dikenakan
pajak.
b. Hukum pajak formal ialah hukum yang memuat terkait prosedur untuk mewujudkan hukum pajak
materiil menjadi suatu kenyataan atau realisasi. Hukum pajak formal ini memuat tentang tata cara
atau prosedur penetapan jumlah utang pajak, hak-hak fiskus untuk pengadaan monitoring dan
evaluasi.
Selain itu, dalam menentukan kewajiban wajib pajak untuk mengadakan pembukuan, pencatatan,
dan prosedur pengajuan surat keberatan ataupun banding.
Berikut contoh bentuk dari hukum pajak formil ialah Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan.
Bentuknya ialah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 mengenai perubahan atas Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 1997 mengenai penagihan pajak dengan surat paksa
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 mengenai perubahan kedua atas Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
Hukum pajak formal menerangkan mengenai hak dan kewajiban wajib pajak serta hak dan
kewajiban fiskus. Hak wajib pajak dapat dilihat dalam UUKUP yaitu mengajukan keberatan, meminta
restitusi, dan mengajukan banding.
Adapun, kewajiban pajak sesuai dengan yang diuraikan dalam UUKUP ialah mendaftarkan diri untuk
memiliki NPWP; mengisi, melaporkan, dan menandatangani Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)
atau Surat Pemberitahuan Obyek Pajak (SPOP); melakukan pencatatan atau pembukuan; dan
membayar pajak terutang bagi wajib pajak yang terutang.
Kemudian, hak fiskus diatur dalam UUKUP untuk melakukan pemeriksaan, mengeluarkan Surat
Tagihan Pajak, mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak, dan mengeluarkan Surat Paksa. Kewajiban
fiskus yang ditetapkan dalam UUKUP ialah untuk memberikan keputusan atas keberatan pajak dari
wajib pajak; merahasiakan wajib pajak; dan mengembalikan kelebihan pembayaran pajak pada wajib
pajak.
No 4