Pihak yang menanggung pajak dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pajak langsung dan
pajak tidak langsung.
Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya ditanggung sendiri oleh wajib pajak
dan tidak dapat dialihkan kepada orang lain. Dengan kata lain, proses pembayaran
pajak harus dilakukan sendiri oleh wajib pajak bersangkutan. Seorang anak,
misalnya, tidak boleh mengalihkan pajak kepada orangtuanya. Begitupun seorang
suami tidak boleh mengalihkan kewajiban pajaknya pada istri.
Sedangkan Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain karena jenis pajak ini tidak memiliki surat ketetapan pajak. Artinya,
pengenaan pajak tidak dilakukan secara berkala melainkan dikaitkan dengan
tindakan perbuatan atas kejadian sehingga pembayaran pajak dapat diwakilkan
kepada pihak lain.
3. Berdasarkan sifat pemungutan
Jenis-jenis pajak berdasarkan sifatnya terdiri dari pajak subjektif dan pajak
objektif.
Contoh Pajak penghasilan atau (PPh) ialah Contoh pajak objektif adalah Pajak
pajak yang dikenakan terhadap tiap Pertambahan Nilai (PPN) dari barang
tambahan nilai kemampuan ekonomis yang dikenakan pajak.
yang diterima oleh WP, Taxmates.
TATA CARA PEMUNGUTAN
Dasar Pengenaan Pajak yang berlaku di Indonesia,
antara lain :
1. Wajib pajak akan dibebani jumlah pembayaran pajak yang tinggi pada akhir
tahun semenara pada waktu tersebut belum tersedia jumlah kas yang memadai.
2. Semua Wajib Pajak akan membayar pada akhir tahun sehingga jumlah uang yang
beredar akan terpengaruh.
B. Stelsel Fiktif (Fictive)
Jenis ini merupakan pengenaan pajak didasarkan oleh Undang-Undang. Sebagai
contoh penghasilan tahun pajak tahun ini berjalan sama dengan penghasilan
tahun pajak yang lalu. Kelebihannya adalah pajak yang dibayarkan berjalan
selama setahun tanpa harus menunggu hingga akhir tahun. Kekurangannya
adalah pajak yang dibayarkan tidak berdasarkan keadaan sesungguhnya karena
mengikuti tahun yang sebelumnya sehingga tidak akurat..
C. Stelsel Campuran
Pada dasarnya merupakan kombinasi dari dua stelsel yang ada yaitu stelsel rill
dan stelsel fiktif. Cara kerjanya adalah pada awal tahun besarnya pajak dihitung
berdasarkan stelsel fiktif, lalu pada akhir tahun besarnya pajak dihitung
berdasarkan stelsel rill.
TATA CARA PEMUNGUTAN
Sistem pemungutan pajak sistem yang dianut dalam pemungutan
pajak antara lain:
b. Syarat Yuridis
Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang karena bersifat dapat
dipaksakan. Hak dan kewajiban Wajib Pajak maupun petugas pajak diatur di dalam
syarat ini. Undang-undang No.6 Tahun 1983 yang telah diubah dengan UU No. 16
tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, memberi
kesempatan kepada wajib pajak yang tidak puas untuk mengajukan keberatan dan
banding.
SYARAT PEMUNGUTAN PAJAK
c. Syarat Ekonomis
Pemungutan pajak harus bisa menjaga keseimbangan kehidupan ekonomi dan tidak
boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan agar tidak
menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.
d. Syarat Finansial
Pemungutan pajak harus efisien, sesuai dengan fungsi butgetair , biaya
pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil
penghasilannya.
e. Sederhana
Pemungutan harus sederhana agar memudahkan dan mendorong masyarakat
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Tahapan Umum dalam Tata Cara
Pemungutan Pajak
1. Penetapan Tarif Pajak
2. Pendaftaran dan Identifikasi
Wajib Pajak
3. Pendataan Pajak
4. Penghitungan Pajak
5. Pemberitahuan Pajak
6. Pembayaran Pajak
7. Pemantauan dan Penegakan
Hukum
8. Pemeriksaan Pajak (Tax Audit)
Thank You
Wassalamualaikum Wr Wb