Anda di halaman 1dari 16

Jenis Pemungutan Pajak

dan Tata Cara Pemungutan


Pajak
KELOMPOK
1
1. Novia Nur Safitri (23)
2. Tasya Nela Aprilia (29)
3. Chasnaa’ Nabiilah (06)
4. Amelia Rahmah Maulidah (02)
5. Dia Lista Mayang Sari (12)
6. Diva Dwi Ariyanti (13)
JENIS PEMUNGUTAN PAJAK

Jenis pajak di Indonesia dapat ditinjau berdasarkan sudut


pandang antara lain:
1. Berdasarkan Lembaga Pemungutan
Jenis pajak berdasarkan lembaga pemungutannya, meliputi :
a. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh negara atau pemerintah
pusat. Sebagian besar dari pajak pusat dikelola oleh Direktorat Jenderal
Pusat (DJP) - Kementerian Keuangan.
Pajak Pusat meliputi :
1. Pajak Penghasilan (PPh)
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
4. Bea Meterai
5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
b. Pajak Daerah c. Pajak Kabupaten
Pajak Daerah adalah pajak yang Pajak Kabupaten terdiri dari:
pemungutannya dilakukan oleh • Pajak Hotel
Pemerintah Daerah di tingkat • Pajak Restoran
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pajak • Pajak Hiburan
daerah meliputi : • Pajak Reklame
• Pajak Kendaraan Bermotor • Pajak Penerangan Jalan
• Bea Balik Nama Kendaraan • Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Bermotor • Pajak Parkir
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan • Pajak Air Tanah
Bermotor • Pajak Sarang Burung Walet
• Pajak Air Permukaan • Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan
• Pajak Rokok Perkotaan
• Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau
Bangunan
2. Berdasarkan Pihak yang Menanggungnya

Pihak yang menanggung pajak dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pajak langsung dan
pajak tidak langsung.
 Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya ditanggung sendiri oleh wajib pajak
dan tidak dapat dialihkan kepada orang lain. Dengan kata lain, proses pembayaran
pajak harus dilakukan sendiri oleh wajib pajak bersangkutan. Seorang anak,
misalnya, tidak boleh mengalihkan pajak kepada orangtuanya. Begitupun seorang
suami tidak boleh mengalihkan kewajiban pajaknya pada istri.

 Sedangkan Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain karena jenis pajak ini tidak memiliki surat ketetapan pajak. Artinya,
pengenaan pajak tidak dilakukan secara berkala melainkan dikaitkan dengan
tindakan perbuatan atas kejadian sehingga pembayaran pajak dapat diwakilkan
kepada pihak lain.
3. Berdasarkan sifat pemungutan
Jenis-jenis pajak berdasarkan sifatnya terdiri dari pajak subjektif dan pajak
objektif.

 Pajak subjektif adalah pajak yang  Pajak objektif berpangkal kepada


berpangkal pada subjeknya. Suatu objeknya. Pajak objektif merupakan
pungutan disebut pajak subjektif karena pungutan yang memperhatikan nilai dari
memperhatikan keadaan diri wajib pajak. objek pajak.

 Contoh Pajak penghasilan atau (PPh) ialah  Contoh pajak objektif adalah Pajak
pajak yang dikenakan terhadap tiap Pertambahan Nilai (PPN) dari barang
tambahan nilai kemampuan ekonomis yang dikenakan pajak.
yang diterima oleh WP, Taxmates.
TATA CARA PEMUNGUTAN
Dasar Pengenaan Pajak yang berlaku di Indonesia,
antara lain :

Stelsel pajak adalah sistem pemungutan pajak yang


digunakan untuk menghitung besarnya pajak yang
harus dibayarkan oleh para wajib pajak. Pemungutan
pajak dapat dilakukan dengan tiga stelsel yakni Stelsel
nyata (rill), Stelsel anggapan (fiktif), dan Stelsel
campuran.
A. Stelsel Nyata (Rill)
Stelsel nyata (rill) merupakan pemungutan pajak yang didasarkan pada objek atau
penghasilan yang diperoleh sesungguhnya. Oleh sebab itu pemungutan baru
dilakukan pada akhir tahun, dengan begitu penghasilan yang sesungguhnya dapat
diketahui. Kelebihannya adalah perhitungannya yang didasarkan pada penghasilan
sesungguhnya dan hasilnya akan lebih akurat dan real. Sedangkan kekurangannya
adalah karena baru dilakukan pada akhir tahun, maka agak sulit karena pajak akan
dibutuhkan untuk pembiayaan atau pengeluaran sepanjang tahun sehingga:

1. Wajib pajak akan dibebani jumlah pembayaran pajak yang tinggi pada akhir
tahun semenara pada waktu tersebut belum tersedia jumlah kas yang memadai.
2. Semua Wajib Pajak akan membayar pada akhir tahun sehingga jumlah uang yang
beredar akan terpengaruh.
B. Stelsel Fiktif (Fictive)
Jenis ini merupakan pengenaan pajak didasarkan oleh Undang-Undang. Sebagai
contoh penghasilan tahun pajak tahun ini berjalan sama dengan penghasilan
tahun pajak yang lalu. Kelebihannya adalah pajak yang dibayarkan berjalan
selama setahun tanpa harus menunggu hingga akhir tahun. Kekurangannya
adalah pajak yang dibayarkan tidak berdasarkan keadaan sesungguhnya karena
mengikuti tahun yang sebelumnya sehingga tidak akurat..
C. Stelsel Campuran
Pada dasarnya merupakan kombinasi dari dua stelsel yang ada yaitu stelsel rill
dan stelsel fiktif. Cara kerjanya adalah pada awal tahun besarnya pajak dihitung
berdasarkan stelsel fiktif, lalu pada akhir tahun besarnya pajak dihitung
berdasarkan stelsel rill.
TATA CARA PEMUNGUTAN
Sistem pemungutan pajak sistem yang dianut dalam pemungutan
pajak antara lain:

a. Official assessment system


Besarnya pajak ditentukan oleh fiskus dengan mengeluarkan Surat
Ketetapan Pajak. Wajib Pajak bersifat pasif, tahapan-tahapan dalam
menghitung dan memperhitungkan pajak yang terutang ditetapkan oleh
fiskus yang terutang dan tertuang dalam Surat Keputusan Pajak (SKP).
Wajib Pajak baru aktif ketika melakukan penyetoran pajak terutang
berdasarkan Ketetapan Surat Keputusan Pajak (SKP). Ciri-ciri sistem ini
adalah:
1. Wajib pajak bersifat pasif.
2. Pemenang untuk menentukan besarnya pajak terutang adalah fiskus.
3. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP)
oleh fiskus.
b. Self assessment system

Sistem Self - assessment merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan


kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan
sendiri jumlah pajak yang seharusnya terutang berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan.

Melalui sistem ini, administrasi perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan dengan


lebih rapi, terkendali, sederhana, dan mudah dipahami. Wajib pajak harus
melaporkan secara teratur jumlah pajak yang terutang dan yang telah dibayar,
sementara aparat perpajakan berkewajiban melakukan pembinaan, penelitian, dan
pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan. Fungsi Direktorat
Jenderal Pajak (fiskus) adalah melakukan pengawasan atas sistem self assessment
tersebut agar wajib pajak melaksanakannya sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang Perpajakan. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh).
c. With holding Tax System

Pemungutan dan Pemotongan pajak dilakukan


melalui pihak ketiga. Sistem ini tercermin pada
pelaksanaan Pengenaan Pajak Penghasilan dan
Pajak Pertambahan Nilai.

Contoh : PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 23, PPh Pasal


22, dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
SYARAT PEMUNGUTAN PAJAK
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan, pemungutan pajak harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Syarat keadilan
Pemungutan pajak harus adil, sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan
undang-undang. Pelaksanaan pemungutan juga harus adil, yaitu dikenakan kepada
orang-orang pribadi sebanding dengan kemampuannya untuk membayar ( ability to
pay ) pajak tersebut serta sesuai dengan manfaat yang diterimanya.

b. Syarat Yuridis
Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang karena bersifat dapat
dipaksakan. Hak dan kewajiban Wajib Pajak maupun petugas pajak diatur di dalam
syarat ini. Undang-undang No.6 Tahun 1983 yang telah diubah dengan UU No. 16
tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, memberi
kesempatan kepada wajib pajak yang tidak puas untuk mengajukan keberatan dan
banding.
SYARAT PEMUNGUTAN PAJAK
c. Syarat Ekonomis
Pemungutan pajak harus bisa menjaga keseimbangan kehidupan ekonomi dan tidak
boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan agar tidak
menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

d. Syarat Finansial
Pemungutan pajak harus efisien, sesuai dengan fungsi butgetair , biaya
pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil
penghasilannya.

e. Sederhana
Pemungutan harus sederhana agar memudahkan dan mendorong masyarakat
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Tahapan Umum dalam Tata Cara
Pemungutan Pajak
1. Penetapan Tarif Pajak
2. Pendaftaran dan Identifikasi
Wajib Pajak
3. Pendataan Pajak
4. Penghitungan Pajak
5. Pemberitahuan Pajak
6. Pembayaran Pajak
7. Pemantauan dan Penegakan
Hukum
8. Pemeriksaan Pajak (Tax Audit)
Thank You
Wassalamualaikum Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai