Anda di halaman 1dari 60

BAB VI

MISTERI ALLAH TRI TUNGGAL

PENDAHULUAN
Misteri Allah Tritunggal adalah bagian esensial dari umat kristiani yang
karena keterbatasan kita manusia tidak mungkin menangkap, memahaminya secara
tuntas. Karena begitu dalam dan luas serta tingginya misteri Allah Tritunggal itu,
kita yang mengimaninya sering mengalami kebingungan, kekaburan dn bahkan
terkadang sering muncul keraguan. Dalam situasi itu sering bermunculan sejumlah
pertanyaan baik dalam diri kita umat beriman sendiri maupun dari mereka yang
belum mengimaninya. Sebagai orang yang mengimaninya kita dipangggil untuk
sejauh munggkin berusaha memahaminya sehingga mampu menghayati dan
mempertanggung jawabkan secara benar.
Penampilan dan pembahasan tentang misteri Allah Tritunggal dalam
ranggka perkuliahaan ini tidak dimaksudkan agar mahasiswa mencapai pemahaman
yang tuntas karena memang tidak mungkin, tetapi lebih dimaksudkan senagai
perangsang, dorongan untuk dapat lebih memahami Misteri Allah Tritunggal sejauh
mungkin sehingga mampu untuk menghayati dan memepertanggungjawabkan
secara benar.
Untuk mencapai tujuan tersebut dalam pembahasan tema ini pertama – tama
didekati dari Kitab Suci ( untuk mendapat data / informasi dari Kitab Suci seputar
misteri Allah Tritunggal ). Dalam bagian kedua pembahasan lebih dari sudut
teologis yang bertolak dari tradisi dan opengajaran Gereja. Akhirnya berdasar dari
Kitab Suci dan Tradisi / pengajaran Gereja dicoba untuk menemukan maknanya
dalam kontes hidup beriman Kristiani dalam Gereja Katolik di tengah masyarakat
Indonesia.

1
A. ALLAH TRITUNGGAL MENURUT DATA KITAB SUCI

1. Misteri Allah Tritunggal Menurut Informasi Kitab Suci Perjanjian Lama.


Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, Misteri Allah Tritunggal sudah
diWahyukan meskipun masih secara terselubung, seperti : Penciptaan dalam sabda,
hikmat itu ada pada Allah, dalam Roh di atas lautan purba; Nabi – nabi menerima
penglihatan - penglihatan dalam Roh. Teks – teks Kitab Suci Perjanjian Lama yang
secara tidak langsung mengungkap misteri Allah Tritunggal antara lain: Kej 1: 26
( “Kita” ), Kej 18: 2 ( mengapa Abraham hanya sujud satu kali ?) ; Kej 24; 26 ( kata
Tuhan Diulang Tiga Kali ); Yes 6: 3 ( Kudus, kudus ,Kudus ). Jadi dalam kitab suci
Perjanjian secara eksplisit tidak terdapat rumusan Allah Tritunggal ( Bapa, putera,
Roh Kudus ), Namun secara implisit sudah diwahyukan dalam Kitab Suci
Perjanjian lama dapat ditemukan kata Allah, Firman dan Roh.

2. Misteri Allah Tritunggal Menurut Informasi Kitab Suci Perjanjian Baru.


Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Pewahyuan misteri Allah Tritunggal
lebih jelas (eksplisit) meskipun juga belum ditemukan teks – teks yang secara
langsung mengungkapkan rumusan Allah Tritunggal Secara utuh. Secara ter-lepas-
lepas di sana- sini, ditemukan teks yang berkaitan dengan pewahyuaan misteri
Allah Tritunggal, sepeti: mat 11: 27: Yoh 20 : 17 ( Yesus mengakui Diri – Nya
Putera Allah ( Yoh 17 : 24 0 Putera dan Bapa dari Bapa, keluar dari dan pergi
kepada Bapa” ( yoh 16 : 28); “Aku berada pada Dia” ( Yoh 7: 29); “ barang siapa
telah melihat Aku ia telah melihat Bapa “ ( Yoh 14: 8 – 14 ); Yesus menyebut
kesatuan Diri-Nya dengan Bapa Sebagai “ Kami” ( Yoh 14 : 23). Allah ( Bapa )
sebagai yang mengutus Putera mewahyukan dan menyelamatkan dunia (Yoh 3:
17) Bapa mengutus Roh kudus (yoh 14:26) begitu juga Putra (yoh 15:26). Kitab
suci memberikan kesaksian Roh Allah berkarya dalam seluruh kehidupan Yesus
mulai penjelmaanya (luk 1: 35). Ketika dipermandikan sampai pada peristiwa di
kayu salib. Seluruh peristiwa Yesus sebagai utusan Bapa, terjadi dalam Roh Kudus.

2
Dalam Roh Kudus, Yesus adalah Putera Alllah. Pengosongan Diri Yesus, ketaaatan
– Nya sampai Wafat di kayu salib adalah peristiwa cinta Allah yang mensejarahkan
( Peristiwa penyelamatan) yang terjadi dalam Roh. Pengutusan Putra Nampak
dengan Menjadi Manusia; sedang Pengutusan Roh Nampak Bahwa Dia Dalam
HatiJKIta Berseru: Abba, BapaTercinta. Roh Yang menjadikan kita anak Allah (Gal
4 :4 ; Rom 8: 15 ). Dalam Roh Kudus Putera Tunggal dalam Diri Kita: begitu pula
dalam Roh kudus melalui Putera bapa tinggal dalam diri kita (Yoh 14:16-17; Kom
8,9 dst.; I Kor 3: 16: 2 Tim 1: 14; Yoh14: 20 - 23 ). Jadi kalau Roh Kudus Tinggal
Dalam Diri/ hati ita. Roh itu adalah Roh Bapa Dan Putra. Ketika Yesus
dipermandikan di sungai Yordan Ketigapribadi Allah tritunggal tampil secara
bersamaan (Mark 1; 10 – 11).
Dari data /informasi Kitab Suci Perjanjian Baru dapat dinyatakan bahwa :
dalam Kitab Suci tidak terdapat Rumusan jadi tentang misteri Allah Tritunggal
namun Secara keseluruhan ditemukan dasar yang kuat tentang Allah Tritunggal Di
mana Kitab Suci Memberikan kesaksian adanya Allah (Bapa); Firman/ Sabda yag
menjadi manusia / daging yaitu Yesus dari Nazaret Yang dalam Roh Kudus menjadi
Anak Allah ( Putera Allah) atau Allah Putra dan Roh, Roh Kudus,Roh Allah atau
Allah Roh Kudus.Pewahyuan misteri allah Tritunggal secara Sederhana dapat
ditapsiekan sebagai pernyataan CINTA KASIH ALLLH yang sempurna yang
memungkinkankesatuan, keutuhan, keselamatan yang sempurna. Pewahyuan
misteri Alllah Tritunggsl menyatakan kebanaran bahwa Allah (bapa) Adalah kasih,
dan kasih Alllah itu sempurna. Alllah ( bapa ) mengasihi kita manusia secara
paripurna. Sehabis – habisnya tanpa mengenal batas sesungguhnya kasih Allah
kepada kita melampaui tingginya langit, dalamnya laut dan luasnya samudra.

3
B. PEMAHAMAN TEOLOGIS TENTANG TRITUNGGAL.

1. Konsili – Konsili Sekitar Tritunggal


Gereja ditugaskan untuk mengamankan ajaran wahyu dan meneruskan
tanpa mengurangi atau menambah isi. Maka untuk mengulangi ajaran ini dari
bidaah, gereja merumuskan misteri Allah Tritunggal Dengan tepat, dalam hal ini
Gereja telah mengadakan konsili – konsisli yang terkenal.
Konsili- Konsili yang pernah diadakan antara lain:
 Konsili Nicea ( tahun 325)
 Konsili Konstantinopel ( tahun 381)
 Konsili Toledo ( tahun 525 – 523 )
 Konsili Lateranum IV ( Tahun 1215)
 Konsili Lyon II ( tahun 1274)
 Konsili Florence ( tahun 1439 – 1445 )

2. Definidi Tritunggal Yang Mahaesa


Dari Dokumen – dokumen Konsili Gereja maka Tritunggal yang Mahaesa
dapat didefinisikan sebagai Berikut : Tritunggal yang Mahaesa ialah misteri satu
Allah dalam tiga pribadi, Bapa, Putra dan Roh Kudus, masing – masing secara
berbeda dalam zat ilahi yang sama ( Identik ) dan Esa.
Konsili Lateran IV (1215) memberikan perumusan panjang antara lain
dikatakan :
a. Yang Esa itu adalah Alllah Yang Benar.
b. Bapa, Putra dan Roh Kudus adalah Tiga pribadi tetapi satu energi
(hakekat, Zat) yang esa.
c. Bapa tidak berasal dari siapapun, Putra Berasal dari Bapa, Roh
Kudus dari kedua-Nya.

4
Dari rumusan di atas jelaslah bahwa Gereja memakai istilah – istilah yang
diambil dari filsafat ilmu profan yang terdalam. Maka bagi pihak – pihak yamg
tidak kenal dengan filsafat yang dipakaii Gereja, istilah –istilah di atas, misalnya ;
kodrat (esensi) dan pribadi, akan menimbulkan pemahaman yang berbeda – beda
dan mungkin tidak menghantar kepada apa yang dimaksud Gereja.

3. Usaha –Usaha Pemahaman Secara Ilmiah


Tidak segala aspek yang disoroti teologi mengenal Tritunggal akan
dibawakan di sini, meski hanya sedikit pun kita akan dibawakan beberapa segi
sebagai berikut:
a. Soal Bahasa: Bahasa Analogi,
b. Arti SATU oleh TIGA
c. Tiga Pribadi Dalm Allah Tidak Melemahkan Ke-Esa-an Allah.
d. Tingkatan –Tingkatan Kesatuan Menunjuk Kesatua Allah.
e. Kesatuan Allah Adalah Kestuan Tertinggi dan Unik.
Beberapa Penjernihan:
 Kegunaan dan Pendalamannya:
a. Soal Bahasa: Bahasa analogi
Baik kalau kita berdoa kepada Tuhan maupun kalau kita berbicara biasa
atau secara ilmiah tentang Tuhan sendiri mempermaklumkan diri-Nya dengan
bahasa mausia. Maksudnya supaya manusia dapat mengenal Tuhannya dalam
bahasa manusiawi. Misalnya :” Tuhan itu pengasih dan penyayang...”. kata “kasih “
dan “sayang” sebenarnya lebih tepat digunakan bagi manusia, lebih konkret
seorang bapa misalnya, kepada anaknya; karena di bawah ungkapan “kasih” dan “
sayang” terdapat jalinan yang kompleks dari unsur intelektuil ( baca tahu dan sadar)
dan unsur emosional yang menggetarkan hati seluruh tubuh manusia. Sedangkan
pada Tuhan tidak didapati unsur- unsur emosionil itu, karena Tuhan adalah Roh
yang semurni-murninya, tidak hanya hati/ jantung yang didapati pada manusia.

5
Maka kata “kasih” dan “sayang” itu tidak tepat dikenakan pada Tuhan,
karena terlalu lemah untuk mengungkapkan isi kasih dan sayang yang ada pada
Tuhan. Tetapi mau apa? Kita tidak mempunyai kata-kata yang tepat kena untuk
Tuhan, karena seluruh perbendaharaan manusia diangkat dari situasi yang serba
empiris (pengalaman) manusia, dengan benda-benda dan peristiwa- peristiwa yang
terjadi di dunia ini.
Maka harus dikatakan, bahwa segenap bahasa atau kata-kata manusia hanya
dapat diungkapkan kepada Tuhan secara analog ( perbandingan, kiasan, mirip).
Artinya, isi ( arti) yang hendak diungkapkan dengan kata-kata manusiawi yaitu isi
(arti ) yang didapati pada Tuhan, tidak dapat terungkap sepenuhnya dengan kata-
kata tadi; kata-kata seperti: benar, baik, satu, Bapa, Anak, lahir, adil, pencipta, dst.,
itu hanya dapat dikenakan pada Allah dalam arti Analog. Mengenai arti ( isi ) yang
diungkapkan dengan kata-kata itu terdapat persamaan, tetapi sekaligus juga
perbedaan, bahkan perbedaannya ( baca; kekurangannya) jauh lebih besar daripada
pesamaannya, (Analog ini disebut analog strukturil ).
Contoh : Allah Bapa “melahirkan” Allah Putra .... Unsur-unsur yang inheren
pada kelahiran manusia harus disingkirkan jauh-jauh dari kata kelahiran pada Allah
Putra dari Allah Bapa. Yang berhubungan degan itu antara lain: hubungan seks,
pertemuan sel mani dan sel telur, kehamilan, keluar dari kandungan ibu dan
seterusnya. Cara lahirnya Allah Putra dari Allah Bapa harus dipikirkan sebagai cara
yang lain daripada yang lain (di dunia ini), cara yang mengatasi segala bentuk
kelahiran apapun juga. Ada perbedaan teramat besar, tetapi juga ada persamaan.
Persamaannya ialah, bahwa kodrat ( hakekat) yang dilahirkan sama dengan kodrat (
hakekat) yang melahirkan ( kodrat Anak sama dengan kodrat Bapa).
Kesimpulan: Dengan keterangan singkat mengenai bahasa analogi, yang
dipakai para teolog untuk memehami misteri Tritunggal, kita hanya mau
mengatakan dan mengimani bahwa pengenalan kita tentang misteri Allah Bapa,

6
Allah Putra dan Allah Roh Kudus, itu dengan instrumentarium tersebut di atas atau
apapun, itu tidak pernah komplit dan tuntas.

b. Arti SATU dan TIGA


1) Pengertian SATU dan TIGA yang akan dijelaskan di bawah ini,
ditemukan dalam Definisi Tritarkan ( Necprosedens).
 Kata TIGA, menumnjukkan pada jumlah pribadi yang ada dalam Allah,
Yang Esa itu. Jumlah pribadi ( diri ) ilahi ada tiga, tidak lebih dan tidak
kurang.
Nama- nama dari tiga pribadi ilahi itu ialah Bapa, Putra dan Roh kudus.
Maka perhatikan baik-baik jangan menyamakan ajaran Tritunggal Kristen dengan
Tritunggal lainnya yang ditentang oleh agama Kristen dan juga oleh Al-Quran.
Tritunggal Kristen bukanlah: Allah-Isa-Maria ( 1 ). Bukan Allah-Isa- Jibrail. Bukan
Brahma-Wisnu-Siwa. Bukan Tritunggal yang lain lagi.
Mengapa hanya ada tiga pribadi Ilahi? Mengapa tidak satu, dan atau empat
pribadi? Atas pertanyaan itu manusia dengan segala kemampuan otaknya hanya
dapat menjawab: “entah”, atau “tidak tahu. Bahwa hanya tiga Pribadi Ilahi
dalam Allah kita tahu itu dari Kristus. Kritus mengatakan demikian titik".
2) SATU dan TIGA bukan dua pengertian yang kontradikif. Dua pengertian
disebut saling kontradiktif, jikalau keduanya tidak mungkin dipersatukan, karena
yang satu “membunuh” ( menghancurkan) yag lain. Misalnya pengertian panas dan
dingin, segitiga dan lingkaran atau bundaran. Mustahil orang dapat membuat
bundaran yang bersegi tiga, karena konsepsinya memang sendiri-sendiri ( bundar dan
segi tiga) tidak dapat dibuat sama oleh otak manusia. Bundar bukanlah segi tiga dan
segi tiga buanlah bundar.
Sepintas pandangan Dogma Tritunggal mengandung suatu kontradiksi.
Dikatakan: Satu ( tiga pribadi = satu tiga Pribadi ). Dan Tiga = satu ( tiga Pribadi=
satu Allah). Nampaknya itu tidak masuk akal. Akal sehat berkata:

7
1 + 1 + 1 = 3. tetapi dogma kristen itu mengajarkan:
1 + 1 + 1 = 1. bagaimana itu mungkin?
Penjelasan:
1. Misteri Tritunggal bukan masalah matemtika karena bukan masalah kuantitatif,
yang dapat dihitung, dikurangi atau ditambah. Tetapi misteri Tritungggal adalah
masalah kualitatif yang amat tinggi, tegasnya masalah iman, rohani (spritual)
yang semurni-murninya. Maka segala usaha dan penjelasan tentang Tritunggal
yang bertolak dari ilmu matematika, dan segenap uraian disusun di atasnya
adalah sedari akarnya.
2. Misteri Tritunggal adalah masalah kualitatif spritual SATU menunjukkan kodrat
(zat) dan TIGA menunjukkan pribadi ilahi. Diketahui bahwa ajaran filsafat
sebagai ilmu pengetahuan yang tertinggi mengatakan; pengertian kodrat pribadi
tidak saling kontradiktiktif (walaupun kodratnya hanya satu dan pribadinya lebih
dari satu). Tetapi kodrat (zat) dan pribadi dapat dipertemukan dalam satu wujud.
Bahkan kodrat (zat) itu semakin tinggi, maka semakin menuntut wujud dalam
pribadi (kera, anjing, lembu, dll.) Tetapi kodrat manusia menuntut
perwujudannyan dalam pribadi-pribadi manusiawi ( Amir, Hasan, Joni, Maria,
Mariam, dll).
3. Mengenai kodrat dan pribadi dalam misteri Tritunggal dapat diterangkan sebagai
berikut: kodrat (zat) menunjukkan apanya. Menjawab pertanyaan apa itu?
Pribadi ( person) menunjukkkan cara beradanya. Menjawab pertanyaan
bagaimana? Pribadi dapat didefenisikan sebagai : suatu cara benda yang
tersendiri (a distinct way of subsience ). Jadi pengertian pribadi jangan
disamakan dengan istilah pribadi dangan ilmu jiwa modern. Karena di satu
pribadi diartikan sebagai pusat kesadaran.
Dalam Tritunggal yang Maha-Esa, apanya hanya ada satu. Tetapi cara
ber-adanya ada tiga. Tiap-tiap cara berada (dalam apanya yang satu itu) adalah
cara berada yang tersendiri, cara berada yang paling sempurna, tetapi cara berada

8
yang satu lain dari pada cara berada yang kedua, dan lain lagi daripada cara
barada yang ketiga. Maka masing-masing cara berada itu mempribadi :
 Cara ber-ada yang pertama: Allah yang satu itu berada dan menyatakan
darinya sebagai Allah Bapa, pribadi Allah yang pertama.
 Cara ber-ada yang kedua: Allah YME itu menyatakan diri (bersabda) sebagai
Allah Putra. Pribadi Alllah yang kedua.
 Cara ber-ada yang ketiga : Allah yang satu iu berada sebagai Roh kudus.
Pribadi Allah yang ketiga.
Dengan adanya tiga “cara ber-ada” yang masing-masing merupakan
pribadi-pribadi itu. Gereja mengajar, bahwa zat yang berbeda hanya pibadi –
pribadi nya ( atau “cara ber-ada-nya). Bagaimana contoh di bawah ini dapat dipakai
sebagai penjelasan (yang sangat timpang).
Zat air : dapat berada dalam macam-macam cara tetapi hakekatnya tetap sama,
yaitu zat air ( H2O) Misalnya sebagai uap dan sebagai apa lagi)
Panas : berada sebagai matahari, berada sebagai terang( sebagi tenaga penggerak
dan lain-lain).
Idea : Berada sebagai tesis, anti tesis, sintetis, ( dipinjam dari hegel). Inti sarinya
tetap sama, idea.
Emas : dapat berwujud sebagai cairan emas, batang emas, kalung emas, dan entah
apa lagi. Di sini terdapat pengruh manusia, yang penting intinya tetap emas.
Catatan : Dari contoh-contoh di atas, terdapat ketidak samaan yang besar , ialah
bahwa masing-masing cara barada , masing-masing wujud tidak mandiri,
tidak mempribadi. Maklumlah bahwa hal-hal tersebut di atas mempunyai
cara berada yang rendah.
Kesimpulan:
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Kata SATU menunjuk zat Allah. Sedangkan kata TIGA menunjuk pribadi-
pribadi ilahi: Bapa, Putra dan Roh Kudus. Satu dan TIGa bukan masalah

9
matematika. Tritunggal bukanlah suatu Kuatum (kuantitas) yang dapat diukur,
ditimbang, dibobot; Tetapi masalah kualitas rohani yang tinggi; zat rohani yang
teramat murni.
Tiga pribadi Ilahi tidak Kontradiktif dengan satu kodrat Ilahi, karena zat
menerangkan “apanya” dan pribadi menerangkan “cara ber-adanya”

c. Adanya Tiga Pribadi Dalam Allah Tidak Merusak Ke-Esaan Allah (Tauhid)
Di antara pengikut “tauhid”, Yang mempertahankan ke-esaan Allah, ada
yang (umat Kristen dan Islam), dihinggapi kekhawatiran besar. Yaitu bahwa adanya
tiga pribadi minmal akan melemahkan kesatuan Allah itu. Yang dibayangkan
mereka kongkritya : Zat Allah yang satu ini akan terbagi Tiga. Jadi setiap pribadi
mendapat sepertiga dari zat Allah. Akhirnya zat Allah yang satu ini digambarkan
sebagai hasil pengelompokan dari 1/3 + 1/3 + 1/3 = 1. Maka kesatuan Allah adalah
kesatuan yang Rapuh.
Catatan : Gambaran lain yang salah : Tritunggal itu adalah satu persekutuan.
Terdiri dari : Allah + Yesus + Maria. Yesus yang manusia, demikian juga Maria,
dipertuhankan diangkat menjadi Allah. Mereka dipersekutukan dengan
Allah.terjadilah Tritunggal. Gambarannya: 1 + 1 + 1 = 1 ( satu dari tiga
persekutuan).
Gambaran Tritunggal yang memalukan Itu tidak pernah diajarkan oleh
Gereja, tetapi sebaliknya dikutuk oleh Gereja, dan ditentang pula oleh Nabi
Muhammad. Menurut Gereja adanya Tritunggal Yang Maha Esa bukan dikarenakan
adanya Yesus dan Maria. Sebelum Yesus dan Tritunggal sudah ada dari kekal.

Tanggapan :

10
Kekhawatiran tersebut di atas tidak baralasan yang objektif, justru karena
kesalahpahaman. Ini tidak perlu kita tangggapi. Tegasnya Tri tunggal adalah Allah
yang dipersekutukan, tetapi perlu dijawab, cukup penjelasan singkat diatas.
Yang perlu kita jernihkan ialah kesulitan yang cukup serius mengenai
adanya tiga pribadi dalam satu Allah menurut ajaran Gereja. Bagaimana pun juga
adanya Tiga pribadi Trntu akan merusak, minimal akan melemahkan kekuasaan
Allah itu. Maka kemurniaan “Tauhid” terancam.
Kesulitan Diatas dapat disingkirkan dengan argumentasi sebagi berikut:
1. Zat Allah yang satu bukanlah kuantitas, melainkan zat rohani yang teramat murni
2. Tiga ilahi pribadi sifatnya tidak mengendorkan ke-Esaan Zat Ilahi, tetapi
meningkatkan ke-Esaan itu.
3. Tingkatan-tingkatan kesatuan yang didapati di dunia ini .
Ad.1. Zat Alllah yang satu bukanlah satu kuantitas, melainkan zat rohani yang
teramat murni.
Satu : zat allah bukanlah kuanttitas. Kuantum ( kuantitas) ialah yang dapat
diukur, ditimbang, dibobot. Misalnya, satu batu, satu tumpangan. Kuantitas
memang dapat dibagi – bagi, lalu dikumpulkan kembali menjadi satu
kesatuan. Jangan membayangkan zat allah sebagai kesatuan yang serendah
itu! Seperti kesatuan batu.
Kedua : zat Allah adalah zat rohani yang teramat murni. Zat rohani adalah zat yang
imataril. Apa yang imateril tidak dapat dibagi-bagi dalam bagian-bagian.
Kesatuan roh adalah kesatuan yang tidak punya bagian. Misalnya, jiwa
manusia yang spritual, tidak terdiri dari bagian-bagian, maka tidak dapat di
bagi-bagi, tidak dapat rusak ( mati) dengan memisakan bagian-bagian yang
tidak ada padanya. Harus di kataka bahwa zat Allah tidak hanya sejajar
dengan jiwa manusia, ataupun malaikat, melainkan zat rohani yang
tertinggi, maka juga merupakan kedatuan yang tertinggi, yang tidak dapat
dibagi secara mutlak, indivisa unitas yang mutla. Adanya tiga pribadi ilahi

11
tidak dapat merusak kasatuan yang mutlak itu. Hal ini akan dijelaskan
sebagai berikut :
Ad2. tiga pribadi sifatnya tidak mengendorkan keesaan zat ilahi tetapi
meningkatkannya.
Hal tersebut di atas dapat di terangkan sebagai berikut :
a) Dari pengamatan filsafat pada mahluk berpribadi (personal) yang kongkrit yaitu
manusia, yang satu pribadi dalam satu zat (yang terwujud pada si amir, si joni
misalnya) dapat di tarik kesimpulan ini:
Cara berbeda sebagai pribadi (person) tidak merusak zat manusiawinya
melainkan mrnyempurnakannya. Kesatuanmahluk yang berpribadi adalah
kesatuan “kedalam” (intern) yang istimewa mengatasi mahluk yang bukan
pribadi.
b) Pada zat yang satu yang berpribadi tiga (Tritunggal), atau : tiga pribadi dalam
satu zat, untuk pemahaman hal tersebut tidak ada contoh. Tetapi bertolak dari
analogi dan mrnggunakan prinsip afor teori, harus di katakan, bahwa kesatuan
zat ilahi tidak malah di rusak tetapi malah disempurnakankan sampai tingkat
yang tak tebatas, sehingga patut dan harus kita sebut “Maha Satu:” atau” Maha
Esa”. Harap diingat kembali : fungsi setiap pribadi (dalam level manapun) tidak
merusak, tetapi memadatkan (maaf,istilahnya kurang tepat). Meningkatkan zat
dalam kesatuannya. Bagaimana itu persisnya itu terjadi pada Allah? Entah kita
tidak tahu! Secara manusiawi hanya dapat dikatakan demikian: apabila adanya
satu pribadi saja dalam satu zat sudah sanggup membuat zst begitu hebat (intern)
kesatuannya : apalagi kalo ada tiga pribadi dalam satu zat! Kesatuannya menjadi
Mahasatu.
c) “Allah adalah kasih” (I Yoh 4:8) berkat keterangan dari wahyu ini kita dapat
menarik kesimpulan ini :
 Kesatuan Allah adalah kesatuan kasih (kesatuan kasih mengandaikan
adanya pribadi lebih dari satu. Dalam tri tunggal ada tiga pribadi ilahi.

12
 Kasih yang sejati tidak terbagi (pribadi yang satu tidak menyerahkan
“adanya” yang lainsepenuhnya dan pihak yang lain menerimah “adanya”
yang lain sepenuhnya.
 Jadi dangan adanya tiga pribadi dalam Allah, keesaan Allah tidak terbagi-
bagi tetapi sebaliknya bahkan di tingkatkan.
Katiga : tingkatan- tingkatan kesatuan yang di dapati di dunia ini. Hal tersebut akan
diuraikan tersendiri di bawah ini. Hal tersebut akan diuraiak tersendiri
dibawah ini.
d. Tingkatan – tingkatan di dunia ini menuju ke kesatuan Allah.
Dari pengamatan alam semesta ini saudara dapat menemukan adanya
bentuk – bentuk kesatuan yang beraneka ragam. Dalam kanekaragaman itu
disaksikan pula adanya tingkatan – tingkatan kesatuan dari satu kesatuan yang
bertingkat – tingkat, yang satu lebih tinggi dari yang lain.
1. Kesatuan kualitatif
2. Kesatuan organik
3. Kesatuan kasih antar pribadi manusia
Melalui ialah analisis dari singkatan – singkatan itu kita akan mencoba
memahami tertinggi yang ada pada Allah. Hasil pemahaman akan kita pertamukan
dengan data- data dar wahyu sejauh itu tersedia. Jenjang tingkatan akan naik pada
puncak tertinggi, kesatuan Allah : kesatuan kasih antar pribadi ilahi.
Ad1. Kesatuan Kualitatif
Kesatuan kualitatif didapati pada benda – benda materiil. Benda – benda ini
tidak mempunyai unsur kehidupan. Bentuk kesatuannya bermuu paling rendah.
Terdiri dari bagian – bagian yang dapat berdiri sendiri. Bagian yang terkecil disebut
atom. Contoh : sebuah batu , satu potong logam. Demikian lemahnya kesatuan itu,
sehingga bagian – bagian itu maih bertahan sebagai zat batu atau zat logam apabila
kesatuannya hancur. Untuk menjadi zat batu (di atu batu yag besar atau batu kecil )

13
sesungguhnya kesatuan tidak diperlukan mutlak untuk menjdiakan bagian – bagian
itu zat batu.
Ad2. Kesatuan organik
Keasatuan organik ini didapati ada benda – benda yang mempunyai
kehidupan. Benda benda itu disebut benda organik terdiri dari organ- oragan
( bagian- bagian ) yang tidak dapat berdiri sendiri. Bagian – bagian ini memerlukan
secara utlak kesatuan agar dapat bersama – sama merupakan satu wujud baru yang
berhakekat baru. Contohnya : tubuh manusia terdiri dari organ –organ bgian
seperti : kepala ,( dengan organ penglihatan, pendengaran dan lain – lain ). Badan
terdiri dari organ – organ paru – paru, jantung, ginjal dll). Kaki tangan untuk
mewujudkan satu kesatuan organ diperlukan bagian – bagian yang beraneka ragam
(heterogin). Bgian – bagian tersebut hanya dapat bereksistensi dan berfungsi dalam
kesatuan dan untuk kesatuan. Terpisah dari kesatuan masing – masing bagian akan
kehilangan hakekatnya, karena hakekatnya ditentukan oleh hakekat kesatuannya.
Kesatuan organik adalah kesatuan yang mutunya lebih tinggi dari yang pertama.
Ad3. Kesatuan kasih antar pribadi manusia
Kesatun kasih ini bermutu lebih tinggi dari kesatuan nomor dua . kesatuan
ini terdiri dari dua atau lebih manusia dan hanya terwujud jikalau anggotanya mau
memasuki suatu bentuk “hidup Bersama” yang disebut masyarakat ( keluarga,
komunitas kelompok Negara, dll). Maka kesatuan kaih dan masyarakat merupakan
dua variabel yang tidak dapat dipisahkan.
Tiada manusia dapat menjadi pibadi yang sempurna di luar kesatuan kasih
( bentuk masyarakat yang terbaik). Seseorng yang dikucilkan dari kesatuan hidup
( masyarakat) akan mengalami gangguan dan akan menjadi orang abnormal. Maka
kesatuan hidup yang baik (kesatuan kasih) merupakan syarat mutlak untuk
perkembangan kepribadian seseorang yang baik.

14
 Makluk yang berpribadi oe ipso adalah maluk social. Berada sebagai pribadi pada
hakekatnya adalah berada dalam keadaan terhubung dengan pribadi lain. Semakin
pribadi semakin sosial semakin a – pribadi semakin sosial.
 Demi kesempurnaan seseorang pribadi lain. Semakin seseorang pribadi dirinya
utuk pribadi lain, semakin ia menemukan dirinya semakin sempurna.
 Dalam kestuan kash di mana pribadi – pribadi enyerahkan diri secara total, di tu
terdapat satu cinta, satu kehendak dan satu perasaan. di mana cinta,karsa dan rasa
belum menjadi satu, di situ belum ada kasih yang sejati.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas harus di katakan,bebas kesatuan
kasih antara pribadi-pribadi manusia jarang terwujud dalam bentuk yang semurni
murninya,karna pada manusia terdapat unsur-unsur penghalang(seperti nafsu
egoisme,kesombongan, tidak mau berkorban dsb). Yang menodai kesatuan kasih
itu.
Catatan penting:
Dari analisa tiga macam kesatuan di atas, dapat di ketengahkan beberapa
implikasi yang penting untuk dapat memahami kesatuan Allah. Antara lain :
1) Untuk kesatuan tingkat rendah (kuatitatif ) cukup adanya bagian-bagian yang
homogen.
2) Semakain tinggi mutu kesatuan semakin di tuntut adanya bagian-bagian (lebih
dari satu) yang heterogen (beraneka ragam), yang mempuyai keistimeaan
sendiri.
3) Adanya keaneka ragaman bagian bagian itu merupakan syarat mutlak untuk
terbentuknya satu kesatuan yang lebih kaya dan dinamis.
4) Adanya bagian yang berbeda beda tidak merusak kesatuan hakekat (zat) yang
bersangkutan, tetapi justru meningkatkan mutu kesatuannya.
5) Untuk mewujudkan satu kesatuan kasih antara manusia di perlukan lebi dari
satu pribadi manusia. Paling tidak dua orang.

15
6) Dalam kesatuan kasih yang semurni murninya masing-masing pribadi
menyerakan diri total dan menerima diri lain secara total
pula.”demikianlah(dalam kasih perkawinan) mereka bukan lagi dua melainkan
satu” (matius 19:6).
Demikianlah beberapa implikasi yang penting. Bertolak dari jenjang
pertingkatan di atas kita akan menelah dan memahami sedikit bagaimana kiranya
keatuan Allah itu.
e. Kesatuan Allah : kesatuan kasih yng tertinggi dan unik.
Melalui tingkatatn – tingkatan di atas dan berpegang pada prinsip bahwa”
kesatuan Allah pasti mempunyai cara tesendiri”, cara yang tertinggi (“ eminentiori
modo”): maka kita akan memisahkan tiga aspk dai keatan Allah YME
1) Keatuan Allah adalah keatuan yang tertinggi
2) Keatuan Allah adalah kesatuan kasih.
3) Kesatuan Alllah adalah kesatuan yang unik.

Penjelasan
1) Kesatuan allah adalah kestuan yang tertinggi
Kesatuan Allah engatasi, hingga tingkat tak terbata, segala bentuk tingkat
kesatuan yang didapati di dunia dalam segala aspeknya, maka harus dikatakan
bahwa:
- Kesatuan Allah tidak mungkn sama dengan kesatuan kuatitatif. Adalah syirik
mengambarkan kesatuan Allah hanya serupa dengn kesatuan batu kesatuan yang-
paling miskin itu.
- Kesatuan Allah tidak mungkin hanya serupa dengan kesatuan organik. Karena
alam kesatuan itu masih didapati bagian – bagian penyusun.
- Kesatuan allah tidak mungkin hanya setinggi keatuan kasih antar pribadi
manusia. Karena di siu masih didapati kekurangan –kekurangan yang menodai
otentisitas (keaslian) kasih yang sejati.

16
2) Kesatuan Allah adalah kesatuan KASIH yang maha sempurna.
Bertolak dari hasil pengamatan bahwa kesatuan tertinggi di dunia ini adalah
kesatuan kasih (antar manusia) pada Allah ialah KESATUAN KASIH. Ternyata
kesimpulan tersebut dapat dipertemukan denganpenyingkapan wahyu : “ allah itu
kasih” ( 1 Yoh 4 : 6 ). Ini brarti baha kesatuan kasih itu adalah hakekat Allah
sendiri. Harap diingat, pada allah sifat-sifatnya Allah adalah identik Dengan
Hakekat Allah Sendiri.
Sebagaimana kasih antar manusia dihayati paling tidak oleh dua pribadi:
demikian kasih ilai yang satu itu dihayati oleh tiga pribadi ilahi (harap diiingat
kembali baha dalam kaih sejati tiada penyerahan yang separuh – separuh tetapi
hanya penyerahan total) itu terjadi sedemikian rupa, sehingga dalam Allah hanya
didapati satu zat, sau intelek, satu kehendak, satu keputusan satu kegiatan yag
diiliki tiga pribadi ilahi. Kristus mengatakan; “ aku dan bapa adalah satu”( yoh 10 :
30). Dlam dri, dapat dibayangkan bagaimana interaksi dari tiga pribadi ilahi dalam
satu zat. Namun “bagimana” – nya itu tidaki pernah dapat kita tangkap sepenuhnya.
Kata- kata yang kurang tepat akan kita pinjam: “betapa mesrahnya” Betapa
hangatnya betapa indahnya kesatuan antara bapa putra dan Roh Kudus. Mustahil
dapat dilukiskan dengan bahasa manusiawi. Paling jauh kita hanya dapat
mengatakan:
- Dalam kesatuan kasih itu Allah Bapa menyerahkan seluruh “Adanya” Kepada
“putra”( lagi kasih adalah penyerahan miliknya total).
- Allah putra menerima seluruh “adanya Allah Bapa dengan cara yang maha
sempurna, dan menyerahkan diri-Nya dalam “ada Yang Sama” kapada Bapa.
- Allah Bapa dan Putra menyerahkn segalanya kepada Roh Kudus.
- Roh Kudus Menerima segala “Adanya” Yang dimiliki bapa San putra dan
menyerahkan “ada Yang Sama” itu kembali kepada Bapa dan Putra.

17
Dari pelukisan di atas( menurut Pikiran Kita) menjadi Lebih Jelas,bahwa
adanya tiga pribadi dalam satu Allah tidak memecah kesatuan, melainkan
menyatukan kesatuan itu. Sebab kasih itu tidak memecah melainkan menyatukan.
3) Kesatuan Allah Adalah Kesatuan Yang Unik
Kesatuan Allah disebut Unik (unicum).Artinya tidak ada bandingnya, tidak
ada keduanya, jelasnya satu-satu nya. Keunikannya tidak hanya karena”tiada lain
selain dia” Maklumlah bahwa setiap kesatuan manapun juga dengan yang ketiga.
Tetapi keunikan dari ilahi terletak di sisni, bahwa dalam Allah yang sau itu
dipersatukan tiga pribadi Ilahi: Baa, putra dan Roh Kudus, dengan cara yang
tersendiri yang tidak d bandingnya. Justu karena ada tiga pribadi Dalam Allah yang
satu itu, kaa lain : justru karena Allah yang satu itu Allah tritunggl maka kesatuan-
Nya adalah kesatuan yang unik. Maka dari itu Dia Adalah Allah Yang Esa. Karena
Setiap Pribadi adalah Suatu kekayaan yang amat kaya maka kesatuan Allah yang
maha Esa Dan Tritunggal bukanlah kesatuan yang statis, melainkn kesatuan yang
teramat kaya, kesatuan yang dinamis. Jadi kita mengatakan Allah itu Maha Esa
bukan karen Allah itu zat dalam pribadi Allah itu Maha Esa karena Allah
Tritunggal. Karena Allah itu Satu dalam tga pribadi

C. MAKNA IMAN AKAN ALLAH TUNGGAL


RAHASIH TRITUNGGAL ADALAH RAHASI CINT KASIH. Cinata
kasih mempersatukan orang yang salin engasihi, isalnya: keksih dengan
kekasihnya, suami dengan istrinya, orang tua dengan anaknya, meskipn kesatuan
tersebut tidak sempurna dan tidak abadi/selamanya. Secara Enologi dapa
dinyatakan Cint Kasih Antara Ketiga pribadi ilahi (Allah,Bapa,Allahh Putra,Allah
Roh Kudus). Sedemikian erat, sehingga mereka menadi satu kodrat Ilahi.
Allah adalah hidup (dalam Arti Mutlak) dalam karya penciptaan –Nya di
dunia segala hidup melahirkan hidup. Inilah rahasia idup tritunggal bahwa dari
kesuburannya yang tidak terbatas itu dilahirkan suatu diri yang terwujud sam

18
(hkekatNya) Dengan Dia, tetapi Karena dilahrkan Dari Allah(bapa), ia mempunyai
idenitas sendiri. Dalam ahasa manusia dia dari yang kekal dilahrkan dari Allah itu
disebut putra Allah, Putra Tunggal Bapa. Ia adalah Allah Dari Allah
sehakekatdengan Bapa.
Sacara lain dapat diungkapkan: “ Allah itu adalah kasih”. Cinta yang dapat
mencintai,yang karena ia dapat dicintai. Dengan Kara penciptaan – Nya Alah
( bapa) mengungkapkan Cinta-Nya Dengan Menciptakan manusia, mahluk yang
dapat mencintai dan dicintai.
Di dalam putera – Nya yang tunggal, bapa memandng kepenuhan
kemuliaaan ke – Allan- Nya. Dalam memandang putera – Nya yang sehkekat
dengan diri- nya Bapa berbahagia da mengasihi putera –Nya kasih yang ilahi.
Cinta ilahi melampaui pengertiaan manusia. Cinta antara Bapa dan Putra sejala
dengan pikiran jalan dengan . pikiran kita manusia yangdapat dinyatakn sebagai
penghubung antara bapa dan puta kodrat ilahi. Dialah roh Kudus Cinta antara bapa
dan putra.
Dalam lla Tritnggal, hidup ini itu adalah hubungan Cinta ilahi Antara ketiga
Pribadi Ilahi. Jadi inti sari rahasia Allah Tri tunggal adalah kasih Ilahi antara tiga
diri dengan tiap- tiap kepibadiannya dan bersama-sama mempunyai kodrat Ilahi
yang sama.
Dalam sakrama permandian Roh Allah menjadikan kita putra – Putri Allah,
sehingga kita dapat mengambil bagian dalam interelasi dalam Allah Tritunggal.
Misteri bahwa manusia adalah putra Allah dan dimasukkan dalam Hidup Allah
Tritunggal merupkan pilihan Besar Kita dan tandakasih Allah kepada kita. Disitu
terpenehi Janji Kristus “ Jik seorang mengasihiniku ia akan mengasihi Firman –ku
dan Baa-KU kan mengasihi dia dan Kami akan datan kepada-Nya dan diam
bersama-sama Dengan Dia”( Yoh. 14 :23).
Kesatuan ketiga diri Ilahi itu menjadi teladan kita sebagai orang – orang
kristen dalam huungna cinta kasih pada perjamuan terakhir.”supaya mereka

19
menjadi satu sama lain seperti Engkau, ya Bapa, Di dalam Aku Dan Aku Dalam
engkau” (Yoh. 17 : 21).

D. BAGAIMANA KITA DAPAT MENGHAYATI DAN MEMBERI


KESAKSIAN IMAN AKAN ALLAH TRITUNGGAL DI TENGAH
MASYARAKAT KITA YANG SERBA MAJEMUK?

Di atas telah dikemukakan bahwa itisari rahasia dengan tiap – tiap


kepribadian- Nya dan bersama-sama memiliki satu kodrat ilahi yang sama.
Kesatuan dalam ikatan kasih ynag sempurna atau kasih ialahi yang
meungkinkan kesatuan yang sempurna sebagaimana tewujud dalam kesatuan
Allahbapa, allah Putra dan Allah Roh Kudus merupakan teladan bagi kita yang
setiap kali membuat tanda salib sebagai pernyatan iman kita akan misteri Alla
Tritunggal, jiaka kita benar-benar percaya dan berserah diri untuk dipimpin oleh
Allah Yang maha kasih itu, maka selayaknya semangat kasih yang bersumber dari
kasih ilahi yang sempurna meresapi segenap Pribadi, keluarga, dan persekutuan
murid-murid kristus. Kehidupan pibadi dan bersama( sosial) umat kistiani yang
meresapi olh kaih Alllah Yang menyatuhkan itu pada saat yang sama merupakan
kesaksian, tanda kasih dan kesatuan bagi masyarakat Indonesia Pada umumnya.
Semangat kasih merupakan dasar yang kokoh bagi keterlibatan kita dalam
perjuangan perwujudan pengebangan semangat kesatuan yang sepurna di antara
penghuni bumi Indonesia yang serba majemuk ini.
Di tengah – tengah dinamika masyarakat kita yang ditandai kelompok/
golongan yang pada aatnya akan menghabat terwujudnya satu kesatuan berdasar
kasih maka kita dianggil untuk meujudkan kasih ilahi itu anpa mengenal tapal
batas. Sebagai contoh kita dipanggil untuk mengasihi sesama manusia yang
beragama lain sekalipun mereka bersikap dan berbuat sebaliknya. Namun kita
tetap berharap dan yakin bahwa pada suatu saat mereka akan bertobat dan peuh
kasih sekalipun tidak secra terag – terangan menyatakan diri menadi katolik.

20
Refleksi kita tentang misteri akan Allah Tritunggal tentu belum tuntas.
Namun keterbatasan aktu kita maka pelu kita lanjutkan sesuai dengan kesempatan
masing – masing relasinya pun perlu kita perjuangkan terus sampai cita – cita
Yesus: “supaya mereka menjadi satu sama Seerti Engkau, Ya Bapa Di dalam Aku,
Dan Aku Di dalam Engkau” ( Yoh 17: 21).

Soal Pendalaman :
1. Apa maknanya anda membuat tanda Salib Setiap Memulai dan mengkhi
kegiatan Penting anda?
2. Apakah rumusan “ Allah Tritunggal “ Memiliki dasar Alkitabiah?
3. Sebut dan jelaskan usaha-usaha pemahaan isteri Allah Tritungal Secaa Ilmiah!
4. Apa makna dari misteri Allah Tritunggal?
5. Bagaimana cara Anda menghayati dan memberi kesaksian iman tentang Allah
Tritunggal?

21
BAB VII
GEREJA KRISTUS

A. ARTI KATA GEREJA

Kata Indonesia Gereja berasal dari kata Portugis Igereja. Kata ini berasal
dari kata Yunani “kyriake” yang berarti rumah tuhan, atau keluarga Tuhan. Dari
Kata Kyiriake dibentuk istilah “ Kerk’ ( Belanda), “ Kirche”( Jerman ), Church”
( inggris).
Istilah lain yang diakai untu kata gereja ialah “ecelesia”( yunani) yang
artinya “ kumpulan” (ekkalein+berkumpul). Kata eclesia pda mulanya dikenakan
pada umat kristen purba di yerusalem, kemudian pada umat krsten di tepat lain, dan
akhirya untuk umat Kristen seluruh dunia. Emang terjadi perubahan ucapan
eglise( perancis), chiesa( italia), eglesia( spanyol).

B. PENGERTIAN (DEFINISI)

Atas pertanyaan “apa Geraja itu” Sebaga Jawaban dapt di beri perumusan
sebagai berikut:
Gereja ialah persekutuan semua orang yang percaya kepada Kristus. Indikator
konkrit bahwa seseorang percaya kepada kristus ialah penerimaan Sakrasmen
Baptis.
Gereja Katolik, adalah Keseluruhan dari orang beriman kepada kristus dan
dipersatukan diseitar paus di roma sebagai aki kristus yang kelihatan, disebut Geeja
Katolik.
Gereja Kristus yang ada di dunia ini bukanlah suatu persekutuan yang “liar”, tetapi
merupakan suatu kesatuan yang teratur dan terarah, didasarkan atas pimpinan
Petrus sebagai Paus yang pertama.Mt. 16:18-19; Yoh. 21:15

C. EKSISTENSI DAN FUNGSI GEREJA

22
Setiap lembaga mempunyai eksistensi dan fungsi. Demikian pula Gereja
Kristus.
1. Dasar Eksistensi Gereja
Dasar eksistensi gereja Ialah kistus sendiri. Seandainya Kristus tidak pernah
Ada (hidup) di dunia ini Geeja tidak akan pernah ada. Selama kristus ada di
Palestina ia meletakkan Dasar- dasar gereja. Yang meliputi : ajaran, teladan
pimpinan dan penugasan.
Landasn positif terbaca dalam injil Matius “Engkau adalah petrus dan aku
akan mendirikan Gerejaku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu
akan ku berikan kunci kerajaan sorga. Apa yang kau ikat di dunia akan terikat di
surga dan apa yang kau lepas di dunia ini akan terlepas di surga” Mat 16:18-19.
2. Dasar Fungsi Gereja
Suatu persekutuan atau lembaga didirkan dengan fungsi tertentu. Maka
disini dapat dipercayakan apakah fungsi gereja di dunia ini?
Fungsi Gereja adalah sama dengan fungsi Kristen. Adapun fungsi kristus tiada lain
ialah menyelmatkan dunia (vide Kristologi) menurut ungkapan Kitab suci krstus
Adalah juru selamat. Dia adalah pengatara Allah dan manusia dan sekaligus juru
pembebas manusia. Jadi itulah tugas Gereja. Maka Gereja adalah Suatu prsekutuan
orang Kristen, yang melanjutkan karya penyelamatan Kristus di dunia ini.
Tugas Gereja ini sering diringkas dengan kata-kata pendek:
a. Parta sabda(kerugma).kata lain: mengajar.
b. Memberikan rhmat (penebusan). Perayan sakramen-sakramen (liturgi).
c. Mengemblakan/membimbing umat manusia (pestoral).

3. Pelaksanan Fungsi.
Gereja melaksnakan tugas diatas berdasarkan perutusan (missio) dari
kristus. Matius merekam rumusan ini. Karena itu pergilah, jadikan semua bangsa

23
murid-ku dan batislah mereka atas nama Bapa putra dan roh Kudus, dan ajarkanlah
mereka melakukan sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu” ( Mat 28 19-20).

4. Jaman Gereja Jaman Roh Kudus


Pelakanan tugas gerja, sekalipun kristus Tidak kelihatan lagi , mendapa
jainan khusus dari Roh Kudus . pada hari pentakostaRoh Kudus yang dijanjikan
Kristus turun atas gereja “ Roh kebenaran” itu membimbing Gereja dari jaman ke
jaman,termaksud jaman sekarang ini. Maka jaman Gereja juga disebut jaman Roh
Kudus.

D. GEREJA TUBUH MISTIK KRISTUS DAN SERKASMEN


KESELAMATAN

1. Gereja Tubuh Mistik Kristus.


Ungkapan Gereja sebagai tubuh Mistik Kristus didasrkan atas kitb suci
sendiri (Ikor 12:27). Dasar pemikirannya sebagai berikut:
Kristus adalah pengantara tunggal yang meghubungkan manusia dengan Allah. Ini
mengandung implikasi berikut.
Manusia yang mau bertamu dengan Allah Bapa (dan mendapat keselamatan kekel)
harus melewati Kristus Sebagai jalan satu-satunya. Maka Kristus merupkn titik
pertemuan mutlak antara manusia dengan Allah. Selama tubuh fisik kristus di
Palestin terjadi penyembuhan berkat kontak dengan tubuhnya. Siapa saja yang “
menyentuh “ tuuhnya menjadi selamat jiwa raganya.
Kini tubuh fisik Kristus tidak tampak di dunia ini lagi. Karena
sudahdimuliaka di surga. Hal ini menimbulkan kesulitan. Bagaimana orang jaman
sekarangdapat dimungkinkan “meyentuh” tubuh kristus karena ini merupakan syrt
mutlak untuk keselamatan dimungkinkan lewat kontak dengan tubuh mistiknya,
iala geraja. Kini Kristus masih dapat diraba dan disentuh dengan iman.

24
Kongkritnya manusia dapat berkontak dengan Kristus secara sakramentil. Jelasnya:
Menerima sekramen pemandiaan (kontak pertama) dan sekramen-sekramen
lainnya.

2. Gereja Sekramen Keselamatan


Fungsi sekramen adaalh menyucikan dan menyelamatkan manusia. Ini
terjadi berkat rahmat yang mengalir dainya. Menurut alkitab akhienya Kristus
sendiri sumer rahmatitu. Maka Kristus disebut sekramen dasar oleh Konsili vatikan
II, untuk keselamatan dunia. Kalau demiian maka keselamatan dunia Gereja
mengalirkan Rahmat ilahi dari sumber utamaya.Kristus sekramen dasar lewat 7
sekramen.
Ketika Kristus disalib sebagai korban jaga dan lambungnya dibuka dengan
tombak. Dari situ mengalir air dan darah yang melambangkan sakramen-sakramen
Gereja yaitu sakramen Baptis, krisma, ekaristi, pengampunan dosa, perminyakan
(orang sakit), perkawinan dan imamat.
Penerimaan skramen, pemberian rahmat (hasil penebusan kristus)
dilksanakan oleh gereja dalam suatu perayaan, yang disebut perayaan liturgi, yang
merupaka kebaktian resmi gereja. Maengapa perayaanitu perlu? Karena tiap
perteuan manusia dengan Allah adalah suatu peristia yang besar dan suci. Disitu
trjai pertemuan secara kongkrit dua gerak yang saling mendekt dan bersatu padu.
Gerakn menurun dan grak mengatas turunnya Allah pebantu rahmat dan
mengatasnya manusia mencari Allah. Pada titik itulah terjadi apa yang disebut
manunngaling kawulo ian gusti ( jawa ). Artinya ;’ persatuan manusia dengan Allah
tetapi disini secara Kristen ( bukan Secara Kebatinan).

3. Gereja Suatu Miteri( LG. No. 1-3)


Gereja Kristus sekarang ini menampilkan dirinya dtengah- tengah dunia
dalam suatu orgaisasi yang melebaga, mengikuti mekanise kerja institusi-institusi

25
nasional dan internasionl. Dilihat dari penampilan keluar dengan mata biasa tidak
terdapat sesuatu yang melampaui kekuatan lam, sepintas lalu emua serba bisa.
Paling banter orang luar hanya mengagumi disiplin organiasi yan ketat dan meliat
itu sebagai satu- satunya sumber keberhasilannya, kelebihannya lain tidaj
dilihatnya. Tetapi umat kristen selalu melihatnya secara lebih mendalam. Dengan
kaca mata iman kita eliat sesuatu, orang lain tidak melihatnya. Di dalam gereja kita
percaya adanya uatu kekuatan yng bukan kekuatan manusiawi (kodrati) yang
memungkinkan soal – soal yan tak akan terjawab menjadi terjawab. Antara lain
soal bagaimana orang yang mendengar Geraja yang dapat bertobat menerima
Kristus sebagai juru slamt, percaya akan Tritunggal YME,bersedia dan rela
meninggalkan segala-galanya untuk Kristus ,dll. Maka konsisli Vatikan II
menyatakan Gereja sebagai suatu misteri ,karena di dalam baju manusiwi itu
bekerjalah kristus Sendiri. “ disini” ada Tuhan yang mengerjakan Keselamatan
manusiawi dan duninya dengan cara tak terselami. Oleh karena itu maka umat
Kristiani menyatakan Imanya: “ aku percaya akan Allah”.
Penginjil markus mencoba menjelaskan misteri gerej dengan mengutip kata-
kat Kristus: “begnilah hal kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan
benih ditanah, lalu pada malam har ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan
benih itu mengeluarkan tunas-tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana
terjadinya tidak diketahui oran itu” Mat 4:26-27.

E. GEREJA DAN DUNIA

Bertolak dar emahman baha Gereja adalah sakasme keselamatan bagi dunia,
maka harus dikatakan baha ada hubungan yang unik antar Gereja dan Dunia.
Hubungan yang unik itu yang bagaimana? Sebagai jawaban dari pertanyaan di atas
harus ditekankan tiga hal:
1. Bukan Hubungan Yang Konfrotatif
2. Hubungan Seperti Ragi dan Yang Diragii

26
3. Peraan Gereja Bagi Dunia.

1. Gmbaran lama Gereja dalam dunia, yang hubungannya bersifat konfortatif tidak
dibenarkan. Gambaran yang ada hanyalah berbau platonistisitu tidak sesuai
dengan ajaran injil. Mengikuti jejak platonisme di atas dunia dan Gereja
digabarkan sebagai berikut:
a. Dunia, digambarkan sebagai suatu uangan Sejarah Untuk hari kini dan di
sini.
Dunia merupakan tempat mewujudkan kebahagiaan kecil sekarang yang
bertentangan dengan bahagia kecil. Pertentangan ini diperuncng lagi dengan
mengatakan bahwa duna ini adalah jahat dan oleh karenanya harus di jauhi,
agar janga dikotori olehnya.
b. Gereja, dipandang sebagai ruang post historis bukan untuk mencapai
kebahagian hari sekarang, tetapi untuk hari depan, untuk jaman akhirat.
Orang- arang yang mau mencapai keselamatan kekal harus meninggalkan
dunia ini dan masuk dunia lain yang lokasinya terpisah jauh-jauh dari dunia
yang kongkrit ii, tempat yang menyendiri ini adalah Gereja. Akibatdar
pemikiran di atas adala penghayatan hidup kristiani (menurut injil) harus
dilksanakan di tempat tersendiri Gereja dijadikan semacam suatu pulau yan
jauh dari daratan luas, hingga terlindug dari arus gelombang-gelombang
kedosaan Gereja di tegah dunia merupakan suatu “gubuk” tersendiri yang
berdiri jauh dari masyarakat ramai, dari kenyatan demikian itulah sring
dilontarkan kata-kata pencemoh terhadap Gereja : “gereja asing”, ”gette”
Katolikisme.
2. Gambaran baru tentang duna dan dunia mengikuti jejak konsili vatikanIi,
meninggalkan dualisme yang absolut itu. Diakui bahwa dunia dan gereja
hakekatnya tidak sama saja, tetapi keduanya bukanlah dua hal yang
bertentangan. Berdasarkan informasi injil Gereja an Dunia harus digambarkan

27
sesuai RAGI DAN YANG DIRAGI. Sebagai mana ragi yang diragi dalam proses
kerjanya merupakan suatu realitas, demikian pula Gereja dan Dunia menjadi satu
Realita yang mempunyai dwi demensi ( wajah). Suatu realita, artinya Gereja dan
Dunia dalm proses penyempurnaan meupakan satu ruang karya penyelamatan
dari Allah.
Berwajah Dua, ialah wajah sakral dan belum sakral.
- Wajah sakral : ialah gereja kumpulan orang-orang yang percaya kepad
kristus(dipermndikan), dan yang masih dalam proses penyempurnaan oleh
Roh kudus. Merek yang masih dalam proses penyempurnaan, masih daat
jatuh dan bangun. Yang telah berhasil measuki gereja jaya ( di surga).
- Wajah belum sakral : ialah dunia ini terdiri dari orang-orang yang sempat
menjaab panggilan Allah (ahyu) jadi belum beriman, baik karena belum
mendengar firman tuhan maupun karena belum tersentuh oleh roh Kudus.
Dalam gambaran ii dunia meupakan tempat pendekatan allah yang
menyelamatkan jawabannya terhadap Allah penyelmat yang memangil.
3. Peranan Gereja Bagi Dunia.
Sejauh dunia besrta manusianya masih merupkan kemungkinn yang dapt
menerima rahmat penebusan. Sejauh itu dunia disebut kekeristenen yang implisit
(belum mekar). Gereja sebagi bagian duania dan mnusia yang telah menerima
rahmat penembusan kristus disebut kekeristena yang eksplisit( telah mekar). Maka
Geja sebagi sakrmen(ragi,garam) dunia mengembngkan tugas suci terhadap dunia
menjadi suatu ciptaan yang mirip dengan citra penciptaannya.
Gereja yang ada di dunia sekarang ini merupakan relisasi dari kerajaan
Allah yang belum sepurna realisasinya terhadap perkenbngan menuju kepenuhan-
nya ia mash sempurna “ jaka yang menerapkan ikan yang baik dan yan buruk”.
Apabil proses pengembangan telah sampai pada terminal terakhir Gereja akan
muncul dalam bentuk yang sempurna. Ditinjau dalam perencanaan ilahi harus
ikatkan, bahwa sejarah dunia yang profan tidak lepas terpental dari sejarah

28
penyelamatan (sakral) yng dibuat oleh Allah sendiri. Sejauh profan dtrik masuk
kedalam proses karya penyelamatan umat manusiadisulam dengan benang warna –
warni yang indah permai hasil enembusan Kristus da diberi kreasi ilahi. Dalam
proses ini Gereja Kristus ikut memainkan peranan yang menentukan.

F. GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN


BANGSA ( NASIO)

Pembatasan Masalah :
Dalam bab ini kita akan membahas hubungan Gereja sbagai Umat Allah dan
cita-cita nasional (Nasionalisme). Dalam konteks ini kan dijelaskan , apakah gereja
sebagai umat Allah mepunyai hak hidup di dalam pengakuan suatu Bangsa ( nasio).
Untuk kepentingan di atas perlu di jawab terlebih dahulu pertanyaan
berikut:
- Apa umat llah itu ?
- Apa nasionalisme itu?
- Bagimana Hubungan Allah Dengan Suatu Nasio dan nasionlisme?
1. Gereja umat Allah Baru
Konsili Vatikan II menyebut Gereja Dengab Ungkan tipologis : “ umt
Allah” bahkan “ Umat Allah Baru”
Apa kiranya yang melatarbelakangi penamaan itu? Iplikasi mana yang
hendak ditonjolkan dan diharapkan konsili dengan umat Allah Baru.
a. Dasar Historia
Pada aal mulanya sebutan “umat Allah” hanya dikenakan pada bangsa Israe.
Bangsa ini dipilih Allah menjadi umat-Nya yang istimewa dan dipersiapkan untuk
merintis lahir umat Allah Baru yang akan dibentuk dalam Gereja Kristus. Maka
dapat dikatakan bahwa secara historiGereja kristus Adalah kelanjutan dari umat

29
Allah lama yaitu umat Israel Dan umat kristus, d samping adanyan titik-titik
persamaan.
Perbedaan yang konteks ini perlu ditonjolkan nilai komponen-
komponennya.
- Umat Allah lama ( yahudi)terikat secr ketat pada ras kebangsaan, ialah ras dan
kebangsaan yunani. Orang bukan yahudi dianggap sebagai orang kafip dan
tidak diperkenankan masuk agama bangsa yang terpiih itu.
- Umat Allah baru ( Gereja Kristus) mendobrak batas- batas ras dan kebangsaan,
bersifat universal, dipeuntukkan bagi semua bangsa tanpa pandang bulu, sifat
universal Gereja dewasa sudah menjadi kenyatan yang jelas.
Jadi dilihat dari sudut hitoris terdapat garis besar kesinambungan (konstinuitas)
yang membujur dari umat Allah Lama ke Umat Allah Baru, seperti ddapat pula
antara tunas bangsa dan bunganya sendiri.

b. Corak Antropologis (Manusiawi).


Gereja disebut Umat allah karena Gereja hadir di tengah-tengh manusia,
terdiri dari manusia yang mau mewujudkan inspirasi yang wajar secara nyat dengan
mengikutsertakan Kristus sebagai prosesnya dan polanya. Bersatu dalam Kristus
maka Umat Allah ( baru ) ini memiliki suatu kesanggupan yang khas dan unggul
nsebagai ragi dan garamdunia untuk merubah dan menyempurnakan urat nadi
kebudayaan manusia yang lumpuh terkena dosa dan dengan kekuatan barunya
dimampukan membangun struktur masyarakat yang sehat yang memungkinkan
dibentuknya manusia dalam alam sosio kultural baru. Hidup tertindas di mesir
diganti dengan hidup merdeka dalm kerajaan Daud.
c. Sifat Musafir dalam proes dialetik
Sebagai Umat israel Merupakan Suatu umat yang dalam perjalanan leat
padang pasir menuju tanah terjanji deikian pula Umat Allah Baru. Umat kristen
merupakan suatu bangsa musafir, yang bergerak menerjang tantangan-tantangan

30
yang merintnginya selama di dunia ini menuju “tanah perjanjian” yang Abdi.
Bukan proses yang lurus dan lancar, bukannya tanpa jatuh bangun bukannya bersih
dari duka nestapa jalan yang dilewati Umat Allah Baru Ini. Sejarah perkembangan
Gereja dai Abad Ke abad ditandai pergumulan-pergumulan ke dalam dan ke luar,
disertai peristiwa dan kelemahan dan kemenagan.
Proses analektik sesungguhnya melekat pada hakekat gerej sendiri bukan
tanpa alasan kristus menggabrkan Gereja Sebagai bidang ladang dimana
bertumbuh bersamaan gandum dan lalang. Lagi seumpama jala menangkap ikan
yang baik dan yang buruk. Bukannya untuk mengecilkan hati, tetapi untuk
meneguhkan iman para murid, bahwa Kristus sendiri ikut hadir di sebuah perahu
mengarungi danau bersama mereka, namun pelayaran itu tidak luput dari pasang
surutnya gelombang yang nyaris menenggelamkan walaupun kristus ada di tengah
– tengah mereka.sifat dialektis dari gereja dalam abad ke 20 ini tampak jelas dari
usaha membenahi diri(lewat konsili Vatikan II) dengan mempersatukan nili-nilai
positif dari dalam dan dari luar sebagai sintesa baru agar dapat melayani
kepentingan dunia dalam situasi dan kondisi baru dengan cara yang baru pula.

2. Gereja Dan Nasionalisme.


Gereja berada di tengah bangsa- bangsa. Setiap bangsa memepunyai cita-
cita nasionalnya yang berbedasatu dengan yang lain menurut corak kepribadian
(kebudayaan) nasionalnya masing-masing. Sebai Prinsip Perlu ditegaskan apakah
kehadiran gereja di tengah setiap bangsa dapat menerima kehadiannya.
Adakah kesesuaian antara cita- cita Gereja dan Cita-cita nasional setiap
bangsa?Apakah impilikasi yang terkandun dalam pengertian nasinalisme?
Nasinalisme sebagai suatu aspirasi yang didasarkan atas kesetiaan yang setinggi
mungkin setiap individu dan golongan kepada bangsa dn negar, mengandung
implikasi berikut ini:

31
a. Membina kesatuan dan persatuan dalm ewujudkan pemerintahan ekonomi dan
kebudayaan nsional yang mandiri tanpa campur tangan kekuasan asing.
b. Hak hidup bag setiap individu bangsa dan negara yang bersangkuta. Hak ini
meliputi (1) jus sanguinis atau hk atas pengakuan identitas kebangsaan bagi
keturunannya, (2) jus soli yaitu hak atas tempat tinggl dalam wilayah negaranya.
(3) hak untuk ikut menikmati secara Wajar hasil Nasional yang dihasilkan oleh
usaha bersama ( pembangunan Nasional) bangsa Yang bersangkutan (untuk
Indonesia, lihat UUD 45,27,2).
3. Gereja setempat: Sub-Nasional dan Nasional
Gereja setempat hadir dalam suatu bangsa, terdiri dari putera-putri bangsa
yang bersangkuatan. Pertanyaan yang penting yang perlu dijawab ialah apakah
gereja setempat memepunyai hak hidup ditengah bangsa itu? Perlu perhatian
Khusus bahwa pertanyaan ini tidak berangkat dari ada atau tidak adanya dasar
Hukum atau undang – undang dasar negara yang bersangkutan sebagai dasar
legitimsi kehadiran suatu Agama tidak tetapi lepas dari dasar hukumdan anya
bertolak dan melihat hakekat intristik Gereja itu sendiri ( kita menyadari
sepenuhnya bahwa dalam negara RI , hak hidup untuk agama- agam dijamin UUD
1945, pasal 29).
Jawaban atas pertanyaan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut gereja khatolik
setempat mempunyai hak untuk hadir dan hak untuk diterima setiap bangsa, karena
Gereja katolik adalah Obyektif supranasional, tetapi subyektif nasional.

Penjelasan
a. Gereja Katolik Adlah Objektif Supra- Nasional
“objektif” artinya ditinjau dari materi ajarannya. ‘ supra-nasional artinya
medidapati unsur-unsur yang setingakat denagn cta-cita nasional (misalnya cinta
kepada sesama bangsanya, keadilan dan perikemnusian serta yang lain-lainnya)

32
namun arah tujuannya tidak terhent dalam lingkup cita- cta kenasionalan saja,
melinkan di tasnya.tegasnya kebahagian kekal setiap negara dan setiap bangsa.
Konsekuensinya dari sifat kesupranasionalan di atas bahwa gereja tidak
memihak salah atu atau beberapa bangsa tertentu.misanya Portugis,dll. Gereja
harus berdiri di atas segala bangsa, meskipun geeja diperuntukkan bagi semua
bangsa.
b. Gereja Subyektif Nasional
“Subyektif “ artinya ditinjau dari subyek atau pemeluknya. Daalm konteks ini
“subyetif” harap dibaca bangsa (nasio) atau sebagai bangsa yang memeluk
agama tersebut, dalam hal ini agaa khatolik. Jadi “ gereja subyetif nasional”
artinya: setiap bangsa mempunyai hak sepenuhnya untuk menghayati ajaran
Kristus selaras dengan keperibadian (identitas) bangsa dan kebudayan nasional.
Contoh; Bansa Jerman, Jepang, Indonesia, masing-masing menurut
kebudayaannya. Orang Jawa berhak untuk mengidupi kekristenannya menurut
kebudayaannya.
Konsekuensinya dari prinsip di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1) Gereja misi (gereja yang belum mempunyai otonomi) yang bertugas menenam
Gereja pada suatu bangsa, konkritnya para misionaris asing, memunyai
kewajiban suci untuk menghormati hak-hak nasionalisme,memuuk dan membina
nasionalisme yang sehat bangsa yang bersangkutan. Lebih jauh lagi dalm karya
peartaannya ara misionaris asng ajib menyesuaikan diri (adaptasi ) dengan
kebudayaan bangsa ( suku bangsa )setempat.
2) Gereja lokal (baca Kesukuan: gereja yang telah berotonomi) wajib melangkah
lebih jauh lagi. Ia wajib mengintegrasikan kehidupan kristen dengan
kebudayaan setepat secara bijaksana.
Dalam hal ini gereja tidak lagi berhadapan dengan masalah adaptasi, melainkan
dengan instruktulasi. Dikatakan dengan bijaksana artinya terhadp kebudayaan

33
yang inti morilnya baik Gereja menerima dengan senang hati (misalnya
semangat takwa, suka berdoa, matiraga,dsb) tetapi terhadap kebudayaan yang
intinya (moril) jahat, Gereja tidak mengenal kompromi(misalnya pOligami,
perceraian, korupsi), melainkan menuntut pihak subyek penyerahan total kepad
ajaran Gereja.
3) Akhirnya Umat Kristen setempat, mempunyai hak dan kewajiban untuk mem-
pribumi-kan ajaran Kristus sedemikian rupa, sehingga kekristenanya
mengejeantah dalam suatu Gereja setempat yang bertulang punggung dan
berwajah pribumi, tetapi sekaligus juga mencerminkan sifat universal Gereja
Katolik

G. MODEL-MODEL GEREJA

MODEL
MODEL MODEL
PESEKUTUA MODEL MODEL
LEMBAGA PERMANEN
N MISTIK PEWARIA PELAYANAN
Gereja persaudraan Gereja Gambaran ini Gambaran
digambarkan menjadi perujudan bersumber Pelayanan yang
sebagai keprihatinan kenyataan seseorng melayani dunia
lembaga negara utama. Ilahi dan batin utusan Rja bukan dariluar
. Kehidupan Hubungan antar rahmat. yang melayani dunia
masyarakat pribadi sangat Keprihatinan mewartakan khususnya
politik hampir penting, baik utmanya ada di lapangan dalam
segala ditata hubungn tegak dimana men- umum. memperjuangka
dengan hukum dengan allah n kebebasan
dan kekuasaan maupun keadilan dan
untuk mendatar perdamaian.
menyapaikan dengan se- Terbuka sekali
ajaran kristus, kepada perkra-

34
mengunduskan perkara di luar
dengan rahmat lembaga Gereja
dan atas Sabda yang sendiri.
namanya diartaan dan Gereja tidak
sendiri didengar ingin menjadi
memerintahkan dengan ian penentu
anggota- itulah yng melainkan
anggotanya. membentuk subyek yang
Bentuk lahir gereja. mengamati ap
memegang yang
peranan terlalu Begini rahmat dibutuhkan oleh
penting. bekerja di atas Gambaran ini dunia.
Lembaga bersifat
Gereja . kongregasion
Gereja bersifat al (menekan
Sangat pengakuan batin dinamis statis pentingnya
menekankan yang tidak dalam jemaat)
hirikari, nampak mempersatuka Masing-
berpusat pada membuat Geraja n yang tak masing jemat
kaum kleirik bersifat terbuka. Nampak merupakn
suasananya Dapat menjadi yang sebuah Gereja
yuridis, bersifat mengembnagka nampak Yang lengkp.
triufalis dan n sifat-sifat
individualistis demokratis.

PANDANGAN
PANDANGAN TENTANG
MODEL GEREJA TENTANG GEREJA
AKHIR ZAMAN
YANG BENAR

35
Model Lembaga Kristen meninggalkan warisan Percaya bahwa gereja
ajaran, pelayanan dan sakramen. istilah satu-satunya
Semua ini demi keselamatan manusa yang benar. Bila orang
pada akhir zaman mau diselamatkan,
maka harus masuk ke
dalamnya. Maka
keperihatinan uum
adalah besarnya
jumlah anggota dan
luasnya wilayah.
Gereja harus
menampakkan warisan
para rasul.
Model persekutuan Hubungan manusia dengan kristus Gereja yang benar itu
Mistik yang lain dalah keselamatan, satu, tetapi tidak
dimulai di bumi dan disempurnakan dalam arti lahir.
di surge pada akir zaman. Kebenaran dipandang
sebagi mutu yang ada
di dalam jemaat. Dlam
masing-masing jemaat
terdapat kebenaran
yang selalu masih
terus berkembang
menuju kepenuhan.
PANDANGAN TENTANG AKHIR ZAMAN DAN PANDANGAN TENTANG
GEREJA YANG BENAR MENURUT MASING-MASING MODEL

36
PANDANGAN
MODEL PANDANGAN TENTANG
TENTANG GEREJA
GEREJA AKHIRZAMAN
YANG BENAR
Model sakramen Akhirnya menjadi salah satu ukuran Sebuah jemaat itu
penting hadirnya gereja di dunia. diujudkan kehadiran
Gereja baru berarti bilabenar-benar Kristus sehingga orang
menjadi ungkapan keajaan Allah menerimanya Menjadi
pada akhir zaman itu gereja harus bersatu.
selalu berusaha menjad tanda Setiap jemaat dalam
kenyataan kerajaan Allah pada akhir ukuran tertentu menjadi
zaman. sakrasmen kristus atau
tanda kehadirn kristus.
Model pewarta Bagi gereja ini zaman akhir sudah Yang benar adalah injil.
dekat. Gereja ini membantu untuk Gerej diukur ole h injil
menyingkap diri untuk bagai manapun juga
menyongsong zaman akhir itu keadaan gerja itu.
dengan sabda kepada mereka.

Model pelayanan Gereja ini tidak begitu memberi Pengertian gereja yang
perhatian kepada akhirzaman. benar itu satu, kudus
Keprihatinan utamanyadiletakkan katolik dan apostolik bukan
kepada keterlibatn di dalm dunia semata-mata dilihat
masa kini. sebagai tanda yang nampak
melainkan sebagi

37
kehidupan bersama. Gereja
iu benar bila di dalamnya
dihayati persaudaraan yang
menyatukan itu.
Pesatuan itu kudus karena
merupaka hadiah dari llah
dengan demikian
menyatukan pila mausia
dengan Tuhan. Kesatuan
ini membuat meusia
bekerja sama melanjutkan
apa yang sudah dimulai
oleh tuhan Yesus
yaitumeujudkan kerajaan
Allah

APAKAH YANG MENJADI IKATAN PERSAMAAN SIAPAKAH YANG


TERHITUNG SEBAGAI WARGA GERREJA DAN APAKAH TUJUAN
MENURUT MASING-MASING MODEL
MEREKA YANG
MODEL IKATAN DIANGGAP SEBAGAI
TUJUAN
GEREJA KEBERSAMAN BERSAMA DI DALAM
GEREJA
MODEL Pengakuan ajaran Mereka yang mengakui untuk memeberi hidup
LEMBAGA yang diteima jaranajaran yan sah, kekal kepada
sebagai ajaran menerima sakramendan anggotanya. Oarang
yang sah tunduk kepada gembala luar yang
penerimaan tertentu.pokoknya hanya mengiginkan hidup

38
sakrasmentunduk mereka yang secara nampak kekal harus menjadi
kepada gembala- mengakui ikatan kebesaran anggota terlebih
gembala tertentu. sebagai jaminan persatuan dahulu.
Model Anugerah batin Mereka yang menjadi  Menuntun orang
persekutuan warga gerej tetapi dalam arti untuk berhubungan
misti yang lebih rohani bentuk denag Ilahi
lahir tidak menjd ukuran
multlak meskipun tetap
menjadi harapan utama.
Model  Semua tanda Mereka yang mampu Menguduskan dan
sakramen lahir dapat mengungkapakan dan meningkatkan
menandakan mengahyati iman yang tanggapan manusia ata
rahmat kristus diperole h karena rahmat kristus. Gerej
yng bekerjapada berhubungan gereja. menjadi tanda untuk
orang Kristen itu .
yang
mempercayainya.
 Model Iman sebagi Mereka yang mendengar Mewartakan sabda .
pewarta tnggapan tas injil sabda  an beriman kepada
yang diwartakan, Yesus Tuahan Penebus.
karena peartaan
peristia Yesus 

MEREKA YANG
MODEL IKATAN DIANGGAP SEBAGAI
TUJUAN
GEREJA KEBERSAMAN BERSAMA DI DALAM
GEREJA

39
 Model Kesadaran rasa Bukan hnya mereka yang Bukan semata-mata
pelayanan dan pengalaan menjdi warga resmi atau untuk menambah
saling menjadi sah saja melainkaanjuga anggota melainkan
saudara diantar mereka yang  mendapatkan untuk mmbantu
mereka  yang pelayanan gereja dan semu manusia terutama
menjalankan orang yang berjuang sama dalam mengharapkan
pelayanan kristus untuk melayani dunia. dan mewujudkan
bagi dunia. Kerajaan Allah.

KEKUATAN DAN KELEMAHAN MASING-MASING MODEL

MODEL
K E K UATAN K E LE MAHAN
GEREJA

MODEL menghasilkan dokumen yang Sangat kaku dalam mempertahnkan


LEMBAGA jelas. Dengan meneknkan bentuk gereja yang Nampak.
unsure kesinmbunagn dengan Kutipan KS dipergunakan untuk
perkara-perkara yang asli, maka mengeshkan bentuk gereja yang
mampu menjamin hubunagn sedang dihayati. Penekangan pada
antara masa kini yang tak ketaatan menjadikan KS sebagai
menentu dengan masalampau kitab Hukum. Lamban untuk
yang dihargai secara Agama. perubahan. Tidak membei peluang
Member identitas yang jelas tumbuhnya kreatifitas. Sulit
bagi persekutuan. bekerjasama dengan Gereja-Gereja
Lain.
Model Memiliki dasar Alkitab Hubungan antar gerejalahir dan
persekutuan berdasarkan tradisi katolik yaitu rohani tidak selalu jelas,manakah
mistik rahmat, member peluang pada yang hakiki. Terlalu mengrohanikan

40
prakarsa spontan Gereja yang Nampak. Penekanan
memperkembangkan hubungan pada perasaaan kelompok denga
antar pribadi member kesan tertutup.

MODEL
K E K UATAN K E LE MAHAN
GEREJA

Model Rahmat Allah diakui tidak Tidak memperhatikan dasar-dasar


sakramen hanya pada Greja yang Nampak Alkitabiah. Tterkadang terlalu
saja. memperhatikan bentuk lahir, lupa
Mendorong orang untuk akan kenyataan batinnya.
menjaga nama bik Gereja di Sekrasmentalisme dapat menjadi
masyarakat. Memberi motivasi sempit sehingga tidak member
untuk setia pada Gereja kesempatan untuk karya-karya
sekaligus memberi ruang untuk peartaan di luar gereja sendiri
kritik
Model pewarta Mempunyai dasar alkitab yang Karena terlalu menekankan abda,
berhubungan dengan para nabi kurang akurat didalam karya. Tidak
perjannjian lama dan paulus. begitu memperhatikan
Memberkan identitas bagi kesinambungan. Tidak jelas dimana
gereja setempat, memberi letak kuasa mengajar.
motivasi untuk melekukan Keren terlalu menekan
pengutusan kesaksian,kegiatan kurang
memperkembangkan hidup. diperhatikan.
Rohani yang bercorak yang
dapat memberi arti kepada
kelemahan mausia berani dalam

41
meartakan kristus.
Model Menanggapi kenyataan bahwa Identitas tidk jelas. Tidak begitu
pelayanan Gereja sendiri membutuhkan jelas penekanan bahwa yesus taat
tindakan untuk berpaling keluar kepada Allah dan kepada dunia.
aar tidak mandul agar tidak Pelayanan iitu sebetulnya juga
berpalling keluar karena mandul diperuntukkan bagi orang Kristen
karena terisolasi. dan mencakup pelayanan
Dapat bekearja sama dengan sacramental bukan pelayanan
mereka berusaha untuk kebutuhan duniawi semata bagi
membangun manusia. orang-orang di luar Gereja resmi.

BAGAI MANA HUBUNGAN ANTARA GEREJA MASING-MASING MODEL


DAN SIAPA YANG DIANGGAP SEBAGAI TOKOH JEMAAT

MODEL HUBUNGAN DENGAN


TOKOH JEMAAT
GEREJA GEREJA LAIN

MODEL Lebih banyak menyendiri. Tokoh jemat adalah kaum klerik


LEMBAGA Gereja lain diarahkan dan merupakan anggota terpiih yang
diukur dari dirinya. mempunyai wewenan untuk
Keselamatan manusia pada mengajar, memerintah dan
akhir zaman memberikan sakrasmen.
Para Rasul
Model Merasa baha dirinya dan Tokoh Jemaat adalah petugasdan
persekutuan banyak laina adalah ungkapan penjaga serta pemelihara
mistik lahir gerja Kistus yang satu. tumbuhnya persekutuan. Tahbisn
Bersama jemaat yang lain kurang penting dibandingkan

42
berusaha mengungkapkan dengan karisma. tokoh
secara tepat persatuan telah
dierima dari Allah.
Model Gereja yang lain juga seperti Tokoh jemaat adalah pribadi yang
sakramen dirinya merupakan persekuuan mewujudkan kurban kristus
yang menjadi perujudan dan sehingga Nampak bagi angota
sekramental Gereja kristus jemaat yang merayakan
jemaat-jemaat saling
membutuhkan untuk ewujudkan
rahmat yang telah diterimanya
Model pewarta Gereja model ini dapat Tokoh jemat adalah pewarta.
berhubungan dengan yang Kalaupun dia menjalankan peran
sejauh gereja yang lain itu yang bersifat sacramental itu tk lain
menghormati kitab suci dan adalah perpanjangan pelayanan
mewartakannya. sabda
Model Mempunyai satu cita-cita yang Pejabat Gereja disini lebih terkenal
pelayanan terujud satu Gerekja. Itu dapat sebagai pelayan. Mereka memenuhi
dicapai bila jemaat bersatu kebutuhan Gereja sendiri. Mereka
untuk membantu dunia diminta untuk bersama jemaat
mencapai tujuan kristus membaca tanda zaman membantu
dunia mewujudkan apa yang telah
dimulai oleh kristus yaitu hadinya
kerajaan Allah.

PANDANGAN MENGENAI WAHYU DAN BEBERAPA TOKOH


MASING-MASING MODEL

43
MODEL PANDANGAN MENGENAI
TOKOH - TOKOH
GEREJA WAHYU

MODEL Seperangkat ajaran yang Robertus Belarminus


LEMBAGA diwartakan oleh para rasul
karena mereka telah menerima Paus Leo XIII
yesus sendiri.
Inilah rahmat yang harus Paus Pius XI
disampaikan pada semua orang,
melalui pengajaran,sakramen Paus Pius XII
dan memerintah Gereja
Model Wahyu adalah kemampuan Santo Paulus
persekutuan yang diberikan oleh roh kudus Agustianus
mistik sehingga manusia ampu Thomas Aquinas
melihatnya yaitu tempat untuk Redemacher
membina persaudaraan, Gereja Johann Adam
merupakan pengumpulan Noehler
mereka yang menerima rahmat (Sekolah tubingan)
tersebut Jerome hamer
Dongar
Heribrt Muchler
Model Wahyu adalah hubungan Agustianus
sakramen manusia dengan Allah ini
terjadi secara Nampak dan tidak Thomas Aquinas
Nampak Gereja merupakan
bentuk Eksplisit,tematis dan Scheeben
lahir dari wahyu itu dan
bertugas untuk memelihara dan Henri De lurac

44
merawatnya sampai
disempurnakannya nanti di Karl Rahmer
akhir zaman.
Otto semmerirpth

MODEL PANDANGAN MENGENAI


TOKOH - TOKOH
GEREJA WAHYU

Model pewarta Wahyu adalah sabda Tuhan ini Martin Luther


mewujud dalam tiga bentuk Karl Barth
sabda yang menjelma yaitu Bultmann
yesus Kristus sabda yang Cuilmanhn
tertuulis, yaitu kitab suci sabda Hans kung
yang diartakan yang
berdasarkan pada kitab suci,
Gereja adalahpewarta wahyu itu
Model Kristus sebagai sang maha akhir Teilhar de chardin
pelayanan masuk dalam sejarah dan
menjadi daya yang bergiat yang Dietrich bonkoifer
berkembang untuk menuju
tingkatan kesadaran yang ebih Schillebeekx
tinggi di dalam Kristus segala
penciptaan melangkah ke tanah Metz
akhir menuju tujuan, gereja
kecuali mewartakan Sabda juga Pannenberg

45
bertemu baersama mereka yang
berkehendak baik menafsirkan Moltmann
sejarah di bawah sinar terang
Tuhan

SOAL-SOAL PENDALAMAN GEREJA KRISTUS


1. Apa artinya gereja?
2. Terangkanlah :
a. Gereja itu tubuh mistik kristus
b. Gereja itu sakrasmen keselamatan
c. Gereja itu suatu misteri.
3. Jelaskan gambaran lama tentang hubungan gereja dan dunia!
4. Jelaskan gambaran baru tentang hubungan gereja dan dunia!
5. Jelaskan model-model ereja menuutut Avery dullem

BAB VIII
KERASULAN AWAM

A. SIAPAKAH AWAM ITU?


Dikalangan kau kristen sebagai padanan istilah “leek” (Belanda); laity
( Inggris) berasal dari kata latin : Laicus, Laicatus, Laicus Dan Laicatus diturunkan
dari istilah yang diturunkan dari istilah yunani yang medukan kata “lats” Yang
berarti Umat kata theos yang berarti allah. Jadi sebenrnya “laek” ( Belanda) dan
Laicus” (Latin) yang kita terjemhkan dengan “awam” pada mulanya. Memiliki Arti
yag tepat dan serentak luhur yaitu umat Allah jadi dapatlah kita simpulkan bahwa
awamdimaksukan ebagai anggota gereja dengan ciri khas keduniaan, artinya hidup
di tengah-tengah hal ikhwal kemasyrakatan(dan sejauh itu memepunyai tugas yang
berbeda dengan tugas imam dan biarawan).

46
B. APAKAH KERASULAN ITU?
Untuk memeperdalam pengertian kerasulan, baiklh disini kan dijabarkan
itilah untuk menghantar kepemahaman yang mengdalam mengenai apa itu
kerasulan.
1. Arti kerasulan secara Umum
Secara harafiah kerasulan berarti yang berhubungan dengan rasul. Kegiatan
kerasulan adalah segalah usaha yang secara langsung ditugaskan kepada rasul oleh
krstus. Usaha- usaha itu dapat dirangkum dengan rumus melanjutkan perutusan
yesus Kristus. Kristus Melaksanakan perutusan-Nya tidak hanya dengan kata- kata
dan ajaran lisan. Melainkan kristus hadir di tengah-teah manusia, bergaul dengan
mereka dan melakukan perbuatan-perbuatan baik demi perubahan nasib hidup
jasmani dan rohani manusia. Kristus menampakan cintanya terutama dengan cara
dan teladan hidupnya. Jadi kerasulan adalah usaha semua anggota gereja untuk
menegakkan dan menyebarkan kerajaan kristus di seluruh dunia. Kerajan kristus ini
adalah kerajaan cinta kasih, kerajaan keadilan dan kebenaran. Dia menghadirkan
keselamatan sejati dan paripurna bagi semua manusia.
2. Kerasulan awam
Yang di maksud dengan kerasulan awam adalah kerasulan yang di lakukan
oleh awam. Jadi kerasulan awam bukannya suatu kerasulan yang lain hakekatnya
dengan kerasulan para imam dan biarawan-biarawati. Yang berbeda adalah oelaku
dari kerasulan itu kalau dalam kerasulan awam pelakunya adalah awam yaitu yang
bukan”anggota tahbisan suci dan bukan pula” berstatus biarawan biarawati”. “para
awam memperoleh tugas dan hak atas kerasulan dari persatuan mereka dengan
kristus sebagai kepala. Karena sudah di cangkokkan ke dalam tubuh mistik kristus,
melalui permandian dan di kukuhkan oleh tenaga roh kudus dalam penguatan,
mereke diutus tuhan sendiri atau rasul.
3. Kerasulan awam lebih terinci

47
Untuk melanjutkan tugas perutusan kristus, para awam mengambil bagian
dalam tri tugas kristus yaitu sebagai imam, nabi dan raja. Hal ini dapat di jelaskan
sbb :
- Tugas bagi imam adalah menguduskan orang lain, memulihkan hubungan
manusia dengan tuhan dan mempererat ciptaan dan penciptanya.
- Tugas sebagai Nabi ialah tugas menyampaikan firman dan pesan tuhan,
menyampaikan dan menjelaskan sabda Allah, mengajar tentang kebenaran.
- Tugas sebagai raja meliputi tugas pemimpin, tugas membawa orang lain kepada
tujuan. Tentunya tugas mengudukan, mengjkan dan memimpin itu ibuat aam “
atau’ caranya” awam senantiasa sadar akan batas wewenang martabatnya.

C. TUJUAN-TUJUAN YANG HARUS DICAPAI.


Sesuai dengan doumen konsili vatikanII teptny lam dekrit, tentang
kerasulan aam Bab.II embicrakan tujuan ya sama akan ikejar oleh karya
penembusan Kristus dan kegiatan yang menyelamatkan dari Gereja yang diemban
oleh Awam di lingkungnnya. Dalam dokumen itu menyimpulkan da 3 tujuan yang
harus dicapai dalam karya keraulan awam, yaitu:
1. Meartakan injil dan menyucian umat manusia.
Setiap kerasulan harus bertujun menyadarkan dunia dalam kata dan
perbuatannya, akan kabar gembira Yesus kristus agar manusia memperoleh Rahat
dan penyelamat. Diharapkan orang awam menjadi “ kerabat Kerja di dalam
penyebaran kebenarannya”. Rasul ynag sejati hendaknya memiliki semangat seperti
santo Paulus yang dalam suratnya kepada jemaat di Korintus :” celakalah Jika aku
tidak mewartkan Injil” ( 1 kor 9: 16).
Saat ini kata-kata saja tidak cukuplah kalau tidak mengungkapkan suatu
kehidupan sesuai panggilan kita. Membawa terang kristus ke dunia ini adalah suatu
pelayanan nyata kepada dunia. Seperti yang terdapat dalam Mat 5:16; biarkan

48
terangmu bercaaya di depan orang agar mereka boleh melihat perbuatan-
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah Bapau di Surga.
2. Pembaharuan tata dunia secara kristiani
Segala sesuatu yang menjadi bagian dari tata dunia seperti keluarga,
kebudayaan, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi, politik, negara, lembaga-
lembaga internasional,masing-masing memiliki otonomi hukum dan nilai-nilai.
Allah melihat ciptannya baik adanya( kej 1:31). Semakin banyak orang yang
disemangati injil berkecimpung di dalam kenyataan-kenyataan hidup ini. Lebih
terlibat secara nyata, lebih mampu mengembangkanny dan lebih sadar bahwa
mereka harus mendayagunakan kemampuan-kemampuan sebagai orang kristen,
maka kenyataan melayani kerajaan Allah dalam Yesus Kristus tanpa kehilangan
Nilai Kemanusiaan.
Tata dunia harus diperbaharui sedemikian ruapa sehingga tetap menjaga
keutuhan hukum-hukum dan diselaraskan dengan azas-azas hidup kristiani yang
luhur, mengalami penyesuaina kondisi setempat. Di antara usaha- usaha kerasulan
yan mendapat tempat istimewa ialah kegiatan sosial umat kristiani.
Knsili mengharapkan supaya kegiatan itu juga meliputi bidang duniawi
termaksud kebudayaan.
3. Amal kasih materai kerasulan
Betapa banyak kemungkinan terbuka untuk kaum awam menjalankan
kegiatan sosial karitatif , karya amal bagi orang sakit, miskin, terlantar, tertindas
dan setiap usaha pelayanan kristiani. Jelaslah disini bahwa tugas untuk
menciptakan suasana keadilan selalu mendapat prioritas.
Yang menjadi kesimpulan kita bahwamenjadi seoran aam berarti terpanggil
untuk menghadirkan kerajan Allh. Karena di dalam kebun anggur-Nya ada
pekerjaan bagi setiap orang. Dan perlu diketahui juga baha perlunya bekerja sama
dengan orang yang berkehendak baik dalam krya cinta kasih.

49
D. KERASULAN AWAM ADALAH KERASULAN GEREJA
a. Arti Kaum Awam
Untuk memahami perkembangan pemikiran tentang kerasulan awam, maka
ecar periodik dapat ditinjau dalam dua dimensi historis sehubungan dengan
perkembngan Gereja itu sendiri. Kedua dmensi tersebut dapat diulaskan sebagai
berikut.
a.Dalam Gereja Perdana
Istilah awam dalam gereja perdana mempunyai arti yang penuh arti yang
tinggi. Menurut santo Paulus istilah “Laos” rtinya Allah. Maksudnya buat yang
diperoleh Allah” ( Petrus 2:9:9). Pada mulanya arti Uamat Allah hanya dikenakan
kepada bangsa Yahudi. Tetapi pada zaman para Rasul Gereja terdiri dari orang
Yahudi dan bukan Yahudi yan telah percaya (dipermandikan) kepada Kristus. Yang
paling menonjol ialah, bahwa Umat Allah Gereja Purba, terdiri dari para Rasul dan
Murid-murid lain yang bukan Rasul. Jadi waktu itu belum ada garis pemisah antara
kaum “Kleros” dan bukan” kleros”.
Seluruh umat Allah disebut awam atau “laos”. Maka pada waktu itu
kerasulan gereja adalh kerasulan awam. Dan kerasuln Awam adalah kerasulan
Gereja.

b. Sesudah Zanman Rasuli Hingga Sekarang


Akibat tumbuhnya gereja yang pesat dan tambahnya urusan pelayanan
(diakonia) maka terjadilah garis pembeda yang semakin jelas dalam umat Allah
antara kaum “kleros” (klerika) dan kaum ‘LAOS”. Dengan perkembangan
selanjutnya terbentuk pengertian :awam” dan golongan “awam” yang di beri arti
lain berbeda denag arti semula. Demikian pula di samping muncul kaum kleros
yang mendapat arti dan tugas tersendiri.
4. Kaum Klerisi

50
Kaum klerisi ialah sebagian umat Allah yang berdasarkan tabisan imamat
(imamat jabatan) yang termsuk golongn ini adalah uskup. Imam dan diakon.
Kelompok para imam mecakup dan golongan imam yakni imam proja dan imam
biaraan (imam yang termsuk dalam suatu ordo tau kongregasi kebiaran). Kedua
kelompo tersebut, mepunyai dasar yang sama yaitu tabisan imamat (jabatan)
sedabgkan kaum awam adalah sebgia umat Allah yang tidak mendapat tabisan
imamat jabatan. Mereka hanya mereka hanya mendapat sakramen permandian.
Berkt permadian mereka mendapat imamat umum (bukan imamat jabatan) dari
sang kristus, imam agung. Termasuk kaum am dalam memberikan piminan
bimbinga, juga semua biarawan yang tidak mendapat sakramen imamat. Contohnya
kaum bruder (frater) dan para suster. Memang harus di akui baha para biarawan/I
tersebut merupakan kau awam yang istimewa karena meraka membaktikan diri
sepenuhnya kepada kristus dan gereja.
5. Kerasulan hirarki.
Kerasulan hiarki adalah pelayanan (diakonis) pada gereja dan dunia jenis
pelayanan ini berupa pengembalaan umat Allah. Karya pastoral (pengembalaan) ini
diwujudkan dalam memberikan pimpinan, bimbingan, pembinaan, pengarahan.
Pelayanan yang khas dan yang terpenting ialah pelayanan ekaristi suci yang dapat
dilakukan berdasarkan sakramen tahbisan imamat.
6. Kerasulan awam
Kerasulan awan pelayanan umat Allah yag dilakukan oleh kaum awam atau
orang beriman yang mendapat sakramen imamat jabatan bentuk keraulan
(pelayanan) ini lain dari pada kerasulan hirarki. Meskipun begitu harus di katakan
bahwa dua jenis kerasulan ini tidak dapat merupakan pelayanan lengkap dan
sempurna apabila keduanaya di persatukan satu gereja, satu umat dan satu
pelayanan.
Jadi berdasarkan pernyataan diatas, dapat kita simpulkan bahwa kerasulan awam
adalah bagian integral dari kerasulan gereja atau dengan kata lain, kerasulan awam

51
adalah bagian esensil (hakiki) dari pelayanan gerja yang esa dan sebagian catatan
yang perlu di pahami adalah bahwa pengertian kaum rohaniwan mempunyai isi
lebih luas dari pada pengertian uum biarawan/i termasuk kaum rohaniwan. Kedua
kelompok ini mengutamakan urusan rohani secara khusus dan terbina demi
kepentingan umum.

E. DASAR HAK DAN KERASULAN AWAM.

Kalau orang bertanya manakah dasar yang melandasi hak dan kewajiban
kerasulan awam, sesungguhnya jawabannya telah tersimpul dalam uraian diatas
tetapi supaya jawabannya lebih eksplisit dapat di munculkan dalam pernyataan
berikut :
1. Dasar Teologi
Dasar ini dimksudkan bahwa hak da kewajiban kerasulan awam adaal
berdasarkan perintah langsung dari kristus sendiri. Jadi hak dan kewajiban kaum
awam untuk merasul tidak datang dari hiraki Gereja (uskup atau iman) tetapi
langsung dari Kristus sendiri. Hal ini sebagaimana terungkap dalam sabdanya:
“sebagaimana bapa mengutus aku, demikian pula aku mengutus kau” (Yoh 20:19)
Meskipun dasar hak dan kewajiban kerasulan awam tidak diletakkan oleh
hiraki Gereja,namun pelksanaan hak dan kewajiban tersebut berada di bawah
penerbitan iraki. Hal ini akan dijelaskan tersendiri.

2. Dasar Konkrit: Permandian Dan Krisma.


Peristiwa konkrit, yaitu penerimaan sakrasmen permandian dan krisma,
memberikan langsungung hak dan keajiban untuk meraul kepada baptisan baru. Hal
dan kewajiban tersebut tetapi melekat pada matrai yang tak dapat dihapus yang
tertera dapat tiap jiwa orang kristen.Cap perandian itu tertuding terus bahwa orang

52
kristen telah menyanggupkan diri untuk mengambil alih strategi perutusan kristus
dan tak henti-hentinya mengih setiap orang yan telh di babtis pelaksanaanya.
Jadi sebagai kesimpulan bahwa orang kristen awam memilih hak dan
keajiban merasul bukan dari hariki Gereja, melainkan langsung dari panggilan
kristus sendiri di satu pihak, dan atas dasar kesangupan (permandian dan krisma)
dari si kristen sendiri di lain pihak.

F. PASANG SURUT KERASULAN AWAM


Apabila saudara menjajaki sejarah pertumbuhan dan perkembagan
pelayanan gereja dari abad ke abad hingga zaman dewasa ini, maka saudaraakan
menjumpai masa-masa yang ditandai pasang surut kerasulan awam. Gelombang
turun naik ini tidk dapat dipisahkan dari munculnya sebagai tubuh mistik Kristus
yang Esa. Tafsiran yang kadang positif, kadang negatif mengenai tempat dan tugas
kaum awam terhadap hirarki mengakibatkan unculanya kerasulan awam yang
positif dan negatif tahab turun naiknya kerasulan awam dapat digambarkan sebagi
berikut:

1. Masa gereja purba ( abad 1)


Semasa Gereja awali kerasulan aam bertumbuh positif, dan patut dikagumi
dicontoh. Seperti halnya sudah dikatakan dimuka, maa itu kerasulan awam sama
dengan kerasulan uat Allah, diman belum terdapat perbedaan antara pelayan-
pelayan gereja. Seluruh umat adalah” laos” (dalam arti yang penuh).
2. Mulai abd ke-2 dan ke-3
Demi pelayanan yang teratur,terbina dan terarah, maka berkembanglah dua
jenis pelayandalam gereja yng sedemikian membesar, Ialah pelyanan hiraki di satu
pihakdan pelayanan awam atau “laos” dalam arti sempit di lain pihak. Ini terjadi
mulai abad ke-2. Sejak abad ke-3 pelayanan hiraki berkembang semakin kuat dan

53
semakin baik berhubungan dengan tenaga-tenag baru, yaitu kaum biarawan yang
membaktikan hidupnya secar khusus untuk kepentingan ereja dan Oleh karenanya
ditarik oleh hiraki untuk menunjang dan megembangkan karya pelayanan Gerejani
dlam bidang katekese,liturgi, dan rastoral. Dalam pengetahuan, peraktek dan
sarana-sarana bag pelyanan kaum rohaniaan jauh lebih maju dai pada kaum aam,
berkat pendidikan yang diusahakan terus-menerus oleh serikat-serikat kebiaraan
yang bersangkutan. Taa sengaja dengan kenyatan di atas kegiatan kerasulan awam
menajdi kendor. Kekendoran tersebut mennggkat pada abad 17 dimana kegiatan
misi di seluruh dunia ditur oleh kongrengsi penyebaran iman(proaganda fide, tahun
1622).
Hal ini membawa akibat yang lebih tidak menguntunggkan bagi kerasulan awam.
Seluruh kerasulan geeja tealih kepada lembaga kerasulan klerici bersama serikat
dan kongrengsi-kongrengsi misi. Kaum awan menjadi pasif (tertidur), kehilngan
rasa tnggng jawabnya atas tugas-tugas kerasulan yang menjadi bagiannya.
3. Kebangkitan kaum awam.
Walaupun pada awalnya abad ii tedapat juga kegiatan kerasulan awam
secara individual, namun pada umumnya telah terbentuk suatu yang salah bahwa
kerasulan, semat-mata mmerupakan hirarkis, terutama para uskup dan iman sert
biarawan/i. gambaran konkrit pada umumnya: kaum aam bersikap pasif,
melepaskan diri dari tanggung jawab. Para paus pda masa itu mencoba
membangkitkan rasul awam tahab demi tahab dari situasi pasif itu.
- Kerasulan awam sebagai kesatuan kerasulan hirarki. Paus XI (1922-1930)
mengajak kaum awam ambil bagian dalam kerasulan hiraki sebagi bagian
pembantu kerasulan hirarki.
- Kerasulan awam sebagai pekerjasama dengan kerasulan hirarki Pius XII(1939-
1958) mencoba memberiakan kegairahan yang lebih tinggi dengan meningktkan
kerasulan awam sebagai pekerjasama dengan kerasulan hirarki.

54
- Kerasulan awam sebagai tugas seluruh Gereja. Akhir konsili Vatikan II
mendudukn kerasuln awam sebgai tugas pelayanan Gereja. Hal ini membawa
konsekueasi , bahwa tugas itu harus dilakukan segenap umat Allah. Dengan
catatan bahwa dalam tubuh Gereja ada aneka Organ dengan cara kerja yang
berlainan. ( Dekrit keras A.W. no.2 ). Jadi kaum awam ikut memikul tanggung
jawab penuh dalam tugas Gereja untuk keselamatan semua Manusia (LG no, 33).

G. BIDANG KERASULAN AWAN


Bertolak dari prinsip dasariah bahwa kerasulan adalah tugas seluruh Gereja
(umat Allah) maka kesimpulannya harus diterima pula, bahwa bidang kompetensi
kerasulan awam meliputi kompetensi seluruh Gereja. Bidang ini adalah bidang
Rohani(primer) dan bidang jasmaniah(dunia) Sekunder. Bidang rohani bukan
semata-mata mau memonopoli dari hiraki (klerici), sebab kalau demikian gereja
akan Berajah Klerikal dn bukan Wajah Umat Allah. Semua ikut bertanggung jawab
atas pelayanan gereja ke dalam dan keluar. Maka kaum awam mempunyai hak dan
kewajiban berfungsi baiknya gereja sebagai sakramen penyelamatan dunia. Kaum
awam bukan saja objek (penerima) dari sakrasmen (rahmat) dan firman Allah,
tetapi subyek, yaitu pemberi yang aktif dan bertanggung jawab. Bidang – bidang
kerasulan awam tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bidang Rohani
Sebagai subyek dalam seluruh pelayanan Gereja awam mempunyai hak
dan kewajiban dalam seluruh bidang diakonia yang bersifat rohania (dengan
cara sendiri).
a. Dalam pelyanan sabda (pewartaan ) kaum aam bukan saja pendengar,
melainkan juga pengajar. Kompentensi mereka ii harus kelihatan konkrit
dalam kegiatan ketekese, kotbah dan lain-lain. Lebih-lebih di daerah misi
pewujudan dari kompetensi ini mendapat kesempatan yang amat baik.

55
Dengan ini tidak berarti bahwa tugas hirarki menjadi kurang, tetapi
dilengkapi dan disempurnakan.
b. Dalam pelayanan sekrasmen-sekrasmen perayaanliturgi disediakan bagian-
bagian yang menjadi kompetensi kaum awam. Dalam masalah pembaharuan
liturgi kaum awwam mempunyai hak dan kewajiban atas keberhasilan di
tempat msing-masing (kons. Lit. 29; LG. 34). Dalam penyampaian akrasmen-
sakrasmen kaum awam mempunyai perenan yang penting (AC6).
c. Dalam Pelayanan Bimbingan
Dalam uraian mengenai Gereja yang bertanggung jawab telah dibahas
beberapa aspek dari pihak dan kewajiban kaum awam dalam pengembalaan/
mengambil umat dapat dikongkritkan lagi:
1) Duduk dalam dewan pastoral. Disitu kaum awan ikut serta dalam
menggambil/menentukan Bagian dalam menentukan keputusan-
keputusan yang berkenaan dengan karya pastoral Gereja.
2) Membemntuk kelompok-kelomok basis sebagai basis (wadah)
pengembangan umat setempat( paroki,Kring, bagio maria, dll)
3) Memimpin upacara liturgi di mana imam tidak sempat hadir, misalnya
ibadat sabda, doa kring dll.

2. Bidang Jasmani (Duniawi)


Sebagai manusiawi berdiri atas dua kaki menyentuh bumi demikian pula
tubuh mistik kristus (gereja) ada di dunia dengan dua kekuatnnya; kaum aan dan
kaum hirrki. Namun melihat bakat – bakat dan situasinya dalam hal melayani
kebutuhan jasmani (duniawi) ternyata kaum awan memiliki kemampuan dan
keterampilan lebih memungkinkan daripada kaum hirarki ( klerical), maka
Konsili Vatikan II, melalui Konstitusi Gaudium et Spes (Gereja di dalam dunia
modren) Dekrit Kerasulan Awam dan Dokumen-dokumen lainnya.
Menginginkan supaya Gereja menyucikan dunia terutama lewat kaum awan.

56
Jenis-jenis dan sektor-sektor kehidupan atau bidang-bidang yang perlu digarami
oleh Kaum Awan, antara lain :
a. Sosio budaya
b. Hidup keluarga
c. Pendidikan
d. Sosio ekonomi
e. Sosio politik
f. Hukum
g. Pariwisata, dll.
Kaum awan hidup dan bekerja di tengah-tengahdunia secara lebih nyata.
Mereka ditempatkan oleh tuha ssebagai orang kristen, supaya mereka menjadi
ragi mengkristenkan dunia, menyempurnkan semua lapangan kehidupan dan
pekerjaan manusia. Kaum awan hendknya menjadi garam “garam dunia” lebih-
lebihditempat-tepat yang tidak dapat dikunjungi oleh para imam (LG.33).
3. Bentuk-bentuk kerasulan
Setelah melihat bidang-bidang yang dihadapi, kini dapat dipertanyakan
sebagai berikut: “Dengan cara bagaimana kaum awam melaksanakan semua
itu?” Pertanyaan ini menyangkut cara atau bentuk-bentuk kerasulan.
Menentukan cara atau bentuk berkaiatan erat dengan hasil yang hendak dicapai,
hasil minimal ataukah hasi maksimal. Untuk itu konsili menunjukkan dua cara
(bentuk) kerasulan secara pribadi dan organisasi.
a. Kerasulan secara pribadi
Bentuk keasulan ini juga disebut kesaksian pribadi. Setiap orang
kristen adalah terang dunia, dan sekaiiligus garam dunia. Kerasulan macam
ini harus selalu dapat dilaksanakan di tempat manapun dan terhadap
siappun, dan tak dapat diganti dengan kerasulan terorganisir. Kesaksian ini
menyangkut seluruh kehidupan seseorang, misalnya sebagai kepala
keluarga, sebagai pegawai negeri, sebagai cendikiawan atau seniman

57
selanjutnya. Orang kristen yang hidup sesuai dengan tuntutan imannya
otomatis adalah seorang saksi kristus yang baik.
b. Kerasulan dalam bentuk organisasi
Dalam tubuh Gereja dan banyak anggota mereka ini hendaknya
tidak terlepas satu sama lain dengan kata lain, perlu dibentuk organisasi-
organisasi atau perkumpulan-perkumpulan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing. Misalnya: Legio Maria SSV, Kumpulan Muda-mudi,
Kongregasi-kongregasi atau Tarekat-tarekat kebiaraan untuk kerasulan
gereja, asosiasi – asosiasi kerohanian dan kerasulan lainnya.
Hal berikut ini perlu diperhatikan:
- Organisasi itu sendiri tidak boleh menjadi Tujuan tetapi hanya sekedar
sarana, mengembangkan Gereja.
- Setiap organisasi harus menjauhkan diri dari setiap persaingan yang tidak
sehat (destruktif) (D.K.A. 23) saling bekerja sama dalam semangat iman
dan cinta kasih.
- Konsili memberikan penghargaan dan pujian yang tinggi kepada orang-
orang awam, yang menyerahkan seluruh tenaga dan waktunya untuk
karya kerasulan ( D.K.A. 22)
H. HUBUNGAN KERASULAN AWAN DENGAN HIRARKI
Masalah yang perlu dijelaskan ialah berkisar sekitar pertibangan-
pertimbnagn ini:
 Disatu pihak, kaum awam yang dewasa memikul tnggung jawab tas karya
kerasulannya pada bidang-bidang yang menjadi bagiannya.
 Dilain pihak, kaum hirarki memikul tanggung jawab atas karya
pengembalaannya, atas semua domba-dombanya.
Demi jelasnya kedudukan duta data (pertimbangan ) di atas dan demi
tepatnya jawaban yang harus diberikan; hendaknya masalah yang sama itu
ditempatkan pada satu pola pemahaman tentang Gereja dari paulus, Yakni:

58
- Gereja adalah tubuh kristus ( Ef 4:12)
- Ada banyak anggota tetapi satu tubuh ( 1 kor 12, 12-30)
- Kesatuan umat dan karunia yang berbeda-beda ( Kf 4:7-16)
Mengenai masaalh ini Vatikan II menegaskan bahwa para rohaniawan dan
para awan bersama-sama melaksanaka satu karya pelayanan atas nama gereja yang
Esa. Hal ini seperti ditegaskan dalam (LG. 37; Dkr. Keras 25). Maka mereka harus
saling bekerja sama (dekr. Keras A.WW. 26)
Dari tinjauan faktor-faktor pertimbangan di atas maka konsekuensi logisnya
adalah sebagai berikut:
1. Kum rohanian dan kaum awam bersama-sama mengembangkan tugas pelyanan
Gereja yang sama, namun dengan cara yang berbeda-beda.
2. Para rohaniawan dan para awam harus saling memantu dengan doa, nasehat dan
usaha dan hormat menghormati
3. Setiap organisasi awam sebagai bentuk kerasulan yang memakai predikat
”ktolik” harus mendapat persetujuan pimpinan gereja setempat (uskup). Ini
semua demi integritas diakonia gereja.
4. Mendirikan suatu organisasikerasulan dengan’ penerimaan” tahan awam dluar
hirarki gereja yang satu ( dan harmonis, tidak seuai dengan semangat injil), oleh
karena itu tidak dapat dibenarkan.
5. Kaum awam mempunyai hak untuk bertindak atas nama sendiri dalam bidang
profan saja. Misalnya bidang pertanian perdagangan, keilmuan dan kesehatan
dan lain sebagainya. Jik kegiatan terebut dijadikan bentuk kerasulan awam,
maka segi moralnya ada dibawah tanggung jawab hirarki Gereja.

EVALUASI - PENDALAMAN MATERI KERASULAN AWAM


1. Siap kaum awam itu?Apa itu kerasulan awam?
2. Jelaskan tentang spritual kaum awam?
3. Jelaskan bidang-bidang kerasulan kaum awam?

59
4. Jelasan bagimanakah hubungan semestinya kerasulan awam dengan hiraki
Gereja?

60

Anda mungkin juga menyukai