Anda di halaman 1dari 14

ALLAH TRITUNGGAL

Di susun oleh:
1 Aida Gastao
2 Jenita p. Luan
3 Hendrika seko
4 Oktovianus I. Seran
5 Alfito M Asa
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus


karena atas berkatnya kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang diberikan oleh Bapa guru Beni .
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan
dari berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada orang – orang yang telah
membantu kami, dukungan, dan kepercayaan yang begitu besar.
DAFTAR ISI

Kata pengantar.............................................................................i
Daftar isi.........................................................................................ii
Bab 1 pendahuluan........................................................................1
1.1 Latar belakang.......................................................................1
1.2 Rumusan masalah.................................................................2
1.3 Tujuan penulisan...................................................................2
1.4 Sistematika penulisan............................................................2
Bab 2 isi..........................................................................................
2.1 pengalaman akan Allah Tritunggal
2.2 Berbagai tangapaan terhadap ajaran Allah Tritunggal
2.3 Ajaran Allah Tritunggal menurut kitab suci
2.4 Mewujudkan imam akan Allah Tritunggal dalam kehidupan
sehari- hari
Bab 3 penutup
3.1 kesimpulan
3.2 saran

Daftar pustaka
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Memahami Allah harus dimulai dari kesadaran bahwa


Allah tak terbatas, melampaui akal manusia Memahami Allah
harus dimulai dari kesadaran bahwa Allah tak terbatas,
melampaui akal manusia yang sangat terbatas. Jadi,
bagaimana mungkin manusia bisa mempelajari dan
“mengurung” Allahyang tidak terbatas di dalam akalnya yang
terbatas. Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa kita tidak
bisa menjelaskan siapa Allah. Kita dapat mengenal Allah
sebatas DIA menyatakan diri-Nya kepada manusia di dalam
Firman Allah (Alkitab).Kemudian harus diingat bahwa ketika
berbicara tentang Allah, kita berbicara mengenai hakikat
Allah yang Roh adanya (Yoh 4:24), bukan materi; tidak
terbatas pada ruang dan waktu (Mazmur 93:2), dan tentu
tidak seperti kita, manusia yang bersifat materi (Mazmur 90:
4-6). Untuk memahami dan mengenali pribadi Allah sendiri
tidaklah mudah bagi kita semua umat-Nya. Allah itu Agung
dan Maha Besar, kita tak dapat memahami-Nya secara
langsung.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan
masalah dalam pembahasan makalah ini antara lain
1 Apa yang di maksud dengan Allah Tritunggal ?
2 Apa- apa saja ajaran Allah Tritungaal menurut alkitab?

1.3 Tujuan penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk
mengetahui tentang Allah Tritunggal.

1.4 sistematika penulisan


Pada bagian ini kita akan uraikan secara besar
sistematika penulisan berupa uraian dari riap- tiap bab
pembahasan. Adapun garis besar dari setiap pembahasan
antara lain:
 Bab 1 , dalam bab ini di uraikan suatu pendahuluan
yang meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan dan sistematika penulisan
 Bab 2 , dalam bab ini di uraikan suatu isi yang berkaitan
dengan pengalaman akan Allah Tritunggal, tangapaan
terhadapan ajaran Allah Tritunggal, ajaran Allah
Tritunggal menurut kitab suci dan cara mewujudkan
imam akan Allah Tritunggal dalam kehidupan sehari- hari
 Bab 3 , dalam bab ini di uraikan penutup makalah yang
meliputi kesimpulan dan saran

BAB 2 ISI

2.1 pengalaman akan Allah Tritunggal


Ketika masih anak-anak, saya menyadari bahwa
rumusan Katolik mengenai iman kepada Allah yang Esa
sedikit berbeda dengan mainstream yang ada. Dalam
ungkapan lain, sering kali dikatakan bahwa rumusan Allah
Tritunggal merupakan rumusan monoteis yang rumit. Saya
katakan rumit karena rumusan itu begitu sulit untuk bisa saya
pahami sebagai seorang anak-anak. Namun, hal itu juga
menyadarkan saya bahwa untuk memahaminya, saya mesti
bersabar dan berjalan tertatih menempuh cara bernalar yang
tidak biasa. Semua ini sungguh menantang iman dan
menggugah nalar. Untuk sampai pada pemahaman akan Allah
Tritunggal, orang ditantang menggunakan seluruh dimensi
hidup manusia, yakni intuisi, nalar, dan imajinasi. Ia harus
mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering kali
rumit mengenai Tuhan.Oleh karena itu, rumusan Allah
Tritunggal bukanlah jawaban atas pertanyaan “siapakah
Allah”, melainkan jawaban atas pertanyaan “siapakah
manusia”. Manusia adalah makhluk yang lemah dan berdosa,
tetapi dicintai Allah sepenuhnya. Trinitas bukanlah jawaban
atas pertanyaan “berapa Allah”, tetapi jawaban atas
pertanyaan “bagaimana Allah”. Trinitas adalah penegasan
akan cinta Allah yang tidak pernah meninggalkan manusia
dalam suka dukanya. Terlebih dalam duka, Allah menjadi
sahabat manusia dalam diri Yesus yang disalib. Allah tidak
pernah menghukum manusia dengan pencobaan dan
penderitaan.Demikianlah, dalam usaha untuk mengenal
Allah, manusia selalu ada dalam ketegangan antara Dia yang
kita mengerti dan Dia yang kita alami, antara Tuhan yang kita
mengerti dengan nalar dan Tuhan yang kita kenali dengan
hati, antara Tuhan yang personal dan Tuhan yang impersonal,
serta antara Tuhan yang ditemui dalam diri sesama dan
Tuhan yang dijumpai dalam keheningan samadi.Seluruh isi
Kitab Suci, seperti bacaan-bacaan pada hari Minggu ini,
menceritakan tentang dinamika pengenalan manusia akan
Tuhan. Deus Semper Maior: Tuhan lebih besar dari apa yang
dapat aku gambarkan mengenai-Nya

2.2 Tanggapan terhadap Allah Tritunggal


Tak sedikit orang Katolik memahami doktrin Tritunggal
Mahakudus dalam pengertian “Allah nan tiga, terdiri dari
Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus.” Kenyataannya,
doktrin Tritunggal sama sekali tidak bicara tentang eksistensi
tiga Allah, melainkan tentang esensi Allah yang tampil dalam
tiga Pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Doktrin Allah Tritunggal tak terpisahkan dalam karya
keselamatan. Maksudnya, karya keselamatan adalah karya
Allah Tritunggal, yang dalam pelaksanaannya pribadi
Bapa,Anak, dan Roh Kudus berbeda peran: ”Sebab itu
ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa
Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di
bawah, tidak ada yang lain.” (Ul 4:39)

2.3 Ajaran Allah Tritunggal menurut kitab suci

Dalam kitab suci, Allah Tritunggal Mahakudus


itu dimaknai pada karya keselamatan Allah yaitu:
[1] Bapa yang memprakarsai penciptaan dan
penebusan (Mat 6:26 bdk Mat 30,32, Yoh.1:18,
6:46, Rm 1:7). Oleh firman Tuhan langit telah
dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala
tentaranya. Sebab Dia berfirman, maka semuanya
jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.”
(Mzm 33:6,9).
[2] Anak yang menebus ciptaan (Yoh 20:28,
Flp 2:5-11; Ibr 1:2,8; Luk.12:8-9; 15:10, Mat13:41;
Mat 12:28, 19:14, 24, 21:31,43, Mrk13:20),
mengampuni dosa (Mrk 2:8-10), menghakimi
dunia (Mat.25:31) dan berkuasa atas dunia (Mat
24:30, Markus 14:62). Tentang peran-Nya ini,
Yesus menegaskan, "Kepada-Ku telah diberikan
segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:18-20).
[3] Roh Kudus yang membaharui dan
menguduskan (1 Kor.6:19-20; Yoh.16:8-11, 3:18;
Mat 28:19; 2Kor 13:14, 1Pet 1:2). Yesus
menegaskan tentang peran Roh Kudus kepada
para murid yang diutus-Nya, “…Dan ketahuilah,
Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada
akhir zaman.” (Mat 28: 20)
Jadi, kitab suci bukan mau menguraikan
pertama-tama siapa atau apa Tritunggal
Mahakudus itu. Sebab, manusia yang percaya
tidak akan mampu memberikan penjelasan misteri
penyelamatan Allah. Sebab, manusia mahkluk
yang terbatas.
Kitab Suci mau mengajak orang beriman untuk
menghayati bahwa Allah telah menyelamatkan
umatNya dari dahulu sampai sekarang. Doktrin
Tritunggal Mahakudus menegaskan akan
keterbatasan manusia dalam memahami Allah
yang adalah esa sekaligus tiga pribadi. Doktrin ini
bertujuan untuk meneguhkan kesatuan Allah di d
alam tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Sebaliknya, doktrin ini bukan merupakan suatu
kontradiksi tentang Allah memiliki satu esensi dan
tiga pribadi. Kitab Suci menegaskan tentang
keesaan Allah dan keilahian Bapa, Anak, dan Roh
Kudus; dan ketiga pribadi ini dibedakan melalui
karya yang dilakukan oleh Bapa, Anak, dan Roh
Kudus.

2.4 Mewujudkan imam akan Allah Tritunggal


dalam kehidupan sehari- hari

Pertama, kita menyatakan iman kepada Allah


Trinitas secara khusus ketika membuat Tanda Salib.
Kedua, ketika kita mendaraskan Kredo (Aku
percaya) dan mendoakan doa doksologi atau doa
Kemuliaan: “Kemuliaan kepada Bapa, Putra dan Roh
Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan
sepanjang segala abad.” Juga, pada Perayaan Allah
Trinitas/Allah Tritunggal Mahakudus jatuh pada hari
Minggu pertama setelah Pentakosta.
Ketiga, ketika kita menerima sakramen-sakramen
Gereja, yang disampaikan kepada kita dalam nama Allah
Trinitas. Secara khusus, dengan menerima Ekaristi
dalam Komuni Kudus, kita disatukan dengan Kristus,
dan melalui Kristus, kita dipersatukan dengan Bapa dan
Roh Kudus. Sikap batin yang baik pada saat menerima
Komuni Kudus ini, adalah pernyataan iman kepada
Allah.
Keempat, kita dapat pula mewujudkan iman akan
Allah Trinitas dalam perbuatan sehari-hari yaitu dengan
menjaga kekudusan sesuai dengan panggilan hidup kita

BABA III PENUTUP

3.1 kesimpulan
BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan
bahwa, Ke-Tritumggal atau Allah Tritunggal itu
merupakan tiga pribadi yangmemiliki satu
kesatuan dan sehakekat tanpa ada perbedaan.
Sangat ditekankan bahwa Allah memiliki suatu
kuasa dalam pribadi-Nya Allah Tritunggal
merupakan konsep yang paling hakiki dari Allah
sendiri.Dengan adanya Tritunggal Allah dapat
menunjukkan kasih dan relasi-Nya yang unik. Allah
bukan dipisah-pisah menjadi 3 bagian yang
berbeda, namun Allah tetap satu adanya atau Esa.
Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh kudus
merupakan Satu Allah dalam esensi masing-
masing. Allah Bapa di identikan dengan Allah
pencipta Langit dan Bumi, Allah Anak diidentikan
dengan AllahPenyelamat Umat Percaya, dan Allah
Roh Kudus diidentikan dengan Allah Penghibur
Umat
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai